• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKOLOGI TERNATE EDITOR. Ibnu Maryanto Hari Sutrisno

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EKOLOGI TERNATE EDITOR. Ibnu Maryanto Hari Sutrisno"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

EKOLOGI TERNATE

EDITOR

Ibnu Maryanto

Hari Sutrisno

PUSAT PENELITIAN BIOLOGI-LIPI

2011

(3)

© 2011 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian Biologi*

Katalog dalam Terbitan

Ekologi Ternate/Ibnu Maryanto dan Hari Sutrisno (Editor). – Jakarta: LIPI Press, 2011.

xiii + 371 hlm.; 14,8 x 21 cm ISBN 978-979-799-609-3

1. Ekologi 2. Ternate

577

Editor Bahasa : Risma Wahyu Hartiningsih Penata Letak : Ibnu Maryanto

Penata Sampul : Fahmi Penerbit : LIPI Press

*Pusat Penelitian Biologi-LIPI

Gedung Widyasatwaloka, Cibinong Science Center Jln. Raya Bogor Km. 46, Cibinong 169111

Telp.: 021-8765056, 8765057

(4)

DAFTAR ISI

Ucapan Terimakasih iii

Kata Sambutan v

Kata Pengantar vii

DAFTAR ISI xi

GEOLOGI DAN IKLIM

Gunung Gamalama, Ternate, Maluku Utara: Dinamika Erupsi dan Potensi

Ancaman Bahayanya 1

Indyo Pratomo, Cecep Sulaeman, Estu Kriswati & Yasa Suparman

Karakteristik Erupsi G Kie Besi dan Potensi Ancaman Bencananya Terhadap Lingkungan Kota Ternate: (Representasi dari karakter

gunungapi aktif di Busur Gunungapi Halmahera) 15

Estu Kriswati & Indyo Pratomo

Analisa Anomali Curah Hujan dan Parameter Laut-Atmosfer Periode

Januari - Agustus 2010 di Provinsi Maluku Utara 27

Dodo Gunawan FAUNA

Kelimpahan dan Keragaman Kelelawar (Chiroptera) dan Mamalia Kecil

di Pulau Ternate 43

Sigit Wiantoro & Anang S Achmadi

Keanekaragaman Mamalia Kecil di Pulau Moti 55

Anang Setiawan Achmadi & Sigit Wiantoro

Kajian Ekologi Burung di Hutan Gunung Gamalama, Ternate, Maluku

Utara 69

Wahyu Widodo

Komunitas Burung Pulau Moti Ternate Maluku Utara 83

Eko Sulistyadi

Keanekaragaman Herpetofauna di Pulau Ternate dan Moti, Maluku Utara 105

Mumpuni

(5)

Komunitas Keong Darat di Pulau Moti, Maluku Utara 121

Heryanto

Kajian keanekaragaman Ngengat (Insekta: Lepidoptera) di Gunung

Gamalama, Ternate 133

Hari Sutrisno

Tinjauan Keanekaragaman dan Sebaran Kupu Ternate 145

Djunijanti Peggie

Efektifitas Trap Warna Terhadap Keberadaan Serangga Pada Pertanaman

Budidaya Cabai di Kelurahan Sulamadaha Kecamatan P Ternate Ternate 159

Abdu Mas’ud

Eksplorasi Keragaman Serangga Coleoptera dan Lepidoptera di Pulau

Moti, Ternate, Maluku Utara 167

Warsito Tantowijoyo & Giyanto FLORA

Analisis Tutupan Lahan Kawasan Pulau Moti, Ternate, Maluku Utara 187

Hetty IP Utaminingrum & Roemantyo

Hutan mangrove di Pulau Moti 199

Suhardjono & Ujang Hapid

Keanekaragaman Anggrek di G Gamalama, Ternate 219

Izu Andry Fijridiyanto & Sri Hartini

Vegetasi Hutan Pulau Moti, Ternate, Maluku Utara 227

Edi Mirmanto

Keanekaragaman Jenis Pohon di Hutan Sekunder Pulau Moti,

Ternate-Maluku Utara 237

Razali Yusuf

Keanekaragaman Tumbuhan Berkhasiat Obat di Pulau Moti, Ternate,

Maluku Utara 251

Siti Sunarti

Eksplorasi Tumbuhan di Pulau Moti, Ternate, Maluku Utara 267

Deden Girmansyah & Siti Sunarti

(6)

MIKROBIOLOGI

Drug Discovery Antibiotik Berbasis Biodiversitas Aktinomisetes Lokal

Asal Ternate 283

Arif Nurkanto

Isolasi dan Identifikasi Kapang-Kapang Kontaminan Dari Biji Kenari

Kering (Canarium ovatum) 295

Nurhasanah &Sundari

Mikroba Laut Penghidrolisis Senyawa Nitril di Sekitar Pulau Moti,

Ternate 301

Nunik Sulistinah & Rini Riffiani

Isolasi dan Penapisan Bakteri Pendegradasi Dibenzothiophene,

Phenanthrene dan Fluoranthene Asal Perairan Laut Sekitar Pulau

Moti-Ternate 309

Rini Riffiani & Nunik Sulistinah

Penapisan dan Isolasi Bacillus Penghasil Amilase Dari Limbah Sagu

(Metroxylon sagu Rottb) 317

Deasy Liestianty1, Nurhasanah2 SOSIAL BUDAYA

Membangun Ternate Bermodal Kekayaan Sosio-Historis 329

Dhurorudin Mashad

Analisis Struktural Terhadap Mitos “Tujuh Putri” Pada Kebudayaan

Ternate, Maluku Utara 343

Safrudin Amin

(7)

Ekologi Ternate 317-327 (2011)

Penapisan dan Isolasi Bacillus Penghasil Amilase Dari Limbah Sagu

(Metroxylon sagu Rottb)

Deasy Liestianty1, Nurhasanah2

1Departemen Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan Universitas Khairun.. 2Departemen Pendidikan Biologi, Fakultas Pendidikan Universitas Khairun.

Jl Bandara Babullah, Akehuda- Ternate, Maluku Utara

ABSTRACT

Sago palm (Metroxylon sagu Rottb) were one of palm plant where well growth in Molluca island include North Molluca. One of famous main product were sagu. Sagu were a starch granule where get from sago palm trunk. The effect of sagu processing were sago waste. If sago waste were exist as a waste, then would become an environment pollution like increasing soil acidity. The aim of this research were to screen amylase producing-Bacillus from sago waste. Sago waste were taken from traditional sago manufacture at Desa Loleo Tidore island, North of Moluccas. Screening, isolation, identification and qualitative enzymatic detection were conduct at Laboratory of PMIPA – FKIP, University of Khairun. Result of this study showed that about twenty two isolate of bacteria were isolated from sago waste. About eleven isolate were amylase producing Bacillus with various macroscopic and microscopic morphology.

Keywords: Amylase, Bacillus, sago waste

PENDAHULUAN

Secara historis, tanaman sagu (Metroxylon sagu Rottb) berasal dari Papua (pulau Irian). Distribusi terbesar tanaman ini yaitu di kepulauan Maluku (termasuk Maluku Utara) yang berpusat di pulau Seram dan Papua. Penyebaran tanaman ini paling besarada di Asia Tenggara, meliputi Indonesia, Malaysia dan Thailand. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman palem yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan (Karim at al. 2008). Produk utama dari tanaman ini adalah sagu. Sagu adalah butiran atau tepung yang diperoleh dari teras batang pohon sagu. Sagu merupakan makanan pokok bagi

masyarakat di Maluku, Maluku Utara dan Papua. Di daerah- daerah ini, sagu dimakan dalam bentuk popeda. Sagu dijual dalam bentuk tepung curah maupun yang dipadatkan dan dikemas dengan daun pisang.

Pengolahan sagu hanya menghasilkan pati sekitar 16-28% dari total batang sagu yang termanfaatkan sehingga sebagian besar material berupa kulit dan ampas terbuang sebagai sisa produk dalam bentuk limbah sagu. Limbah sagu jika dibiarkan dapat menimbulkan pencemaran lingkungan berupa bau dan peningkatan kemasaman pH tanah (Syakir et al. 2009). Limbah sagu mengandung komponen utama pati

(8)

Liestianty & Nurhasanah

dan serat dengan perbandingan 41,7% -65% : 14,8 % (Winna et al, 1986 dalam Apun et al, 2000). Kedua komponen ini memiliki potensi biokonversi menjadi produk tambahan yang bernilai.

Pendekatan bioteknologi berbasis mikroba dapat digunakan untuk mendegradasi limbah sagu. Mikroba seperti cendawan dan bakteri telah lama diketahui berperan penting dalam degradasi komponen selulosa dan pati di alam (Coughlan, 1985 dalam Apun et al, 2000). Kemampuan mikroba seperti bakteri dalam hal mendegradasi kedua komponen tersebut karena mereka memiliki enzim hidrolitik. Kelompok Bacillus telah lama diketahui mampu mensekresi sejumlah protein terlarut yang berbeda-beda ke medium ekstra-seluler (ke lingkungan). Salah satu protein (enzim) utama yang dimiliki oleh kelompok ini adalah amilase yang sudah diisolasi dari Bacillus amyloliquefaciens (Takkinen et al. 1982). Substrat utama dari enzim ini adalah pati yang nantinya dihidrolisis (dipecah) menjadi oligosakari-da yang lebih sederhana (Cornelius et al. 2003).

Bacillus merupakan kelompok bakteri Gram positif pembentuk endospora dengan sifat hidup aerob atau fakultatif aerob (Holt et al.1994). Penelitian yang dilakukan oleh Apun et al.(2000), memperlihatkan adanya isolat indigenous yang teridentifikasi yaitu Bacillus amyloliquefaciens UMAS 1002 mampu menghidrolisis “hampas” sagu menjadi gula pereduksi. Hampas sagu merupakan produk lignoselulosa yang kaya akan pati dan dihasilkan dari ekstraksi empulur sagu (Awg-Adeni et

al. 2010). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penapisan dan isolasi kelompok Bacillus penghasil enzim amilase yang mampu mendegradasi amilosa (pati) yang terdapat dalam limbah sagu.

BAHAN DAN CARA KERJA

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2010 bertempat di laboratorium MIPA, FKIP Universitas Khairun Ternate. Lokasi pengambilan sampel yaitu di Desa Loleo Kota Tidore Kepulauan.

Sebelum pengambilan limbah sagu, terlebih dulu diukur suhu dan pH limbah. Selanjutnya, limbah sagu diambil pada kedalaman kurang lebih 15 cm secara aseptik lalu dimasukkan ke dalam kantung plastik steril dan ditutup. Selanjutnya sampel dimasukkan ke dalam cool box untuk dikultivasi pada skala laboratorium

Sebanyak 1 gram sampel ditimbang

kemudian dimasukkan ke dalam botol vial yang masing-masing telah berisi 9 ml aquades steril dan dikocok dengan vortex selama 10 menit lalu dibuat serial pengenceran bertingkat dari 10-1 sampai

10-6. Sebanyak 0,1 ml suspensi

masing-masing pengenceran disebar di atas media TSA (duplo) dan diinkubasi pada suhu 30 oC selama 24 jam. Identifikasi

makroskopik mengacu pada panduan identifikasi bakteri menurut Hadioetomo (1993). Koloni bakteri yang sudah diidentifikasi makroskopik selanjutnya dipisahkan (isolasi) secara duplo pada media TSA dan diinkubasi kembali suhu 30 oC selama 24 jam. Koloni yang tumbuh

(9)

Penapisan dan Isolasi Bacillus Penghasil Amilase

dibuat pewarnaan Gram dan uji fisiologi biokimianya.

Biakan bakteri yang sudah tumbuh pada media TSA selanjutnya digores pada media TSA + pati 1% untuk deteksi bakteri pendegradasi pati. Biakan bakteri yang tumbuh pada masing-masing media tersebut lalu diuji aktifitas enzimatiknya secara kualitatif. Deteksi kualitatif amilase dapat terpantau melalui zona bening yang terbentuk di sekeliling koloni bakteri setelah pemberian reagen lugol.

HASIL

Koloni bakteri yang diisolasi dari limbah padat sagu diperoleh sebanyak 22 isolat bakteri. Kedua puluh dua isolat bakteri tersebut selanjutnya dilakukan penapisan dan isolasi bakteri penghasil enzim amilase dengan menggunakan substrat pati 1% dan diperoleh sebelas isolat penghasil enzim amilase. Hasil uji

No Kode isolat Spesies

1 T1P2I1 Bacillus megaterium 2 T1P2I3 B. stearothermophilus 3 T1P1I2 B. megaterium 4 T1P1I4 B.megaterium 5 T1P4I1 Bacillus sp. 6 T1P3I2 B. megaterium 7 T2P3I1 Bacillus sp. 8 T2P6I1 B. megaterium 9 T2P1I3 B. megaterium 10 T2P2I3 B. megaterium 11 T2P6I2 Bacillus sp.

fisiologi dan biokimia maupun morfologinya memperlihatkan kesebelas isolat tersebut merupakan genus Bacillus. Tabel 1 berikut merupakan hasil pencirian fisiologi dan biokimia dari genus Bacillus.

Dari kesebelas isolat tersebut terdapat tiga jenis Bacillus spp. yaitu B. megaterium, B. stearothermophilus dan Bacillus sp. Ke-11 isolat bakteri tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Isolat T1P2I1

Isolat ini diisolasi di titik satu. Pertumbuhan pada media TSA memiliki ciri makroskopik yaitu koloni warnanya putih, bentuk koloni berakar, tepi koloni bercabang, elevasinya datar serta sifat koloninya tebal, keras dan membentuk lapisan lilin. Pengamatan mikroskopik menunjukkan sel berbentuk batang, penataan selnya berantai, gram positif, serta memiliki spora yang terletak di

Tabel 1. Hasil pencirian fisiologi dan biokimia isolat bakteri penghasil enzim amylase

(10)

Liestianty & Nurhasanah

bagian tengah dan berbentuk elips. Uji fisiologi biokimia sel bakteri menunjukkan sifat aerob, memiliki katalase positif dan motil, merah meti positif, PV negatif, dapat memecah gelatin, tidak menggunakan sitrat, menghasilkan asam tanpa gas pada fermentasi glukosa, tidak memproduksi H2S, tidak memproduksi indol, serta menghidrolisis kasein dan pati. Dari pencirian bakteri ini setelah dicocokkan dengan kunci identifikasi dari buku Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology 9ed, maka isolate bakteri ini diidentifikasi sebagai Bacillus megaterium.

Isolat T1P2I3

Isolat ini diisolasi di titik 1. Pertumbuhannya pada media TSA memiliki cirri makroskopik warnanya putih, bentuk koloni tak beraturan, tepi koloni berombak, elevasinya datar serta sifat koloninya tebal, keras dan membentuk lapisan lilin. Pengamatan mikroskopik menunjukkan isolate berbentuk batang, penataan selnya bergerombol, Gram positif, serta memiliki spora yang terletak di sub terminal /ujung dari sel. Sedangkan pada uji fisiologi biokimia sel menunjukkan sifat aerob, merah metil positif dan motil, VP negatif, katalase positif, dapat memecah gelatin, menggunakan glukosa dengan menghasilkan asam tanpa gas, tidak memproduksi H2S, tidak, tidak menggunakan sitrat, tidak dapat menghidrolisis kasein namun dapat menghidrolisis pati, tidak memproduksi indol. Dari pencirian bakteri ini setelah dicocokkan dengan kunci identifikasi dari buku Bergey’s Manual of Determinative

Bacteriology 9ed, maka isolate bakteri ini diidentifikasi sebagai Bacillus stearothermophilus.

Isolat T1P1I2

Isolat ini diisolasi di titik 1. Pertumbuhannya pada media TSA memiliki ciri makroskopik warnanya krem, bentuk koloni bundar, tepi koloni licin, elevasinya timbul serta sifat koloninya tebal, berlendir dan sedikit transparan. Pengamatan mikroskopik menunjukkan isolate berbentuk batang, Gram positif, serta memiliki spora yang terletak di tengah sel dan berbentuk elips sedangkan pada uji fisiologi biokimia menunjukkan, merah metil positif, memiliki katalase positif dan motil, sifat aerob, VP negatif, dapat memecah gelatin, tidak menggunakan sitrat, menggunakan glukosa dengan menghasilkan asam tanpa gas, tidak memproduksi indol, dapat menghidrolisis kasein dan pati, tidak memproduksi H2S. Dari pencirian bakteri ini setelah dicocokkan dengan kunci identifikasi dari buku Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology 9ed, maka isolate bakteri ini diidentifikasi sebagai Bacillus megaterium.

Isolat T1P1I4

Isolat ini diisolasi di titik 1. Pertumbuhannya pada media TSA memiliki ciri makroskopik warnanya putih, bentuk koloni bundar, tepi koloni tak beraturan, elevasinya datar serta sifat koloninya tebal, keras dan membentuk lapisan lilin. Pengamatan mikroskopik menunjukkan isolate berbentuk batang, Gram positif, serta memiliki spora yang

(11)

Penapisan dan Isolasi Bacillus Penghasil Amilase

terletak di tengah sel dan berbentuk elips. Sedangkan pada uji fisiologi biokimia sel menunjukkan sifat aerob, VP negatif, dapat memecah gelatin, tidak menggunakan sitrat, menggunakan glukosa dengan menghasilkan asam tanpa gas, tidak memproduksi H2S, merah metil negatif, tidak memproduksi indol, dapat menghidrolisis kasein dan pati memiliki, katalase positif dan motil. Dari pencirian bakteri ini setelah dicocokkan dengan kunci identifikasi dari buku Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology 9ed, maka isolate bakteri ini diidentifikasi sebagai Bacillus megaterium.

Isolat T1P4I1

Isolat ini diisolasi di titik 1. Pertumbuhannya pada media TSA memiliki ciri makroskopik warnanya putih, bentuk koloni bundar, tepi koloni licin, elevasinya timbul serta sifat koloninya tebal, berlendir dan sedikit transparan. Pengamatan mikroskopik menunjukkan isolate berbentuk batang, Gram positif, serta memiliki spora yang terletak di tengah sedangkan pada uji fisiologi biokimia sel menunjukkan sifat aerob, VP negatif dan motil, merah metil positif, memiliki katalase positif, mampu memanfaatkan sitrat, menggunakan glukosa dengan menghasilkan asam tanpa gas, tidak memproduksi H2S, dapat menghidrolisis kasein dan pati, tidak memproduksi indol, dapat memecah gelatin. Dari pencirian bakteri ini setelah dicocokkan dengan kunci identifikasi dari buku Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology 9ed, maka isolat bakteri ini diidentifikasi sebagai Bacillus sp.

Isolat T1P3I2

Isolat dari limbah olahan sagu pada titik 1. Pertumbuhannya pada media pati memiliki ciri makroskopik warnanya putih, bentuk koloni bundar, tepi koloni licin, elevasinya datar serta sifat koloninya tebal, keras dan membentuk lapisan lilin. Pengamatan mikroskopik menunjukkan isolate berbentuk batang, gram positif, serta memiliki spora yang terletak di tengah sel dan berbentuk elips, sedangkan pada uji fisiologi biokimia sel menunjukkan sifat aerob, dapat menghidrolisis kasein dan pati, memiliki katalase positif dan motil, merah metil positif, VP negatif, dapat memecah gelatin, tidak menggunakan sitrat, menggunakan laktosa dan atau sukrosa, tidak memproduksi H2S, tidak memproduksi indol. Dari pencirian bakteri ini setelah dicocokkan dengan kunci identifikasi dari buku Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology 9ed, maka isolate bakteri ini diidentifikasi sebagai Bacillus megaterium.

Isolat T2P3I1

Isolat ini diisolasi di titik 2. Pertumbuhannya pada media TSA memiliki ciri makroskopik warnanya putih, bentuk koloni bundar, tepi koloni licin, elevasinya datar serta sifat koloninya tebal, keras dan membentuk lapisan lilin. Pengamatan mikroskopik menunjukkan isolate berbentuk batang, bergerombol, Ggram positif, serta memiliki spora yang terletak di tengah. Sedangkan pada uji fisiologi biokimia sel menunjukkan sifat aerob, merah metil positif, katalase positif dan motil, dapat memecah gelatin, tidak menggunakan sitrat, menggunakan

(12)

Liestianty & Nurhasanah

laktosa dan atau sukrosa , tidak memproduksi H2S, tidak memproduksi indol, dapat menghidrolisis kasein dan pati, VP negative. Dari pencirian bakteri ini setelah dicocokkan dengan kunci identifikasi dari buku Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology 9ed, maka isolate bakteri ini diidentifikasi sebagai Bacillus sp.

Isolat T2P6I1

Isolat ini diisolasi di titik 2. Pertumbuhannya pada media TSA memiliki ciri makroskopik warnanya krem, bentuk koloni bundar, tepi koloni berombak, elevasinya datar serta sifat koloninya tebal, keras dan membentuk lapisan lilin. Pengamatan mikroskopik menunjukkan isolate berbentuk batang, penataan selnya berantai, Gram positif, serta memiliki spora yang terletak di tengah sel dan berbentuk elips, sedangkan pada uji fisiologi biokimia, tidak menggunakan sitrat, memiliki katalase positif dan motil, merah metil positif, dapat memecah gelatin, VP negative, menggunakan laktosa dan atau sukrosa, pemproduksi H2S, tidak mempoduksi indol, dapat menghidrolisis kasein dan pati tidak menunjukkan sifat aerob. Dari pencirian bakteri ini setelah dicocokkan dengan kunci identifikasi dari buku Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology 9ed, maka isolate bakteri ini diidentifikasi sebagai Bacillus megaterium.

Isolat T2P1I3

Isolat ini diisolasi di titik 2. Pertumbuhannya pada media TSA memiliki ciri makroskopik warnanya pitih,

bentuk koloni tak beraturan, tepi koloni licin, elevasinya datar serta sifat koloninya tebal, keras dan membentuk lapisan lilin. Pengamatan mikroskopik menunjukkan isolate berbentuk batang, penataan selnya bergerombol, Gram positif, serta memiliki spora yang terletak di tengah sel dengan bentuk elips. Uji fisiologi biokimia sel menunjukkan dapat memecah gelatin, sifat aerob, memiliki katalase positif dan motil, merah metil positif VP negatif, menggunakan glukosa, produksi H2S negative, tidak memproduksi indol, dapat menghidrolisis kasein dan pati, tidak menggunakan sitrat. Dari pencirian bakteri ini setelah dicocokkan dengan kunci identifikasi dari buku Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology 9ed, maka isolate bakteri ini diidentifikasi sebagai Bacillus megaterium.

Isolat T2P2I3

Isolat ini diisolasi di titik 2. Pertumbuhannya pada media TSA memiliki ciri makroskopik warnanya putih, bentuk koloni tak beraturan, tepi koloni berombak, elevasinya datar serta sifat koloninya tebal, keras dan membentuk lapisan lilin. Pengamatan mikroskopik menunjukkan isolate berbentuk batang, penataan selnya berantai, Gram positif, serta memiliki spora yang terletak di tengah sel dan berbentuk elips, sedangkan pada uji fisiologi biokimia sel menunjukkan sifat aerob, memiliki katalase positif dan motil, merah metil positif, dapat memecah gelatin, tidak menggunakan sitrat, menggunakan glukosa, tidak memproduksi H2S, tidak memproduksi indol, dapat menghidrolisis

(13)

Penapisan dan Isolasi Bacillus Penghasil Amilase

kasein dan pati, VP negatif. Dari pencirian isolate bakteri ini setelah dicocokkan dengan kunci identifikasi dari buku Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology 9ed, maka isolate bakteri ini diidentifikasi sebagai Bacillus megaterium.

Isolat T2P6I2

Isolat ini diisolasi di titik 2. Pertumbuhannya pada media TSA memiliki ciri makroskopik warnanya putih, bentuk koloni bundar, tepi koloni licin, elevasinya cembung serta sifat koloninya tebal, berlendir dan transparan. Pengamatan mikroskopik menunjukkan isolate berbentuk batang, penataan selnya monobasil, Gram positif, serta memiliki spora yang terletak di tengah sel dan berbentuk elips. Uji fisiologi biokimia sel menunjukkan sifat aerob, merah metil positif, VP negatif dapat memecah gelatin, tidak menggunakan sitrat, menggunakan laktosa dan atau sukrosa, memiliki katalase positif dan motil, tidak memproduksi indol, dapat menghidrolisis kasein dan pati, tidak memproduksi H2S. Dari pencirian isolate bakteri ini setelah dicocokkan dengan kunci identifikasi dari buku Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology 9ed, maka isolate bakteri ini diidentifikasi sebagai Bacillus sp.

PEMBAHASAN

Limbah sagu merupakan susbtrat yang ideal untuk pertumbuhan mikroorganisme di antaranya bakteri. Limbah sagu yang di dalamnya sudah bercampur dengan ampas sagu, kaya akan karbohidrat terutama pati. Pati pada

tanaman sagu terakumulasi pada teras batang (Karim et al. 2008).

Enzim amilase umumnya dihasilkan oleh cendawan dan bakteri, misalnya Lactobacillus manihotivorans, Ther-momyces lanuginosus, Sporotri-chum thermopile, Aspergillus oryzae dan Bacillus (Naiola, 2002). Spesies B. amyloliquefaciens, B. stearothermo-philus, B. subtilis, dan B. licheniformis merupakan jenis-jenis Bacillus yang sudah lama dipakai dalam skala industri karena mampu memproduksi amilase yang tahan panas (termofilik amilase) (de Carvalho et al. 2008)

Apun et al (2000) melaporkan jenis bakteri Bacillus amyloliquefaciens yang diisolasi dari limbah sagu memiliki daya amilolitik dan selulolitik. Selain itu, jenis bakteri ini juga telah dipakai sebagai biokonversi dalam mengatasi limbah sagu karena kemampuan amilolitik dan selulotiknya (Apun et al 2000 dalam Khan et al, 2006). Wizna et al (2008) melaporkan juga tentang pemanfaatan B. amyloliquefaciens sebagai pelaku fermentasi substrat padat dengan memanfaatkan campuran tepung sagu dan rumen sapi yang dipakai sebagai pakan ternak. Selain itu Archana et al. (2006) dalam penelitiannya melaporkan adanya aktivitas bakteri pelaku fiksasi nitrogen yang berkolonisasi pada beberapa bagian dari tanaman sagu. Salah satu bakteri pelaku fiksasi nitrogen tersebut adalah B. megaterium.

Banyaknya isolat bakteri yang mengurai pati sagu (amilolitik) dapat dimaklumi karena kandungan terbesar sagu adalah karbohidrat dari golongan pati (amilum). Selain itu, juga ditemukan

(14)

Liestianty & Nurhasanah

isolat pengurai selulosa dan protein. Ozawa et al (1996) dalam Wizna et al (2008) menyatakan bahwa tepung/sari sagu mengandung 58% pati, 23% selulosa, 9.2% hemiselulosa, 5.8% pektin dan 3.9% lignin. Apun et al (2000) juga melaporkan adanya aktivitas amilolitik dan selulolitik dari B. amyloliquefaciens yang diisolasi dari limbah sagu. Mereka mengatakan bahwa keberadaan kedua enzim ini dalam satu organisme (bakteri dalam hal ini) memiliki keuntungan dalam mendegradasi limbah sagu. Enzim selulolitik dapat berperan pada komponen selulosa sedangkan enzim amilolitik dapat berperan pada komponen pati yang terdapat di dalam limbah sagu. Melalui mekanisme aksi kooperatif, kedua enzim ini dapat mempercepat hidrolisis komplit limbah sagu. Efek sinergis ini juga dilaporkan oleh Haska & Ohta (1990) yang mengamati peningkatan laju hidrolisis pati sagu oleh amilase melalui penambahan selulase. Mereka melapor-kan juga bahwa ternyata selulase merangsang aktivitas amilase untuk menghidrolisis granula pati menjadi produk akhir yaitu glukosa.

KESIMPULAN

Dalam penelitian ini diperoleh sebanyak sebelas isolat bakteri penghasil enzim amilase yang diisolasi dari limbah sagu. Kesebelas isolat tersebut teridentifikasi dari genus Bacillus dengan jenis-jenisnya antara lain B. megaterium, B. stearothermophilus dan Bacillus sp.

DAFTAR PUSTAKA

Apun K., BC. Jong & MA. Salleh. 2000. Screening and isolation of a cellulolytic and amylolitic Bacillus from sago pith waste. J. Gen. Appl. Microbiol. 46: 263 -267. Archana S, T. Koki, N.Yoko, O.

Masanori, AQ. Marcello, BL. Alan, MM. Al Gerico, & A. Elsa. 2006. Nitrogen-fixing activity in various parts of sago palm (Metroxylon sagu) and characterization of aerobic nitrogen-fixing bacteria colonizing the sago palm. J-EAST. 14 (1): 20-32.

Awg-Adeni DS, S.Abd-Aziz, K, Bujang K, & MA. Hassan. 2010. Biocon-version of sago residue into value added products. African J. of Biotech. 9 (14): 2016-2021. Cornelius B, J. Schmitt, & M.

Karl-Heinz. 2003. Directed evolution of a bacterial á-amilase: toward enhanced pH-performanced and higher spesific activity. Protein Science . 12: 2141-2149.

De Carvalho RV, TLR. Correa, JCM, da-Silva, MLRC. de-Oliveira, & MLL. Martins. 2008. Properties of an amilase from thermophilic Bacillus sp. Brazillian J. Micro.39: 102-107.

Hadioetomo, RS. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam praktek: Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium, PT. Gramedia, Jakarta.

Haska N. & Y. Ohta. 1993. Effect of cellulase addition on hydrolysis of sago starch granule by raw starch digesting amylase from

(15)

Penapisan dan Isolasi Bacillus Penghasil Amilase

lium brunneum. Starch 24.(5): 237 - 241

Holt JG., NR. Krieg, PHA. Sneath, JT. Staley, & ST. Williams. 1994. Bergey’s Manual Determinative Bacteriology. Lippincott Williams & Wilkns , Philadelphia, USA. Karim AA, A. Pei-Lang Tie, DMA.

Manan, LSM. Zaidul. 2008. Starch from the sago (Metroxylon sagu) palm tree-Properties, prospect and challenges as a new industrial source for food an d other uses. Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety. 7: 215-228.

Khan FA bin Anwarali & AH.Salehin Salehin. 2006. Enhancing á -Amylase and Celllulase in vivo enzyme expressions on sago pith residue using Bacillus amylolique-faciens UMAS 1002. Biotechno-logy 5 (3): 391-403.

Naiola E. 2002. Karakterisasi dan Optimasi Media Produksi Amilase dari Aspergillus niger dan A. clavatus. Berita Biologi: 6 (3): 415-420.

Syakir M., Bintoro MH., Agusta H. 2009. Pengaruh ampas sagu dan kompos terhadap produktivitas lada perdu. J. LITTRI 15 (4): 168 – 173. Takkinen K, Petterson RF, KalkkinenN,

Palva I, SÏderlund H and Kääriänen L. 2982. Amino Acid sequence of á-amilase from Bacillus amyloli-quifaciens and deduced from the nucleotid. J. Biol. Chem. 258 (2): 1007 -1013.

Wizna, Abbas H., Y. Rizal, A. Dharma, & PI. Kompiang., 2008. Improving the quality of sago pith and rumen content as poultry feed through fermentation by Bacillus amylo-liquefaciens. Pakistan J. Nut. 7 (2): 249 – 254.

(16)

Liestianty & Nurhasanah

Gambar 1. Koloni makroskopis beberapa isolat bakteri asal sago

Gambar 2. Hasil deteksi kualitatif enzim amilasedari limbah sago

Gambar 3. a: Hasil perwarnaan gram bakteri limbah sago, selberbentuk batang gram positif dan membentuk spora (pembesaran 1600 X) b: Pewarnaan isolat bakteri (spora berwarna hijau, sel vegetatif berwarna merah)

(17)

Penapisan dan Isolasi Bacillus Penghasil Amilase

a

c

e

b

d

f

Gambar 5. Hasil uji fisiologi isolat bakteri dari limbah sago. a. media TSIA, b. Hasil uji pada media gelatin. c.Hasil uji katalase, d. Hasil uji pada media Simmon sitrat, e. Hasil uji motilitasdan f. Hasil uji indol

(18)

Gambar

Gambar 3.  a:  Hasil perwarnaan gram bakteri limbah sago, selberbentuk batang  gram positif dan membentuk spora (pembesaran 1600 X)  b: Pewarnaan isolat bakteri (spora berwarna hijau, sel vegetatif berwarna merah)
Gambar 5. Hasil uji fisiologi isolat bakteri dari limbah sago. a. media TSIA,  b. Hasil uji pada media gelatin

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun terjadi sedikit ‘anomali’ pilihan bahasa pada kelompok umur 21—40 tahun, secara keseluruhan variabel umur tetap berpengaruh terhadap pilihan bahasa masyarakat

Pansining sa ganitong pangangatwiran ay kailangang maging matibay ang pangunahing premis sapagkat kung hindi, hahantong ka sa isang maling kongklusyon..

Pada saat memasuki halaman menu pengenalan jenis reptil, tata cara pemeliharaan, alamat dokter hewan, dan tentang aplikasi maka akan menampilkan layout halaman tersebut

82. Karantina dalam Bahasa Arab : A. Mahjarun B. Mustassyfa C. Funduqun D. Tsuknatun E. Mitharun 83. ‘ Haji’ dalam Bahasa Arab

Hasil uji F berdasarkan uji ANOVA atau uji statistik F, model menunjukkan nilai F sebesar 79,680 dengan probabilitas sebesar 0,000 kurang dari 5 % hal ini berarti bahwa

PASIR SIDIK WIYONO SD NEGERI 6 BABAT SD KarangbinangunPNS 027 Guru Kelas SD (Kelas Atas)... Maksum Sa'dullah SD NEGERI 6 BABAT SMP Sukodadi PNS

[r]

Komponen lingkungan yang diprakirakan akan terkena dampak dari kegiatan ini adalah meliputi fisiografi dan topografi, penggunaan lahan, kuantitas air, erosi tanah,