• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTROL SOSIAL SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA SMA 1 AMPEK NAGARI KECAMATAN AMPEK NAGARI KABUPATEN AGAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONTROL SOSIAL SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA SMA 1 AMPEK NAGARI KECAMATAN AMPEK NAGARI KABUPATEN AGAM"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KONTROL SOSIAL SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA SMA 1 AMPEK NAGARI KECAMATAN AMPEK NAGARI

KABUPATEN AGAM

Zoni Rahayu1, Ikhsan Muharma Putra2,Sri Rahmadani2 1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat zonieka1994@gmail.com

ABSTRACT

This research is motivated about relocation by many violations of the school rules which were done by students of SMA N 1 Ampek Nagari Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam. The problems associated with students moving is difficult to adjust to the rules of the school and peers. Associated with the reality in schools that learners are difficult to adjust in the SMA N 1 Ampek Nagari it looks when learners transfer difficult to get along with their peers and often arrive late and do not wear clothes that violate school rules. This study aimed to describe the constraints faced by students moving within the SMA N 1 Ampek Nagari and describe strategies that digunkan learners moving in socializing in the neighborhood SMA N 1 Ampek Nagari. The theory used in this research is the control social by Setiadi and Elly. This type of research used qualitative research. Purposive sampling techniques informant research. Data used this research are primary data and secondary data. Data collection method is the method of observation, interview and document study. Analysis of the data used interactive model of Milles and Huberman (1) data reduction, (2) data collection (3) presentation of data (4) conclusion. The result of this research are 1) persuade and lead the students to follow the rules of the school by using slogan, poster or give announcement about students’ discipline.It can be concluded that the constraints of learners moving in socializing with school environment, namely: Not yet familiar with the rules of the school, (2) Giving punishment to students who do not follow rules 3) Using control card before MID test and final test such as school payments and students’ discipline existence of clicks member.

Keywords: control social, discipline students PENDAHULUAN

Pendidikan tercantum dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, diartikan sebagai usaha sadar dan terencana utuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

(2)

bangsa dan negara.(Salahudin, 2011: 22).

Sekolah juga merupakan salah satu lingkungan pendidikan harus senantiasa memperhatikan kedisiplinan anak dalam mengikuti proses kerja sama antara elemen yang ada di sekolah seperti kepala sekolah, wakil kesiswaan, guru, dan penjaga sekolah dalam rangka menumbuhkan atau membina kedisiplinan pada siswa (Slameto 2010:67).

Kedisiplinan merupakan faktor penting yang mendukung berlakunya tata tertib di sekolah (Arikunto, 1980:121).Kedisiplinan merupakan salah satu komponen yang ikut menentukan proses pencapaian tujuan pendidikan sekolah. Dengan adanya disiplin semua warga sekolah diharapkan akan timbul suasana yang kondusif selama belajar mengajar di sekolah. Suatu keadaan yang menunjukkan suasana tata tertib dan teratur yang dihasilkan oleh orang-orang yang berada di bawah naungan organisasi, karena peraturan yang berlaku dihormati dan ditaati (Komaruddin, 1974:113).Disiplin merupakan suatu keadaan tertentu

dimana orang-orang yang tergabung dalam organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan rasa senang hati, sedangkan kerja adalah segala aktivitas manusia yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah diterapkan.

Perlu diketahui bahwa kontrol sosial sekolah mempunyai peran penting dalam mengikat perilaku peserta didik,hal ini bertujuan agar siswa tidak menyimpang dari aturan sekolah (Imron, 2004:136). Pengendalian sosial (social control) pengawasan dari kelompok terhadap kelompok atau individu lain untuk mengarahkan peran individu atau kelompok sebagai bagian dari masyarakat agar tercipta situasi kemasyarakatan sesuai dengan harapan sosial, yaitu kehidupan sosial yang konformis (Setiadi dan Elly, 2011:252).

Berdasarkan data diperoleh dari observasi awal dan buku kasus siswa pada tgl 10 Februari sampai 15 Maret 2017 diketahui bahwa siswa SMA N 1 Ampek Nagari melanggar aturan sekolah. Dalam aturan sekolah mengharuskan siswa mematuhi tata tertib sekolah, seperti

(3)

datang sebelum jam 07.20 WIB, mengikuti PBM, dan mengikuti upacara bendera pada hari senin. Tetapi kenyataannya masih ada siswa yang datang lewat jam 07:20 WIB tersebut.Siswa yang terlambat, yang cabut, siswa yang tidak mengikuti upacara bendera dan siswa yang tidak mempunyai modul, mengakibatkan kurang lancarnya proses kegiatan belajar mengajar pada saat jam pelajaran. Dengan demikian hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya kontrol sosial dari pihak sekolah terhadap kedisiplinan siswa. Kondisi ini sangat memperhatinkan kenyamanan dan ketentraman proses belajar mengajar di sekolah. Pihak sekolah memiliki peran yang amat besar dalam proses pendidikan, terutama dalam menumbuhkan kedisiplinan pada siswa dengan cara mensosialisasikan aturan dan memberikan hukuman terhadap siswa yang melanggar.

Berdasarkan paparan di atas sehingga menarik untuk diteliti tentang Kontrol Sosial Sekolah Terhadap Kedisiplinan Siswa SMAN 1 Ampek Nagari Kecamatan Ampek nagari Kabupaten Agam.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1). Bagaimana proses pelaksanaan kontrol sosial sekolah terhadap kedisiplinan siswa SMAN 1 Ampek Nagari Kabupaten Agam?

2). Bagaimana bentuk kontrol sosial sekolah terhadap kedisiplinan siswa SMA N 1 Ampek Nagari Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam?

Penelitian ini bertujuan untuk 1). Mendeskripsikan proses pelaksanaan kontrol sosial sekolah terhadap kedisiplinan siswa SMA N 1 Ampek Nagari Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam. 2). Mendeskripsikan bentuk kontrol sosial sekolah terhadap kedisiplinan siswa SMAN 1 Ampek Nagari Kabupaten Agam.

METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskripstif. Teknik pemilihan informan adalah

purposivesampling. Adapun

informan penelitian berjumlah 14 orang.Data primer dalam penelitian ini adalah data yang dikumpulkan

(4)

adalahdata yang diperoleh secara langsung dari informan melalui wawancara dengan kepala sekolah, wakil kesiswaan, Guru BK, Wali Kelas, Guru Mata Pelajaran, Guru Piket, Bendahara Sekolah, Pembina OSIS, Satpam dan Siswa SMA N 1 Ampek Nagari.Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang dikumpulkan dari dokumen sekolah yang berkaitan dengan tujuan penelitian.Metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Observasi

Dalam penelitian ini, observasi yang dilakukan adalah observasi non partisipan yaitu metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.Metode pengumpulan data secara observasi digunakan untuk melihat tentang kontrol sosial sekolah terhadap kedisiplinan siswa SMA N 1 Ampek Nagari. Dalam hal ini peneliti langsung kelapangan untuk mengadakan pengamatan tentang apa saja kontrol sosial yang dilakukan sekolah terhadap

kedisiplinan siswa SMA N 1 Ampek Nagari. Observasi yang peneliti lakukan adalah melihat tindakan yang dilakukan pihak sekolah terhadap siswa.sehingga yang peneliti teliti adalah saat warga sekolah berada di lingkungan sekolah.

Observasi digunakan dalam penelitian ini adalah untuk melihat kondisi Peneliti mengamati tindakan guru terhadap siswa yang memakai sepatu selain hitam yakni menyuruh siswa tersebut membuka sepatu dan meninggalkannya di ruang guru, tindakan satpam ketika ada siswa yang terlamabat yakni menutup pagar sekolah dan siswa tidak dibolehkan masuk dan tindakan satpam menegur siswa apabila berada di luar kelas pada saat jam pelajaran, tindakan wakil kesiswaan terhadap siswa yang berambut panjang bagi siswa laki-laki yakni mengguntingnya dan bagi siswa perempuan memotong kuku yang panjang.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

(5)

wawancara mendalam (in-dept

interview). Wawancara mendalam

merupakan suatu alat untuk mengumpulkan data dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti (Bungin, 2011: 157-158).

Proses wawancara yang peneliti lakukan dengan bertanya langsung kepada ketua komite,kepala sekolah, wakil kesiswaan, guru BK, wali kelas satpam dan siswa.

3. Studi Dokumen

Peneliti memanfaatkan dokumen tertulis atau arsip dan catatan di lapangan. Adapun dokumen-dokumen yang peneliti ambil dari SMA N 1 Ampek Nagari yaitu berupa dari buku kasus siswa, profil sekolah, data siswa,data kepegawaiaan SMAN 1 Ampek Nagari, dokumen mengenai tata tertib, kode etik sekolah, data ketua komite sekolah beserta staf dan jajarannya di sekolah, data sarana dan prasarana yang dimiliki di SMA N 1 Ampek Nagari.Unit analisis dalam penelitian ini adalah

kelompokyaitu pihak sekolah yang terlibat dalam mengontrol kedisiplinan siswa.Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah model analisis Milles dan Huberman.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Pelaksanaan Kontrol

Sosial Sekolah Terhadap Kedisiplinan Siswa SMA N 1 Ampek Nagari Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam

Beberapa bentuk pendekatan telah dilakukan oleh pihak sekolah.Salah satunya kerjasama antara elemen yang ada di sekolah mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi, untuk melakukan pendekatan kepada siswa yang berkasus tentang pelanggaran aturan sekolah.

Apabila pihak sekolah tersebut tidak menjalani kerjasama terhadap kedisiplinan siswa, maka akan mudah terjadi pelanggaran tata tertib sekolah dan tidak terciptanya suasana yang kondusif dalam lingkungan sekolah. Oleh karena itu ada beberapa cara yang dilakukan oleh sekolah untuk mengontrol siswa agar tidak melakukan pelanggaran terhadap aturan tata tertib sekolah

(6)

yakni cara perventif dan refresif.Beberapa cara pengawasan yang dilakukan antara lain sebagai berikut:

1. Mensosialisasikan Aturan Kepada Siswa

Sosialisasi merupakan proses belajar bagi seseorang atau sekelompok orang selama hidupnya untuk mengenali pola-pola hidup, nilai-nilai dan norma sosial agar ia dapat berkembang menjadi pribadi yang bisa diterima oleh kelompoknya (Setiadi dan Elly, 2011:155). Kontrol sosial yang dilakukan pihak sekolah sebelum mensosialisasian tata tertib kepada siswa pihak sekolah terlebih dahulu memusyawarahkan dan merancang program tahunan (lokakarya) yang dilaksanaan di ruang guru.Lokakarya tersebut dirancang sebelum memasuki tahun ajaran baru pada tanggal 10 Mei 2017. Program tersebut dihadiri oleh nara sumber (pengawas)kemudian komite sekolah, kepala sekolah,karyawan tata usaha, guru, dan termasuk penjaga sekolah.

2. Memberikan Pengarahan Kepada Siswa

Pengarahan adalah salah satu bentuk cara sosialisasi yang

dilakukan oleh pihak sekolah di SMA N 1 Ampek Nagari mengenaitentang aturan yang harus dipatuhi oleh siswa. Pengarahan disampaikan pada tahun ajaran baru atau pada saat MOS (Masa Orientasi Siswa) bagi siswa baru dan hari pertama kali belajar bagi siswa lama.Pengarahan juga disampaikan pada setiap upacara bendera dan hari-hari besar pendidikan nasional lainnya. Pihak sekolah juga menyampaikan apa bentuk aturan yang harus dipatuhi oleh siswa dan sanksi yang diterima apabila aturan itu dilanggar. 3.Sosialisasi Dalam Bentuk Tertulis

Setelah sosialisasi melalui pengarahan yang telah disampaikan oleh kepala sekolah, guru dan wali kelas kemudian baru disampaikan dalam bentuk sosialisasi tertulis mengenai peraturan sekolah. Peraturan adalah suatu pola yang telah ditetapkan untuk berperilaku atau bersikap sesuai yang diharapkan. Pola tersebut mungkin ditetapkan oleh orang lain, guru, kepala sekolah, wakil kesiswaa, pmbina OSIS, guru mta pelajaran, wali kelas dan teman bermain.

(7)

Bentuk Kontrol Sosial Yang Dilakukan Oleh SMA N 1 Ampek Nagari Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam

Berdasarkan observasi bahwa bentuk kontrol yang dilakukan oleh SMA N 1 Ampek Nagari terhadap kedisiplinan siswa ada beberapa cara pengawasan yaitu pemberian sanksi terhadap siswa siswa yang melanggar aturan. Pemberian sanksi yang diberikan oleh pihak sekolah tergantung dari jenis pelanggaran yang dilakukan oleh pihak sekolah juga menggunakan kartu kendali sebelum UTS dan ujian semester untuk meningkatkan kedisiplinan siswa.

1. Pemberian Sanksi Terhadap Siswa Yang Melanggar.

Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan kontrol sosial diberikan oleh pihak sekolah terhadap siswa yang tidak mematuhi tata tertib sekolah tergantung dari tingkat pelanggaran yang dilakukan oleh siswa tersebut.Di SMA N 1 Ampek Nagari ada beberapa pelanggaran yang di lakukan siswa.Peneliti juga menemukan sanksi yang diberikan pihak sekolah berupa tinggal kelas bagi siswa yang

tidak mau mematuhi aturan sekolah dan sering melanggar.Pelanggaran seperti hamil di luar nikah tersebut tidak ada di toleransi oleh pihak sekolah.Pihak sekolah langsung melaporkan ke pihak yang berwenang (kepolisian).

2. Penggunaan Kartu Kendali Sebelum Melaksanakan Ujian UTS Dan Ujiam Semester

Kartu kendali siswa dapat diartikan sebagai kartu latihan yang dapat meningkatkan kedisiplinan siswa dalam belajar dan kartu kendali berfungsii sebagai salah satu untuk meningkatkan kedisiplinan siswa. Kartu kendali merupakan salah satu model yang digunakan oleh pihak SMA N 1 Ampek Nagari ketika akan melaksanakan UTS dan ujian semester.

Kartu kendali adalah salah satu bentuk untuk meningkatkan kedisiplinan siswa, mau tidak mau siswa harus mematuhi peraturan sekolah apabila siswa tidak mau maka siswa tersebut tidak akan mendapatkan tanda tangan pihak yang telah di tugaskan sekolah.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kontrol sosial sekolah

(8)

terhadap kedisiplinan siswa terdapat beberapa cara pengawasan yang dilakukan oleh pihak sekolah. Proses pelaksanaan dan bentuk kontrol yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di lingkungan sekolah yaitu

A. Proses Pelaksanaan Kontrol Sosial Terhadap Kedisiplinan Siswa SMA N 1 Ampek Nagari Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam

1.Mensosialisasikan aturan kepada siswa SMAN 1 Ampek Nagari salah satu bentuk kontrol yang sampaikan oleh pihak yang ada di sekolah seperti kepala sekolah , wakil kepala sekolah, guru dan satpam.

2. Bentuk sosiailisasi yang dilakukan seperti pengarahan mengenai kedisiplinan siswa disampaikan secara langsung seperti pada saat MOS dan hari pertama sekolah yang di sampaikan oleh pihak sekolah.

3. Kemudian disampaikan

dengan cara

sosialisasidalam bentuk tertulis berupa peraturan sekolah sepeti poster, papan pengumuman dan slogan mengenai kedisiplinan siswa SMA N 1 Ampek Nagari.

B. Bentuk Kontrol Sosial

Sekolah Terhadap

Kedisiplinan Siswa SMAN 1 Ampek Nagari Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam

1. Pemberian sanksi terhadap siswa yang melanggar aturan SMA N 1 Ampek Nagari adalah bentuk kontrol sosial yang dilakukan oleh sekolah. Pemberian sanksi tergantung dari jenis dan tingkatan pelanggarn yang dilakukan siswa. Pemberian kartu kendali sebelum ujian UTS dan ujian semester adalah bentuk kontrol yang dilakukan sekolah

(9)

terhadap kedisiplinan siswa SMA N 1 Ampek Nagari. Kontrol sosial sekolah berupa kartu kendali yang berisi tentang pembayaran SPP, bebas pustaka danmengenai

kedisiplinan siswa dan kontrol sosial yang dilakukan sekolah adalah berupa hukuman seperti tidak mendapat nomor ujian apabila tidak mematuhi aturan yang tertera di dalam kartu kendalin tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Imron. 2004. Manajemen

Peserta Didik Berbasis

Sekolah.

Depdiknas:Universitas Negeri Padang.

Arikunto, S. 2010. Manajemen

Penelitian. Jakarta: PT. Adi

Mahasatya.

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian

Kualitatif. Kencana Prenada

Media Group.Jakarta.

Komaruddin. 1974. Manajemen. Jakarta: Debdikbud

Salahudin, Anas. 2011. Filsafat

Pendidikan. Bandung: CV

Pustaka Setia.

Setiadi, M. Kolip. Elly Q Usman Kholip. 2011. Pengantar

Sosial, pemahaman fakta, dan

gejalah, permasalahan sosial :Teori, Aplikasi, dan Pemecahanya Jakarta : Prenda Media.

Soekanto, Soejono. 2012. Sosiologi

Suatu Pengantar. Jakarta:

Rajawali Pers.

Slameto. 2010. Belajar Dan

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta

(10)

Referensi

Dokumen terkait

'HQJDQPHPSHODMDULTDOTDODKNLWDMDGLPHPDKDPLVHEDJLDQVLIDWKXUXIKLMDL\\DK. Dari keempat pembagian qalqalah yang sudah disampaikan pada materi sebelumnya, kita mengetahui

Retensi memori pasca penyuluhan Keluarga Berencana yang diukur melalui selisih hasil kuesioner sesaat dan 7 hari setelah penyuluhan dengan media ceramah lebih

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai masukan untuk mengetahui “Bagaimana Pengaruh dari Nilai Pelanggan danKepuasan Pelanggan terhadap Citra Merek pada produk tabungan di

Ternak sapi yang memperlihatkan onset estrus tercepat setelah pemberian perlakuan dialami oleh ternak yang diberikan satu kali penyuntikan 62,5 mg progesteron dan disusul tiga

(1) Dalam hal pelapor datang ke kantor Bawaslu Provinsi untuk melengkapi laporan Pelanggaran Administrasi Pemilihan TSM dan/atau dokumen sesuai dengan batas waktu

Sistatin adalah inhibitor sistein proteinase yang secara luas tersebar pada jaringan hewan dan cairan tubuh, merupakan suatu molekul protein yang terdiri dari 100 sampai 120

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan apakah gaya belajar berkorelasi secara signifikan dengan pemahaman membaca oleh siswa SMA Negeri 1 Nalumsari Jepara tahun