• Tidak ada hasil yang ditemukan

Shell and Tube Heat Exchanger (Kern)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Shell and Tube Heat Exchanger (Kern)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1-2 P

1-2 Parall

arall e

el

l Co

Counte

unterr ff low :

low : S

She

helll

l and Tube

and Tube Ex

Ex chang

change

err

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Alat

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Alat

Dosen Pengampu:

Dosen Pengampu:

Juliananda

Juliananda, ST., M.

, ST., M. Sc

Sc

Disusun oleh : Disusun oleh :

Yulia Dwi Rahmawati135061100111002 Yulia Dwi Rahmawati135061100111002

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2015

2015

(2)

1-2 Parallel-Counterflow : Shell and Tube Exchanger

Pendahuluan

Shell and tube exchanger   merupakan alat penukar panas yang cocok digunakan jika dibutuhkan permukaan perpindahan panas yang luas. Alat ini terdiri dari sebuah shell  silindris di  bagian luar dan sejumlah tube (tube bundle) di bagian dalam dimana temperatur fluida di dalam

tube bundle berbeda dengan temperatur di dalam shell  (Sugiyanto, 2008).

H eat Exchanger Tu bes . Heat exchanger tubes disebut juga sebagai condenser tubes. Diameter luar dari heat  exchanger   merupakan diameter luar actual dalam inchi. Heat exchanger tubes terbuat dari bahan-bahan yang bervariasi yaitu besi, tembaga, admiralty, Munts logam, dan lain-lan. Tebal tubes tersebut dinyatakan dalam satuanBWG(Birmingham wire gage). Pada Tabel 10 ditunjukkan ukuran tubes yang umum tersedia namun umumnya desain HE menggunakan tube dengan diameter luar (OD) ¾ dan diameter dalam (ID) 1 inch.

Tu be Pitch . Jarak terpendek di antara dua lubang tube  yang berdekatan disebut clearance atau ligament . Beberapa polatube ditunjukkan oleh Gambar 1 berikut :

Gambar 1. Lay out tube untuk exchanger (Kern, 1965)

Gambar 1a menunjukkan square pitch, kelebihan square pitch yaitu mudah dibersihkan serta  pressure drop yang dihasilkan akan lebih rendah ketika aliran fluida seperti yang ditunjukkan  pada gambar tersebut.Tube pitch, P T,adalah jarak terpendek antar pusattube yang berdekatan.

Umumnya panjang pitch adalah sebagai berikut :

- Square layout  : ¾ in. OD, 1 in. square pitch ; 1 in. OD, 1 ¼ in. square pitch

- Triangular layout  : ¾ in. OD, 15/16 in. triangular pitch; ¾ in OD, 1 in. triangular pitch; 1 in. OD, 1¼ in, triangular pitch

(3)

Shells . Shells difabrikasi dari pipa besi dengan diameter IPS mencapai 12 in. Apabila diameter IPS 12 — 24 in, maka OD aktual dan diameter pipa nominal tetap. Ketebalan dinding standar  shells dengan diameter dalam 12 — 24 in adalah 3/8 in denganallowable pressure hingga 300 psi.

Station ary Tu be-sheet Ex changers . Exchanger  ini merupakan jenis exchanger  paling sederhana yang ditunjukkan pada Gambar 2. Bagian penting dari exchanger   ini ialah : shell , dilengkapi dengan dua nozzle  dan tube sheets  pada kedua ujungnya, dan juga sebagai flanges  untuk  pelengkap kedua channel  dan penutup channel . Tubes diperluas menuju kedua tube sheets dan dilengkapi dengan baffle transverse  pada sisi shell . Penghitungan luas permukaan perpindahan  panas seringkali berdasarkan jarak antara permukaan dalam dari tube sheets.

Gambar 2. Fixed-head tubular exchanger (Kern, 1965)

Baffles . Baffles dibutuhkan agarliquid  tetap dalam kondisi turbulens. Kondisi turbulens aka n menghasilkan koefisien perpindahan panas yang lebih tinggi. Jarak antarpusatbaffle disebut sebagai baffle pitch atau baffle spacing . Besarnyabaffle spacing  biasanya 1/5 dari ID shell .  Baffle dilindungi oleh baffle spacerseperti pada Gambar 3 berikut ini :

Gambar 3. Detail Baffle spacer (Kern, 1965)

(4)

Gambar 4. Segmental baffle detail (Kern, 1965)

 Baffle di atas disebut sebagai 25 per cent cut baffles. Sedangkan jenisbaffle yang lain yaitu disc

dan doughnut  serta orifice ditunjukkan pada Gambar 5 berikut :

Gambar 5. Baffle doughnut, disc, dan orifice (Kern, 1965)

F ixed Tube Exchanger with I ntegral Channels. HE jenis ini ditunjukkan pada Gambar 6, HE ini dibutuhkan untuk memberikandifferential thermal expansion antara tubes dan shell  selama operasi. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakanexpansion joint  pada shell .

Gambar 6 Fixed Tube Exchanger with Integral Channels (Kern, 1965)

Fixed-tube-sheet 1-2 Exchanger . 1-2 exchanger   merupakan exchanger   yang mana fluida mengalir sebanyak 1 pass pada shell - sides dan 2 atau lebih pass  pada tube. Bagian luar tubes

tidak dapat dibersihkan menggunakan pembersihan mekanik sedangkan bagian dalam tubes

dapat dibersihkan menggunakan rotary cleaner atau  wire brush.  Permasalahan utama pada

exchanger   jenis ini ialah kedua pass  baik pada shell   dan tube  cenderung mengalami ekspansi secara berbeda dan menyebabkan stress padatube sheets.

(5)

Removable-bundle exchanger.  Gambar 7 menunjukkan 1-2 exchanger   yang memiliki tube bundle yang dapat dilepas dari  shell . Kerugian penggunaan HE jenis ini ialah bentuk geometrinya itu sendiri. Untuk mengamankan  floating head cover maka harus dilakukan  penyatuan floating head cover   dengan tube sheet , hal ini akan memperkecil ruang tubes  serta

 flow channel  antara bundle dan shell . Permasalahan ini dapat diatasi dengan menggunakan  split-ring floating head 1-2 exchanger . Meskipun pembuatannya mahal, namun exchanger   ini memiliki keuntungan mekanik yang banyak.

Gambar 7. Pull through floating-head 1-2 exchanger (Kern, 1965)

Tu be-sheets L ayout dan T ube Counts. Salah satu contoh lay out tubes padaexchanger  dengan

 split ring floating headditunjukkan pada Gambar 8. Banyaknya tube padalay out  disebut

sebagai tube counts. Banyaknyatube counts bisa berbeda-beda dengan batasan bahwaunbalance

tidak boleh lebih dari 5%.

Gambar 8. Tube sheet layout untuk 13 1/4 ID shell (Kern, 1965)

Packed Fl oating H ead. Exchanger  ini memiliki perluasan pada floating tube sheet  yang dibatasi oleh packing gland.  Meskipun dapat mencapai ID shell   36 in, packing gland yang lebih besar tidak disarankan untuk tekanan yang lebih besar karena dapat menyebabkan vibrasi.

(6)

U-bend Ex changer . Exchanger  jenis ini merupakan 1-2 exchangeryang terdiri daritube yang dibengkokkan menjadi bentuk U dan digulung menujutube sheet . DiameterU-Bend  terkecil sebesar 3 — 4 kali diameter luartube.

Gambar 9. U-bend 1-2 exchanger (Kern, 1965)

Gambar 10. U-bend double-tube-sheet exchanger (Kern 1965)

Perhitungan pada Shell and Tu be Ex changer 

Shell – side F ilm Coeff icient . Koefisien perpindahan panas outside tube bundle disebut sebagai

 shell side coefficient . Koefisien perpindahan panas berbanding lurus dengan peningkatan turbulensi. Peningkatan turbulensi dapat dilakukan dengan menambah baffle. Korelasi yang dihasilkan untuk fluida yang mengalir dalam tube  tidak dapat diaplikasikan untuk fluida yang mengalir pada  tube bundles  yang dilengkapi dengan segmental baffles,  hal ini dapat dilakukan melalui hasil eksperimen. Sehingga dibutuhkan suatu faktor perpindahan panas, jH= vs DG/u namun menggunakan nilai diameter ekuivalen, De dan mass velocity, Gs.

Figure 28 pada Appendix menunjukkan korelasi pada data industri untuk hidrokarbon, senyawa organic, air, larutan encer, dan gas ketika terdapat baffle dengan clearance antar baffle dan tube

(7)

dan antara baffle dan shell. Untuk nilai Re dari 2000 hingga 1000000, data direpresentasikan melalui persamaan berikut :

()







(

)



Shell – side Mass Velocity. Mass velocityfluida akan berubah secara kontinyu sepanjangbundle

karena lebar shell  dan jumlahtubes sangat bervariasi. Panjang flow areayang digunakan sama denganbaffle spacing , B. Sedangkantube pitch merupakan jumlah dari tube diameter dan

clearance , C’’. Untuk setiap tube, dianggap menjadiC”x1 in2 crossflow area per inch baffle  space. Shell side atau bundle crossflow area dirumuskan menjadi :





ft2 dan mass velocity yaitu



  lb/(hr)(ft2)

Shell side Equ ivalent D iameter . Radius hidrolik yang digunakan untuk shell side coefficient 

 pada bundles yang memiliki baffle bukan merupakan radius hidrolik yang sesungguhnya. Radius hidrolik berdasarkan flow area pada satu baris tidak akan dapat membedakan antara square pitch

dan triangular pitch. Untuk menghasilkan korelasi yang sederhana pada kedua ukuran dan kemiripan tubes dan jenis pitch, sehingga terdapat perjanjian untuk menghitung radius hidrolik sepanjang  axis tubes. Diameter equivalen shell   sama dengan empat kali radius hidrolik yang dihasilkan untuk pola lay out   pada tube sheet . Mengacu pada Gambar 11 dimana crosshatch

menutupi free area untuk square pitch.



 

   

 ft



  





 in

Untuk triangular pitch seperti pada Gambar 11,wetted perimeter dari elemen merupakan ½

(8)

  

  





 



Gambar 11. Diameter equivalen (Kern, 1965)

Tr ue Temperatu re Dif ference Δt pada 1-2 Ex changer . 1-2 Exchanger   merupakan gabungan dari exchanger parallel   dan counterflow  sehingga perbedaan temperatur ( Δt   ) tidak akan sama dengan perbedaan temperatur pada exchanger   paralel atau counterflow.  Δt   pada proses counterflow  lebih tinggi dibanding paralel, untuk 1-2 exchanger Δt merupakan gabungan dari keduanya. Sehingga dibutuhkan persamaan baru untuk menghitung perbedaan temperatur sebenarnya untuk mengganti LMTD yang terdapat pada counterflow. Asumsi yang digunakan ialah sebagai berikut :

1. Temperature fluida pada shell  merupakan temperatur rata-rata pada semuacross section 2. Terdapat jumlah heating surface yang sama pada setiap pass

3. Koefisien perpindahan panas total ialah konstan 4. Laju alir tiap fluida konstan

5. Specific heat  fluida konstan

6. Tidak terdapat perubahan fase baik evaporasi atau kondensasi padaexchanger  7. Adanyaheat losses diabaikan

Sehingga, neraca energi total dimanaΔt merupakan perbedaan temperatur yaitu :

  







(9)



 





 



Persamaan yang menyatakan Δt untuk 1-2 parallel flow counterflow adalah sebagai berikut :

Hubungan antaraΔt dengan LMTD yaitu :

Sehingga rasio antaraΔt dengan LMTD dapat dinyatakan dengan FT :

Akibatnya, persamaan Fourier untuk 1-2 exchanger dapat dinyatakan sebagai :

Untuk memudahkan mencari nilai FT maka faktor koreksi ini diplot pada Fig. 18 pada Appendix

sebagai fungsi S dan R sebagai parameter. Nilai FT untuk parallel-counterflow exchanger  seperti

1-2 exchanger kurang dari 1 karena Δt pada parallel-counterflow  tidak akan seefektif pada

counterflow.

Secara teori, semua exchanger  yang memiliki nilai FT lebih dari 0 akan dapat beroperasi namun

hal ini tidak selalu benar. Adanya ketidaksesuain ini terjadi karena tidak semua asumsi yang digunakan saat menurunkan persamaan sesuai dengan penghitungan delta T. Untuk 1-2

exchanger , faktor koreksi FT harus kurang dari 0.75.

1-2 exchanger   merupakan kombinasi antara counterflow  dan  parallel  flow, sehingga outlet  temperature  dari salah satu aliran tidak akan dapat sangat mendekati inlet temperature  aliran

(10)

masuk yang lain. Pada aliran parallel-counterflow, T2 — t2  disebut sebagai approach, dan jika t2>T2 maka t2 — T2 disebut sebagaitemperature cross.

Shell side Pressur e Drop . Pressure drop pada shell exchanger  berbanding lurus dengan seberapa  banyak fluida melewatibundles antar baffle. Hal ini berbanding lurus dengan jarak bundle yang terlewati tiap waktu. Dengan menggunakan modifikasi pada Eq 3.44 maka dengan mengambil ID shell   dan banyaknya bundle  yang dilewati N+1, dimana N adalah banyaknya baffle. Jika L adalah panjangtube dalam ft. Maka,

 Number of crosses, N+1=tube length , in/baffle space, in = 12 x L/B

Jumlah crosses akan selalu ganjil jika shell nozzles terletak pada sisi yang berlawanan pada shell  dan akan genap jika kedua nozzle terletak pada sisi shell . De yang digunakan untuk menghitung

 pressure drop sama daengan De yang digunakan untuk menghitungheat transfer , adanya friksi

 pada  shell   diabaikan. Persamaan isothermal untuk menghitung  pressure drop fluida yang dipanaskan atau didinginkan baik padaentrance dan keluaran adalah :

Tu be-side Pressur e Dr op . Persamaan untuk menghitung pressure drop padatube yaitu :

Persamaan di atas hanya berlaku pada kondisi isothermal. n adalah jumlahtube passes, L adalah  panjangtube, sedangkan Ln adalah total panjang satu path (ft). Adanya perubahan arah juga akan

menambah pressure drop, yang disebut sebagaireturn loss dan dihitung menggunakan :

(11)

Analisis Kinerja 1-2 Ex changer . Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam menentukan kinerja suatuexchanger  yaitu :

1. Clean coefficient , Uc. Uc merupakan koefisien perpindahan panas total ketika tidak adanya pengotor (dirt ) yang terdeposit pada ID dan OD inner pipe. Ketika HE belum dioperasikan, maka nilai Uc dapat dihitung melalui hio dan hoatau melalui nilai Qdan Δt  berdasar kondisi operasi yang diharapkan.

2.  Heat balance, dengan menggunakan neraca energi akan dapat diketahui luas permukaan  perpindahan panas A dan true temperature difference Δt  untuk dirt/design coefficient,

UD. Nilai Uc harus lebih besar dari UD  sehingga dirt factor (R D) yang terhitung akan menghasilkan excess surface A. Hal ini akan mengantisipasi semakin berkurangnya nilai UD danΔt ketika terjadi akumulasi pengotor.

3.  Pressure drop tidak melebihi allowable pressure drop yang telah ditentukan.

Apabila syarat-syarat di atas terpenuhi, maka exchanger   sesuai digunakan untuk proses. Tidak ada aturan pasti untuk menentukan peletakan fluida panas atau dingin dalam shell   atau tube. Untuk mengecek peletakan telah benar atau belum, maka dapat dilakukan dengan menghitung nilai Uc dan melihat penyusunan mana yang menghasilkan Uc terbesar serta tidak melebihi

allowable pressure drop yang ditentukan.

Daftar Pustaka

Kern, Donald Q. 1965. Process Heat Transfer. Singapore : McGraw Hill Book Company.

Sugiyanto. 2008. Analisis Alat Penukar Kalor Tipe Shell and Tube dan Aplikasi Perhitungan dengan Microsoft Visual Basic 6.0. Depok : Universitas Gunadarma

Gambar

Gambar 1. Lay out tube untuk exchanger (Kern, 1965)
Gambar 3. Detail Baffle spacer (Kern, 1965)
Gambar 6 Fixed Tube Exchanger with Integral Channels (Kern, 1965)
Gambar 8. Tube sheet layout untuk 13 1/4 ID shell (Kern, 1965)
+3

Referensi

Dokumen terkait

This study aim to create cognitive profiles of elementary school teachers who have been and have not been following the workshop PMRI, before and after they learning

Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.. Constant is included in

produk dapat digunakan atau diimplementasikan secara optimal, serta keunggulan atau keterbatasannya. Studi literatur juga diperlukan untuk mengetahui langkah- langkah

15) Pelaksanaan urusan penyelesaian barang yang dinyatakan tidak dikuasai, barang yang dikuasai Negara dan barang yang menjadi milik Negara. 16) Penyiapan pelelangan atas

Studi ini, yang pertama ingin menemukan sebuah teori upah yang ideal sebagai solusi pada kasus usaha songket Palembang dalam perspektif Islam Melayu, yang

Seperti penggunaan sains dan teknologi Barat oleh semua orang (termasuk Muslim), koordinasi pendidikan karakter harus diadaptasi sebagai alat dalam pendidikan moral,

Ya, saya ingin menyertai Cash Plus Assurance (“CPA”) yang ditaja jamin oleh Sun Life Malaysia Assurance Berhad [Syarikat], yang dilesenkan dan dikawal selia oleh Bank Negara

Pengendalian yang baik atas fungsi pembelian yang ada pada suatu rumah sakit (perusahaan) menuntut adanya bagian pembelian yang terpisah dari bagian penerimaan barang,