• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Singkat Lokasi Penelitian. Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Lampung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Singkat Lokasi Penelitian. Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Lampung"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Singkat Lokasi Penelitian

1. Sejarah Desa Jati Agung

Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Lampung dahulu merupakan hutan belukar dan rawa yang dibuka pertama kali oleh pendatang yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada tahun 1932 Desa Jati Agung dibuka oleh pendatang yang berjumlah ± 50 KK dipimpin oleh Kepala tebang yang bernama bapak Tuberas dan membentuk suatu perkampungan.

Pada tahun 1932 wilayah Jati Agung menjadi pedesaan yang dinamakan ”Desa Jati Agung” yang terdiri dari 3 (tiga) Dusun yaitu Dusun 1 (Jati Agung), Dusun 2 (Margoroto), dan Dusun 3 (Margosari).

2. Gambaran Umum

Wilayah Desa Jati Agung terdiri dari berbagai jenis ragam tanah yang jenisnya berbeda-beda. Ada tanah sawah, tanah kering, tanah tegalan, tanah pekarangan, tanah pegunungan dan tanah untuk keperluan yang lain. Luas desa keseluruhan Desa Jati Agung adalah 306 ha terdiri dari 6 RW, 6 RT, 3 perdukuhan dan 725 KK. Dengan curah hujan 2.500 mm per tahun. Suhu berkisar antara 30oC – 28o C dengan ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut.

(2)

Letak dan batas wilayah Desa Jati Agung adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Margodadi

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Ambarawa

c. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai (Way Tebu) dan Desa Waluyo Jati

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tanjung Anom

3. Keadaan Demografis

Berdasarkan monografi Desa Jati Agung Tahun 2015, jumlah penduduk Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Lampung sebanyak 2.787 orang yang terdiri dari penduduk laki-laki 1.396 orang dan perempuan 1391 orang. Dalam hal ini persentasi penduduk perempuan dan laki-laki hampir sama rata.

Penduduk Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu dilihat dari segi usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Golongan Usia dan Jenis Kelamin

No Golongan Umur Jenis Kelamin Jumlah %

Laki-laki Perempuan 1 00 ̶ 06 tahun 103 180 283 10,15 2 07 ̶ 12 tahun 130 202 332 11,9 3 13 ̶ 15 tahun 129 120 249 8,93 4 16 ̶ 26 tahun 456 413 869 31,2 5 27 ̶ 55 tahun 520 327 847 30,4 6 56 tahun ke atas 58 149 207 7,42 Jumlah 1.396 1.391 2.787 100

(3)

4. Keadaan Sosial Masyarakat

a. Keadaan Sosial Ekonomi

Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu merupakan Desa yang daerahnya sebagian besar adalah kawasan pertanian. Kehidupan sosial masyarakatnya sebagaian besar masih mengandalkan alam. Masyarakat bekerja sebagian besar sebagai buruh. Baik buruh tani maupun buruh lainya. Sebagian penduduk perempuanya selain menjadi ibu rumah tangga juga membantu suaminya bekerja di sawah atau di ladang sebagai petani. Sebagian besar penduduk usia kerja sebagai petani lebih dari (50%), sedangkan mata pencaharian disektor lainya hanya berada di bawah (5%).

b. Keadaan Sosial Budaya

Penduduk Desa Jati Agung hampir keseluruhan masyarakatnya Jawa, dan tidak berbeda pada masyarakat Jawa umumnya, di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu dalam kehdiupan sehari-hari mengggunakan bahasa daerah atau bahasa jawa. Sistem kemasyarakatanya berpolakan kegotong royongan. Sistem ini selalu diterapkan oleh warga masyarakat, termasuk keluarga ataupun antar ibu rumah tangga, baik untuk kepentingan pembangunan umum maupun untuk kepentingan warga sendiri, misalnya acara hajatan, mendirikan rumah, walimahan, posyandu, PKK, dan lain sebagainya. Dari sistem kegotong royongan ini, maka hubungan warga

(4)

B. Deskripsi Variabel

Statistik deskriptif di bawah ini akan digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Deskripsi masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Descriptive Statistics X1, X2, dan Y Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pengetahuan Lingkungan Hidup

142 4.00 10.00 9.1127 .91558

Tingkat Sosial Ekonomi 142 22.00 32.00 26.809

9

1.87531

Sikap Peduli Lingkungan 142 50.00 60.00 55.915

5

2.11208

Valid N (listwise) 142

Sumber: Data Primer yang diolah dengan SPSS 20.00 Tahun 2015

1. Pengetahuan Lingkungan Hidup (X1)

Berdasarkan rekapitulasi data penelitian variabel pengetahuan lingkungan hidup (X1) diperoleh skor nilai sebagai berikut: skor tertinggi = 10, dan skor terendah = 4, rata-rata = 9,1127.

Hasil penelitian menunjukan responden yang memperoleh nilai 4 ada 1 orang atau 7%. Responden yang memperoleh nilai 6 ada 1 orang atau 7%. Responden yang memperoleh nilai 7 ada 2 orang atau 1,4%. Responden yang memperoleh nilai 8 ada 25 orang atau 17,6%. Responden yang memperoleh nilai 9 ada 60 orang atau 42,3%.

(5)

Dan responden yang memperoleh nilai 10 ada 53 orang atau 37,3%. Data frekuensi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Frekuensi Variabel Pengetahuan Lingkungan Hidup (X1) Pengetahuan Lingkungan Hidup

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative Percent Valid 4.00 1 .7 .7 .7 6.00 1 .7 .7 1.4 7.00 2 1.4 1.4 2.8 8.00 25 17.6 17.6 20.4 9.00 60 42.3 42.3 62.7 10.00 53 37.3 37.3 100.0 Total 142 100.0 100.0

Sumber: Data Primer yang diolah dengan SPSS 20.00 Tahun 2015

Untuk mengetahui tingkat kategori pengetahuan lingkungan hidup responden tersebut, data dikelompokan ke dalam 3 kelas interval yakni rendah, sedang, dan tinggi.

Tabel 4.4 Grafik Kategori Nilai Pengetahuan Lingkungan Hidup Responden

No Rentang nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 4-6 Rendah 2 1,4

2 7-8 Sedang 27 19

3 9-10 Tinggi 113 79,6

Jumlah 142 100

Sumber: Data Primer diolah

(6)

yang rendah. Kemudian 19% responden termasuk memiliki pengetahuan lingkungan hidup yang sedang. Adapun responden yang termasuk memiliki pengetahuan lingkungan hidup yang tinggi ada 79%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian responden termasuk memiliki pengetahuan lingkungan hidup kategori tinggi. Jika digambarkan dalam bentuk Gambar 4.1 sebagai berikut:

Gambar 4.1 Grafik Histogram Kategori Nilai Pengetahuan Lingkungan Hidup Responden

2. Tingkat Sosial Ekonomi (X2)

Berdasarkan rekapitulasi data penelitian variabel tingkat sosial ekonomi (X2) diperoleh skor nilai sebagai berikut: skor tertinggi = 32 dan skor terendah = 22, rata-rata = 26,8099.

Hasil penelitian menunjukan responden yang memperoleh nilai 22 ada 1

0 20 40 60 80 100 120

Rendah (4-6) Sedang (7-8) Tinggi (9-10)

Frek

u

e

n

si

(7)

Responden yang memperoleh nilai 24 ada 10 orang atau 7%. Responden yang memperoleh nilai 25 ada 22 orang atau 15,5%. Responden yang memperoleh nilai 26 ada 27 orang atau 19%. Responden yang memperoleh nilai 27 ada 30 orang atau 21,1%. Responden yang memperoleh nilai 28 ada 24 orang atau 16,9%. Responden yang memperoleh nilai 29 ada 14 orang atau 9,9%. Responden yang memperoleh nilai 30 ada 6 orang atau 4,2%. Responden yang memperoleh nilai 4 ada 2,8 orang atau 2,8%. Dan responden yang memperoleh nilai 32 ada 1 orang atau 7%. Data frekuensi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Frekuensi Variabel Tingkat Sosial Ekonomi (X2) Tingkat Sosial Ekonomi

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative Percent Valid 22.00 1 .7 .7 .7 23.00 3 2.1 2.1 2.8 24.00 10 7.0 7.0 9.9 25.00 22 15.5 15.5 25.4 26.00 27 19.0 19.0 44.4 27.00 30 21.1 21.1 65.5 28.00 24 16.9 16.9 82.4 29.00 14 9.9 9.9 92.3 30.00 6 4.2 4.2 96.5 31.00 4 2.8 2.8 99.3 32.00 1 .7 .7 100.0 Total 142 100.0 100.0

(8)

Untuk mengetahui kategori tingkat sosial ekonomi responden tersebut, data dikelompokan ke dalam 3 kelas interval yakni rendah, sedang, dan tinggi.

Tabel 4.6 Grafik Kategori Nilai Tingkat Sosial Ekonomi Responden

No Rentang nilai Kategori Frekuensi Persentase

(%)

1 22-25 Rendah 36 25,4

2 26-28 Sedang 81 57

3 29-32 Tinggi 25 17,6

Jumlah 142 100

Sumber: Data Primer diolah

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas menunjukan bahwa 25,4% dari responden (ibu-ibu rumah tangga di Desa Jati Agung) termasuk memiliki tingkat sosial ekonomi yang rendah. Kemudian 57% responden termasuk memiliki tingkat sosial ekonomi yang sedang. Adapun responden yang termasuk memiliki tingkat sosial ekonomi yang tinggi ada 17,6%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian responden termasuk memiliki tingkat sosial ekonomi kategori sedang. Jika digambarkan dalam bentuk bentuk grafik maka dapat kita lihat pada Gambar 4.2 berikut:

(9)

Gambar 4.2 Grafik histogram Kategori Nilai Tingkat Sosial Ekonomi Responden

3. Tingkat Pendidikan (X3)

Tabel 4.7 Descriptive Statistics X3 Statistics Tingkat Pendidikan N Valid 142 Missing 0 Mean 2.2394 Std. Error of Mean .06548 Std. Deviation .78034 Variance .609 Range 3.00 Minimum 1.00 Maximum 4.00

Sumber: Data Primer yang diolah dengan SPSS 20.00 Tahun 2015

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Rendah (22-25) Sedang (26-28) Tinggi (29-32)

frek

u

en

si

(10)

Berdasarkan Tabel 4.7 rekapitulasi data penelitian variabel tingkat pendidikan (X3) diperoleh skor nilai sebagai berikut: skor tertinggi = 4 dan skor terendah = 1, rata-rata =2,2394.

Hasil penelitian menunjukan responden yang tingkat pendidikannya lulus SD 27 orang atau 19%. Responden yang lulus SMP ada 57 orang atau 40,1%. Responden yang lulus SMA ada 55 orang atau 38,7%. Dan responden yang lulus Perguruan Tinggi ada 3 orang atau 2,1%. Data frekuensi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8 Frekuensi Variabel Tingkat Pendidikan (X3) Tingkat Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid SD 27 19.0 19.0 19.0 SMP 57 40.1 40.1 59.2 SMA 55 38.7 38.7 97.9 PT 3 2.1 2.1 100.0 Total 142 100.0 100.0

Sumber: Data Primer yang diolah dengan SPSS 20.00 Tahun 2015

4. Sikap Peduli Lingkungan (Y)

Berdasarkan rekapitulasi data penelitian variabel tingkat pendidikan (X3) diperoleh skor nilai sebagai berikut: skor tertinggi 60 dan skor terendah = 50, rata-rata = 55,9155.

Hasil penelitian menunjukan responden yang memperoleh nilai 50 ada 3 orang atau 2,1%. Responden yang memperoleh nilai 51 ada 1 orang atau 0,7%.

(11)

Responden yang memperoleh nilai 52 ada 3 orang atau 2,1%. Responden yang memperoleh nilai 53 ada 13 orang atau 9,2%. Responden yang memperoleh nilai 54 ada 17 orang atau 12%. Responden yang memperoleh nilai 55 ada 18 orang atau 12,7%. Responden yang memperoleh nilai 56 ada 20 orang atau 14,1%. Responden yang memperoleh nilai 57 ada 35 orang atau 24,6%. Responden yang memperoleh nilai 58 ada 21 orang atau 14,8%. Responden yang memperoleh nilai 59 ada 7 orang atau 2,8%. Dan responden yang memperoleh nilai 60 ada 4 orang atau 2,8%. Data frekuensi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9 Frekuensi Variabel Sikap Peduli Lingkungan (Y) Sikap Peduli Lingkungan

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative Percent Valid 50.00 3 2.1 2.1 2.1 51.00 1 .7 .7 2.8 52.00 3 2.1 2.1 4.9 53.00 13 9.2 9.2 14.1 54.00 17 12.0 12.0 26.1 55.00 18 12.7 12.7 38.7 56.00 20 14.1 14.1 52.8 57.00 35 24.6 24.6 77.5 58.00 21 14.8 14.8 92.3 59.00 7 4.9 4.9 97.2 60.00 4 2.8 2.8 100.0 Total 142 100.0 100.0

(12)

Untuk mengetahui tingkat kategori sikap peduli lingkungan responden tersebut, data dikelompokan ke dalam 3 kelas interval yakni rendah, sedang, dan tinggi.

Tabel 4.10 Grafik Kategori Nilai Sikap Peduli Lingkungan Responden Y

No Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase

(%)

1 50-53 Rendah 20 14,1

2 54-57 Sedang 90 63,4

3 58-60 Tinggi 32 22,5

Jumlah 142 100

Sumber: Data Primer diolah

Berdasarkan Tabel 4.10 di atas menunjukan bahwa 14,1% dari responden (ibu-ibu rumah tangga di Desa Jati Agung) termasuk memiliki sikap peduli lingkungan yang rendah. Kemudian 63,4% responden termasuk memiliki sikap peduli lingkungan yang sedang. Adapun responden yang termasuk memiliki sikap peduli lingkungan yang tinggi ada 22,5%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian responden pada ibu rumah tangga di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu termasuk memiliki sikap peduli lingkungan kategori sedang. Jika digambarkan dalam bentuk grafik maka dapat kita lihat pada Gambar 4.3 berikut:

(13)

Gambar 4.3 Grafik Histogram Kategori Nilai Sikap Peduli Lingkungan Responden

C. Pengujian hipotesis

1. Pengujian Korelasi Tunggal

Berikut ini disajikan hasil uji korelasi product moment. Untuk mengetahui hasil uji hipotesis 1, 2 dan 3, kita dapat melihat dari nilai signifikansinya dan membandingkan dengan nilai signifikansi yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 0,05. Untuk melihat lebih jelasnya hasil uji korelasi pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut: 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Rendah (50-53) Sedang (54-57) Tinggi (58-60)

Frek

u

en

si

(14)

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Parsial (Uji t)

Model

Unstandardized

Coefficients t Sig. Korelasi

B Std. Error r-hitung Sig.

1 (Constant) 43.655 2.946 14.820 .000 Pengetahuan Lingkungan Hidup .595 .179 3.324 .001 0.262 0.002 Tingkat Sosial Ekonomi .196 .088 2.234 .027 0.186 0.027 Tingkat Pendidikan .706 .211 3.347 .001 0.296 0.000

Sumber: Data Primer diolah dengan SPSS 20.00 Tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.11 di atas diperoleh persamaan regresi Y= 43,655 + 0,595 X1 + 0,196 X2 + 0,706 X3 + e. Pada persamaan regresi dihasilkan koefisien regresi adalah 43,655 dan masing-masing variabel bebas memiliki pengaruh yang positif dan searah terhadap variabel terikatnya artinya jika peningkatan pada variabel bebas yaitu; a) pengetahuan lingkungan hidup (X1) sebesar 0,595 artinya setiap satu poin X1 maka nilai sikap bertambah sebesar 0,595 dengan ketentuan nilai-nilai variabel lain tetap; b) tingkat sosial ekonomi (X2) sebesar 0,196 artinya setiap satu poin X2 maka nilai sikap bertambah sebesar 0,196 dengan ketentuan nilai-nilai variabel lain tetap; c) tingkat pendidikan (X3) sebesar 0,706 artinya setiap satu poin X3 maka nilai sikap bertambah sebesar 0,706 dengan ketentuan nilai-nilai variabel lain tetap. Sedangkan sumbangan terbesar terhadap sikap peduli lingkungan adalah pengetahuan lingkungan hidup.

(15)

a. Pengujian Hipotesis X1

Hasil analisis menunjukan bahwa Pengetahuan lingkungan hidup mempunyai nilai korelasi sebesar 0,262 dengan nilai signifikansi sebesar 0,002. Nilai signifikansi = 0,002 kurang dari 0,05. Hal ini berarti ada hubungan antara pengetahuan lingkungan hidup dengan sikap peduli lingkungan.

Variabel pengetahuan lingkungan hidup nilai thitung sebesar 3,324 dan nilai signifikansi sebesar 0,001. nilai signifikansi sebesar 0.001 kurang dari 0,05, hal ini berarti pengetahuan lingkungan hidup berpengaruh signifikan terhadap sikap peduli lingkungan. Pengetahuan lingkungan hidup bertanda-tanda positif. Artinya semakin tinggi pengetahuan lingkungan hidup maka akan semakin tinggi sikap peduli lingkungan demikian sebaliknya jika pengetahuan lingkungan hidup rendah maka akan semakin rendah sikap

peduli lingkungan. Dengan demikian Hipotesis 1: ”terdapat hubungan yang

signifikan antara pengetahuan lingkungan terhadap sikap peduli lingkungan” diterima.

b. Pengujian Hipotesis X2

Hasil analisis menunjukan bahwa tingkat sosial ekonomi mempunyai nilai korelasi sebesar 0,186 dengan nilai signifikansi sebesar 0,027. Nilai

(16)

Variabel tingkat sosial ekonomi nilai thitung sebesar 2,234 dan nilai signifikansi sebesar 0,027. Nilai signifikansi sebesar 0,027 kurang dari 0,05, hal ini berarti tingkat sosial ekonomi berpengaruh signifikan terhadap sikap peduli lingkungan. Tingkat sosial ekonomi bertanda-tanda positif. Artinya semakin tinggi tingkat sosial ekonomi maka akan semakin tinggi sikap peduli lingkungan demikian sebaliknya jika tingkat sosial ekonomi rendah maka akan semakin rendah sikap peduli lingkungan. Dengan demikian Hipotesis 2: ”terdapat hubungan signifikan antara tingkat sosial ekonomi terhadap sikap peduli lingkungan” diterima.

c. Pengujian Hipotesis X3

Hasil analisis menunjukan bahwa tingkat pendidikan mempunyai nilai korelasi sebesar 0,296 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi = 0,000 kurang dari 0,05. Hal ini berarti ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap peduli lingkungan.

Variabel tingkat pendidikan nilai thitung sebesar 3,347 dan nilai signifikansi sebesar 0,001. Nilai signifikansi sebesar 0,001 kurang dari 0,05, hal ini berarti tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap sikap peduli lingkungan. Tingkat pendidikan bertanda-tanda positif. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin tinggi sikap peduli lingkungan demikian sebaliknya jika tingkat pendidikan rendah maka akan semakin rendah sikap peduli lingkungan. Dengan demikian Hipotesis 3: ”terdapat

(17)

hubungan signifikan antara tingkat pendidikan terhadap sikap peduli lingkungan” diterima.

2. Pengujian Hipotesis Y

Tabel 4.12 Pengujian ANOVA

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 104.846 3 34.949 9.901 .000a

Residual 524.140 138 3.798

Total 628.986 141

a. Predictors: (Constant), tingkat pendidikan, pengetahuan lingkungan hidup, tingkat sosial ekonomi

b. Dependent Variable: sikap peduli lingkungan

Sumber: Data Primer diolah dengan SPSS 20.00 Tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.12 di atas pada uji ANOVA atau F test didapat nilai fhitung sebesar 9,901 dengan nilai probabilitas nilai signifikansi 0,000. Nilai probabilitas < 0,05 maka dapat disimpulkan pengetahuan lingkungan hidup, tingkat sosial ekonomi, dan tingkat pendidikan bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap sikap peduli lingkungan.

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .421a .177 .159 1.93664

(18)

Hasil uji regresi menunjukan nilai adjusted R2 sebesar 0,159 atau 14,9%. Hal ini menunjukan 15,9 % sikap peduli lingkungan dapat dijelaskan oleh variabel independen tingkat pendidikan, pengetahuan lingkungan hidup, dan tingkat sosial ekonomi. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain diluar model penelitian.

D. Pembahasan

1. Hubungan Pengetahuan Lingkungan Hidup terhadap Sikap Peduli

Lingkungan pada Ibu Rumah Tangga di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Lampung.

Pengetahuan lingkungan hidup pada ibu-ibu rumah tangga adalah pengetahuan yang dimiliki ibu-ibu rumah tangga di Desa jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Lampung yang dihasilkan melalui proses interkasi dan informasi tentang lingkungan hidup yang mempengaruhi kelangsungan hidupnya yang dapat bermanfaat bagi dirinya maupun bagi orang lain pada saat sekarang dan seterusnya.

Sikap ibu rumah tangga terhadap lingkungan adalah kecenderungan ibu-ibu rumah tangga di Desa jati Agung untuk bereaksi secara positif terhadap lingkungan hidup yang mendukung terhadap pelestarian, pengawasan, dan pengendalian lingkungan dengan mempertimbangkan dampak yang mungkin timbul demi masa depan generasi berikutnya.

Hasil analisis korelasi menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan lingkungan hidup terhadap sikap peduli lingkungan hidup pada

(19)

Lampung. Hal ini ditunjukan dengan besarnya korelasi antara variabel X1 dengan Y yaitu sebesar 0,262 > 0,165 (rtabel dengan taraf signifikansi 5% dan besarnya sampel 142). P value menunjukan 0,002 < 0,05. Berarti signifikan. Di samping itu analisis deskriptif menunjukan bahwa sebagian besar responden termasuk memiliki pengetahuan lingkungan hidup kategori tinggi.

Karena antara pengetahuan lingkungan hidup terhadap sikap peduli lingkungan pada ibu rumah tangga di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa kabupaten Pringsewu Lampung terbukti menunjukan hubungan yang positif dan signifikan, dan tingkat kategori pengetahuan lingkungan hidup pada ibu-ibu tersebut termasuk kategori tinggi, maka peneliti berpendapat perlunya peningkatan pengetahuan tentang lingkungan hidup bagi ibu-ibu rumah tangga di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Lampung.

Pentingnya peningkatan pengetahuan lingkungan hidup tersebut karena

pengetahuan lingkungan hidup adalah pengetahuan yang mempengaruhi

kelangsungan hidupnya yang dapat bermanfaat bagi dirinya maupun bagi orang lain pada saat sekarang dan yang akan datang. Hal ini sejalan dengan pengertian lingkungan hidup yang tercantum pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 1 ayat 1 yaitu kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,

(20)

Sebagaimana dikemukakan Tresna Sastrawijaya (2000: 55) bahwa manusia berinterkasi dengan lingkungan hidupnya. Ia mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Ia membentuk dan terbentuk oleh lingkungan hidupnya. Lingkungan bagi manusia bukan sesuatu yang ”diberikan” tetapi sebagai suatu ”tugas” bagaimana manusia memanfaatkannya. Dan pendapat Odum, (1997: 308) yang menyatakan: “Manusia dalam menggunaklan teknologi harus memperhatikan lingkungan sehingga tidak berdampak negatif bagi lingkungan. Lingkungan sebagai bagian dari ekosistem merupakan suatu kesatuan unit organisme hidup (biotik) dan subtansi-subtansi tak hidup (abiotik) yang saling berinteraksi untuk menghasilkan suatu pertukaran materi di atara komponen-komponen tersebut.

Lingkungan hidup sebagai sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi makhluk-makhluk hidup yang berada di lingkungannya. Melalui proses interaksi dengan lingkungan hidupnya, selain manusia akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya.

Apabila ibu-ibu rumah tangga di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu memiliki pengetahuan lingkungan hidup maka diharapkan ibu-ibu rumah tangga tersebut mampu mengingatkan suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Antara lain menyebutkan, menguraikan, menyatakan, mendefinisikan tentang lingkungan hidup, memahami dan mampu untuk menjelaskan secara benar tentang objek lingkungan hidup di sekitarnya, yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan secara benar, mampu untuk menggunakan dan memanfaatkan

(21)

kesehatan, kebersihan dan pelestarian lingkungan hidup dan mampu menjabarkan

dapat membedakan, mengelompokan, menggambarkan, memisahkan, dan

sebagainya, serta mampu untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada dan mampu untuk melakukan penilaian terhadap objek lingkungan hidup.

Selanjutnya ibu-ibu rumah tangga di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Lampung mampu menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarganya dan di lingkungan masyarakat serta memberikan motivasi dan membimbing anak-anaknya dan keluarganya untuk peduli terhadap lingkungan.

Semakin tinggi pengetahuan lingkungan hidup pada ibu-ibu rumah tangga di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Lampung maka akan semakin tinggi pula sikap kepedulian ibu-ibu rumah tangga di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Lampung terhadap masalah tentang keadaan alam atau lingkungan di sekitarnya. Sebaliknya semakin rendah pengetahuan tentang lingkungan hidup pada ibu-ibu rumah tangga, maka sikap peduli lingkungan pada ibu-ibu rumah tangga tersebut semakin menurun.

Peningkatan pengetahuan lingkungan hidup dapat ditempuh melalui pengamatan langsung terhadap gejala-gejala, fenomena-fenomena alam disekitarnya, membaca buku tentang lingkungan hidup, mencari informasi, baik melalui media cetak ataupun media elektronik, mengikuti penyuluhan, berpartisipasi dalam kegiatan lingkungan hidup dan belajar dalam berbagai kesempatan serta menjaga dan

(22)

maupun di lingkungan masyarakat. Melakukan diskusi dengan kelompoknya dan dengan berbagai nara sumber tentang lingkungan hidup.

2. Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi terhadap Sikap Peduli Lingkungan

pada Ibu Rumah Tangga di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Lampung.

Tingkat sosial ekonomi ibu rumah tangga merupakan keadaan keadaan atau kedudukan suatu kesatuan sosial terkecil yang diatur dalam posisi tertentu dalam struktur mayarakat yang menentukan hak dan kewajiban seseorang di dalam masyarakat.

Sikap ibu rumah tangga terhadap lingkungan adalah kecenderungan ibu-ibu rumah tangga di Desa jatii Agung untuk bereaksi secara positif terhadap lingkungan hidup yang mendukung terhadap pelestarian, pengawasan, dan pengendalian lingkungan dengan mempertimbangkan dampak yang mungkin timbul demi masa depan generasi berikutnya.

Hasil analisis korelasi menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat sosial ekonomi terhadap sikap peduli lingkungan pada ibu rumah tangga di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Lampung. Hal ini ditunjukan dengan besarnya korelasi antara variabel X2 dengan Y yaitu sebesar 0,186 > 0,165 (rtabel dengan taraf signifikansi 5% dan besarnya sampel 142). P value menunjukan 0,027 < 0,05. Berarti signifikan. Di samping itu analisis deskriptif menunjukan bahwa sebagian besar responden termasuk memiliki tingkat sosial ekonomi kategori sedang.

(23)

Dari hasil analisis ini menunjukkan bahwa semakin tinggi sosial ekonomi pada ibu-ibu rumah tangga di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Lampung menunjukan maka semakin tinggi sikap peduli lingkunganya. Karena ibu-ibu rumah tangga yang memiliki tingkat sosial ekonomi tinggi maka sikap peduli lingkunganya akan lebih stabil sebab semua kebutuhan mereka terpenuhi sehingga ibu-ibu rumah tangga di Desa Jati Agung kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Lampung tidak perlu memikirkan kebutuhan bagaimana harus membantu layaknya pekerjaan seorang kepala rumah tangga guna memenuhi kebutuhan hidupnya, dengan demikian kesejahteraan ibu rumah tangga di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Lampung akan lebih baik.

3. Hubungan Tingkat Pendidikan terhadap Sikap Peduli Lingkungan pada

Ibu Rumah Tangga di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Lampung.

Pendidikan merupakan hal yang penting bagi kehidupan ibu-ibu rumah tangga di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu, dengan pendidikan yang di didapatkan melalui jenjang formal dan non formal. Seorang ibu akan memiliki informasi yang sangat penting berupa pengetahuan, pemahaman, dan mampu mempraktekannya dalam kehidupan sehari.

Sikap ibu rumah tangga terhadap lingkungan adalah kecenderungan ibu-ibu rumah tangga di Desa jati Agung untuk bereaksi secara positif terhadap

(24)

pengendalian lingkungan dengan mempertimbangkan dampak yang mungkin timbul demi masa depan generasi berikutnya.

Hasil analisis korelasi menunjukan bahwa terdpat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan terhadap sikap peduli lingkungan pada ibu rumah tangga di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu. Hal ini ditunjukan dengan besarnya korelasi antara variabel X3 dengan Y yaitu sebesar 0,296 > 0,165

(rtabel dengan taraf signifikansi 5% dan besarnya sampel 142). P value menunjukan

0,000 < 0,05. Berarti signifikan. Di samping itu analisis deskriptif menunjukan bahwa sebagian besar responden termasuk memiliki tingkat pendididikan kategori sedang.

Karena antara tingkat pendidikan terhadap sikap peduli lingkungan hidup pada ibu-ibu rumah tangga di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu terbukti menunjukan hubungan yang positif dan signifikan, dan tingkat tingkat pendidikan pada ibu-ibu rumah tangga tersebut termasuk kategori sedang, maka peneliti berpendapat perlunya peningkatan pendidikan pada ibu-ibu rumah tangga di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu.

Pendidikan pada ibu-ibu rumah tangga yang baik tentunya akan meningkatkan pengetahuan, dan juga mempermudah untuk memperoleh pengetahuan yang lebih banyak. Selain itu pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan (Nursalam, 2003: 16). Pendidikan dapat terjadi di lingkungan mana saja; kapanpun, di manapun seseorang itu berada, baik dilingkungan keluarga,

(25)

formal. Modal pendidikan dapat mengubah tingkat kesadaran manusia terhadap ekologinya, dapat mendorong keinginan untuk maju dan merubah kehidupanya lebih baik. Tentu hal tersebut akan berpengaruh terhadap sikap peduli lingkungan pada ibu-ibu rumah tangga, khususnya di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Lampung.

Pendidikan yang tinggi akan mepengaruhi sikap peduli lingkungan yang tinggi pada ibu-ibu rumah tangga di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Lampung. Sebaliknya pendidikan yang rendah akan mepengaruhi sikap peduli lingkungan yang rendah pada ibu-ibu rumah tangga di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Lampung. Peningkatan pendidikan yang harus ditingkatkan pada ibu-ibu rumah tangga yaitu pendidikan di keluarga, masyarakat, lingkungan sekitar. Dengan pendidikan tersebut tentunya ibu-ibu rumah tangga semakin memiliki pemahaman dan pengetahuan dalam sikap peduli lingkungan yang berdampak positif bagi ibu-ibu rumah tangga dan keluarganya.

Apabila ibu-ibu rumah tangga di Desa jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Lampung memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, maka ibu-ibu rumah tangga tersebut cenderung akan memliki sikap peduli lingkungan yang semakin meningkat. Sebaliknya jika tingkat pendidikan ibu rumah tangga rendah, maka sikap peduli lingkungan pada ibu-ibu rumah tangga di Desa Jati Agung

(26)

mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, karena pendidikan merupakan kecerdasan dan keterampilan manusia, seperti yang dikatakan oleh Simanjutak (1984; 60), investasi dengan meningkatkan pendidikan dan keterampilan sumber daya manusia keuntunganya tidak hanya dinikmati oleh orang yang meningkatkan pendidikan tersebut (private rate to return) melainkan juga dinikamti oleh masyarakat luas (sosial rate return).

4. Hubungan pengetahuan lingkungan, tingkat sosial ekonomi dan tingkat pendidikan secara bersama-sama terhadap sikap peduli lingkungan pada ibu rumah tangga di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Lampung.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda maka dapat diketahui besarnya koefisien korelasi berganda adalah 0.408 dan besarnya korelasi tersebut kurang dari 0,165 (rtabel dengan taraf signifikansi 5% dan besarnya sampel 142). Maka dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengetahuan lingkungan hidup, tingkat sosial ekonomi, dan tingkat pendidikan secara bersama-sama terhadap sikap peduli lingkungan pada ibu rumah tangga di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Lampung.

Hasil uji F diperoleh fhitung sebesar 9,901 dengan nilai probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan hasil demikian bahwa pemilihan variabel pengetahuan lingkungan hidup, tingkat sosial ekonomi, dan tingkat pendidikan pada ibu-ibu rumah tangga sudah tepat untuk mengetahui sikap peduli lingkungan pada ibu-ibu rumah tangga di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Lampung.

(27)

Analisis deskriptif menunjukan bahwa 14,1% ibu-ibu rumah tangga di Desa Jati Agung termasuk memiliki sikap peduli lingkungan kategori rendah (kurang peduli). Kemudian 63,4% termasuk memiliki sikap peduli lingkungan kategori sedang artinya cukup memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Adapun responden termasuk memiliki sikap peduli lingkungan kategori tinggi atau memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan ada 22,5%.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden termasuk memiliki sikap pada kategori sedang artinya cukup memiliki sikap yang peduli pada lingkungan. Oleh karena itu peneliti berpendapat masih perlu adanya peningkatan sikap peduli lingkungan pada ibu-ibu rumah tangga di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Lampung.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mohamad Aniq Hariri (2012) yang meneliti tentang ”Hubungan antara Pengetahuan Lingkungan dan Persepsi tentang Lingkungan Hidup dengan Sikap Terhadap Lingkungan Hidup pada Ibu-ibu Rumah Tangga di Desa Kayen Kecamatan Kayen Kabupaten Pati tahun 2012”. Hasil pengujian diperoleh bahwa Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Pengetahuan tentang Lingkungan Hidup dan Persepsi tentang Lingkungan Hidup secara bersama-sama dengan Sikap Terhadap Lingkungan Hidup pada Ibu-ibu Rumah Tangga di Desa Kayen Kecamatan Kayen Kabupaten Pati tahun 2012. Sedangkan menurut Budhiati (2011) yang berjudul ”Hubungan Antara Kondisi

(28)

pengujian diperoleh bahwa Ada hubungan antara kondisi sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan pengetahuan tentang pengelolaan lingkungan dengan perilaku hidup sehat masyarakat kota Surakarta.

Dari hasil penelitian tersebut jika dibandingkan dengan penelitian ini menunjukan bahwa pengetahaun lingkungan hidup, tingkat sosial ekonomi, dan tingkat pendidikan memiliki hubungan terhadap sikap peduli lingkungan. Sedangkan hasil penelitian ini hubungan positif dan signifikan pada pengetahaun lingkungan hidup, tingkat sosial ekonomi, dan tingkat pendidikan terhadap sikap peduli lingkungan dimana keterkaitan terhadap sikap peduli lingkungan memiliki pengaruh dari ketiga variabel bebasnya.

Sikap peduli lingkungan pada ibu-ibu rumah tangga sangat penting bagi terciptanya kondisi lingkungan yang bersih dan sehat. Oleh sebab itu, ibu rumah tangga memiliki peranan yang cukup besar dalam menciptakan kebersihan dan kesehatan lingkungan dengan senantiasa menjaga kebersihan lingkungan rumah meliputi kebersihan tempat MCK, dapur, dan ruangan rumah. Namun peranan ibu rumah tangga tersebut tidak akan mampu berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan dari keluarga yaitu ayah dan anak serta orang lain. Hendaknya seluruh warga masyarakat memiliki tingkat kesadaran yang tinggi dalam menjaga kebersihan lingkungan yang akan berdampak pada terjaganya sikap peduli lingkungan, mengawasi, dan mengendalikan lingkungan serta melestarikan lingkungan hidup dan mengurangi dampak lingkungan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan dan

(29)

merugikan bagi kesejahteraan hidup masyarakat pada saat sekarang dan pada masa yang akan datang.

E. Persamaan Dan Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu

Tabel 4.14 Perbandingan Penelitian Penulis dengan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Hasil Persamaan Perbedaan

1 Nur Salim (2012) Hubungan antara Status Sosial Ekonomi dan Pengetahuan Lingkungan Hidup dengan Sikap Terhadap Kebersihan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa di MTs Negeri 1 Kudus Tahun 2012. Hasil penelitian menunjukan. Variabel Status Sosial Ekonomi dan Pengetahuan Lingkungan Hidup ada Hubungan Positif dengan Sikap Terhadap Kebersihan Lingkungan Hidup 1) Meneliti variabel status sosial ekonomi dan pengetahuan lingkungan hidup. 2) Variabel status sosial ekonomi dan pengetahuan lingkungan hidup memiliki hubungan positif dengan variabel terikat yang penulis teliti 3) Metode yang digunakan kuantitatif dengan pendekatan 1) Subjek Penelitian Adalah Siswa Sekolah Mts Negeri. 2) Variabel terikatnya sikap terhadap kebersihan lingkungan Sekolah 3) tidak membuat perangkat bahan ajar sebagai subtansi pendukung pembelajaran di Sekolah.

(30)

No Peneliti Judul Hasil Persamaan Perbedaan 2 Mohamad Aniq Hariri (2012) Hubungan antara Pengetahuan Lingkungan dan Persepsi tentang Lingkungan Hidup dengan Sikap Terhadap Lingkungan Hidup pada Ibu-ibu Rumah Tangga di Desa Kayen Kecamatan Kayen Kabupaten Pati tahun 2012 Hasil penelitian menunjukan. Variabel Pengetahuan tentang Lingkungan Hidup dan Persepsi tentang Lingkungan Hidup ada hubungan positif dengan Sikap Terhadap Lingkungan Hidup pada Ibu-ibu Rumah Tangga di Desa Kayen Kecamatan Kayen Kabupaten Pati tahun 2012. 1) Sama meneliti tentang pengetahuan lingkungan dan sikap 2) Subjek yang diteliti adalah ibu rumah tangga 3) Memiliki hasil hubungan yang positif antara pengetahuan lingkungan dengan variabel terikat yang penulis teliti 1) Variabel yang digunakan ada 3 yaitu: pengetahuan lingkungan hidup, persepsi tentang lingkungan hidup, sikap terhadap lingkungan hidup. 2) Lokasi penelitian di Desa Kayen Kecamatan Kayen Kabupaten Pati Tahun 2012 3) Variabel terikatnya yaitu sikap terhadap lingkungan hidup pada Ibu-ibu rumah tangga di Desa Kayen Kecamatan Kayen Kabupaten Pati 4) tidak membuat perangkat bahan ajar sebagai subtansi pendukung pembelajaran di Sekolah.

(31)

No Peneliti Judul Hasil Persamaan Perbedaan 3 Budhiati (2011) Hubungan Antara Kondisi Sosial Ekonomi, Tingkat Pendidikan Dan Pengetahuan Tentang Pengelolaan Lingkungan Dengan Perilaku Hidup Sehat Masyarakat Di Kota Surakarta Hasil penelitian menunjukan . Variabel kondisi sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan pengetahuan tentang pengelolaan lingkungan ada hubungan positif dengan perilaku hidup sehat masyarakat kota Surakarta 1) Meneliti variabel kondisi sosial ekonomi dan tingkat pendidikan sebagai variabel terikat. 2) Metode penelitian menggunakn metode kuantitaif dengan pendekatan korelasional 3) Variabel kondisi sosial ekonomi, tingkat pendidikan memiliki hubungan yang positif dengan variabel terikat yang penulis teliti 1) Subjek yang diteliti tidak terfokus pada ibu rumah tangga saja, tetapi keseluruhan masyarakat di desa yang menjadi penelitian 2) Lokasi Penelitian Di Kota Surakarta Tahun 2011 3) Variabel terikatnya yaitu prilaku hidup sehat pada masyarakat di di Kota Surakarta. 4) tidak membuat perangkat bahan ajar sebagai subtansi pendukung pembelajaran di Sekolah.

Gambar

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Golongan Usia dan Jenis Kelamin  No  Golongan Umur  Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Descriptive Statistics X 1 , X 2 , dan Y  Descriptive Statistics
Tabel 4.4 Grafik Kategori Nilai Pengetahuan Lingkungan Hidup Responden  No  Rentang nilai  Kategori  Frekuensi  Persentase (%)
Gambar 4.1 Grafik Histogram Kategori Nilai Pengetahuan Lingkungan Hidup  Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam satu bulan keuntungan atau laba setiap produsen variatif karena setiap produsen memiliki sales dan pemasaran yang besar kecil cakupannya berbeda-beda. Ada sebagian

Pada penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan pertumbuhan Candida albicans dengan penambahan Dextrose 5%, 10%, 40% dan tanpa penambahan Dextrose pada

Hal ini disebabkan karena saat ini para pengrajin tapis lebih memilih menggunakan kain yang sudah jadi yang didatangkan dari daerah lain untuk kemudian tinggal mereka sulam

Analysis: During the Tap, her analysis shows that the answer should be in Present Perfect Tense as she says that the time frame is present and for action that has

Makan jaga kawal Polres Ogan Ilir Ta. Pemilik

Pada percobaan uji variasi fotokatalis diperoleh pengaruh rasio fotokatalis semakin banyak jumlah fotokatalis yang ditambahkan akan bertambah pula persentase

Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan dalam penelitian ini dapat dirumuskan untuk (a) Mengidentifikasi jenis-jenis dan peranan subsistem sarana produksi

Berbeda dengan Brazil dan Meksiko, negara-negara berkembang di Asia yang memiliki cadangan besar seperti Tiongkok, Indonesia dan India justru menjadi negara yang