• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENJADWALAN PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN DISPATCHING RULES DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENJADWALAN PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN DISPATCHING RULES DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI

Yuniaristanto1

Irwan Iftadi1 Ikwan Ngabdi Raharjo2

Abstract

PENDAHULUAN

:

Prosedur penjadwalan yang dilakukan di PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri dimulai ketika order cetak diterima perusahaan. Setelah order cetak diterima dan diketahui maka waktu yang tersedia tersebut akan dibagi untuk proses-proses secara garis besar untuk judul-judul yang ada. Penjadwalan yang ada di PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri tersebut masih sederhana. Penjadwalan yang ada merupakan penjadwalan kasar. Tidak ada penjadwalan secara detail mengenai masing-masing operasi yang ada. Penjadwalan yang ada hanya memberikan informasi tentang jumlah buku yang akan diproses pada operasi tertentu selama kurun waktu tertentu.

Pada jadwal produksi tersebut juga tidak dapat diprediksikan kecukupan kapasitas apabila ada sisipan order cetak atau proyek baru. Sehingga berakibat proyek regular justru terlambat

karena tidak ada analisis kelayakan diterimanya suatu proyek serta tidak dapat melakukan perencanaan waktu produksi dengan baik.

Menyadari bahwa permasalahan-permasalahan yang terjadi tersebut disebabkan karena tidak adanya penjadwalan yang efektif, menejemen PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri bermaksud mengembangkan sebuah sistem untuk melakukan penjadwalan yang efektif. Sistem untuk penjadwalan produksi ini diharapkan memenuhi kriteria berikut :

1. Berdasarkan metodologi ilmiah dengan langkah-langkah sistematis

2. yaitu dapat digunakan

dengan mudah oleh pemakainya

3. Dapat memberikan solusi dalam waktu yang singkat

Production flow in PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri consists of editing, setting, layout, illustration, pre-press, and printing these activities do not describe detail operation. The activities will be scheduled aft r print orders are accepted by the company. After due date defined, activities will be allocated. The weakness scheduling procedure has not accommodated information process time for eac book title. Consequences point order can not be predicted for each book title, although suppliers can meet the schedule. Other weakness the schedule doe not consider available capacity. As problem solving, dispatching rules will be used. First dispatching rules is Earliest Due Date (EDD). If there is same priority aft r sequencing, job will be scheduled by project priority. Shortest Processing Tim T) will be used if there is same rank after project priority used If there is same priority after sequencing, job will be scheduled by Book Priority. The last, if there is same priority after sequencing, job will be scheduled by Random. Random used as stoppi g rule. These dispatching rules can reduce tardiness. Scheduling procedure can also reduce time neede for scheduling. Running time is linear and is not exponent

: Scheduling, Dispatching Rules

due date,

User friendly

.

Key words

1

Staf Pengajar Pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

(2)

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut di atas penulis bermaksud mengadakan penelitian mengenai penjadwalan pekerjaan pada

menggunakan di PT.

Tiga Serangkai Pustaka Mandiri dengan kriteria minimasi . Pemilihan kriteria adalah agar dapat memperoleh nilai biaya pinalti yang kecil dengan meminimasi besarnya Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri dalam permasalahan penjadwalan produksi.

Model matematis merupakan representesi formula matematis untuk sistem tersebut. Model matematis ini terdiri dari simbol-simbol. Simbol-simbol ini merupakan aturan-aturan matematis dari sistem tersebut. Model matematis digunakan untuk membantu dalam penyelesaian masalah yang ada. Berikut adalah model matematis yang ada :

1. Persamaan untuk penghitungan waktu proses adalah :

Untuk proses yang dikerjakan tenaga kerja

)

*

(

(1) Untuk proses yang dikerjakan mesin

(2)

Dimana :

= Waktu proses untuk pekerjaan ke- , operasi , tenaga kerja

ke-untuk tiap level kesulitan pekerjaan , operasi

ke-jumlah unit satuan masing-masing untuk pekerjaan , operasi ke-output standart tenaga kerja yang

tergantung

masing-masing

kapasitas Mesin pekerjaan = operasi

tenaga kerja atau mesin

ke-2. Persamaan perhitungan adalah : ) , ( ( 1) ( 1) (3) max] ) [( (4)

Jika ( 1)> ( 1) , maka tenaga kerja

atau mesin sedang (5)

Jika ( 1)< ( 1) , maka tenaga kerja

atau mesin sedang sibuk (6)

Dimana :

= untuk pekerjaan

, operasi , tenaga kerja

ke-) 1

( = untuk pekerjaan

operasi

ke-) 1

( = untuk pekerjaan

ke- tenaga kerja atau mesin ke-3. Persamaan perhitungan = max(0, - ) = ( - )+ (7) = max (0, - ) = ( - )+ (8) = 1 [ ( - )+ + ( - )+ ](9) Dimana : pekerjaan ke-= pekerjaan

ke-= total biaya penalti akibat dan

= konstanta biaya penalti pekerjaan

ke-= konstanta biaya penalti pekerjaan

ke-= pekerjaan

pekerjaan ke

-Persamaan (1) dan (2) merupakan persamaan untuk menghitung waktu proses yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaanyang ada. Persamaan (1) merupakan persamaan untuk menghitung waktu proses yang berupa manusia atau tenaga kerja. Dalam persamaan ini untuk menghitung waktu proses merupakan hasil dari perkalian tingkat kesulitan masing-masing pekerjaan dengan jumlah properti yang dimiliki dibagi dengan

job shop dispatching rules

tardiness tardiness tardiness. k i ij ijk

P

Q

S t k i ijk K

Q

t tijk i j k ij S = Score i j ji

Q

= i j k

P

= work center k K = i = i j j k = k completion time ijk k i j i ijk Max C C t C j i i

C

C

j i C Ci k idle j i

C

C

i k ijk C completion time i j k j i

C

completion time i, j-1 k i

C

completion time i-1, k tardiness Ei diCi diCi Ti Ci di Ci di F (s) n i i diCi i Cidi Ei= earliness i Ti tardiness i F (s) earliness tardiness i earliness i i tardiness i di due date i Ci= completion time i server score MODEL MATEMATIS

=

=

+ = − −

=

− − − − − −

=

a

b

a b

(3)

output standart yang ada. Dalam hal ini jumlah properti merupakan jumlah halaman yang dimiliki masing-masing pekerjaan. Sedangkan persamaan (2) digunakan untuk menghitung waktu proses yang berupa mesin. Waktu proses merupakan hasil bagi antara jumlah properti dengan kapasitas mesin yang dimiliki. Properti disini dapat berupa jumlah buku, jumlah kateren isi, jumlah cover per sheet maupun

jumlah .

Pada persamaan (3)

merupakan hasil penambahan dari nilai

terbesar antara operasi yang

ke-( 1) dikerjakan untuk pekerjaan ke- atau operasi sebelum yang sekarang dikerjakan untuk pekerjaan tersebut dengan

untuk pekerjaan ( 1) pada mesin ke-atau pekerjaan yang sebelumnya dikerjakan di mesin tersebut ditambahkan dengan waktu proses untuk operasi tersebut. Sedangkan berdasarkan persamaan (4)

terlihat bahwa suatu

pekerjaan merupakan untuk

operasi terakhir pekerjaan tersebut.

Pada model matematis yang keempat terdapat persamaan untuk menghitung dan Dari persamaan (7) dapat dijelaskan bahwa merupakan nilai maksimal antara nol dengan selisih

dikurangi untuk

masing-masing pekerjaan. Dari persamaan (8) dijelaskan bahawa merupakan nilai maksimal antara nol dengan selisih dikurangi untuk masing-masing pekerjaan. Sedangkan dari persamaan (9) dijelaskan bahwa biaya penalti merupakan penjumlahan hasil kali konstanta biaya dengan nilai ditambah hasil kali konstanta biaya dengan nilai untuk keseluruhan pekerjaan yang ada.

Tujuan penjadwalan ini adalah penyesuaian aktivitas dan sumber daya untuk menyelesaikan sekumpulan pekerjaan ( ) agar tepat waktu dan mempunyai kualitas seperti yang diinginkan. Tahapan yang ada

Prosedur Penjadwalan Pekerjaan

server plate completion time completion time j- i completion time i- k completion time completion time tardiness earliness. earliness due date completion time

tardiness completion time due date

earliness earliness

tardiness tardiness

job

PENJADWALAN PEKERJAAN PADA .

Gambar 1.

(4)

dalam penjadwalan pekerjaan ada pada Gambar 1.

Pada tahap awal ditentukan masukan-masukan yang akan dipakai dalam penjadwalan pekerjaan menggunakan

. Adapun masukan yang ada adalah kategori produk, struktur produk, properti part,

struktur produk, nama ,

, tenaga kerja atau sumber daya manusia, tingkat keahlian tenaga kerja nama mesin, kapasitas mesin, routing operasi, dan kalender kerja.

Setelah semua data yang akan digunakan dalam penjadwalan pekerjaan pada

dimasukan pada tahap inisialisasi, maka langkah selanjutnya siap untuk dilakukan. Dalam hal ini adalah pendaftaran order cetak buku yang diterima. Order cetak didaftarkan pada masing-masing proyek yang ada. Yang perlu di daftarkan pada tahap ini adalah nama proyek, prioritas proyek, waktu mulai dan

judul buku, kategori buku, struktur produk buku, prioritas buku, dan jumlah order cetak masing-masing judul.

Setelah Pendaftaran order cetak, maka perlu didaftarkan spesifikasi yang dimiliki buku tersebut. Spesifikasi merupakan karakter fisik yang dimiliki buku yang akan berpengaruh pada proses pengerjaan. Spesifikasi dapat berupa jumlah halaman isi, jumlah halaman cover, jumlah warna isi, jumlah warna cover, jumlah halaman per , dan jumlah per kateren yang. Sedangkan properti lain yang dimiliki buku tersebut seperti struktur produk maupun kategori produk telah di daftarkan pada tahap pendaftaran order cetak.

Setelah spesifikasi buku di daftarkan maka akan dipilih tenaga kerja atau mesin ( ) yang sesuai untuk mengerjakan buku tersebut. Yang pertama kali dipilih adalah

untuk mengerjakan operasi tersebut. yang dipilih sesuai pada saat inisialisasi

operasi atau

Kemudian dilakukan pemilihan tenaga kerja atau mesin yang sesuai. Pemilihan tenaga kerja didasarkan pada keahlian serta yang dimiliki tenaga kerja yang telah didaftarkan pada saat mendaftarkan tenaga kerja. Keahlian yang dimiliki tenaga kerja sesuai kategori produk yang dimiliki. Sedangkan untuk mesin,

dapat mengerjakan semua buku yang ada. Pada saat pendaftaran tenaga kerja maupun pada

saat pendaftaran juga telah

didaftarkan untuk memilih tenaga kerja yang sesuai.

Setelah diperoleh tenaga kerja atau mesin yang sesuai maka tahap selanjutnya adalah menentukan waktu prosesnya. Untuk menghitung waktu proses dapat menggunakan persamaan (1) dan (2). Setelah terpilih yang sesuai maka pekerjaan tersebut akan masuk ke antrian. Antrian berfungsi sebagai sebelum pekerjaan tersebut benar-benar masuk ke tahapan pengerjaan tugas. Setelah pekerjaan tersebut masuk antrian maka pekerjaan tersebut akan diurutkan

berdasarkan .

merupakan suatu prosedur pengurutan/ yang didasarkan pada prioritas-prioritas tertentu. Pada penelitian ini yang digunakan sesuai dengan pemilihan urutan antrian yang ada dilapangan dengan mempertimbangkan tingkat

prioritas. akan

dikombinasikan dalam aplikasinya guna memperoleh solusi yang mendekati optimal dalam waktu yang cukup cepat.

Metode yang pertama dalam

yang digunakan adalah (EDD). Pengurutan berdasarkan

(EDD) adalah mengurutkan pekerjaan-pekerjaan dalam antrian yang berdasarkan yang dimiliki pekerjaan-pekerjaan tersebut. Semakin awal

yang dimiliki, maka akan menempati urutan antrian yang lebih awal pula. Dengan

menggunakan (EDD)

diharapkan akan memperoleh tujuan yang diharapkan, yaitu mimasi Beberapa penelitian sebelumnya seperti penelitian Woolsey dan Swanson (1975), Rachamandu dan Morton (1982), dan Hodgson (1991). Apabila terdapat peringkat yang sama setelah

diurutkan berdasarkan (EDD)

maka dilakukan dengan rule yang lain. Pengurutan dilakukan terhadap pekerjaan-pekerjaan yang memiliki urutan sama berdasarkan prioritas proyek. Prioritas proyek merupakan tingkat kepentingan suatu order cetak. Pertimbangan yang digunakan untuk

job shop dispatching rules

work center output standart work center

, job-shop due date, sheet sheet server work center Work Center

routing operation network.

grade

operation network grade

server

dummy

dispatching rules Dispatching rules

sequencing dispatching rules

Dispatching rules

sequencing

Dispatch rules earliest due date

earliest due date due date

due date

earliest due date tardiness.

earliest due date sequencing

(5)

menentukan prioritas proyek ini adalah nilai proyek terhadap kelangsungan hidup perusahaan atau dengan kata lain profit yang dapat diberikan proyek terhadap perusahaan. Dalam hal ini prioritas dimulai dari 1 sampai 5. Nilai tertinggi prioritas adalah 1 dan nilai terendah adalah 5.

Pertimbangan pemilihan prioritas proyek sebagai untuk pengurutan/

adalah prioritas proyek ini akan mempengaruhi nilai besarnya . Semakin tinggi nilai prioritas proyek maka semakin tinggi pula nilai , dan semakin rendah nilai prioritas proyek maka semakin rendah pula nilai .

Apabila masih terdapat peringkat yang sama setelah diurutkan berdasarkan

(EDD) dan prioritas proyek, maka pengurutan untuk peringkat yang sama tersebut adalah

menggunakan (SPT).

Pengurutan berdasarkan

(SPT ) adalah mengurutkan pekerjaan-pekerjaan yang memiliki urutan sama tersebut berdasarkan waktu proses yang dimiliki. Semakin kecil waktu proses yang dimiliki semakin awal urutan yang dimilikinya. Sepertinya halnya dalam penggunaan

(EDD), maka pengurutan berdasarkan (SPT) juga digunakan oleh Woolsey dan Swanson (1975), Rachamandu dan Morton (1982), dan Hodgson (1991) dalam penelitiannya untuk meminimasi Apabila masih terdapat urutan yang masih sama maka akan diurutkan berdasarkan prioritas buku untuk urutan yang sama tersebut. Semakin tinggi prioritas buku maka pekerjaan tersebut akan memiliki urutan yang lebih awal. Seperti halnya pengurutan berdasarkan prioritas proyek, pengurutan berdasarkan prioritas buku akan mempengaruhi nilai besarnya . Semakin tinggi nilai prioritas proyek maka semakin tinggi pula nilai , dan semakin rendah nilai prioritas proyek maka semakin rendah pula nilai . Namun pengaruh prioritas buku terhadap besarnya tidak sebesar pengaruh prioritas proyek terhadap .

Apabila masih terdapat pekerjaan-pekerjaan yang memiliki urutan yang sama maka pekerjaan-pekerjaan tersebut diurutkan secara

random untuk mengetahui pekerjaan mana yang memiliki urutan lebih dahulu untuk dikerjakan. Hal ini sebagai prosedur penghentian penguurutan bila masih ada urutan yang sama.

Setelah antrian yang ada diurutkan maka langkah selanjutnya adalah menentukan apakan tenaga kerja dan mesin atau Penentuan ini dapat menggunakan persamaan (5) dan (6). Jika ( 1)> ( 1) , maka tenaga kerja atau mesin sedang artinya jika waktu penyelesaian sebelumnya untuk pekerjaan yang sama lebih besar dari pada waktu selesai pada mesin atau tenaga kerja yang sama untuk pekerjaan sebelumnya, maka mesin atau tenaga kerja tersebut . Dan jika

) 1

( < ( 1) , maka tenaga kerja atau mesin

sedang , artinya jika waktu penyelesaian sebelumnya untuk pekerjaan yang sama lebih kecil dari pada waktu selesai pada mesin atau tenaga kerja yang sama untuk pekerjaan sebelumnya, maka mesin atau tenaga kerja tersebut dikatakan .

Setelah diketahui mesin atau tenaga kerja tersebut sedang sibuk atau maka langkah selanjutnya menentukan apakah jumlah antrian tersebut lebih besar 1 atau tidak. Jika hanya 1, maka pekerjaan tersebut dapat langsung dikerjakan. Namun apabila pekerjaan tersebut lebih besar dari 1, maka yang dikerjakan adalah urutan pertama dari antrian tersebut.

Perhitungan sesuai

persamaan (3) dan (4). Pada persamaan (3) merupakan hasil penambahan dari nilai terbesar antara

operasi yang ke-( 1) dikerjakan untuk pekerjaan ke- atau operasi sebelum yang sekarang dikerjakan untuk pekerjaan tersebut

dengan untuk pekerjaan ( 1)

pada mesin ke- atau pekerjaan yang sebelumnya dikerjakan di mesin tersebut ditambahkan dengan waktu proses untuk operasi tersebut. Proses pengerjaan dilakukan sampai semua pekerjaan selesai.

Sesuai persamaan (7) dapat dijelaskan bahwa merupakan nilai maksimal antara nol dengan selisih dikurangi

untuk masing-masing pekerjaan. Dari persamaan (8) dijelaskan bahawa

rule sequencing i

i

i

earliest due date

shortest processing time

shortest processing time

earliest due date

shortest processing time

tardiness. i i i i i idle busy. j i

C

C

i k idle, idle j i

C

C

i k busy busy busy, completion time completion time completion time j-i completion time i-k earliness

due date completion time tardiness b b b b b b b b − − − −

(6)

merupakan nilai maksimal antara nol dengan

selisih dikurangi

untuk masing-masing pekerjaan. Sedangkan dari persamaan (9) dijelaskan bahwa biaya penalti merupakan penjumlahan hasil kali

konstanta biaya dengan nilai

ditambah hasil kali konstanta biaya

dengan nilai untuk

keseluruhan pekerjaan yang ada. Dalam penelitian ini nilai biaya pinalti

diabaikan dan hanya mempertimbangkan biaya penalti akibat

Setelah tahap inisialisasi, tahap pendaftaran order cetak, dan pendaftaran spesifikasi dilakukan maka tahap selanjutnya adalah melakukan penjadwalan pekerjaan. Dalam penelitian ini akan diberikan contoh sekenario penjadwalan untuk order cetak yang telah didaftarkan diatas. Adapun skenario yang akan diterapkan adalah sebagai berikut. Dijadwalkan order cetak 2 buah proyek yang memiliki waktu mulai dan berbeda. Akan dilakukan analisis apakah terjadi

atau tidak. Bila terjadi

maka akan dilakukan penambahan jam kerja atau lembur untuk mengerjakan order cetak tersebut. Penambahan dilakukan sampai tidak

terjadi .

Dengan menggunakan

tersebut dapat diperoleh hasil penjadwalan

yang meminimasi Adapun

pengurangan jumlah adalah sebanyak 86 hari.

yang digunakan untuk sistem penjadwalan pekerjaan pada dengan terdiri dari kategori produk, struktur produk, stasiun kerja, tenaga kerja dan

mesin, pendaftaran order

cetak dan spesifikasi buku. Tahapan selanjutnya setelah adalah meliputi pemilihan tenaga kerja atau mesin yang sesuai, penghitungan waktu proses, identifikasi status tenaga kerja atau mesin, serta

dengan .

yang digunakan adalah

(EDD), prioritas proyek, (SPT), prioritas buku, dan random. Dengan menggunakan tersebut dapat diperoleh

hasil penjadwalan yang meminimasi

Adapun pengurangan jumlah untuk judul diatas adalah sebanyak 86 hari.. Berdasarkan skenario yang telah dibuat dapat dilakukan penjadwalan pekerjaan yang dapat menyesuaikan anatara waktu yang diperlukan dengan kapasitas yang tersedia.

Baker, K. R., (1974),

, John Wiley and Sons, New York.

Baker dan Scudder, (1990),

, Operations Research, v.38 n.1, p.22-36

French, S., (1982),

, Ellis Horwood Limited,Chichester.

Jones dan Rabelo, (1998),

," NISTIR, National Institute of Standards and Technology, Gaithersburg

Morton, T.E dan Pentico, D.W., (1993),

completion time due date

earliness earliness tardiness tardiness tardiness tardiness. due date tardiness tardiness tardiness Dispatching rules tardiness. tardines Input job shop dispatching rules operation network, input sequencing dispatching rules Dispatching rules

Earliest Due Date Earliest Due Date

Shortest Procesing Time Dispatching rules

tardiness. tardines

Introduction to Sequencing and Scheduling

Sequencing with earliness and tardiness penalties: a review

Sequencing and Scheduling: An Introdustion to the Mathematics of Job-Shop

Survey of Job Shop Scheduling Techniques

SKENARIO PENJADWALAN

KESIMPULAN

Referensi

Dokumen terkait

Kesiapan manajemen IT (43%) Berdasarkan hasil kesiapan penerapan Simpus dengan metode DOQ-IT, maka dapat diketahui bahwa dari kesiapan infrastruktur IT yang sangat

RANCANG BANGUN APLIKASI PELAYANAN CUSTOMER PADA SENGKALING FOOD

Demikian halnya minat belajar pada mahasiswa lulusan SMK yang memiliki persentase rata-rata tidak jauh dari persentase rata-rata minat belajar mahasiswa lulusan non SMK, rasa

b) Pencegahan HIV/AIDS, kegiatannya dengan melakukan pencegahan penularan ibu ke anak, memberikan layanan kesehatan kepada para remaja, pemeriksaan dan pengobatan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah: (Ha 1 ) terdapat pengaruh signifikan variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Non Performing Financing (NPF) pada BPRS

Tingkat kejenuhan tanah menurunkan kekuatan geser tetapi tidak serta merta mulai dari kondisi initial, karena kadar air yang berlebihan akan mengurangi ikatan butiran tanah

Setelah itu kami akan kembali memeriksa tinja dari anak Bapak / Ibu pada minggu I, II, III, dan IV untuk melihat efektivitas obat tersebut terhadap kecacingan, sehingga

Penelitian ini bertujuan mengetahui model perumahan yang paling hemat energi berdasarkan beban panas akibat radiasi matahari (Qs), baik itu yang diterima oleh