• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERIAN-OBAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBERIAN-OBAT"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERIAN

PEMBERIAN

OB

OB

AA

T-

T-

OB

OB

AA

T

T

AANN

Oleh:

Oleh: Anindini

Anindini Winda

Winda Amalia

Amalia (0906510634

(0906510634))

A

A PENTIN!N"A PEMBERIAN OBAT PENTIN!N"A PEMBERIAN OBAT #A$AM #A$AM %EPERAWATA%EPERAWATANN

Obat merupakan sebuah subastansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai Obat merupakan sebuah subastansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai  perawatan

 perawatan atau atau pengobatan, pengobatan, bahkan bahkan pencegahan pencegahan terhadap terhadap berbagai berbagai gangguan gangguan yang yang terjaditerjadi di dala

di dalam m tubtubuhnyuhnyaa..  Seorang   Seorang perawat yaperawat yang akan bekeng akan bekerja serja secara langcara langsung dalsung dalamam

 pemenuhan

 pemenuhan asuhan asuhan keperawatan keperawatan sangat sangat membutuhkan membutuhkan keterampilan keterampilan dalam dalam tindakantindakan medis berupa

medis berupa pengobatpengobatan. an. Mengingat tindakan Mengingat tindakan yang yang bersibersifat fat dependen dependen (kolab(kolaboratiforatif),), maka

maka perawat perawat membutuhkan suatu membutuhkan suatu peran tersendiri. peran tersendiri. Dalam pelaksanaan tugasnyaDalam pelaksanaan tugasnya,,  tenaga  tenaga

medis memiliki tanggung jawab mengenai keamanan obat dan pemberian secara langsung medis memiliki tanggung jawab mengenai keamanan obat dan pemberian secara langsung kep

kepada ada paspasieien. n. kan kan tetetaptapi, i, kenykenyatataanaannya nya di di lalapanpangagan, n, pempemberberiaian n obaobat t yanyangg merupakan

merupakan peran peran dokter dokter dilakukan oleh peradilakukan oleh perawat. !al ini semata"mata wat. !al ini semata"mata untuk memenuhiuntuk memenuhi kebu

kebutuhtuhan an pasipasien en daladalam pengm pengobatobatan dan jugan dan juga sebaga sebagai bagiai bagian daran dari kolai kolaboraborasi pesi perawrawatat dengan dokter 

dengan dokter ..

#arena dituntut untuk memahami secara lebih jauh proses pengobatan, maka perawat #arena dituntut untuk memahami secara lebih jauh proses pengobatan, maka perawat dianjurkan

dianjurkan untuk untuk mempelajari farmakologi, yaitu mempelajari farmakologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang ilmu yang mempelajari tentang efek dariefek dari obat sehingga diharapkan mampu menge$aluasi efek pengobatan.

obat sehingga diharapkan mampu menge$aluasi efek pengobatan. %ada kehidupan sehari

%ada kehidupan sehari--hari, kita biasa mendengar beberapa istilah yang berhubunganhari, kita biasa mendengar beberapa istilah yang berhubungan

dengan obat, di antaranya&

dengan obat, di antaranya&  generik  generik ,,  yaitu nama pertama dari pabrik yang sudah  yaitu nama pertama dari pabrik yang sudah

mendapat

mendapatkan kan lisenslisensi dan belum diteri dan belum diterima ima secara secara resmiresmi'' official official ,,  yaitu nama di bawah  yaitu nama di bawah

lisensi salah satu publikasi resmi'

lisensi salah satu publikasi resmi' chemikal chemikal ,,  yaitu nama yang berasal dari susunan at  yaitu nama yang berasal dari susunan at

kimia

kimia,,  seperti obat  seperti obat acetylsalicyic acidacetylsalicyic acid atau aspirin' nama dagang (atau aspirin' nama dagang (trade mark trade mark ), yaitu nama), yaitu nama

yang keluar sesuai dengan perusahaan atau pabrik dalam menggunakan symbol seperti yang keluar sesuai dengan perusahaan atau pabrik dalam menggunakan symbol seperti ecortin, bufferin empirin analgetis' dan lain

ecortin, bufferin empirin analgetis' dan lain--lain.lain.

B

B &TAN#AR &TAN#AR OBATOBAT

Sebaiknya obat yang akan digunakan memenuhi berbagai standar persyaratan obat, di Sebaiknya obat yang akan digunakan memenuhi berbagai standar persyaratan obat, di antaranya& kemurnian, yaitu bahwa obat mengandung unsur keaslian, tidak ada percampuran' antaranya& kemurnian, yaitu bahwa obat mengandung unsur keaslian, tidak ada percampuran' standar potensi yang baik' memiliki

standar potensi yang baik' memiliki bioavailabilitybioavailability, yaitu keseimbangan obat' adanya, yaitu keseimbangan obat' adanya keamanan' dan efekti$itas. #elima st

keamanan' dan efekti$itas. #elima standar andar tersebut harus dimilitersebut harus dimiliki agar menghasilkan efek ki agar menghasilkan efek  yang baik terhadap kepatenan obat sendiri.

(2)

'

' REA%&I REA%&I OBATOBAT

Sebagai bahan atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh, obat akan bekerja sesuai Sebagai bahan atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh, obat akan bekerja sesuai dengan proses kimiawi. Salah satu reaksi obat dapat dihitung dalam satuan waktu paruh, dengan proses kimiawi. Salah satu reaksi obat dapat dihitung dalam satuan waktu paruh, yaitu suatu inter$al waktu yang diperlukan dalam tubuh untuk proses eliminasi sehingga yaitu suatu inter$al waktu yang diperlukan dalam tubuh untuk proses eliminasi sehingga terjadi pengurangan konsentrasi obat (dari kadar puncak) dalam tubuh.

terjadi pengurangan konsentrasi obat (dari kadar puncak) dalam tubuh.

#

# (A%TOR "AN(A%TOR "AN! MEMPE! MEMPEN!AR)*I N!AR)*I REA%&I OREA%&I OBATBAT

eberapa hal yang dapat mempengaruhi reaksi dari pengobatan di antaranya& absorpsi obat, eberapa hal yang dapat mempengaruhi reaksi dari pengobatan di antaranya& absorpsi obat, distribusi obat dalam tubuh, metabolism (

distribusi obat dalam tubuh, metabolism (biotransformasibiotransformasi) obat, dan ekskresi. *aktor"faktor ) obat, dan ekskresi. *aktor"faktor  tersebut dapat dipelajari dalam ilmu farmakokinetik (sub

tersebut dapat dipelajari dalam ilmu farmakokinetik (sub--ilmu farmakologi)ilmu farmakologi)..

1

1 A+,-./,i A+,-./,i -+a0-+a0

bsorpsi obat merupakan proses pergerakan obat dari sumber ke dalam tubuh melalui bsorpsi obat merupakan proses pergerakan obat dari sumber ke dalam tubuh melalui aliran darah, kecuali jenis topical yang dipengaruhi oleh cara dan jalur pemberian obat, aliran darah, kecuali jenis topical yang dipengaruhi oleh cara dan jalur pemberian obat,  jenis obat, keadaan tempat, makanan,

 jenis obat, keadaan tempat, makanan, dan keadaan pasien.dan keadaan pasien.



 #i,0.i+2,i -+a0 #i,0.i+2,i -+a0 e e dalam dalam 02+2h02+2h

Setelah absorpsi, obat didistribusikan ke dalam tubuh melalui darah dan sistem limfatis Setelah absorpsi, obat didistribusikan ke dalam tubuh melalui darah dan sistem limfatis menuju sel dan masuk ke dalam jaringan tertentu. %roses ini dapat dipengaruhi oleh menuju sel dan masuk ke dalam jaringan tertentu. %roses ini dapat dipengaruhi oleh keseimbangan cairan, elektrolit, dan keadaan patologis.

keseimbangan cairan, elektrolit, dan keadaan patologis.

3

3 Me0a+-li,mMe0a+-li,me e -+a0-+a0

Setelah melalui sirkulasi, obat akan mengalami proses metabolism. Obat akan ikut Setelah melalui sirkulasi, obat akan mengalami proses metabolism. Obat akan ikut sirkulasi ke dalam jaringan kemudian berinteraksi dengan sel dan mengalami perubahan sirkulasi ke dalam jaringan kemudian berinteraksi dengan sel dan mengalami perubahan at kimia untuk kemudian diekskresikan.

at kimia untuk kemudian diekskresikan.

4

4 E,.e,i E,.e,i ,i,a ,i,a melal2i melal2i -+a0-+a0

Setelah obat mengalami metabolism atau pemecahan, akan terdapat sisa at yang tidak  Setelah obat mengalami metabolism atau pemecahan, akan terdapat sisa at yang tidak  dapat dipakai dan tidak bereaksi. Sisa at ini kemudian keluar melalui ginjal dalam dapat dipakai dan tidak bereaksi. Sisa at ini kemudian keluar melalui ginjal dalam  bentuk urine, intestinal dalam bentuk feses, dan paru dalam ben

(3)

+eaksi obat di dalam tubuh tidak semuanya sama. da kalanya obat memiliki reaksi

yang cepat dan ada kalanya memiliki reaksi yang lambat. Semuanya tergantung dari faktor" faktor yang mempengaruhinya, di antaranya usia dan berat badan, jenis kelamin, faktor  genetis, faktor psikologis, kondisi patologis, waktu, cara pemberian, dan lingkungan.

Dalam perjalanannya,  obat memiliki dua efek, yaitu efek terapeutik dan efek 

samping. fek terapeutik merupakan kesesuaian obat terhadap efek yang diharapkan sebagaimana kandungan dalam obat, seperti paliatif (berefek mengurangi gejala),  kuratif 

(memiliki efek pengobatan),  suportif (berefek menaikkan fungsi atau respons tubuh),

substituti$e (berefek sebagai pengganti),  kemoterapi (berefek mematikan atau

menghambat),  restoratif (berefek memulihkan fungsi tubuh).  fek samping merupakan

dampak yang tidak diharapkan dari obat, tidak bias diramal,  dan bahkan kemungkinan

dapat membahayakan, seperti adanya alergi, toksisitas (keracunan),  penyakit iatrogenic,

kegagalan dalam pengobatan, dan lain" lain.

E MA&A$A* #A$AM PEMBERIAN OBAT #AN INTEREN&I %EPERAWATAN 1 Men-la /em+e.ian -+a0

-ika pasien menolak pemberian obat, inter$ensi keperawatan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan menanyakan alasan pasien melakukan hal tersebut. #emudian,  jelaskan kembali kepada pasien alasan pemberian obat. -ika pasien terus menolak 

sebaiknya tunda pengobatan, laporkan ke dokter dan catat dalam pelaporan.

 In0e.i0a, 2li0 0e.an2

ntuk mengatasi masalah gangguan integritas kulit, lakukan penundaan dalam  pengobatan, kemudian laporkan ke dokter dan catat ke dalam laporan.

3 #i,-.ien0a,i dan +in2n

Masalah disorientasi dan bingung dapat diatasi oleh perawat dengan cara melakukan  penundaan pengobatan. -ika pasien ragu, laporkan ke dokter dan catat ke dalam  pelaporan.

(4)

4 Menelan -+a0 +2al a0a2 ,2+lin2al

Sebagai perawat yang memiliki peran dependen, jika pasien menelan obat bukal atau sublingual, maka sebaiknya laporkan kejadian tersebut kepada dokter ,  untuk 

selanjutnya dokter yang akan melakukan inter$ensi.

5 Ale.i 2li0

pabila terjadi alergi kulit atas pemberian obat kepada pasien, keluarkan sebanyak  mungkin pengobatan yang telah diberikan, beritahu dokter, dan catat dalam pelaporan.

( 'ARA PEMBERIAN OBAT

%emberian obat kepada pasien dapat dilakukan melalui beberapa cara, di antaranya& oral,

 parental, rectal, $aginal, kulit, mata,  telinga,  dan hidung,  dengan menggunakan prinsip

lima tepat, yaitu tepat nama pasien, tepat nama obat, tepat dosis obat, tepat cara  pemberian, tepat waktu pemberian dan tepat dokumentasi.

Pem+e.ian O+a0 Melal2i O.al

%emberian obat melalui oral merupakan pemberian obat melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati, dan mengurangi rasa sakit sesuai dengan jenis obat.

lat dan ahan&

/. Daftar buku obat0catatan, jadwal pemberian obat. 1. Obat dan tempatnya.

2. ir minum dalam tempatnya.

%rosedur #erja& /. 3uci tangan.

1. -elaskan prosedur yang akan dilakukan.

(5)

4. antu untuk meminumkannya dengan cara&

• pabila memberikan obat tablet atau kapsul dari botol, maka tuangkan jumlah

yang dibutuhkan ke dalam tutup botol dan pindahkan ke tempat obat. -angan sentuh obat dengan tangan. ntuk obat berupa kapsul, jangan dilepaskan  pembungkusnya.

• #aji kesulitan menelan. ila ada, jadikan tablet dalam bentuk bubuk dan campur 

dengan minuman.

• #aji denyut nadi dan tekanan darah sebelum pemberian obat yang membutuhkan

 pengkajian.

5. 3atat perubahan, reaksi terhadap pemberian, dan e$aluasi respons terhadap obat dengan mencatat hasil pemberian obat.

6. 3uci tangan.

Pem+e.ian O+a0 In0.a20an

%emberian obat intrakutan merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam  jaringan kulit, tujuannya adalah untuk melakukan tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan. %emberian intrakutan pada dasarnya di bawah dermis atau epidermis, secara umum pada daerah lengan bagian $entral.

lat dan ahan&

/. Daftar buku obat0catatan, jadwal pemberian obat. 1. Obat dalam tempatnya.

2. Spuit / cc 0 spuit insulin.

4. #apas alkohol dalam tempatnya.

5. 3airan pelarut.

6. ak steril dilapisi kasa steril (tempat spuit).

7. engkok.

(6)

%rosedur #erja& /. 3uci tangan.

1. -elaskan prosedur yang akan dilakukan.

2. ebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan. ila menggunakan baju lengan  panjang, buka dan gulung ke atas.

4. %asang perlak0pengalas di bawah bagian yang akan disuntik.

5. mbil obat yang akan diberikan, tes alergi, kemudian larutkan0encerkan dengan a9uades (cairan pelarut).  :alu, ambil ;,5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih

/ cc, dan siapkan pada bak injeksi atau steril.

6. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan disuntik. 7. <egangkan dengan tangan kiri atau daerah yang akan disuntik.

8. :akukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan sudut /5-1; derajat

 pada permukaan kulit.

=. Semprotkan obat hingga terjadi gelembung.

/;. <arik spuit dan jangan lakukan masase.

//. 3atat reaksi pemberian.

/1. 3uci tangan dan catat hasil pemberian obat, tanggal dan waktu, serta jenis obat.

(7)

Pem+e.ian O+a0 &2+20an

%emberian obat subkutan adalah pemberian obat melalui suntikan ke bawah kulit yang dapat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar /02 bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada, dan daerah sekitar umbilikus (abdomen). %emberian obat melalui subkutan ini pada umumnya dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Dalam pemberian insulin terdapat dua tipe larutan, yaitu larutan yang jernih dan larutan yang keruh. :arutan jernih adalah insulin tipe reaksi cepat (insulin reguler) dan larutan keruh adalah tipe lambat karena adanya penambahan  protein yang memperlambat absorpsi obat.

lat dan ahan&

/. Daftar buku obat0catatan, jadwal pemberian obat. 1. Obat dalam tempatnya.

2. Spuit insulin.

4. #apas alkohol dalam tempatnya.

5. 3airan pelarut. 6. ak injeksi. 7. engkok.

8. %erlak dan alasnya.

%rosedur #erja& /. 3uci tangan.

1. -elaskan prosedur yang akan dilakukan.

2. ebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan atau bebaskan suntikan dari pakaian. pabila menggunakan baju maka buka atau lipat ke atas.

4. mbil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang akan diberikan, setelah itu tempatkan pada bak injeksi.

5. Desinfeksi dengan kapas alkohol.

6. <egangkan dengan tangan kiri (daerah yang akan dilakukan suntikan subkutan).

7. :akukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan sudut 45 derajat pada  permukaan kulit.

(8)

8. :akukan aspirasi, bila tidak ada darah semprotkan obat perlahan-lahan hingga habis.

=. <arik spuit dan tahan dengan kapas alkohol. Masukkan spuit yang telah terpakai ke dalam bengkok.

/;. 3atat reaksi pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan jenis0dosis obat. //. 3uci tangan.

Gambar Letak Pemberian Subkutan

Pem+e.ian O+a0 In0.a6ena $an,2n

%emberian obat intra$ena langsung adalah pemberian obat yang dilakukan melalui $ena, di antaranya $ena mediana cubiti0cephalika (lengan),  $ena saphenous (tungkai),  $ena

 jugularis (leher),  dan $ena frontalis0temporalis (kepala),  serta bertujuan memberikan

obat dengan reaksi cepat dan langsung masuk pada pembuluh darah.

lat dan ahan&

/. Daftar buku obat0catatan, jadwal pemberian obat. 1. Obat dalam tempatnya.

2. Spuit sesuai dengan jenis ukuran. 4. #apas alkohol dalam tempatnya.

5. 3airan pelarut. 6. ak injeksi. 7. engkok.

8. %erlak dan alasnya.

(9)

%rosedur #erja& /. 3uci tangan.

1. -elaskan prosedur yang akan dilakukan.

2. ebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian. pabila tertutup pakaian, buka atau lipat pakaian ke atas.

4. mbil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan dosis yang akan diberikan. pabila obat berbentuk bubuk maka larutkan dengan pelarut (a9uades steril).

5. %asang perlak atau pengalas di bawah $ena yang akan dilakukan penyuntikan. 6. <empatkan obat yang telah diambil pada bak injeksi.

7. Desinfeksi dengan kapas alkohol.

8. :akukan pengikatan dengan karet pembendung (torni9uet) pada bagian atas daerah yang akan dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan tangan0minta bantuan atau bending di atas $ena yang akan dilakukan penyuntikan.

=. mbil spuit yang telah ada obatnya.

/;. :akukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan ke  pembuluh darah.

//. :akukan aspirasi. ila sudah ada darah, lepaskan karet pembendung dan langsung semprotkan obat hingga habis.

/1. Setelah selesai, ambil spuit dengan menarik dan melakukan penekanan pada daerah  penusukan dengan kapas alkohol. :etakkan spuit yang telah digunakan ke dalam  bengkok.

/2. 3atat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis obat.

/4. 3uci tangan.

(10)

Pem+e.ian O+a0 Melal2i Wadah 'ai.an In0.a6ena

%emberian obat melalui wadah cairan intra$ena merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan obat ke dalam wadah cairan intra$ena yang bertujuan untuk meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.

lat dan ahan&

/. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran. 1. Obat dalam tempatnya.

2. >adah cairan (kantong0botol).

4. #apas alkohol.

%rosedur #erja& /. 3uci tangan.

1. -elaskan prosedur yang akan dilakukan.

2. %eriksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit.

4. 3ari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong.

5. :akukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan stop aliran.

6. :akukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menmbus bagian tengah dan masukkan obat perlahan-lahan ke dalam kantong0wadah cairan.

7. Setelah selesai, tarik spuit dan campur larutan dengan membalikkan kantong cairan secara perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung lain.

8. %eriksa kecepatan infus. =. 3uci tangan.

/;. 3atat obat yang telah diberikan dan dosisnya.

Pem+e.ian O+a0 Melal2i &elan In0.a6ena

lat dan ahan&

/. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran. 1. Obat dalam tempatnya.

2. Selang intra$ena.

(11)

%rosedur #erja& /. 3uci tangan.

1. -elaskan prosedur yang akan dilakukan.

2. %eriksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit.

4. 3ari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intra$ena.

5. :akukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan stop aliran.

6. :akukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian tengah dan masukkan obat perlahan-lahan ke dalam selang intra$ena.

7. Setelah selesai takik spuit.

8. %eriksa kecepatan infus dan obser$asi reaksi obat. =. 3uci tangan.

/;. 3atat obat yang telah diberikan dan dosisnya.

Pem+e.ian O+a0 In0.am2,2la.

%emberian obat intramuskular dilakukan dengan cara memasukkan obat ke dalam  jaringan otot. :okasi penyuntikan adalah pada daerah paha ($astus lateralis),

$entrogluteal (dengan posisi berbaring), dorsogluteal (posisis tengkurap),  atau lengan

atas (deltoid). <ujuan pemberian obat dengan cara ini adalah agar absorpsi obat lebih cepat.

lat dan ahan&

/. Daftar buku obat0catatan, jadwal pemberian obat. 1. Obat dalam tempatnya.

2. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran& dewasa 1,5-2,75 cm dan anak -  anak 

/,15-1,5 cm.

4. #apas alkohol dalam tempatnya.

5. 3airan pelarut. 6. ak injeksi. 7. engkok.

(12)

%rosedur #erja& /. 3uci tangan.

1. -elaskan prosedur yang akan dilakukan.

2. mbil obat kemudian masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosis, setelah itu letakkan pada bak injeksi.

4. %eriksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan (lihat lokasi penyuntikan).

5. Desinfeksi dengan kapas alkohol tempat yang akan dilakukan penyuntikan. 6. :akukan penyuntikan&

• %ada daerah paha ($estus lateralis),  anjurkan pasien untuk berbaring terlentang

dengan lutut sedikit fleksi.

• %ada $entrogluteal, anjurkan pasien untuk miring, tengkurap, atau terlentang

dengan lutut dan pinggul pada sisi yang akan dilakukan penyuntikan dalam keadaan fleksi.

• %ada daerah dorso gluteal, anjurkan pasien untuk tengkurap dengan lutut diputar 

ke arah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan pinggul fleksi dan diletakkan di depan tungkai bawah.

• %ada daerah deltoid (lengan atas),  anjurkan pasien untuk duduk atau berbaring

mendatar dengan lengan atas fleksi.

7. :akukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus.

8. Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit. ila tidak ada darah, semprotkan obat secara perlahan hingga habis.

=. Setelah selesai, ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan daerah penyuntikan dengan kapas alkohol, kemudian letakkan spuit yang telah digunakan pada bengkok. /;. 3atat reaksi, jumlah dosis, dan waktu pemberian.

//. 3uci tangan.

(13)

Pem+e.ian O+a0 Melal2i An2,7Re02m

%emberian obat melalui anus0rektum dilakukan dengan cara memasukkan obat melalui anus atau rektum, bertujuan memberikan efek lokal dan sistematik. <indakan pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses, dan merangsang buang air besar .

3ontoh pemberian obat yang memiliki efek lokal adalah pada obat dulcolac supositoria yang berfungsi secara lokal untuk meningkatkan defeakksi dan contoh efek  sistemik adalah pada obat aminofilin supositoria yang berfungsi mendilatasi bronkhus. %emberian obat supositoria ini diberikan tepat pada dinding rektal yang melewati sfingter  ani interna. #ontra indikasi terjadi pada pasien yang mengalami pembedahan rektal.

lat dan ahan&

/. Obat supositoria dalam tempatnya.

1. Sarung tangan. 2. #ain kasa. 4. ?aselin0pelican0pelumas. 5. #ertas tisu. %rosedur #erja& /. 3uci tangan.

1. -elaskan prosedur yang akan dilakukan. 2. @unakan sarung tangan.

4. uka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.

5. Oleskan pelican pada ujung obat supositoria.

6. +egangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan supositoria dengan  perlahan melalui anus, sfingter anal interna, dan mengenai dinding rektal kurang lebih

/; cm pada orang dewasa dan 5 cm pada bayi atau anak.

7. Setelah selesai, tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu.

8. njurkan pasien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama kurang lebih 5 menit.

(14)

/;. 3uci tangan.

//. 3atat obat, jumlah0dosis, dan cara pemberian.

Gambar Posisi Pemberian Obat Melalui Rektum

Pem+e.ian O+a0 Melal2i aina

%emberian obat yang dilakukan dengan memasukkan obat melalui $agina bertujuan untuk  mendapatkan efek terapi obat dan mengobati saluran $agina atau ser$iks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan supositoria yang digunakan untuk mengobati infeksi lokal.

lat dan ahan&

/. Obat dalam tempatnya.

1. Sarung tangan. 2. #ain kasa.

4. #ertas tisu.

5. #apas sublimat dalam tempatnya.

6. %engalas.

7. #orentang dalam tempatnya.

%rosedur #erja& /. 3uci tangan.

1. -elaskan prosedur yang akan dilakukan. 2. @unakan sarung tangan.

4. uka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.

5. ersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat. 6. njurkan pasien tidur dalam posisi dorsal recumbert .

(15)

7. pabila jenis obat supositoria,  maka buka pembungkus dan berikan pelumas pada

obat.

8. +egangkan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan obat sepanjang dinding kanal $aginal posterior sampai 7,5-/; cm.

=. Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orificium dan labia dengan tisu.

/;. njurkan pasien untuk tetap pada posisinya selama kurang /; menit agar obat  bereaksi.

//. 3uci tangan.

/1. 3atat jumlah, dosis, waktu, dan cara pemberian.

pabila menggunakan obat jenis krim, isi aplikator krim atau ikuti petunjuk krim yang tertera pada kemasan, regangkan lipatan labia dan masukkan aplikator kurang lebih 7,5 cm dan dorong penarik aplikator untuk mengeluarkan obat dan lanjutkan nomor 8,=,/;,//.

Gambar Posisi Cara Pemberian Obat Melalui agina

Pem+e.ian O+a0 T-/i8al Pada %2li0

%emberian obat yang dilakukan pada kulit bertujuan untuk mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit atau mengatasii infeksi. Obat kulit terdiri atas bermacam-macam, yaitu krim, losion, aerosol, dan sprei.

lat dan ahan&

/. Obat dalam tempatnya (seperti losion, krim, aerosol, sprei).

1. %inset anatomis. 2. #ain kasa.

(16)

4. #ertas tisu. 5. alutan. 6. %engalas.

7. ir sabun, air hangat. 8. Sarung tangan.

%rosedur #erja& /. 3uci tangan.

1. -elaskaan prosedur yang akan dilakukan.

2. %asang pengalas di bawah daerah yang akan dilkukan tindakan. 4. @unakan sarung tangan.

5. ersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat (apabila terdapat kulit mengeras) dan gunakan pinset anatomis.

6. erikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti mengoleskan atau mengompres.

7. -ika diperlukan, tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah diobati. 8. 3uci tangan.

Pada Ma0a

%emberian obat pada mata dilakukan dengan cara meneteskan obat mata atau mengoleskan salep mata. %ersiapan pemeriksaan struktur internal mata dilakukan dengan cara mendilatasi pupil, untuk mengukur refraksi lensa dengan cara mendilatasi pupil, untuk mengukur refraksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa, kemudian dapat juga digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.

lat dan ahan&

/. Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa salep. 1. %ipet.

2. %inset anatomi dalam tempatnya.

4. #orentang dalam tempatnya.

(17)

6. #ain kasa.

7. #ertas tisu. 8. alutan.

=. Sarung tangan.

/;. ir hangat0kapas pelembab.

%rosedur #erja& /. 3uci tangan.

1. -elaskan prosedur yang akan dilakukan.

2. tur posisi pasien dengan kepala menengadah, dengan posisi perawat di samping kanan.

4. @unakan sarung tangan.

5. ersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab dari sudut mata ke arah hidung. pabila sangat kotor basuh dengan air hangat.

6. uka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu jari, jari

telunjuk di atas tulang orbita.

7. <eteskan obat mata di atas sakus konjungti$a. Setelah tetesan selesai sesuai dengan dosis, anjurkan pasien untuk menutup mata secara perlahan.

8. pabila obat mata jenis salep, pegang aplikator salep di atas pinggir kelopak mata kemudian pijat tube sehingga obat keluar dan berikan obat pada kelopak mata  bawah. Setelah selesai, anjurkan pasien untuk melihat ke bawah, secara  bergantian dan berikan obat pada kelopak mata bagian atas dan biarkan pasien

untuk memejamkan mata dan menggerakkan kelopak mata.

=. <utup mata dengan kasa bila perlu. /;. 3uci tangan.

//. 3atat obat, jumlah, waktu, dan tempat pemberian.

(18)

Pada Telina

%emberian obat pada telinga dilakukan dengan cara memberikan tetes telinga atau salep. Obat tetes telinga ini pada umumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga, khususnya pada telinga tengah (otitis eksterna), dan dapat berupa obat antibiotik.

lat dan ahan&

/. Obat dalam tempatnya.

1. %enetes.

2. Spekulum telinga.

4. %inset anatomi dalam tempatnya.

5. #orentang dalam tempatnya.

6. %lester . 7. #ain kasa. 8. #ertas tisu. =. alutan. %rosedur #erja& /. 3uci tangan.

1. -elaskan prosedur yang akan dilakukan.

2. tur posisi pasien dengan kepala miring ke kanan atau ke kiri sesuai dengan daerah yang akan diobati, usahakan agar lubang telinga pasien di atas.

4. :uruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke atas0ke belakang (pada orang dewasa), ke bawah pada anak.

5. pabila obat berupa tetes, maka teteskan obat pada dinding saluran untuk mencegah terhalang oleh gelembung udara, dengan jumlah tetesan sesuai dosis. 6. pabila obat berupa salep, maka ambil kapas lidi dan oleskan salep kemudian

masukkan atau oleskan pada liang telinga.

7. %ertahankan posisi kepala kurang lebih selama 1-2 menit.

8. <utup telinga dengan pembalut dan plester jika diperlukan. =. 3uci tangan.

(19)

Pada *id2n

%emberian obat pada hidung dilakukan dengan cara memberikan tetes hidung yang dapat dilakukan pada seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring.

lat dan ahan&

/. Obat dalam tempatnya.

1. %ipet.

2. Spekulum hidung.

4. %inset anatomi dalam tempatnya.

5. #orentang dalam tempatnya.

6. %lester . 7. #ain kasa. 8. #ertas tisu. =. alutan. %rosedur #erja& /. 3uci tangan.

1. -elaskan prosedur yang akan dilakukan. 2. tur posisi pasien dengan cara&

• Duduk di kursi dengan kepala menengadah ke belakang.

• erbaring dengan kepala ekstensi pada tepi tempat tidur .

• erbaring dengan bantal di bawah bahu dan kepala tengadah ke belakang.

4. erikan tetesan obat pada tiap lubang hidung (sesuai dengan dosis).

5. %ertahankan posisi kepala tetap tengadah ke belakang selama 5 menit. 6. 3uci tangan.

7. 3atat, cara, tanggal, dan dosis pemberian obat.

(20)

!. 9ENI&  9ENI& OBAT

O+a0 /a0en :obat dengan nama dagang dan menggunakn nama yang merupakan milik   produsen obat yang bersangkutan atau yang memproduksinya.

O+a0 ene.i8 : obat yang mempunyai at berkhasiat sesuai yang tercantum dalm  buku farmakope Andonesia atau buku resmi lainnya sep erti ABB (Anternational Bon

%roprietary Bames)

O+a0 ane,0e,i 2m2m

O+a0 Pen2naan dan In;-.ma,i $ain

 Inhalasi cairan ter 

3airan berbau khas, mudah terbakar ,  efek kardio$askuler dan

hati lebih ringan, waktu induksi lambat. #hasiat anestetik tak  kuat, relaksan otot baik. Dosis 6-7C tercampur udara dengan

sistem terbuka atau tertutup.

SO& merangsang mukosa saluran napas, kerja lambat, reco$ery tak enak 

#ontra indikasi& penyakit hati, ginjal dan DM. kskresi obat  paling banyak melalui paru- paru.

?inyl ter 3airan tak berwarna, berbau seperti eter, mudah rusak maka harus ditutup rapat, sekali terbuka harus terpakai dalam 14 jam. Daya anestesi 7 kali lebih kuat dari ter . 3ara pemberian sistem

terbuka, tak dapat digunakan untuk operasi lebih dari / jam karena dapat merusak hati dan hipoksia.

!alotan (*luothan)

Sifatnya sama dengan kloroform, khasiat 4  eter , 1  kloroform.

>aktu induksi cepat dan nyaman, pemulihan cepat, relaksasi

 baik tetap menurunkan tekanan darah, curah jantung,

menurunkan reflek baroreseptor dan bronkodilator mulai kerjanya cepat, pemulihannya juga cepat, sering dipakai untuk  anestesi bedah thora.  <idak digunakan untuk bedah obstetric.

%ada pernapasan terjadi penurunan control $entilasi $olume tidal, frekuensi pernapasan, respon terhadap 3O1 dan hipoksia.

<erjadi bronkodilatasi kuat.

SO& hapatotoksis, dan eso lain ringan. #ontra indikasi& penyakit hati berat.

Metoksifluran >aktu induksi lambat, menimbulkan hipotensi. #ontra indikasi& gangguan ginjal.

nfluran (thrane)

Sama dengan metoksfluran, waktu induksi cepat, fek pada kardio$askuler& depresi miokardium kuat, penurunan curah  jantung dan resistensi $askuler sistemik, memperlambat

frekuensi jantung. Andeks terapi lebar, kecuali toksisitas ginjal.

Asofluran fek minimal pada kardio$askuler  , meningkatkan sedikit

frekuensi jantung, meningkatkan tekanan atrium kanan menekan

fungsi miokardium, menurunkan resistensi $askuler sistemik, tetapi sering menimbulkan distres pernapasan. >aktu induksi cepat.

<rikloretilen

(<rilene) 3airan tak berwarna

,  baud an rasa seperti kloroform. Mulai kerja

lama, relaksasinya tak lengkap, pemulihan lambat dengan muntah-muntah. !anya digunakan untuk pembedahan kecil.

(21)

%enyimpanan harus pada tempat

 bebas cahaya, udara dan panas. !ati-hati penggunaan pada

 penyakit hati dan jantung.

#loroform (3!3/1)

3airan tak berwarna,  bau khas rasa kemanisan, pedas tak dapat

terbakar. <oksis terhadap jantung dan hati, sekarang jarang digunakan.

 Inhalasi gas

 Bitrous Oksida (gas gelak)

@as berbau tak khas, rasa kemanis-manisan, berat /,5  udara.

<idak merangsang, tak dapat dibakar, masa eksitasi ditandai dengan tertawa"tawa. #hasiat anestetik lemah, analgetiknya kuat. >aktu induksi sangat cepat, pemulihan cepat, efek minimal pada kardio$askuler . Diberikan bersama oksigen (1;C) semi terbuka.

Siklopropan >aktu induksi sangat cepat, mudah terbakar dan meledak   #loretil

(3hlorethyl)

%ada suhu dan tekanan biasa berupa gas, pada tekanan lebih ringan berupa cairan tak berwarna,  mudah menyala. au

seperti eter, pedas. anyak digunakan untuk anestesi lokal pada pembedahan kecil, karena toksis terhadap hati dan antung. Obat ini mempunyai titik didih rendah (/1 derajat

3elsius), maka apabila disemprotkan pada kulit akan timbul rasa dingin hebat, dan terjadi anestesi lokal untuk beberapa

 Intra Vena  Batrium <iopental (pentothal, kemithal, heksobarbital)

Merupakan barbiturat intra $ena yang berkhasiat anestetik.

Digunakan untuk induksi anestesi umum, waktu induksi cepat. Dapat terjadi gemetar dan tremor pada pasien. !ati-hati potensial

menekan pernapasan, menurunkan tekanan intra cranial. Menurunkan curah jantung /;-1;C, dan menurunkan tekanan

darah.

SO& hipotensi, takikardi, depresi pernapasan, bronco spasme, anafilaktik. Obat ini berkhasiat juga hipnotik, tetapi khasiat analgesi dan relaksanya tak kuat, maka sering digunakan untuk   pembedahan kecil.

#ontraindikasi& pasien gangguan sirkulasi dan hipertensi.

 Batrium <iamilal >aktu induksi cepat, sering digunakan untuk induksi anestesi umum.

Droperidol Sering dikombinasi cepat, sering digunakan untuk induksi anastesi umum.

tomidat ntuk pembedahan singkat, atau induksi anastesi umum, atau  pemeliharaan anestesi. >aktu induksi cepat. Serupa barbiturat,

depresi kardio$askuler minimal. SO& Muntah post anestesi.

(22)

#etamin (ketalar) fek analgetik kuat walau dalam dosis rendah, toleransi jaringan  baik, sehigga dapat diberikan AM maupun A?,  tak menimbulkan

hipotensi, baik untuk pasien anak, rentan dan penderita asma. erkhasiat analgesi, amnesia, dan hipnotik.

Digunakan untuk anestesi luka bakar , radioterapi, fungsi sumsum

tulang, ortopedik minor, pembedahan singkat atau induksi anestesi umum. Dapat meningkatkan sal$ias, tekanan darah dan denyut jantung,  konsumsi O1 miokard dan otak waktu induksi

cepat.

SO& peningkatan sekresi oral, mimpi buruk, halusinasi,  peningkatan tekanan intra okuler dan intra cranial, peningkatan

tekanan darah, halusinasi pada fase sadar, mual, muntah, anoreksi, dan nyeri tempat suntikan.

%-n0.a india,i:  pasien skiofrenia, hipertensi, 3?, gagal  jantung, peningkatan tekanan intra kranial karena cedera atau tumor ,  kenaikan tekanan intraokuli. Diberikan A?, dengan efek 

terlihat setelah 2-5 mnt, lama kerja 15 mnt. Dosis 6-8 mg0kg bb.

Suntikan AM efek setelah /-1 menit, lama kerja 5-/; mnt. Dosis

AM& /-1 mg0#g bb.

%ropofol fek 1  lebih kuat dari <iopental. Menimbulkan bradikardi dan  penurunan tekanan darah /5-2;C,  penurunan konsumsi O1 dan

aliran darah miokard.

SO& nyeri saat suntik, stimulasi SS%,  depresi kardio$askuler

 berat dasn hipo$olemik pada pasien tua.

Siklopropan @as tak berwarna,  bau dan rasa kemanis-manisan, tak 

merangsang,  lebih berat dari udara.  #hasiat kuat, kerjanya

cepat, pemulihan cepat, sering melompati tahap eksitasi sehingga berbahaya. Dalam konsentrasi tertentu obat mudah menyala bersama oksigen.

SO& ?entrikel ekstra sistol, takikardi karena sensitisasi  Borepinefrin.

* PEN!!O$ON!AN OBAT

• O+a0 +e+a, : obat yang dapat dibeli bebas tanpa resep dokter .

• O+a0 +e+a, 0e.+a0a, : obat yang dapat dibeli bebas tanpa resep dokter dengan ketentuan

atau batas dosis yang yang telah ditentukan.

• O+a0 e.a, : obat yang didaftarkan sebagai obat berbahaya yang dapat dibeli hanya

(23)

• O+a0 na.-0ia : obat yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,

hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

• O+a0 /,i-0.-/i : obat keras tetapi bukan narkotika yang bekhasiat pengaruh selektif 

 pada SS% yang menyebabkan perubahan pada akti$itas mental dan perilaku.

• O+a0 0.di,i-nal : obat0bahan yang diambil dari bahan alami di olah secara sederhana

dan digunakan berdasarkan pengalaman.

• O+a0 inhala,i 8ai.an e0e. :cairan berbau khas,mudah terbakar, efek kadio$askuler dan

hati lebih ringan, waktu induksi lambat. #hasiat anastetik tak kuat, relaksan otot baik. Dosis 6-7 C tercampur udarah dengan system terbuka atau tertutup.

(24)

#A(TAR P)&TA%A

*oster ,  %3 dan ennett, M., /==5, Dorothea  onem,  "ursing #heories$ the %ase for 

 Professional "ursing Practice$ &th edition, Borwalk, 3onnecticut& ppleton E :ange.

:a +occa,  -oanne,  /==2, Pocket 'uide to Intravenous #hera(y, ) nd

edition,  Mosby Fear 

ook, Anc.

Morison, M-.,  /==1, * Colour 'uide to the "ursing Management of +ounds, alih bahasa

Monica ster, -akarta& @3.

%erry, nne @rifin, /==4, Pocket 'uide to %asic Skills and Procedures$ ,

rd

edition$ Mosby Fear ook.

<aylor, 3 et al., /==7, -undamental of "ursing the *rt and Science of "ursing Care ,rd  edition$ %hiladelphia& :ippincott.

Gambar

Gambar  Posisi Penusukan Intrakutan
Gambar  Letak Pemberian Subkutan
Gambar  Pemberian Injeksi Intravena Secara Langsung 
Gambar  Daerah Deltoid 
+5

Referensi

Dokumen terkait

Melihat dominasi kuman tersebut pada 2 kejadian infeksi, maka belum jelas apakah kejadian infeksi dini di unit kami disebabkan karena transmisi bakteri secara perinatal dari ibu

Analisis Kelayakan Investasi Bisnis: Kajian dari aspek keuangan.. Graha

Sidik ragam jumlah anakan per rumpun tanaman padi gogo pada berbagai varietas dan pemberian pupuk organik cair pada umur 4 MST.. Sumber dB JK KT

Benda kerja yang besar tidak dapat dipegang oleh tangan karena gaya pemotongannya semakin besar, maka digunakan ragum mesin..

Hasil dari Beta tersebut adalah Y = 1,150 + 0,524X1 yang dapat disimpulkan jika konstanta sebesar 1,150 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan atau penurunan nilai dari

Ditinjau dari berbagai hal, maka pilihan proses pembuatan asam sitrat yang tepat adalah dengan proses “submerged fermentation” menggunakan Aspergillus niger dengan

Pada penelitian ini telah dilakukan amplifikasi gen Pup1 pada galur padi BC 2 F 6 hasil persilangan antara Batur dan Situ Bagendit dengan Kasalath

Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini akan difokuskan kepada dua hal seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Pengujian validitas data mapping sebelum