• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANATOMY STUDY ON SMALL INTESTINE OF Pteropus vampyrus FROM TIMOR ISLAND

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANATOMY STUDY ON SMALL INTESTINE OF Pteropus vampyrus FROM TIMOR ISLAND"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional Ke-4, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana, Kupang 25 Oktober 2016

ISBN 978-602-6906-21-2 139

ANATOMY STUDY ON SMALL INTESTINE OF Pteropus vampyrus FROM TIMOR ISLAND

Yulfia N. Selan1, Filphin A. Amalo1, Dwi Liliek Kusindarta2, Rini

Widayanti3, Maria Aega Gelolodo4

1Departemen Anatomi Fisiologi Farmakologi Dan Biokimia Fakultas

Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana, Kupang; 2Bagian Anatomi

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta; 3Bagian

Biokimia Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta;

4Dapartemen Penyakit Hewan dan Kesmavet Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Nusa Cendana, Kupang

ABSTRACT

Bat is a trogloxene animal that spend some of their life cycle inside a cave. As a cave dweller, bat typically uses cave for shelter, reproduction and roosting. However, bat still takes food from outside the cave. This nocturnal animal has a uniqueness in their upside down hanging style, subsequently this roosting style affects the digestive structure and process. Small intestine consist of duodenum, jejunum and ileum that plays important roles in digestion and absorption of nutrients, water, electrolytes and minerals. Initially, bats were anesthetized and perfused before continued with the tissue collections. After fixated the tissues with 10 % formalin, tissues were processed using paraffin block. Lastly, the tissue sections stained with Hematoxylin and Eosin (HE) dye. HE results show that the small intestine of Timor bat consist of long villi and circular plica that mostly grows on jejunum. Generally, the histologic structure of Timor bat small intestine similar with other animals.

Keywords: Small Intestine, Pteropus vampyrus, Anatomy

PENDAHULUAN

Kelelawar merupakan salah satu fauna yang termasuk troglozene yaitu fauna yang secara teratur masuk kedalam gua untuk berlindung, beristirahat, berkembang biak, tetapi mencari makan di luar gua. Meskipun hanya sebagian hidupnya berada di dalam gua, hewan yang tergolong troglozene telah beradaptasi dengan kondisi gua yang gelap (Vermeulen dan Whitten, 1999). Hewan ini juga mengeluarkan suara ultrasonik untuk

(2)

Seminar Nasional Ke-4, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana, Kupang 25 Oktober 2016

ISBN 978-602-6906-21-2 140

melakukan navigasi di tempat gelap, ekolokasi. Suara yang dikeluarkan dipantulkan oleh benda yang ada di sekelilingnya, sehingga kelelawar dapat mengetahui adanya rintangan, jalan yang harus dilalui dan dapat mendeteksi mangsa melalui suara pantulan benda-benda disekitarnya.

Kelelawar dapat hidup di pepohonan yaitu Pteropus alecto, gulungan dedaunan (Myotis muricola), lubang pada pohon (Megaderma spasma), terowongan (Rhinapoma micropgyllum), gua-gua (Eonycteris major), dan celah-celah pada ruas-ruas bambu (Tylonycteris pachypus). Spesies yang hidup berpasangan adalah Rhinolapus seladus, sedangkan spesies yang hidup dalam kelompok besar Pteropus vampyrus (Corbet dan Hill, 1992; Kunz dan Fenton, 2003). Pteropus vampyrus memiliki telinga yang runcing dan runcing, tidak memiliki ekor, mantel (rambut di bagian bahu) berwarna coklat kekuningan, sedangkan daerah dada, perut dan punggung berwarna hitam, terdapat cakar pada jari kedua (Lekagul dan McNeely, 1977).

Proses pencernaan adalah rangkaian proses perubahan fisik dan kimia pada makanan selama berada di dalam saluran pencernaan. Saluran pencernaan menyediakan air, elektrolit, dan makanan secara terus-menerus pada tubuh. Hal tersebut dapat dicapai melalui pergerakan makanan melalui saluran pencernaan, sekresi getah pencernaan, absorpsi hasil pencernaan, air dan elektrolit, sirkulasi darah melalui organ-organ pencernaan untuk membawa zat-zat yang diabsorbsi, dan pengaturan semua fungsi pencernaan oleh saraf dan hormon (Telford dan Bridgman, 1995). Gerakan peristaltik dan anti-peristaltik merupakan kontraksi otot polos pada dinding saluran pencernaan sehingga memungkinkan pergerakan pakan ke saluran berikutnya (Grant, 1999).

Usus halus terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Duodenum merupakan tempat bermuaranya ductus choledochus yang menyalurkan cairan empedu dan ductus pancreaticus yang menyalurkan sekresi dari pankreas (Dellman dan Brown, 1992). Jejunum diawali lekukan yang disebut duodenojejunalis yang merupakan batas antara duodenum dan jejunum. Ileum merupakan bagian akhir dari intestinum tenue, lebih lurus dan berbatasan dengan caecum (O’Malley, 2005; Byanet et al., 2008).

MATERI DAN METODE

Usus Halus (Duodenum, Jejunum, Ileum) kelelawar buah asal Timor sebanyak 5 ekor, dilakukan proses perfusi jaringan, koleksi jaringan usus halus kemudian difiksasi dengan larutan formalin buffer 10%. Selanjutnya proses jaringan, diawali dehidrasi dalam larutan etanol bertingkat 70%, 80%, 90%, absolut I, II dan III pada suhu kamar. Proses selanjutnya yaitu

(3)

Seminar Nasional Ke-4, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana, Kupang 25 Oktober 2016

ISBN 978-602-6906-21-2 141

penjernihan (clearing) dengan larutan xilol absolut sebanyak tiga kali pemindahan masing-masing 5 menit pada suhu kamar. Proses infiltrasi ke dalam larutan parafin sebanyak tiga kali pemindahan masing-masing 60 menit pada suhu 60oC. Jaringan di tanam dalam blok paraffin, disayat setebal

5µm menggunakan rotary microtome kemudian diwarnai Hematoxilin-Eosin.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Usus halus Pteropus vampyrus terdiri atas duodenum, jejunum dan ileum. Duodenum diawali dengan lelukan yang disebut ansa sigmoidea, sedangkan bagian kaudal terdapat flexura duodenojejunalis yang merupakan batas antara duodenum dan jejunum. Jejunum merupakan bagian intestinum tenue yang terpanjang (Table 1) dan bagian akhir adalah ileum yang tampak lebih lurus dan berbatasan dengan colon. Hal ini karena pada pteropus vampyrus tidak memiliki sekum sebagai bagian awal dari intestinum krasum (Gambar 1A). Penyerapan nutrisi terjadi di intestinum tenue (Kararli, 1995).

Tabel 1. Rerata ukuran organ pencernaan Pteropus vampyrus

Organ Berat (g) Diameter (cm) Panjang (cm) Panjang (cm) saluran pencernaan rodensia (Thyronomys swinderianu)* Diameter Intestinum Tenue Spilocuscus maculates** Duodenum 5,92 ± 1,47 0,68 ±0,14 17,40 ± 2,41 21,25 ± 0,77 1,69 ±0,38 cm Jejenum 9,66 ± 1,36 0,45±0,06 90,40 ± 4,16 109,5 ± 9,03 1,45 ± 0,30 cm Ileum 2,20 ± 1,12 0,38 ±0,06 19,46 ± 1,45 12,81 ± 0,28 1,32 ± 0,26 cm

* Byanet et al., 2008; ** Murti, 2003

Berdasarkan hasil pengukuran berat badan Pteropus vampyrus menunjukan rerata berat badan dari 5 sampel adalah 667 ± 111, 222 g (500 - 780 g) dan rerata berat saluran pencernaan adalah 31,097 ± 7,153 g (24,249 - 40,533 g). Rasio berat saluran pencernaan/berat badan pada Pteropus vampyrus adalah 5%. Rerata berat badan rodensia Afrika (Thyronomys swinderianus) adalah 1031 ± 187,10 g, rerata berat saluran pencernaan adalah 142,3 ± 11,94 g dan rasio berat saluran pencernaannya adalah 13% (Byanet et al., 2008). Panjang intestinum tenue Pteropus vampyrus lebih pendek dari rodensia Thyronomys swinderianus namun pada ileum Pteropus vampyrus lebih panjang. Sedangkan diameter intestinum tenue Pteropus vampyrus lebih kecil dari Spilocuscus maculates hal ini diduga pakan yang

(4)

Seminar Nasional Ke-4, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana, Kupang 25 Oktober 2016

ISBN 978-602-6906-21-2 142

dikonsumsi Pteropus vampyrus berupa sari dari buah – buahan yang dimakan sehingga diameter intestinum tenue lebih kecil (Tabel 1).

Gambar 1. Usus halus Pteropus vampyrus dengan pewarnaan HE. A: Makroskopi saluran pencernaan ; B: Duodenum; (b), sel piala (tanda panah), kripte lieberkuhn (k) dan lamina propria (p); C: Jejunum memiliki vili (v) yang yang lebih kurus dan kecil, terdapat plika sirkular (c), kripte liberkuhn (tanda panah); D: ileum, ciri utama adanya lempeng peyer (l), submukosa (s) dan tunika muskularis yang lebar (m) dan sel piala (tanda panah). Scale bar 20 µm.

Secara histologis, tunika mukosa duodenum tersusun dari epitel kolumner simplek yang disisipi oleh sel piala dan banyak terdapat sel enterosit, lamina propria dan lamina muskularis mukosa. Kelenjar intestinal (kripte lieberkuhn) terletak di lamina propria yang meluas sampai ke dalam ruang intervilus, dan kelenjar Brunner terdapat di tunika submukosa (Gambar 1B). Jejunum memiliki vili yang lancip, pada tunika mukosa dan submukosa terdapat plika sirkular dan kripte lieberkuhn di lamina propria.

(5)

Seminar Nasional Ke-4, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana, Kupang 25 Oktober 2016

ISBN 978-602-6906-21-2 143

Tunika muskularis terdiri dari otot longitudinal dan otot sirkular (Gambar 1C). Plika sirkular merupakan ciri khas jejunum (Lesson et al., 1995). Proses pencernaan intestinum tenue ditunjang oleh vili yang merupakan penjuluran mukosa yang berbentuk jari dan merupakan ciri khas intestinum tenue. Tinggi vili bervariasi tergantung pada daerah dan jenis hewannya. Panjang vili intestinum tenue pada mencit neonatus lebih pendek dibandingkan mencit dewasa (Shackelford dan Elwell 1999).

Tunika mukosa ileum Pteropus vampyrus dilapisi oleh epitel kolumner simplek dan terdapat banyak sel piala diantara epitel. Pada tunika mukosa dan submukosa terdapat lempeng peyer, vili intestinal lebih pendek dibanding jejunum dan duodenum (Gambar 1D). Sel piala pada ileum lebih banyak dibanding duodenum dan jejunum, duodenum memiliki plika pada permukaan mukosa dan submukosa sedangkan plika pada jejunum cenderung lebih tinggi yang disebut plika sirkular yang berfungsi untuk memperluas permukaan agar lebih besar daya absorbsinya (Susari et al., 2009).

KESIMPULAN

Usus halus memiliki vili yang panjang, dan plika sirkular paling berkembang di jejunum. Struktur histologis usus halus kelelawar asal pulau timor umumnya sama dengan struktur usus halus hewan pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Byanet, O., Nzalak, J. O., Salami, S. O., Nwaogu, I. C., Bosha, J. A., Umosen, A. D., Ojo, S. A dan Obadiah, H. I. 2008. Macroscopic Studies of the Gastrointestinal Tract of the African Grasscutter (Thyronomys swinderianus). Medwell Journal Veterinary Research; 2: 7-21.

Bringman T and CF Bringman. 1995. Introduction to Functional Telford Bringman Histology. Ed. Ke-2. Harper Collins College Publisher. 313-316.

Corbet, G. B., dan Hill, J. E. 1992. The Mammals of the Indomalayan Region: a systematic review. London.

Dellmann, H. D., dan Brown. E. M. 1992. Buku Teks Histologi Veteriner I. Penerjemah Hartono. Ed ke-3. Jakarta : Universitas Indonesia.

Grant, K. 1999. The Digestive System of the Monogastric Herbivore: with Comparison to the Ruminan. Journal of Wildlife Rehabilitation. 17.

(6)

Seminar Nasional Ke-4, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana, Kupang 25 Oktober 2016

ISBN 978-602-6906-21-2 144

Kararli, T. T. 1995. Comparison of the gastrointestinal anatomy, physiology, and biochemistry of humans and commonly used laboratory animals. Biopharmaceutics and Drug Disposition. 16 : 351–380.

Kunz, T. H., dan Fenton M. B. 2003. Bat Ecology. University of Chicago Press, Chicago. 779.

Lesson. T., Lesson, C dan Paparo.A. 1995. Buku Ajar HIstologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG.

Lekagul, B., dan Mcneely, J. A. 1977. Mammals of Thailand. Association for the Conservation of Wildlife, Bangkok, Thailand.

Murti. A. 2003. Studi Anatomi Organ Pencernaan (Digesti) Kuskus bertotol (Spilocuscus maculatus). [Skripsi]. Manokwari. Fakultas Peternakan Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Negeri Papua.

O’Malley B. 2005. Clinical Anatomy and Physiology of Exotic Species: Structure and Function of Mammals, Birds, Reptiles, and Amphibians. London, UK: Elsevier Saunders.

Shackelford, C. C dan Elwell, M. R. 1999. Small and Large Intestine, and Mesentary. Di dalam: RR Maronpot, GA Boorman, BW Gaul, Editor. Pathology of the Mouse Reference and Atlas. Vienna: Cache River Press; 81-115.

Susari, N. N. W., Setiasih, N. L. E., dan Suwiti, N. K. 2009. Struktur Histologi Duodenum, Jejenum dan Ileum Sapi Bali. Jurnal Veteriner; 10: 36-40. Vermeulen, J. dan Whitten, T. 1999. Biodiversity and Cultural Property in the

Management of Limestone Resources-Lessons from East Asia. World Bank, Washington, DC.

Gambar

Tabel 1. Rerata ukuran organ pencernaan Pteropus vampyrus
Gambar  1.  Usus  halus    Pteropus  vampyrus  dengan  pewarnaan  HE.  A:

Referensi

Dokumen terkait

disertai kematian sel yang cepat pada jaringan di daerah yang disuntikkan suspensi bakteri sehingga keberadaannya tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman inang seperti yang

Mie kering dengan bahan dasar tepung ubi jalar perlakuan terbaik memiliki rerata nilai kesukaan warna mie kering ubi jalar sebesar 4.2 netral untuk parameter aroma sebesar 4.4 netral,