• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum Wallts

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum Wallts"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Umum Wallts

Wallts adalah sebuah brand dari produk dompet, nama brand ini diambil dari permainan kata Wallet dari bahasa inggris, tetapi dihilangkan huruf e dan ditambahkan huruf s dibelakangnya. Dipilih Wallts sebagai nama brand, karena nama ini mudah diingat dan hanya terdiri dari satu suku kata, sesuai dengan produk dari dompet itu sendiri. Sebelumnya juga sudah dikenal secara global brand seperti Walls dan Walt Disney, dengan nama yang terlihat mirip membuat penyebutan merek Wallts akan mudah diingat oleh konsumen.

Ada berbagai alasan mengapa dipilih dompet sebagai produk utama? Saat ini produk dompet yang ada tidak banyak yang berinovasi dan model yang ada cenderung monoton, dimana saat ini produk dompet terbuat dari kulit atau terkadang dari kulit imitasi yang biasanya tidak awet. Dan kami melihat belum ada dompet yang terbuat dari bahan kanvas. Selain itu, belum ada top of mind di bidang dompet.

Diproduksi pertama kali pada 15 Juli 2015 berkat ide dari tiga orang mahasiswa Universitas Telkom. Produk Wallts memiliki diferensiasi produk atau ciri khas yang berbeda dengan produk dompet lainnya, dimana dompet biasanya terbuat dari bahan kulit atau kulit sintetis, tetapi produk dari Wallts menggunakan bahan canvas sebagai material utamanya. Material kanvas yang digunakan adalah kanvas terpilih serta memiliki bahan dasar yang tahan lama dan anti air. Konsep yang diusung yaitu “colourfull, valuable and long lasting wallet for your daily use” dimana konsep ini sendiri mewakili brand yaitu produknya tersedia dalam berbagai warna yang menarik, memiliki value tambahan sebagai elemen pendukung diferensiasi produk diantaranya seperti anti air, saku sembunyi untuk menyimpan uang cadangan pada saat dibutuhkan, packaging yang dapat digunakan ulang sebagai celengan.

(2)

2 1.1.2 Visi dan Misi Wallts

Visi dari Wallts adalah sebagai berikut:

1. Menjadi produsen dompet yang paling utama di pasar dompet Indonesia. Sehingga dapat menjadi Top Of Mind konsumen dalam produk dompet.

Misi dari Wallts adalah sebagai berikut:

1. Membangun titik distribusi yang kuat mulai dari hulu ke hilir.

2. Memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen, mitra dan karyawan. 3. Berorientasi pada kebutuhan pasar dan peduli terhadap kepentingan

masyarakat dan lingkungan.

1.1.3 Logo Wallts

Logo dari Wallts adalah seperti gambar 1.1 berikut ini:

Gambar 1.1 Logo Wallts Sumber: Data Internal Wallts

Logo dari Wallts terdiri dari tulisan dengan font yang terkesan sedikit italic dan dicetak dengan huruf sambung serta terdapat slogan dibawahnya yaitu “Wallet Goods’’. Makna dari logo Wallts adalah sebagai berikut:

1. Wallts: Diambil dari kata dasar Wallet dalam bahasa Inggris yang berarti dompet.

(3)

3 2. Wallet Goods: Sebagai dasar dari slogan Wallts bermakna produk yang

memiliki value.

3. Warna Biru: Warna biru mengartikan peruntungan yang baik.

1.1.4 Bidang Usaha Wallts

Bidang usaha dari Wallts adalah penjualan barang berupa dompet berbahan dasar kanvas, kanvas digunakan agar Wallts memiliki diferensiasi dari produk pada umumnya. Dikarenakan saat ini produk dompet hampir rata-rata berbahan baku kulit asli maupun kulit imitasi, maka dari itu dipilih kanvas sebagai bahan baku untuk dompet yang memiliki tingkat kekedapan air yang tinggi dan tahan lama. Selain itu dari sisi kemasannya, Wallts menyajikan kemasan yang dapat digunakan kembali oleh konsumen. Dengan berbahan dasar karton, kemasan yang dibuat memiliki nilai tambah yaitu dapat digunakan lagi sebagai celengan atau tempat menyimpan uang. Sehingga konsumen dapat menggunakan kembali kemasan Wallts tersebut dan sebagai langkah untuk mendukung go green dengan tidak memperbanyak sampah dari bahan yang sulit terurai.

1.1.5 Struktur Organisasi Wallts

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Wallts Sumber: Data Internal Wallts

(4)

4 Job desk yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

1. M. Adzwin Perwira: Sebagai product development yang bertugas untuk membuat desain produk untuk setiap katalog baru nya.

2. Billy Nugroho: Sebagai marketing yang bertugas untuk mengenalkan produk Wallts kepada konsumen dan bertugas untuk meningkatkan penjualan.

3. Novara Wahyu: Sebagai distribusi yang bertugas untuk mengatur kinerja dengan partner bisnis Wallts dan mencari saluran distribusi baru, baik melalui konsinyasi maupun penjualan dengan sistem online.

1.1.6 Analisa SWOT 1. Strength (Kekuatan)

- Dompet berbahan kanvas yang berbeda dari dompet lainnya,

- Dompet tersedia dalam berbagai macam warna yang dapat dipilih sesuai keinginan konsumen,

- Bahan kanvas anti air. Tidak kalah dengan pesaing serupa yang menggunakan bahan imitasi yang juga anti air,

- Kemasan ramah lingkungan yang dapat digunakan ulang sebagai celengan. 2. Weakness (Kelemahan)

- Modal yang kurang, sehingga terhambat untuk mengembangkan produk - Varian produk yang kurang banyak.

3. Opportunities (Peluang)

- Belum banyak dompet berbahan kanvas yang tersedia di pasaran, - Belum ada top of mind di bidang dompet

4. Threat (Ancaman)

- Produk dompet bukan produk yang sering diganti-ganti oleh konsumen. Sehingga kemungkinan untuk pembelian berulang lebih sulit didapatkan.

(5)

5 1.1.7 Analisa Pesaing

Karena Wallts ini adalah merek di industri dompet lokal atau local brand, maka analisa pesaing dari penelitian ini juga adalah sesama local brand. Analisa pesaing dalam penelitian ini adalah seperti tabel 1.1 berikut ini

TABEL 1.1 Analisa Pesaing Sumber: Olahan Peneliti

4P Wallts Goodism Inc Little Big LTHRKRFT Product - Dompet

berbahan kanvas - Produk dompet untuk pria dan wanita

- Produk berbahan kulit asli - Tersedia produk dompet kartu dan ID card slot - Produk berbahan kertas tyvek - Produk dompet berbahan kulit asli khusus untuk pria - Tersedia produk lainnya berupa gelang kulit, sabuk kulit, tas kulit Price Rp. 169.900-Rp.239.900 Rp.395.000-Rp.435.000 Rp. 80.000-100.000 Rp. 385.000-Rp.495.000 Place Konsinyasi, online, pameran Konsinyasi, online, pameran Konsinyasi, online, pameran Konsinyasi, online, pameran Promotion Instagram, Instagram Ads, Kaskus, line@, promo discount di titik konsinyasi, mengikuti pameran, reseller Instagram, website, mengikuti pameran, discount Instagram, mengikuti pameran Instagram, Instagram Ads, mengikuti pameran.

(6)

6 Dari tabel 1.1 analisa pesaing diatas, terdapat perbedaan yang signifikan dari produk. Dimana Wallts memiliki perbedaan dari pesaingnya yaitu Goodism yang membuat dompetnya dari bahan kulit asli, Little Big yang membuat produk dompetnya dari bahan kertas tyvek dan LTHRKRFT yang membuat produknya dari bahan kulit asli, sedangkan Wallts membuat produknya dengan bahan canvas. Wallts juga memiliki harga yang terbilang menengah untuk industri dompet, dimana para pesaignnya ada yang mematok harga tinggi berkisar Rp.395.000-Rp.495.000, ada juga yang menjual dengan harga yang murah berkisar Rp.80.000-100.000. Sedangkan Wallts menjual dengan harga menengah yaitu Rp.169.900-Rp.239.900 sehingga harga jual produk Wallts berada di tengah-tengah dari pesaingnya..

1.2 Latar Belakang Penelitian

Pakaian adalah hal yang tidak akan pernah lepas dari seorang manusia, maka dari itu pakaian adalah kebutuhan primer bagi semua manusia. Dahulu, pakaian hanya merupakan sebuah kebutuhan semata, tetapi seiring berkembangnya zaman, pakaian tidak lagi hanya sebuah kebutuhan semata, tetapi pakaian juga menjadi sarana untuk menunjukan eksistensi seseorang. Dengan pakaian pun dapat menampilkan pesan, perbedaan usia, kelas sosial, maupun pekerjaan. Perkembangan zaman ini membuat istilah baru dimana istilah awal hanya pakaian, berubah menjadi kata fashion (Lestari, 2014). Fashion berasal dari bahasa inggris berarti memperhatian mode (Shadily, 2007). Dan menurut KBBI (2016) mode adalah sesuatu yang berkaitan tentang pakaian. Sehingga fashion adalah memperhatikan pakaian.

Industri fashion di Indonesia berkembang pesat, dan industri fashion merupakan sebuah subsektor dari ekonomi kreatif dimana menyumbang kontribusi sebesar 63% terhadap total ekspor ekonomi kreatif Indonesia. Sehingga produk fashion adalah produk yang memiliki potensi yang besar untuk ditingkatkan dan dikembangkan (idkreatif, 2011). Lalu, industri fashion di Indonesia pada tahun 2010 menyumbang PDB sebesar Rp. 473 Triliun, sementara pada tahun 2012 jumlahnya meningkat mencapai Rp.524 Triliun. Secara presentase, industri fashion menyumbang 7%

(7)

7 terhadap PDB nasional, dan menyerap tenaga kerja hingga 3.8 juta jiwa. Berdasarkan Badan Pusat Statistik, dalam periode tahun 2007 sampai dengan 2011, ekspor fashion Indonesia mengalami kenaikan 12.4%, dengan tujuan ekspor yaitu ke negara Amerika Serikat, Singapura, Jerman, Hong Kong, dan Australia. Sedangkan dalam periode Januari sampai dengan Oktober 2012, ekspor fashion tercatat mencapai US$11.64 Miliar, nilai tersebut meingkat 1.76% dari periode ekspor sebelumnya (neraca.co.id, 2013).

Kota Bandung adalah salah satu pusat fashion di Indonesia. Di zaman kolonial, jalan Braga merupakan pusat penjualan mode dari Eropa. Setelah era kemerdekaan, Bandung merupakan pusat industri garmen Indonesia (Ikhsan, 2012). Karena alasan itu, tidak heran Kota Bandung dijuluki Paris Van Java. Dimana Kota Paris merupakan pusat mode dunia, tetapi berada di pulau jawa. Industri fashion di Kota Bandung hari ini pun mudah ditemui, seperti banyaknya factory outlet, clothing company, dan distribution store yang menjual produk fashion seperti kaos, celana, kemeja, sepatu, tas, jaket maupun aksesoris seperti dompet (bisnisukm.com)

Aksesoris merupakan salah satu lini dari fashion. Aksesoris dapat berbentuk topi, kacamata, jam tangan, gelang, kalung, cincin, anting maupun dompet. Pada dasarnya, aksesoris dapat digunakan oleh pria maupun wanita. Untuk pria, aksesoris dibuat untuk memberikan kesan yang mewah dan menunjukan sifat maskulin. Sedangkan untuk wanita, aksesoris penting digunakan untuk menambahkan kesan yang feminim. (bicarafashion.com)

Industri fashion tidak terlepas dari adanya sebuah produk. Dengan semakin banyaknya pelaku bisnis fashion yang berasal dari Kota Bandung, pelaku bisnis dituntut untuk selalu menciptakan produk yang baru dan unik sehingga memiliki diferensiasi produk.

Perusahaan dituntut selalu berkembang, dan selalu mengembangkan produk baru. Menurut Kotler (2009:287), ada delapan tahap proses pengembangan produk baru, yaitu pemunculan gagasan, penyaringan gagasan, pengembangan dan pengujian

(8)

8 konsep, pengembangan strategi pemasaran, analisis bisnis, pengembangan produk, pengujian pasar, dan komersialisasi

Mengembangkan produk baru adalah hal yang sangat penting bagi perusahaan terutama jika bermain dalam industri fashion, karena industri fashion adalah salah satu industri yang memiliki product life cycle yang pendek, sehinga produk baru harus selalu dikembangkan agar terbentuknya produk baru sehingga pelanggan tidak akan bosan terhadap sebuah merek (tempo.co)

Wallts selaku pemain baru di Industri fashion dituntut piawai dalam mengelola bisnisnya terutama dalam mengembangkan produknya. Saat ini, proses pembuatan produk dalam Wallts melalui beberapa tahapan, diantaranya:

Tahapan pertama adalah desain produk, dalam mendesain produk, Wallts tidak lagi menggunakan gambar manual untuk mendesain produk, melainkan menggunakan teknologi berupa software Coreldraw X7 dan juga Adobe Photoshop CS6. Software membantu dalam hal mendesain karena memungkinkan gambar sedetail dengan produk yang nantinya akan dibuat, lalu mempermudah dalam mengedit desain jika ada beberapa detail yang salah.

Tahapan kedua adalah sampling, tujuan dari sampling adalah untuk melihat apakah produk yang nantinya akan diproduksi masal, sesuai apa atau tidak dengan yang diinginkan. Sampling menjadi acuan 100% bentuk produk akan seperti apa nantinya.

Tahapan ketiga adalah produksi masal, dimana produk dibuat pada vendor yang telah bekerjasama dengan Wallts. Untuk memproduksi produknya, biasanya setiap jenis yang dibuat diproduksi sebanyak 20 hingga 25pcs.

Tahapan keempat adalah tahapan quality control, dimana setelah produk di produksi, produk diperika kualitasnya mulai dari cacat bahan hingga jahitan. Jika ditemukan produk yang cacat, maka produk akan dikembalikan ke vendor untuk di return atau diperbaiki jika bisa diperbaiki.

(9)

9 Tahapan kelima adalah foto produk, tahapan ini dilakukan sebagai katalog produk, dimana menjadi acuan kepada pembeli untuk memilih produk Wallts.

Tahapan keenam adalah distribusi dimana untuk produk yang lolos quality control, dilakukan distribusi ke titik-titik distribusi yang telah dimiliki oleh Wallts. Tahapan ketuju adalah kontrol ketersediaan produk di setiap titik distribusi untuk dilihat perkembangan penjualannya, apakah penjualan bagus atau tidak. Setiap tiga bulan sekali dilakukan penarikan produk dan di switch ke titik distribusi lainnya.

Pada tahap awal, Wallts memproduksi 12 jenis produk, dimana terdapat 4 jenis dengan 3 warna yang berbeda, dimana produk-produk dari Wallts adalah seperti gambar 1.3 dibawah ini:

Gambar 1.3 Produk-Produk Wallts Sumber: Data Internal Wallts

Dalam memproduksi dompetnya, Wallts memperhatikan detail mulai dari bentuk, kombinasi warna, jumlah tempat kartu, hingga fungsionalnya. Dalam tahap awal produksi, yang dinamakan edisi Fall Collection, detail produknya adalah seperti berikut:

(10)

10 1. Cornwall Bifold: Adalah tipe dompet pria dengan model tegak berdiri, dengan 5 tempat kartu, 1 tempat foto, 2 kompartibel untuk uang dan 1 saku rahasia. Tipe ini dijual dengan harga Rp.169.900.

2. Thames Zip: Adalah tipe dompet wanita dengan model pendek dan penutup resleting, terdapat 5 tempat kartu, 1 tempat koin. Tipe ini dijual dengan harga Rp.194.900.

3. Wallace Continental: Adalah tipe dompet wanita dengan model panjang dan penutup resleting. Terdapat 16 tempat kartu, 3 kompartibel uang, 1 tempat handphone. Tipe ini dijual dengan harga Rp.239.900.

4. Vauxhall Bifold: Adalah tipe dompet pria, dengan model pendek. Terdapat 8 tempat kartu, 2 kompartibel uang, 1 saku rahasia. Tipe ini dijual dengan harga Rp.169.900.

Konsep dari produk Wallts adalah colourfull, dapat terlihat dari desain produk diatas, tidak seperti dompet pada umumnya yang berwarna hitam ataupun coklat karena warna dari bahan kulit, dompet Wallts menghadirkan warna yang beraneka ragam yang dapat dipilih sesuai dengan keinginan dari konsumen. Dan setiap produk Wallts memiliki warna yang berbeda antara sisi luar dan sisi dalamnya, menjadikan perbedaan warna tersebut menjadi ciri khas dari produk Wallts.

Penelitian ini mengambil objek penelitian Wallts, karena Wallts adalah salah satu pemain baru yang berani masuk ke industri fashion accessories dengan membuat dompet sebagai produk utamanya. Wallts juga berani bersaing dengan merek-merek lokal yang sudah ada sebelumnya dengan harga yang terbilang murah tetapi dengan nilai lebih yang ditambahkan untuk konsumennya. Selain itu, saat pertama kali masuk ke industri fashion accessories ini, Wallts juga langsung menghadirkan produk yang banyak untuk ditawarkan kepada konsumennya sehingga proses pengembangan produk dari Wallts menarik untuk diteliti.

Dalam penelitian ini akan menganalisis proses pengembangan produk baru berdasarkan teori Kotler (2009:287), dimana ada delapan tahap proses pengembangan

(11)

11 produk baru, yaitu pemunculan gagasan, penyaringan gagasan, pengembangan dan pengujian konsep, pengembangan strategi pemasaran, analisis bisnis, pengembangan produk, pengujian pasar, dan komersialisasi. Wallts selaku pemain baru di industri fashion harus melakukan pengembangan produk dengan output yang diharapkan adalah pengembangan produk baru yang tertata sesuai dengan teori Kotler (2009:287) dengan tidak meninggalkan teknologi berupa perangkat software berupa Coreldraw X7 dan Adobe Photoshop CS6 untuk mendesain produknya.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka skripsi ini berjudul “ANALISA PENGEMBANGAN PRODUK BARU BERBASIS TEKNOLOGI PADA RINTISAN USAHA WALLTS”

1.3 Perumusan Masalah

Pengembangan produk merupakan suatu elemen yang penting dalam penjualan suatu barang dalam perusahaan, karena jika tidak ada pengembangan produk, perusahaan tidak akan ada sesuatu yang akan dijual dan tidak akan ada diferensiasi dari pesaing lain. Mengembangkan produk harus dilakukan secara tepat, dan sesuai dengan keinginan konsumen, agar produk yang dibuat bukan untuk memuaskan kebutuhan produsen, tapi memuaskan kebutuhan dari konsumen.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka permasalahan yang diangkat adalah “Analisa Pengembangan Produk Baru pada Rintisan Usaha Wallts (Start-up)” .

1.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, agar pembahasan lebih terfokus pada masalah yang ingin diteliti, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah:

(12)

12 1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian diatas, tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui bagaimana pengembangan produk baru pada rintisan usaha Wallts?

1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Aspek Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pemahaman, serta pengetahuan bagi peneliti mengenai analisa dari pengembangan produk dari rintisan usaha Wallts melalui penerapan ilmu dan teori-teori yang telah didapatkan selama proses perkuliahan, lalu membandingkan dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi.

1.6.2 Aspek Praktis

Memberikan sumbangan pemikiran kepada manajemen Wallts dalam hal pengelolaan pengembangan produk Wallts, agar pengembangan produk sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan, sehingga dapat memberikan kontribusi masukan berupa new product development untuk manajemen Wallts.

1.7. Ruang Lingkup Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk meneliti Analisa Pengembangan Produk pada Rintisan Usaha Wallts. Penelitian ini dilakukan terhadap rintisan usaha Wallts yang beralamat di Jl. Kawaluyaan Indah II No.29, Bandung.

(13)

13 1.8 Sistematikan Penulisan Tugas Akhir

Sistematika penulisan disusun untuk memberika gambaran umum terntang penilitan dan hasil penelitian yang dilakukan. Berikut urutas penulisannya:

BAB I PENDAHULUAN

BAB I membahas tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang masalah, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian bagi penulis maupun objek penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II membahas tentang teori yang berkaitan dengan penelitian dan mendukung pemecahan permasalahan, kerangka pemikiran serta hipotesis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III menegaskan pendekatan, metode dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab dan menjelaskan masalah penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV menjelaskan mengenai cara pengolahan data serta analisis data yang telah melalui proses pengolahan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V menyajikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan menyajikan saran atau rekomendasi berdasarkan hasil penelitian.

Gambar

Gambar 1.1 Logo Wallts  Sumber: Data Internal Wallts
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Wallts  Sumber: Data Internal Wallts
TABEL 1.1 Analisa Pesaing  Sumber: Olahan Peneliti
Gambar 1.3 Produk-Produk Wallts  Sumber: Data Internal Wallts

Referensi

Dokumen terkait

Nilai raw accelerometer yang dihasilkan dimana pada dasarnya memiliki (noise) difilter dengan menggunakan low-pass filter dan nilai raw gyroscope yang dihasilkan memiliki

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua memiliki peran yang besar dalam membentuk perilaku prososial remaja sehingga apabila orang tua

Pelayanan publik adalah urusan baru pada Pemerintah Kota Ambon yang dibentuk berdasarkan Perda Kota Ambon No.10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

dibantu perencana Comprehensive Planning Perencana dibantu aspirasi masyarakat Strategic Planning Stakeholders di- bantu perencana Participatory Planning Masyarakat

Persetujuan tertulis dibuat dalm bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir persetujuan tindakan kedokteran sebelum ditandatangani atau dibubuhkan cap ibu

Cooper, (1982:38) latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Sehingga latihan aerobik

Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup kegiatan pengelolaan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan terhadap jenis-jenis yang

(2) Menjelaskan penerapan model kooperatif tipe Contextual Teaching and Learning Pada Tema 4 Berbagai Pekerjaan Muatan IPS dan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Hasil Belajar