OLEH: OLEH: HENNY
HENNY GUSTGUSTI PRAMI PRAMITITAA 4304309 100 009 100 0077
JURUSAN
JURUSAN TEKNIK KELAUTTEKNIK KELAUTANAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN DOSEN PEMBIMBING:
DOSEN PEMBIMBING:
Ir. Handayanu, M.Sc, Ph.D Ir. Handayanu, M.Sc, Ph.D
Yoyok Setyo Hadiwidodo, S.T., M.T. Yoyok Setyo Hadiwidodo, S.T., M.T.
N
N LISIS LISIS STRUKSTRUKTURTURP DEYEP DEYE P P D D PROPROSESSES LIFTING
LIFTING J J CKECKE EMP EMP T T K K KI KI DENG DENG PENDEK
LAT
DATA
DATA
JA
JA
CKET PL
CKET PL
AT
ATFO
FORM
RM
Deep Water Deep Water : 199.5’: 199.5’ E Elleevvaassii : : ((++) ) 1155’’--00””, , ((--) ) 3300’’--00””, , ((--) ) 8800’’––00””, , ((--) ) 114400’’--00” ” ddaann (-) 199’-6”. (-) 199’-6”. J
Jaarraak k kkaakkii : : 4040 feetfeet antaraantara RowRow-1 dan-1 dan RowRow-2-2 30
30 feetfeet antaraantara RowRow-A and-A and RowRow-B-B Working Point
Working Point : Elevasi (+)20’-0”: Elevasi (+)20’-0” Jacket Walkway
Jacket Walkway : Elevasi (+) 15’-0”: Elevasi (+) 15’-0” K
Koonndduukkttoorr : : 11. . KKoonndduukkttoor r yyaanng g tteerrddaappaat t ddi i ddaallaamm jacket jacket =
= 9 9 –– 3030”Ø ”Ø x 1x 1.0.00”0”
2. Konduktor yang terdapat di luar
2. Konduktor yang terdapat di luar jacket jacket =
= 3 3 –– 3030”Ø ”Ø x 1x 1.0.00”0” Riser
1. Bagaimana kekuatan struktur dan respon dinamis dari struktur
yang disebabkan oleh gaya angin pada jacket platform
ketika
diangkat dengan sudut
hook point
60º terhadap horisontal?
2. Bagaimana desain dimensi
padeye
yang sesuai dengan
codes
API RP 2A-WSD (2007) untuk
lifting jacket
empat kaki?
3. Bagaimanakah analisis struktur
padeye
saat pengangkatan
dengan sudut
sling
60°?
TUJUAN
1. Mengetahui kekuatan struktur dan respon dinamis dari struktur
yang disebabkan oleh gaya angin pada jacket platform
ketika
diangkat dengan sudut hook point
60º terhadap horisontal
2. Mendesain dimensi padeye
yang sesuai dengan codes API RP
2A-WSD (2007) untuk lifting jacket
empat kaki.
3. Menganalisis pengaruh struktur
padeye
saat pengangkatan
dengan sudut
sling
60°.
MANFAAT
Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam analisa
proses
lifting
dengan pendekatan yang lebih mendalam
(pendekatan dinamik) dan mengetahui kekuatan
padeye
dengan analisis lokal pada padeye
saat proses lifting jacket
platform.
BATASAN MASALAH
1. Analisis dilakukan terbatas terhadap beban struktur itu sendiri dan terhadapmotion akibat angin.
2. Analisis dilakukan pada lifting module jacket, sementara desain padeye, shackle, dan sling dilakukan kemudian secara manual.
3. Analisis tegangan pada struktur padeye dilakukan dengan menggunakan analisis lokal.
4. Tidak dilakukan variasi ketebalan pada dimensi padeye.
5. Analisis yang dilakukan pada jacket hanya meliputi motion pada jacket, tanpa memperhatikan motion pada vessel dan bar ge.
6. Analisis lifting yang dilakukan tidak menggunakan spreader bar .
7. Pembebanan dinamik menggunakan data angin daerah Laut Jawa, skala beaufort, dan kecepatan angin 20 knots sesuai dengan codes GL Noble Denton.
8. Software yang digunakan dalam pemodelan dan analisa struktur adalah GTStrudl dan untuk struktur padeye menggunakan software analisis lokal.
DASAR TEORI
Loadout adalah proses pemindahan struktur dari yard ke atas barge.Loadout ada beberapa macam cara. Berdasarkan API RP 2A, operasi Loadout dapat dilakukan dengan tiga metode
1. Launching / metode skidding 2. Metode Lifting
BEBAN DINAMIS
Tabel 1. Dynamic Ampification Factor (DAF) Berdasarkan API RP 2A
WSD (2005), beban dinamis dapat
ditransformasikan menjadi faktor pada beban statis. Dynamic Amplification Factor (DAF) ini
dikategorikan berdasar hubungan antara member pada struktur dengan titik angkatnya.
Berdasarkan DNV Pt2 Ch5-Lifting (1996), beban lingkungan juga dapat dikategorikan sebagai beban dinamis dan dapat ditransformasikan menjadi faktor beban pada beban statis.
BEBAN DINAMIS
Tabel 2. Dynamic Ampification Factor s (DNV Pt2 Ch5-Lifting, 1996)
BEBAN DINAMIS
Pergeseran COG (Center of Gravity)
Berdasarkan dokumen lifting analysis dari PT. Tripatra Engineering, pergeseran COG dapat diperhitungan sebagai faktor beban statis. Reaksi pada setiap titik dari pergeseran COG akan diperhitungan sebagai faktor beban statis. Pergeseran COG ini diperhitungkan berubah hingga 1 – 2 m.
BEBAN DINAMIS
Beban Angin
Hubungan antara kecepatan angin dan kekuatan dimana drag force angin dari sebuah obyek dihitung dengan persamaan
F = 0.5 ρCAV
Dimana F adalah kekuatan angin,
ρ
adalah massa jenis udara, A menunjukkan luasan area, dan V adalah kecepatan angin tersebut. Sementara C adalah koefisien bentuk dari benda yang terkena angin.RESPON DINAMIS
EK A + EP A = EKB + EPB
Dimana saat di A, V A= 0 dan h
≠ 0
kemudian untuk pada posisi B, VB≠ 0
dan h = 0, sehingga didapat persamaan lain yaitu, EK A + EP A = EKB + EPB
0 + mg (1-
cosθ) L = 0.5
mVB2 + 02g (1-
cosθ)L = V
B2METODOLOGI PENELITIAN
Pemodelan dengan bantuan GTStrudl Studi Literatur Pengumpulan Data -Ukuran Jacket - Material Jacket - Data Angin Mulai A Perhitungan - Beban Struktur - Lifting WeightA
Analisis Statis dan Dinamik
Lifting Process
Analisis Kekuatan pada Padeye dengan analisis lokal
Validasi :
Check With Rules
Berdasarkan AISC Penentuan Ukuran
Shackle, Sling, Padeye
TIDAK
YA
PEMODELAN
TERIMA KASIH...
ANALISA HASIL DAN PEMBAHA SAN Hasil Analisis Statis Jacket L ifti ng
Koordinat COG dari Struktur
ANALISA HASIL DAN PEMBAHA SAN Hasil Analisis Statis Jacket L ifti ng
Pemilihan Dimensi Sling dan Shackel Lifting weight
Hitung maksimal
sling load
MenghitungDesain sling load
= 4 x maksimal sling load
Ditemukan diametersling
dengan desainsling load
yang sesuai
selesai Mulai
Diagram Alir Pemilihan Ukuran Sling
Terdapat safety factor guna memenuhi dari desain kriteria yang kemudian dikalikan pada lifting weight. Safety factor pada sling adalah 4 sehingga beban sling sebesar 413,03 Ton. Untuk safety factor pada shackle adalah 2, sehingga untuk beban shackle
ANALISA HASIL DAN PEMBAHA SAN Hasil Analisis Statis Jacket L ifti ng
Dari hasil analisis didapatkan critical ratio terbesar pada member 84. Pada analisis ini ada 4 member yang gagal. Berikut adalah 5 member pada jacket lifting dengan load factor 1.35 untuk member selain berhubungan langsung dengan lifting point dan 2.0 untuk member yang berhubungan langsung dengan lifting point.
ANALISA HASIL DAN PEMBAHA SAN Hasil Analisis Statis Jacket L ifti ng
Analisis dengan menggunakan Load Factor 1.5. Dari hasil tersebut, untuk faktor 1.50 member tersebut dinyatakan aman.
Sehingga untuk faktor 1.35 bisa dikatakan aman.
Tabel 4. Rangkuman Hasil Analisis Statis pada
ANALISA HASIL DAN PEMBAHA SAN Hasil Analisis Statis Jacket L ifti ng
Hasil Punchi ng Shear
Punching shear adalah gaya yang terjadi pada koneksi atau sambungan struktur. Gaya yang terjadi pada sambungan-sambungan ini mempunyai peluang terjadi kegagalan yang besar dikarenakan pada daerah sambungan tersebut menghasilkan konsentrasi tegangan.
Tabel 5. Hasil Punching Shear dengan Beban Self Weight dan Faktor DAF 2.00
ANALISA HASIL DAN PEMBAHA SAN Hasil Analisis Dinamik Jacket L ifti ng
Pergeseran Center of Gravity
Beban tambah dari pergeseran COG ini akan dikalikan dengan beban statis. Dan dalam perhitungan COG struktur akan digeser sejauh 1-2 meter kearah NE (north east), NW (north west), SE (south east), SW (south west).
Gambar 2. Pergeseran Center of Grafity pada Modul Jacket
ANALISA HASIL DAN PEMBAHA SAN Hasil Analisis Dinamik Jacket L ifti ng
Perbedaan tersebut tersebut
mengalami kenaikan beban 17.92%. Sehingga didapatkan nilai perkalian faktor beban untuk pergeseran COG adalah :
F = 1 + 17.92% = 1.18 Tabel 6. Koordinat Perubahan
ANALISA HASIL DAN PEMBAHA SAN Hasil Analisis Dinamik Jacket L ifti ng
Dari adanya perpindahan Center of Grafity maka terdapat
pergeseran titik tengah dan juga mengakibatkan reaksi tiap titik angkat berbeda pula. Sehingga perlu diperhatikan punching shear . Titik atau joint yang tercantum
adalah joint yang diperkirakan memiliki tegangan akibat proses
lifting. Berikut adalah ringkasannya.
Tabel 7. Hasil Punching Shear
dengan Tambahan Beban perpindahan COG
ANALISA HASIL DAN PEMBAHA SAN Hasil Analisis Dinamik Jacket L ifti ng
Beban Angin
Yang dimaksud dengan angin normal adalah angin yang terjadi pada lokasi tersebut dan untuk perhitungannya menggunakan perhitungan pada SPM (Shore Protection Manual) Tahun 1984, dari angin normal ini didapatkan kecepatan angin sebagai berikut:
ANALISA HASIL DAN PEMBAHA SAN Hasil Analisis Dinamik Jacket L ifti ng
Data sesuai dengan GL Nobel Denton, pada persyaratan ini dikatakan bahwa untuk angin pada saat transportasi dikatakan sebesar 30 knots, kemudian saat proses lifting
kecepatan angin diperkirakan kurang dari 30 knots. Sehingga dalam perhitungan untuk respon dinamis akan menggunakan kecepatan angin 20 knots.
ANALISA HASIL DAN PEMBAHA SAN Hasil Respo n Dinamis
EK A + EP A = EKB + EPB
Dimana saat di A, V A= 0 dan h
≠ 0
kemudian untuk pada posisi B, VB≠ 0
dan h = 0, sehingga didapat persamaan lain yaitu, EK A + EP A = EKB + EPB
0 + mg (1-cosθ) L = 0.5 mVB2 + 0 2g (1-cosθ)L = VB2
VB =
√2gL(1-cosθ)
Kemudian untuk mengetahui gaya yang timbul pada titik B adalah :
ƩF
B = m x a FR - W = m x a FR = m x a + W Dengan a sama denganpercepatan sentrifugal dengan persamaan dibawah ini,
ANALISA HASIL DAN PEMBAHA SAN Hasil Respo n Dinamis
Apabila melihat hasil perhitungan respon struktur akibat adanya gaya angin pada saat pengangkatan dilakukan, apabila disesuaikan dengan pernyataan pada API RP 2A-WSD tepat pada kecepatan angin 12,71 m/s. dan DNV Pt2 Ch5 Lifting (1996) mengenai Dynamic Amplification Factor yang telah mereka tetapkan tepat pada kecepatan angin 8,07 m/s pada Onshore, kecepatan angin 9,5 m/s pada Inshore.
Anali sis Tegan gan p ada Padeye
ANALISA HASIL DAN PEMBAHA SAN
Gambar 3. Model Padeye pada Struktur
Jacket
gaya terbesar yang diterima padeye
adalah pada join 8 sebesar 734.765kips atau sebesar 7205.59N. maka, dalam analisis lokal, gaya yang diterima padeye adalah 7205.59N
Equivalent Stress yang menghasilkan 5,0185 Mpa. Dan deformasi paling maksimal sebesar 0,023m. Tegangan ijin untuk baja A36 adalah sebesar 165Mpa.
Gambar 4. Hasil Analisis Lokal pada
ANALISA HASIL DAN PEMBAHA SAN
Meshing dan Sensit ivit y Analysi s
Meshing dan Sensitivity analysis dilakukan untuk mengetahui tegangan yang dihasilkan dari hasil analisis sesuai atau mendekati nilai yang sebenarnya atau tidak. Sensitivity analysis ini dilakukan pada titik yang sama dengan variasi kerapatan meshing yang berbeda-beda. Dari hasil tegangan yang dihasilkan, yaitu equivalent stress didapatkan perbedaan hasil yang kurang dari 5%. Sensitivity analysis dilakukan dengan memberikan variasi meshing 3 hingga 5 meshing.
ANALISA HASIL DAN PEMBAHA SAN
Tabel 19. Tabulasi Hasil Maximum Stress untuk Variasi Kerapatan Mesh
KESIMPULAN
1. Dalam kondisi ini jacket struktur 4 kaki pada saat dilakukan analisis statis memiliki
member unity check paling besar adalah 0.849 dengan faktor 1.5 pada member 84. 1.5 merupakan faktor yang dicari setelah member unity check pada faktor 2.00 mengalami kegagalan dengan hasil sebesar 1.314.
2. Gaya tambah yang timbul pada struktur sebesar 4091,97 KN pada saat kecepatan angin 5,13 m/s kecepatan angin lokal). Gaya sebesar 4633,42 KN pada saat kecepatan angin 20 knots (GL Noble Denton). Dan gaya sebesar 4207,52 KN pada saat kecepatan angin 7,4 m/s (Skala Beaufort). Apabila melihat hasil perhitungan respon struktur akibat adanya gaya angin pada saat pengangkatan dilakukan, apabila disesuaikan dengan pernyataan pada API RP 2A-WSD tepat pada kecepatan angin 12,71 m/s. dan DNV Pt2 Ch5 Lifting (1996) mengenai Dynamic Amplification Factor yang telah mereka tetapkan tepat pada kecepatan angin 8,07
m/s pada Onshore, kecepatan angin 9,5 m/s pada Inshore.
3. Analisis lokal pada struktur padeye dilakukan dengan menggunakan ANSYS Workbench dan didapatkan hasil equivalent stress sebesar 5,0185 Mpa, dengan tegangan ijin pada material Baja A36 sebesar 165 Mpa.
SARAN
1. Perlu dilakukan analisis secara statis maupun dinamis pada struktur jacket saat proses lifting apabila struktur padeye digantikan dengan
struktur trunion.
2. Perlu dilakukan analisis lifting pada saat intalasi pada site dengan modul deck maupun jacket.
DAFTAR PUSTAKA
API RP 2A WSD 21st Edition, 2007, Recomanded Practice for Planning, Designing, andConstructing Fixed Offshore Platform, Washington DC, American Petroleum Institute. Battacharyya, S. Kumara, Idichandy, V.G., 1985, On Experimental
Investigation of Loadout, Launching and Upending of Offshore Steel Jacket, Applied Ocean Reaserch, Vol. 7 No.1.
DNV Part 2 Chapter 5 – Lifting, 1996, Rules of Planning and Execution of Marine Operations, Norway, Det Norske Veritas.
GL Noble Denton 0027/ND REV9, 2010, Guidelines For Marine Lifting Operation, Technical Policy Board.
Novanda, A. Krisna, 2012, Analisis Lifting Topside Platform dengan Pendekatan Dinamik Berbasis Resiko, Laporan Tugas Akhir, Surabaya, Jurusan Teknik Kelautan-ITS.
Rajasekaran, S., Annet, D., Choo, Y. Sang, 2008, Optimal Location for
Heavy Lifts for Offshore Platform, Asian Journal of Civil Engineering, Vol.9 No.6: 605-627.
Simatupang, R. Perma, 2008, Analisa Struktur Padeye pada Proses Lifting Deck Structure, Laporan Tugas Akhir, Surabaya, Jurusan Teknik Kelautan-ITS.