Bedah Program
11 Desember 2013
Jejak pada
Sejak hadir di SD-SD penempatan,Siswa
Pengajar Muda menyaksikan terjadinya:
• Peningkatan kehadiran siswa, • Keberhasilan meraih prestasi,
• Partisipasi di kegiatan ekstrakurikuler, • Meningkatnya motivasi belajar dan
minat baca.
Memasuki tahun ketiga, siswa-siswi dari sekolah penempatan Pengajar Muda juga secara konsisten menunjukkan daya saing di tingkat nasional, beberapa di antaranya berturut-turut. Misalnya di Olimpiade
Sains Kuark, sejak 2011 selalu ada finalis dari SD penempatan Pengajar Muda. Hal yang sama juga terjadi di kompetisi video dokumenter Kid Witness News-Panasonic dan Konferensi Anak Indonesia oleh
Majalah Bobo. Foto ini membawa Diana Poae, siswi SDN
Kawio, Kabupaten Sangihe menjadi runner-up International Photo Contest 2012 dari Majalah National Geographic for Kids.
Jejak pada
Bersama Pengajar Muda yang hadirGuru
mendampingi di sekolah setiap hari, para rekan guru terlihat menunjukkan:
• Peningkatan komitmen dan disiplin
kehadiran,
• Munculnya interaksi yang suportif dengan
siswa,
• Peningkatan penggunaan metode belajar
yang kreatif.
Di sejumlah SD penempatan pun, Pengajar Muda menyaksikan rekan-rekan guru
memperlihatkan kemauan tinggi untuk
mengatasi keterbatasan mereka, misalnya untuk melakukan pengadaan alat bantu
mengajar secara mandiri. Sebagian metode belajar kreatif kreasi mereka
didokumentasikan di Ruang Belajar, portal kumpulan metode belajar kreatif.
Tiga guru di SDN Mekarwangi 1, Kabupaten Lebak ini mengurangi konsumsi rokok agar bisa punya uang mencicil laptop. Selagi ada kesempatan, mereka ingin belajar teknologi informasi dari Pengajar Muda.
Jejak pada
Kepala Sekolah
Di SD penempatan Pengajar Muda, kepala sekolah menunjukkan:
• Perbaikan manajemen sekolah yang efektif, • Peningkatan komitmen dan disiplin dalam
kehadiran,
• Peningkatan komunikasi efektif dengan
dinas setempat,
• Peningkatan interaksi positif dan komunikasi
dengan orang tua siswa.
Selain itu, sejumlah kepala sekolah juga
terlihat memberi kepercayaan lebih kepada siswa dan guru untuk mengikuti lomba atau pelatihan, sesuatu yang dulu dianggap sia-sia karena dipandang mustahil mendatangkan
hasil atau prestasi karena mereka berasal dari daerah terpencil.
Ibu Sudarmi, Kepala SDN 57 Ketam Putih Bengkalis tetap hadir walau sekolah sering banjir. Sekolahnya yang terpencil sering
dipandang sebelah mata sampai mereka jadi juara umum di lomba Pramuka se-kabupaten.
4
Jejak pada
Masyarakat
Di daerah penempatan Pengajar Muda, masyarakat menunjukkan:
• Bertambahnya frekuensi kegiatan belajar
di masyarakat,
• Peningkatan komitmen positif masyarakat
terhadap pendidikan,
• Peningkatan minat pemerintah daerah
untuk memajukan pendidikan.
Di masyarakat, sejumlah pemangku kepentingan kunci seperti pemerintah
kabupaten juga menunjukkan upaya aktif
untuk menyelesaikan masalah distribusi guru ke daerah terpencil dengan memberdayakan guru lokal misalnya Pemkab Halmahera
Selatan dengan Gerakan Desa Cerdas dan Pemkab Sangihe dengan Sangihe Mengajar. Marthen Bebena, Camat Molu Maru,
Kabupaten Maluku Tenggara Barat mengajak orang-orang berpendidikan di kecamatan itu untuk turun mengajar di SMA yang tidak
memiliki guru aktif. Karena mendidik adalah kewajiban setiap orang terdidik.
Mengapa
Indonesia Mengajar
kirim guru?
Bekerja
jangka panjang
Kepse k Guru Sisw a MasyA
Kepse k Guru Sisw a MasyA
+
5 tahun
Indonesia Mengajar menjalin komitmen dengan daerah penempatan selama 5 tahun. Hal yang mendasari ini adalah kita dapat secara serius menggerakkan masyarakat untuk secara mandiri menyelesaikan masalah pendidikan yang ada.
7
8
Semesta Indonesia Mengajar
1
Lingkup Desa
2
Lingkup
Kabupaten
3
Lingkup
Nasional
Guru Ortu Kepsek Pemuda Siswa Masy. PM dll. Bupati Ka. Dinas PM dll. Media Pemuda Komunitas Pendidika n Profesio nal Relawan Pemerint ah Pemuda Komunit as Pendidik an Masy. dll. Medi a Guru Oran g Tua Mid-Class22.808 Siswa 1.738 Guru 161 Kepala Sekolah Orang Tua / Masyarakat di 146 desa dan 83kecamata n 17 Dinas Pendidikan/ Pemkab
Cakupan
Dampak
Per Juni 2013 K o m u n it a s P e n d u k u n g d i p e rk o ta a n 367 PM Pemerintah Gerakan Relawan Komunitas Pendidikan Media Entitas Perilaku+
+
+
+
+
Pengajar Muda sebagai inisiator dan penggerak perubahan berkelanjutan di sebuah entitas perilaku dimana semua aktor lebih semangat, percaya diri dan
mempunyai motivasi untuk menjadi lebih baik lagi
Indonesia
Mengajar
menggunakan
metode
Outcome
Mapping (Capaian
Dambaan)
untuk
memetakan
kemajuan
perubahan
perilaku
aktor-aktor di daerah
10
Road to sustainability
Indonesia Mengajar
Peluang ruang interaksi Menemukan Mengembangkan
Mengembangkan ruang interaksi
A A+ Pengembangan Masyarakat Pelibatan Daerah Kurikuler Ekstra Kurikuler M en gh ub un gk an Ruang Interaksi Positif Indonesia Mengajar Indonesia Mengajar 2 3 3 1 PM PM 1 3 + + + + Potential
Local champion Local champion
Kriteria
Pengajar Muda
Wajib sudah lulus S1 dan belum menikah
Memiliki IPK atau nilai akademis yang baik
Bersedia ditempatkan di daerah penempatan
selama satu tahun dan mengikuti pelatihan intensif
selama dua bulan
Fresh graduate dengan pengalaman aktif
organisasi atau profesional muda yang ingin iuran
kehadiran untuk pendidikan
Wajib sudah lulus S1 dan belum menikah
Diutamakan usia di bawah 25 tahun
Diutamakan yang memiliki IPK >3.00
Bersedia ditempatkan di daerah penempatan
selama satu tahun dan mengikuti pelatihan intensif
selama dua bulan
Fresh graduate dengan pengalaman aktif
organisasi atau profesional muda dengan
pengalaman aktif berorganisasi
Tahap Seleksi Pengajar Muda
Seleksi tahap I
(penilaian form pendaftaran online:
automatic scoring dan manual scoring)
Seleksi tahap II
(asesmen langsung : Self Presentation,
Psikotest, Interview, Simulasi Mengajar,
Focus Group Discussion)
Seleksi tahap III
(tes kesehatan)
13
Diagram pengembangan sekolah
kepemimpinan
Pengajar Muda
D-S K ap as ita s P M Seleksi D-STraining Penugasan 1 tahun
D-T D-S D-T D-O Bintang D-S D-T D-O
14
Proses Pengembangan
Pengajar Muda
Pengembangan sekolah kepemimpinan Pengajar Muda didokumentasikan dari awal
proses.
Rekrutmen
Training
Penempatan
Misi
Gerakan Indonesia Mengajar
Menciptakan dampak berkelanjutan di entitas sasaran Membangun jejaring pemimpin masa depan (worldclass competence & grassroots understanding Membangun gerakan sosial pendidikan di Indonesia16
111 Unit 1.831.935 Kunjungan 51.264 aktivitas 102.528 jam mengajar 928.560 peserta Mengelola 1042 ekskul 91.696 jam mengajar
3 kali setahun oleh setiap PM
melibatkan 18.690 peserta
2 kali setahun oleh setiap PM 534 pertemuan 13.350 orang tua 323.542 jam mengajar di 157 sekolah dasar
4 kali setahun oleh setiap PM melibatkan 26.700 peserta (tingkat gugus)
51 kali melibatkan 4270 peserta (tingkat kabupaten)
Per Juni 2013
Konversi
Biaya
atas Output
(Satuan harga berdasarkan PMK no 37 tahun 2012 tentang Standar Biaya TA 2013)
Kategori Dampak Perkiraan Nilai (Rupiah)
Pertemuan Orang Tua 2,489,612,121
Pembelajaran Masyarakat 91,787,986,944
Ekstrakurikuler 916,960,000
Kurikuler 3,235,440,000
Pelatihan Guru 12,322,591,360
Rumah Belajar / Perpustakaan 1,810,971,660
Perlombaan 1,829,358,510
TOTAL 114,171,994,124
Dari perhitungan di atas, terlihat bahwa dengan dampak dan jangkauan yang setara,
pendekatan programatik dan konvensional membutuhkan dana Rp 114 miliar, sedangkan total dana yang digunakan untuk mengirimkan 293 Pengajar Muda hingga Juni 2013
adalah sebesar Rp 38,5 miliar.
Artinya, Gerakan Indonesia Mengajar bisa menghemat sebanyak Rp 75,5 miliar atau lebih efisien 66 persen.
Dampak
Gerakan
Kerja Pengajar Muda bersama pelaku
pendidikan di daerah telah menginspirasi banyak pihak untuk ikut terlibat.
Gerakan mengajar lainnya
Konsep Indonesia Mengajar diduplikasi oleh komunitas lain dan melahirkan lebih dari 20 gerakan mengajar baru. Misalnya ITB Mengajar, Gadjah Mada Mengajar, Gerakan UI Mengajar, dan Solo Mengajar. Kelas Inspirasi
Kegiatan untuk mengaktivasi para
profesional untuk ikut peduli terhadap pendidikan lewat kegiatan mengajar
profesi dalam sehari ini telah diduplikasi di 9 kota dan melibatkan hampir 2.000
relawan yang cuti untuk berpartisipasi.
Kelas Inspirasi diorganisasi sepenuhnya oleh relawan. Jika kegiatan ini dilakukan oleh
event organizer, maka perlu biaya lebih dari
Rp 24 miliar untuk mengadakannya. Namun karena menggunakan prinsip gerakan, Kelas Inspirasi berhasil diselenggarakan dengan biaya nol rupiah.
19
Langkah
ke Depan
Melihat capaian hingga memasuki tahun ke-3, Gerakan Indonesia Mengajar berfokus
menjalankan dua strategi besar ke depan. Penguatan jejaring stakeholders daerah
Untuk menjaga kesinambungan perubahan entitas perilaku yang menetap, setiap pelaku pendidikan saling dihubungkan dalam
jejaring. Relasi yang tercipta di antara pelaku diharapkan mampu menghasilkan sikap saling menjaga dan menguatkan.
Memperluas basis dukungan
Sebagai gerakan, Indonesia Mengajar berdiri di atas sokongan masyarakat luas. Untuk itu, kami ingin mengaktivasi lebih banyak
kelompok di masyarakat untuk meneguhkan dukungan bagi gerakan ini.
Untuk mengaktivasi masyarakat yang lebih luas, telah digelar Festival Gerakan Indonesia Mengajar di Econvention Ancol, pada 5-6 Oktober 2013 yang melibatkan lebih dari 6000 orang dengan motto “Segera Berbuat, Serentak Bergerak”.