Sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Satuan Kerja yang dipimpinnya.
Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan adalah salah satu entitas akuntansi dibawah Badan Pusat Statistik, berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu pelaksanaannya adalah dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel.
Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan. Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Setu, 26 Juli 2016 Kepala, ( Faizin, S.Si, ME ) NIP. 19660510 199101 1 001 Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar i i Daftar Isi ii Daftar Tabel iii
Daftar Isi ii
Indeks Calk iii
Daftar Tabel vi
Daftar Singkatan viii
Daftar Lampiran ix
Pernyataan Tanggung Jawab x
Ringkasan Laporan Keuangan 1
I. Laporan Realisasi Anggaran 4 3
II. Neraca 5 4
III. Laporan Operasional 6 5
IV. Laporan Perubahan Ekuitas 7
V. Catatan Atas Laporan Keuangan 8 X
A. Penjelasan Umum 8
B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 25
C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 37
D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional 50
E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 56
F. Pengungkapan Penting Lainnya 59
Indeks Catatan Atas Laporan Keuangan iii Halaman
LAPORAN REALISASI ANGGARAN iDaftar Isi ii DaftarTabel iii
Catatan B.1 Pendapatan 25
Catatan B.2 Belanja 26 Belanja Negara
Catatan B.3 Belanja Pegawai 32
Catatan B.4 Belanja Barang 33
Catatan B.5 Belanja Modal 34
NERACA
Catatan C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran 37 4
Catatan C.2 Kas di Bendahara Penerimaan 37 5
Catatan C.3 Kas Lainnya dan Setara Kas 38
Catatan C.4 Piutang PNBP 38 X
Catatan C.5 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
(TP/TGR) X
38
Catatan C.6 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 39
Catatan C.7 Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Jangka Pendek 39
Catatan C.8 Belanja Dibayar di Muka 40
Catatan C.9 Pendapatan yang Masih Harus Diterima
Catatan C.10 Persediaan 40 40 Catatan C.11 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) 41
Catatan C.12 Tagihan Penjualan Angsuran 42
Catatan C.13 Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Jangka Panjang 42
Catatan C.14 Tanah 42
Catatan C.15 Peralatan dan Mesin 43
Catatan C.16 Gedung dan Bangunan Catatan C.17 Jalan, Irigasi dan Jaringan
45 46
Indeks Catatan Atas Laporan Keuangan iv
Catatan C.18 Aset Tetap Lainnya 46 Belanja Negara
Catatan C.19 Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) 46
Catatan C.20 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 46
Catatan C.21 Aset Tak berwujud 47
Catatan C.22 Aset Lain-lain 48
Catatan C.23 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya 48 5
Catatan C.24 Uang Muka dari KPPN 48
Catatan C.25 Utang kepada Pihak Ketiga 49
Catatan C.26 Pendapatan yang Ditangguhkan 49
Catatan C.27 Pendapatan Diterima di Muka 49
Catatan C.28 Beban yang Masih Harus Dibayar 49
Catatan C.29 Ekuitas 49
LAPORAN OPERASIONAL
Catatan D.1 Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak 50
Catatan D.2 Beban Pegawai 50
Catatan D.3 Beban Persediaan 50
Catatan D.4 Beban Barang dan Jasa 51
Catatan D.5 Beban Pemeliharaan 52
Catatan D.6 Beban Perjalanan Dinas 52
Catatan D.7 Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat 52
Catatan D.8 Beban Bantuan Sosial 53
Catatan D.9 Beban Penyusutan dan Amortisasi 53
Catatan D.10 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih 54
Catatan D.11 Beban Lain-lain 54
Catatan D.12 Kegiatan Non Operasional 55
Catatan D.13 Pos Luar Biasa 55
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Indeks Catatan Atas Laporan Keuangan v Halaman
Catatan E.2 Surplus (Defisit) LO 56
Catatan E.3 Koreksi Nilai Persediaan 56 Belanja Negara
Catatan E.4 Koreksi Aset Tetap 56
Catatan E.5 Koreksi Atas Beban 57
Catatan E.6 Koreksi Atas Pendapatan 57
Catatan E.7 Koreksi Hibah Masuk/Keluar 57
Catatan E.8 Ekuitas Akhir 58
PENGUNGKAPAN PENTING LAINNYA
Catatan F.1 Kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca 59
Daftar Tabel vi
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1 : Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan 25
Tabel 2 : Perbandingan Realisasi Pendapatan 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 26
Tabel 3 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja 30 Juni 2016 26
Tabel 4 : Rincian Belanja Berdasarkan Program dan Jenis Belanja 30 Juni 2016 27 Tabel 5 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Program per 30 Juni 2016 28 Tabel 6 : Perbandingan Realisasi Belanja 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 32 Tabel 7 : Perbandingan Belanja Pegawai 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 33 Tabel 8 : Perbandingan Belanja Barang 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 34 Tabel 9 : Perbandingan Realisasi Belanja Modal 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 34 Tabel 10 : Perbandingan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin 30 Juni 2016 dan
30 Juni 2015
35
Tabel 11 : Perbandingan Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015
35
Tabel 12 : Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran 37
Tabel 13 : Rincian Kas di Bendahara Penerimaan 37
Tabel 14 : Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas 38
Tabel 15 : Rincian Piutang Bukan Pajak 38
Tabel 16 : Rincian Bagian Lancar Tagihan TP/TGR 39
Tabel 17 : Rincian Bagian Lancar TPA 39
Tabel 18 : Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Jangka Pendek 39
Tabel 19 : Rincian Belanja Dibayar di Muka 40
Tabel 20 : Perbandingan Rincian Pendapatan yang Masih Harus Diterima 40
Tabel 21 : Rincian Persediaan 41
Tabel 22 : Perbandingan Rincian Tagihan TP/TGR 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 41
Tabel 23 : Rincian Tagihan TPA 42
Tabel 24 : Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Jangka Panjang 42
Tabel 25 : Rincian Tanah 43
Tabel 26 : Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 47
Tabel 27 : Rincian Aset Tak Berwujud 47
Tabel 28 : Rincian Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya 48 Tabel 29 : Rincian Pendapatan Negara Bukan Pajak 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 50
Tabel 30 : Rincian Beban Pegawai 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 50
Daftar Tabel vii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 31 : Rincian Beban Persediaan 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 51 Tabel 32 : Rincian Beban Barang dan Jasa 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 51 Tabel 33 : Rincian Beban Pemeliharaan 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 52 Tabel 34 : Rincian Beban Perjalanan Dinas 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 52 Tabel 35 : Rincian Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat 30 Juni 2016 dan
30 Juni 2015
53
Tabel 36 : Rincian Beban Bantuan Sosial 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 53 Tabel 37 : Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 54 Tabel 38 : Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 54
Tabel 39 : Rincian Beban Lain-lain 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 55
Tabel 40 Tabel 41 Tabel 42 Tabel 43 Tabel 44 : : : : :
Rincian Kegiatan Non Operasional 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 Rincian Koreksi Nilai Persediaan
Rincian Koreksi Atas Beban Rincian Koreksi Atas Pendapatan
Rincian Nilai Koreksi Hibah Masuk/Keluar
55 56 57 57 58
Daftar Singkatan viii
DAFTAR SINGKATAN
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara i Daftar Isi ii Daftar Tabel iii
BPS : Badan Pusat Statistik
BPK : Badan Pemeriksa Keuangan
DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
SKPA : Surat Kuasa Pengguna Anggaran
CaLK : Catatan Atas Laporan Keuangan
SAP : Standar Akuntansi Pemerintahan
SAI : Sistem Akuntansi Instansi
SAK : Sistem Akuntansi Keuangan
SIMAK-BMN : Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara
LRA : Laporan Realisasi Anggaran
PNBP : Penerimaan Negara Bukan Pajak
TP : Tuntutan Perbendaharaan
TGR : Tuntutan Ganti Rugi
KDP : Konstruksi Dalam Pengerjaan
UP : Uang Persediaan
SSBP : Surat Setoran Bukan Pajak
KPPN : Kantor Pelayanan Perbendahaan Negara
LO : Laporan Operasional
Daftar Lampiran ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Laporan Realisasi Anggaran2. LRA Belanja dan LRA Pengembalian Belanja
3. LRA Pendapatan dan LRA Pengembalian Pendapatan 4. Neraca
5. Neraca Percobaan 6. Laporan Operasional 7. Laporan Perubahan Ekuitas 8. Aset Tak Berwujud (ATB)
9. Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) 10. Laporan Posisi BMN di Neraca 11. Laporan Barang Persediaan 12. Berita Acara Opname Phisik 13. Laporan Kondisi Barang 14. Laporan Terkait Penyusutan 15. Laporan CRBMN
16. Berita Acara Rekonsiliasi SAI (BPS-KPPN)
17. Berita Acara Rekonsiliasi SIMAK BMN (BPS-KPKNL) 18. Berita Acara Rekonsiliasi Internal SAI-SIMAK BMN
19. Surat Pernyataan Rekening Bendaharawan dan Daftar Rekening 20. Rekening Koran
21. Monitoring UP
22. Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP)
23. Daftar Pembukuan Barang ke dalam Aplikasi Persediaan 24. LPJ Bendahara Pengeluaran
25. Daftar Piutang TP/TGR
26. Rekap Kerjasama dan Pendukungnya 27. Laporan Barang Pengguna
28. Barang Bersejarah
29. Formulir Memo Penyesuaian dan Kartu Belanja yang Masih Harus Dibayar 30. Lampiran Pendukung Lainnya
KOTA TANGERANG SELATAN
Jl. Raya Pahlawan Seribu-Puspitek Kel. Kademangan Kec. Setu Kota Tangerang Selatan – Banten Telp./Fax : 021-75791502,
Email : bps3674@bps.go.id, Website : tangselkota.bps.go.id
Pernyataan Tanggung Jawab x
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk Periode yang Berakhir 30 Juni 2016 sebagaimana terlampir adalah merupakan tanggung jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Setu, 26 Juli 2016 Kepala,
Faizin, S.Si, ME NIP 19660510 199101 1 001
Ringkasan Laporan Keuangan - 1 -
RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan untuk Periode yang Berakhir 30 Juni 2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 30 Juni 2016.
Realisasi Pendapatan Negara pada 30 Juni 2016 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp659.010 dari estimasi pendapatan sebesar Rp0.
Realisasi Belanja Negara pada 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp8.760.824.771 atau mencapai 78,48 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp11.163.204.000.
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran 30 Juni 2016 dan 2015
(dalam Rupiah)
Uraian
30 Juni 2016 30 Juni 2015
Anggaran Realisasi % Real. thd
Anggaran Realisasi
Pendapatan Negara - 659.010 ∞ 857.760
Belanja Negara 11.163.204.000 8.760.824.771 78,48 1.928.911.881
2. NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada 30 Juni 2016.
Nilai Aset per 30 Juni 2016 dicatat dan disajikan sebesar Rp6.241.038.020 yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp157.793.923; Aset Tetap (Netto) sebesar Rp5.972.513.269; Piutang Jangka Panjang (Netto) sebesar Rp0; dan Aset Lainnya (Netto) sebesar Rp110.730.828.
Ringkasan Laporan Keuangan - 2 -
Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp50.000.000 dan Rp6.191.038.020.
3. LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan nonoperasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp659.010, sedangkan jumlah beban adalah sebesar Rp8.928.840.081 sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai Rp(8.928.181.071). Kegiatan Non Operasional Lainnya sebesar Rp0 dan Pos-Pos Luar Biasa sebesar Rp0 sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar Rp(8.928.181.071).
4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2016 adalah sebesar Rp6.150.637.555 dikurangi Defisit-LO sebesar Rp(8.928.181.071) kemudian ditambah dengan Penyesuaian Nilai Tahun Berjalan senilai Rp4.504.550 sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 30 Juni 2016 adalah senilai Rp6.191.038.020.
5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.
Ringkasan Laporan Keuangan - 3 -
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 30 Juni 2016 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk 30 Juni 2016 disusun dan disajikan dengan basis akrual.
Ringkasan Laporan Keuangan - 4 -
I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TANGERANG SELATANLAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2016 DAN 30 JUNI 2015
(Dalam Rupiah)
30 JUNI 2015
ANGGARAN
REALISASI
REALISASI
PENDAPATAN
Penerimaan Negara Bukan Pajak
B.1
-
659,010
0.00
857,760
JUMLAH PENDAPATAN
-
659,010
0.00
857,760
BELANJA
B.2.
Belanja Operasi
Belanja Pegawai
B.3
2,258,013,000
1,163,448,746
51.53
893,004,445
Belanja Barang
B.4
8,891,691,000
7,583,961,525
85.29
1,004,381,436
Belanja Bantuan Sosial
B.5
-
-
0.00
Jumlah Belanja Operasi
11,149,704,000
8,747,410,271
78.45
1,897,385,881
Belanja Modal
Belanja Tanah
B.6
-
-
0.00
Belanja Peralatan dan Mesin
B.7
13,500,000
13,414,500
99.37
31,526,000Belanja Gedung dan Bangunan
B.8
-
-
0.00
Belanja Jalan, Irigasi, Jaringan
B.9
-
-
0.00
Belanja Modal lainnya
B.10
-
-
0.00
Jumlah Belanja Operasi
13,500,000
13,414,500
99.37
31,526,000
JUMLAH BELANJA
11,163,204,000
8,760,824,771
78.48
1,928,911,881
% thd Angg
CATATAN
Ringkasan Laporan Keuangan - 5 -
II. NERACA
BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TANGERANG SELATAN
NERACA
PER 30 JUNI 2016 DAN 31 DESEMBER 2015
( Dalam Rupiah)
CATATAN 30 JUNI 2016 31 DESEMBER 2015
Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 50,000,000 -Kas di Bendahara Penerimaan C.2 - -Kas Lainnya dan Setara -Kas C.3 - -Piutang PNBP C.4 - -Bagian Lancar TP/TGR C.5 - -Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran C.6 - -Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Pendek C.7 - -Belanja Dibayar di Muka C.8 -
-Persediaan C.9 97,758,923 116,856,723
Persediaan yang belum diregister 10,035,000
-Jumlah Aset Lancar 157,793,923 116,856,723
Tagihan TP/TGR C.10 - -Tagihan Penjualan Angsuran C.11 - -Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Panjang C.12 - -Jumlah Piutang Jangka Panjang -
-Tanah C.13 3,563,140,000 3,563,140,000
Peralatan dan Mesin C.14 1,619,110,662 1,479,294,664
Gedung dan Bangunan C.15 1,858,637,960 1,858,637,960
Jalan, Irigasi, dan Jaringan C.16 -
-Aset Tetap Lainnya C.17 32,159,246 32,159,246
Konstruksi dalam pengerjaan C.18 - -Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.19 (1,100,534,599) (940,346,602)
Jumlah Aset Tetap 5,972,513,269 5,992,885,268
ASET LAINNYA
Aset Tak Berwujud C.20 93,430,554 93,430,554
Aset Lain-Lain C.21 105,345,605 105,345,605
Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.22 (88,045,331) (79,381,580)
Jumlah Aset Lainnya 110,730,828 119,394,579
JUMLAH ASET 6,241,038,020 6,229,136,570
Uang Muka dari KPPN C.23 50,000,000 -Utang kepada Pihak Ketiga C.24 - 78,499,015 Pendapatan Diterima di Muka C.25 - -Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 50,000,000 78,499,015
50,000,000 78,499,015 Ekuitas C.26 6,191,038,020 6,150,637,555 JUMLAH EKUITAS 6,191,038,020 6,150,637,555 6,241,038,020 6,229,136,570 URAIAN KEWAJIBAN
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS ASET
ASET TETAP ASET LANCAR
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS
Ringkasan Laporan Keuangan - 6 -
III. LAPORAN OPERASIONAL
BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TANGERANG SELATANLAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2016 DAN 30 JUNI 2015 ( Dalam Rupiah)
CATATAN 30 JUNI 2015 30 JUNI 2015
Penerimaan Negara Bukan Pajak D.1 659,010 857,760 659,010
857,760
Beban Pegawai D.2 1,088,943,781 872,858,664
Beban Persediaan D.3 124,408,164 61,084,815 Beban Barang dan Jasa D.4 7,184,126,596 541,610,774 Beban Pemeliharaan D.5 18,609,879 28,111,777 Beban Perjalanan Dinas D.6 353,836,000 404,225,000 Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat D.7 - 15,985,025 Beban Bantuan Sosial D.8 -
-Beban Penyusutan dan Amortisasi D.9 158,915,661 156,981,740 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.10 -
-Beban Lain-lain D.11 -
-8,928,840,081
2,080,857,795
SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL (8,928,181,071) (2,080,000,035) D.12
Surplus (Defisit) Pelepasan Aset Non Lancar - -Surplus (Defisit) Penyelesaian Kewajiban
Jangka panjang -
-Surplus (Defisit) Kegiatan Non
Operasional Lainnya -
-SURPLUS DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL - -SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA -
-D.13
Pendapatan PNBP -
-Beban Perjalanan Dinas -
-Beban Persediaan -
-SURPLUS/DEFISIT LO (8,928,181,071) (2,080,000,035)
POS LUAR BIASA
URAIAN
BEBAN
JUMLAH BEBAN
KEGIATAN NON OPERASIONAL KEGIATAN OPERASIONAL
JUMLAH PENDAPATAN PENDAPATAN
Ringkasan Laporan Keuangan - 7 -
IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TANGERANG SELATANLAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2016 DAN 30 JUNI 2015
(Dalam Rupiah)
URAIAN
CATATAN
30 JUNI 2016
30 JUNI 2015
EKUITAS AWAL
E.1
6,150,637,555
6,311,696,483
SURPLUS/DEFISIT LO
E.2
(8,928,181,071)
(2,080,000,035)
PENYESUAIAN NILAI TAHUN BERJALAN
4,504,550
9,368,950
DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN
KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR
LAIN-LAIN
KOREKSI NILAI PERSEDIAAN
E.3
-
KOREKSI NILAI ASET TETAP NON REVALUASI
E.4
-
KOREKSI ATAS BEBAN
E.5
-
KOREKSI ATAS PENDAPATAN
E.6
-
KOREKSI LAIN-LAIN
-
Jumlah Lain-Lain
-
-TRANSAKSI ANTAR ENTITAS
E.7
8,964,076,986
1,950,979,746
Catatan Atas Laporan Keuangan - 8 -
Dasar Hukum
A. PENJELASAN UMUM
A.1 Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 8. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
05/PMK.05/2010 tentang Perubahan atas PMK Nomor 57/PMK.05/2007
tentang Pengelolaan Rekening Milik Kementerian
Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja.
9. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara.
10. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara.
11. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 102/PMK.05/2009 tentang Tata Cara Rekonsiliasi Barang Milik Negara dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
12. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Pada Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara.
13. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 191/PMK.05/2011 tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah.
14. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 230/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi Hibah.
15. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
Catatan Atas Laporan Keuangan - 9 -
16. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 238/PMK.05/2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan.
17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara.
19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milik Negara.
20. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.06/2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.
21. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.05/2013 tentang Pedoman Rekonsiliasi dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Lingkup Bendahara Umum Negara dan Kementerian Negara/Lembaga. 22. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 270/PMK.05/2014 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Pusat.
23. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga
24. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.6/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.
25. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KMK.06/2013 tentang Modul Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.
26. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 137/KM.6/2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara.
27. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 145/KM.6/2014 tentang Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KM.6/2013 tentang Modul Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.
28. Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementeriaan Keuangan NomorPER-01/KN/2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur jenderal Kekayaan Negara Nomor Per-07/KN/2009 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara dalam Rangka Penyusunan Laporan Barang Milik Negara dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
Catatan Atas Laporan Keuangan - 10 -
29. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-62/PB/2009 tentang Tata Cara Penyajian Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual pada Laporan Keuangan.
30. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-81/PB/2011 tentang Tata Cara Pengesahan Hibah Langsung Bentuk Uang dan Penyampaian Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga.
31. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-82/PB/2011 tentang Pedoman Akuntansi Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada Kementerian Negara/Lembaga.
32. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-85/PB/2011 tentang Pedoman Penatausahaan Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak Pada Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga.
33. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-42/PB/2014 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
Profil dan Kebijakan Teknis BPS
A.2 Profil dan Kebijakan Teknis Badan Pusat Statistik
Dalam mendukung Visi Pembangunan Indonesia 2005-2025 yaitu “Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur” dan visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, BPS berupaya meningkatkan kontribusinya dalam hal pembangunan nasional di bidang statistik.
Pembangunan nasional di bidang statistik diarahkan agar mampu mengakomodasi berbagai tantangan yang berkembang, seperti; 1. Reformasi yang mendukung keterbukaan informasi, otonomi daerah yang mengandung tantangan keragaman data dan informasi statistik pada tingkatan wilayah kecil; 2. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang mengarah kepada peningkatan kemudahan akses masyarakat terhadap data dan informasi; dan 3. Kesiapan SDM penyelenggara statistik dalam penyediaan data yang berkualitas. Upaya BPS untuk meningkatkan penyediaan data yang berkualitas sejalan dengan Misi Pembangunan Nasional 2005-2025 yaitu “Mewujudkan bangsa yang berdaya saing” sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025.
Dengan memperhatikan misi pembangunan nasional dan pencapaian BPS pada Pembangunan Jangka Menengah Nasional periode kedua 2010-2014, BPS
Catatan Atas Laporan Keuangan - 11 - menetapkan visi tahun 2015-2019:
“Pelopor Data Statistik Terpercaya untuk Semua” (“The Agent of Trustworthy Statistical Data for All”)
Kata “pelopor” mempunyai makna bahwa BPS sebagai pencetus ide penyedia statistik terpercaya, sekaligus sebagai pelaku dalam penyediaan statistik terpercaya. Kata “data statistik yang terpercaya” yaitu statistik yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Kata “untuk semua” dimaksudkan bahwa semua pihak mempunyai hak yang sama untuk mengakses data BPS (impartial) baik pengguna data nasional maupun internasional.
Dengan visi BPS 2015-2019, eksistensi BPS sebagai penyedia data dan informasi statistik menjadi semakin penting, karena dapat dipercaya semua pihak. Di samping itu, visi BPS juga memberikan ruang bagi berbagai pihak untuk ikut serta dalam menyediakan, memanfaatkan, dan menggunakan data dan informasi statistik.
Misi BPS dirumuskan dengan memperhatikan misi RPJMN 2015-2019 dan tugas, fungsi, dan kewenangan BPS. Perumusan misi BPS juga dilakukan dengan memperhatikan masukan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), dan memberikan peluang untuk dapat disesuaikan dengan tuntutan perkembangan lingkungan strategis.
Rumusan misi dimaksudkan untuk mampu: (a) mencakup semua pesan yang terdapat dalam visi, (b) memberikan petunjuk terhadap tujuan yang akan dicapai, (c) memberikan petunjuk kelompok sasaran mana termasuk instansi pemerintah yang akan dilayani oleh, dan (d) memperhitungkan berbagai masukan dari para pemangku kepentingan.
Pernyataan misi BPS yang dikaitkan dengan Visi BPS djabarkan sebagai berikut: 1. Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang
terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional
2. Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik
3. Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan
Catatan Atas Laporan Keuangan - 12 -
Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik mengamanatkan BPS untuk menyediakan data dan informasi statistic pada skala nasional maupun regional, serta melakukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan standarisasi dalam penyelenggaraan statistik.
VISI BPS
2015-2019
Pelopor data statistik terpercaya untuk semua
MISI BPS 2015 -2019
1.
Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional2.
Memperkuat Sistem Statistik Nasional yangberkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik
3.
Membangun insan statistik yang profesional,berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan
TUJUAN 2019
1. Peningkatan kualitas data statistik melalui kerangka penjaminan kualitas
2. Peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik 3. Penguatan Sistem Statistik Nasional melalui koordinasi
dan pembinaan yang efektif di bidang statistik 4. Peningkatan birokrasi yang akuntabel
Rumusan Tujuan BPS untuk mendukung upaya pencapaian visi dan misi BPS dapat dijelaskan melalui pemaparan bagan di bawah ini.
Adapun tujuan BPS dalam rangka mencapai Visi BPS dan mewujudkan Misi BPS untuk kurun waktu 2015 – 2019 adalah sebagai berikut.
Catatan Atas Laporan Keuangan - 13 -
Tujuan 1 : Peningkatan kualitas data statistik melalui kerangka penjaminan kualitas, terkait dengan:
Misi ke-1 : Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional,
Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan.
Tujuan 2 : Peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik, terkait dengan: Misi ke-2 : Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik,
Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan.
Tujuan 3 : Penguatan Sistem Statistik Nasional melalui koordinasi dan pembinaan yang efektif di bidang statistik, terkait dengan:
Misi ke-2 : Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik,
Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan.
Tujuan 4 : Peningkatan Birokrasi yang akuntabel, terkait dengan:
Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan.
Tujuan pertama pembangunan statistik menuntut BPS untuk meningkatkan kualitas data statistik. Tujuan pertama ini akan didukung dan diupayakan dengan menerapkan program Statcap CERDAS (Statistical Capacity Building – Change and Reform for Development of Statistics in Indonesia) kerangka penjaminan kualitas.
Tujuan kedua berupa peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik. Keberhasilan upaya peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik tidak terlepas dari dukungan dan peranan TIK, yang diwujudkan melalui pembangunan arsitektur dan kerangka TIK dan manajemen informasi. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya penggunaan TIK statistik. Tujuan kedua ini akan diperkuat oleh komponen kedua Statcap CERDAS yaitu Penguatan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta Sistem Informasi Manajemen Statistik.
Tujuan ketiga Penguatan Sistem Statistik Nasional melalui koordinasi dan pembinaan yang efektif di bidang statistik, di dalam tujuan tersebut memuat misi BPS untuk meningkatkan peran BPS: sebagai Pusat Rujukan Statistik dalam terselenggaranya SSN, sebagai koordinator penyelenggaraan statistik di Indonesia, baik statistik yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah ataupun
Catatan Atas Laporan Keuangan - 14 -
masyarakat. Dengan demikian, fungsi BPS sebagai Pusat Rujukan Statistik dapat menghasilkan data dan informasi statistk yang diperlukan oleh semua pihak. Tujuan ketiga ini akan diperkuat oleh komponen keempat Statcap CERDAS yaitu penguatan kelembagaan.
Tujuan keempat Peningkatan Birokrasi yang akuntabel, di dalam tujuan tersebut terkait dengan misi membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan. Untuk itu, peningkatan kapasitas dan kemampuan tenaga statistik di pusat maupun daerah harus terus dilakukan. Tujuan keempat ini diperkuat dengan komponen ketiga Statcap CERDAS yaitu pengembangan sumber daya manusia.
BPS telah menetapkan nilai-nilai inti yang dapat dijadikan sebagai pedoman oleh setiap pegawainya dalam menetapkan keputusan berkaitan dengan upaya pencapaian visi dan misi BPS. Nilai-nilai inti BPS tersebut adalah sebagai berikut Nilai-nilai Inti (core values) Badan Pusat Statistik adalah:
Profesional (Kompeten, Efektif, Efisien, Inovatif dan Sistemik), Integritas (Dedikasi, Disiplin, Konsisten, Terbuka dan Akuntabel), Amanah (Terpercaya, Jujur, Tulus dan Adil).
Nilai-nilai inti BPS ini merupakan pondasi yang kokoh untuk membangun jati diri dan penuntun perilaku setiap insan BPS dalam melaksanakan tugas. Adapun penjabaran dari nilai-nilai Inti BPS ini adalah sebagai berikut:
1. Profesional
Profesional merupakan modal dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai dalam melaksanakan profesi/tugasnya, dengan unsur-unsur sebagai berikut:
o Kompeten : mempunyai keahlian dalam bidang tugas yang diemban,
o Efektif : memberikan hasil maksimal,
o Efisien : mengerjakan setiap tugas secara produktif, dengan sumber daya minimal,
o Inovatif : selalu melakukan pembaruan dan atau penyempurnaan melalui proses pembelajaran diri secara terus-menerus,
o Sistemik : meyakini bahwa setiap pekerjaan mempunyai tata urutan proses sehingga pekerjaan yang satu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pekerjaan yang lain.
2. Integritas
Integritas merupakan sikap dan perilaku kerja yang harus dimiliki oleh setiap pegawai dalam pengabdiannya kepada organisasi, dengan unsur-unsur sebagai berikut:
Catatan Atas Laporan Keuangan - 15 - diemban dan institusi,
o Disiplin : melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan,
o Konsisten : selarasnya kata dengan perbuatan,
o Terbuka : menghargai ide, saran, pendapat, masukan, dan kritik dari berbagai pihak,
o Akuntabel : bertanggung jawab dan setiap langkahnya terukur. 3. Amanah
Amanah merupakan sikap kerja yang harus dimiliki oleh setiap pegawai untuk dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan unsur-unsur sebagai berikut:
o Terpercaya : melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, yang tidak hanya didasarkan pada logika tetapi juga sekaligus menyentuh dimensi mental spiritual,
o Jujur : melaksanakan semua pekerjaan dengan tidak menyimpang dari prinsip moralitas,
o Tulus : melaksanakan tugas tanpa pamrih, menghindari konflik kepentingan (pribadi, kelompok, dan golongan), serta mendedikasikan semua tugas untuk perlindungan kehidupan manusia, sebagai amal ibadah atau perbuatan untuk Tuhan Yang Maha Esa,
o Adil : menempatkan sesuatu secara berkeadilan dan memberikan haknya.
STRUKTUR ORGANISASI BADAN PUSAT STATISTIK
Badan Pusat Statistik sesuai dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 dan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 mempunyai Perwakilan BPS di Daerah yang merupakan Instansi Vertikal BPS di Daerah.
Organisasi dan tata kerja BPS di daerah diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja perwakilan BPS di Daerah dengan susunan organisasi sebagai berikut :
Catatan Atas Laporan Keuangan - 16 - Pendekatan
Penyusunan Laporan Keuangan
STRUKTUR ORGANISASI BPS KOTA TANGERANG SELATAN
A.3 Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan untuk Periode yang Berakhir 30 Juni 2016 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaransampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.
SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI
Kepala Faizin, S.Si, ME NIP. 196605101991011001 Gol. IV/b SeksiNer.Wil.&Analisis Stat. JefriLody, S.ST NIP. 19740406 199512 1 001 Gol. III/d Seksi IPDS Nuraeni Agustiningsih, SST NIP. 19730817 199512 2001 Gol. III/c Seksi Stat. Produksi
Moh. Nafies, S.Si NIP. 196304211988021001
Gol. III/d
KSK / Tenaga FungsionalKhusus Seksi Stat. Distribusi
NyimasIyus Y., SE NIP. 19600226 1980032002
Gol. III/d
Sub Bag Tata Usaha Moch.Yunus, SE NIP. 196411281986031004 Gol. III/d Seksi IPDS Nuraeni A., S.ST NIP. 197308171995122001 Gol. III/d
Seksi Ner. Wil. & Analisis Stat. Jefri Lody, S.ST NIP. 197404061995121001
Gol. III/d Seksi Stat. Sosial
Heru Susanto, S.ST, M.Si NIP. 196807291988031001
Catatan Atas Laporan Keuangan - 17 -
dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.
Basis Akuntansi Dasar Pengukuran Kebijakan Akuntansi
A.4 Basis Akuntansi
Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
A.5 Dasar Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis.
Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
A.6 Kebijakan Akuntansi
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan untuk Periode yang Berakhir 30 Juni 2016 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi konvensi,
Catatan Atas Laporan Keuangan - 18 - Pendapatan-
LRA
Pendapatan- LO
aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik yang merupakan entitas pelaporan dari Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:
(1) Pendapatan- LRA
Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN).
Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
(2) Pendapatan- LO
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi.
Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan selesai dilaksanakan
Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proporsional antara nilai dan periode waktu sewa.
Pendapatan Denda diakui pada saat dikeluarkannya surat keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan
Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).Catatan Atas Laporan Keuangan - 19 - Belanja Beban Aset Aset Lancar
(3) Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.
Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
(4) Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset;terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.(5) Aset
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya.
Aset Lancar
Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.
Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal.Catatan Atas Laporan Keuangan - 20 -
a. Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
b. Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal
Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikut:Kualitas
Piutang Uraian Penyisihan
Lancar Belum dilakukan pelunasan
s.d.tanggal jatuh tempo 0.5%
Kurang Lancar
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan
10%
Diragukan
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan
50%
Macet
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan
Piutang telah diserahkan kepada
Panitia Urusan Piutang
Negara/DJKN
100%
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan TuntutanPerbedaharaan/GantiRugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo 12 (duabelas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA.
Catatan Atas Laporan Keuangan - 21 - Aset Tetap
neraca dikalikan dengan:
Harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;
Harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
Harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya.Aset Tetap
Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.
Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.
Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut:a.
Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah);b.
Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah);c.
Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.
Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya.
Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan
Catatan Atas Laporan Keuangan - 22 - Penyusutan Aset Tetap Piutang Jangka Panjang
BMN/BMD.
Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan asset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu asett etap.
Penyusutan asset tetap tidak dilakukan terhadap:a.
Tanah;b.
Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP); danc.
Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.
Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.
Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan BarangMilik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masaman
faat adalah sebagai berikut:
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap
Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat
Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun
Gedung danB angunan 10 s.d. 50 tahun
Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun
AsetT etap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun
Piutang Jangka Panjang
Catatan Atas Laporan Keuangan - 23 - Aset
Lainnya
Kewajiban
diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas ) bulan setelah tanggal pelaporan.
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan.Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya.
Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.
Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.
Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.(6) Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.a.
Kewajiban Jangka PendekSuatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek
Catatan Atas Laporan Keuangan - 24 - Ekuitas Implementa si Akuntansi Berbasis Akrual Pertama Kali Lainnya.
b.
Kewajiban Jangka PanjangKewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.(7) Ekuitas
Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
(8)
(8) Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pertama Kali
Mulai tahun 2015 Pemerintah mengimplementasikan akuntansi berbasis akrual sesuai dengan amanat PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Implementasi tersebut memberikan pengaruh pada beberapa hal dalam penyajian laporan keuangan. Pertama, Pos-pos ekuitas dana pada neraca per 30 Juni 2016 yang berbasis cash toward accrual direklasifikasi menjadi ekuitas sesuai dengan akuntansi berbasis akrual. Kedua, keterbandingan penyajian akun-akun tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dalam Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas tidak dapat dipenuhi. Hal ini diakibatkan oleh penyusunan dan penyajian akuntansi berbasis akrual pada tahun 2015 adalah merupakan implementasi yang pertama.
Catatan Atas Laporan Keuangan - 25 -
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Realisasi Pendapatan Rp659.010
Selama periode berjalan, Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan telah mengadakan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA awal. Hal ini disebabkan adanya kegiatan Sensus Ekonomi Tahun 2016 yang membutuhkan anggaran besar. Perubahan tersebut berdasarkan jenis belanja adalah sebagai berikut:
Belanja Barang Rp 8,569,574,000 Rp 8,891,691,000
Jumlah Rp 8,569,574,000 Rp 8,891,691,000
Uraian 30 Juni 2016
Anggaran Awal Anggaran Revisi
B.1 Pendapatan
Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp659.010. Pendapatan Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan hanya terdiri dari Pendapatan dari Pemanfaatan BMN.
Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasinya adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan
Pendapatan dari Pemanfaatan BMN - Rp 659,010 ∞
Jumlah - Rp 659,010 ∞
Uraian
30 Juni 2016
Anggaran Realisasi % Real Angg.
Realisasi Pendapatan pada 30 Juni 2016 mengalami penurunan sebesar 23,17 persen dibandingkan pada 30 Juni 2015. Penurunan ini disebabkan karena tidak ada penjualan buku publikasi lagi. Perincian sebagai berikut:
1. Pendapatan dari Pemanfaatan BMN (pendapatan sewa rumah dinas) pada 30 Juni 2016 sebesar 0% atau sama dengan 30 Juni 2015. Karena pendapatan sewa bangunan yaitu sewa rumah dinas setiap bulan sama sebesar Rp109.835/bulan.
2. Pendapatan Penjualan Hasil Produksi (pendapatan penjualan informasi/publikasi) pada 30 Juni 2016 mengalami penurunan dibandingkan dengan 30 Juni 2015.
Catatan Atas Laporan Keuangan - 26 - Tabel 2
Perbandingan Realisasi Pendapatan 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015
Uraian Realisasi 30 Juni 2016 Realisasi 30 Juni 2015 Naik / (Turun) % Pendapatan dari Pemanfaatan BMN 659.010 659.010 0
Pendapatan Penjualan Hasil Produksi - 198.750 ∞
Jumlah Pendapatan 659.010 857.760 (23,17)
B.2 Belanja Realisasi Belanja
Negara
Rp8.760.824.771
Realisasi Belanja kantor Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan pada 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp8.760.824.771 atau sebesar 78,48 persen dari anggaran senilai Rp11.163.204.000. Rincian anggaran dan realisasi belanja 30 Juni 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja 30 Juni 2016
Uraian Anggaran Realisasi Belanja Penyerapan
(%)
Belanja Pegawai 2,258,013,000 1,163,448,746 51.53
Belanja Barang 8,891,691,000 7,583,961,525 85.29
Belanja Modal 13,500,000 13,414,500 99.37
Bantuan Sosial 0 0 0
Total Belanja Kotor 11,163,204,000 8,760,824,771 78.48
Pengembalian Belanja - 0
Jumlah 11,163,204,000 8,760,824,771 78.48
Catatan Atas Laporan Keuangan - 27 - Tabel 4
Rincian Belanja Berdasarkan Program dan Jenis Belanja 30 Juni 2016
Program Kelompok Belanja Anggaran Realisasi Persen
DMPTL 1. Belanja Pegawai (51) 2.258.013.000 1.163.448.746 51,53 2. Belanja Barang (52) 499.092.000 128.926.225 25,83 3. Belanja Modal (53) - - Jumlah 2.757.105.000 1.292.374.971 46,87 PPIS 1. Belanja Pegawai (51) - - 2. Belanja Barang (52) 8.392.599.000 7.455.035.300 88,83 3. Belanja Modal (53) - - - Jumlah 8.392.599.000 7.455.035.300 88,83
PSPA 1. Belanja Modal (53) 13.500.000 13.414.500 99,37
Jumlah 13.500.000 13.414.500 99,37
Jumlah Bruto 11.163.204.000 8.760.824.771 78,48
Pengembalian Belanja - - -
JumlahNetto 11.163.204.000 8.760.824.771 78,48
Penyerapan terbesar berdasarkan pada Tabel 4 yaitu Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara pada Belanja Modal Peralatan dan Mesin yang mencapai 99,37 persen dari total anggaran PSPA. Berikut rincian anggaran dan realisasinya berdasarkan rincian komponen :
2,000,000,000 4,000,000,000 6,000,000,000 8,000,000,000 10,000,000,000 12,000,000,000 14,000,000,000 Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal
Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja S.d. 30 Juni 2016
Catatan Atas Laporan Keuangan - 28 - Tabel 5
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Berdasarkan Program per 30 Juni 2016
No Uraian Pagu Realisasi Persentase
Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5)
A
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPS
2,757,105,000 1,292,374,971 46.87
1 Belanja Gaji dan Tunjangan 1,249,508,000 718,827,662 57.14
2 Belanja Tunj. Khusus & Belanja Pegawai
Transito 1,000,000,000 444,621,084 44.46
3 Belanja Barang Operasional 300,768,000 84,072,050 27.95
4 Belanja Barang Non Operasional 3,528,000 2,676,000 75.85
5 Belanja Jasa 54,418,000 17,818,296 32.74
6 Belanja Perjalanan Dalam Negeri 15,960,000 5,750,000 36.03
B Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur BPS 13,500,000 13,414,500 99.37 1 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 13,500,000 13,414,500 99.37
C Program Penyediaan dan Pelayanan
Informasi Statistik 8,392,599,000 7,455,035,300 88.83
1
Laporan Diseminasi Statistik 48,230,000 1,620,000 3.36
1. Peningkatan Kualitas dan Layanan
Publik 48,230,000 1,620,000 3.36
2
Laporan Metadata Statistik 8,735,000 0 0.00 1.Peningkatan Pelayanan Metadata
Kegiatan Statistik Dasar, Sektoral dan Khusus
8,735,000 0 0.00
3
Publikasi/Laporan Kependudukan dan
Ketenagakerjaan 143,270,000 11,811,000 8.24 1.Survei Angkatan Kerja Nasional
(Sakernas) Semesteran 35,975,000 11,811,000 32,83 2.Survei Angkatan Kerja Nasional
(Sakernas) Tahunan 107,295,000 0 0.00
4
Publikasi/Laporan Statistik Kesejahteraan
Rakyat 207,625,000 172,103,500 82.89
1.Survei Sosial Ekonomi Nasional Kor
Catatan Atas Laporan Keuangan - 29 -
No Uraian Pagu Realisasi Persentase
Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5)
4 2.Susenas Modul Kesehatan dan
Perumahan 22,211,000 0 0.00
5
Publikasi/Laporan Statistik Ketahanan
Sosial 12,095,000 0 0.00
1.Penyusunan Statistik Lingkungan Hidup Indonesia (SLHI), Indikator Pembangunan Berkelanjutan (IPB), dan Sumber Daya Laut dan Pesisir (SDLP)
0 0 0.00
2.Survei Perilaku Peduli Lingkuangan
Hidup 11,195,000 0 0.00
3.Penyusunan Statistik Politik dan
Keamanan 900,000 0 0.00
6
Publikasi/Laporan Statistik Tanaman
Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan 42,434,000 1,800,000 4.24 1.Survei Pertanian Tanaman
Pangan/Ubinan 28,310,000 330,000 1.17 2.Survei Luas Panen dan Luas Lahan
untuk Pengecekan Keakurasian Data Produksi Padi, Jagung dan Kedelai
9,000,000 1,470,000 16.33
3.Survei Hortikultura dan Indikator
Pertanian 4,202,000 0 0.00
4.Survei Perusahaan Perkebunan 922,000 0 0.00
7
Publikasi/Laporan Statistik Peternakan,
Perikanan, dan Kehutanan 51,166,000 0 0.00 1.Survei Perusahaan Peternakan dan
RPH/TPH 49,612,000 0 0.00
2.Survei Perusahaan Perikanan,
TPI/PPI/PP 0 0 0.00
3.Survei Perusahaan Kehutanan 1,554,000 0 0.00
8
Publikasi/Laporan Statistik Industri, Pertambangan dan Penggalian, Energi, dan Konstruksi
48,188,000 5,215,000 10.82
1.Survei Industri Besar dan Sedang
Bulanan 7,506,000 150,000 1.99
2.Survei Industri Besar/Sedang Tahunan 12,557,000 570,000 4.54
3.Survei Industri Mikro dan Kecil
(VIMK) Triwulanan 14,950,000 4,495,000 30.07 4.Survei Pertambangan, Energi,
Penggalian, Captiva Power dan Updating Direktori
2,510,000 0 0.00
Catatan Atas Laporan Keuangan - 30 -
No Uraian Pagu Realisasi Persentase
Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5)
9
Publikasi/Laporan Statistik Distribusi 4,483,000 0 0.00
1.Kompilasi Data Statistik Ekspor 0 0 0.00
2.Survei Impor Daerah Perbatasan 0 0 0.00
3.Survei Triwulanan Kegiatan Usaha
Terintegrasi 1,350,000 0 0.00
4.Kompilasi Data Transportasi 3,133,000 0 0.00 5.Survei Angkutan Penumpang dan
Barang di Terminal dan Jembatan Timbang
0 0 0.00
10
Publikasi/Laporan Sensus Ekonomi 7,718,250,000 7,257,025,800 94.02
1.Publisitas SE2016 235,800,000 201,250,000 85.35
2.Listing Usaha/Perusahaan 7,475,950,000 7,055,775,800 94.38
3.Penjaminan Kualitas SE2016 0 0 0.00
4.PES SE2016 6,500,000 0 0.00
5.Gladi Bersih Pencacahan UMK dan
UMB Sensus Ekonomi 2016 0 0 0.00
11
Publikasi/Laporan Statistik Harga 30,226,000 720,000 2.38
1.Survei Statistik Harga Produsen 7,080,000 0 0.00
2.Indeks Kemahalana Konstruksi 13,424,000 720,000 5.36
3.Survei Harga Perdagangan Besar 8,352,000 0 0.00
4.Survei Penyusunan Diagram IHPB
Provinsi 1,370,00 0 0.00
5.Survei Harga Konsumen dan Survei
Volume Penjualan Eceran Besar 0 0 0.00
Catatan Atas Laporan Keuangan - 31 -
No Uraian Pagu Realisasi Persentase
Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5)
12
Publikasi/Laporan Statistik Keuangan, TI,
Pariwisata 14,790,000 150,000 1.01
1.Statistik Lembaga Keuangan 2,400,000 0 0.00
2.Survei Statistik Badan Usaha dan Pasar
Modal 1,650,000 0 0.00
3.Survei Statistik Keuangan Pemerintah
Daerah 2,035,000 0 0.00
4.Survei Penggunaan dan Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi 0 0 0.00 5.Survei Perusahaan Informasi dan
Komunikasi 450,000 0 0.00
6.Survei Bidang Jasa Pariwisata 8,255,000 150,000 1.82
7.Survei Konsumsi Bahan Pokok 0 0 0.00
8.Survei Pelintas Batas Penduduk Asing
Pemegang Kitas 0 0 0.00
13
Publikasi/Laporan Neraca Produksi 21,170,000 0 0.00
1.Punyusunan Nilai Tambah Lapangan
Usaha Barang Triwulanan 2010=100 600,000 0 0.00 2.Implementasi SEEA dalam Sisnerling
Indonesia 450,000 0 0.00
3.Penyusunan Nilai Tambah Lapangan
Usaha Jasa Triwulanan 2010=100 1,350,000 0 0.00 4.Penyusunan Matriks Trade and
Transport Margin (TTM) Berbasis SNA 2008
750,000 0 0.00
5.Penyusunan PDRB Tahunan dan Triwulanan Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2010=100
18,020,000 0 0.00
6.Penyusunan Matriks Supply Regional 0 0 0.00
14
Publikasi/Laporan Neraca Pengeluaran 19,802,000 0 0.00 1.Penyusunan Komponen Pengeluaran
Rumah Tangga dan Institusi Nirlaba Triwulanan/Tahunan dan Penyusunan SUT/IO SISI USES
6,130,000 0 0.00
2.Penyusunan Neraca Rumah Tangga dan
Institusi Nirlaba (FSA) 300,000 0 0.00 3.Penyusunan Neraca Pemerintah dan