• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. pabrik-pabrik, pembangkit listrik, kendaraan transportasi dan pertanian. Dua ratus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. pabrik-pabrik, pembangkit listrik, kendaraan transportasi dan pertanian. Dua ratus"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada abad 18 telah dimulai revolusi industri antara lain dengan dibuatnya pabrik-pabrik, pembangkit listrik, kendaraan transportasi dan pertanian. Dua ratus tahun kemudian, negara-negara industri baru bermunculan baik di Eropa, Amerika bahkan di Asia. Industri memang membuat wajah dunia tampak semakin maju, misalnya kendaraan bermotor sebagai salah satu produk industri. Namun di sisi lain berdampak negatif terhadap lingkungan hidup manusia. Mesin-mesin kendaraan itu menggunakan bahan bakar dari bumi. Hasil pembakaran bahan bakar tersebut menghasilkan unsur CO dan CO2 yang menumpuk di udara dan akan menghasilkan efek seperti rumah kaca terhadap cahaya matahari yang akan masuk ke bumi. Bumi seolah-olah dilapisi oleh kedua gas tadi. Akibatnya, bumi terasa lebih panas dari biasanya. Hal ini disebut sebagai pemanasan global (global warming). (Ramlan, 2002)

Puncaknya, ditandatanganilah Protokol Kyoto (1997)oleh beberapa negara didunia, yang merupakan sebuah amandemen terhadap Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan lklim (UNFCCC), sebuah persetujuan internasional mengenai pemanasan global. Negara-negara yang meratifikasi protokol ini berkomitmen untuk mengurangi emisi/pengeluaran karbon dioksida dan lima gas rumah kaca lainnya, atau bekerja sama dalam perdagangan emisi untuk mengatasi pemanasan global (Dwijayanti, 2011). Dimana jumlah batas akumulasi emisi karbon dalam suatu wilayah tidak boleh melebihi jumlah batas akumulasi maksimal dari yang telah ditetapkan (Ratnatunga, 2007). Artinya suatu entitas

(2)

dalam melakukan aktifitasnya menghasilkan gas emisi kurang dari standar yang ditentukan maka akan mendapatkan nilai kredit, tetapi sebaliknya jika suatu entitas menghasilkan karbon melebihi dari standar yang ditentukan maka akan membeli kredit dari entitas yang memiliki nilai kredit. Oleh sebab itu dikembangkanlah suatu perekayasaan akuntansi yang dinamakan akuntansi karbon sebagai langkah untuk mengurangi dampak pemanasan global (global warming) yang semakin meningkat. Akuntansi karbon sebenarnya lebih condong pada mengukur dan mengkalkulasi jumlah karbon yang dihasilkan oleh suatu entitas dalam proses produksinya. Dengan ini diharapkan akan bisa menjadi tolak ukur dalam pembuatan kebijakan ekologi suatu entitas. (Puspita, 2015).

Teori yang dikemukakan oleh Puspita (2015) dengan judul penelitian “Carbon accounting : apa, mengapa dan sudahkah berimplikasi pada sustainability reporting?”.Sampel yang digunakan adalah 10 data PROPER prestasi perusahaan dirangking emas versi PROPER. Penelitian ini menjelaskan bahwa carbon accounting sedang diupayakan menjadi bagian dari sustainability reporting perusahaan.

Carbon accounting adalah proses perhitungan banyaknya carbon yang dikeluarkan proses industri, penetapan target pengurangan, pembentukan system dan program untuk mengurangi emisi carbon, dan pelaporan perkembangan program tersebut (Louis dkk., 2010; dalam Dwijayanti, 2011). Dengan carbon

accounting, perusahaan dapat mengetahui tingkat emisi carbon yang

dihasilkannya dari hasil pengukuran, kemudian manajemen perusahaan dapat menetapkan strategi-strategi untuk mengurangi emisi carbon tersebut dan

(3)

Dalam sejumlah perusahaan yang sedang tumbuh, terutama perusahaan besar, kerangka untuk merencanakan strategi adalah proses perencanan jangka panjang yang formal. Ini adalah proses yang bervariasi di masing-masing perusahaan. Akibatnya, perencanaan strategik adalah suatu cara baru untuk mengelola. (Streiner and Miner, 1998:6). Perencanaan strategik, meliputi seluruh proses penentuan kepentingan pihak luar yang utama yang terfokus pada organisasi; harapan dan kepentingan orang dalam yang dominan; informasi mengenai prestasi masa lalu, sekarang dan masa depan; dan evaluasi kekuatan serta kelemahan perusahaan. Dengan data ini, para manager dapat menentukan misi, tujuan dasar, sasaran, kebijakan, dan strategi program perusahaan. (Streiner and Miner, 1998:16).

Penelitian Asmarani (2006) tentang analisis pengaruh perencanaan strategis terhadap kinerja perusahaan dalam upaya menciptakan keunggulan bersaing. Penelitian menggunakan metode analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan strategik. Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian kausal. Data yang digunakan adalah data subyek, menggunakan metode survei wawancara dan kuesioner yang ditujukan untuk pengusaha industri sebagai responden. Penelitian ini menggunakan The Structural Equation Modelling (SEM) dari paket software statistik AMOS (Program Analysis Moment of Structural) dalammengembangkan model dan pengujian hipotesisnya. Didapat hasil dari penelitian ini bahwa semakin tinggi perencanaan stratejik yang diterapkan pada industri kecil tenun ikat Troso maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan yang dihasilkan. Namun jika perencanaan stratejik yang diterapkan buruk maka kinerja keuangan perusahaan yang dihasilkan pun akan buruk pula.

(4)

Laporan keberlanjutan atau sustainability reporting adalah praktek pengukuran, pengungkapan dan upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan atas usaha yang berkelanjutan kepada para pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal. Laporan keberlanjutan merupakan sebuah istilah umum yang dianggap sinonim dengan istilah lainnya untuk menggambarkan laporan mengenai dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial. Penyusunan sustainability reporting sekarang inidapat dikatakan posisinya sama pentingnya dengan penyusunan laporan keuangan, mengapa demikian? Hal ini disebabkan dengan sustainability reporting akan bisa menjadi media bagi perusahaan untuk bisa berdialog dengan stakeholder dalam menginformasikan aktifitas apa saja yang telah dilakukan sehubungan dengan aktifitas sosial dan lingkungan, sekaligus dengan sustainability reporting perusahaan bisa mendapatkan timbal balik dari stakeholder atas upaya yang dilakukan sehingga bisa menjadi perbaikan di masa yang akan datang. (Puspita, 2015).

Aziz (2014), didalam penelitian ”Analisis Pengaruh Good Corporate Governance (Gcg) Terhadap Kualitas Pengungkapan Sustainability Report (Studi Empiris Pada Perusahaan Di Indonesia Periode Tahun 2011-2012)”. Dengan sampel 15 perusahaan yang ditentukan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan content analysis. Penelitian ini mengungkapkan bahwa faktor kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap kualitas pengungkapan SR di Indonesia, sedangkan ukuran Dewan Komisaris, proporsi Komisaris Independen, ukuran Komite Audit, kepemilikan saham institusional, kepemilikan saham terkonsentrasi, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualiatas pengungkapan sustainability reporting di Indonesia.

(5)

Fandi Ahmad (2014), didalam Penelitiannya bertujuan untuk menguji pengaruh mekanisme karakteristik perusahaan dan profitabilitas terhadap pengungkapan sustainability report pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Mekanisme karakteristik perusahaan yang digunakan adalah ukuran perusahaan dan tipe industri. Dan profitabilitas diukur dengan return on asset (ROA). Didalam penelitiannya tergolong penelitian kausatif. Populasinya adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2009 sampai 2012. Sedangkan sampel penelitian ini ditentukan dengan metode purposive sampling sehingga diperoleh 32 perusahaan sampel. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id dan website perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menyimpulkan: Ukuran perusahaan, Tipe industri dan Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report.

Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) yang merupakan bagian dari kementrian lingkungan hidup telah mendorong perusahaan agar taat terhadap peraturan lingkungan hidup dan mencapai keunggulan lingkungan melalui integrasi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam proses produksi dan jasa dengan jalan penerapan sistem manajemen lingkungan, efisiensi energi, konservasi sumberdaya dan pelakasanaan bisnisyang beretika serta bertanggung jawab terhadap masyarakat melalui program pengembangan masayarakat. Secara umum peringkat kinerja PROPER dibedakan menjadi lima warna sesuai dengan peringkat ketaatannya yaitu warna emas yang mewakili perusahaan-perusahaan yang secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan dalam proses produksinya,

(6)

melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat. Berikutnya warna hijau, warna biru, kemudian warna merah sampai warna hitam yang diberikan kepada penanggung jawab usaha yang sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian yang mengakibatkan pencemaran atau kerusakan lingkungan serta pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan atau tidak melaksanakan administrasi. (Puspita, 2015)

Peringkat proper bagi perusahaan yang memperoleh peringkat hijau dan emas akan meningkatkan reputasi dan nama baik perusahaan dimata stakeholder dan masyarakat. Apabila perusahaan memperoleh peringkat merah dan hitam justru sebaliknya . Topik mengenai carbon accounting ini, merupakan salah satu topik yang mengemuka dalam dunia korporasi, karena kini menjadi salah satu prasyarat bagi perusahaan untuk dapat dianggap sebagai perusahaan yang dapat memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Dengan semakin besar perhatian masyarakat akan kelestarian lingkungan hidup, maka semakin besar juga tuntutan bagi perusahaan untuk melakukan dan melaporkan carbon accounting. Dengan semakin besar penekanan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap kelestarian lingkungan ini, diharapkan masyarakat dan stakeholder dapat menilai positif perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “pengaruh carbon accounting terhadap perencanaan strategis dan sustainability reporting”.

1.2 Rumusan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :

(7)

1. Bagaimana pengaruh carbon accounting terhadap perencanaan strategis? 2. Bagaimana pengaruh carbon accounting terhadap sustainability reporting? 1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh carbon accounting terhadap perencanaan strategis.

2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh carbon accounting terhadap sustainability reporting.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : a. Bagi penulis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan, wawasan dalam meningkatkan pemahaman dan bahan masukan apabila peneliti dimintai pendapat mengenai pengaruh carbon accounting terhadap perencanaan strategisdan sustainability reporting.

b. Bagi perusahaan

Diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan pengetahuan mengenai carbon accounting, perencanaan strategis dan sustainability reporting dalam kebijakan, pengambilan keputusan, dan penyusunan laporan sustainability reporting di masa yang akan datang bagi investor, kreditor dan pihak eksternal.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menjadi sumber referensi untuk penelitian selanjutnya tentang carbon accounting, perencanaan strategis dan sustainability reporting yang lebih dalam dan luas lagi.

Referensi

Dokumen terkait

KAO tanpa penambahan polimer didapat hasil kadar aspal optimum sebesar 4,75% dari rentang kadar aspal 4%-6,5% dengan berat benda uji masing – masing dalam 1

Anak Tunagrahita ringan yang kemampuannya terbatas baik kognitif, afektif dan psikomotornya, maka anak tunagrahita ringan dalam pengembangkan diri juga sangat

Beberapa hal yang dihasilkan dari penelitian ini adalah teridentifikasinya aspek-aspek yang berpengaruh dalam penentuan lokasi kampung budaya, yaitu keberadaan adat

Hampir semua kabupaten pada provinsi yang terserang, mengalami peningkatan serangan pada periode OkMar karena berkaitan dengan ketersediaan makanan bagi belalang, sedangkan

Pada proses ini, penulis menggunakan pengujian dengan metode black box pada halaman login admin, tambah data admin ubah data admin, pendaftaran pelanggan, login pelanggan,

6 Keberadaan tugas polisi tersebut telah sesuai dengan Pasal 14 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia

Nilai prestasi belajar tersebut telah melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal (70,00). b) Aktivitas dosen dalam pembelajaran pada siklus pertama ini umumnya terlihat

Pengelompokan Berdasarkan Nilai Investasi (NI) Pengelompokan berdasarkan nilai investasi dengan menghitung jumlah pemakaian dikalikan harga rata-rata obat selama periode