• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALLOPURINOL ALLOPURINOL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ALLOPURINOL ALLOPURINOL"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ALLOPURINOL

ALLOPURINOL

1. IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA 1.1. Golongan (2,8)

Anti gout, inhibitor xantin oksidase

1.2. Sinonim/Nama Dagang (3,4,5,6,7)

1,5-dihydro-4H-pyrazolo[3,4-d]pyrimidin-4-one; 4'hydroxypyrazolol[3,4-d]pyrimidine; 4-hydroxy-1H-pyrazol[3,4-4'hydroxypyrazolol[3,4-d]pyrimidine; 4-hydroxypyrazolo[3,4-d]pyrimidine; 4-hydroxypyrazolyl[3,4-d]pyrimidine; 4H-pyrazolo[3,4-d]pyrimidin-4-one; 1H-Pyrazolo[3,4-d]pyrimidin-4-ol; 1,5-dihydro-4H-pyrazolo[3,4-d]pyrimidin-4-one; Adenock; AL-100; Allozym; Allural; Alositol; Aluline; Anoprolin; Anzief; Apurin; Apurol; Bleminol; Bloxanth; BW 56-158; Caplenal; Cellidrin; Dabrosin; Embarin; Epidropal; Foligan; Gichtex; HPP; Ketanrift; Ketobun-A; Lopurin; Lysuron; Miniplanor; Monarch; Nektrohan; NSC-1390; Remid; Riball; Suspendol; Takanarumin; Urbol; Uricemil; Uritas; Urobenyl; Urosin; Xanturat; Zyloprim; Zyloric; Progout; Allopurinolum.

1.3. Nomor Identifikasi

1.3.1. Nomor CAS : 315-30-0 (2,3,4,5,6,7,9,10) 1.3.2. Nomor EC : 206-250-9 (3,6,9,10) 1.3.3. Nomor RTECS : UR0785000 (2,6,9) 1.3.4. Nomor UN : 2811 (9)

2. PENGGUNAAN (2,7,8,9)

Digunakan untuk obat menurunkan konsentrasi asam urat dalam plasma dan atau urin ketika hiperurisemia meningkat signifikan secara klinis, anti-gout kronis, pencegahan nefropati asam urat.

(2)

3.1. Organ Sasaran (3,4,7,8,10)

Gastrointestinal, kulit, muskuloskeletal, darah, ginjal, hati, jantung, sistem syaraf pusat, sistem kekebalan tubuh (imun), sistem limfatik.

3.2. Rute Paparan

3.2.1. Paparan Jangka Pendek 3.2.1.1. Terhirup (3,5,9)

Menyebabkan iritasi membran mukus dan saluran pernafasan atas. Orang dengan gangguan fungsi pernapasan, penyakit saluran napas seperti emfisema atau bronkitis kronis, dapat mengalami ketidakmampuan bernafas, jika menghirup partikel dalam konsentrasi tinggi. 3.2.1.2. Kontak dengan Kulit (3,5,9)

Iritasi kulit. Jika zat masuk ke dalam pembuluh darah melalui kulit terbuka atau luka, dapat menyebabkan luka sistemik dengan efek yang berbahaya.

3.2.1.3. Kontak dengan Mata (3,4,9)

Iritasi mata, mata kemerahan dan berair. Kontak langsung dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada mata yang ditandai dengan keluar air mata atau kemerahan pada konjungtiva.

3.2.1.4. Tertelan (3,5,6,7,9,10)

Timbul keracunan. Efek samping dapat terjadi seperti ruam kulit (maculopapular atau pruritus), menggigil, demam, sakit kepala, vertigo, mengantuk, mual, muntah, diare, iritasi lambung, leukopenia atau leukositosis, eosinofilia, arthalgia dan vaskulitis yang menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. 3.2.2. Paparan Jangka panjang

3.2.2.1. Terhirup (5)

Terhirup partikel dengan konsentrasi tinggi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan perubahan fungsi paru, seperti pneumoconiosis yang disebabkan partikel < 0,5 mikron menembus dan tersisa dalam paru-paru.

(3)

3.2.2.2. Kontak dengan Kulit (3,4,5)

Kontak dengan kulit dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan reaksi sensitisasi (reaksi alergi kulit) pada sebagian orang.(3,5) Reaksi alergi kulit (ruam makulopapular yang disertai dengan mengelupas/bersisik) dan eksfoliatif, urtikaria, eritematosa, hemoragik dan jenis purpura dermatitis. Reaksi hipersensitivitas yaitu dampak negatif kedua yang lebih jarang dan dapat terjadi demam, menggigil, arthralgia, mual, muntah dan keadaan ini disebut dengan “allopurinol hipersensitivitas sindrom”.(4)

3.2.2.3. Kontak dengan Mata (11) Data tidak tersedia 3.2.2.4. Tertelan (4,5)

Paparan dari sejumlah kecil partikel dapat memicu reaksi hipersensitivitas seperti bronkospasma, urtikaria, edema angioneurotik, rhinitis, pandangan kabur. Sindrom hipersensitivitas allopurinol yang akan fatal, termasuk timbul demam, panas dingin, nekrolisis epidermal, vaskulitis dermal, disfungsi berat dari ginjal dan hati, perdarahan gastrointestinal, dan kemungkinan vaskulitis pulmonar(3) Syok anafilaktik dan ruam kulit mungkin terjadi.(4)

4. TOKSIKOLOGI 4.1. Toksisitas

4.1.1. Data pada Hewan

LD50 intraperitoneal pada tikus 900 mg/kg; LD50 intraperitoneal pada mencit 214 mg/kg; LD50 oral pada mencit >1000mg/kg; LD50 subkutan pada mencit 298 mg/kg; LD50 subkutan pada tikus 2450 mg/kg;(5,6) LD50 oral pada mencit 78 mg/kg.(4,5)

4.1.2. Data pada Manusia (7) Studi Kasus

20 g Allopurinol pada dewasa dapat menyebabkan mual, muntah, diare, sakit perut, kulit kemerahan (flushing), perubahan suhu,

(4)

dipulihkan dengan terapi suportif.

22,5 g Allopurinol (416 mg/kg) pada usia wanita 15 tahun dapat menyebabkan asimptomatik, sedikit mengingkat pada fosfat dan alkali fosfatase. Dapat diobati dengan lavage lambung dan arang aktif. 4.2. Data Karsinogenik (2,8)

Studi jangka panjang pada tikus tidak menunjukkan adanya karsinogenisitas.

4.3. Data Tumoregenik Data tidak tersedia 4.4. Data Teratogenik (2,3,6,8)

Studi pada hewan terjadi kelainan skeletal minor dan sumbing pada wajah, tetapi efek teratogenik tidak dilaporkan setelah pemberian dosis tinggi pada tikus dan kelinci.(2) Studi pada mencit menunjukkan abnormalitas fetal, dan pada tikus tidak ditemukan adanya abnormalitas. Suatu studi ekstensif pada mencit, tikus, dan kelinci menunjukkan tidak adanya efek teratogenik.(8) Efek Kronis – Teratogen

Dosis 50 mg/kg secara intraperitoneal pada tikus dengan masa kehamilan 10 hari dapat menyebabkan perkembangan kelainan yang spesifik yaitu pada Craniofacial (termasuk hidung dan lidah) dan sistem muskuloskeletal. Efek pada embrio atau janin dapat menyebabkan Fetotoxicity (kecuali kematian, misalnya janin terhambat).(3,6)

Dosis 100 mg/kg secara intraperitoneal pada tikus dengan masa kehamilan 10 hari dapat menyebabkan efek pada embrio atau janin yaitu kematian janin.(3)

4.5. Data Mutagenik (2)

Tidak ada mutagenisitas pada limfosit manusia.

5. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN KERACUNAN 5.1. Terhirup (3,4,6,9)

Pindahkan korban ke tempat berudara segar. Berikan pernapasan buatan jika tidak bernapas atau berikan oksigen jika sulit bernapas. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

(5)

5.2. Kontak dengan Kulit (3,4,6,9)

Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci kulit, kuku, dan rambut menggunakan sabun dan air yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal, sekurangnya selama 15 menit. Oleskan pada kulit yang iritasi dengan emolien. Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

5.3. Kontak dengan Mata (3,4,5,6,9)

Segera cuci mata dengan air yang banyak, sekurangnya selama 15 menit dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

5.4. Tertelan (3,4,9)

Jangan lakukan induksi muntah. Jangan berikan apapun melalui mulut pada korban yang tidak sadarkan diri. Jika korban sadar, cuci mulut dengan air. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

6. PENATALAKSANAAN PADA KORBAN KERACUNAN 6.1. Resusitasi dan Stabilisasi (1)

6.1.1. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk menjamin pertukaran udara.

6.1.2. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.

6.1.3. Penatalaksaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.

6.2. Dekontaminasi

6.2.1. Dekontaminasi Mata (1)

a. Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terpapar.

b. Secara perlahan bukalah kelopak mata dan bilas dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% perlahan selama15-20 menit.

(6)

e. Jangan biarkan pasien menggosok matanya.

f. Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera kirim/konsul ke dokter mata.

6.2.2. Dekontaminasi Kulit (termasuk rambut dan kuku) (1)

a. Bawa segera pasien ke air mengalir atau pancuran terdekat. b. Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan

menggunakan sarung tangan, masker hidung dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.

c. Lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi zat racun atau muntahannya dan simpan dalam wadah/plastic tertutup.

d. Cuci (scrubbing) segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dingin atau hangat dan sabun minimal 10 menit.

e. Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.

f. Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut. 6.2.3. Dekontaminasi Gastrointestinal (7)

a. Dekontaminasi tidak direkomendasikan. Toksisitas sistemik yang signifikan tidak mungkin diikuti oleh konsumsi akut.

b. Dekontaminasi dengan arang aktif tidak direkomendasikan. 6.3. Antidotum (7)

Tidak ada antidotum.

7. SIFAT FISIKA KIMIA 7.1. Nama Bahan

Allopurinol 7.2. Deskripsi (3,4,5,7)

Serbuk padat (serbuk mikrokristal), berwarna putih atau putih pucat, tidak berbau, tidak berasa; berat molekul 136,11; titik lebur > 350C; kelarutan dalam air (25C) 0,48mg/ml, dalam n-oktanol (25C) <0,01 mg/ml, dalam kloroform (25C) 0,60 mg/ml, dalam etanol (25C) 0,30 mg/ml, dalam dimethylsufoxide(25C) 4,6 mg/ml; larut dalam larutan alkali hidroksida;

(7)

sangat sedikit larut dalam air dingin dan alkohol/etanol; praktis tidak larut dalam kloroform dan eter.

7.3. Tingkat Bahaya, Frasa Risiko dan Frasa Keamanan

7.3.1. Peringkat NFPA (National Fire Protection Association) Skala 0-4 (4) Kesehatan 2 : Tingkat keparahan sedang

Kebakaran 1 : Tingkat kebakaran rendah Reaktivitas 0 : Tingkat reaktif

7.3.2. Klasifikasi EC (European Commision) Frasa Risiko dan Frasa Keamanan (3,4,6,9)

R 25 : Beracun bila tertelan

R 43 : Dapat menyebabkan sensitivitas bila kontak pada kulit R20/21/22 : Berbahaya jika terhirup, kontak dengan kulit dan

tertelan

R36/37/38 : Mengiritasi mata, sistem pernapasan dan kulit

S 28 : Setelah kontak pada kulit, bilas segera dengan sejumlah air

S 45 : Pada kasus kecelakaan atau jika Anda merasa tidak sehat, minta nasihat dokter segera (tunjukkan label bila mungkin)

S24/25 : Hindari kontak dengan kulit dan mata

S36/37 : Gunakan pakaian pelindung dan sarung tangan yang sesuai

S36/37/39 : Kenakan pakaian pelindung, sarung tangan, dan pelindung mata/wajah yang sesuai

7.3.3. Klasifikasi GHS (Globally Harmonized System) (Hazard and

Precautionary Statement) (9,10)

Pernyataan Bahaya

H301 : Beracun jika tertelan

H317 : Dapat menyebabkan reaksi alergi kulit Pernyataan Kehati-hatian

P201 : Perhatikan petunjuk khusus sebelum menggunakan P202 : Tidak boleh menangani sampai seluruh peringatan

(8)

semprotan

P264 : Bersihkan tangan seluruhnya setelah penanganan P272 : Pakaian kerja yang terkontaminasi jangan dibawa

keluar dari ruang kerja

P280 : Gunakan sarung tangan pelindung

P281 : Gunakan perlengkapan pelindung personal yang dibutuhkan

P 330 : Bersihkan mulut

P363 : Cuci pakaian yang terkontaminasi sebelum digunakan kembali

P301+P310 : Jika tertelan, segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter

P302+352 : Jika kontak pada kulit, bersihkan dengan sejumlah air dan sabun

P333+313 : Jika muncul iritasi kulit atau ruam, segera minta nasihat dokter

P308+313 : Jika terpapar atau khawatir terpapar, dapatkan saran dari tenaga kesehatan

8. STABILISASI DAN REAKTIVITAS 8.1. Reaktivitas (3,4,6,10)

Stabil jika disimpan pada kondisi yang tepat 8.2. Kondisi yang Harus Di Hindari (6)

Hindari dari panas dan cahaya berlebihan 8.3. Bahan Tak Tercampurkan (3,6,9,10)

Bahan pengoksidasi 8.4. Dekomposisi (3)

Produk dekomposisi yang berbahaya: karbon monoksida, karbon dioksida, nitrogen oksida

8.5. Polimerisasi (3,4,10)

(9)

9. BATAS PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI 9.1. Ventilasi (4,6)

Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Sediakan ventilasi yang memadai di tempat penyimpanan atau ruangan tertutup.

9.2. Perlindungan Mata (2,3,5,8,9)

Kenakan kacamata pengaman/pelindung mata yang direkomendasikan NIOSH (AS) atau EN 166 (EU).

9.3. Pakaian (4,6,9)

Kenakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia. Perlindungan tubuh disesuaikan dengan aktivitas serta kemungkinan terjadinya paparan, misalnya sepatu boot, jas lab atau pakaian yang tahan bahan kimia. 9.4. Sarung Tangan (3,4,9)

Kenakan sarung tangan yang tahan zat kimia atau yang memenuhi spesifikasi EU Directive 89/686/EEC dan standar EN 374.

9.5. Respiratori (3,9)

Kenakan pelindung pernapasan jika ventilasi tidak memadai. Kenakan respirator partikel/ uap organik yang direkomendasikan NIOSH (AS) atau CEN (EU).

10. DAFTAR PUSTAKA

1. Sentra Informasi Keracunan (SIKer) dan tim. Pedoman Penatalaksanaan Keracunan untuk Rumah Sakit. 2001

2. http://www.inchem.org/documents/ukpids/ukpids/ukpid02.htm (diunduh pada April 2014)

3. http://www.sigmaaldrich.com/MSDS (diunduh pada April 2014)

4. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9922830 (diunduh pada April 2014)

5. http://datasheets.scbt.com/sc-207272.pdf (diunduh pada April 2014)

6. https://www.spectrumchemical.com/MSDS/TCI-A0907.pdf (diunduh pada April 2014)

7. http://www.toxinz.com/Spec/2341846 (diunduh April 2014)

8. http://www.medsafe.govt.nz/profs/datasheet/a/apoallopurinoltab.pdf (diunduh pada April 2014)

(10)

2014)

11. http://www.usp.org/pdf/EN/referenceStandards/msds/1013035.pdf (diunduh pada Juli 2014)

Referensi

Dokumen terkait

coli O157 yang menunjukkan hasil postif pada uji motilitas dikoleksi dan ditumbuhkan pada media brain heart infusion (BHI) diinkubasikan pada suhu 37 o C selama 24 jam, bakteri

tidak memi#iki input % -rses dan output % nam!n demikian ke/!t!han nnf!n.sina# se/aiknya di-en!hi% karena akan san.at menent!kan a-akah sistem ini di.!nakan !ser ata..

Nilai positif yang diperoleh menunjukkan pengaruh secara positif Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah.Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya

Metode Activity Based Costing Di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Metode Activity Based Costing yang terdiri dari dua tahap yaitu: tahap pertama adalah pembebanan

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Nikmat Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Pengujian alat

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh dari Kantor Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang..

Dari hasil kuesioner kepada pihak penyelenggara bandar udara Ngurah Rai- Bali bahwa untuk kebutuhan personel keamanan penerbangan belum mencukupi dan tidak sesuai

dimaksud secara keseluruhan dengan judul “Konseling Individu terhadap Siswa Pecandu Game Online di MTs Ali Maksum Yogyakarta” suatu penelitian tentang pemberian bantuan yang