Oleh: Fadh Ahmad Arifan
Oleh: Fadh Ahmad Arifan
11Kelahiran partai politik (parpol) sedianya adalah buah dari pertarungan ideologi antar Kelahiran partai politik (parpol) sedianya adalah buah dari pertarungan ideologi antar keku
kekuatan yang atan yang ada ada dalam masyarakdalam masyarakat. at. Ia Ia muncmuncul ul sebagasebagai i represerepresentasi kepentinntasi kepentingan wargagan warga negar
negara a untuk berpartiuntuk berpartisipasi sipasi dalam proses dalam proses pengepengelolaan negara.lolaan negara.22 IdeoloIdeologi gi merumerupakan pakan halhal
ya
yang ng amaamat t penpentinting g bagbagi i sebsebuah uah parpartai tai polpolitiitik. k. KareKarena na IdeIdeoloologi gi mermerupaupakan kan araarah h dandan petunjuk
petunjuk tentang tentang identitas identitas partai partai politik politik sekaligus sekaligus menjelaskan menjelaskan kondisi kondisi ideal ideal masyarakatmasyarakat yang
yang ingin dibentukingin dibentuk..33 BagBagi i masmasyayarakarakat, t, IdeIdeoloologi gi polpolitiitik k parpartai tai sansangat gat memmembanbantu tu parparaa
pemilih dalam menentukan pilihan
pemilih dalam menentukan pilihan mereka di antara mereka di antara partai-partai yang ada, partai-partai yang ada, terutama untuk terutama untuk situasi Indonesia yang menganut banyak partai.
situasi Indonesia yang menganut banyak partai.44
Id
Ideoeolologi gi sebsebuauah h paparprpol ol bibiasaasanynya a teterdrdapapat at di di dadalam lam dodokukumemen n tetertrtululis is anantatara ra lailainn Peryataan atau deklarasi Pendirian Parpol, AD (Anggaran Dasar), ART (Anggaran Rumah Peryataan atau deklarasi Pendirian Parpol, AD (Anggaran Dasar), ART (Anggaran Rumah Tan
Tanggagga) ) ataatau u PedPedomaoman n tertertententu tu ParParpol pol maumaupun pun apa apa yayang ng tidtidak ak terctercantantum um di di daldalamam dokumen tertulis tersebut. Di era reformasi saat ini, terkadang ideologi yang tercantum di dokumen tertulis tersebut. Di era reformasi saat ini, terkadang ideologi yang tercantum di da
dalalam m dodokukumemen n tetertrtululis is ADAD/A/ART RT cecendndererunung g sesekekedadar r “p“penenghghiaias” s” adadmimininiststrarasisi kelem
kelembagaanbagaan. . CelakaCelakanya lagi, nya lagi, sekaransekarang g justru muncujustru muncul l fenomfenomena ena politpolitik ik kartelkartel. . Salah satuSalah satu karak
karakteristik politik kartel teristik politik kartel keparkepartaian di taian di IndoIndonesia bisa nesia bisa dilihdilihat at dari dari memumemudarnydarnya a ideolideologiogi parpol
parpol sebagai sebagai penentu penentu perilaku perilaku politik politik parpol parpol dalam dalam kehidupan kehidupan sehari-hari sehari-hari baik baik dalamdalam pemerintahan
pemerintahan maupun masyarakat. maupun masyarakat. Ideologi Ideologi hanya hanya digunakan parpol digunakan parpol untuk bersaing untuk bersaing keraskeras satu sama lain ketika kampanye Pemilu, tetapi menjadi terlupakan ketika pemilu berakhir satu sama lain ketika kampanye Pemilu, tetapi menjadi terlupakan ketika pemilu berakhir dan dibentuknya kabinet pemerintahan
dan dibentuknya kabinet pemerintahan..55Akibat dari fenomena kartelisasi politik sepertiAkibat dari fenomena kartelisasi politik seperti it
itu, u, mamaka ka titidadak k heheran ran jikjika a samsampapai i kikinini, , titidadak k adada a sasatu tu pupun n idideoeolologi gi paparprpol ol mamampmpuu menyelesaikan permasalahan politik ekonomi Indonesia.
menyelesaikan permasalahan politik ekonomi Indonesia. 1
1
Penulis Adalah alumni MAN 3 Malang dan telah menyelesaikan S2 Studi Islam di Sekolah Pascasarjana Penulis Adalah alumni MAN 3 Malang dan telah menyelesaikan S2 Studi Islam di Sekolah Pascasarjana UIN Malang
UIN Malang
2
2Firman Subagyo,Firman Subagyo, Menata Partai Politik: Dalam Arus Demokratisasi Indonesia Menata Partai Politik: Dalam Arus Demokratisasi Indonesia , (Jakarta: RM Books, 2009),, (Jakarta: RM Books, 2009),
hal 57 hal 57
3 3
Firmanzah,
Firmanzah, Mengelola Partai Politik Mengelola Partai Politik , (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), hal 40, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), hal 40
4 4
Ibid
Ibid . hal 95. hal 95
5 5
Tentang watak dan penyebab terjadinya politik
Tentang watak dan penyebab terjadinya politik kartel, lihat Kuskrido Ambardi,kartel, lihat Kuskrido Ambardi, Mengungkap Politik Kartel Mengungkap Politik Kartel ,, (Jakarta: KPG, 2009); Kisno Hadi,
(Jakarta: KPG, 2009); Kisno Hadi, Politik Politik Kartel Kartel Dalam Dalam Pilkada Pilkada Kalimantan Kalimantan tengahtengah, dalam Jurnal Ilmu, dalam Jurnal Ilmu Politik AIPI No 21 tahun 2010, hal 155-170; Bonie Hargens,
Politik AIPI No 21 tahun 2010, hal 155-170; Bonie Hargens, Jebakan Kartel Oligarkis Jebakan Kartel Oligarkis, Koran Kompas edisi, Koran Kompas edisi 14 juli 2012.
14 juli 2012.
1 1
Di Indonesia, parpol cenderung meletakkan basis eksistensinya pada pengelompokan Di Indonesia, parpol cenderung meletakkan basis eksistensinya pada pengelompokan sosial dan politik aliran, daripada klusterisasi ideologis. Melacak akar parpol di Indonesia, sosial dan politik aliran, daripada klusterisasi ideologis. Melacak akar parpol di Indonesia, dengan demikian kita harus melacak basis sosial apa yang menjadi pilar utamanya. Namun dengan demikian kita harus melacak basis sosial apa yang menjadi pilar utamanya. Namun demikian, melacak karakter ideologis bukan berarti tidak penting. Secara umum ada yang demikian, melacak karakter ideologis bukan berarti tidak penting. Secara umum ada yang men
mengelogelompompokkakkan n ideideoloologi-gi-ideideoloologi gi parparpol pol menmenjadi jadi 3 3 corcorak ak IdeIdeoloologi, gi, sepseperterti i yayangng dilakukan Kevin Evans. Menurut Kevin, ideologi parpol di Indonesia terdiri dari Bantengis dilakukan Kevin Evans. Menurut Kevin, ideologi parpol di Indonesia terdiri dari Bantengis (ki
(kiri)ri), , BinBintantangis gis (ka(kanannan) ) dan dan BerBeringinginiinis s (te(tengangah).h).66 KubKubu u kirkiri i adaadalah lah keokeompmpok ok yayangng
mempunyai sikap yang sangat waswas terhadap munculnya peletakan posisi khusus untuk mempunyai sikap yang sangat waswas terhadap munculnya peletakan posisi khusus untuk agama Islam dalam konstitusi negara. Contoh partai ini yaitu PDI Perjuangan dan Partai agama Islam dalam konstitusi negara. Contoh partai ini yaitu PDI Perjuangan dan Partai Damai Sejahtera (PDS). Kemudian pada kubu kanan adalah kekuatan politik yang menilai Damai Sejahtera (PDS). Kemudian pada kubu kanan adalah kekuatan politik yang menilai agama Islam harus menjadi bagian tak terpisahkan dari roh dan semangat kebangsaan agama Islam harus menjadi bagian tak terpisahkan dari roh dan semangat kebangsaan Indo
Indonesia. Contoh partai nesia. Contoh partai ini ini diantdiantaranyaranya a Partai Persatuan PembangPartai Persatuan Pembangunan (PPP), unan (PPP), PartaiPartai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Bintang Reformasi Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Bintang Reformasi (PBR). Adapun di kubu tengah, terdapat partai politik seperti Golkar, Partai Kebangkitan (PBR). Adapun di kubu tengah, terdapat partai politik seperti Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Demokrat dan Partai Amanant Nasional (PAN). Kekuatan politik di Bangsa (PKB), Partai Demokrat dan Partai Amanant Nasional (PAN). Kekuatan politik di ranah menengah ini menilai Islam beserta ideologi lain sebagai sumber pemikiran yang ranah menengah ini menilai Islam beserta ideologi lain sebagai sumber pemikiran yang dapat mengilhami kebijakan publik, walau tidak sebagai penentu atau dasar.
dapat mengilhami kebijakan publik, walau tidak sebagai penentu atau dasar.77
Lain dari versi Kevin Evans, ada juga yang mengelompokkan ideologi parpol menjadi 4 Lain dari versi Kevin Evans, ada juga yang mengelompokkan ideologi parpol menjadi 4 co
corak rak IdIdeoeolologi gi sesepepertrti i IslIslamamismisme, e, NaNasiosionanalilismsme, e, KoKomumuninismsme e dadan n MiMililiteterisrismeme..88
Kirbiyantoro menilai keempat ideologi besar tersebut hampir semuanya punya masa lalu Kirbiyantoro menilai keempat ideologi besar tersebut hampir semuanya punya masa lalu yang suram. Islamisme sering dikaitkan dengan perilaku ekstrem kanan yang memimpikan yang suram. Islamisme sering dikaitkan dengan perilaku ekstrem kanan yang memimpikan ter
terwujwujudnudnya ya NegNegara ara IslIslam. am. KemKemudiudian an NasiNasionaonalislisme, me, relrelatif atif memmemilikiliki i perperformforma a yayangng lumayan berkat figur seperti Sukarno. Komunisme juga memiliki catatan hitam di republik lumayan berkat figur seperti Sukarno. Komunisme juga memiliki catatan hitam di republik ini
ini karkarena ena diadianggnggap ap sebasebagai gai daldalang ang perperistiistiwa wa GerGerakaakan n 30 30 SepSeptemtember ber 1961965. 5. AdaAdapunpun militerisme sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh tangan dingin pak Harto pada era militerisme sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh tangan dingin pak Harto pada era Orde baru.
Orde baru.99
Sel
Selain ain momodel del penpengelgelompompokaokan n di di ataatas, s, ideideoloologi-igi-ideodeologlogi i parparpol pol bisbisa a kitkita a petpetakaakann berdasar
berdasar pemerintahan pemerintahan yang yang berkuasa berkuasa dan dan Pemilu Pemilu yang yang sudah sudah dipraktekkan dipraktekkan oleh oleh sebuahsebuah negara. Ketika tahun 1950-an, berkembang politik aliran yang pertama kali dipetakan oleh negara. Ketika tahun 1950-an, berkembang politik aliran yang pertama kali dipetakan oleh Herber
Herberth Feith dan th Feith dan Lance Castle ke Lance Castle ke dalam 5 dalam 5 ideoloideologi besar gi besar sepertiseperti: : NasioNasionalismnalisme e radikradikal,al, 6
6
Lihat Kevin Evans,
Lihat Kevin Evans, Politik Aliran Yang Mana Politik Aliran Yang Mana, Majalah Tempo edisi 5 April 2009 , Majalah Tempo edisi 5 April 2009 hal, 56.hal, 56.
7 7
Ibid
Ibid , hal 56-57, hal 56-57
8
8Slamet Kirbiantoro,Slamet Kirbiantoro, Pergulatan Ideologi Partai Politik di Indonesia Pergulatan Ideologi Partai Politik di Indonesia, (Jakarta: Golden Terayon Press, 2009)., (Jakarta: Golden Terayon Press, 2009). 9
Tra
Tradisdisionionalialisme sme JawaJawa, , IslaIslam, m, SosSosialialismisme e demdemokrokratis atis dan dan KomKomuniunismesme. . NamNamun un padpadaa akh
akhirnirnya ya SukSukarnarno o padpada a 1961960-a0-an n melmelakuakukan kan sinsinkrikritismtisme e untuntuk uk menmenjadijadikan kan berberbagbagaiai ke
kekukuataatan n alialiraran n idideoeolologi gi memenjnjadadi i sasatu tu rurumumusan san NaNasaksakom om (N(Nasiasiononalalisis, , AgAgamama a dadann Komunis)
Komunis)..1010
Ika
Ikatantan-ika-ikatan tan ideideoloologi gi sepseperterti i itu itu kemkemudiudian an dildilemaemahkahkan n ketketika ika pak pak HarHarto to berberkuakuasasa kar
karena ena ditditengengaraarai i sebasebagai gai salsalah ah satu satu penpendordorong ong kuakuat t lahlahirnirnya ya ketketidaidakstkstabiabilan lan polpolitiitik k nasio
nasional. Semua nal. Semua bentubentuk k ikatan ideologikatan ideologi i dilindilindas das melalumelalui i fusi partai fusi partai yanyang g dipakdipaksakan olehsakan oleh rezim Orde Baru, dan secara otonom menentukan dua kluster Parpol, Islam dengan PPP rezim Orde Baru, dan secara otonom menentukan dua kluster Parpol, Islam dengan PPP dan
dan NasNasionionalialis s dendengan gan PDIPDI, , sertserta a satu satu GolGolongongan an KarKarya ya (Go(Golkalkar). r). IdeIdeoloologi gi daldalam am artiarti platform partai
platform partai pun mengalami proses penyeragaman. pun mengalami proses penyeragaman. Puncaknya pada 1985 dimana reziPuncaknya pada 1985 dimana rezimm berkuasa
berkuasa ketika ketika itu itu mengeluarkan mengeluarkan kebijakan kebijakan yang yang mengharuskan mengharuskan seluruh seluruh ormas ormas dandan organisasi politik menganut asas yang sama yakni Pancasila. Menurut Kacung Maridjan, organisasi politik menganut asas yang sama yakni Pancasila. Menurut Kacung Maridjan, Ke
Kebibijakjakan an sesepepertrti i inini i beberbrbararenengagan n dedengngan an upupayaya a ununtutuk k memenynyedederherhananakakan an sissistemtem kepartaian, dari sistem multipartai menjadi sistem satu setengah partai. Dengan kata lain, kepartaian, dari sistem multipartai menjadi sistem satu setengah partai. Dengan kata lain, rezim
rezim SuharSuharto to telah berupaya telah berupaya melakmelakukan ukan penypenyederhaederhanaan naan sistem kepartaian sekaligussistem kepartaian sekaligus ideologi.
ideologi.1111
Sei
Seirinring g runruntuhtuhnynya a rezirezim m SuhSuhartoarto, , terjterjadi adi eufeuforioria a polpolitiitik k di di negnegeri eri iniini. . ParPartaitai-pa-partairtai politik
politik tumbuh tumbuh subur subur bak bak jamur jamur di di musim musim hujan hujan mendekati mendekati pemilu pemilu 1999. 1999. Dari Dari 48 48 partaipartai politik
politik pada pada pemilu pemilu 1999 1999 tercatat tercatat ada ada 10 10 partai partai politik politik yang yang secara secara formal formal berasaskanberasaskan Isla
Islam. m. SemSemententara ara yayang ng lailainnynnya a berberasasasaskan kan PanPancasicasila la dan dan dua dua parpartai tai yayang ng berberasasasaskankan gabungan antara Pancasila dan Islam. Kategorisasi ideologis yang didasarkan pada asas gabungan antara Pancasila dan Islam. Kategorisasi ideologis yang didasarkan pada asas partai yang
partai yang secara formal secara formal tercantum dalam tercantum dalam AD/ART tidak akan AD/ART tidak akan mampu mendalami smampu mendalami secaraecara substantif dari partai politik yang bersangkutan. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa substantif dari partai politik yang bersangkutan. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa walaupun ada partai yang secara formal mencantumkan asas selain Islam, namun dalam walaupun ada partai yang secara formal mencantumkan asas selain Islam, namun dalam praktiknya basis
praktiknya basis massa massa mereka mereka adalah adalah pemilih pemilih Islam.Islam.1212 Ketika pemilu 1999 pemenangnyaKetika pemilu 1999 pemenangnya
adalah partai berasas Pancasila yakni PDIP pimpinan Megawati, sedangkan partai-partai adalah partai berasas Pancasila yakni PDIP pimpinan Megawati, sedangkan partai-partai berasas
berasas Islam Islam maupun maupun yang yang mengandalkan mengandalkan dukungan dukungan konstituen konstituen Muslim Muslim justru justru terpuruk.terpuruk. Setidaknya ada empat faktor mengapa rakyat Indonesia yang mayoritas Islam tidak tertarik Setidaknya ada empat faktor mengapa rakyat Indonesia yang mayoritas Islam tidak tertarik dengan partai Islam.
dengan partai Islam. Pertama Pertama, , metmetode ode dan dan matmateri eri kamkampanpanye ye yayang ng kurkurang tepat, ang tepat, yayangng 10
10
Lihat Herbert Feith dan Lance
Lihat Herbert Feith dan Lance Castle, Pemikiran Politik Indonesia 1945-1965 (Jakarta: LP3ES, 1988)Castle, Pemikiran Politik Indonesia 1945-1965 (Jakarta: LP3ES, 1988)
11 11
Kacung Marijdan,
Kacung Marijdan, Sistem Politik Indonesia: Konsolidasi Demokrasi Pasca-Orde BaruSistem Politik Indonesia: Konsolidasi Demokrasi Pasca-Orde Baru (Jakarta: Kencana,(Jakarta: Kencana, 2012), hal 62.
2012), hal 62.
12 12
Asep Nurjaman,
Asep Nurjaman, Peta Baru Peta Baru Ideologi Partai Ideologi Partai Politik IndonesiaPolitik Indonesia ,, Jurnal Bestari UMM Malang, Vol 42 tahunJurnal Bestari UMM Malang, Vol 42 tahun
2009.
umumnya bersifat verbalis-normatif (ceramah).
umumnya bersifat verbalis-normatif (ceramah). Kedua Kedua, rendahnya kredibilitas tokoh-tokoh, rendahnya kredibilitas tokoh-tokoh partai
partai Islam Islam di di mata mata umat.umat. Ketiga Ketiga, rendahnya tingkat pendidikan umat sehingga mereka, rendahnya tingkat pendidikan umat sehingga mereka belum
belum mampu mampu bersikap bersikap independen independen dan dan membuat membuat pertimbangan-pertimbangan pertimbangan-pertimbangan rasionalrasional dalam menentukan pilihan politik.
dalam menentukan pilihan politik. Keempat Keempat , Sebagian besar partai Islam belum memiliki, Sebagian besar partai Islam belum memiliki sarana media massa yang memadai.
sarana media massa yang memadai.1313
Selanjutnya memasuki Pemilu 2004, pemilu kali ini diikuti oleh 24 parpol. Berdasarkan Selanjutnya memasuki Pemilu 2004, pemilu kali ini diikuti oleh 24 parpol. Berdasarkan ori
oriententasi asi polpolitiitik k dan dan ideideoloologinginya, ya, parparpol pol yayang ng menmenjadjadi i konkontestestan tan pempemilu ilu 2002004 4 dapdapatat dipetakan sebagai berikut:
dipetakan sebagai berikut: N
Noo IIddeeoollooggii PPaarrttaai i PPoolliittiik k 1
1.. IIssllaamm PPaarrttaai Bi Biinnttaanng Rg Reeffoorrmmaassii, P, Paarrttaai Pi Peerrssaattuuaann Pe
Pemmbabangngununanan, , PaPartrtai ai PePersrsatatuauan n NaNahdhdlalatutull Um
Ummah mah IndIndoneonesia, sia, ParPartai tai KeadKeadilailan n SejSejahtahteraera (PKS), Partai Bulan Bintang,
(PKS), Partai Bulan Bintang, 2
2.. NNaassiioonnaalliis s RReelliiggiiuuss PPaarrttaai i KKeebbaannggkkiittaan n BBaannggssaa, , PPaarrttaai i AAmmaannaatt Nasional, Partai Sarikat
Nasional, Partai Sarikat Indonesia, Partai Golkar,Indonesia, Partai Golkar, Partai Karya Peduli Bangsa, Partai Keadilan dan Partai Karya Peduli Bangsa, Partai Keadilan dan Per
Persatusatuan an IndIndoneonesia, sia, ParPartai tai PatPatrioriot t PanPancasicasila,la, Partai Demokrat, Partai Persatuan Daerah, Partai Partai Demokrat, Partai Persatuan Daerah, Partai Merdeka, Partai Indonesia Baru, Partai Persatuan Merdeka, Partai Indonesia Baru, Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan.
Demokrasi Kebangsaan. 3
3.. NNaassiioonnaalliis s SSeekkuulleerr PPDDII--PP, , PPNNBBKK, , PPaarrttaai i PPeellooppoorr, , PPNNII Ma
Marhrhaeaeninismsme, e, PaPartrtai ai PePennegegak ak DeDemmokokrarasisi Indonesia, Partai Buruh Sosial Demokrat.
Indonesia, Partai Buruh Sosial Demokrat. 4
4.. KKrriisstteenn PPaarrttaai i DDaammaai i SSeejjaahhtteerraa
Seca
Secara ra umumum um basbasis is masmassa sa parpartai tai berberhalhaluan uan IslIslam am berberasal asal dardari i pempemiliilih h sansantri tri baibaik k modernis maupun tradisional, basis massa partai berhaluan nasionalis berasal dari pemilih modernis maupun tradisional, basis massa partai berhaluan nasionalis berasal dari pemilih aba
abangangan, n, basbasis is masmassa sa pempemilu ilu parpartai tai berberhalhaluan uan nasnasionionalialis s relreligiigius us berberasal asal dardari i pempemilihilih santri
santri, , abangaabangan, n, kristikristiani ani dan lain-lain, sementara partai dan lain-lain, sementara partai yanyang g berhalberhaluan Kristen uan Kristen sepertiseperti berasal dari pemilih Kristen.
berasal dari pemilih Kristen.1414
Ter
Terakhakhir, ir, pempemilu ilu 2002009 9 yayang ng diidiikutkuti i leblebih ih dardari i 40 40 parpartai tai polpolitiitik. k. TerTercatacatat t sebasebagaigai pemenang
pemenang adalah adalah Partai Partai Demokrat Demokrat yang yang mengandalkan mengandalkan figur figur Presiden Presiden SBY SBY sebagai sebagai alatalat pencitraan untuk mendulang suara. Sebenarnya kemenangan fantastis Demokrat bukan saja pencitraan untuk mendulang suara. Sebenarnya kemenangan fantastis Demokrat bukan saja karena kehebatan politik pencitraan SBY, melainkan juga karena kisruhnya Daftar Pemilih karena kehebatan politik pencitraan SBY, melainkan juga karena kisruhnya Daftar Pemilih
13
13Muhammad Sirozi,Muhammad Sirozi, Catatan Kritis Politik Islam Era ReformasiCatatan Kritis Politik Islam Era Reformasi, (Yogyakarta: AK Group, 2004), hal 77-82, (Yogyakarta: AK Group, 2004), hal 77-82 14
Tetap (DPT), Ketidakberesan Sistem Teknologi Informasi di KPU dan Praktek pembelian Tetap (DPT), Ketidakberesan Sistem Teknologi Informasi di KPU dan Praktek pembelian suara/
suara/vote buying vote buying yang dilakukan kader-kadernya di berbagai yang dilakukan kader-kadernya di berbagai wilayah.wilayah.1515
Pemilu 2009 kali ini di ikuti dua pendatang baru yaitu Partai Hanura dan Gerindra yang Pemilu 2009 kali ini di ikuti dua pendatang baru yaitu Partai Hanura dan Gerindra yang notabenenya didirikan oleh para purnawirawan jenderal. Jika dilihat dari AD/ART dan notabenenya didirikan oleh para purnawirawan jenderal. Jika dilihat dari AD/ART dan Platform, secara garis besar terdapat 2 corak ideologi politik dalam pemilu 2009.
Platform, secara garis besar terdapat 2 corak ideologi politik dalam pemilu 2009. Pertama Pertama,, ideologi Pancasila (Gerindra, Hanura, PAN, PKB, Demokrat&Golkar.
ideologi Pancasila (Gerindra, Hanura, PAN, PKB, Demokrat&Golkar. Kedua Kedua, ideologi, ideologi Agama (PDS, PBB, PPP&PKS).
Agama (PDS, PBB, PPP&PKS).1616 Tercatat ada 25 partai politik yang menganut corak Tercatat ada 25 partai politik yang menganut corak
sekuler, termasuk partai-partai besar seperti PDI Perjuangan dan partai Demokrat. Partai sekuler, termasuk partai-partai besar seperti PDI Perjuangan dan partai Demokrat. Partai lain yang ada di dalamnya adalah ‘pecahan’ partai nasionalis, dan sejumlah partai baru lain yang ada di dalamnya adalah ‘pecahan’ partai nasionalis, dan sejumlah partai baru dengan karakter ideologi formal sosialis seperti Gerindra.
dengan karakter ideologi formal sosialis seperti Gerindra.1717 Meskipun partai peserta pemiluMeskipun partai peserta pemilu
memiliki ideologi yang berbeda satu sama lain, mayoritas partai politik tersebut memiliki memiliki ideologi yang berbeda satu sama lain, mayoritas partai politik tersebut memiliki kes
kesamaamaan an tittitik ik temtemu, u, terterutautama ma daldalam am citcita-cia-cita ta pempembanbangungunan an ekoekonomnomi i dan dan pelpelayayanananan dasar.
dasar.1818
Fenomena sekarang yang terjadi di Indonesia, perbedaan partai politik sudah semakin Fenomena sekarang yang terjadi di Indonesia, perbedaan partai politik sudah semakin kabur. Boleh jadi disebabkan tidak ada perbedaan yang ekstrim antar partai politik. Terjadi kabur. Boleh jadi disebabkan tidak ada perbedaan yang ekstrim antar partai politik. Terjadi pergeseran
pergeseran secara secara ideologi ideologi yaitu yaitu mengkombinasikan nasmengkombinasikan nasionalis ionalis dan dan Islam Islam yang yang kemudiankemudian muncul istilah Nasionalis-Religius.
muncul istilah Nasionalis-Religius.1919 Selain itu dipengaruhi basis masa yang akan dibidik,Selain itu dipengaruhi basis masa yang akan dibidik,
sebaga
sebagai i contocontoh; h; walauwalaupun berhaluan nasionalis tetapi pun berhaluan nasionalis tetapi ingin membidiingin membidik k golongolongan gan islamislam untuk mendulang suara, sehingga hal ini kemudian memaksa untuk membuat organisasi untuk mendulang suara, sehingga hal ini kemudian memaksa untuk membuat organisasi ke
keagagamamaaaan n (I(Islslamam) ) atatau au sesemamacacamnmnyya a yyanang g teterarafifililiasasi i dedengngan an papartrtai ai tetersrsebebutut..2020
Wallahu’allam bishowwab Wallahu’allam bishowwab
15 15
Tentang kemenangan fantastis Demokrat. Lihat
Tentang kemenangan fantastis Demokrat. Lihat George Junus Aditjondro,George Junus Aditjondro, Membongkar Membongkar Gurita Gurita CikeasCikeas,, (G
(Galaalang ng PrPressess, , 2012010), 0), 65-65-72; 72; IdeIdem,m, CikCikeas eas KiaKian n MenMenggugguritarita, , (G(Galaalang ng PrePress, ss, 2012011), 1), hal hal 129129-15-159;9; Ramdansyah,
Ramdansyah, Sisi Gelap Pemilu 2009Sisi Gelap Pemilu 2009, (Rumah Demokrasi, 2010), (Rumah Demokrasi, 2010)
16 16
Lihat laporan penelitian Muhadi Sugiono dan Wawan Mas’udi,
Lihat laporan penelitian Muhadi Sugiono dan Wawan Mas’udi, Peta Ideologi Peta Ideologi Parpol peserta Parpol peserta pemilu 2009pemilu 2009 (Yogyakar
(Yogyakarta: Fakultas Ilmu ta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sosial dan Ilmu Politik UGM, 2008), hal 16-20UGM, 2008), hal 16-20
17 17
Ibid
Ibid . hal 21. hal 21
18 18
Ibid
Ibid . hal 22. hal 22
19 19
Mengenai Nasionalisme religius yang sekarang dianut oleh Demokrat, PDIP&Gokar, walaupun Mengenai Nasionalisme religius yang sekarang dianut oleh Demokrat, PDIP&Gokar, walaupun partai- partai
partai itu itu tidak tidak menyebutkan menyebutkan asas asas Islam Islam secara secara eksplisit eksplisit tetapi tetapi dalam dalam AD/ AD/ ART ART mencantumkan mencantumkan nilai-nilainilai-nilai agam
agama a dan dan mormoral. al. NamNamun, un, JargJargon on nasinasionalisonalis-reli-religius gius sesunsesungguhgguhnya nya lemalemah h secasecara ra metometodologdologis. is. JargJargonon nasionalis-religius seolah tidak memungkinkan seseorang memiliki pandangan nasionalisme dan religiusitas nasionalis-religius seolah tidak memungkinkan seseorang memiliki pandangan nasionalisme dan religiusitas secara bersamaan. Tepatnya, dalam kerangka berpikir ini, seolah seorang yang nasionalis bukanlah seorang secara bersamaan. Tepatnya, dalam kerangka berpikir ini, seolah seorang yang nasionalis bukanlah seorang yang religius, demikian juga
yang religius, demikian juga sebasebaliknyliknya. a. LihaLihat t MohaMohammammad d NasNasih,ih, Menyoal Menyoal Jargon Jargon Nasionalis Nasionalis ReligiusReligius,, Koran Pelita edisi 25 Oktober 2007
Koran Pelita edisi 25 Oktober 2007
20
20Imam, Yudhi Prasetya,Imam, Yudhi Prasetya, Pergeseran peran ideologi dalam partai politik Pergeseran peran ideologi dalam partai politik , dalam Jurnal ilmu Politik dan ilmu, dalam Jurnal ilmu Politik dan ilmu
Pemerintahan Vol 1 No 1 tahun 2011, hal