1. ASPEK TEKNIS A. UMUM
Embung merupakan bangunan yang berfungsi menampung air hujan untuk dipergunakan sebagai air baku, irigasi, air bersih, dan sebagainya. Selain itu juga berfungsi dalam rangka mengkonservasi sumber daya air untuk menahan lajunya air permukaan mengalir terbuang ke laut. Secara prinsip bangunan embung adalah bangunan penahan lajunya air permukaan yang mengalir dibagian udiknya dengan suatu rekayasa teknik berupa bendungan, sehingga terjadi suatu genangan air yang memiliki volume tampungan yang memadai sesuai desain. Bangunan embung disamping memiliki manfaat yang besar, juga menyimpan po tensi bahaya yang besar pula yang dapat mengancam kehidupan masyarakat luas di bagian hilir bangunan.
B. KRITERIA PERENCANAAN EMBUNG
Batasan dalam embung kecil ini antara lain :
1. Tinggi tubuh embung maksimum 10 meter untuk tipe urugan dan 6 meter untuk tipe graviti atau komposit, dimana tinggi tubuh embung diukur dari lembah yang terdalam hingga ke puncak tubuh embung.
2. Kapasitas tampungan embung maksimum 100.000 m3.
3. Luas daerah tadah hujan maksimum 100 ha = 1 km2.
Langkah-langkah desain embung meliputi : - Penentuan lokasi embung.
- Pengukuran dan penyelidikan sederhana geoteknik. - Penentuan tata letak as bendungan.
- Analisa hidrologi.
- Penentuan tipe dan tinggi tubuh embung.
- Desain bangunan Pelimpah dan bangunan unit air baku.
Dalam perencanaan embung biasanya terdapat beberapa jenis tipe embung berdasarkan jenis/tipe tubuh embung. Tubuh embung dapat dipilih diantaranya :
- Tipe urugan homogen - Tipe urugan majemuk
- Tipe pasangan atau beton dan - Tipe komposit
Tergantung dari jenis pondasi, ketersediaan bahan ditempat dan lebar bendungan, Pondasi batu dapat mendukung semua tipe embung Pondasi tanah hanya dapat mendukung pada
tubuh EMBUNG tipe urugan, namun semua itu harus mempertimbangkan jenis dan jumlah bahan yang tersedia ditempat.
TIPE
TUBUH EMBUNG PONDASI JENIS UKURAN LEMBAH JENIS BAHAN BANGUNAN
(1) Urugan 1. Batu atau 2. Tanah
1. Lebar atau 2. Sempit
1. Lempung atau tanah berlempung 2. Pasir sampai batu pecah
(2) Beton /
Pasangan batu sempit Pasir sampai batu pecah
(3) Komposit Batu Lebar 1. Lempung atau tanah berlempung
2. Pasir sampai batu pecah
Untuk menjamin fungsi dan keamanan embung, maka embung terdiri dari beberapa bagian yang antara lain :
1. Tubuh embung berfungsi menutup lembah atau cekungan (depresi) sehingga air dapat tertahan di udiknya.
2. Kolam embung berfungsi menampung air hujan yang harus memiliki jenis tanah yang mampu menahan air seperti tanah lempung.
3. Intake ( alat sadap berfungsi mengeluarkan air kolam).
4. Jaringan distribusi berupa rangkaian saluran pembawa, berfungsi membawa air dari kolam ke bak penampungan air (tandon air) untuk didistribusikan/ dimanfaatkan).
5. Pelimpah berfungsi mengalirkan banjir dari kolam ke lembah atau sungai dihilirnya sebagai pengamanan tubuh embung atau dinding kolam terhadap peluapan.
146.83 147.597 P.2 148.22 151.500 P.1 151.82 152.680 152.28 152.495 P.3 146.45 147.21 156.84 161.49 150.71 153.364 149.82 150.61 152.20 163.41 169.42 151.14149.96 151.00 159.19 167.10 151.17 KOLAM 152.614 150.09 158.58 164.30 172.68 151.41 160.37 168.99 179.94 152.29152.15 153.40 163.62 153.36 157.60 176.24 183.47 152.80 163.79 155.464 155.53 156.06 156.45 165.00 170.04 167.55 180.52 175.13 178.41 174.03 181.43 148.25 150.43 151.10 178.72 CP.0 X.+302.328.020 Y.+9.497.095.449 Z.+152.916 BM.BRG.0 X.+302.319.000 Y.+9.497.070.000 Z.+153.000 + 9.497.000 + 9.497.100 + 9.497.200 +15 0.0 +155 .00 +16 0.0 +16 5.0 +17 0.0 +17 5.0 +18 0.0 150.17 149.09 148.09 P.4
Gambar. Tipikal Rencana Genangan Pada Embung
= Area Genangan Embung 7760.30 m2
C. KELAYAKAN PEMBANGUNAN EMBUNG SECARA TEKNIS
- Berdasarkan analisa water balance, didapatkan hasil bahwa kebutuhan air untuk lahan pertanian lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan air yang ada. Sehingga dengan pertimbangan pengawetan air dan konservasi air, embung layak dibangun di kecamatan kasemen sebagai salaha satu alternatif water harvesting.
- Berdasarkan hasil studi terdahulu dapat diketahui bahwa jenis tanah pada kecamatan kasemen adalah didominasi dengan lempung kelanauan (silty clay) dengan koefisien permeabilitasantara 10-9 m/s sampai dengan 10-7 m/s, hal ini menandakan cocok
untuk dijadikan tampungan embung sehingga didapatkan volume air hujan yang maksimal.
2. ASPEK SOSIAL DAN LINGKUNGAN
A. PRAKIRAAN DAMPAK SOSIAL DAN LINGKUNGAN a. Tahap Pra Konstruksi
- Survey dan Pematokan
Pada tahap kegiatan ini dampak diperkirakan akan terjadi terhadap komponen lingkungan persepsi masyarakat. Dampak yang diprakirakan akan terjadi terhadap komponen lingkungan ini yakni timbulnya berbagai pertanyaan dan informasi yang simpang siur tentang rencana proyek. Daerah-daerah yang akan terkena dampak meliputi daerah tapak proyek (khususnya daerah genangan) dan daerah sekitarnya. Walaupun dampak ini diperkirakan tidak penting, tetapi jika dampak ini tidak diantisipasi terlebih dahulu, maka kesimpangsiuran akan terus berkembangdan menimbulkan keresahan pada masyarakat di sekitar lokasi proyek.
- Pembebasan Lahan
Seperti diketahui kegiatan pembangunan embung memerlukan lahan untuk pembangunan sarana dan prasarana yang tentunya akan menggunakan lahan penduduk atau tanah adat yang berupa lahan produksi tetap maupun terbatas. Dengan demikian secara langsung kegiatan ini diprakirakan akan menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan persepsi masyarakat dan keresahan masyarakat.
b. Tahap Konstruksi
- Pembersihan Lahan
Kegiatan yang akan dilakukan pada pembersihan lahan dan relokasi spesies langka dan dilindungi, adalah tergangunya lahan lahan disekitar lokasi kegiatan seperti kolam pemancingan dan lainnya. Komponen lingkungan lainnya yang diprakirakan
akan terkena dampak kegiatan ini adalah meliputi fisiografi dan topografi, kuantitas air, air tanah, kualitas air, vegetasi, margasatwa, kecemburuan sosial, kesempatan kerja dan kesehatan masyarakat.
- Mobilisasi Peralatan Berat
Kegiatan ini utamanya adalah mobilisasi alat-alat berat ke lokasi proyek dan pengoperasian alat-alat tersebut dalam mendukung penyediaan bahan, sarana dan prasarana yang hasur disiapkan pada tahap berikutnya. Alat-alat yang akan digunakan dalam kegiatan ini meliputi truk, traktor, buldoser dan jenis alat-alat berat lainnya.
Komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak dari kegiatan ini adalah meliputi erosi tanah, kesempatan kerja, pendapatan, kesehatan masyarakat dan fasilitas umum.
- Mobilisasi Tenaga Kerja
Aktivitas yang dimaksud adalah kegiatan merekrut tenaga kerja dan aktivitas kehidupan sehari-hari personel/tenaga kerja proyek dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari-hari. Komponen lingkungan yang diprakirakan akan terkena dampak dari kegiatan ini adalah meliputi persepsi masyarakat, keresahan masyarakat, kecemburuan sosial dan kesempatan kerja.
- Pembuatan Dan Pengoperasian Base Camp
Kegiatan yang dimaksud adalah pembuatan base campsebagai tempat tinggal dan pusat koordinasi para pekerja proyek. Komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak kegiatan ini adalah meliputi erosi tanah, kualitas air, vegetasi, keresahan masyarakat, keamanan dan keselamatan dan budaya masyarakat.
- Eksploitasi Quarry
Kegiatan yang dimaksud adalah pengambilan material dari sumber-sumber yang berada di sekitar lokasi proyek. Komponen lingkungan yang diprakirakan akan terkena dampak dari kegiatan ini adalah meliputi fisiografi dan topografi, penggunaan lahan, kuantitas air, erosi tanah, air tanah, kualitas air, vegetasi, kesempatan kerja, pendapatan, ekonomi regional dan kesehatan masyarakat.
- Konstruksi Embung Dan Tanggul Penutup
Alat-alat yang akan dipergunakan dalam kegiatan ini adalah meliputi alat-alat berat dan mesin-mesin yang tergolong besar. Komponen lingkungan yang diprakirakan akan terkena dampak kegiatan ini adalah meliputi fisiografi dan topografi, penggunaan lahan, kuantitas air, erosi tanah, kualitas air, vegetasi, ikan,
margasatwa, kesempatan kerja, pendapatan, ekonomi gerional, kesehatan masyarakat, keamanan dan keselamatan.
- Penggenangan Embung
Penggenangan embuung dilakukan setelah seluruh aktivitas konstruksi selesai dilakukan, terutama pembersihan lahan dan relokasi spesies langka dan dilindungi. Dampak penting yang diperkirakan akan timbul pada kegiatan ini adalah terhadap komponen lingkungan flora fauna langka dan dilindungi, erosi tanah dan gangguan ekosistem hilir karena perubahan kualiatas dan kuantitas air.
c. Tahap Pasca Konstruksi
- Operasi Embung
Kegiatan yang dimaksud adalah pemanfaatan embung sesuai dengan fungsi yang direncanakan, yaitu mensuplai kebutuhan air untuk areal pertanian. Komponen lingkungan yang diprakirakan akan terkena dampak penting adalah meliputi erosi tanah, kualitas air, penggunaan air sungai di hilir embung, mangrove, ikan, kesempatan kerja, pendapatan dan ekonomi regional.
- Pemeliharaan Embung
Kegiatan ini dilakukan untuk menjaga kinerja sarana dan prasarana waduk tetap seperti yang diharapkan pada awal pembangunannya. Umumnya kegiatan ini dilakukan secara sekuensi, sehingga operasi system jaringan tidak terganggu secara umum. Dengan dilakukannya pekerjaan ini secara terencana, diperkirakan tidak akan timbul data penting yang akan terjadi.
- Distribusi Air
Pada tahap kegiatan distribusi air dampak penting diperkirakan akan terjadi terhadap komponen lingkungan khususnya keresahan masyarakat yang tidak memperoleh manfaat.
Dari hasil identifikasi rona awal lingkungan terdapat hubungan antara komponen kegiatan pembangunan embung dengan komponen lingkungan yang secara ringkas seperti terlihat pada Table berikut.
Su rve y d an P em ato ka n Pe m be ba sa n L ah an Pe m ind ah an P en du du k Pe m be rsiha n L ah an M ob ilisasi P er alat an B er at M ob ilisasi T en ag a K er ja Pe m bu ata n Ja lan a kse s Pe m bu ata n B ase ca m p Pe ng an gku ta n M ate rial Eksp loita si Qu ar ry Ko nstr uksi B en du ng an Ko nstr uksi Ja ring an T ra nsm isi Pe ng ge na ng an Wad uk Op er asi W ad uk d an Ja ring an nya Pe m eli ha ra an Wad uk d an Ja ring an nya Dae ra h Ro lin g d i Hulu Dae ra h T en ga h Dae ra h Hil ir a. Iklim X X X + + +
b. Fisiografi dan Topografi X X + + +
c. Penggunaan Lahan X X X + + +
d. Kuantitas Air X X X X X X X + + +
e. Erosi Tanah X X X X X X X X X X + + +
f. Air Tanah X X X X X + +
g. Kualitas Air X X X X X X X X X X + + +
h. Penggunaan Air Domestik X + +
a. Vegetasi X X X X X X X + + b. Ikan X X X X X X c. Margasatwa X X X X + + a. Persepsi Masyarakat X X X X X + + + b. Kersahan Masyarakat X X X X X + + c. Kecemburuan Sosial X X X X + + d. Kesempatan Kerja X X X X X X X X + + e. Pendapatan X X X X X X + + f. Ekonomi Regional X X X X + + g. Kesehatan Masyarakat X X X X X X X X + + h. Mobilitas Penduduk X X X + + +
i. Keamanan dan Keselamatan X X X X + + +
j. Budaya X X + + +
k. Fasilitas Umum X X +
Keterangan : X = Dampak Potensial '+ = Terdapat Dampak
Lokasi Dampak
I. Kimia-Fisik
II. Flora dan Fauna
Tahap
Pra-Konstruksi Tahap Konstruksi
Tahap Pasca
III. Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Kegiatan
Komponen Lingkungan
No Sumber Dampak Jenis Dampak Indikator Dampak Pengelolaan Lingkungan Jenis Kegiatan Volume Waktu Pelaksanaan Teknologi Waktu Pelaksanaan 1 Survey dan Perencanaan Timbulnya persepsi masyarakat Aktivitas sehari-hari normal Penjelasan kepada masyarakat tentang tujuan proyek Awal dan selama kegiatan Peningkatan pendapatan masyarakat setempat karena digunakan sebagai tenaga lokal
Kelayakan upah pekerja - Seleksi tenaga kerja dengan mengutamakan tenaga setempat - Pemberian upah sesuai
dengan bidang keahliannya
Selama Kegiatan
2 Pengadaan
Lahan Survey Pembebasan garapan lahan dan
pemanfaatan lahan
Partisipasi masyarakat Pelaporan kepada pihak pemilik lahan dan penjelasan kepada pemilik lahan garapan
Awal dan selama kegiatan Keluhan masyarakat
karena rasa tidak puas atas pelaksanaan ganti rugi tanaman
- Kelancaran pelaksanaan ganti rugi tanaman
- Keluhan masyarakat
- Pengalihan lahan garapan ditentukan dengan cara musyawarah
- Tidak melibatkan banyak pihak
Awal dan selama kegiatan
No Sumber Dampak Jenis Dampak Indikator Dampak Pengelolaan Lingkungan Jenis
Kegiatan Volume Pelaksanaan Waktu Teknologi Pelaksanaan Waktu
1 Mobilisasi dan Operasi Alat Berat
Iklim pencemaran
udara Tingkat kebisingan dan kesehatan masyarakat Menggunakan alat berat dengan kondisi yang masih baik Selama proyek Pencemaran air oleh
tumpahan minyak pelumas
- Adanya lapisan minyak yang terbawa oleh aliran
- Matinya biota air
- Menggunakan alat berat dengan kondisi yang masih baik
- Mencegah/mengurangi tumpahan minyak pelumas dari alat berat ke aliran sungai
Selama proyek
Kerusakan fasilitas umum seperti jalan desa, jembatan oleh karena dilalui alat berat
Jumlah fasilitas umum yang rusak dan keluhan masyarakat
- Menggunakan alat berat yang sesuai kebutuhan dan sesuai dengan daya dukung jalan hantar
- Membuat jalan hantar yang mampu dilewati alat berat
Selama proyek
Terganggunya kesehatan masyarakat sekitar tapak proyek
Timbulnya penyakit batuk/saluran pernafasan
Menggunakan alat berat dengan
kondisi yang masih baik Selama proyek
No Sumber Dampak Jenis Dampak Indikator Dampak Pengelolaan Lingkungan Jenis
Kegiatan Volume Pelaksanaan Waktu Teknologi Pelaksanaan Waktu
2 Perbaikan jalan hantar Peningkatan mata pencaharian dan pendapatan masyarakat setempat - Berkurangnya jumlah pengangguran di sekitar proyek - Jumlah keterlibatan masyarakat dalam kegiatan proyek - Mengutamakan masyarakat setempat sebagai tenaga kerja
- Membeli material batu dari penambang batu yang ada di lokasi proyek
Selama Proyek
Rusaknya fasilitas
umum Semakin buruknya fasilitas jalan atau jembatan yang ada sekarang
Jalan hantar direncanakan tidak hanya untuk kebutuhan kegiatan proyek saja tapi juga untuk kebutuhan masyarakat sekitarnya
Selama Proyek
Penurunan tingkat
estetika - Banyaknya timbunan bekas galian yang ditempatkan sembarangan - Keluhan masyarkat
pengguna jalan
- Bekas galian dan timbunan jalan atau material galian ditempatkan pada areal yang tidak semestinya
- Meminimalkan galian atau timbunan
Selama Proyek
No Sumber Dampak Jenis Dampak Indikator Dampak Pengelolaan Lingkungan Jenis
Kegiatan Volume Pelaksanaan Waktu Teknologi Pelaksanaan Waktu
3 Perencanaan
embung Berubahnya fisiografi/tata guna
lahan
- Hilangnya lahan garapan masyarakat
- Tingginya tingkat erosi lahan pada borrow area
- Memberi atau memindahkan lahan garapan masyarakat yang terkena penggalian atau penimbunan
- Membuat penggalian borrow area dengan cara terasering untuk menghambat laju erosi lahan
Selama Proyek
Kualitas dan kuantitas
air di hilir - Terganggunya suplay air di daerah hilir - Tingginya
sedimentasi
- Tetap memberikan suplay air untuk daerah hilir
- Tidak meletakkan hasil galian ke dalam badan sungai
Selama Proyek
Berkurangnya flora Semakin gundulnya
daerah tapak proyek - Melakukan reboisasi di sekitar tapak proyek - Meminimalkan areal borrow
area
Selama Proyek
Berkurangnya fauna Berpindahnya kawanan burung di sekitar tapak proyek
Meminimalkan areal borrow
area Selama Proyek
No Sumber Dampak Jenis Dampak Indikator Dampak Pengelolaan Lingkungan
Jenis
Kegiatan Volume Pelaksanaan Waktu Teknologi Pelaksanaan Waktu
4 Pembukaan
lahan Berubahnya fisiografi/tata guna
lahan - Berkurangnya lahan kering menjadi persawahan garapan - Peningkatan laju erosi - Mengusahakan perijinan status garapan dari pihak terkait ke masyarakat - Membuka lahan dengan
membuat terasiring
Selama Kegiatan
No Sumber Dampak Jenis Dampak Indikator Dampak Pengelolaan Lingkungan Jenis
Kegiatan Volume Pelaksanaan Waktu Teknologi Pelaksanaan Waktu
1 Pengoperasi
an Intake Kuantitas suplai air di hilir Berkurangnya suplai air di daerah hilir Tetap mengutamakan lahan yang sudah ada sebelumnya Selama bangunan umur Interaksi sosial Adanya keluhan
pengguna air di hilir terhadap pengguna air di hulu
- Pembagian air secara proporsional dengan tetap mengutamakan lahan yang sudah ada sebelumnya - Memberikan pengertian antara
petani daerah hilir dengan hulu
Selama umur bangunan
Kesehatan Naik atau turunnya
tingkat kesehatan masyarakat
- Melakukan uji kualitas air
bendung secara berkala Selama bangunan umur Keselamatan dan
kemanan Terdapatnya kecelakaan akibat beropersinya bendung
- Memasang tanda peringatan pada daerah rawan bahaya di intake, pelimpah dan kolam bendung
- Memberi pagar pengaman pada daerah yang rawan kecelakaan tersebut Selema umur bangunan 2 Pemelihara an fasilitas embung
Mata pencaharian Naiknya pendapatan - Merekrut tenaga kerja yang
berasal dari daerah setempat Selama kegiatan pemeliharaan/ rehabilitasi
No Sumber Dampak Jenis Dampak Indikator Dampak Pengelolaan Lingkungan Jenis
Kegiatan Volume Pelaksanaan Waktu Teknologi Pelaksanaan Waktu
1 Pengolahan lahan tapak bangunan dan saluran
Perubahan tataguna
lahan (alih fungsi) Perubahan peruntukan lahan Pelaporan kepada Pemda terkait Selama proyek 2 Pelepasan
Tenaga Kerja Lokal
Perubahan sumber
pendapatan Status pekerjaan Penyaluran tenaga kerja Selama proyek
3. ASPEK BIAYA DAN ANALISA EKONOMI A. Analisis Harga
Analisis harga satuan pekerjaan adalah dasar untuk mengetahui biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaaan konstruksi Embung. Perhitungan ini didasarkan pada Standart Satuan Harga Dasar Konstruksi Tahun Anggaran 2012 Propinsi Banten
B. Volume Pekerjaan
Besarnya perkiraan biaya dan ketepatan perhitungannya sangat tergantung kepada cara pendekatan desain yang dikembangkan dan perkiraan volume pekerjaan dari hasil perhitungan Bill of Quantity (BOQ) hasil perencanaan. Analisis harga satuan pekerjaan juga dapat diperkirakan dengan membandingkan dari pekerjaan-pekerjaan yang serupa di sekitarnya atau dengan cara mengalikan dengan suatu faktor pengali untuk pekerjaan yang berkaitan.
Pada pekerjaan pembangunan embung, perhitungan volume pekerjaan berdasarkan hasil perencanaan atau dari gambar-gambar desain yang meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan, meliputi persiapan peralatan team kontraktor, barak kerja dan pembuatan jalan masuk.
2. Pekerjaan Bangunan Utama, meliputi perbaikan pondasi, instrumentasi keamanan Embung, galian dan timbunan untuk tubuh Embung.
3. Pekerjaan Bangunan Pelengkap, meliputi pekerjaan pelimpah dan saluran peluncur dan pembuatan intake.
Selanjutnya perhitungan volume pekerjaan dan rekapitulasinya akan dipakai di dalam perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk pelaksanaan konstruksi.
C. Perkiraan biaya
Perkiraan biaya merupakan uraian dari item-item pekerjaan pelaksanaan pembangunan embung yang dihubungkan dengan harga satuan dari masing-masing jenis pekerjaan. Perkiraan biaya konstruksi embung sebagai alternatif rain harvesting pada kecamatan kemesen dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut :
D. Analisis B/C Ratio
B/C ratio merupakan perbandingan antara keuntungan (benefit) dan biaya (cost) yang dihitung bedasarkan nilai saat ini (present value). Berdasarkan parameter B/C ratio proyek dikatakan ekonomis dan layak untuk dibangun jika nilai B/C ratio lebih besar dari 1,0. Jika B/C < 1,0 maka proyek tidak ekonomis atau tidak feasible, jika B/C = 0 dikatakan proyek tersebut marginal (tidak untung tidak rugi). Analisa B/C ratio untuk proyek embung dapat dilihat pada tabel berikut ini.
D. Analisa IRR
Internal Rate of Return (IRR) pada dasarnya merupakan tingkat suku bunga bank (discount
rate) dimana total biaya (cost) sama dengan total manfaat (benefit). Pada kondisi benefit dan cost konstan maka IRR adalah bunga bank dimana cost tahunan sama dengan benefit tahunan. Untuk kondisi benefit dan cost tidak konstan, maka IRR dicari dengan coba-coba sehingga diperoleh nilai benefit sama dengan nilai cost (B=C). Analisa IRR untuk proyek embung dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel. Perhitungan nilai IRR Embung
4. ASPEK EVALUASI PENJADWALAN
Pekerjaan embung sebagai alternatif rainharvesting dikerjakan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender. Jadwal pekerjaan embung dapat dilihat pada tabel berikut ini.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 I 1 LS 1.0 0.34% 2 LS 1.0 0.34% 3 LS 1.0 0.19% 4 LS 1.0 0.17% 5 LS 1.0 0.09% 6 LS 1.0 0.03% 7 LS 1.0 0.01% 8 LS 1.0 0.01% 9 LS 1.0 0.05% 10 LS 1.0 0.17% 11 LS 1.0 0.10% 12 LS 1.0 0.05% II 1
Pekerjaan Galian Tanah m3 4145.0 7.96% 2
Pekerjaan Timbunan Tanah m2 1324.0 4.06% 3
Pekerjaan Pasangan Batu Kali 1 Pc : 3 Ps m3 844.0 29.31% 4
Pekerjaan Konstruksi Beton K-225 m3 50.0 9.26% 5
Pekerjaan Pintu Air, b = 1,0 m Unit 1.0 0.87% 6 Jembatan m3 4.5 0.83% 7 Bekisting m2 123.0 0.61% III 1
Pekerjaan Galian Tanah m3 112.0 0.22% 2
Pekerjaan Timbunan Tanah m2 2151.0 6.59% 3
Pekerjaan Pasangan Batu Kali 1 Pc : 3 Ps m3 231.0 8.02% 4
Pekerjaan Konstruksi Beton K-225 m3 71.3 13.21% 5
Pekerjaan Pintu Air, b = 1,0 m Unit 1.0 0.87% 6
Jembatan m3 4.5 0.83%
7
Bekisting m2 123.0 0.61%
8
Pekerjaan Saringan /Trashrack Kg 1250.0 1.76% 9
Rip rap m3 51.7 0.60%
IV
1
Pekerjaan Galian Tanah m3 317.70 0.61% 2
Pekerjaan Pasangan Batu Kali 1 Pc : 3 Ps m3 47.00 1.63% 3
Pekerjaan Pintu Intake, b = 1,5 m Unit 1.0 0.81% 4
Pekerjaan Pintu Pembilas, b = 1,0 m Unit 1.0 0.53% 5
m3 84.0 0.16%
V
Bobot I II III IV
Waktu Pelaksanaan (Bulan/Minggu Ke-)
Pekerjaan Lain-lain
Keamanan proyek
Papan nama proyek permanen
Pekerjaan Tubuh Embung
Pekerjaan Pelimpah
Pekerjaan Intake dan Aksesoris
Pekerjaan Galian Bak Intake (4X4) Pembersihan lapangan Pemagaran proyek sementara Papan nama proyek (selama proyek) Photo proyek
Perijinan
Jaminan asuransi sosial tenaga kerja
Pekerjaan Persiapan
Mobilisasi & demobilisasi tenaga kerja & peralatan Menyiapkan Kantor Direksi (bangunan yang ada) Pengadaan air kerja
Pengadaan listrik kerja
No. Item Kegiatan Satuan Volume V VI