LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
IMPLEMENTASI PENELITIAN LOKAL
COREMAP II KABUPATEN BUTON TAHUN 2007
A. PendahuluanEkosistem terumbu karang merupakan ekosistem dengan produktivitas hayati yang tinggi dan mempunya peranan penting dari segi ekologis dan ekonomis. Dari segi ekologis ekosistem terumbu karang merupakan kawasan yang kompleks dengan produktivitas dan keanekaragaman jenis biota yang tinggi, serta berfungsi sebagai tempat asuhan,
pembesaran, perlindungan bagi larva dan juvenile ikan serta buffer zone bagi
spesies-spesies migrasi. Selain itu juga berpotensi untuk bahan obat-obatan, anti virus, anti kanker dan lain sebagainya. Terumbu karang juga memberikan kontribusi dalam melindungi pantai dari abrasi, banjir dan fenomena alam lain yang diakibatkan oeh air laut. Dari sisi pariwisata keindahan ekosistem terumbu karang merupakan salah satu daya tarik wisata skin diving dan snorkeling.
Indonesia memiliki hamparan terumbu karang yang cukup luas yang merupakan
15% dari total terumbu karang di dunia yaitu seluas 85.707 km2 yang tersebar 281
tempat. Pada posisinya sebagai darah tropis, ditemukan lebih kurang 600 jenis sepses terumbu karang. Hal ini merupakan kekayaan alam yang luar biasa, karena pada kondisi yang baik dapat dipanen 15 sampai 30 ton per tahun.
Namun demikian, eksistensi terumbu karang di Indonesia saat ini semakin menurun dimana kurang dari 30% yang masih baik kondisinya. Kerusakan ini disebabkan oleh berbagai bentuk perileku ekonomi masyarakat nelayan. Menurut IUCN, ada 24 bentuk kegiatan manusia yang merusak terumbu karang baik secara langsung maupun tak langsung, misalnya penangkapan ikan, pencemaran perairan, turisme maupun perdagangan.
Propinsi Sulawesi Tenggara dengan luas daratan (jazirah dan kepulauan) +
38.140 km2 dan luas perairan + 110.000 km2, terletak secara geografis diantara 3o – 6o
LS dan 120o45’ – 124o6’ BT, terdiri dari 48 pulau, 1 gugusan kepulauan dan lebih dari
100 pulau – pulau kecil yang umumnya tidak berpenghuni, dengan panjang garis pantai 1.740 km, memiliki kawasan konservasi yang berupa kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam yang berfungsi untuk pengawetan keaneka ragaman plasma nutfah beserta ekosistemnya, sebagai kawasan/wilayah penyangga kehidupan dan untuk pemanfaatan secara lestari sumber daya hayati dan ekosistemnya.
Kabupaten Buton sebagai salah satu wilayah COREMAP II di Provinsi Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak pada posisi 4,96° LS – 6,25° LS dan 120° BT –
123,34° BT. Kabupaten ini memiliki luas wilayah daratan 2.488,71 Km2 dan luas wilayah
lautan 21.054,69 Km2. Secara administratif, Kabupaten Buton terdiri dari 17 kecamatan.
Hingga tahun 2007 ini sudah meliputi 13 kecamatan yang termasuk dalam wilayah COREMAP II, yaitu Kecamatan Mawasangka, Mawasangka Timur, Mawasangka Tengah, Kadatua, Siompu, Siompu Barat, Batauga, Sampolawa, Wabula, Siontapina, Lasalimu, Batu Atas, dan Talaga Raya.
Dari hasil Studi Baseline Ekologi yang dilakukan oleh CRITC COREMAP - LIPI pada tahun 2006, didapatkan hasil studi sebagai berikut : Luas rataan terumbu karang di
Kabupaten Buton adalah 221,82 Km2; Kondisi terumbu karang yang diamati pada 34
stasiun RRI termasuk dalam kategori sedang dengan persentase penutupan karang
hidup 29,79 % atau seluas 66,08 Km2; Persentase tutupan karang hidup dari 7 stasiun
LIT berkisar antara 12,80 % - 59,93 %, dengan tutupan rata-rata 34,52 % termasuk dalam kategori sedang; Jumlah jenis ikan yang dijumpai selama pengamatan adalah 231 jenis yang termasuk dalam 35 suku, meliputi ikan major, ikan target dan ikan indikator.
Kegiatan Implementasi Penelitian Lokal COREMAP II Buton Tahun 2007 ini adalah merupakan bagian dari komponen kegiatan CRITC lokal COREMAP II Buton yang dilakukan untuk menambah database terumbu karang dan mendapatkan gambaran lebih detil mengenai kondisi terumbu karang di lokasi COREMAP II Buton, terutama pada
B. Tujuan
• Tersedianya informasi tentang kondisi umum lokasi pelaksanaan kegiatan/program Coremap II di Kabupaten Buton.
• Sebagai data/informasi dasar bagi penyusunan program selanjutnya untuk pegembangan pelaksanaan kegiatan Coremap II di kabupaten Buton.
• Untuk memperoleh peta sebaran terumbu karang Kabupaten Buton
C. Lokasi Sasaran
Wilayah COREMAP II pada 13 Kecamatan di Kabupaten Buton, meliputi : Kecamatan Mawasangka, Mawasangka Timur, Mawasangka Tengah, Kadatua, Siompu, Siompu Barat, Batauga, Sampolawa, Wabula, Siontapina, Lasalimu, Batu Atas, dan Talaga Raya.
D. Keluaran (Out Put)
Tersedianya data dan informasi tentang kondisi terumbu karang kabupaten Buton guna kepentingan penyusunan program selanjutnya.
E. Dampak (Out Come)
Tersedianya dan tersebarnya data dan informasi yang akurat tentang kondisi terumbu karang kabupaten Buton dan diharapkan dapat lebih memudahkan penyusunan rencana kegiatan lainnya yang mendukung pelaksanaan rehabilitasi ekosisitem terumbu karang di kabupaten Buton.
F. Ruang Lingkup Kegiatan
1. Perencanaan dan Persiapan kegiatan
Tahap paling awal dilakukan yaitu perencanaan kegiatan seperti pertemuan tim ahli dan tim penunjang untuk membahas metodologi dan strategi kerja yang akan dilakukan selanjutnya.
Dalam tahap persiapan ini dilakukan juga Metode Training yang diberikan kepada semua anggota tim (surveyor) yang akan melakukan kegiatan survei dan penelitian. Ini dilakukan sebagai peninjauan kembali akan kemampuan tim akan metode penelitian yang akan digunakan serta penyeragaman metode.
Persiapan peralatan utama dan penunjang dan lainnya yang akan digunakan dalam pelaksanaan survei, meliputi :
No. Jenis Peralatan / Bahan Jumlah
1. Kapal / Speedboat 1 bh
2. Peralatan Selam SCUBA :
- BCD 6 set
- Regulator 6 set
- Masker 8 set
- Snorkel 8 set
- Fins 8 set
- Wetsuit (baju selam) 6 bh
- Weight belt 6 set
- Tank (Tabung selam)
3. Kompresor Tabung Selam 1 unit
4. Peralatan Tulis Bawah Air :
- Sabak 8 bh
- Pensil 2B 1 lusin
- Laminating ; identifikasi karang, ikan dan
Megabentos 3 set
- Stick / penghapus pensil 2 bh
No. Jenis Peralatan / Bahan Jumlah 9. Literatur Pendukung ;
- Reef Fishes of the World 1 bh
- Tropical Reef Fishes 1 bh
- Baseline Ekologi Buton 1 bh
- Monitoring Kesehatan karang (manual);
Reef Health Monitoring 1 bh
- Jenis-jenis Karang yang umum dijumpai di
Indonesia 1 bh
- Reef Check Indo-pacific categories 1 bh - Indonesian Reef Fish Jilid 1, 2 dan 3
10. Peralatan pendukung Lainnya :
- Pisau Cutter 2 bh - Gunting 1 bh - Lakban Bening 1 bh - Lakban hitam 1 bh - Tas peralatan 2 bh - Kabel data 1 bh - Laptop 1 bh - O ring 10 bh - Obat-obatan 1 box
- Oli Mesin Honda 4 Tak 1 bh
- Jerigen Bensin (25 Ltr) 1 bh
- Tape wear Box 1 bh
2. Pengumpulan data sekunder atau informasi lainnya
Pengumpulan data sekunder ini dilakukan pada sekretariat COREMAP II Kab. Buton, meliputi data desa-desa lokasi COREMAP II Buton, lokasi DPL tiap desa, serta kondisi secara umum DPL tiap desa. Data informasi lainnya meliputi hasil-hasil penelitian sejenis di ekosistem terumbu karang yang ada sebagai bahan pembanding data yang diambil nantinya.
3. Interpretasi peta
Interpretasi peta yang tersedia (Peta CITRA Landsat, Peta Admininstrasi dan Peta
Google Earth (Soft Ware), untuk melihat lebih jauh mengenai distribusi dan
keberadaan ekosistem terumbu karang di wilayah COREMAP II Buton, sebagai rencana penentuan stasiun pengamatan dan pembuatan laporan hasil penelitian yang berbasis peta.
4. Pengambilan data lapangan
Sebelum dilakukan pengambilan terlebih dahulu dilakukan kunjungan ke desa dan diskusi dengan kelompok masyarakat untuk mengetahui lokasi DPL yang telah terbentuk atau calon DPL yang akan disepakati oleh masyarakat. Dimana lokasi tersebut nantinya yang akan disurvei.
Dalam pengambilan data pada stasiun pengamatan yang telah ditentukan menggunakan beberapa gabungan metode, antara lain :
Metode Free Swiming untuk mengamati secara luas tentang kondisi terumbu
karang di suatu lokasi atau stasiun pengematan, meliputi : tipe terumbu karang, bentuk umum topografi, dominansi karang tertentu serta kondisi umum. Hasil pengamatan ini juga akan digunakan untuk menentukan pilihan stasiun pengamatan dari suatu lokasi terumbu karang.
Metode Line Intercept Transect untuk mengamati kondisi terumbu karang,
meliputi bentuk pertumbuhan (life form) karang sesuai dengan metode yang
Metode Belt Transect untuk mengamati data ikan karang dan biota lainnya yang ada pada ekosistem terumbu karang. Transek sabuk ini dipasang sama pada lokasi pengamatan karang. Pengamatan ikan karang ini dilakukan hingga level jenis (spesies) karang. Demikian pula dengan biota lain seperti invertebrata yang ada dalam transek pengamatan.
Metode foto untuk memvisualisasikan kondisi ekosistem terumbu karang, bentuk life form karang, spesies-spesies ikan, serta biota lainnya disepanjang transek pengamatan. Foto ini akan digunakan untuk menganalisa lebih jauh kondisi terumbu karang. Juga dapat didokumentasikan mengenai aktifitas para surveyor di dalam air dalam melaksanakan aktifitasnya.
5. Pengolahan dan Analisis Data
Data panjang penutupan setiap life form karang yang tercatat akan di olah
menjadi panjang dan persentase penutupan. Selanjutnya persentase penutupan setiap komponen karang tersebut akan dianalisa apakah kondisinya tergolong baik atau rusak.
Data jumlah individu setiap jenis (spesies) ikan dan biota terumbu karang akan
diolah menjadi data kelimpahan ikan. Ikan yang diamati meliputi ikan terget (komsumsi), ikan indikator dan ikan mayor. Data yang telah diolah selanjunya dianalisa untuk mendapatkan persentase kelimpahan yang dominan dari setiap jenis ikan.
Data koordinat lokasi yang diambil menggunakan GPS akan diolah menggunakan program GIS (Arcview) untuk mendapatkan peta lokasi pengamatan, sehingga didapatkan kondisi terumbu karang yang berbasis peta.
6. Pembuatan Laporan
Data yang telah dianalisa selanjutnya dibuat dalam sebuah laporan deskriptif (narasi) sesuai dengan format laporang yang ada di COREMAP II Buton. Laporan kegiatan ini terdiri atas 2 (dua) laporan. Pertama, Laporan Pelaksanaan Kegiatan yang berisi tentang urutan kerja aktifitas yang dilakukan mulai dari awal hingga akhir kegiatan. Kedua, Laporan Hasil Penelitian yang berisikan tentang data dan informasi tentang kondisi terumbu karang di lokasi COREMAP II Buton.
7. Persentase / Seminar
Data dan informasi hasil penelitian ini sebelum sebelum dicetak / dibukukan, sebelumnya akan dilakukan seminar dan persentase kepada pihak-pihak COREMAP II di Kabupaten Buton untuk mendapat masukan saran dan tanggapan dalam hal penyempurnaan laporan.
8. Perbaikan dan Penggandaan Laporan
Setelah mendapat tanggapan, saran dan masukan dalam seminar maka selanjutnya di lakukan perbaikan dan penyempurnaan. Laporan ini selanjutnya dicetak dalam bentuk buku yang selanjutnya dapat digunakan oleh COREMAP dan pihak lain yang membutuhkan.
Hasilnya nanti dapat sebagai bahan masukan dan rekomendasi untuk kegiatan pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem terumbu karang di masa datang.
G. Waktu dan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan selama 60 hari (sesuai waktu kontrak) dengan jadwal kegiatan sebagai berikut :
Minggu Kegiatan (Pekerjaan)
1 2 3 4 5 6 7 8 Persiapan
Pengumpulan Data Sekunder dan Lainnya Interpretasi Peta
Pengambilan Data Lapangan
Pengolahan Data
Analisis Data
Pembuatan Laporan
Presentase / Seminar
Perbaikan Laporan dan Penggandaan
Dalam pelaksanaan kegiatan sejak dari awal hingga akhir kegiatan, berlangsung dengan jadwal waktu dan tempat sebagai berikut :
No Kegiatan Tanggal Tempat Penanggung Jawab
1. Perencanaan dan Persiapan
- Pertemuan Tim Ahli 7 Oktober 2007 CV. Bondygon Ketua Tim Ahli - Training Tim Survei 8 Oktober 2007 YARI Ketua Tim Ahli - Persiapan Alat/Bahan 7 s/d 10 Oktober Kendari Koordinator Logistik 2. Pengumpulan Data Sekunder 9 – 10 Oktober 2007 Buton Ketua Tim Ahli 3. Interpretasi Peta Dasar 9 – 10 Oktober 2007 Buton & Kendari Tenaga Ahli GIS 4. Survei Pengambilan Data
- Kec. Mawasangka Timur &
Tengah 16 Oktober 2007 Mawasangka Tenaga Ahli Monitoring - Kec. Mawasangka 17 Oktober 2007 Mawasangka Tenaga Ahli Monitoring - Kec. Talaga Raya 18 Oktober 2007 Talaga Raya Tenaga Ahli Monitoring - Kec. Siompu & Siompu
Barat 19 – 20 Oktober 2007 Pulau Siompu Tenaga Ahli Monitoring - Kec. Kadatua 21 Oktober 2007 Pulau Kadatua Tenaga Ahli Monitoring - Kec. Batauga 22 Oktober 2007 Batauga Tenaga Ahli Monitoring - Kec. Sampolawa 23 – 24 Oktober 2007 Sampolawa Tenaga Ahli Monitoring - Kec. Wabula 25 – 26 Oktober 2007 Wabula Tenaga Ahli Monitoring - Kec. Siontapina 27 Oktober 2007 Siotapina Tenaga Ahli Monitoring - Kec. Lasalimu Selatan 28 Oktober 2007 Lasalimu Tenaga Ahli Monitoring - Kec. Batu Atas 29 – 30 Oktober 2007 Pulau Batu Atas Tenaga Ahli Monitoring 5. Pengolahan & Analisis Data 1 – 2 November 2007 Kendari Ketua Tim Ahli 6. Pembuatan Laporan 2 – 4 November 2007 Kendari Ketua Tim Ahli
7. Seminar 6 November 2007 Buton Ketua Tim Ahli
8. Perbaikan Laporan 10 – 12 November 2007 Kendari / Buton Ketua Tim Ahli 9. Penggandaan Laporan 15 November 2007 Kendari Ketua Tim Ahli 10 Penyerahan Laporan 19 November 2007 Buton Ketua Tim Ahli
Adapun agenda pelaksanaan kegiatan secara harian selama kegiatan survei pengambilan data, berlangsung sebagai berikut :
Jam Kegiatan Penanggung Jawab
08.00 – 09.30 Persiapan Alat dan Bahan Survei Koordinator Alat 09.30 – 10.30 Perjalanan ke Lokasi & Masyarakat
10.30 – 12.00 Survei Pengambilan Data Site I Tenaga Ahli Monitoring 12.00 – 12.30 Verifikasi Data Ketua Tim Ahli 12.30 – 13.30 Istirahat / Perjalanan ke Lokasi & Masyarakat
13.30 – 15.30 Survei Pengambilan Data Site II Tenaga Ahli Monitoring 15.30 – 16.00 Verifikasi Data Ketua Tim Ahli 16.00 – 18.30 Istirahat / Menuju Base Camp
18.30 – 20.00 Entry Data Tim Monitoring 20.00 – 20.30 Review / Evaluasi dan Perencanaan Esok Ketua Tim Ahli 20.30 – 08.00 Istirahat
Kegiatan ini dilaksanakan oleh CV. Bondygon Engineering Consultant, yang beraosiasi dan bekerja sama dengan Yayasan Bahari (YARI). Komposisi tim kerja pelaksana kegiatan sesuai dengan posisi dan tugas sebagai berikut :
1. Tenaga Ahli
Nama Posisi Tugas
Risfandi, S.Pi. Ketua Tim Ahli • Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan • Menganalisa data yang diperoleh
dilapangan
• Mengkoordinir pembuatan laporan • Melakukan seminar hasil penelitian Abdul Wahab, S.Pi. Tenaga Ahli GIS • Menganalisa peta untuk persiapan
stasiun pengamatan
• Melakukan pencatatan koordinat stasiun pengamatan
• Menganalisa data terumbu karang berdasarkan peta
Obet, S.Pi. Tenaga Ahli
Monitoring • Mengkoordinir pengambilan data dilapangan dan pembagian tim kerja survei
2. Tenaga Penunjang
Nama Posisi Tugas
La Ode Abdul Umardin,
S.Pi. Surveyor / Peneliti Karang • Bertanggung jawab terhadap data terumbu karang • Melakukan pencatatan data karang di
setiap stasiun pengamatan Sastriawan Arfan, S.Pi. Surveyor / Peneliti
Ikan Karang • Bertanggung jawab terhadap data ikan karang • Melakukan pencatatan data ikan karang
di setiap stasiun pengamatan Harjono, S.Pi. Surveyor / Peneliti
Invertebrata • Bertanggung jawab terhadap data ikan invertebrata terumbu karang • Melakukan pencatatan data ikan karang
di setiap stasiun pengamatan
Herlinawaty, A.Md. Admin/Keuangan • Mengkoordinir kegiatan administrasi dan keuangan project
Pembagian tim survei untuk pengambilan data dilapangan dilakukan dengan komposisi dan tugas sebagai berikut sebagai berikut :
Tim 1 (Diver) :
• Risfandi, S.Pi. (Menentukan Stasiun Pengamatan, Memasang Line Transect, Mencatat Data Karang, Memotret kondisi terumbu karang)
• Junaidin, S.Pi. (Mencatat Data Karang)
• Sastriawan Arfan, S.Pi. (Mencatat data Ikan Karang) • Harjono, S.Pi. (Mencatat data invertebrata)
Tim 2 (Diver) :
• Obet, S.Pi. (Menentukan Stasiun Pengamatan, Memasang Line Transect, Mencatat Data Karang, Memotret kondisi terumbu karang)
• La Ode Abdul Umardin, S.Pi. (Mencatat Data Karang)
• Abdul Wahab, S.Pi. (Mencatat data Ikan Karang, Mencatat koordinat lokasi pengamatan)
• Yusran Rahman, S.Pi. (Mencatat data invertebrata) Tim Support :
• Naslim Sarlito, S.Pi. (Mengkoordinir Logistik Survei, Menyiapkan Peralatan Survei) • Herlinawaty, A.Md. (Penanggung jawab administrasi, keuangan)
• Amrias, S.Pd. (Entry Data) • La Udi (Motorist)
• Syamsuddin (Assistant Motorist)
H. Hasil Kegiatan
Hasil dari kegiatan “Implementasi Penelitian Lokal” ini adalah berupa laporan data
dan informasi tentang Kondisi “Terumbu Karang Kabupaten Buton Tahun 2007” (terpisah
dari laporan pelaksanaan kegiatan ini) yang secara garis besar bersisikan tentang : • Kondisi terumbu karang kabupaten buton secara umum.
• Kondisi umum lokasi pengamatan terumbu karang.
• Potensi dan kondisi karang disetiap Kecamatan dan Desa COREMAP II Kabupaten Buton, yang berjumlah 25 DPL (tersebar pada 28 Desa) dan 13 Kecamatan se Kabupaten Buton, yang dilengkapi dengan titik koordinat survei. Kondisi ini termasuk kriteria terumbu karang berdasarkan persentase penutupan karang hidup, kerusakan karang berdasarkan persentase penutupan karan mati, serta biota lain yang berasosiasi didalamnya seperti karang lunak (soft coral), sponge, alga dan sebagainya.
• Potensi jenis ikan karang di masing-masing lokasi diatas. • Potensi biota lain (megabentos) pada terumbu karang.
• Peta kondisi dan sebaran terumbu karang (GIS) di lokasi COREMAP II Kabupaten Buton.
• Potensi wisata bahari (panorama bawah laut) pada beberapa lokasi yang memiliki keindahan bawah laut.
Hasil kegiatan berupa laporan data dan informasi tersebut, selanjutnya dilakukan seminar untuk uji publik dan mendapatkan masukan dan saran dari berbagai pihak dalam penyempurnaan laporan tersebut.
Pelaksanaan seminar dilakukan pada tanggal 6 November 2007, dengan Agenda acara sebagai berikut :
• Sambutan PMU COREMAP II / Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Buton
yang diwakili oleh Bapak Kudrat Priadi, S.Pi. M.Si, sekaligus membuka acara seminar.
Adapun sambutannnya sebagai berikut :
Pertama-tama saya ingin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas ketidak hadiran Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Buton untuk membuka
Oleh karena ituI, informasi yang sangat penting ini kami harapkan dari bapak ibu sekalian tentunya yang berada di masing-masing instansi, LSM dan institusi, seyogyanya bisa
memberikan masukan dalam kegiatan ini, atau kegiatan ini adalah uji publish. Sehingga nanti penyusunan hasil implementasi penelitian lokal ini benar-benar mempunyai masukan yang bagus untuk penyediaan data base kita, sehingga kedepan dalam menyusun strategi dan pengelolaan terumbu karang kita sudah mempunyai data base yang betul-betul mendekati terbaik.
Untuk itu dalam diskusi sebentar kami mengharapkan partisipasi dalam memberikan informasi tentang apa yang akan dimasukkan dalam hasil implementasi penelitian l ini.
Mungkin saya tidak terlalu panjang menyampaikan ini.
Kegiatan seminar dan uji publish implementasi penelitian lokal dengan ucapan bismillahirrahmanirrahim saya buka dengan resmi.
• Selanjutnya dilakukan persentase oleh Ketua Tim Ahli, Risfandi, S.Pi., dengan bahan
persentase dan laporan yang dibagikan ke peserta seminar (Terlampir).
• Selanjutnya dilakukan sesi tanya jawab dan saran dari penjelasan materi yang disampaikan. Beberapa saran dan masukan dari peserta seminar untuk penyempurnaan laporan, sebagai berikut :
1. Pengolahan data hasil survei hendaknya diolah dan ditampilkan per lokasi pengambilan data/desa untuk menunjukkan kondisi terumbu karang di desa dan DPL tersebut.
2. Perbaikan dari beberapa hasil olahan data survei yang salah hitung / tulis.
3. Format dan bahasa laporan sebaiknya dibuat dalam format yang mudah dimengerti oleh orang awam dan semua pihak yang akan menggunakan data dan
informasi ini, dengan tetap memperhatikan nilai scientific dari sebuah hasil
penelitian.
4. Dalamlaporan perlu dimasukkan hasil-hasil penelitian terumbu karang sebelumnya sebagai pembanding.
5. Dalam laporan perlu ditambahkan penjelasan mengenai lokasi-lokasi yang memiliki nilai keindahan bawah laut yang nantinya dapat ditindak lanjuti dengan pengembangan wisata bahari.
Stasiun Pen g amatan Wi layah COR E MAP II Ka b. Buton
Dokumentasi Kegiatan
Persiapan Peralatan SCUBA dan peralatan penunjang lainnya
S
Tim Survei sedang Berdiskusi Tentang Metode Penelitian
Salah Seorang Surveyor Melakukan Pemasangan Alat Selam di Permukaan Air Sebelum Memulai Penyelaman
Salah Seorang Surveyor sedang Melakukan Pencatatan Kategori Ikan Karang dengan Metode Belt Transect
Salah Seorang Surveyor sedang Melakukan Pencatatan Kategori Ikan Karang dengan Metode Belt Transect
Kondisi Pantai DesaWaturumbe Bata, Kec. Mawasangka Tengah
Tim Survey berdiskusi dengan salah satu anggota masyarakat mengenai lokasi DPL Desa Waturumbe Bata
Tim survey dan Kelompok masyarakat menuju kapal untuk melihat secara langsung proses pengambilan data di lokasi DPL
Kondisi terumbu karang pada stasiun pengamatan di Desa Lasori Kec. Mawasangka Timur
Kondisi terumbu karang pada stasiun pengamatan di Desa Waturumbe Bata Kec. Mawasangka Tengah
Kondisi terumbu karang pada stasiun pengamatan di Desa Wakambangura, Kec. Mawasangka
Kegiatan Diskusi d Kepada Anggota Masyarakat di Desa Talaga 1 tentang Kegiatan Survei yang Dilakukan
Kelompok Masyarakat di Desa Talaga 1 sedang melakukan monitoring bersama terumbu karang di daerah DPL mereka
Kondisi Terumbu Karang Desa Talaga II yang didominasi oleh Coral Foliose
Anggota Masyarakat Desa Talaga II sedang menyaksikan proses kegiatan survey di wilayah DPL mereka
Nelayan Desa Lalole, Kec. Siompu Barat sedang menyaksikan tim survei melakukan survey di wilayah DPL mereka
Jenis ikan Bumpheat Parrot Fish yang melintas di sekitar wilayah DPL Desa Kaembulawa Kec. Siompu
Kumpulan Ikan Karang Naso sp. Di wilayah DPL Desa Biwihapada Kec. Siompu
Kondisi Hancuran Karang (Rubble) di wilayah DPL Desa Uwemaasi Kec. Kadatua
Kondisi Penutupan Karang Hidup di wilayah DPL Desa Uwemaasi Kec. Kadatua
Stasiun Pengamatan sebagai Lokasi Budidaya Rumput Laut dan DPL Di Kelurahan Majapahit, Kecamatan Batauga
Kondisi Ikan Karang di wilayah DPL Kelurahan Majapahit, Kec. Batauga
Kondisi Karang Hidup di wilayah DPL Desa Bola, Kec. Batauga
Kondisi Karang Hidup dan Ikan Karang di wilayah DPL Desa Bahari, Kec. Sampolawa
Kondisi Terumbu Karang di wilayah DPL Desa Gerak Makmur, Kec. Sampolawa
Wilayah DPL Desa Tira, Kec. Sampolawa
Kondisi Hancuran Karang (Rubble) di wilayah DPL Desa Tira, Kec. Sampolawa
Diskusi Dengan Salah Satu Motivator Desa (MD) COREMAP II Desa Wabula Tentang Lokasi DPL / Stasiun Pengamatan
Kondisi Terumbu Karang di wilayah DPL Desa Wasuemba Kec. Wabula
Kondisi Terumbu Karang di wilayah DPL Desa Wabula / Wasampela Kec. Wabula
Kondisi Terumbu Karang di wilayah DPL Desa Holimombona Kec. Wabula
Kondisi Terumbu Karang di wilayah DPL Desa Sampuabalo Kec. Siontapina
Kondisi Terumbu Karang di wilayah DPL Desa Sampuabalo Kec. Siontapina
Salah Seorang Surveyor sedang mendata Kondisi Karang di wilayah DPL Desa Umalaoge / Desa Lasalimu,
Kec. Lasalimu Selatan
Kondisi Terumbu Karang di wilayah DPL
Wilayah DPL Desa Wacuala Kec. Batu Atas
Kondisi Ikan Karang di Wilayah DPL Desa Wacuala Kec. Batu Atas
Persiapan Tim Survei Menuju Lokasi Penyelaman Berikut di Wilayah DPL Desa Batu Atas Barat, Kec. Batu Atas
Kondisi Terumbu Karang Wilayah DPL Desa Tolando Jaya Kec. Batu Atas
Kondisi Karang Hidup yang Terpisah-Pisah Dengan Substrat Pasir Wilayah DPL Desa Tolando Jaya, Kec. Batu Atas
Kegiatan Identifikasi Ikan dan Verifikasi Data Ikan Karang oleh Tim Surveyor
Kegiatan Pembuatan Peta Terumbu Karang oleh Tim GIS
Pembukaan Seminar oleh Bapak Kudrat Priadi S.Pi. M.Si. (Konsultan CBM COREMAP II Kab. Buton)
Peserta Seminar Hasil Penelitian
Salah Seorang Peserta Seminar sedang Menanggapi dan Memberi Masukan Pada Seminar Hasil Penelitian
Contoh Lembar Data Survei Karang
(Line Intercept Transect)
Nama Stasiun :
No. Pengulangan No. Pengulangan
Peneliti Peneliti
Angka Awal Angka Awal Waktu Mulai Waktu Mulai Waktu Selesai Waktu Selesai
Trans. Benth. Trans. Benth. Trans. Benth. Trans. Benth. (Cm) Code (Cm) Code (Cm) Code (Cm) Code
Contoh Lembar Data Survei Ikan Karang
(Belt Transect)
Tanggal :
Lokasi
:
Panjang Transek (m)
:
Lebar Transek (m)
:
Peneliti :
Waktu Mulai
:
Waktu Selesai
:
Jenis
Kehadiran Jenis
Jumlah
Kehadiran
Jumlah
Contoh Lembar Data Survei Megabentos
(Belt Transect)
Nama Stasiun :
No. Pengulangan 1 No. Pengulangan 2
Peneliti Peneliti
Angka Awal Angka Awal Waktu Mulai Waktu Mulai Waktu Selesai Waktu Selesai
Megabentos
Individu
Jumlah
Megabentos
Individu
Jumlah
Acanthaster planci
CMR
Diadema setosum
Drupella
Large Giant clam
Small Giant clam
Large Holothurian
Small Holothurian
Lobster
Pencil sea urchin