• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pendahuluan Dm Pada Lansia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pendahuluan Dm Pada Lansia"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Mansjoer, ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Mansjoer, 2000).

2000). Di

Diababetetes es memellllititus us memerurupapakakan n seksekeloelompmpok ok kekelalaininan an heheterterogogen en yayangng ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner  ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner  dan Suddarth, 2002).

dan Suddarth, 2002).

Diabetes mellitus merupakan penyakit sistemis, kronis, dan multifaktorial Diabetes mellitus merupakan penyakit sistemis, kronis, dan multifaktorial yang dicirikan dengan hiperglikemia dan hipoglikemia.

yang dicirikan dengan hiperglikemia dan hipoglikemia. ( Mary,2009)( Mary,2009)

2. Epidemiologi 2. Epidemiologi

Diabetes terutama prevalen diantara kaum lanjut usia. Diantara individu Diabetes terutama prevalen diantara kaum lanjut usia. Diantara individu yang berusia lebih dari 65 tahun, 8,6% menderita diabetes tipe II. Angka ini yang berusia lebih dari 65 tahun, 8,6% menderita diabetes tipe II. Angka ini mencakup 15% populasi pada panti lansia.

mencakup 15% populasi pada panti lansia.

3. Etiologi 3. Etiologi

Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan bertambahnya umur, intoleransi Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan bertambahnya umur, intoleransi terhadap glukosa juga meningkat, jadi untuk golongan usia lanjut

terhadap glukosa juga meningkat, jadi untuk golongan usia lanjut diperlukan batasdiperlukan batas glukosa darah yang lebih tinggi daripada orang dewasa non usia lanjut.

glukosa darah yang lebih tinggi daripada orang dewasa non usia lanjut. Pada NIDDM, intoleran

Pada NIDDM, intoleransi si glukoglukosa sa pada lansia pada lansia berkaberkaitan dengan itan dengan obesitobesitas,as, ak

(2)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(3)

 penggunaaan obat-obatan, disamping karena pada la

 penggunaaan obat-obatan, disamping karena pada la nsia terjadi penurunan snsia terjadi penurunan sekresiekresi insulin dan insulin resisten. Lebih dari 50% lansia diatas 60 tahun yang tanpa insulin dan insulin resisten. Lebih dari 50% lansia diatas 60 tahun yang tanpa keluhan, ditemukan hasil Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) yang abnormal. keluhan, ditemukan hasil Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) yang abnormal. Intoleransi glukosa ini masih belum dapat dikatakan sebagai diabetes. Pada usia Intoleransi glukosa ini masih belum dapat dikatakan sebagai diabetes. Pada usia lanjut terjadi penurunan maupun kemampuan insulin terutama pada post reseptor. lanjut terjadi penurunan maupun kemampuan insulin terutama pada post reseptor.

Pad

Pada a lanlansia sia cencenderderung ung terjterjadi adi penpeningingkatkatan an berberat at badbadan, an, bukbukan an karkarenaena meng

mengkonsukonsumsi msi kalorkalori i berlebberlebih ih namun karena namun karena perubperubahan rasio ahan rasio lemaklemak-otot dan-otot dan  penurunan

 penurunan laju laju metabolisme metabolisme basal. basal. Hal Hal ini ini dapat dapat menjadi menjadi faktor faktor predisposisipredisposisi terjadinya diabetes mellitus. Penyebab diabetes mellitus pada lansia secara umum terjadinya diabetes mellitus. Penyebab diabetes mellitus pada lansia secara umum dapat digolongkan ke dalam dua besar :

dapat digolongkan ke dalam dua besar : a.

a. Proses Proses menua/kemunduran menua/kemunduran (Penurunan (Penurunan sensitifitas sensitifitas indra indra pengecap, pengecap, penurunanpenurunan fungs

fungsi i pankrpankreas, eas, dan penurunadan penurunan n kualikualitas tas insuliinsulin n sehingsehingga ga insuliinsulin n tidak berfungsitidak berfungsi dengan baik).

dengan baik).  b.

 b. Gaya Gaya hidup hidup (life (life style) style) yang yang jelek jelek (banyak (banyak makan, makan, jarang jarang olahraga, olahraga, minumminum alkohol, dll.)

alkohol, dll.)

Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress juga dapat menjadi penyebab Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress juga dapat menjadi penyebab terjadinya diabetes mellitus.

terjadinya diabetes mellitus.

Selain itu perubahan fungsi fisik yang menyebabkan keletihan dapat menutupi Selain itu perubahan fungsi fisik yang menyebabkan keletihan dapat menutupi tanda dan gejala diabetes dan menghalangi lansia untuk mencari bantuan medis. tanda dan gejala diabetes dan menghalangi lansia untuk mencari bantuan medis. Keletihan, perlu bangun pada malam hari untuk buang air kecil, dan infeksi yang Keletihan, perlu bangun pada malam hari untuk buang air kecil, dan infeksi yang sering merupakan indikator diabetes yang mungkin tidak diperhatikan oleh lansia sering merupakan indikator diabetes yang mungkin tidak diperhatikan oleh lansia dan anggota keluarganya karena mereka percaya bahwa hal tersebut adalah bagian dan anggota keluarganya karena mereka percaya bahwa hal tersebut adalah bagian dari proses penuaan itu sendiri.

dari proses penuaan itu sendiri.

4. Klasifikasi 4. Klasifikasi a.

a. Diabetes Diabetes melitus melitus tipe tipe I I ::

Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut baik  Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut baik  melalui proses imunologik maupun idiopatik. Karakteristik Diabetes Melitus tipe melalui proses imunologik maupun idiopatik. Karakteristik Diabetes Melitus tipe I:

(4)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(5)

3)

3) Onset Onset akutakut 4)

4) Biasanya Biasanya kuruskurus 5)

5) Biasanya Biasanya terjadi terjadi pada pada umur umur yang yang masih masih mudamuda 6)

6) Berhubungan Berhubungan dengan dengan HLA-DR3 HLA-DR3 dan dan DR4DR4 7)

7) Didapatkan Didapatkan antibodi antibodi sel sel isletislet 8)

8) 10%nya 10%nya ada ada riwayat riwayat diabetes diabetes pada pada keluargakeluarga  b.

 b. Diabetes melitus tipe II :Diabetes melitus tipe II : Berva

Bervariasi riasi mulai yang mulai yang predopredominan resistensi insulin minan resistensi insulin disertdisertai ai defisidefisiensiensi in

insusulilin n rerelatlatif if samsampapai i yayang ng prprededomomininan an gagangngguguan an seksekreresi si ininsulsulin in bebersarsamama resistensi insulin. Karakteristik DM tipe II :

resistensi insulin. Karakteristik DM tipe II : 1)

1) Sukar Sukar terjadi terjadi ketoasidosisketoasidosis 2)

2) Pengobatan Pengobatan tidak tidak harus harus dengan dengan insulininsulin 3)

3) Onset Onset lambatlambat 4)

4) Gemuk Gemuk atau atau tidak tidak gemuk gemuk  5)

5) Biasanya Biasanya terjadi terjadi pada pada umur umur > > 45 45 tahuntahun 6)

6) Tidak Tidak berhubungan berhubungan dengan dengan HLAHLA 7)

7) Tidak Tidak ada ada antibodi antibodi sel sel isletislet 8)

8) 30%nya 30%nya ada ada riwayat riwayat diabetes diabetes pada pada keluargakeluarga 9)

9) ± ± 100% 100% kembar kembar identik identik terkenaterkena

5.

5. ManifestasManifestasi i KlinisKlinis

Kel

Keluhauhan n umumum um paspasien ien DM DM sepseperti erti popoliuliuria, ria, polpolidiidipsipsia, a, polpolifaifagia gia padpadaa la

lansnsia ia umumumumnynya a titidadak k adada. a. OsOsmomotitik k didiururesiesis s akakibibat at glglukukososururia ia teterturtundndaa disebabkan ambang ginjal yang tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai disebabkan ambang ginjal yang tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lan

lansia sia kurkurang ang dirdirasakasakan, an, akiakibatbatnya nya mermereka eka tidtidak ak berbereakeaksi si adeadekuakuat t terhterhadaadapp dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut. dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf.

(6)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(7)

de

dengngan an kokompmplilikakasi si yayang ng luluas. as. KeKeluluhahan n yayang ng seserinring g mumuncncul ul adadalalah ah adadananyaya ga

gangngguguan an pepengnglihlihatatan an kakarenrena a kakatatarakrak, , rarasa sa kekesesemumutan tan papada da tutungngkakai i sersertata kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.

dengan pengobatan lazim.

Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan adalah : ditemukan adalah : a. Katarak  a. Katarak   b.  b. GlaukomaGlaukoma c. Retinopati c. Retinopati d.

d. Gatal Gatal seluruh seluruh badanbadan e.

e. Pruritus Pruritus VulvaeVulvae f.

f. Infeksi Infeksi bakteri bakteri kulitkulit g.

g. Infeksi jamur Infeksi jamur di di kulitkulit h. Dermatopati

h. Dermatopati i.

i. Neuropati Neuropati perifer perifer   j.

 j. Neuropati viseralNeuropati viseral k. Amiotropi

k. Amiotropi l.

l. Ulkus Ulkus Neurotropik Neurotropik  m.

m. Penyakit Penyakit ginjalginjal n.

n. Penyakit Penyakit pembuluh pembuluh darah darah perifer perifer  o.

o. Penyakit Penyakit koroner koroner   p.

 p. Penyakit pembuluh darah otak Penyakit pembuluh darah otak  q. Hipertensi

q. Hipertensi

6. Patofisiologi 6. Patofisiologi

Dal

Dalam am proproses ses metmetaboabolislisme, me, insuinsulin lin memmemegaegang ng perperanaanan n penpentinting g yaiyaitutu memasukkan glukosa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar. Insulin memasukkan glukosa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar. Insulin adalah suatu zat atau hormon yang dihasilkan oleh sel beta di pankreas. Bila adalah suatu zat atau hormon yang dihasilkan oleh sel beta di pankreas. Bila insulin tidak ada maka glukosa tidak dapat masuk sel dengan akibat glukosa akan insulin tidak ada maka glukosa tidak dapat masuk sel dengan akibat glukosa akan

(8)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(9)

Pada Diabetes melitus tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel beta Pada Diabetes melitus tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel beta  pankreas.

 pankreas. Pasien Pasien diabetes diabetes tipe tipe ini ini mewarisi mewarisi kerentanan kerentanan genetik genetik yang yang merupakanmerupakan  predisposisi

 predisposisi untuk untuk kerusakan kerusakan autoimun autoimun sel sel beta beta pankreas. pankreas. Respon Respon autoimunautoimun dipacu oleh aktivitas limfosit, antibodi terhadap sel pulau langerhans dan terhadap dipacu oleh aktivitas limfosit, antibodi terhadap sel pulau langerhans dan terhadap insulin itu sendiri.

insulin itu sendiri.

Pada diabetes melitus tipe 2 yang sering terjadi pada lansia, jumlah insulin Pada diabetes melitus tipe 2 yang sering terjadi pada lansia, jumlah insulin norma

normal l tetapi jumlah reseptetapi jumlah reseptor insulin yang terdator insulin yang terdapat pada permukaapat pada permukaan sel n sel yangyang kurang sehingga glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa dalam kurang sehingga glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa dalam darah menjadi meningkat

darah menjadi meningkat

7. Pathway 7. Pathway

8. Penatalaksanaan 8. Penatalaksanaan

Tu

Tujuajuan n utautama ma terterapi api diadiabetbetes es melmellitlitus us adaadalah lah menmencobcoba a menmenormormalkalkanan ak

aktivtivitaitas s ininsusulilin n dadan n kakadadar r glglukukososa a dadarah rah dadalalam m upupayaya a ununtutuk k memengngururanangigi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.

adalah mencapai kadar glukosa darah normal.

Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes : Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :

a. Diet

a. Diet

Suatu perencanaan makanan yang terdiri dari 10% lemak, 15% Protein, Suatu perencanaan makanan yang terdiri dari 10% lemak, 15% Protein,

(10)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(11)

 b.

 b. LatihanLatihan

Latihan juga diperlukan untuk membantu mencegah diabetes. Pemeriksaan Latihan juga diperlukan untuk membantu mencegah diabetes. Pemeriksaan sebelum latihan sebaiknya dilakukan untuk memastikan bahwa klien lansia secara sebelum latihan sebaiknya dilakukan untuk memastikan bahwa klien lansia secara fisi

fisik k mammampu pu menmengikgikuti uti proprogragram m latilatihan han kebkebugaugaranran. . PenPengkagkajiajian n padpada a tintingkagkatt aktivitas klien yang terbaru dan pilihan gaya hidup dapat membantu menentukan aktivitas klien yang terbaru dan pilihan gaya hidup dapat membantu menentukan  jenis

 jenis latihan latihan yang yang mungkin paling mungkin paling berhasil. berhasil. Berjalan Berjalan atau atau berenang, berenang, dua aktivitasdua aktivitas den

dengan gan damdampak pak renrendahdah, , mermerupupakaakan n perpermulmulaan aan yanyang g sangsangat at baibaik k untuntuk uk parparaa  pemula.

 pemula. Untuk Untuk lansia lansia dengan dengan NIDDM, NIDDM, olahraga olahraga dapat dapat secara secara langsunglangsung me

meniningngkakatktkan an fufungngsi si fifisiosiolologigis s dedengngan an memengngururanangi gi kakadadar r glglukukososa a dadarahrah,, meningkatkan stamina dan kesejahteraan emosional, dan meningkatkan sirkulasi, meningkatkan stamina dan kesejahteraan emosional, dan meningkatkan sirkulasi, serta membantu menurunkan berat badan.

serta membantu menurunkan berat badan. c. Pemantauan

c. Pemantauan

Pada pasien dengan diabetes, kadar glukosa darah harus selalu diperiksa Pada pasien dengan diabetes, kadar glukosa darah harus selalu diperiksa secara rutin. Selain itu, perubahan berat badan lansia juga harus dipantau untuk  secara rutin. Selain itu, perubahan berat badan lansia juga harus dipantau untuk  mengetahui terjadinya obesitas yang dapat meningkatkan resiko DM pada lansia. mengetahui terjadinya obesitas yang dapat meningkatkan resiko DM pada lansia. d.

d. Terapi Terapi (jika (jika diperlukan)diperlukan) Sul

Sulfonfoniluiluria ria adaadalah lah kelkelompompok ok obaobat t yanyang g palpaling ing serisering ng dirdiresepesepkan kan dandan efektif hanya untuk penanganan NIDDM. Pemberian insulin juga dapat dilakukan efektif hanya untuk penanganan NIDDM. Pemberian insulin juga dapat dilakukan untuk mepertahankan k

untuk mepertahankan kadar glukosa darah dadar glukosa darah dalam parameter yang alam parameter yang telah ditentukantelah ditentukan untuk membatasi komplikasi penyakit yang membahayakan.

untuk membatasi komplikasi penyakit yang membahayakan. e. Pendidikan

e. Pendidikan 1)

1) Diet Diet yang yang harus harus dikomsumsidikomsumsi 2) Latihan

2) Latihan 3)

3) Penggunaan Penggunaan insulininsulin

9.

9. Pemeriksaan Pemeriksaan Diagnostik Diagnostik  a.

(12)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(13)

Kr

Krititereria ia didiagagnonoststik ik WHWHO O ununtutuk k didiababetetes es memellllititus us papada da sedsedikikititnynya a 2 2 kakalili  pemeriksaan :

 pemeriksaan : a.

a. Glukosa Glukosa plasma plasma sewaktu sewaktu >200 >200 mg/dl mg/dl (11,1 (11,1 mmol/L)mmol/L)  b.

 b. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmGlukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)ol/L) c.

c. GlGlukukososa a plplasasma dama dari samri sampepel yanl yang diag diambmbil 2 il 2 jajam kemm kemududiaian n sesesusudadahh mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl

mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl

10. Prognosis 10. Prognosis

Prognosis DM usia tergantung pada beberapa hal dan tidak selamanya Prognosis DM usia tergantung pada beberapa hal dan tidak selamanya  buruk.

 buruk. Pasien Pasien tua dengan tua dengan tipe tipe II II (DMTTI) (DMTTI) yang yang terawat terawat dengan dengan baik baik   prognosisnya

 prognosisnya baik. baik. Pada Pada pasien pasien DM DM yang yang jatuh jatuh dalam dalam koma koma hipoglikemiahipoglikemia  prognosisnya kurang baik.

 prognosisnya kurang baik.

11.

11. Komplikasi Komplikasi Diabetes Diabetes MelitusMelitus Komp

Komplikasi diabetes likasi diabetes mellitumellitus s dikladiklasifikassifikasikan ikan menjadmenjadi i akut dan akut dan kronikronis.s. Yang termasuk dalam komplikasi akut adalah hipoglikemia, diabetes ketoasidosis Yang termasuk dalam komplikasi akut adalah hipoglikemia, diabetes ketoasidosis (DK

(DKA), A), dandan hyphypergerglycelycemic mic hyphyperoerosmosmolar lar nonnonketoketocic cic comcomaa (HH(HHNC)NC). . YanYangg termasuk dalam komplikasi kronis adalah retinopati diabetic, nefropati diabetic, termasuk dalam komplikasi kronis adalah retinopati diabetic, nefropati diabetic, neuropati, dislipidemia, dan hipertensi.

neuropati, dislipidemia, dan hipertensi. a.

a. Komplikasi Komplikasi akutakut 1)

1) Diabetes Diabetes ketoasidosisketoasidosis

Diabetes ketoasidosis adalah akibat yang berat dari deficit insulin yang Diabetes ketoasidosis adalah akibat yang berat dari deficit insulin yang  berat

(14)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

dapat mengakiba

dapat mengakibatkan tkan perdarperdarahan ahan vitreovitreous. us. PerdarPerdarahan ini ahan ini bisa bisa mengamengakibatkkibatkanan ablasio retina atau berulang yang mengakibatkan kebutaan permanen.

ablasio retina atau berulang yang mengakibatkan kebutaan permanen. 2)

2) Nefropati Nefropati diabeticdiabetic Lesi renal

Lesi renal yang khas yang khas dari nefropati diabetic adalah dari nefropati diabetic adalah glomglomeruloserulosklerosklerosisis yang nodular yang tersebar dikedua ginjal yang disebut sindrom yang nodular yang tersebar dikedua ginjal yang disebut sindrom Kommelstiel-Wilson

Wilson. . GlomeGlomeruloskruloskleriosileriosis s nodunodular lar dikaitdikaitkan kan dengdengan an proteiproteinurianuria, , edema edema dandan hipertensi. Lesi sindrom Kommelstiel-Wilson ditemukan hanya pada DM.

hipertensi. Lesi sindrom Kommelstiel-Wilson ditemukan hanya pada DM. 3) Neuropati

3) Neuropati

 Neuropati diabetic

 Neuropati diabetic terjadi pada terjadi pada 60 – 60 – 70% individu DM. 70% individu DM. neuropati diabeticneuropati diabetic yang paling sering ditemukan adalah neuropati perifer dan autonomic.

yang paling sering ditemukan adalah neuropati perifer dan autonomic. 4) Displidemia

4) Displidemia

Lima puluh persen individu dengan DM mengalami

Lima puluh persen individu dengan DM mengalami dislipidemia.dislipidemia. 5) Hipertensi

5) Hipertensi

Hipertensi pada pasien dengan DM tipe 1 menunjukkan penyakit ginjal, Hipertensi pada pasien dengan DM tipe 1 menunjukkan penyakit ginjal, mikroalbuminuria, atau proteinuria. Pada pasien dengan DM tipe 2, hipertensi mikroalbuminuria, atau proteinuria. Pada pasien dengan DM tipe 2, hipertensi  bisa menjadi hipertensi esensial. Hipertensi

 bisa menjadi hipertensi esensial. Hipertensi harus secepat mungkin diketahuin danharus secepat mungkin diketahuin dan di

ditatangnganani i kakarerena na bibisa sa memempmpererbeberarat t reretitinonopapatiti, , neneprpropopatati, i, dadan n pepenynyakakitit makrovaskular.

makrovaskular. 6)

6) Kaki Kaki diabeticdiabetic Ad

Ada a titiga ga facfactotor r yayang ng beberprpereran an dadalalam m kakaki ki didiababetetic ic yayaititu u neneururopopatiati,, iskemia, dan sepsis. Biasanya amputasi harus dilakukan. Hilanggnya sensori pada iskemia, dan sepsis. Biasanya amputasi harus dilakukan. Hilanggnya sensori pada kaki mengakibatkan trauma dan potensial untuk ulkus. Perubahan mikrovaskuler  kaki mengakibatkan trauma dan potensial untuk ulkus. Perubahan mikrovaskuler  dan makrovaskuler dapat mengakibatkan iskemia jaringan dan sepsis. Neuropati, dan makrovaskuler dapat mengakibatkan iskemia jaringan dan sepsis. Neuropati,

(15)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

1.

1. DoDoenengeges, s, MaMarilrilyn yn E,E,  Rencana  Rencana Asuhan Asuhan Keperawatan Keperawatan Pedoman Pedoman untuk untuk   Perencanaan

 Perencanaan dan dan Pendokumentasian Pendokumentasian Perawatan Perawatan PasienPasien edisi 3 alih bahasa Iedisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999.

Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999. 2. Kushariyadi.2010.

2. Kushariyadi.2010. Asuhan Keperawatan  Asuhan Keperawatan pada pada Klien Klien Lanjut Lanjut UsiaUsia.J.Jakakararta ta :: Salemba Medika

Salemba Medika 3.

3. LueckLuecknotnote, e, AnnAnnettette e GeiGeislersler,,  Pengkajian Gerontologi Pengkajian Gerontologi alih alih babahahasa sa AnAnieiek k  Maryunani, Jakarta:EGC, 1997.

Maryunani, Jakarta:EGC, 1997. 4.

4. SmeltzSmeltzer, er, SuzanSuzanne ne C, C, BrendBrenda a G G bare,bare, Buku  Buku Ajar Ajar Keperawatan Keperawatan Medikal Medikal BedahBedah  Brunner

 Brunner & & Suddarth Suddarth Edisi Edisi 8 8 Vol Vol 22 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono,alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.

Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.

5. www.google.com/file:///E:/ASKEP%20GERONTIK/DIABETES

5. www.google.com/file:///E:/ASKEP%20GERONTIK/DIABETES

%20MELITUS/askep-gerontik-diabetes-melitus.html %20MELITUS/askep-gerontik-diabetes-melitus.html

Referensi

Dokumen terkait

Investasi dan Kualitas Laba berpengaruh secara simultan positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan yang Terdaftar diBursa Efek Indonesia periode

Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan

Komputer memegang peran penting dalam menunjang kelancaran aktivitas pekerjaan di dalam suatu informasi, cara pengaturan data dengan menggunakan Sistem Basis Data yang selama ini

Berdasarkan hasil tabulasi silang yang diperoleh diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai perilaku ku- rang baik dalam penanganan oral hidrasi anak diare,

Bentuk yang lebih modern dari amnion ini adalah penggunaan ekstrak plasenta yang diketahui dapat mempercepat fibrogenesis dan angiogenesis, sehingga efektif jika digunakan

Database juga dapat diartikan sebagai suatu susunan/kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola dan disimpan secara

Yaitu suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang dapat disumbangkan dari penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap