14 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 2 Nomor 2 November 2013 Pengaruh Penggunaan Metode Quantum Learning Terhadap Ketuntasan Belajar Siswa
Kelas X Pada Mata Pelajaran Biologi Di SMAN 2 Kota Bima Nehru
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode quantum
learning terhadap ketuntasan belajar biologi di SMAN 2 Kota Bima tahun pelajaran 2013/2014.
Penelitian ini merupakan penelitian ekperimen yang menggunakan rancangan “randomizet
control group pretest–posttest design”. Rancangan penelitian terdiri dari 2 kelompok yang
keduanya ditentukan secara acak. Pada kelompok pertama diberikan perlakuan dan kelompok lainnya tidak diberikan perlakuan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan tes. Analisis yang digunakan adalah analisis t-tes. Hasil analisis data dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada pengaruh metode quantum learning dengan ketuntasan belajar siswa kelas X di SMAN 2 Kota Bima pelajaran 2013/2014 dengan nilai thitung 2,040 > ttabel 1,933.
Kata Kunci: Pengaruh, Metode Quantum Learning, Ketuntasan Belajar.
Kualitas pendidikan sampai saat ini merupakan masalah yang sering dibahas dalam setiap usaha pembaharuan sistem pendidikan nasional (Agus dan Nurhadi, 2003). Usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan seperti: pembaharuan kurikulum, program pengadaan buku-buku, pelatihan atau kualifikasi guru dan
penyempurnaan metode mengajar serta
perbaikan sarana dan prasarana yang memadai. Penggunaan metode pembelajaran yang sesuai sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Metode pepmbelajaran yang sesuai dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi dan dapat mengembangkan potensi yang tersimpan dalam dirinya. Pembelajaran yang efektif dan efisien sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu cara untuk menciptakan pembelajaran yang
efektif dan efisien adalah dengan memilih model pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa serta dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Pembelajaran konvesional adalah
pembelajaran yang memusatkan kegiatan belajar pada guru. Siswa hanya duduk, mendengarkan dan menerima informasi. Cara penerimaan informasi akan kurang efektif karena tidak adanya proses penguatan daya ingat, walaupun ada proses penguatan yang berupa pembuatan cacatan, siswa membuat cacatan dalam bentuk cacatan yang monoton dan linear. Maka yang sering digunakan oleh guru adalah metode pembelajaran seperti metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan pemberian tugas sehingga tujuan pembelajaran
20 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 2 Nomor 2 November 2013 yang ingin dicapai belum sesuai dengan
harapan.
Ada beberapa masalah yang dijumpai dalam setiap pengajaran yaitu, kurangnya partisipasi siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, sebagian kecil siswa tidak mencatat tanpa diawasi guru, sebagian siswa kurang memperhatikan pelajaran, karena model yang digunakan kurang bervariasi serta siswa kurang terlatih bekerja sama dalam
bentuk kelompok. Dengan adanya
permasalahan tersebut guru harus mampu
melihat dan menerapkan model-model
pembelajaran yang akan mampu mengatasi ketuntasan belajar siswa, sehingga dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh penggunaan pembelajaran metode quantum
learning terhadap ketuntasan belajar siswa. quantum learning merupakan salah satu model
pembelajaran yang mengedepankan faktor internal dan eksternal. Model pembelajaran
quantum learning terlaksana dengan baik, jika
ada dukungan dari kemampuan intelegensi, mempelajari cara-cara belajar cepat dan efektif, kreatif dan menyenangkan serta
dukungan dari lingkungan, sehingga
permasalahan yang terjadi di SMAN 2 Kota Bima bisa terselesaikan.
KAJIAN PUSTAKA Metode Quantum Learning
Quantum learning adalah seperangkat
metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah dan bisnis untuk semua tipe orang dan segala usia. Quantum learning pertama kali digunakan di Supercamp. Di Supercamp ini menggabungkan rasa percaya diri, keterampilan belajar dan keterampilan
berkomunikasi dalam lingkungan yang
menyenangkan. Quantum learning
didefinisikan sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi.
Quantum learning merupakan upaya dari
seorang pendidik yang bernama Lozanov berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen
dengan apa yang disebut sebagai
“Suggestology” atau “Suggestopedia”.
Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif ataupun negatif, ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk memberikan sugesti positif yaitu mendudukan murid secara nyaman, memasang musik latar didalam kelas,
meningkatkan partisipasi individu,
menggunakan media pembelajaran untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih.
21 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 2 Nomor 2 November 2013 Adapun prinsip-prinsip pembelajaran
kuantum (quantum learning) adalah sebagai berikut; (a) Prinsip utama pembelajaran kuantum berbunyi: bawalah dunia mereka (pembelajar) ke dalam dunia kita (pengajar), dan antarkan dunia kita (pengajar) ke dalam dunia mereka (pembelajar), (b) Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip
bahwa proses pembelajaran merupakan
permainan orchestra simfoni. (c) Ketahuilah bahwa segalanya berbicara, (d) Dalam pembelajaran kuantum, segala sesuatu mulai lingkungan pembelajaran sampai dengan bahasa tubuh pengajar, penataan ruang sampai guru, mulai kertas yang dibagikan oleh
pengajar sampai dengan rancangan
pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang pembelajaran. (e) Ketahuilah bahwa segalanya bertujuan. (f) Semua yang terjadi dalam proses pengubahan energy menjadi cahaya mempunyai tujuan. (g) Sadarilah bahwa pengalaman mendahului penamaan. (h) Poses pembelajaran paling baik terjadi ketika
pembelajar telah mengalami informasi
sebelum mereka memperoleh makna untuk apa yang mereka pelajari. (i) Akuilah setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran. (j) Pembelajaran atau belajar selalu mengandung risiko besar. (k) Sadarilah bahwa sesuatu yang layak dipelajari layak pula dirayakan. (l) Segala sesuatu dipelajari sudah pasti layak
pula dirayakan keberhasilannya. (m) Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa pembelajaran lurus berdampak bagi terbentuknya keunggulan (Bobbi DePorter, et
al., 2004:6-7).
Sintaks atau langkah model
pembelajaran quantum (Quantum Learning) yang dikenal dengan sebutan TANDUR Bobbi DePorter, et al (2004:10) adalah sebagai berikut :
1. Tumbuhkan
Tumbuhkan minat dengan
memuaskan “apakah manfaatnya bagiku” (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan belajar. dan manfaatkan kehidupan siswa. Dengan demikian, seorang guru tidak hanya memposisikan diri sebagai pentransfer ilmu pengetahuan saja, tetapi juga fasilitator, mediator, dan motivator.
2. Alami
Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar. Artinya, bagaimana guru bisa mengahadirkan suasana alamiah yang tidak membedakan antara yang satu dengan yang lain. Memang, tidak bisa dipungkiri bahwa kemampuan masing-masing siswa berbeda, namun hal itu tidak boleh menjadi alasan bagi guru mendahulukan yang lebih pandai dari yang kurang pandai, semua siswa harus mendapat perlakuan yang sama.
22 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 2 Nomor 2 November 2013 3. Namai
Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, atau strategi terlebih dahulu terhadap sesuatu yang akan diberikan kepada siswa. Guru sedapat mungkin memberikan pengantar terhadap materi
yang hendak disampaikan. Hal ini
dimaksudkan agar ada informasi
pendahuluan yang bisa diterima oleh siswa. selain itu, guru diharapkan juga bis amembuat kata kunci terhadap hal-hal yang dianggap sulit. Dengan kata lain, guru harus bisa membuat sesuatu yang sulit menjadi sesuatu yang mudah.
4. Demonstrasikan
Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk “menunjukkan bahwa mereka tahu”. Sering kali dijumpai ada siswa yang mempunyai beragam kemampuan, akan tetapi mereka tidak mempunyai keberanian untuk menunjukkannya. Dalam kondisi ini, para guru harus tanggap dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk unjuk rasa dan memberikan motivasi agar berani menunjukkan karya-karya mereka kepada orang lain.
5. Ulangi
Tunjukkan kepada siswa bagaimana cara mengulangi materi secara efektif. Pengulangan materi dalam suatu pelajaran akan sangat membantu siswa mengingat
materi yang disampaikan guru dengan mudah.
6. Rayakan
Pengakuan untuk penyelesaian,
partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan.
Perayaan dalam pembelajaran
quantum sangat diutamakan atau sangat
penting. Perayaan dapat membangun
keinginan untuk sukses dalam
pembelajaran. Menurut Bobbi DePorter,et
al., (2004:31-34), terdapat beberapa bentuk
perayaan menyenangkan yang biasa
digunakan yaitu; (a) Tepuk tangan teknik ini terbukti tidak pernah gagal memberikan inspirasi. (b) Hore, cara ini sangat
mengasyikkan jika dilakukan
“bergelombang” ke seluruh ruangan. Caranya adalah guru memberikan aba-aba, semua orang atau siswa melompat berdiri dan berteriak senyaring mungkin, “hore, sambil mengayunkan tangan ke depan dan ke atas. (c) Wus, jika diberi aba-aba, semua orang bertepuk tangan tiga kali secara serentak, lalu mengirimkan segenap energi positif mereka kepada orang yang dituju.
Cara melakukannya adalah setelah
bertepuk, tangan mendorong ke arah orang tersebut sambil berteriak “Wus”. (d) Jentikan jari, jika guru atau pengajar
23 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 2 Nomor 2 November 2013 daripada tepuk tangan, gunakan jentikan
jari berkesiinambungan. (e) Poster umum, mengakui individu atau seluruh kelas, misalnya “kelas enam the best. (f) Catatan pribadi, sampaikan kepada siswa secara perseorangan untuk mengakui usaha keras, sumbangan pada kelas, perilaku atau
tindakan yang baik hati. (g)
Persekongkolan, mengakui seseorang
secara tak terduga. Misalnya seluruh kelas dapat bersekongkol untuk mengakui kelas lain dengan cara memasang poster positif (atau surat) misterius yang bertuliskan hal-hal seperti “Kelas VI hebat lho atau “semangat menempuh ujian hari ini”. (h) Kejutan, kejutan harus terjadi secara acak. Kejutan bukan merupakan hadiah yang diharapkan oleh siswa, jadikan kejutan tetap sebagai kejutan!. (i) Pengakuan kekuatan,
lakukan jika menginginkan orang
mendapatkan pengakuan, setelah mereka saling mengenal dengan baik. Cara melakukan adalah atur siswa untuk duduk membentuk tapak kuda, dengan satu kursi (kursi jempol) di bagian terbuka tapal. Setiap orang bergiliran menduduki kursi jempol. Siswa pada kursi jempol tersebut duduk diam sambil mendengarkan dan memperhatikan. Setiap siswa dalam tapal mengakui kekuatan istimewa atau sifat-sifat baik dari siswa yang duduk di kursi jempol.
Guru dapat memberikan contoh hingga murid-murid tahu cara melanjutkannya.
Ketuntasan Belajar
Belajar tuntas adalah strategi
pembelajaran yang dapat dilaksanakan
didalam kelas dengan asumsi bahwa didalam kondisi yang tepat semua peserta didik akan mampu belajar dengan baik dan memperoleh hasil belajar secara maksimal terhadap seluruh bahan yang dipelajarinya, Mulysa (dalam Hartika, 2008). Sedangkan menurut Ali (dalam Hartika, 2008), belajar tuntas dapat diartikan sebagai penguasaan (hasil belajar) siswa secara penuh terhadap seluruh bahan yang dipelajarinya.
Didasarkan pengertian diatas, maka ketuntasan belajar dapat disimpulkan sebagai hasil belajar siswa secara penuh mengenai bahan-bahan materi yang di pelajarinya. Berikut asumsi belajar tuntas menurut Ali (dalam Hartika, 2008), yaitu ; (a) Adanya korelasi antara tingkat keberhasilan dengan kemampuan potensi (bakat). (b) Apabila dalam pelajaran dilaksanakan secara sistematis, maka semua peserta didik mampu menguasai bahan yang disajikan.
Memahami kedua asumsi diatas, dalam proses pembelajaran dimungkinkan bagi para guru untuk menetapkan tingkat penguasaan yang diharapkan dari setiap peserta didik,
24 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 2 Nomor 2 November 2013 melalui penyediaan berbagai kemungkinan
belajar dan meningkatkan mutu pelajaran. Untuk menghitung ketuntasan belajar siswa
menggunakan rumus persentase. Siswa
dinyatakan lulus belajarnya jika proporsi jawaban benar siswa atau persentasenya dalam evaluasi mencapai ≥ 75% dan suatu kelas dinyatakan tuntas belajarnya jika dikelas tersebut terdapat 85% siswa telah mencapai ketuntasan individual (Hartika, 2008).
Ciri-ciri belajar tuntas menurut (Hartika, 2008) yaitu sebagai berikut: (a) Dalam kondisi belajar optimal, sebagaian besar siswa dapat menguasai secara tuntas bahan yang diajarkan. (b) Tugas mengajar perlu mencari sarana yang memungkinkan siswa menguasai secara tuntas suatu bidang studi. (c) Pemberian waktu belajar cukup, hampir semua siswa dapat mencapai tingkat ketuntasan belajar. (d) Setiap siswa harus memahami sifat tugas yang dipelajari dan prosedur yang diikuti dalam belajar. (e) Bila disediakan beberapa kemungkian media pelajaran dan kesempatan belajar, maka akan sangat bermanfaat. (f) Guru hendaknya menyediakan dan memperbaiki kesalahan atau kesulitan belajar siswa. (g) Guru mencari cara untuk memperoleh waktu yang diperlukan siswa untuk belajar.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian adalah penelitian eksperimen. yaitu dengan cara memanipulasi variabel yang diteliti agar data yang diamati dapat muncul. Data yang dimaksud adalah data tentang hasil belajar mata pelajaran biologi sebagai efek dari perlakuan model Quantum Learning yang kemudian dibandingkan dengan efek lainnya. Rancangan penelitian adalah “randomized
control-group pretest-posttest design”. Sampel
berjumlah 76 orang siswa kelas X SMAN 2 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014, 38 orang siswa kelas X1 untuk kelompok eksperimen menggunakan model Quantum
Learning dan 38 orang siswa kelas X2 untuk
kelompok kontrol menggunakan metode
ceramah.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Angket, berisi pertanyaan tertulis yang diajukan untuk memperoleh informasi dari responden tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui, 2) Tes, Data hasil tes belajar siswa ini adalah data berupa hasil pekerjaan siswa setelah dilakukan evaluasi terhadap kemampuan siswa mengerjakan soal setelah penerapan metode quanttum learning. Soal tes sebelum diujikan dilakukan uji validasi dan reliabelitas. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan uji t-test.
25 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 2 Nomor 2 November 2013 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang
dilaksanakan, maka diperoleh hasil pre test dan Post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 1: Hasil Tes Kelompok Eksperimen
No. Pre test (X1) Post test (X2) X X² 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 8 8 7 7 9 8 6 6 8 7 9 6 7 8 9 6 7 6 7 8 6 9 8 8 7 6 8 9 8 6 6 7 7 9 6 8 9 7 7 9 8 8 8 9 9 7 7 8 7 8 9 7 8 9 8 7 8 7 8 8 7 9 9 7 9 7 9 8 8 9 8 7 7 7 8 9 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 4 4 4 1 1 9 1 1 1 1 4 1 1 1 4 1 1 4 1 4 4 4 1 4 1 1 1 4 Jmlh 281 302 53 78
Tabel 2: Hasil Tes Kelompok Kontrol
No Y1 Y2 Y Y² 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25 26. 27. 28. 29. 30. 31. 6 6 8 6 7 6 6 6 7 8 6 7 8 8 6 8 7 8 6 6 7 7 7 8 7 6 6 7 7 7 7 7 7 6 7 7 8 7 6 6 8 6 7 7 8 6 7 8 7 9 7 7 8 9 6 7 8 6 7 8 6 7 1 1 2 1 0 2 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 3 1 0 1 2 2 0 2 0 0 1 1 0 1 1 4 1 0 4 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 9 1 0 1 4 4 0 4 0 0 1 1 0 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 8 7 8 6 7 6 6 7 8 7 6 7 6 7 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 Jmlh 260 268 30 46
Berdasarkan hasil perhitungan
didapatkan nilai thitung sebesar 2,040, nilai tersebut dikonsultasikan dengan ttabel sebesar 1,933. Dengan demikian, thitung lebih besar dari pada ttabel pada taraf signifikansi 5%
26 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 2 Nomor 2 November 2013 Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka diperoleh nilai t-hitung sebesar 2,040 sedangkan t-tabel pada taraf signifikansi 5% adalah 1,933. Nilai hitung lebih besar dari t-tabel. Jadi hipotesis kerja (Ha) diterima yang berbunyi, ada pengaruh penggunaan metode
quantum learning terhadap ketuntasan belajar
siswa kelas X pada mata pelajaran Biologi di SMAN 2 Kota Bima Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini berarti hipotesis kerja (Ho) ditolak yang berbunyi, tidak ada pengaruh
penggunaan metode quantum learning
terhadap ketuntasan belajar siswa kelas X pada mata pelajaran Biologi di SMAN 2 Kota Bima Tahun Pelajaran 2014/2015.
Berdasarkan hasil data ternyata ada perbedaan nilai yang dapat dilihat dari hasil ketuntasan belajar kedua kelompok yang
menggunakan metode quantum learning
dengan kelompok yang tidak menggunakan
metode quantum learning. Kelompok
eksperimen yang menggunakan metode
quantum learning dengan nilai ketuntasan
belajar yang lebih tinggi yaitu sebesar 281 dengan rata-rata 7,94 apabila dibandingkan
dengan kelompok kontrol yang tidak
menggunakan metode quantum learning
dengan nilai ketuntasan belajar yang rendah yaitu sebesar 260 dengan rata-rata 7,05.
Di dalam kelas kontrol penyampaian materi pada peserta didik guru hanya menyampaikan informasi dan memberikan catatan mengenai bahan pelajaran yang akan dipelajari pada saat guru melontarkan pertanyaan maka terjadi komunikasi satu arah atau komunikasi aksi. Sebab kegiatan belajar peserta didik kurang baik karena terbatas pada
pendengaran dan mencatat apa yang
disampaikan guru. Peserta didik hanya bisa mempelajari catatan yang diberikan dan dapat
menghafal dalam waktu yang singkat,
sehingga pengetahuan siswa sangat sedikit dan ketuntasan belajar siswa menjadi rendah.
Didalam kelas eksperimen yang
membuat ketuntasan belajar siswa tinggi
karena diterapkannya metode quantum
learning, yang dimana guru dituntut menguasai materi, guru juga dituntut untuk kreatif, memahami karakteristik siswa, mengakui kemampuan siswa menghargai apa yang dilakukan atau juga menghargai jawaban siswa dengan sikap guru yang ramah dan mengerti kondisi siswa maka siswa akan merasa nyaman dalam proses pembelajaran dan juga guru akan merasa nyaman dalam penyampaian materi. Siswa akan diajak belajar siswa lebih aktif, bertanya kepada guru, siswa juga aktif melakukan diskusi dan belajar lebih efektif dalam suasana yang lebih nyaman dan
27 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 2 Nomor 2 November 2013
menyenangkan sehingga siswa lebih
termotivasi untuk belajar.
Kesimpulan
Dengan melalui beberapa prosedur penelitian yang disajikan maka penelitian ini dapat disimpulkan dari hasil analisis data maka diperoleh nilai t-hitung sebesar 2,040 sedangkan t-tabel pada derajat kebebasan 95 dari signifikansi 5% adalah 1,933. Dengan diperoleh nilai tersebut maka t-hitung lebih besar dari t-tabel. Jadi hipotesis kerja (Ha) diterima yang berbunyi, ada pengaruh
penggunaan metode quantum learning
terhadap ketuntasan belajar siswa kelas X pada mata pelajaran Biologi di SMAN 2 Kota Bima Tahun Pelajaran 2014/2015.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian
Pendekatan Praktik. Rineka Cipta:
Jakarta.
Arikunto,S. 2010. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2007. Sikap Manusia Teori
dan Pengukurannya. Yogyakarta :
Pustaka Belajar.
Azwar, Saifuddin. 2008. Penyusunan Skala
Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
De Porter dan Hernacki. 2009. Quantum
Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan.
Bandung: Kaifa.
Djamarah. Syaiful Bahri. 1994. Prestasi
Belajar dan Kompetensi Guru.
Surabaya:Usaha Nasional.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Hamzah. 2006. Teori Motivasidan
Pengukurannya. Jakarta : PT. Bumi
Aksara.
Juliyusman, Subana dan Sudrajat. 2006.
Peran Quantum Learning Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas 1 SMA 1 Labuan Haji Lombok Timur.(Skripsi).
Bandung tidak diterbitkan.
Musrihadi. 2010. Motivasi. Online:
http//musrihadi.multply.com/6.
Download pada tanggal 02 Mei 2014.
Sadirman. 2010. Interaksi dan Motovasi
Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rajawali Press.
Sudjana, N. 2002.Cara Belajar Siswa Aktif
Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung: Sinar Baru Alge Sindo.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Kuantitatif kualitatif dan R&D.
Bandung Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
De Porter. 2002. Quantum Learning. Online: http://id.shvoong.com. Download
pada tanggal 10 Juli 2014. Bobby Deporter, Mike. http://forumkuliah.
wordpress.com/2009/02/05/quantumle arning/, diakses pada tanggal 18 Juli 2014.
Mulysa, dkk. http://lubisgrafura.wordpress. com/2007/09/11/pembelajarankuantu m-
sebagai-model-pembelajaran-yang-menyenangkan/), download pada