• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimengerti bahwa laba bukanlah suatu hal yang kebetulan saja melainkan melalui

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimengerti bahwa laba bukanlah suatu hal yang kebetulan saja melainkan melalui"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Anggaran

Tujuan dari setiap perusahaan adalah untuk mendapatkan laba, dalam jumlah yang direncanakan. Bertitik tolak dari tujuan yang direncanakan dapat dimengerti bahwa laba bukanlah suatu hal yang kebetulan saja melainkan melalui rencana kerja yang teliti. Perencanaan adalah fungsi utama dari seorang pemimpin perusahaan. Perencanaan tersebut disusun dalam bentuk uang. Fungsi anggaran dalam perusahaan semakin lama semakin penting karena semua orang menyadari bahwa perencanaan tanpa diikuti pengawasan tidak akan berhasil atau sia-sia saja.

Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun secara teliti yang didasarkan atas pengalaman dimasa yang akan lalu dan ramalan yang masa akan datang. Sedemikian teliti dan terperincinya angaran tersebut sehingga merupakan petunjuk bagi staff dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

Anggaran merupakan alat koordinasi yang cepat karena semua kegiatan yang saling berkaitan antara satu bahagian dengan bahagian yang lain yang sudah diatur dengan baik.

Mulyadi (2001:488) menyatakan bahwa “ Anggaran adalah suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kerja jangka panjang yang ditetapkan dalam proses penyusunan program”.

▸ Baca selengkapnya: pengawasan atas mutu suatu barang hasil produksi, selayaknya meliputi pengetahuan hal-hal apa saja?

(2)

Sedangkan menurut Nafarin (2004:12)

Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.

Kieso & Weygandt (2002:230) menyatakan “ A budget is formal written statement of management plans for a specified future time period, expressed in financial term.”

Defenisi diatas menyatakan bahwa anggaran merupakan pernyataan tertulis dari neraca manajemen untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang yang diekspresitkan dalam istilah keuangan.

Menurut Joe K. Shim & Joel G. Siegel (2003:342)

Anggaran merupakan rencana kuantitatif dari kegiatan maupun program yang dinyatakan menurut nilai aktiva, modal, pendapatan, biaya yang dibutuhkan untum melakasankan rencana tersebut ataupun dalam istilah kuantitatif lainnya seperti unit barang dan jasa.

B. Jenis Anggaran

Nafarin (2004:22) mengelompokkan anggaran dari beberapa sudut pandang yaitu :

1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran variabel atau anggaran flexibel adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval kapasitas tertentu dan merupakan suatu seri anggaran yang disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas yang berbeda.

b. Anggaran tetap

Anggaran tetap atau anggaran statis adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu.

2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari : a. Anggaran periodik

(3)

Adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, umumnya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran. b. Anggaran kontiniu

Anggaran yang dibuat untuk memperbaiki anggaran yang telah dibuat. Misalnya, setiap bulan diadakan perbaikan sehingga anggaran yang telah dibuat dalam setahun mengalami perubahan. 3. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis)

Yaitu anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai 1 tahun. Misalnya, anggaran untuk keperluan modal kerja. b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis)

Yaitu anggaran yang dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu tahun. Misalnya, anggaran untuk keperluan investasi modal atau capital budget.

4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari : a. Anggaran operasional

Yaitu anggaran untuk menyusun laporan laba/rugi, terdiri dari ; 1) Anggaran penjualan.

2) Anggaran biaya pabrik, yang terdiri dari : a) Anggaran biaya material.

b) Anggaran biaya tenaga kerja langsung. c) Anggaran biaya overhead pabrik. 3) Anggaran beban usaha.

4) Anggaran laporan laba/rugi. b. Anggaran keuangan

Adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca yang terdiri dari ; 1) Anggaran kas 2) Anggaran piutang 3) Anggaran persediaan 4) Anggaran utang 5) Anggaran neraca

5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari : a. Anggaran komprehensif

Yaitu rangkaian anggaran dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.

b. Anggaran parsial.

Yaitu anggaran yang tidak disusun secara lengkap, hanya bagian tertentu saja. Misalnya, hanya anggaran operasional saja.

6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari ;

a. Anggaran yang secara khusus dibentuk untuk tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lain.

(4)

b. Anggaran kinerja (performance budget)

Yaitu anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan. Misalnya untuk menilai apakah biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing aktvitas tidak melampaui batas.

C. Jenis Biaya Material

Penggolongan jenis material dapat dibedakan menjadi tiga kategori;

1. Engineered Materials, yaitu produk khusus yang dibuat berdasarkan perhitungan teknis dan perencanaan. Material ini dijelaskan dengan gambar dan digunakan sepanjang masa pelaksanaan proyek tersebut. Apabila terjadi penundaan akan berakibat mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek.

2. Bulk material, yaitu produk yang dibuat berdasarkan standar industri tertentu. Material jenis ini seringkali sulit diperkiraan karena beraneka macam jenisnya seperti kabel dan pipa.

3. Fabricated material, yaitu produk yang dirakit tidak pada tempat material tersebut akan digunakan diluar lokasi proyek seperti kusen dan rangka baja.

Material konstruksi di sebuah proyek dapat dibedakan menjadi dua, yaitu material yang kelak akan menjadi bagian tetap dari struktur (material permanen) dan material yang dibutuhkan kontraktor dalam membangun proyek. Tetapi, tidak akan menjadi bagian tetap dari struktur (material sementara).

Material permanen adalah material yang dibutuhkan oleh kontraktor untuk membentuk bangunan dan sifatnya melekat tetap sebagai elemen bagunan. Jenis material ini akan dijelaskan lebih rinci dalam dokumen kontrak (gambar kerja dan spesifikasi). Rincian material permanen mencakup antara lain;

(5)

1. Spesifikasi material yang digunakan. 2. Kwantitas material yang diperlukan

3. Uji coba harus dilakukan terhadap setiap material yang diperlukan sebelum material diterima.

Dengan menggunakan rincian yang tercantum dalam dokumen kontrak, kontraktor harus menentukan pemasok material yang akan digunakan.

Material sementara adalah material yang dibutuhkan oleh kontraktor dalam membangun proyek, tetapi tidak akan menjadi bagian dari bangunan setelah digunakan (material ini akan disingkirkan). Jenis material ini tidak dicantumkan dalam kontrak, sehingga kontraktor bebas menentukan sendiri material yang dibutuhkan beserta pemasoknya. Dalam kontrak, kontraktor tidak akan mendapat pembayaran eksplisit untuk jenis material ini. Sehingga, pelaksana harus memasukkan biaya material ini kedalam biaya pelaksanaan berbagai pekerjaan yang termasuk dalam kontrak.

D. Penyusunan Anggaran Meterial Proyek

Kegiatan estimasi dalam proyek konstruksi dilakukan dengan tujuan tertentu, tergantung pada siapa yang membuatnya. Pihak owner membuat estimasi dengan tujuan untuk mendapatkan informasi sejelas-jelasnya tentang biaya yang harus disediakan untuk merealisasikan proyeknya. Hasil estimasi ini disebut dengan OE (Owner Estimate) atau EE (Engineer Estimate). Pihak kontraktor membuat estimasi dengan tujuan untuk kegiatan penawaran terhadap proyek konstruksi.

(6)

Kontraktor akan memenangkan lelang jika penawaran yang diajukan mendekati OE/EE. Dalam menentukan harga penawaran, kontraktor harus memasukkan aspek-aspek lain yang sekiranya berpengaruh terhadap biaya proyek nantinya

Tahap-tahap yang harus dilakukan untuk menyusun anggaran biaya adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pengumpulan data tentang jenis, harga serta kemampuan pasar menyediakan bahan/material konstruksi secara kontiniu.

2. Melakukan pengumpulan data tentang upah pekerja yang berlaku didaerah lokasi proyek dan atau upah pada umumnya jika pekerja didatangkan dari luar daerah lokasi proyek.

3. Melakukan perhitungan analisis material dan upah dengan menggunakan analisis yang diyakini baik oleh sipembuat anggaran.

4. Melakukan perhitungan harga satuan pekerjaan dengan memanfaatkan hasil analisa satuan pekerjaan dan daftar kuantitas pekerjaan.

5. Membuat rekapitulasi.

Pada perusahaan berskala kecil, dimana permasalahan yang dihadapi belum begitu kompleks, pekerjaan penyusunan anggaran dapat dikerjakan sendiri oleh pemimpin perusahaan. Namun perusahaan yang berskala besar diperlukan suatu bagian khusus yang menangani anggaran yang meliputi pembentukan panitia anggaran. Dalam fungsi pimpinan keuangan biasanya kita menjumpai seorang direktur budget atau seorang direktur perencanaan dan pengendalian yang dibebani dengan tanggung jawab pengawasan staf.

(7)

Pimpinan perusahaan jelas mempunyai tanggung jawab terakhir atas penyusunan anggaran akan tetapi harus ada pembebanan tanggung jawab yang sejajar pada pimpinan lini dan staf.

Pimpinan-pimpinan lini pada dasarnya dibebani dengan tanggung jawab ;

1. Memasukkan input keputusan operasional kedalam sistem perencanaan. 2. Memenuhi dan melaksanakan pengendalian.

Pada penyusunan anggaran pimpinan-pimpinan lini diikut sertakan, karena pada dasarnya anggaran adalah sebagai suatu rancangan untuk membantu manajer-manajer pada posisi lini dalam melaksanakan tanggung jawab dasar mereka dan mereka harus memikul tanggung jawab penuh atas rencana tersebut.

Sebaikanya pemimpin staf harus dibebani dengan tanggung jawab untuk ;

1 Merancang dan memperbaiki sistem (sebagai lawan dari memberikan input keputusan operasional).

2 Mengawasi dan mengkordinasi jalannya sistem.

3 Memberikan bantuan teknis, analisa dan saran kepada manajer lini. 4 Mengembangkan dan membagikan laporan pelaksanaan.

Kecendrungan yang timbul belakangan ini menunjukkan, bahwa sebagian besar dari perusahaan yang dikelola dengan baik, memakai secara luas suatu panitia anggaran atau komisi anggaran. Panitia anggaran ini terdiri dari direktur utama dan direktur lainnya termasuk pimpinan keuangan.

(8)

Dengan terbentukntya panitia anggaran maka akan terbentuk suatu hubungan dan kerjasama antara bagian-bagian dalam perusahaan. Selain itu setiap bagian akan merasa turut serta dalam menetapkan tujuan yang dicapai perusahaan, sehingga dalam pelaksanaannya masing-masing bagian merasa bahwa mereka bertanggung jawab atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Adapun tugas utama dari panitia anggaran adalah :

1 Menetapkan pedoman atau kebijaksanaan umum penyusunan angaran tersebut.

2 Menerima dan mempelajari rencana-rencana anggaran dari setiap bagian. 3 Menyerahkan perbaikan anggaran bila ada.

4 Memberikan saran-saran bila ada pertentangan, kurang kordinasi antara tiap-tiap bagian

5 Memberikan penjelasan bila terjadi perubahan anggaran 6 Menyetujui rencana anggaran tiap-tiap bagian

7 Menerima dan mempelajari serta menganalisa laporan pelaksanan anggaran secara berkala

8 Meneyerahkan kebijaksanaan mengenai tindakan perbaikan atas penyimpangan anggaran yang terjadi.

Komisi anggaran umunya bukan merupakan organ tetap, melainkan hanya dibutuhkan pada waktu-waktu tertentu saja yakni pada setiap akhir tahun dalam rangka penyusunan anggaran untuk tahun berikutnya. Dan sesungguhnya pekerjaan yang sebenarnya didalam menyusun anggaran biasanya dilakukan masing-masing bagian, rapat komisi anggaran lebih banyak bersifat rapat

(9)

koordinatif yang berfungsi membentuk keserasian pendapat agar penyusunan anggaran dapat berjalan dengan baik perlu di tetapkan suatu pedoman penyusunan anggaran secara terperinci dan jelas agar setiap bagian dalam pelaksanaan dapat mengikuti pedoman tersebut.

Ditinjau dari siapa yang membuat, maka penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara :

1. Top Down

Dalam metode ini, anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pemimpin dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya, bawahan tidak diminta keikutsertaannya dalam menyusun anggaran. Metode ini ada baiknya jika karyawan tidak mampu menyusun anggaran atau dianggap akan terlalu lama dan tidak tepat jika diserahkan ke bawahan.

2. Bottom Up

Anggaran ini disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Bawahan diserahkan sepenuhnya menyusun anggaran yang akan dicapainya dimasa yang akan datang. Metode ini tepat digunakan jika karyawan sudah memiliki kemampuan dalam menyusun anggaran dan tidak dikhawatirkan akan menimbulkan proses yang lama.

3. Campuran

Metode ini adalah gabungan antara top down dan bottom up. Melalui metode ini perusahaan menyusun anggaran dengan memulainya dari atas dan kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan dilakukan oleh karyawan

(10)

bawahan. Jadi ada pedoman dari atasan atau pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan

Pemakaian material merupakan bagian terpenting yang mempunyai persentase cukup besar dari total biaya proyek. Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa biaya material menyerap 50-70% dari biaya proyek, biaya ini belum termaksud biaya penyimpanan material. Oleh karena itu, penggunaan teknik manajemen yang baik dan tepat untuk membeli, menyimpan, mendistribusikan, dan menghitung material konstruksi menjadi sangat penting.

Kegagalan menggunakan dan menjaga sistem manajemen yang sesuai untuk material konstruksi akan berakibat buruk bagi kemajuan dan segi finansial pelaksanaan pekerjaan yang antara lain mencakup ;

1. Tidak tersedianya material pada saat diperlukan. 2. Material yang akan digunakan rusak.

3. Material yang tersedia tidak memenuhi persyaratan sesuia dengan spesifikasi.

Untuk menjamin manajemen material yang benar, setiap proses manajemen material harus benar-benar dilaksanakan secara efektif. Kegagalan dalam menjalankan suatu proses atau lebih akan meyebabkan kegagalan menyeluruh dari proyek material dan akan menghasilkan proyek konstruksi yang mahal. Adapun proses yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Pemilihan material

Pemilihan material dalam suatu proyek sangat ditentukan oleh rincian yang tertera dalam gambar kerja dan spesifikasi. Beberapa material permanen

(11)

dalam proyek tidak memiliki spesifikasi yang tepat, tetapi hanya ditentukan kinerja yang harus diberikannya.

2. Pemilihan pemasok material

Pemilihan pemasok material bagi kontraktor berdasarkan harga terendah, namun faktor lain yang harus dipertimbangkana sebelum memutuskan adalah : a. Keandalan pemasok

b. Ukuran pemasok

c. Layanan purna jual yang ditawarkan pemasok d. Syarat pembayaran yang diminta pemasok e. Kualitas material yang dipasok

f. Kemampuan pemasok untuk menyediakan material dalam keadaan tidak terjadwal.

3. Pembelian material.

Pembelian material dimulai dari seorang membutuhkan material tertentu untuk melaksanakan kegiatan tertentu yang berhubungan dengan proyek. Kemudian, seseorang yang berwenang menyiapkan sebuah surat permintaan material yang diperlukan dan menyampaikan surat permintaan tersebut kepada petugas pembelian..pendelegasian kepada orang-orang yang diizinkan untuk membuat surat permintaan harus deberikan sesudah penilaian secara berhati-hati dari orang yang terlibat.

Persiapan membuat surat permintaan harus memperhatikan waktu yang dibutuhkan antara persiapan surat permintaan dan penyerahan material yang

(12)

siap pakai. Surat permintaan yang lengkap ditujukan kepada petugas pembelian yang akan memeriksa surat permintaan tersebut.

Pengendalian pembelian dicapai oleh petugas pembelian dengan menggunakan sebuah buku pesanan pembelian. Buku pesanan pembelian terdiri dari sejumlah set lembar kertas. Tiap set dari buku tersebut diberi nomor secara berturut sebagai referensi. Tiap set terdiri dari yang asli dan sejumlah gandaannya(copy). Yang asli dan gandaan dari set yang sama mempunyai nomor yang sama.

Dalam melaksanakan manajemen material konstruksi yang baik, buku pesanan pembelian disimpan pada tepat yang aman. Hanya petugas pembelian saja yang dapat mengambil buku dengan tujuan supaya lebih mudah untuk melakukan control khususnya pihak yang diberi tanggung jawab penuh. Dan rincian sehubungan dengan pembelian material harus dimasukkan pada buku pesanan pembelian oleh petugas pembelian.

4. Pengiriman material

Tugas bagian pengiriman adalah memeriksa pemasok material untuk menjamin pemasok mampu memasok material yang dibutuhkan dan penyerahan material dapat dilakukan pada tempat dan waktu yang benar. Tugas bagian pengiriman sangat penting, sehingga kontraktor membutuhkan satu bagian pengiriman untuk menjamin bahwa material yang benar diserahkan pada waktu dan tempat yang sesuai. Karena kegagalan dalam hal tersebut menyebabkan keterlambatan pekerjaan yang pada akhirnya menyebabkan pembangunan yang tidak efesien dan tidak ekonomis. Dalam

(13)

hal ini bagian pengiriman bertindak seperti sejenis perundingan atau agen untuk kontraktor dan pemasok secara bersama - sama.

5. Penerimaan material

Sebelum material dibongkar petugas gudang harus memeriksa bahwa material-material yang diserahkan benar-benar dipesan yang merupakan bagian dari proyek. Hal yang perlu diperiksa oleh petugas gudang adalah : a. Metrial yang diserahkan telah diuji coba dan disetujui sesuai dengan

spesifikasi.

b. Kuantitas material harus sama dan sesuai dalam penyerahan dan permintaan.

c. Kualitas material (merk) harus sama dalam catatan penyerahan. d. Material yang diserahkan dalam urutan yang baik.

6. Penyimpanan material

Petugas gudang bertanggung jawab menjaga penyimpanan semua material antara waktu diserahkan kepada pihak proyek sampai dengan material dikeluarkan dari gudang untuk digunakan dalam proyek. Pemeriksaan secara periodik terhadap material yang disimpan harus diadakan untuk memperkuat catatan petugas gudang dan tindakan yang tepat dilakukan bila jumlah material yang disimpan tidak sesuai dengan catatan.

7. Pengeluaran material

Petugas harus menjamin bahwa barang yang dikeluarkan dari gudang digunakan untuk kepentingan pelaksanaan proyek dan sesuai dengan daftar rincian dalam berita acara. Berita acara pengeluaran dari gudang harus

(14)

diperiksa oleh yang bertanggung jawab untuk menjamin material yang diambil dari gudang dibutuhkan dan benar-benar digunakan dalam proyek. Dan informasi yang terdapat dalam berita acara adalah benar yaitu diperlukan untuk proyek.

Material permanen dan sementara yang dikeluarkan dari gudang akan dipakai, selanjutnya petugas gudang tidak mempunyai kepentingan lagi. Material sementara akan dikembalikan kembali ke gudang jika sudah digunakan kembali. Contohnya seperti cetakan dan pompa. Tanggung jawab atas keamanan material konstruksi yang harus dikembali harus tetap atas nama orang yang bertanggung jawab atas dikeluarkannya barang tersebut. Petugas gudang juga harus menjamin bahwa semua barang yang dipulangkan telah dibersihkan dan dapat beroperasi penuh. Bila dibutuhkan perbaikan petugas gudang harus memperbaiki secepatnya, sehingga material tersebut tersedia bila dibutuhkan.

E. Anggaran Biaya Material Sebagai Alat Pengawasan Biaya Material.

Anggaran adalah salah satu alat yang sering digunakan sebagai alat pengawasan, karena jika anggaran disusun dengan baik, maka akan memudahkan penilaian tingkat efesiensi setiap pekerjaan. Pengawasan berdasarkan anggaran dilakukan dengan membandingkan anggaran dengan realisasinya . Dari hasil analisis tersebut maka akan tampak kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan dan menjadi masukan pihak manajemen untuk mengambil tindakan

(15)

selanjutnya yang sekaligus menjadi bahan masukan untuk menyusun anggaran selanjutnya. Dengan terlaksananya pengawasan biaya produksi, maka kegiatan-kegiatan produksi akan terkoordinasi baik dari kauntitas maupun kualitas produk serta waktu pengerjaan yang ditetapkan untuk dicapai.

Perencanaan tanpa pengawasan akan menjadi sia-sia, sebaliknya suatu pengawasan tidak akan dapat terlaksana tanpa adanya perencanaan. Perencanaan dan pengawasan merupakan sebagian dari fungsi-fungsi manajemen serta berperan dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

Harahap (2001:216) menyatakan bahwa

Pengawasan merupakan tugas memeriksa apakah sesuatu terjadi sesuai dengan rencana yang telah disusun, perintah yang dikeluarkan dan prinsip yang telah ditetapkan. Pengawsan bertujuan untuk melihat kelemahan dan kesalahan agar diketahui dan dicegah agar tidak terjadi lagi.

Pengawasan biaya material mencakup penyediaan material dengan kualitas dan kuantitas yang diperlukan pada waktu dan tempat yang diperlukan dalam proses jumlahnya dan ditanggung jawabkan secara penuh serta digunakan sesuai dengan anggaran. Pengawasan biaya material bertujuan untuk :

1 Menghindari pemborosan material

Dengan adanya anggaran material maka dapat diperoleh suatu standar yang kemudian digunakan sebagai suatu acuan dalam penggunaan material dalam proyek.

2 Mengurangi atau mencegah penundaan pengerjaan proyek karena kekurangan material

(16)

Anggaran material sebagai alat pengawasan berperan sebagai acuan (benchmark) yang dapat mengidentifikasi adanya ketidak beresan yang mungkin disebabkan oleh kecurangan sehingga dapat meminimalisasi resiko kerugian yang timbul.

Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa kegunaan anggaran adalah sebagai pedoman kerja, perencanaan dan pengawasan. Dari kegunaan anggaran tersebut dapat dilihat kaitan antara rencana dan pengawasan. Rencana dalam hal ini adalah anggaran yang telah disetujui, hal ini berarti bahwa perusahaan akan berusaha mencapai apa yang telah ditetapkan dalam anggaran tersebut dan sekaligus mengawasi jumlahnya kegiatan dalam mencapai apa yang telah ditetapkan tersebut. Pengawasan terus dilakukan secara terus menerus, bukan hanya penilaian terhadap hasil kerja, tetapi juga harus dilakukan terhadap kegiatan yang sedang berjalan. Ada tiga fase yang perlu diperhatikan dalam melakukan fungsi pengawasan suatu anggaran yaitu:

1 Anggaran

Merupakan hal yang diingin, yang menjadi dasar perhitungan-perhitungan. 2 Membandingkan hasil yang dicapai dengan anggaran.

Hasil dari perbandingan ini dinilai dan dilaporkan pada orang bertanggung jawab memberikan penilaian atas hasil yang dicapai.

(17)

TABEL 2.1

ANGGARAN BIAYA MATERIAL TOWER ANTENE PEMANCAR

NO URAIAN BANYAK UNIT HARGA

SATUAN (RP) HARGA (RP) 1 Pasir 1,2 m3 700 840 2 Semen 5 zak 700 3.500 3 Koral 1 m3 2.500 2.500 4 Baja siku 45.45.5 128 m 2.300 294.400 5 Baja siku 50.50.9 330 m 2.300 759.000

6 Baja plat tebal 10 mm 1,25 m2 7.860 9.825

7 Pipa besi diameter 2½ mm 3 m 250 750

8 Baut penyambung 12 ½ mm 125 buah 100 12.500

9 Baut pondasi 3/4'” 16 buah 300 4.800

10 Kawat pilin arde ½” 32 m 100 3.200

11 Cat meni 35 kg 500 17.500

12 Cat perak 20 kg 750 15.000

Total

Sumber : Mukomuko, J.A (1993, hal 328)

Analisis Penyimpangan Anggaran.

Penyimpangan biaya merupakan hal biasa yang terjadi. Penyimpangan ini terjadi diakibatkan adanya perbedaan antara angka budget

(18)

hanyalah taksiran sehingga kekuatannya tergantung pada keadaan pada waktu pembuatan taksiran. Dan penyimpangan biaya dianggap bukan hal yang aneh sejauh perbedaan itu masih berada dalam batas wajar.

Penyimpangan yang terjadi harus dianalisis untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya, dan kemudian dicari jalan keluar untuk mengatasi penyimpangan tersebut. Biasanya perusahaan harus menetapkan ukuran mana yang mesti dilakukan investigasi dan mana yang tidak perlu dilakukan investigasi. Standar penentuan ini biasanya melihat benefit costnya. Jika biaya investigasi atas penyimpangan ini lebih besar dari pada taksiran yang dihemat maka biasanya tidak perlu dilakukan investigasi. Sebaliknya jika yang dihemat jauh lebih besar dari biaya investigasi maka harus dilakukan investigasi penyebab penyimpangan tadi, kecuali dalam hal tertentu yang sifatnya material atau berpotensi resiko besar maka kendatipun ukurannya kecil namun harus menjadi bahan investigasi. Kegunaannya adalah agar menjadi bahan pelajaran untuk kegiatan operasi dimasa yang akan mendatang.

Penyimpangan biaya dibagi atas dua bagian, yaitu ;

1 Favorable Cost Variance, yaitu penyimpangan yang bersifat menguntungkan. Hal ini terjadi apabila biaya standar lebih besar dari biaya aktual.

2 Unfavorable Cost Variance, yaitu penyimpangan yang sifatnya merugikan. Ini terjadi jika biaya aktual lebih besar dari biaya standar.

Semua penyimpangan biaya baik yang menguntungkan atau merugikan perlu dianalisis dalam rangka pengambilan tindakan perbaikan dalam masa yang akan datang. Tindakan perbaikan ini dapat berupa perbaikan atau

(19)

revisi terhadap biaya standar dan perbaikan terhadap cara atau sistem kerja dan sebagainya.

Sumber penyimpangan biaya material biasanya terjadi karena ; 1 Penyimpangan harga material (material price variance)

Varians harga material :

(harga material aktual – harga material standar) x kuantitas material aktual. Contoh.

Data berikut sebagai ilustrasi kalkulasi varians material ; 300 kg cat @ Rp. 4.000,- /kg = Rp. 120.000,-

Berat cat aktual yang dibeli 322 kg @ Rp. 3.100,- / kg Berat cat aktual yang dipergunakan dalam proyek 295 kg

Di asumsikan perusahan membeli 322 kg cat seharga Rp. 3100,-/kg, tetapi yang digunakan hanya 295 kg dalam proyek, maka varian harga material sebesar :

(harga material aktual – harga material standar) x kuantitas material aktual ( Rp. 3.100,- – Rp. 4.000,- ) x 322 = Rp. 289.800,- varians harga material yang menguntungkan.

2 Penyimpangan pemakaian material (material quantity variance).

Varians pemakain material atau varians kuantitas atau varians efesiensi adalah:

(kuantitas material aktual – kuantitas material standar ) x harga material standar.

(20)

Contoh :

Berdasarkan contoh kasus yang pertama maka varians pemakaian material dapat di hitung dengan cara :

(kuantitas material aktual – kuantitas material standar ) x harga material standar

(Rp. 3.100,- – Rp. 4.000,-) x Rp. 295 = Rp. 265.500,- varians harga pemakaian material yang menguntungkan.

Referensi

Dokumen terkait

Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Pembelajaran Media Pembelajaran Sumber Ajar Deskripsi Tugas TM-15 Mahasiswa melakukan Review tentang Komunikasi Pemasaran

Retribusi Rumah Potong Hewan yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pembayaran atas pelayanan penyediaan rumah pemotongan hewan ternak termasuk pemeriksaan

Performansi berdasarkan nilai BER untuk teknik estimasi kanal dengan pendekatan linier piece wise yang menggunakan bantuan cyclic prefix lebih bagus terlihat pada

Proses pembentukan pembuluh darah baru dihasilkan dari proliferasi endotel setempat dan peran dari Endhotelial Progenitor Cell (EPC) yang dapat dicegah dengan pemberian

Pada penelitian ini telah dikembangkan model sinkronisasi jadwal pembibitan dan penanaman dengan rencana penjualan sayur organik dalam suatu rantai pasok dengan

Atas rahmat, hidayah, dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pesan Dakwah Tentang Deradikalisasi Agama dalam Novel Saya Mujahid Bukan

Pustakawan dan Guru Pustakawan Perpustakaan Sekolah harus dapat memahami secara baik apa yang menjadi tujuan umum dan tujuan khusus pendidikan pada Sekolah Dasar, Sekolah

Upaya memperbaiki kualitas tidur dengan menggunakan Foot Massage di ruang ICU dimana secara kultur budaya massage dapat diterima, dan foot massage aman diberikan