• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPUBLIK INDONESIA. BERKEINGINAN untuk mengembangkan dan memajukan kerja sama di bidang kelautan dan perikanan;

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REPUBLIK INDONESIA. BERKEINGINAN untuk mengembangkan dan memajukan kerja sama di bidang kelautan dan perikanan;"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

(

REPUBLIK INDONESIA

PENGATURANPELAKSANAAN ANT ARA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DAN

DEPARTEMEN BISNIS, INOVASI DAN KETERAMPILAN

PERSERIKATAN KERAJAAN BRIT ANIA RA YA DAN IRLANDIA UT ARA TENT ANG

RENCANA KERJA

KERJA SAMA KELAUT AN DAN PERI KANAN 2016-2018

Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (yang selanjutnya disebut "KKP") dan Departemen Bisnis, lnovasi dan Keterampilan Perserikatan Kerajaan Britania Raya dan lrlandia Utara (yang selanjutnya disebut "BIS"), yang selanjutnya secara tunggal disebut "Peserta" dan bersama-sama disebut "Para Peserta";

BERKEINGINAN untuk mengembangkan dan memajukan kerja sama di bidang kelautan dan perikanan;

MERUJUK pada Memorandum Saling Pengertian antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Perserikatan Kerajaan Britania Raya dan lrlandia Utara tentang Aktivitas Kerja Sama di Bidang Maritim, yang ditandatangani di Jakarta pada tanggal 27 Juli 2015;

MERUJUK PULA pada Memorandum Saling Pengertian antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Perserikatan Kerajaan Britania Raya dan lrlandia Utara tentang Kemitraan Penelitian dan lnovasi, yang ditandatangani di Jakarta pada tanggal 27 Juli 2015;

(2)

TELAH MENYETUJUI hal-hal sebagai berikut:

Paragraf I Tujuan

Tujuan Pengaturan Pelaksanaan ini adalah untuk menetapkan pedoman dalam rangka memajukan kerja sama kelautan dan perikanan berdasarkan kesetaraan dan saling menguntungkan bagi Para Peserta.

Paragraf II

Prinsip-prinsip Kerja Sama

1. Kerja sama akan dalam bentuk beberapa kegiatan kerja sama dan akan diawasi oleh Otoritas yang Ditunjuk dan dimonitor oleh Para Peserta.

2. Para Peserta akan mengarahkan pelaksanaan Rencana Kerja Kerja Sama Kelautan dan Perikanan 2016-2018 melalui Pertemuan Komite Kerja Teknis. 3. Para Peserta akan membahas kegiatan kerja sama pada Forum Bilateral

Maritim (FBM) yang dibentuk di bawah Memorandum Saling Pengertian (MSP) tentang Aktivitas Kerja Sama di Bidang Maritim.

4. Para Peserta akan melaporkan kemajuan pelaksanaan pada FBM.

5. Para Peserta akan mematuhi MSP antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Perserikatan Kerajaan Britania Raya dan lrlandia Utara tentang Kemitraan Riset dan lnovasi dalam bidang riset dan inovasi.

6. Kegiatan kerja sama akan dilaksanakan sesuai hukum dan peraturan di negara Para Peserta.

(3)

Paragraf Ill Kegiatan Kerja Sama

1. Kegiatan kerja sama akan mencakup, tetapi tidak terbatas pada:

a. Pertukaran informasi mengenai prosedur-prosedur yang digunakan untuk melawan IUU Fishing;

b. Riset ilmiah, observasi dan survei kelautan dan perikanan, termasuk pertukaran ahli/saintis/staf;

c. Konservasi dan pemanfaatan lestari sumber daya kelautan dan keanekaragaman hayati;

d. Sistem pengelolaan kualitas dan keamanan ikan dan produk perikanan untuk konsumsi manusia;

e. Peningkatan kapasitas dalam pembangunan sumber daya manusia. 2. Mendukung FBM.

3. Pelaksanaan kegiatan kerja sama, sesuai Paragraf ini akan diatur melalui pengaturan terpisah, sesuai kesepakatan bersama.

Paragraf IV Otoritas yang Ditunjuk

Otoritas yang Ditunjuk untuk koordinasi, pelaksanaan, dan pelacakan kemajuan pelaksanaan Pengaturan Pelaksanaan ini adalah sebagai berikut:

Otoritas yang Ditunjuk untuk KKP adalah Sadan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan;

Otoritas yang Ditunjuk untuk BIS adalah Pusat Lingkungan, Perikanan dan Perikanan Budidaya, Departemen Lingkungan, Pangan dan Urusan Pedesaan.

(4)

Paragraf V

Komite Kerja Teknis Kelautan dan Perikanan

1. Para Pesertaakan membentuk Komite Kerja T eknis (KKT) Kela utan dan Perikanan untuk melaksanakan Pengaturan Pelaksanaan ini.

2. KKT akan melibatkan perwakilan terkait dari Para Peserta, Otoritas yang Ditunjuk dan otoritas lain yang relevan.

3. KKT akan bertemu sekali setahun pada tanggal yang telah diputuskan oleh Para Peserta dan secara bergantian antara Republik Indonesia dan Perserikatan Kerajaan Britania Raya dan lrlandia Utara;

4. Peran KKT adalah :

a. Untuk mengkoordinasikan, melaksanakan, dan mengembangkan kegiatan-kegiatan terinci berdasarkan rencana kerja dan memonitor pelaksanaan dari Pengaturan Pelaksanaan ini;

b. Untuk saling berbagi informasi kemajuan pelaksanaan kerja sama, serta berkonsultasi dan merumuskan rekomendasi untuk memecahkan permasalahan yang mungkin timbul dalam pelaksanan kegiatan kerja sama;

c. Untuk melaporkan kemajuan kegiatan kerja sama kelautan dan perikanan kepada FBM.

Paragraf VI Rencana Kerja

1. Pelaksanaan dari Paragraf Ill akan mengacu pada Rencana Kerja Kerja Sama Kelautan dan Perikanan 2016-2018 yarng tercantum dalam Lampiran.

2. Lampiran merupakan bagian tidak terpisahkan dari Pengaturan Pelaksanaan ini.

(5)

Paragraf VII Pengaturan Finansial

Para Peserta akan melaksanakan Rencana Kerja Kerja Sama Kelautan dan Perikanan 2016-2018 di bawah Pengaturan Pelaksanaan ini sesuai dengan tanggung jawab dan kemampuan finansial masing-masing. Para Peserta dapat, secara kasus per kasus dan sesuai dengan ketersediaan dana, saling menyepakati pengaturan financial terkait dengan kegiatan kerja sama dari Pengaturan Pelaksanaan ini.

Paragraf VIII

Monitoring dan Evaluasi

Para Peserta akan memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan dari Pengaturan Pelaksanaan ini pada saat pertemuan KKT.

Paragraf IX Perubahan

Perubahan apapun terhadap Pengaturan Pelaksanaan ini hanya bisa dilakukan melalui persetujuan tertulis bersama Para Peserta.

Paragr.af X

Penyelesaian Sengketa

Para Peserta akan mencari upaya menyelesaikan setiap sengketa dalam pelaksanaan Pengaturan Pelaksanaan ini melalui konsultasi atau negosiasi.

(6)

Paragraf XI

Pemberlakuan, Masa Berlaku dan Pengakhiran

1. Pengaturan Pelaksanaan ini akan mulai berlaku sejak tanggal penandatanganan oleh Para Peserta. Pengaturan ini tetap berlaku hingga tanggal 27 Juli 2018 dan dapat diperbaharui berdasarkan persetujuan bersama Para Peserta.

2. Salah satu Peserta dapat mengakhiri Pengaturan Pelaksanaan ini kapanpun dengan memberitahukan kepada Peserta lainnya secara tertulis 6 (enam) bulan sebelumnya.

3. Para Peserta akan menetapkan Rencana Kerja untuk setiap perpanjangan atau pembaharuan Pengaturan Pelaksanaan.

4. Setelah pengakhiran Pengaturan Pelaksanaan ini, Para Peserta akan menentukan lebih lanjut kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung sesuai dengan Pengaturan Pelaksanaan ini.

Ditandatangani di London pada .

..'.~

... April 2016, dalam dua rangkap asli, dalam bahasa Indonesia dan bahasa lnggris, semua naskah memiliki kekuatan yang sama. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran, maka naskah bahasa lnggris yang berlaku.

Untuk Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Susi Pudjiastuti Menteri

Untuk Departemen Bisnis, lnovasi dan Keterampilan Perserikatan

Kerajaan Britania Raya dan lrlandia Utara

Lord Price CVO Menteri

(7)

Lampi ran

RENCANA KERJA

KERJA SAMA KELAUT AN DAN PERI KANAN 2016-2018 ANT ARA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DAN

DEPARTEMEN BISNIS, INOVASI DAN KETERAMPILAN

PERSERIKA TAN KERAJAAN BRITA NIA RA YA DAN IRLANDIA UT ARA

I. Pendahuluan

Berdasarkan keinginan bersama untuk mengembangkan kerja sama kelautan dan perikanan yang menyeluruh antara Republik Indonesia dan Perserikatan Kerajaan Britania Raya dan lrlandia Utara, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan Departemen Bisnis, lnovasi dan Keterampilan Perserikatan Kerajaan Britania Raya dan lrlandia Utara telah menyusun Rencana Kerja Kerja Sama Kelautan dan Perikanan (yang selanjutnya disebut sebagai "Rencana") untuk jangka waktu 2016-2018.

Rencana meliputi pelaksanaan bidang kerja sama sebagai berikut:

a) Pertukaran informasi mengenai prosedur-prosedur yang digunakan untuk melawan IUU Fishing;

b) Riset, observasi dan survei kelautan dan perikanan, termasuk pertukaran ahli/saintis/staf;

c) Konservasi dan pemanfaatan lestari sumber daya kelautan dan keanekaragaman hayati;

d) Sistem pengelolaan kualitas dan keamanan ikan dan produk perikanan untuk konsumsi manusia;

(8)

II. lkhtisar Rencana Kerja Kelautan dan Perikanan

Dalam rangka melaksanakan bidang kerja sama, rencana kerja memprioritaskan

kelompok kegiatan:

11. Pertukaran lnformasi mengenai prosedur-prosedur yang digunakan untuk

melawan JUU Fishing:

i. Berbagi pengalaman dan informasi yang digunakan untuk melawan JUU

Fishing;

ii. Berbagi norma, standar, prosedur dan kriteria yang digunakan untuk

melawan JUU Fishing;

iii. Pertukaran teknik yang digunakan untuk melawan IUU Fishing.

2. Riset, Observasi dan Survei Kelautan dan Perikanan, termasuk pertukaran ah li/sa i ntis/staf:

a) Perikanan Tangkap

i. Berbagi pengalaman, pembelajaran dan praktik terbaik termasuk proses

penyusunan kebijakan dalam rangka mengelola wilayah pengelolaan

perikanan;

ii. Melakukan survei bersama kajian stok ikan di wilayah pengelolaan perikanan yang disepakati;

iii. Pertukaran ahli/saintis/staf apabila dianggap perlu. b) Budidaya

i. Berbagi pengalaman, pembelajaran dan praktik terbaik termasuk proses

penyusunan kebijakan dalam pengembangan budidaya yang

berkelanjutan;

ii. Melakukan studi bersama pengelolaan kesehatan budidaya, perbaikan

genetika, pakan dan nutrisi ikan, teknologi reproduksi dan budidaya; iii. Pertukaran ahli/saintis/staf apabila dianggap perlu.

c) Lingkungan Laut dan Pengelolaan T erpadu Wilayah Pesisir

i. Berbagi pengalaman, pembelajaran dan praktik terbaik termasuk proses

penyusunan kebijakan perlindungan dan konservasi lingkungan laut,

dan pengelolaan terpadu wilayah pesisir;

ii. Melakukan studi bersama kajian stok karbon biru and oseanografi dan pemanfaatannya untuk sektor kelautan dan perikanan;

(9)

iii. Melakukan studi interaksi aspek akologi dan sosio-ekonomi; termasuk analisis sistem sosial-ekologis, kerentanan, ketahanan dan adaptasi masyarakat pesisir terhadap perubahan iklim regional dan global menggunakan pendekatan dinamika sistem;

iv. Melakukan studi bersama mengenai pengetahuan lokal dan pengelolaan perikanan, hukum internasional mengenai pengelolaan kelautan dan perikanan;

v. Pertukaran ahli/saintis/stat apabila dianggap perlu.

3. Konservasi dan Pemanfaatan Lestari Sumber Daya Kelautan dan Keanekaragaman Hayati:

i. Berbagi teknologi dan perangkat dalam perlindungan, pelestarian, dan pemantaatan berkelanjutan sumber daya kelautan dan keanekaragaman hayati termasuk kebijakan dan tata kelola yang relevan;

ii. Melaksanakan proyek percontohan bersama untuk pemantaatan berkelanjutan kawasan konservasi laut termasuk budidaya laut yang ramah lingkungan dan ekowisata;

iii. Pertukaran ahli dan stat untuk melaksanakan secara bersama pekerjaan/penilaian atas isu-isu keanekaragaman laut dan pemantaatan berkelanjutan dalam rangka penyusunan kebijakan dan solusi praktis.

4. Sistem Pengelolaan Kualitas dan Keamanan lkan dan Produk Perikanan untuk Konsumsi Manusia:

i. Berbagi pengalaman dalam pengujian dan reterensi laboratorium; ii. Pengembangan kapasitas laboratorium pengujian kimia dan biologi;

iii. Berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang inspeksi pelaksanaan sistem pengelolaan kualitas dan keamanan produk perikanan.

5. Peningkatan Kapasitas dalam Pembangunan Sumber Daya Manusia:

i. Melakukan program peningkatan kapasitas untuk saintis, teknisi, manajer dan stat pemerintah, antara lain kursus pelatihan, pemagangan dan program pertukaran personel. Mendorong komunikasi antara saintis senior, teknisi, manajer dan stat pemerintahan;

(10)

II

~

II ~j ~ ~

l

I

'

~

:1 M ll 11

kelautan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Ill. Pendekatan Pelaksanaan Rencana Kerja

Rencana Kerja Kerja Sama Kelautan dan Perikanan akan dilaksanakan oleh Otoritas yang Ditunjuk.

IV. lndikasi Timeline Rencana Kerja

Tahun

No. Kegiatan

2016 2017 2018

1.

Pertukaran lnformasi mengenai prosedur-prosedur yang digunakan untuk melawan IUU

Fishing

• Berbagi pengalaman dan informasi yang digunakan untuk melawan IUU Fishing

• Berbagi norma, standar, prosedur dan kriteria yang digunakan untuk melawan IUU Fishing • Pertukaran teknik yang digunakan untuk

melawan /UU Fishing

v

v

v

2. Riset, Observasi dan Survei Kelautan dan Perikanan, termasuk pertukaran ahli/saintis/staf

• Berbagi pengalaman, pembelajaran dan v praktik terbaik termasuk proses penyusunan kebijakan dalam rangka pengelolaan wilayah pengelolaan perikanan

• Melakukan survei bersama kajian stok ikan di wilayah pengelolaan perikanan yang disepakati

• Berbagi pengalaman, pembelajaran dan v praktik terbaik termasuk proses penyusunan kebijakan dalam pengembangan budidaya yang berkelanjutan

• Melakukan studi bersama pengelolaan kesehatan budidaya, perbaikan genetika,

v

v v v v v v v v v v

v

v

v

..

(11)

pakan dan nutrisi ikan, teknologi reproduksi dan budidaya

• Berbagi pengalaman, pembelajaran dan

praktik terbaik termasuk proses penyusunan

kebijakan perlindungan dan konservasi lingkungan laut, dan pengelolaan terpadu wilayah pesisir

• Melakukan studi bersama kajian stok karbon

biru and oseanografi and pemanfaatannya

untuk sektor kelautan dan perikanan

• Melakukan studi interaksi aspek ekologi dan

sosio-ekonomi; termasuk analisis sistem sosial-ekologis, kerentanan, ketahanan dan adaptasi masyarakat pesisir terhadap perubahan iklim regional dan global menggunakan pendekatan dinamika sistem • Melakukan studi bersama mengenai

pengetahuan lokal dan pengelolaan perikanan,

hukum internasional pengelolaan kelautan dan

perikanan

3. Konservasi dan Pemanfaatan Lestari Sumber Daya Kelautan dan Keanekaragaman Hayati • Berbagi teknologi dan perangkat dalam

perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan berkelanjutan sumber daya kelautan dan keanekaragaman hayati termasuk kebijakan dan tata kelola yang relevan

• Melaksanakan proyek percontohan bersama untuk pemanfaatan berkelanjutan kawasan konservasi laut termasuk budidaya laut yang ramah lingkungan dan ekowisata

• Pertukaran ahli dan staf untuk melaksanakan secara bersama pekerjaan/penilaian atas

isu-v v

v

v

v

v v v

v

v v

v

v v v v

v

v

v v

(12)

isu keanekaragaman laut dan pemanfaatan

berkelanjutan dalam rangka penyusunan

kebijakan dan solusi praktis

4. Sistem Pengelolaan Kualitas dan Keamanan lkan

dan Produk Perikanan untuk Konsumsi Manusia

Berbagi pengalaman dalam pengujian dan v v v

referensi laboratorium

Pengembangan kapasitas laboratorium v v v

pengujian kimia dan biologi

Berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang v v v

inspeksi pelaksanaan sistem pengelolaan

kualitas dan keamanan produk perikanan

5. Peningkatan Kapasitas dalam Pembangunan

Sumber Daya Manusia

Melakukan program peningkatan kapasitas v v v

untuk saintis, teknisi, manajer dan staf

pemeritah, antara lain kursus pelatihan,

pemagangan dan program pertukaran

personel

Melakukan dan mempromosikan workshop v v v

tahunan bersama kebijakan kelautan, ilmu

(13)

REPUBLIK 11\'DONESIA

IMPLEMENTING ARRANGEMENT BETWEEN

THE MINISTRY OF MARINE AFFAIRS AND FISHERIES OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

ANO

THE DEPARTMENT FOR BUSINESS, INNOVATION AND SKILLS OF THE UNITED KINGDOM OF GREAT BRITAIN AND NORTHERN IRELAND

ON

MARINE AFFAIRS AND FISHERIES COOPERATION WORK PLAN 2016-2018

The Ministry of Marine Affairs and Fisheries of the Republic of Indonesia (hereinafter referred to as "MMAF") and the Department for Business, Innovation and Skills (hereinafter referred to as "BIS") of the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland, hereinafter referred to singularly as "the Participant" and collectively as "the Participants";

DESIRING to develop and promote their relations in the fields of marine affairs and fisheries;

REFERRING to the Memorandum of Understanding between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland concerning Cooperative Activities in Maritime Affairs, signed in Jakarta on July 27 2015;

REFFERING ALSO to the Memorandum of Understanding between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the United

(14)

Kingdom of Great Britain and Northern Ireland on Research and Innovation Partnership, signed in Jakarta on July 27 2015;

HAVE REACHED the following understandings:

Paragraph I Objective

The objective of this Implementing Arrangement is to establish guidelines for promoting marine and fisheries cooperation on the basis of equality and mutual benefit for the Participants.

Paragraph II

Principles of Cooperation

1. The cooperation will be in the form of a number of cooperative activities and

will be overseen by the Designated Authorities and monitored by the Participants.

2. The Participants will direct the implementation of the Marine Affairs and Fisheries Cooperation Work Plan 2016-2018 through the Technical Working Committee Meeting.

3. The Participants will discuss the cooperative activities at the Bilateral Maritime Forum (BMF) established under the Memorandum of Understanding (MoU) concerning Cooperative Activities in Maritime Affairs.

4. The Participants will report on the progress of implementation at the BMF.

5. The Participants will adhere to the MoU between the Government of the

Republic of Indonesia and the Government of the United Kingdom of Great

Britain and Northern Ireland on Research and Innovation Partnership in the areas of research and innovation.

6. Cooperative activities will be undertaken in accordance with the laws and regulations of the Participants' countries.

(15)

Paragraph Ill

Cooperative Activities

1. The cooperative activities will include but not be limited to:

a. Sharing information on procedures used against illegal, unreported and

unregulated (IUU) Fishing;

b. Marine and fisheries scientific research, observation and surveys, including exchange of experts/scientists/officials;

c. The conservation and sustainable use of marine resources and biodiversity;

d. Quality and safety management systemsfor fish and fisheries products for human consumption;

e. Capacity building in human resource development. 2. Supporting the BMF.

3. The implementation of the cooperative activities, in accordance with this

Paragraph will be arranged through separate arrangements, as mutually

agreed upon.

Paragraph IV Designated Authorities

The Designated Authorities for the coordination, implementation, and tracking of

progress of the implementation of this Implementing Arrangement are as follows:

- The Designated Authority for MMAF is the Agency for Marine and Fisheries

Research and Development of the Ministry of Marine Affairs and Fisheries; - The Designated Authority for BIS is the Centre for Environment Fisheries

and Aquaculture Science of the Department for the Environment, Food and

(16)

j

1

Paragraph V

Technical Working Committee on Marine Affairs and Fisheries

~

..

1. The Participants will establish a Technical Working Committee (TWC) on

I

""

Marine Affairs and Fisheries to implement this Implementing Arrangement. ~

2. The TWC will include representatives from the Participants, the Designated Authorities and relevant other authorities.

~

3. The TWC will meet annually on dates decided upon by the Participants and ~

alternate between the Republic of Indonesia and the United Kingdom of Great 1 p;

Britain and Northern Ireland. 4. The roles of the TWC are:

a. To coordinate, implement and develop further detailed activities under the

work plan and monitor the implementation of this Implementing

Arrangement;

b. To share information on the progress of the cooperative activities, as well as to consult and formulate recommendations to solve any problems that may arise in the implementation of the cooperative activities;

c. To report the progress of marine affairs and fisheries cooperative activities to the BMF.

Paragraph VI Work Plan

1. The implementation of Paragraph Ill will be conducted according to the Marine Affairs and Fisheries Cooperation Work Plan 2016-2018 in the Annex.

2. The Annex is an integral part of this Implementing Arrangement.

I

(17)

11

II

Paragraph Vil

Financial Arrangement

The Participants will implement the Marine Affairs and Fisheries Cooperation Work

Plan 2016-2018 under this Implementing Arrangement within their own liabilities

and financial capabilities. The Participants may on a case-by-case basis and

subject to the availability of funds, enter into financial arrangements in relation to

cooperative activities arising from this Implementing Arrangement. 1

Paragraph VIII Monitoring and Evaluation

The Participants will monitor and evaluate the implementation of this Implementing

Arrangement during the meeting of the TWC.

Paragraph IX Amendment

Any amendment to this Implementing Arrangement will only be made after written mutual consent of the Participants.

Paragraph X

Settlement of Disputes

The Participants will seek to settle any dispute between them arising from the

I : I

I

I

: ' i ! • ;

implementation of this Implementation Agreement through consultation or .

(18)

'

i

I

Paragraph XI

Entry into Effect, Duration and Withdrawal

1. The Implementing Arrangement will enter into effect upon signature by both

Participants. It will remain in effect until 27 July 2018 and may be extended or

renewed by written mutual consent of the Participants.

2. Either Participant may withdraw from the Implementing Arrangement at any

time by giving six months' written notice to the other Participant.

3. The Participants will establish a Work Plan for any such extension or renewal

of the Implementing Arrangement.

4. If this Implementing Arrangement ceases to have effect, the Participants will

determine the further course of any ongoing activities that were commenced in

accordance with this Implementing Arrangement.

Signed in London on

J9. ...

April 2016, in duplicate, in Indonesian and English,

both texts being equally valid. In case of divergence of interpretation, the English

text will prevail.

For the Ministry of Marine Affairs

and Fisheries of

the Republic of Indonesia

'

~ usi Pudjiastuti Minister

For the Department of Business,

Innovation and Skills of the United

Kingdom of Great Britain and

Northern Ireland \ Lord Price CVO Minister I I

(19)

Annex

MARINE AFFAIRS AND FISHERIES COOPERATION WORK PLAN 2016-2018

BETWEEN

THE MINISTRY OF MARINE AFFAIRS AND FISHERIES OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

AND

THE DEPARTMENT FOR BUSINESS, INNOVATION AND SKILLS OF

THE UNITED KINGDOM OF GREAT BRITAIN AND NORTHERN IRELAND

I. Introduction

Based on the common desire to develop more comprehensive marine affairs and fisheries cooperation between the Republic of Indonesia and the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland, the Participants have formulated this Marine Affairs and Fisheries Cooperation Work Plan (hereinafter referred to as the "Plan")

for the period of 2016-2018.

The Plan covers the implementation of the following areas of cooperation: a) Sharing information on procedures used against IUU Fishing;

b) Marine affairs and fisheries scientific research, observation and surveys, including exchange of experts/scientists/officials;

c) The conservation and sustainable use of marine resources and biodiversity;

d) Quality and safety management systemsfor fish and fisheries products for

human consumption;

e) Capacity building in human resource development;

II. Marine Affairs and Fisheries Work Plan Overview

In order to implement the areas of cooperation, the Plan prioritizes the following groups of activities:

(20)

,) I 't ,.., !'I 1; ~ 11 )

:i

~

1. Sharing Information on Procedures Used against IUU Fishing~ i. Share experience and information used against IUU Fishing;

ii. Share information on norms, standards, procedures and criteria used against IUU Fishing;

iii. Exchange techniques used against IUU Fishing.

2. Marine Affairs and Fisheries Scientific Research, Observation, and Surveys, including exchange of experts/scientists/officials:

a) Capture Fisheries

i. Share experiences, lessons learned and best practices including policy making process in managing fisheries management areas;

ii. Conduct joint fish stock assessment surveys in agreed fisheries management areas;

iii. Exchange experts/scientists/officials as deemed necessary. b) Aquaculture

i. Share experiences, lessons learned and best practices including policy making processes in developing sustainable aquaculture;

ii. Conduct joint studies into aquaculture health management, genetic improvement, fish feed and nutrition, reproduction and aquaculture technology;

iii. Exchange experts/scientists/officials as deemed necessary. c) Marine Environment and Integrated Coastal Zone Management

'

i. Share experiences, lessons learned and best practices including policy making process in the field of marine environment conservation and ,

protection, and integrated coastal zone management;

ii. Conduct joint study on blue carbon stock assessment and oceanography and its application for marine and fisheries sector;

iii. Conduct study on integrated interaction between ecological and

socio-iv.

economic aspects; including social-ecological system analysis, vulnerability, resilience and adaptation of coastal community to regional and global climate change by using system dynamic approach;

Conduct joint study on local knowledge and fisheries management, international law on marine and fisheries management;

(21)

v. Exchange of experts/scientists/officials deemed necessary.

3. The Conservation and Sustainable Use of Marine Resources and Biodiversity: i. Share technology and tools in the protection, preservation, and

sustainable utilization of marine resources and biodiversity including

relevant policy and governance;

11. Implement a joint pilot project for sustainable use of marine conservation

areas including eco-friendly marine aquaculture and eco-tourism;

iii.

Exchange experts and officials to undertake joint work/assessment on

issues of marine diversity and sustainable use to inform policy and find

practical solutions.

4. Quality and Safety Management Systems of Fish and Fisheries Products for

Human Consumption:

i. Share experience in testing and reference laboratory;

ii. Develop capacity for chemical and biological testing laboratory;

iii. Share experience and knowledge on inspection for the implementation of quality and safety management system for fisheries product.

5. Capacity Building in Human Resource Development

i. Conduct capacity building programmes for scientists, technicians, managers and government officers, such as training courses, internships

and personnel exchange programmes. Encourage communication between

senior scientists, technicians, managers and government officers;

ii. Conduct and promote the annual joint workshop of marine policy, science

and technology.

Ill. Work Plan Implementation Approach

(22)

IV.

Work Plan Indicative Timeline

Year

No. Activities

2016 2017 2018

1

.

Sharing information on procedures used against

IUU Fishing

Share experience and information used against v v v

IUU Fishing

conduct sharing information on norms, v v v

standards, procedures and criteria used

against IUU Fishing

Exchange techniques used against IUU v v v

Fishing

2

.

Marine and Fisheries Scientific Research,

Observation, and Surveys, including exchange of

experts/scientists/officials

share experiences, lessons learned and best v v v

practices including policy making process in

managing fisheries management areas

conduct joint fish stock assessment survey in v v

agreed fisheries management areas

share experiences, lessons learned and best v v v

practices including policy making process In

developing sustainable aquaculture

conduct joint studies into aquaculture health v v

management, genetic improvement, fish feed

and nutrition, reproduction and aquaculture

technology

conduct a joint study into blue carbon stock v v v

assessment and oceanography and its

application for marine and fisheries sector

conduct a study into integrated interaction

v

v v

between ecological and socio-economic

(23)

analysis, vulnerability, resilience and adaptation of coastal community to regional and global climate change by using system dynamic approach

conduct a joint study on local knowledge and v v v fisheries management, international law on

marine and fisheries management

3. The Conservation and sustainable use of marine resources and biodiversity

share technology and tools in the protection, v v v preservation, and sustainable utilization of

marine resources and biodiversity including relevant policy and governance

implement a joint pilot project for sustainable v v use of marine conservation areas including

eco-friendly marine aquaculture and eco-tourism

exchange experts and officials to undertake v v v joint work/assessment on issues of marine

diversity and sustainable use to produce policy and practical solutions

4. Quality and Safety Management Systems of Fish and Fisheries Products for Human Consumption

share experience in testing and reference v v v laboratory

develop capacity for chemical and biological v v v testing laboratory

share experience and knowledge on inspection v v v for the implementation of quality and safety

management system for fisheries product 5. Capacity Building in Human Resource

Development

(24)

scientists, technicians, managers and

government officers, such as training courses,

internships and personnel exchange

programmes

Conduct and promote the annual joint v v v

workshop of marine policy, science and

Referensi

Dokumen terkait

Maka perlu penggunaan suatu metode pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahan siswa yang salah satunya adalah dengan menggunakan

Seperti sayuran untuk kitchen, bagian penerima barang harus mengecek dan melihat kualitas dari sayuran tersebut, apakah masih segar atau tidak, kalau sayurannya

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014. PROVINSI :

Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2016, Status Area Tidak Bebas Penyakit Ikan Karantina di Wilayah Negara Republik Indonesia, Keputusan Menteri Kelautan dan

Berdasarkan hal tersebut maka Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tanah Bumbu bersama-sama dengan para pejabat struktural dan staf Dinas Dinas Kelautan dan

Anita Hartini Suryaman (2010) peta wisata interaktif adalah peta yang menggambarkan atau menjelaskan lokasi-lokasi tempat tujuan wisata di dalam suatu kota atau

GITAR “FENDER” DALAM POP ART (BENTUK-BENTUK GITAR “FENDER” SEBAGAI GAGASAN DALAM BERKARYA SENI GRAFIS PROSES SCREEN PRINTING DENGAN GAYA POP ART).. Universitas Pendidikan Indonesia

Informan adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh pewawancara. Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai data, informasi ataupun fakta dari