S untuk mendapatkan pelayanan kebidanan komprehensif mulai dari kehamilan, nifas, bayi baru lahir, nifas, pelayanan neonatal dan keluarga berencana, maka diangkatlah kasus ini dengan judul “Pelayanan kebidanan komprehensif pada Ny. S di wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari pada masa kehamilan, nifas. , pelayanan bayi baru lahir, nifas, neonatus dan kontrasepsi sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.Penulis mampu memberikan pelayanan obstetrik secara komprehensif mulai dari kehamilan, masa bersalin, bayi baru lahir, masa nifas, masa neonatal dan pemilihan alat kontrasepsi kepada Ny.
Klien mendapatkan pengetahuan dan pelayanan yang komprehensif mulai dari kehamilan, kelahiran, bayi baru lahir, nifas, bayi baru lahir hingga pelayanan kontrasepsi sesuai standar pelayanan kebidanan. S” di wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari mulai dari kehamilan, kelahiran, bayi baru lahir, setelah melahirkan, bayi baru lahir, hingga pelaksanaan pelayanan kontrasepsi pada periode Maret-Mei 2016.
TINJAUAN PUSTAKA
Selama hamil ibu rajin memeriksakan kehamilannya 4x ke puskesmas dan 3x ke dokter spesialis kandungan, ibu mendapat konseling kehamilan, pola istirahat dan perencanaan persalinan, ibu mendapat terapi vitamin B kompleks, kalsium dan SF. Anjurkan ibu untuk menambah vitamin yang diberikan nenek dengan dosis 1x1 tablet dan anjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan dengan pola makan seimbang, seperti: sayuran hijau, ikan, tahu, tempe, daging dan hati ayam. Pemberian KIE mengenai deteksi dini tanda-tanda bahaya pada ibu hamil, tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan bagi ibu dan bayi c.
Anjurkan ibu untuk melengkapi vitamin yang diberikan bidan dengan dosis 1x1 tablet dan anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang seperti : sayuran hijau, ikan, tahu, tempe, daging dan hati ayam. Tanyakan apakah obat yang diberikan diminum secara teratur, tanyakan pada ibu mengenai kondisinya dan apakah ia merasakan janin bergerak saat ini. Kemudian melakukan pemeriksaan fisik pada ibu berupa keadaan umum, tanda vital, perhitungan usia kehamilan, pemeriksaan mata, palpasi Leopold I-IV dan abdomennya, auskultasi DJJ dan palpasi serta perkusi anggota badan, pemeriksaan dalam dan penunjang. ujian.
Pengumpulan data objektif yaitu pelaksanaan pemeriksaan pada ibu yang meliputi penilaian TTV ibu, BB ibu, dan pemeriksaan fisik ibu. Pertambahan berat badan normal pada ibu hamil didasarkan pada massa tubuh (BMI), dimana metode ini menentukan pertambahan berat badan (BB) yang optimal selama hamil. Pengetahuan merupakan hasil “mengetahui” dan terjadi setelah manusia merasakan suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2005). Ibu dan keluarga tidak memahami hal ini. Pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan. a) Riwayat identitas perempuan dan laki-laki: nama, umur, agama, suku/kebangsaan, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
Diukur saat pertama kali datang Ibu hamil yang tinggi badannya kurang dari 145 cm, terutama pada kehamilan pertama, tergolong berisiko tinggi yaitu kekhawatiran panggul ibu akan menyempit (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009). . Pemeriksaan dan pemantauan Hb pada ibu hamil dilakukan minimal dua kali selama masa kehamilan, yaitu pada trimester pertama dan ketiga (Saifuddin, 2007). Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya adalah adanya beban berat pada perut sehingga mengakibatkan perubahan postur tubuh, tidak jarang ibu mengalami kelelahan, sehingga istirahat dan tidur sangat penting bagi ibu hamil.
Posisi tidur ibu hamil yang dianjurkan adalah miring ke kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan agak ditekuk dan ditopang dengan bantal, serta untuk mengurangi nyeri perut, angkat bantal pada perut bagian bawah sebelah kiri (Ari Sulistyawati, 2011 Menurut Menurut Saifuddin (2009), peran penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin, dalam hal ini proses persalinan tergantung pada keterampilan atau ketrampilan serta kemauan penolong dalam menghadapi persalinan. Proses. Berbagai insentif dapat diberikan kepada ibu jika mengalami kesulitan dalam menghilangkannya, seperti
Pada saat kelahiran, banyak perubahan dramatis yang terjadi pada tubuh bayi, mulai dari ketergantungan hingga kemandirian dari ibu.
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian studi kasus ini, subjek yang diteliti berkisar antara ibu hamil trimester III dengan atau tanpa faktor risiko, ibu bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas, neonatus, dan calon pengguna kontrasepsi. Subyek penelitian yang akan dibahas dalam LTA ini adalah ibu hamil G1P00000 dengan usia kehamilan 32 – 33 minggu yang mendapat pelayanan mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus hingga pelayanan calon pengguna kontrasepsi. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam proposal ini sesuai dengan metode yang digunakan dalam penelitian deskriptif menurut (Arikunto, 2003), yaitu mengumpulkan informasi mengenai status gejala, melakukan penelitian langsung pada objek penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan dengan cara melakukan penelitian di lapangan (field study). .
Metode observasi adalah kegiatan mengamati secara langsung suatu obyek tanpa campur tangan perantara untuk mengamati secara dekat kegiatan yang dilakukan oleh suatu obyek tertentu (Kriyantono, 2008). Pemeriksa mengamati secara langsung keadaan klien yang dirawat atau mengamati tingkah laku dan kebiasaan klien yang berkaitan dengan pelayanan yang diberikan. Menurut Berger dalam Kriyantono (2008), wawancara adalah percakapan antara peneliti, seseorang yang berharap memperoleh informasi, dan informan, seseorang yang diyakini mempunyai informasi penting tentang suatu objek.
Peneliti melakukan pemeriksaan meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi untuk memperoleh data yang berhubungan dengan kasus yang ditangani. Peneliti menggunakan dokumentasi terkait judul LTA ini seperti: catatan klien berupa buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), literatur dan lain sebagainya. Menurut Sugiyono (2004), Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau mengilustrasikan data yang telah dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan umum atau generalisasi.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menjadikan data penelitian menjadi informasi yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan dengan menggunakan manajemen kebidanan Varney yang didokumentasikan dalam bentuk SOAP. Artinya sebelum melakukan perawatan, peneliti terlebih dahulu harus menjelaskan secara lengkap dan sejujurnya tindakan yang akan dilakukan serta tujuan tindakan tersebut. Jadi, apapun keputusan klien harus diterima dan dihormati oleh peneliti. setelah klien menyetujuinya, harus disediakan formulir persetujuan yang ditandatangani oleh klien sebagai bukti bahwa klien bersedia dengan sadar dan tanpa kewajiban menjadi subjek penelitian. Penyedia layanan harus menjaga kerahasiaan subjek perawatan. Prinsip ini menekankan pada pencegahan bahaya dan larangan tindakan berbahaya selama perawatan.
TINJAUAN KASUS
Leher: Tidak ada hiperpigmentasi, tidak ada pembesaran vena leher, tiroid dan kelenjar getah bening. Dada : simetris, tidak ada retraksi dada, bunyi nafas vesikuler, irama jantung teratur, denyut jantung 84 x/menit, tidak ada bunyi nafas tambahan. Bawah: Bentuk simetris, teraba edema, tidak ada varises, pengisian kapiler dalam 2 detik, tanda Homan (+) c. Dukungan investigasi.
Mulut: Bibir tampak simetris, mukosa mulut tampak lembab, tidak ada karies pada gigi, tidak ada stomatitis, geraham lengkap dan lidah kering. Anus: Ambeien tidak ada, ada tekanan pada anus, tidak terlihat keluarnya feses dari lubang anus. Payudara: Payudara simetris, tampak bersih, ASI terlihat, muncul hiperpigmentasi pada areola, puting menonjol, dan tidak ada retraksi.
Alat Kelamin : Vulva tidak edema, tidak terdapat varises, terlihat sekret lochea rubra, tidak terdapat bekas luka, tidak terlihat adanya fistula, jahitan pada luka perineum baik. Payudara : Tampak simetris, ASI keluar, tampak hiperpigmentasi pada areola, puting menonjol dan tidak ada retraksi, payudara terlihat tegang dan penuh, payudara terasa keras. Alat Kelamin : Vulva tidak edema, tidak terdapat varises, terlihat sekret lochea serosa, tidak terdapat bekas luka, tidak terdapat fistula, jahitan baik, tampak kering dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
Bawah: Bentuk simetris, tidak teraba edema, tidak ada varises, pengisian cavalier baik, tanda Homan negatif, refleks patela positif. Payudara: Tampak simetris, produksi ASI terlihat, muncul hiperpigmentasi di areola, puting menonjol dan tidak ada retraksi, payudara tidak tampak bengkak. Alat Kelamin: Vulva tidak edema, tidak ada varises, tidak terlihat keluarnya cairan serosa dari lokia, tidak ada bekas luka, jahitan tampak sudah sembuh.
Perut : Tampak simetris, tali pusat tampak kering, tidak berbau dan tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak teraba benjolan/massa pada perut. Punggung : Tampak simetris, tidak terdapat kelainan pada fleksibilitas tulang belakang dan tidak teraba spina bifida.
PEMBAHASAN
Selain pelatihan vokasi, Ibu S mendapatkan penyuluhan tentang pentingnya kunjungan ANC saat usia kehamilan 5-6 minggu di Puskesmas. ANC dengan standar 10T dapat mendeteksi secara dini risiko atau komplikasi pada ibu hamil. Kekurangan air pada ibu hamil dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat menyebabkan komplikasi serius pada kehamilan.
Dan dari hasil pemeriksaan USG tanggal 29 Maret 2016 dikatakan ibu dan janin dalam keadaan normal, cairan ketuban cukup dan tidak ada kekurangan. Persalinan dianggap normal jika prosesnya berlangsung cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa adanya komplikasi. Kehamilan cukup bulan atau maturasi janin terjadi pada usia 37-40 minggu yang merupakan masa dimana neonatus mempunyai peluang bertahan hidup yang maksimal (JNPK-KR, 2008).
S terbaring di tempat tidur, ketuban pecah spontan, warna bening, kemudian dilakukan pemeriksaan dalam dan hasil pemeriksaan 10 cm, dilatasi penuh, presentasi kepala, Hodge III, ibu disarankan tidur miring ke kiri. renda. Nyonya S membutuhkan waktu yang lama untuk berkembang secara normal karena posisi janin dalam kandungan normal, dan Ny. S berlangsung selama 55 menit, pada primigravida stadium II rata-rata 2 jam dan pada multipara rata-rata 1 jam (JNPK-KR, 2008).
Persalinan berjalan lancar, persalinan klien selalu dipantau dengan partograf dan kerjasama pasien selalu mengikuti nasehat penulis dan bidan sebagai upaya menjamin kelancaran persalinan. Setelah satu jam IMD, bayi segera diberikan pemeriksaan fisik dan segera diberikan suntikan vitamin K 1 mg atau 0,5 cc, dan anak diberikan salep mata tetrasiklin 1. Perawatan ini dilakukan sesuai teori JNPK (2008). ). ), yaitu 1 jam setelah melahirkan. Penimbangan dan pemantauan antropometri dilakukan saat lahir, dan obat tetes mata profilaksis dan vitamin K1 1 mg IM diberikan di paha kiri anterolateral.