• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN HARGA SATUAN PEKERJAAN DITINJAU DARI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA KONSTRUKSI PADA SETIAP JENJANG KEAHLIAN DI LAPANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENENTUAN HARGA SATUAN PEKERJAAN DITINJAU DARI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA KONSTRUKSI PADA SETIAP JENJANG KEAHLIAN DI LAPANGAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

13

PENENTUAN HARGA SATUAN PEKERJAAN DITINJAU DARI

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA KONSTRUKSI PADA SETIAP

JENJANG KEAHLIAN DI LAPANGAN

Zulkifli Lubis1

Sandy Tri Putranto2

1)

Dosen dpk, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan 2)

Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan

ABSTRAK

Produktivitas merupakan salah satu faktor mendasar yang mempengaruhi peformasi kemampuan bersaing pada industri konstruksi. Tidak tesedianya standar produktivitas konstruksi baik pada tingkatan proyek maupun tingkatan item pekerjaan sangat dirasakan oleh industri jasa konstruksi di Indonesia untuk dapat digunakan sebaai acuan dalam menyusun anggaran biaya dan jadwal pelaksanaan kegiatan konstruksi.

Dari hasil studi pada beberapa proyek yang ditinjau di lapangan, ternyta produktivitas tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh faktor pengawasan, perencanaan dan koordinasi, urutan kerja, komposisi kelompok kerja, kondisi fisik lapangan dan sarana bantu, dan kerja lembur.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai produktivitas tenaga kerja pada daftar analisis BOW untuk pekerjaan pasangan dinding dan pekerjaan balok dan pelat lantai sudah tidak relevan lagi untuk digunakan pada kondisi sekarang. Kemudian disusun suatu nilai produktivitas yang direkomendasikan untuk digunakan sebagai perubahan dari daftar analisis BOW. Dan setelah diuji kembali ternyata produktivitas juga ditenukan oleh jenis tenaga kerja yang digunakan. Pada pekerjaan pasangan dinding lantai 1, produktivitasnya akan lebih tinggi jika menggunakan tenaga kerja borongan dibandingkan tenaga kerja harian.

Motivasi dari kedua jenis tenaga kerja perlu diperhatikan dan besarnya upah perlu ditinjau dan dipikirkan bersama guna perbaikan hidup para tenaga kerja.

Kata kunci : performasi kemampuan bersaing, standar produktivitas konstruksi, daftar analisis

BOW, motivasi. PENDAHULUAN Latar Belakang

Produktivitas merupakan salah satu faktor mendasar yang mempengaruhi performansi kemampuan bersaing pada industri konstruksi. Peningkatan produktivitas akan mengurangi waktu pekerjaan, dan itu berarti akan mereduksi biaya, khususnya biaya pekerja sehingga diperoleh suatu minimum labor cost untuk mendapatkan harga yang kompetitif baik untuk pelelangan maupun pelaksanaan. Oleh karena itu pengukuran dan peningkatan produktivitas pekerjaan konstruksi yang mencapai sasaran mutu, proses, dan hasil kerja yang diharapkan, baik dari segi kualitas, waktu pelaksanaan, maupun pembiayaan.

Kendala utama bagi perusahaan konstruksi di Indonesia dewasa ini dalam usaha pengembangan produktivitas pekerjaan konstruksi adalah belum adanya standar produktivitas yang handal, yang dapat digunakan

sebagai acuan dalam mengestimasi biaya dan jadwal pelaksanaan kegiatan konstruksi. Perusahaan konsstruksi juga jarang melakukan pengukuran produktivitas yang murah, mudah, fleksibel, dan cukup akurat.

Pengukuran produktivitas yang digunakan di indusstri konstruksi saat ini umumnya diadopsi dari industri manufaktur dengan metoda pengukuran antara lain : Time and Motion Study, Work Sampling dan Metoda Productivity Delay Model. Metoda-metoda ini memerlukan pengukuran produktivitas aktual di lapangan secara khusus, yang pelaksanaannya cukup sulit, memerlukan waktu lama, harus intensif, dan memerlukan dana cukup yang harus disiapkan.Sebagai alternatif dari metoda-metoda pengukuran tersebut di atas, diperlukan metoda yang lebih sederhana yaitu dengan memanfaatkan informasi proyek yang mudah didapat. Salah satu sumber informasi yang berharga adalah laporan kemajuan pekerjaan

(2)

14

(site progress records), yaitu Laporan Harian yang berisi : daily works report, daily material report, daily man power report, daily equipment report, weather and woring hour, serta Laporan Bulanan yang isinya merupakan kumulasi dari laporan-laporan mingguannya. Informasi yang diperoleh dari laporan kemajuan pekerjaan ini sebenarnya merupakan suatu sumber daya organisasi yang berharga, khususnya untuk perencanaan dan pengendalian, namun pada umumnya masih belum dimanfaatkan secara maksimal.

Maksud dan Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini, adalah untuk : 1. Mendapatkan gambaran mengenai

produktivitas tenaga kerja pada proyek konstruksi yang didapatkan dari laporan kemajuan pekejaan hasil observasi di lapangan.

2. Mendapatkan suatu rentang (range) produktivitas tenaga kerja pada setiap jenjang keahlian (dalam hal ini adalah tukang dan laden) pada proyek konstruksi di lapangan.

Pembatasan Masalah

Dalam melakukan penelitian ini, dibuat pembatasan masalah, yaitu sebagai berikut :

 Pengukuran produktivitas tenaga kerja dilakukan pada jenjang keahlian tukang dan laden.

 Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja standar.

 Proyek gedung bertingkat minimal dua lantai.

 Kondisi dilapangan mendukung, antara lain :

 Kondisi cuaca normal, artinya tidak ada kendala berarti yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

 Ketersediaan jumlah tenaga kerja yang cukup untuk memenuhi jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan sesuai dengan jenis pekerjaannya.

 Lingkungan kerja mendukung akan banyaknya jumlah tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan di laangan pada suatu waktu tertentu.

Metoda Penelitian

Dengan mengumpulkan bahan dari studi literatur, baik berupa buku yang telah dipublikasikan secara umum maupun dengan

mengembangkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, juga dengan memanfaatkan arsip laporan kemajuan pekerjaan untuk mengukur produktivitas tenaga kerja pada proyek konstruksi.

Dengan menggunakan data yang terekam pada laporan kemajuan pekerjaan mingguan, dapat dihitung dan dianalisa suatu angka produktivitas tenaga kerja untuk tingkatan proyek yang dapat dipergunakan oleh para perencana biaya dan jadwal konstruksi pada tahap preliminary estimate sesuai dengan teknologi dan metode pelaksanaan konstruksi yang biasa dilakukan sekarang.

Diharapkan dengan adanya pengukuran ini, produktivitas tenaga kerja pada proyek konstruksi akan dapat terus ditingkatkan, dengan demikian kerugian akibat kesalahan estimasi akan dapat diperkecil. Hasil pengukuran ini juga bermanfaat sebagai data dan alat analisa bagi perusahaan untuk terus meningkatkan performansinya, sehingga mampu untuk ikut berkompetisi.

Diagram Air Metoda Penelitian

Tahapan-tahapan proses kegiatan yang dilakukan dalam tesis ini secara garis besar dilakukan dengan mengikuti bagan air seperti terlihat pada gambar 1.

LANDASAN TEORI

Jika membicarakan masalah produktivitas muncullah satu situasi yang produktivitas muncullah satu situasi yang paradoksial (bertentangan), karena belum ada kesepakatan umum tentang maksud pengertian produktivitas serta kriterianya dalam mengukur petunjuk-petunjuk produktivitas. Dan tak ada konsepsi, metode penerapan maupun cara pengukuran yang bebas dari kritik (Sinungan, Muchdarsyah, 1995). Para ahli tidak memberikan rumusan produktivitas yang sama, karena itu masih ditemukan pengertian produktivitas dalam berbagai cara, namun pada prinsipnya mempunyai kesamaan.

Dalam berbagai referensi terdapat banyak sekali pengertian mengenai produktivitas, yang dapat dikelompokkan menjadi tiga (Sinungan, Muchdarsyah, 1995) yaitu :

1. Rumusan tradisional bagi keseluruhan produktivitas tidak lain ialah ratio dari apa yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang dipergunakan (input).

(3)

15

2. Rumusan tradisional bagi keseluruhan produktivitas tidak lain ialah ratio dari apa yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang dipergunakan (input).

3. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik daripada kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini.

4. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor penting, yakni : Investasi, termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta riset; manajemen; dan tenaga kerja.

Gambar 1. Metoda Penelitian

Kata ’produktivitas’ sendiri pertama kali disebutkan pada sebuah artikel oleh Quesnay tahun 1766. Pada tahun 1833, Littre mendefinisikan pengertian dari produktivitas sebagai kemampuan dalam memproduksi. Definisi yang lebih spesifik dari produktivitas yaitu sebagai perbandingan antara keluaran dan

sumber-sumber yang digunakan dalam menghasilkan keluaran tersebut mulai dikenal sekitar akhir abad sembilan belas.

Definisi lainnya tentang produktivitas telah banyak dilontarkan oleh para ahli dan badan-badan internasional. Organization for european Economic Cooperation (OEEC) pada tahun 1950 mendefinisikan produktivitas sebagai berikut :

”Produktivitas merupakan hasil bagi yang diperoleh dengan membagi keluaran dengan salah satu dari faktor-faktor produksi yang jadi input, yaitu kapital, investasi, bahan mentah dan

lain-lain.”

Peter F. Ducker mengemukakan definisi produktivitas sebagai berikut :

”Produktivitas adalah keseimbangan antara seluruh faktor-faktor produksi yang memberikan keluaran yang lebih banyak melalui penggunaan

sumber daya yang lebih sedikit.”

Dari definisi-definisi di atas, secara umum produktivitas didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran suatu proses terhadap sumber daya masukan dalam proses tersebut, yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Produktivitas =

M asukan

Keluaran

Keluaran adalah hasil yang bermanfaat bagi manusia yang didapat dari suatu kegiatan, sedangkan masukan adalah sumber-sumber yang digunakan untuk memperoleh hasil tersebut.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa produktivitas berarti juga suatu ukuran efektivitas masukan yang digunakan suatu proses untuk menghasilkan keluarannya.

Definisi produktivitas secara umum yaitu :

 Produktivitas = Output : Input

 Produktivitas = Output : Satuan Waktu Dan produktivitas pada building site adalah jumlah jam-orang per m2 luas lantai. Jenis-jenis Produktivitas

Pendefinisian produktivitas dapat bermacam-macam tergantung pada konteks apa produktivitas tersebut dibicarakan. Pada dasarnya ada tiga jenis dasar produktivitas (Susanto, 1992), yaitu : a. Produktivitas parsial Manajemen Sumber Daya Manusia Mulai PerumusanMasalah :

Belum adanya standar yang jelas mengenai besarnya produktivitas tenaga kerja untuk setiap jenjang keahlian pada setiap satuan jenis pekerjaan di lapangan.

Studi Literat ur Produktivitas Tenaga Kerja PengumpulanData :

Time Schedule danKurva S

Laporan Kemajuan Pekerjaan Spesifikasi dan gambar Analisis Data :

Perhitungan produktivitas tenaga kerja pada setiap jenjang keahlian tukang dan laden pada proyek yang berbeda.

Perhitungan dilakukan untuk jenis pekerjaan yang memerlukan tenaga kerja manusia dalam pelaksanaan pekerjaannya dengan menggunakan bantuan peralatan sesedikit mungkin.

Hasil Studi :

Range produktivitas tenaga kerja pada setiap jenjang keahlian untuk setiap satuan jenis pekerjaan yang ditinjau.

Rekomendasi :

Besarnya nilai produktivitas tenaga kerja pada setiap jenjang keahlian untuk setiap satuan jenis pekerjaan yang ditinjau.

(4)

16

Produktivitas parsial adalah rasio keluaran terhadap salah satu faktor masukan, sebagai contoh, produktivitas tenaga kerja (rasio dari keluaran dan masukan kerja), merupakan ukuran produktivitas parsial.

b. Produktivitas total faktor

Produktivitas total faktor adalah rasio keluaran bersih terhadap jumlah masukan faktor tenaga kerja dan faktor kapital. Yang dimaksud dengan ’keluaran bersih’ adalah masukan total dikurangi dengan jumlah barang dan jasa yang dibeli. Yang harus diperhatikan adalah faktor pembagi dari rasio ini adalah faktor tenaga kerja dan kapital.

c. Produktivitas total

Produktivitas total adalah rasio keluaran total terhadap semua faktor masukan. Dengan demikian, pengukuran produktivitas total mencerminkan pengaruh bersama dari semua masukan dalam menghasilkan keluaran.

Secara tradisional orang sering mengandalkan pada pengukuran produktivitas parsial. Pengukuran produktivitas yang paling sering dipakai adalah pengukuran produktivitas tenaga kerja yang dinyatakan dengan keluaran per-orang per-jam atau keluaran per-karyawan. ’Keluaran’ dinyatakan dalam unit uang atau dalam bentuk fisik. Tetapi pengukuran produktivitas parsial kadang menunjukkan sifat yang berlawanan, sebaliknya dengan hanya mengetahui ukuran produktivitas total, akan sulit mendeteksi faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan untuk tindakan perbaikan.

Produktivitas Tenaga Kerja

Dari definisi-definisi produktivitas secara umum, dapat disimpulkan bahwa produktivitas tenaga kerja adalah besar volume pekerjaan yang dihasilkan oleh seorang pekerja atau oleh satu tim pekerja selama tenggang waktu tertentu. Dengan kata lain, produktivitas tenaga kerja adalah jumlah waktu atau tenggang waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja atau atu tim pekerja untuk menghasilkan suatu volume pekerjaan tertentu.

Produktivitas dalam Industri Konstruksi Industri konstruksi mempunyai sifat yang berbeda dari industri manufaktur, dimana sifat-sifat ini akan mempengaruhi pengertian produktivitas dalam industri konstruksi. Karakteristik dari industri konstruksi yang

membedakannya dari industri manufaktur adalah sebagi berikut (Suryanto, 1997) :

1. Proyek konstruksi mempunyai pelaksanaan yang relatif pendek.

2. Lokasi kerja tidak tetap.

3. Hasil akhir konstruksi merupakan hasil yang unik dan berbeda dari satu lokasi dengan lokasi yang lain.

4. Tenaga terlatih lebih banyak digunakan daripada tenaga kerja kasar.

5. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan diluar ruangan dengan kemungkinan gangguan yng besar.

6. Keterlibatan berbagai pihak (pemberi pekerjaan, perencana, pengawas dan pelaksana) yang banyak terlibat dalam proses konstruksi.

Dalam industri konstruksi keterlibatan pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses kegiatan konstruksi (pemberi pekerjaan, perencana, kontraktor dan sub kontraktor, pekerja) akan memberikan sumbangan terhadap produktivitas suatu proyek konstruksi.

Meskipun berbagai faktor yang berkaitan dengan keterlibatan berbagai tahap kegiatan akan mempengaruhi produktivitas total pekerjaan konstruksi, tetapi faktor produktivitas tenaga kerja di lapangan memegang peranan yang sangat besar. Hal ini dimungkinkan karena hasil akhir suatu pekerjaan konstruksi bergantung kepada kinerja tenaga kerja pada setiap pekerjaan yang dilakukan di lapangan. Sehingga pengukuran produktivitas tenaga kerja di lapangan, tanpa mengesampingkan kontribusi peranan pihak-pihak lain yang memungkinkan peningkatan produktivitas proyek konstruksi secara keseluruhan.

Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas konstruksi, maka kemampuan industri konstruksi untuk mencari cara-cara untuk meningkatkan produktivitas juga akan menjadi lebih baik lagi, sehingga sekarang tinggal bagaimana cara mengukur produktivitas konstruksi dapat dilakukan dari waktu ke waktu untuk mengetahui peningkatan atau penurunan produktivitas dimulai dengan mengetahi dan menetapkan produktivitas yang ada melalui suatu pengukuran.

Variabel-variabel yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja lapangan menjadi seperti tersebut di bawah ini (Soeharto, 1995) : 1. Kondisi fisik lapangan dan sarana bantu. 2. Pengawasan, perencanaan, dan koordinasi. 3. Komposisi kelompok kerja.

(5)

17

4. Kerja lembur.

5. Ukuran besar proyek. 6. Kurva pengalaman.

7. Pekerja langsung – sub kontraktor. 8. Kepadatan tenaga kerja.

Daftar Analisis BOW

Sampai saat ini, perencanaan atau estimasi biaya konstruksi dan penentuan jadwal kegiatan proyek konstruksi masih menggunakan angka-angka standar produktivitas tenaga kerja yang mengacu pada hasil penelitian puluhan tahun yang lalu, seperti standar BOW yang dikeluarkan sekitar tahun 40-an yang sekarang dirasakan sudah tidak sesuai lagi jika dipergunakan untuk menghitung perencanaan tenaga kerja pada proyek konstruksi sekarang ini, sebab baik metode kerja, peralatan, pengawasan dan faktr-faktor lainnya sudah banyak berbeda jika dibandingkan dengan keadaan saat BOW tersebut disusun (Suryanto, 1997).

Di bawah ini adalah contoh nilai produktivitas tenaga kerja hasil penelitian yang disusun dalam BOW sebagai berikut :

1. Pekerjaan kayu, pemasangan atap

Untuk mengerjakan 1 m3 pemasangan kaso dan reng untuk atap genteng diperlukan :

0,005 mandor 0,01 kepala tukang 0,1 tukang kayu 0,1 pekerja / laden 2. Pekerjaan beton

Untuk mengerjakan 1 m3 beton semen portland dengan campuran 4 bagian batu pecah (kerikil) : 2 bagian pasir : 1 bagian semen portland yang dipakai untuk pemasangan ubin pada lantai, pembuatan genteng beton, pengecoran beton dibawah air, dan pembuatan lapisan turap diatas pasangan-pasangan batu atau bata yang dimiringkan dengan tebal 0,06 m, diperlukan :

0,3 mandor

0,1 kepala tukng

1 tukang batu

6 pekerja / laden

ANALISIS DATA LAPANGAN Proyek yang ditinjau adalah :

1. Proyek pengembangan Ruko Graha Indah Lamongan

2. ProyekpembangunanRuko LTC Lamongan

3. ProyekPembangunan Ruko Demangan Regency Lamongan

Dibawahiniadalahjenispekerjaan pada bangunan yang ditinjau pada setiapproyek : 1. PekerjaanTanah dan Pondasi

1.1 Pekerjaan pondasi batu kali menerus 2. PekerjaanStrukturBeton

2.1 Pekerjaankolomlantai 1

2.2 Pekerjaanpasangandindinglantai 1 2.3 Pekerjaan balok dan pelat lantai 2

Tenaga kerja di lapangan terbagi menjadi dua jenis, yaitu tenaga kerja harian dan tenaga kerja borongan. Tenaga kerja harian adalah tenaga kerja yang melaksanakan satu jenis pekerjaan di lapangan dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi, dan upahnya dihitung berdasarkan lamanya tenaga kerja tersebut melaksanakan satu jenis pekerjaan hingga selesai. Sedangkan tenaga kerja borongan adalah tenaga kerja yang melaksanakan satu jenis pekerjaan yang sifatnya massal di lapangan, dan upahnya dihitung berdasarkan volume pekerjaan yang dilaksanakan tanpa memperhitungkan lamanya durasi waktu penyelesaian pekerjaan yang dimaksud.

Dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, bahwa hanya tukang yang menghasilkan pproduk, dan laden mendukung kelancaran pekerjaan tukang, sedangkan mandor sebagai pemberi instruksi dan mengawasi pekerjaan tukang dan laden di lapangan, maka sesuai dengan hasil pengamatan di lapangan, ratio untuk tukang dan laden adalah sebagai berikut:

a. Untuk tenaga kerja harian :

1 orang kepala tukang memimpin 10 orang tukang, dan 1 orang tukang dibantu oleh 3 orang laden.

b. Untuk tenaga kerja borongan :

1 orang kepala tukang memimpin 12 orang tukang, danm 1 orang tukang dibantu oleh 4 orang laden.

Dibawah ini adalah salah satu contoh metode perhitungan produktivitas tenaga kerja pada setiap pekerjaan yang ditinjau pada masing - masing proyek, dan untuk pekerjaan - pekerjaan lain dan pada proyek - proyek yang lain dilakukan dalam bentuk tabelaris, seperti terlihat pada tabel 1.

Proyek Pembangunan Ruko Graha Indah Lamongan

(6)

18

1. Pekerjaan tanah dan pondasi

1.1 Pekerjaan pondasi batu kali menerus Volume pekerjaan = 70,25 m3 Durasi = 14 hari

Volume pekerjaan per hari = 70,25/14 Komposisi jumlah tenaga kerja : 1 mandor

1 tukang 2 laden

Produktivitas tenaga kerja = 5 org/5,0179 m3 Jadi keperluan jumlah tenaga kerja per m3 pekerjaan pondasi batu kali di lapangan adalah

0,0057 mandor 0,9964 tukang 2,989 laden

Tabel 1 : Prodiuktivitas Tenaga Kerja Pada Setiap Jenjang Keahlian Pekerjaan di Lapangan No Jenis Pekerjaan Proyek Ruko Grah a Inda h Ruko LTC Ruko Deman gan Regenc y 1 Pekerjaan tanah dan

pondasi

1.1 Pekerjaan pondasi batu kali (m3)

Volume pekerjaan (m3) 70,2 5

84,88 40,318

Durasi (hari) 14 14 49

Volume pekerjaan per hari (m3)

5,01 79

6,0629 6,1224

Jumlah tenaga kerja (orang) : Mandor 1 1 1 Tukang 1 2 2 Laden 2 2 2 Hasil analisis produktivitas : Mandor 0,00 57 0,0067 0,0250 Tukang 0,99 64 1,3195 1,3067 Laden 2,98 93 3,9585 3,9200 2 Pekerjaan beton

2.1 Pekerjaan kolom lantai 1(m3) Volume pekerjaan (m3) 72,8 9 36,22 10 Durasi (hari) 35 14 7 A Pekerjaan pembesian (kg) Volume pekerjaan (kg) 18.2 25 9.055 2.500 Durasi (hari) 14 7 3

Volume pekerjaan per hari (kg)

1.30 7,8

1.293,6 833,3 Jumlah tenaga kerja

(orang) : Mandor 1 1 1 Tukang 5 5 4 Laden 5 5 4 Hasil analisis produktivitas : Mandor 0,0057 0,0067 0,0250 Tukang 0,0154 0,0155 0,0192 Laden 0,0461 0,0464 0,0576 B Pekerjaan bekisting (m2) Volume pekerjaan (m2) 833 415 115 Durasi (hari) 21 7 4

Volume pekerjaan per hari (m2)

39,7 59,3 28,75

Jumlah tenaga kerja (orang) : Mandor 1 1 1 Tukang 4 4 4 Laden 3 3 4 Hasil analisis produktivitas : Mandor 0,0057 0,0067 0,0250 Tukang 0,3778 0,2530 0,5565 Laden 1,1335 0,7589 1,6696

Dari hasil perhitungan dengan meninjau tiga jenis pekerjaan dari ketiga proyek di lapangan, kemudian dibandingkan dengan hasil yang dibuat dari daftar analisa upah dan bahan (BOW) dapat dilihat dari tabel 2 di bawah ini :

Tabel 2 : Produktivitas Tenaga Kerja Pada Setiap Jenjang Keahlian di Lapangan dan Dari Daftar Analisa Upah dan Bahan (BOW) Jenis Pekerjaan Proyek BOW Ruko Graha Indah Ruko LTC Ruko Dema ngan Rege ncy 1 Pekerjaan tanah dan

pondasi 1 1 Pekerjaan pondasi batu kali (1 m3) Mandor 0,0057 0,0067 0,0250 0,1800 Tukang 0,9964 1,3195 1,3067 1,2000 Laden 2,9893 3,9585 3,9200 3,6000 2 Pekerjaan beton 2 1 Pekerjaan kolom lantai 1 Pekerjaan pembesian (1 kg) Mandor 0,0057 0,0067 0,0250 Tukang 0,0154 0,0155 0,0192 0,0545 Laden 0,0461 0,0464 0,0576 0,0273 Pekerjaan bekisting (1 m2) : Mandor 0,0057 0,0067 0,0250 0,1000 Tukang 0,3778 0,2530 0,5565 1,0000 Laden 1,1335 0,7589 1,6696 2,0000 2 2 Pekerjaan pasangan dinding (1 m2) Mandor 0,0057 0,0067 0,0250 0,2250 Kepala Tukang 0,0067 0,0067 0,0174 0,1500 Tukang 2,7000 2,5800 2,0600 1,5000 Laden 8,1100 7,7400 6,1700 4,5000 2 3 Pekerjaan balok dan pelat lantai 2 Pekerjaan pembesia (1 kg) Mandor 0,0057 0,0067 0,0250 Tukang 0,0161 0,0133 0,0152 0,0545 Laden 0,0484 0,0400 0,0457 0,2730 Pekerjaan

(7)

19

pembesian (1 kg) : Mandor 0,0057 0,0067 0,0250 0,1000 Tukang 0,3379 0,3019 0,4667 1,0000 Laden 1,0138 0,9057 1,4000 2,0000

Adanya perbedaan hasil produktivitas yang didapat dari studi dengan analisis BOW disebabkan oleh karena perkiraan kondisi pada proyek pada saat disusunnya BOW adalah sebagai berikut :

1. Tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di lapangan bekerja berada di bawah kwpwmimpinan yang keras dari pengaasnya. 2. Tingginya tingkat kedisiplinan dan ketertiban dari tenaga kerja di bawah pengaruh (tekanan) yang sangat tinggi dari pimpinannya.

3. Tingkat ketelitian, kerapihan dan keindahan yang sangat baik di bawah pengaruh (tekanan) yang besar dari pimpinannya. 4. Faktor keamanan dari bangunan yang sangat

tinggi.

5. Belum banyaknya peralatan yang dipakai untuk membantu melaksanakan pekerjaan pada setiap jenis pekerjaan di lapangan.

Kondisi tersebut di atas jika dibandingkan dengan yang terjadi pada saat penelitian ini dibuat sudah jauh berbeda.

Setelah dilakukannya studi mengenai produktivitas tenaga kerja pada setiap jenjang keahlian di lapangan ini, dapat diberikan suatu rekomendasi mengenai angka produktivitas tenaga kerja pada setiap jenis pekerjaan, yang dapat dipergunakan dalam menyusun rencana jadwal pekerjaan, jumlah tenaga kerja yang diperlukan, dan dalam menyusun rencana anggaran biaya yang akan dipakai dalam mengikuti pelangan proyek sebagai berikut : 1. Pekerjaan tanah dan pondasi

Pekerjaan pondasi batu kali menerus (1 m3)

Mandor 0,1

Tukang 1,1

Laden 3,4

2. Pekerjaan beton

Pekerjaan kolom lantai 1 Pekerjaan pembesian (1 kg) Tukang 0,05 Laden 0,03 Pekerjaan bekisting (1 m2) Mandor 0,075 Tukang 0,75 Laden 1,6

Pekerjaan pasangan dinding (1 m2)

Mandor 0,15

Kepala Tukang 0,1

Tukang 1,5

Laden 4,5

Pekerjaan balok dan pelat lantai 2 Pekerjaan pembesian (1 kg) Tukang 0,04 Laden 0,025 Pekerjaan bekisting (1 m2) Mandor 0,1 Tukang 0,75 Laden 1,6 PENUTUP Kesimpulan

1. Nilai produktivitas dari daftar analisis BOW untuk jenis pekerjaan pasangan dinding dan pekerjaan balok dan pelat lantai sudah tidak relevan lagi digunakan pada perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan di lapangan pada kondisi saat ini terbukti dengan jauhnya perbedaan angka produktivitas hasil studi dengan daftar analisis BOW.

2. Produktivitas tenaga kerja pada setiap jenjang keahlian selain dipengaruhi oleh faktor pengawasan, perencanaan dan koordinasi, urutan kerja, komposisi kelompok kerja, kondisi fisik lapangan dan sarana bantu dan kerja lembur juga dipengaruhi oleh jenis tenaga kerja yang digunakan apakah tenaga kerja harian atau tenaga kerja borongan.

3. Variabel yang paling berpengaruhpada produktivitas tenaga kerja pada setiap jenjang keahlian di lapangan hasil pengamatan di lapangan untuk keempat proyek yang ditinjau adalah komposisi kelompok kerja untuk setiap jenis pekerjaan. Saran

1. untuk mendapatkan nilai produktivitas tenaga kerja pada setiap jenjang keahlian yang lebih akurat perlu dilakukan pengamatan yang berkesinambungan dan waktu yang cukup pada banyak proyek konstruksi. Sebaiknya proyek dipilah - pilah menurut jenisnya.

2. Para pengusaha konstruksi perlu mempertimbangkan kembali mengenai besarnya upah yang diberikan untuk mandor, tukang, laden supaya dapat meningkatkan

(8)

20

taraf hidup mereka dan juga dapat memotivasi mereka agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Mukomoko, J.A., 1985.

DasarPenyusunanAnggaranBiayaBangu nan. CV. Gaya Media Pratrama :Jakarta Sinungan, Muchdarsyah, 1985. Produktivitas

:Apa dan Bagaimana.BumiAksara :Jakarta.

Soeharto, Iman, 1995. ManajemenProyek :DariKonseptualSampaiOperasional.Pe nrbitErlangga : Yakarta.

Suryanto, Krishna Pribadi, 1997. Model Productivitas

PekerjaanKonstruksiBangunanGedungB ertingkat di Indonesia. Laporan penelitian, ITB : Bandung.

Gambar

Gambar 1. Metoda Penelitian
Tabel 1  :  Prodiuktivitas  Tenaga  Kerja  Pada  Setiap  Jenjang  Keahlian  Pekerjaan  di  Lapangan  No  Jenis Pekerjaan  Proyek Ruko Grah a  Inda h  Ruko LTC  Ruko  Demangan  Regency  1  Pekerjaan tanah dan

Referensi

Dokumen terkait

No other rivalry has as rich a history and deep disdain as the saga that is brought on when Bean-town comes to the Bronx or vice versa, and quite frankly, there never will be

Penelitian ini telah dilakukan pada 36 responden, dukungan ekologi perkembangan sosial yang dilakukan selama tahun 2017 di TK AR Rahman Bandar Lampung adalah:

As an additional 10 farmers reached the e- cient frontier with increasing returns to scale, the mean eciency ratings for all farmers across the levels of farm size and soil

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, aset tetap Perusahaan dan Entitas Anak tertentu yang terdiri dari PT Domas Agrointi Prima, PT Agrowiyana, PT Air Muring, PT

menyukai buah jeruk sehingga ketika sampel membeli buah jeruk selalu habis. dimakan seluruh anggota

Kerelaan ( al-ridha ) dalam arisan dapat diterapkan pada setiap anggota agar mempunyai motivasi dari awal untuk merelakan sejumlah uang (dana) yang disetorkan ke BMT

Berdasarkan hasil kajian dalam menentukan/memilih metode peramalan data deret waktu yang dianggap tepat untuk digunakan dalam peramalan volume penjualan PT Satriamandiri

dan petunjukNYA penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Pola Sebaran Fitoplankton sebagai Bioindikator Kondisi Lingkungan Perairan di Pantai Cermin Kabupaten