• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KETEPATAN LEMPARAN ATAS DALAM PERMAINAN SOFTBALL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KETEPATAN LEMPARAN ATAS DALAM PERMAINAN SOFTBALL."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG

DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP

HASIL BELAJAR KETEPATAN LEMPARAN ATAS DALAM

PERMAINAN SOFTBALL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh:

DINAR SAMSUNIZAR PRATAMA 0605596

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

ABSTRAK

Dinar Samsunizar Pratama ( 0605596 ). Skripsi ini berjudul : “Perbandingan Model Pembelajaran Langsung Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Ketepatan Lemparan Atas Dalam Permainan Softball”.

Pembimbing 1. Dr. H Tite Juliantine M. Pd, 2. Drs. Mudjihartono M. Pd

Skipsi ini di latar belakangi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh peningkatan model pembelajaran Langsung dan model pembelajaran Inkuiri dan seberapa besar perbedaan pengaruh penggunaan kedua model pembelajaran tersebut terhadap hasil belajar ketepatan lemparan atas pada permainan Softball.

Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain pre test – post test group randomized design. Teknik pengambilan sampel adalah quota sampling dan sampel yang digunakan adalah siswa putra SMP Kartika Siliwangi 3 yang mengikuti ekstrakulikuler Softball sebanyak 20 orang. Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah tes Overhand Accuracy Throw. Hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran Langsung akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar ketepatan lemparan atas pada permainan Softball dibandingkan model pembelajaran Inkuiri.

Setelah kedua model pembelajaran tersebut dibandingkan ternyata model pembelajaran Langsung memberikan pengaruh yang berarti terhadap hasil belajar ketepatan lemparan atas pada permainan Softball. Dari daftar distribusi t taraf nyata 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = 18 didapat t tabel sebesar 1,73 dari penghitungan nilai t hitung didapat sebesar 2,69 yang lebih besar dari t tabel sebesar 2,10 sehingga hipotesis (H0) ditolak t (2.69). > t 0,05 (2,10).

Kesimpulannya adalah model pembelajaran Langsung memberikan hasil yang lebih baik terhadap hasil belajar ketepatan lemparan atas dibandingkan model pembelajaran Inkuiri.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latara Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... … 5

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Batasan Penelitian... 6

F. Batasan Istilah…... … 7

G. Anggapan Dasar... 8

H. Hipotesis... 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Hakikat Pembelajaran………... 11

B. Model Pembelajaran... 15

C. Faktor_Faktor yan Mempengaruhi Dalam Pemilihan Model Pembelajaran………... 16

D. Model Pembelajaran Langsung... ... 18

E. Model Pembelajran Inkuiri………... 25

F. Permainan Softball……….. 30

G. Lempar Atas ……… 32

H. Hakekat Model Pembelajaran Dalam Permainan Softball……. 33

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian... 36

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel... 37

C. Desain Penelitian... 38

D. Alur Penelitian... 39

E. Alat Pengumpul Data... 40

F. Langkah-Langkah Proses Penelitian……... 41

G. Tujuan Program Pembelajaran……... 42

H. Sistematika Pembelajaran……... … 43

(4)

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

A. Hasil Pengolahan Dan Analisis Data... 48

B. Diskusi Penemuan... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 53

B. Saran... 53

DAFTAR PUSTAKA... 54

(5)
[image:5.595.114.508.185.645.2]

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Desain Penelitian... 38

3.2 Langkah-Langkah Penelitian... 39

(6)
[image:6.595.111.508.170.628.2]

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Hasil Penghitungan Rata-rata dan Simpangan Baku. ………… 48

4.2 Hasil Penghitungan Uji Normalitas …………...……… 49

4.3 Hasil Penghitungan Uji Homogenitas ……… 49

4.4 Penghitungan Uji Beda Peningkatan Hasil Pembelajaran……… 50

4.5 Hasil Penghitungan Rata-rata, Simpangan Baku dan Uji Hipotesis

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar peringkat skor hasil tes overhead accuracy tes dari 20 subjek

pada awal eksperimen………... 56

2. Daftar subjek dalam dua kelompok sejodoh berdasarkan tes pada awal eksperimen……...……….……. 57

3. Peningkatan pembelajaran sesudah eksperimen pada kelompok A (model pembelajaran langsung)……….…… 58

4. Peningkatan pembelajaran sesudah eksperimen pada kelompok B (model pembelajaran inkuiri) ……… 59

5. Hasil uji liliefors tes awal kelompok A (model pembelajaran langsung).. 60

6. Hasil uji liliefors tes akhir kelompok A (model pembelajaran langsung). 61 7. Hasil uji liliefors peningkatan pembelajaran sesudah eksperimen pada kelompok A (model pembelajaran langsung) ...… 62

8. Hasil uji liliefors tes awal kelompok B (model pembelajaran inkuiri)….. 63

9. Hasil uji liliefors tes akhir kelompok B (model pembelajaran inkuiri) … 64 10. Hasil uji liliefors peningkatan pembelajaran sesudah eksperimen pada kelompok B (model pembelajaran inkuiri) ……….……… 65

11. Perhitungan uji homogenitas kelompok A ……… 66

12. Perhitungan uji homogenitas kelompok B ... 67

13. Perhitungan uji homogenitas penigkatan beda kelompok A dan kelompok B ……… 68

14. Perhitungan uji beda peningkatan hasil pembelajaran kelompok A (model pembelajaran langsung) ………..……… 69

15. Perhitungan uji beda peningkatan hasil pembelajaran kelompok B (model pembelajaran inkuiri)…... 70

16. Perhitungan uji hipotesis peningkatan pembelajaran ……… 71

17. Program pembelajaran pada kedua eksperimen ………... 73

18. Gambar pada saat eksperimen ………….…..………... 80

24. Suratkeputusan tugas pembimbing ... 83

25. Surat permohonan mengadakan penelitian ... 90

26. Surat izin mengadakan penelitian ... 91

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan, yang bertujuan mengembangkan individu secara intelektual dan emosional. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, pertumbuhan dan perkembangan intelektual, social, dan emosional anak sebagian besar terjadi melalui aktivitas gerak dan motorik yang dilakukan anak. Pendidikan jasmani menekan aspek pendidikan yang bersifat menyeluruh antara lain kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan, stabilitas emosional yang merupakan tujuan pendidikan pada umumnya. Melalui pendidikan jasmani diharapkan kesehatan siswa dapat terjaga. Seorang siswa yang mempunyai tingkat kesehatan jasmani yang baik akan dengan mudah melakukan aktivitas belajar dengan lancar.

Kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani di setiap sekolah diatur oleh kurikulum pembelajaran yang dipakai masing-masing sekolah. Kurikulum tersebut mempunyai standar isi yang mengatur jalannya pembelajaran di sekolah yaitu dengan adanya standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Dalam kurikulum tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) terdapat salah satu kompetensi dasar yang mengatur tentang pembelajaran olahraga softball. Olahraga softball sendiripun sudah sangat digemari dikalangan sekolah-sekolah di Indonesia, khususnya yang berada di kota-kota besar. Terbukti olahraga softball selain terdapat dalam kurikulum pembelajaran juga menjadi bagian dari ekstrakulikuler di sekolah-sekolah baik di SMP ataupun SMA. Akan tetapi fasilitas dan peralatan penunjang pembelajarannya sangat kurang sekali, dikarenakan peralatan dan perlengkapan softball itu sangat mahal dan sangat sulit sekali mendapatkannya.

Dalam pembelajaran softball siswa diajarkan untuk menguasai keterampilan dasar seperti: menangkap bola (catching), melempar bola (throwing), memukul bola (batting), lari antar base (base running), dan meluncur

(9)

permainan softball. Karena softball merupakan permainan yang cepat dan tepat, cepat artinya setiap siswa yang menjadi pemain baik dari regu penyerang atau bertahan dituntut untuk selalu berfikir cepat dalam mengambil suatu keputusan atau tindakan apabila terjadi suatu kejadian dalam permainan. Selain cepat, ketepatan merupakan unsur penting yang harus diperhatikan. Setiap pemain bertahan dituntut melakukan lemparan yang cepat dan tepat untuk mematikan pelari, apabila pemain bertahan tersebut lemparannya tidak cepat dan tepat kemungkinan besar untuk mematikan pelari akan sulit bahkan bila lemparan tersebut error (terjadi kesalahan) bisa terjadi dimana pelari menuju base berikutnya dengan mudah atau membuat angka. Begitu juga dalam memukul (batting) regu penyerang selain cepat dan kuat dalam mengayunkan alat pemukul, seorang better harus bisa memukul dengan perkeanaan yang tepat antara bat dengan bola sehingga menghasilkan pukulan yang baik.

Diantara teknik-teknik dasar dalam permainan softball, teknik melempar (throwing) yang sering pertama kali di ajarkan dalam pembelajaran. Karena dengan menguasai teknik melempar yang baik maka siswa dapat melakukan lemparan ke base yang bagus sebagai modal dasar bermain softball. Terdapat beberapa jenis lemparan dalam permainan softball yaitu: a) Lemparan atas (Overhand Throw), b) Lemparan samping (Sidearm Throw) c) Lemparan bawah (Underhand Throw). Dari ketiga jenis lemparan yang sering dilakukan dalam permainan softball adalah lemparan atas (overhand throw) seperti yang dikemukakan Parno (1992:26) yaitu

Lemparan ini disebut lemparan atas karena sesuai dengn gerakan ayunan lengan dilakukan keatas melewati garis horizontal pada persendian bahu, teknik ini merupakan teknik yang banyak dilakukan oleh pemain dalam permainan dari pada dua jenis lemparan yang lain

Dan lemparan atas merupakan lemparan yang cukup penting dalam permainan softball. Hal ini dikemukakan oleh Potter (1989:20) yaitu: „why is the overhand throw important? Because the overhand throw is strongest and most

(10)

3

Dari kutipan diatas jelas bahwa lemparan atas lebih kuat dan akurat dan dapat digunakan oleh semua pemain. Dengan pengembangan lemparan atas yang baik memungkinkan seorang pemain untuk melempar bola lebih cepat dan lebih akurat dari lemparan lainnya. Ada beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan dalam melakukan lemparan bola tepat mengenai sasaran, menurut Bethel (1987:87) yaitu: “1) memegang bola tidak perlu terlalu kuat, 2) badan mengarah sasaran, 3) kontrol yang baik”.

Dari beberapa penjelasan diatas, terbukti bahwa pembelajaran lempar merupakan modal yang sangat penting buat siswa untuk memulai suatu permainan softball. Oleh karena itu, dalam pembelajaran melempar haruslah dilakukan secara intensif dan sistematis supaya tujuan pembelajaran melempar dapat mudah tercapai dan keterampilan melempar pun akan dengan mudah siswa kuasai. Akan tetapi di samping pembelajaran yang intensif dan sistematis, proses pembalajaran melempar tersebut diperlukan model pembelajaran yang memberikan adaftasi peserta didik supaya pembelajaran akan mudah dan materi akan mudah di mengerti. Untuk itu pemilihan model pembelajaran yang tepat sangatlah penting dalam proses pembelajaran. Karena dalam kenyataanya para peserta didik pemula sangat kesulitan dalam pembelajaran dikarenakan penggunaan model pembalajaran yang kurang bisa membuat para peserta didik dapat mengerti dan memahami tentang cara-cara yang benar untuk menguasai teknik lemparan dalam permainan softball.

Dari kenyataan dilapangan penulis ingin menerapkan beberapa model pembelajaran yang dianggap bisa mempermudah peserta didik untuk lebih memahami tentang pembelajaran lempar dalam permainan softball khususnya tentang lemparan atas. Ada beberapa model pembelajaran yang sering dipakai dalam pembelajaran penjas, antaralain:

1. Model langsung

2. Personalized system for instruction (PSI) 3. Cooveratif learning

(11)

6. Model inkuiri 7. Model taktikal game

Salah satu model yang sering digunakan dalam suatu pembelajaran adalah model pembelajaran langsung. Model Pengajaran langsung adalah salah satu

pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.

Adapun gambaran umum atau ciri-ciri dari model pembelajaran langsung seperti dikatakan Kardi & Nur (2000) dalam file:///D:/ebook-viewer.php.htm adalah

1)Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian belajar, 2)Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran, 3)Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.

Model langsung digunakan karena dianggap mempunyai kelebihan :

1. Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.

2. Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.

3. Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.

4. Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.

5. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan kepada siswa yang berprestasi rendah.

(12)

5

Sebagai pembanding model pembelajaran langsung, penulis mencoba menerapkan model inkuiri. Model ini diambil karena karakteristiknya berlawanan dengan model langsung. Model inkuiri memungkinkan peserta didik menemukan sendiri informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya, karena model inkuiri melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental untuk penemuan suatu konsep berdasarkan informasi-informasi yang diberikan pengajar. Jadi model inkuiri adalah pelaksanaan belajar mengajar dengan cara peserta didik mencari dan menemukan konsep dengan atau tanpa bantuan dari pengajar. Model ini melatih peserta didik untuk melatih kesadaran sendiri tentang kebutuhan belajarnya. Model ini menekankan pada keaktifan siswa menemukan suatu konsep pembelajaran dengan kemampuan yang dimilikinya. Dengan langkah pembelajaran tersebut maka siswa akan memiliki kesadaran tentang kebutuhan belajarnya. Dari penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Perbandingan Model Pembelajaran Langsung dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Ketepatan Lemparan Atas Pada Permainan Softball.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan menjadi pertanyaa-pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah model pembelajaran langsung memberikan pengaruh terhadap hasil belajar ketepatan lemparan atas?

2. Apakah model pembelajaran inkuiri memberikan pengaruh terhadap hasil belajar ketepatan lemparan atas?

3. Apakah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran langsung dan model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar ketepatan lemparan atas?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini dapat penulis rumuskan sebagai berikut:

(13)

2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar ketepatan lemparan atas dalam permainan softball.

3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara model pembelajaran langsung dan model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar ketepatan lemparan atas dalam permainan softball.

D. Manfaat Penelitian

Dari setiap hasil penelitian diharapkan bisa bermanfaat bagi ilmu dan teknologi. Untuk itu manfaat yang diharapkan penulis dari hasil penelitian ini adalah:

a. Secara teori

Bahan informasi dan referensi bagi peneliti lain yang ingin atau hendak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah softball terutama dalam hal pembelajaran lemparan.

b. Secara praktek

1. Bahan masukan bagi guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran teknik lemparan.

2. Bahan masukan bagi para pelatih softball dalam memberikan latihan yang efektif dan efisien.

E. Batasan Penelitian

Dalam mengkaji tentang permasalahan yang di utarakan dalam latar belakang masalah, maka diperlukan pembatasan terhadap permasalahan penelitian sehingga mempermudah pelaksanaan penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel penelitian

a. Model pembelajaran langsung dan model pembelajaran inkuiri sebagai variabel bebas

b. Hasil belajar ketepatan lemparan atas sebagai variable terikatnya. 2. Populasi dan sampel

(14)

7

b. Sampel dalam penelitiannya adalah siswa laki-laki yang mengikuti ekstrakulikuler softball di SMP Kartika 3 Cimahi yang diambil 20 orang secara quota sampling.

3. Lamanya waktu yang ditempuh dalam penelitian ini dilaksanakan selama empat Minggu atau 16 x pertemuan .

4. Frekuensi pada pembelajaran ini sebanyak 4 kali dalam seminggu dengan selang waktu 1 hari .

5. Pembelajaran melempar adalah 2 set untuk setiap masing-masing model pembelajaran .

6. Instrumen penelitian

Instumen dalam penelitian ini adalah tes. Sedangkan tes yang digunakan adalah tes ketepatan lemparan atas (Overhead Accurated Test). Tes ini diciptakan oleh O”Donnel yang di ambil dari http://file.upi.edu

F. Batasan Istilah

1. Perbandingan: dalam kamus besar bahasa Indonesia (2002:100) adalah perbedaan (selisih) kesamaan (persamaan, tara, imbang).

2. Pembelajaran: menurut Singer (1980:5) adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam penampilan atau potensi perilaku yang disebabkan oleh latihan atau pengalaman masa lalu dalam suatu situasi tertentu.

3. Model Langsung : menurut Arends (1997) adalah salah satu model mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berakitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. ( http:///www.google.com )

(15)

pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu. (http:///www.google.com)

5. Lemparan Atas : pengertian dalam penelitian ini adalah gerakan lempar dimana gerakan lengan dari atas yang bilateral dimana sikut diayunkan kedepan mendahului tangan dan lengan diluruskan sebelum bola dilepaskan. 6. Hasil Belajar : dalam penelitian ini yang dimaksud adalah tujuan yang dicapai

dari proses pembelajaran.

7. Ketepatan : pengertian dalam penelitian ini adalah kena benar terhadap sasaran atau tujuan yang dimaksud

G. Anggapan Dasar

Dalam melakukan suatu penelitian anggapan dasar merupakan suatu pendapat yang diyakini kebenarannya menjadi tumpuan segala kegiatan terhadap masalah yang kan di teliti. Menurut penjelasan Arikunto (2002:61)

Anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang dirumuskan secarajelas. Berfaedah untuk memperkuat permasalahan dan membantu peneliti dalam memperjelas memantapkan objek penelitian, wilayah pengambilan data dan instrument dalam pengumpulan data

Model pembelajaran langsung digunakan karena dianggap mempunyai kelebihan yaitu:

1. Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.

2. Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.

3. Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.

(16)

9

5. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan kepada siswa yang berprestasi rendah.

6. Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.

Dari kelebihan tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran langsung dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar ketepatan lemparan atas karena guru atau pengajar dapat mengendalikan isi materi dan urutan informasi sehingga siswa tetap fokus terhadap tujuan pembelajaran yang harus dicapainya. Selain itu juga model langsung sangat efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang ekspilit kepada siswa yang berprestasi rendah. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran lempar atas dengan menggunakan model langsung peserta didik akan dapat mudah memahami isi materi karena guru memegang kendali terhadap materi dan jalannya pembelajaran lempar sehingga fokus pembelajaran lemparan pun akan mudah dipertahankan. Bahkan siswa yang berprestasi rendah pun akan mudah menyerap materi pembelajaran dan hasil pembelajaran lemparan pun akan mudah tercapai.

Sedangkan untuk model pembelajaran inkuiri juga terdapat kelebihan-kelebihan yaitu :

1. Meningkatkan potensi intelektual siswa. 2. Lebih berpusat pada siswa.

3. Dapat membentuk dan mengembangkan konsep diri pada siswa. 4. Tingkat pengharapan bertambah.

5. Dapat mengembangkan bakat yang dimiliki siswa.

6. Menghindarkan siswa dari cara-cara belajar dengan menghafal.

7. Memberikan waktu pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

(17)

potensi intelektual siswa dapat ditingkatkan. Sehingga hasil pembelajaran lemparan atas akan tercapai karena dalam pembelajaran bakat yang dimiliki siswa akan muncul untuk memproses dan memahami materi pembelajaran lempar, dan hasil pembelajaran lempar akan dapat dicapai.

Melihat penjelasan di atas, penulis beranggapan bahwa model pembelajaran langung akan memberikan pengaruh yang lebih signifikan dari pada model inkuiri. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan model langsung peserta didik akan dapat mudah memahami isi materi karena guru memegang kendali terhadap materi dan jalannya pembelajaran lempar sehingga fokus pembelajaran lemparan pun akan mudah dipertahankan. Bahkan siswa yang berprestasi rendah pun akan mudah menyerap materi pembelajaran dan hasil pembelajaran lemparan pun akan mudah tercapai. Walaupun dengan menggunakan model inkuiri kreatifitas siswa akan lebih terasah dan bakat siswa akan berperan banyak. Akan tetapi dalam pembelajaran lemparan tidak hanya bakat yang dibutuhkan tetapi proses dan peran guru/pelatih untuk memberikan materi yang tepat juga dibutuhkan supaya hasil dari pembelajaran lemparan akan mudah dicapai.

H. Hipotesis

1. Model pembelajaran langsung berpengaruh terhadap hasil belajar ketepatan lemparan atas dalam permainan softball.

2. Model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar ketepatan lemparan atas dalam permainan softball.

(18)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode merupakan suatu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan, tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan hasil penelitian melalui suatu cara yang sesuai dengan prosedur yang digunakan.

Dalam menggunakan suatu metode tergantung pada penelitian yang hendak dicapai, atau dengan kata lain penggunaan suatu metode harus melihat sejauh mana efektif, efisien,dan relevansinya. Suatu metode dikatakan efektif apabila dalam prosesnya terlihat adanya perubahan positif menuju ke arah yang diharapkan. Efektif tidaknya suatu metode dilihat dari penggunaan waktu, fasilitas, biaya dan tenaga kerja yang digunakan sehemat mungkin tetapi mencapai hasil yang maksimal. Relevan atau tidaknya suatu metode dapat kita lihat dari kecocokan, kegunaan dan tidak terjadi banyaknya penyimpangan pada saat proses penggunaan metode tersebut maka tersebut dikatakan relevan atau sesuai.

Sesuai dengan masalah yang akan diteliti yaitu mengenai perbandingan pengaruh model pembelajaran langsung dengan model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar melempar dalam permainan softball, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen.

Pengertian metode eksperimen menurut Arikunto (1992:03) menjelaskan bahwa yang dimaksud metode eksperimen adalah “Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara faktor yang sengaja ditimbulkan oleh Peneliti dengan mengeliminir / mengurangi atau menyisihkan faktor- faktor yang menggangu”.

Selain Arikunto, Nasution (1987:41) juga menyatakan bahwa:

(19)

Berdasarkan kedua kutipan diatas Penulis menarik kesimpulan bahwa dalam kondisi dimana satu atau beberapa variabel dapat dikontrol dan dicobakan untuk mengetahui hasil percobaan itu. Dalam penelitian ini variabel yang dicobakan yaitu model pembelajaran langsung dan model pembelajaran inkuiri kepada kedua kelompok untuk mengetahui pengaruh dari kedua model pembelajaran tersebut terhadap hasil belajar lemparan yang baik pada permainan softball.

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini untuk memproses pemecahan masalah diperlukan data, dan data diperoleh dari obyek penelitian atau populasi yang diselidiki. Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atas obyek yang mempunyai sifat–sifat umum. Dari populasi dapat diambil sejumlah data yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan yang diteliti. Mengenai pengertian populasi Arikunto (1987:102) menjelaskan sebagai berikut:

Totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif. Mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat – sifatnya dinamakan populasi. Adapun sebagian yang diambil dari populasi tersebut disebut sampel.

Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa SMP Kartika Siliwangi 3 sehingga sulit sekali untuk diukur secara langsung. Untuk mengatasi hal tersebut Penulis mengambil suatu kelompok sampel yang menggambarkan atau mewakili populasi yang sebenarnya, sehingga sampel ini benar-benar contoh yang sesungguhnya. Adapun yang dimaksud sampel menurut Arikunto (2006:

131) bahwa “Sampel adalah sebagaian atau wakil dari populasi yang diteliti”.

(20)

38

tertentu pada setiap siswa, pengambilan data dilakukan secara langsung pada setiap unit sampling.

Mengenai pembagian kelompok dengan cara tes awal, kemudian menyusun peringkat mulai dari skor tertinggi sampai skor terendah , kemudian dua orang yang mempunyai skor yang setaraf dijodohkan sehingga terdapat dua kelompok subyek yang keterampilan dan kemampuannya setaraf. Kemudian ditentukan kelompok yang berkaitan dengan menggunakan model pembelajaran langsung dan kelompok yang berkaitan menggunakan model pembelajaran inkuiri (kelompok A dan B).

C. Desain Penelitian

Desain atau rancangan penelitian yang dipakai oleh penulis adalah pre test – post test randomized design, dalam hal ini Nazir (2003:240) menjelaskan, seperti yang terlihat pada gambar 3.1

Treatment

(Pre Test-Post Test Randomized Design)

Kelompok A: T1 X1 T2

Kelompok B: T1 X2 T2

Keterangan:

T1 : Tes awal (pre test)

T2 : Tes akhir (post test)

X1 : Treatment model pembelajaran langsung

[image:20.595.111.511.198.620.2]

X2 : Treatment model pembelajaran inkuiri

(21)

D. Alur Penelitian

Prosedur Penelitian

Populasi

Sampel

Test Awal

Kelompok A Kelompok B (model langsung) (model inkuiri)

Eksperimen Eksperimen

Test Akhir Tes Akhir

Pengolahan dan Analisis data

[image:21.595.118.509.130.734.2]

Kesimpulan

Gambar 3.2. Langkah-langkah penelitian

Skema tersebut dapat penulis jelaskan sebagai berikut:

1) Menyusun peringkat dari tes awal mulai dari skor tertinggi sampai skor terendah, kemudian dua orang subyek yang memiliki skor yang setaraf dijodohkan sehingga terdapat dua kelompok subyek yang keterampilan dan kemampuan melemparnya setaraf (kelompok A dan kelompok B) 2) Menentukan bentuk pembelajaran kelompok yaitu kelompok A yang

menggunakan model pembelajaran langsung dan kelompok B menggunakan model pembelajaran inkuiri yang secara langsung kelompok eksperimen. 3) Setelah masing – masing kelompok menjalani kegiatan ekperimen selama

waktu yang telah ditentukan (16 kali pertemuan), kemudian dilakukan tes akhir.

4) Berdasarkan data – data yang telah diperoleh maka dilakukan pengolahan dan analisis data sehingga hasilnya dapat ditafsirkan.

(22)

40

E. Alat Pengumpul Data

Suatu penelitian sudah pasti memerlukan alat untuk mengumpulkan data. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penlitian ini berbentuk tes, yaitu tes ketepatan lemparan.

Dalam melakukan proses pengumpulan data, Peneliti menggunakan bentuk tes Overhand Accuracy Throw. Alat ini digunakan untuk mengukur keterampilan melempar atau produktivitas melempar dalam permainan softball yang mempunyai validitas 0,78 dan reliablitasnya 0,83 menurut Andi Suntoda (2009) dari http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA. Untuk mengukur hasil belajar tentunya kita harus mengkondisikan dengan jarak pelempar dan tempat target yaitu 13.68 m .

Overhand Accuracy Throw adalah suatu alat yang di temple di dinding yang

diberi gambar dan nilai dari target lemparan. Alat ini sederhana dan dapat di bongkar pasang, alat ini bisa menghasilkan accuracy lemparan. (lihat gambar 3.3)

1

2

3

4

x

Keterangan:

X : Posisi Pelempar dengan jarak13.68 m 4 : Target dengan nilai 4

3 : Target dengan nilai 3 2 : Target dengan nilai 2 1 : Target dengan nilai 1

[image:22.595.113.517.217.629.2]
(23)

a. Peralatan yang digunakan.

Alat – alat yang digunakan dalam tes ini adalah sebagai berikut: 1) Bola softball

2) Tembok yang telah diberikan sasaran lempar 3) Formulir pengisian skor

Tester dan yang melakukan Tes terdiri dari: 1) Tiga orang pengetes

2) Satu orang pelempar (yang melakukan tes)

3) Satu orang berdiri menunggu giliran melempar sambil pemanasan lempar 4) Satu orang yang membantu memberikan bola kepada pelempar.

5) Sisanya mengambil bola hasil lemparan. b. Pelaksanaan tes

Peserta Tes Berdiri di belakang garis sejauh 13,68m dari target.

Melakukan lemparan bola ke arah target di dinding

Skor merupakan jumlah dari 10 kali lemparan

Target: Sebuah target dibuat di dinding setinggi 99 cm dari titik tengah lingkaran ke lantai. Target terdiri dari 4 buah lingkaran, masing-masing

lingkaran mempunyai radius 3 inchi, 11 inchi, 21 inchi, dan 33 inchi dengan

urutan skor dari tiap lingkaran yaitu: 4, 3, 2, dan 1

F. Langkah – Langkah Proses Penelitian 1. Tes Awal

Tes awal ini dilakukan di lapangan SMA Kartika Siliwangi 3. Mengenai pelaksanaannya di jelaskan dibawah ini:

a. Tes yang digunakan adalah tes overhead accurate throw

b.Sebelum tes dilaksanakan penulis terlebih dahulu mempersiapkan lapangan . c. Jarak dari pelempar ke sasaran 13,68 m (60 feet)

2. Pelaksanaan eksperimen

(24)

42

Selanjutnya setiap proses pembelajaran, masing-masing melakukan percobaan lemparan disesuaikan dengan waktu pembelajaran. Waktu yang tersedia dalam pembelajaran mulai dari pemanasan, inti, dan pendinginan. Pada pembelajaran inti subjek melakukan pembelajaran melempar dengan menggunakan model pembelajaran langsung (kelompok A) dan inkuiri (kelompok B). Pada intinya masing-masing subjek melakukan pembelajaran lemparan secara bertahap dan sistematis pada setiap proses pembelajaran.

Mengingat betapa pentingnya arti pembelajaran terhadap keberhasilan seorang peserta didik, yang perlu diperhatikan adalah kualitas dari pembelajaran tersebut yaitu pemanfaatan waktu yang seefektif mungkin.

3. Tes Akhir

Setelah masa eksperimen berakhir, maka pengambilan data dari tes akhir dilakukan. Setelah data terkumpul, maka selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis data guna memperoleh penafsiran yang tepat sesuai dengan masalah penelitian.

G. Tujuan Program Pembelajaran

Dalam menyusun program pembelajaran penulis membagi ke dalam dua bagian, sebagai berikut :

1.Waktu kegiatan

Penelitian ini berlangsung selama empat Minggu atau 16 kali pertemuan. Adapun rentang waktu yang dibutuhkan untuk melihat hasil eksperimen (pengaruh dari suatu pembelajaran), yaitu 2-3 minggu untuk yang menengah dan 8-9 minggu untuk hasil yang maksimal. Dalam hal ini Hebelinck (1978) menjelaskan ‘the effect of training can be observed after two or three week are convenient to label the medium term effect’. Bahwa pengaruh dari latihan dapat diteliti setelah dua atau tiga minggu cukup untuk menandai syarat pengaruh yang menengah.

2. Frekuensi Pembelajaran

(25)

kesempatan istirahat bagi organ-organ tubuh supaya kembali siap untuk menerima tugas gerak yang baru yang bertujuan mendapatkan hasil optimal dari proses pembelajaran.

Maka dalam penelitian ini Penulis mengambil waktu pembelajaran empat kali seminggu untuk melihat hasil pembelajaran dari model pembelajaran langsung dan model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar ketepatan lemparan atas.

H. Sistematika Pembelajaran

Sistematika adalah suatu susunan / urutan dari yang mudah ke yang sulit. Maka sistematika dalam penelititan ini selalu bertahap mulai dari yang termudah menuju ke yang sulit. Sistematika dalam setiap proses pembelajaran atau pertemuan dibagi menjadi tiga urutan yaitu:

1. Pemanasan (Warming Up)

Tujuan pemanasan adalah untuk mempersiapkan kondisi tubuh agar dapat bekerja sesuai dengan pungsinya, yaitu meningkatkan dan menyesuaikan suhu tubuh terhadap kondisi pembelajaran yang akan dilakukan, memperluas persendian untuk menghindari cedera pada saat proses pembelajaran serta untuk meningkatkan kontraksi dan fungsional otot pada saat pembelajaran. Adapun teknik pelaksanaanya sebagai berikut:

a. Melakukan pemanasan permainan untuk mempersiapkan kondisi badan

b.Melakukan gerakan lempar secukupnyua sampai kondisi tubuh benar-benar siap

2. Pembelajaran inti

(26)

44

3. Pendinginan (Cooling Down)

Pendinginan bertujuan untuk mengembalikan kondisi tubuh pada kondisi semula. Pada pendinginan ini sampel melakukan gerakan dengan santai diselingi dengan menarik nafas yang dalam dan tiap subjek diarahkan untuk memvisualisasikan gerak dasar melempar dengan baik. Pada pendinginan ini semua subjek diberikan motivasi untuk menunjukan kemajuan dan perkembangan dalam penguasaan gerak dasar melakukan lemparan bola selama mengikuti proses pembelajaran. Pada akhirnya pembelajaran ini diakhiri dengan peregangan statis

dan do’a.

I. Prosedur Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil pengetesan merupakan skor mentah yang harus diolah dengan menggunakan rumus-rumus statistik agar data dapat ditafsirkan, sehingga dapat dilakukan penarikan kesimpulan dengan benar mengenai hasil penelitian. Adapun rumus-rumus statistika yang digunakan untuk pengolahan data ini penulis menggunakan rumus statistik yang disusun oleh Nurhasan (2002:104). Adapun langkah-langkah pengolahan data hasil tes yang ditempuh adalah :

1.Menghitung skor rata-rata tes awal dan tes akhir dari masing-masing kelompok dengan rumus :

n X

X

1

Keterangan :

X = Skor rata-rata

X = Jumlah skor mentah 1

n = Banyaknya sampel

2. Menghitung standar deviasi dengan rumus :

 

 

1

2 2

n

n

X

X

(27)

Keterangan:

SD = Standar deviasi atau simpangan baku yang dicari

n = Banyaknya sampel

 = Jumlah

2

i

X = Kuadrat skor mentah = Akar dari

3. Menguji normalitas data, apakah data tersebut berbentuk parametrik atau non parametrik dengan menggunakan uji Liliefors. Prosedur yang digunakan aalah sebagai berikut :

a. Pengamatan X1,X2,...Xn dijadikan bilangan baku 1, 2...n dengan menggunakan rumus :

S X Xi i

 

( X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel )

b.Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian menghitung peluang.

  

Z

i

P

Z

i

Z

i

F

c. Selanjutnya dihitung proporsi 1,2....n yang lebih kecil atau sama dengan i

 . Jika ini dinyatakan oleh S (1), maka :

 

Banyaknya n yang Si  1,2,...n  i

d. Hitung selisih F

 

i -S

 

i kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini adalah Lo. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, bandingkan Lo dengan nilai kritis yang diambil dari daftar untuk taraf

nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi

(28)

46

4. Menguji homogenitas dari masing-masing kelompok dengan menggunakan rumus : 2 2 2 S S

FI

Keterangan:

F = Homogenitas yang dicari

2 1

S = Varians terkecil

2 2

S = Varians terbesar

Kriteria pengujian homogenitas adalah : terima H jika F hitung lebih kecil

dari F tabel dengan peluang 1/2 α

V1,V2

, dan dalam hal ini H lainnya ditolak.

Derajat kebebasan pembilang dan penyebut untuk F tabel yakni n-1.

5. Uji beda peningkatan pembelajaran antara yang menggunakan model langsung dan model inkuiri dengan rumus:

n SB

B t

t = Nilai t yang dicari (t hitung) SB = Simpangan baku beda B = Nilai rata-rata beda

n = Banyaknya sampel dari kelompok eksperimen Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesisnya adalah: Terima hipotesis jika; (H0) jika -t

(1-2

1 α )< t <t ( -2 1 α).

Dalam hal lain hipotesis (H0) ditolak.

6. Menentukan diterima atau tidaknya hipotesis. Kriteria pengujian menggunakan uji kesamaan dua rata-rata (Satu pihak), rumus yang digunakan adalah:

(29)

   

2

1

1

2 1 2 2 2 2 1 1 2

n

n

s

n

s

n

s

Keterangan :

t = Nilai t yang dicari ( t hitung )

1

x = Nilai rata-rata kelompok 1

2

x = Nilai rata-rata kelompok 2 S = Simpangan baku gabungan

1

n = Banyaknya sampel kelompok 1

2

n = Banyaknya sampel kelompok 2

2 1

s = Variansi kelompok 1

2 2

s = Variansi kelompok 2

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah: Terima hipotesis jika; (H0) jika t ≤ t (1-α )

Tolak hipotesis jika; (H0) jika t > t (1-α)

H0 : 1=2 : Tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran langsung dengan model pembelajaran inkuiri.

H1 : 1>2: Ada perbedaan pengaruh yang signifikan penggunaan model

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka dapat ditarik kesimpulan

1.Model pembelajaran langsung memberikan pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar ketepatan lemparan atas pada permainan softball. 2.Model pembelajaran inkuiri memberikan pengaruh yang signifikan dalam

meningkatkan hasil belajar ketepatan lemparan atas pada permainan softball. 3.Model pembelajaran langsung lebih besar pengaruhnya dibandingkan model

pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar ketepatan lemparan atas dalam permainan softball.

B. Saran-saran

Berdasarkan penelitian penulis yang laksanakan, ditemukan bahwa model pembelajaran langsung dan inkuiri mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar ketepatan lemparan atas pada permainan softball, akan tetapi ada perbedaan pengaruh yang berarti antara model pembelajaran langsung dengan inkuiri terhadap peningkatan hasil belajar ketepatan lemparan atas. Oleh karena

itu penulis memberikan saran sebagai berikut.

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Ajang Suparlan. (2008) Modul Pembelajaran Softball. Bandung: FPOK UPI. Andi Suntoda Situmorang (2009) Tes, Pengukuran, dan Evaluasi Cabang

Olahraga. [Online] Available at :

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/19580620 19866011-ANDI_SUNTODA_SITUMORANG/Pntrn_Softball.pdf Bethel, Dell. (1987) Petunjuk Lengkap Softball dan Baseball. Semarang: Dahara. Joyce, Bruce & Well, Marsha. (1980). Model Of Teaching. New Jersey: Prenice/

Hall International. Inc.

Metzler, Michael, W. (2000). Intructional Model For Physical Education. Boston: Allyn and Bacon. USA

Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. FPOK UPI.

Parno.(1991-1992). Olahraga Pilihan Softball: Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek PembinaanTenaga Kependidikan

Sudjana. (1992). Metode Stastistika. Bandung. Tarsito Bandung.

Sugiyono. (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. CV Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (1992). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi II. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi V. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Syarifuddin Aif dan Muhadi, 1996. Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka

(32)

55

Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Pedoman Penulisan karya Ilmiah. Bandung: Universitas pendidikan Indonesia.

Sumber Lain (internet) : http:///www.google.com

Gambar

Gambar
Tabel
Gambar 3.1. Desain penelitian
Gambar 3.2. Langkah-langkah penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Restoran Aneka Rasa Jambi ( Survey Pada Konsumen Restoran Aneka Rasa Jambi ) Universitas

Penelitian ini terus dilanjutkan hingga dikatakan pada penelitian terbaru tahun 2013, walaupun kesalahpahaman tentang makanan sebagai pemicu akne vulgaris telah

Susu adalah cairan bergizi yang dihasilkan oleh kelenjar susu pada mamalia betina dan diolah menjadi berbagai produk, seperti mentega, yoghurt, es krim, keju,

Hubungan Antara Menstruasi dengan Angka Kejadian Akne Vulgaris pada Remaja Fakultas Kedokteran , Universitas Sumatera Utara.. Hubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji dengan Kejadian

Pengaruh Sosialisasi Keluarga terhadap Perilaku Prososial Anak Usia Remaja Awal (Studi Pada Murid-Murid SLTP Negeri X

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Complete Sentence Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Dalam Mata Pelajaran Bahasa

Tabel Hasil Uji Normalitas Data Penelitian Variabel Bebas Tes Loncat Tegak .... Hasil Uji Normalitas Data Variabel Tes hasil Menendang

Beberapa metoda atau teknik yang dikenal di dalam data mining salah satunya adalah association rule (aturan asosiasi) yang berusaha menemukan aturan-aturan tertentu