• Tidak ada hasil yang ditemukan

Standar Operasional Prosedur Kemoterapi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Standar Operasional Prosedur Kemoterapi"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Standar Operasional Prosedur Kemoterapi

Standard Operating Procedures for Safe Handling Chemotherapeutic Agents A. Umum (General)

Seluruh petugas kesehatan harus memiliki pengetahuan tentang prosedur penanganan agent kemoterapeutik secara aman. hal ini penting bagi seluruh petugas kesehatan untuk memahami potensial karsinogenik dan bahaya yang ditimbulkan dari obat tersebut. Individu yang beresiko tinggi (mis. Penderita Immunodefisiensi atau wanita hamil) harus secara khusus di pertimbangkan kemungkinan konsekuensi dari penanganan (penyiapan hingga pemberian) agen kemoterapeutik dan pilihan untuk menghindari paparan.

B. Kebijakan (Policy)

1) Agent (obat ) kemoterapi, diberikan hanya oleh perawat yang memiliki keahlian pemberian kemoterapi yang tersertifikasi.

2) Semua instruksi kemoterapi harus di tandatangani dokter

3) Seluruh intruksi kemoterapi harus diperiksa secara mandiri oleh dua orang perawat dengan metode Double Check.

4) Sampah kemoterapi harus di buang ke tempat sampah khusus yang di gunakan untuk membuang sampah kemoterapi

C. Desain Area Kerja (Designated Work Area)

Desain tempat seharusnya seperti di lab sehingga pengelolaan obat (dari mulai penyiapan hingga pemberian) dapat ditangani dengan baik. Seluruh persiapan obat harus dilakukan didalam ruang khusus seperti fume hood atau biosafety cabinet. Penggunaan plastic-backed absorbent sekali pakai yang dimasukan kedalam pakaian digunakan untuk melindungi permukaaan tubuh pekerja dari kontaminasi obat. Antara fume hood dan biosafety cabinet harus memiliki tanda seperti setiker yang menunjukan alat tersebut telah sertifikasi dalam 12 bulan terakhir (layak pakai).

(2)

Biosafety cabinet

D. Alat Pelindung Diri (Personal Protective Equipment)

1) Selalu menggunakan sarung tangan nitrile rangkap (double), atau sarung tangan yang khusus di disain untuk kemoterapi, ketika menangani (menyiapkan atau memberikan) agent kemoterapeutik. Sarung tangan tebal, panjang yang menutup bagian lengan gaun, di rekomendasikan. Pastikan sarung tangan tidak tertusuk, terobek atau terpotong. Sarung tangan harus harus dibuang setiap kali penggunaan, ketika penyiapan agent kemoterapeutik atau kontaminasi dengan produk (agent kemoterapeutik).

Sarung tangan Nitrile

2) Alat pelindung lain seperti kaca mata pelindung (protective eye goggles), penggunaan gaun panjang (long-sleeved smock) sekali pakai, harus digunakan untuk memaksimal keamanan (maximum safety). Hanya menggunakan spuit dengan jarun yang dapat ditarik kembali (retractable needles)

(3)

Kaca mata Pelindung

Gaun panjang

3) Ketika terjadi percikan, semburan, atau semprotan bertekanan tinggi (aerosol), facesheilds (pelindung wajah) digunakan untuk mencegah kontak dengan mata, mulut, dan hidung.

Pelindung wajah

(4)

1) Pelaksanaan pemberian dan penyiapan obat harus dan wajib di area yang telah di diasin khusus untuk pelaksanaan kemoterapi. Pastikan telah memperhatikan label obat, nama dan kandungan serta label peringatan khusus seperti “Toxic, Special Handling Required” (“racun, di butuhkan penanganan khusus”)

2) Hanya menggunakan suntikan dengan jarum yang dapat ditarik kembali dan letakan pada bak injeksi.

3) Kehati-hatian dibutuhkan pada saat obat dalam bentuk ampul dengan bahan obat kering harus secara perlahan diketuk terlebih dahulu ke bawah.

F. Pembuangan (Disposal)

Sampah kemoterpeutik meliputi vial kosong, labu cairan, selang kateter IV, jarum, alat suntik, sarung tangan, dan barang-barang lain yang mengandung residu (sisa) obat. Dan semuanya di buang ketempat sampah khusus untuk kemoterapi.

G. Terpapar Obat (Spills/Accidental Exposure)

1. Laporkan semua kecelakaan pada petugas khusus rumah sakit. Berikan perhatian khusus pada setiap kecelakaan akibat kontak dengan obat di bagian mata, terhirup (ingestion), atau termakan (inhalation).

2. accidental spill ”kecelakaan akibat terkena tumpahan obat kemoterapiharus ditangani secara tepat dan hati-hati. Buang baju yang terkontaminasi tumpahan obat. Jika kulit yang terkontaminasi tumpahan obat, cuci secara menyeruluh dengan sabun dan air. Jika mata terkena percikan obat bilas mata terus menerus selam 15 menit dan hubungi petugas khusus rumah sakit yang menangani kecelakaan kerja.

H. Membersihkan Tumpahan Obat

1) Membersihkan tumpahan obat yang volumenya < dari 5 ml :

a) jika cair (Liquids) harus dibersihkan menggunakan kasa penyerap kering. Jika bentuknya padat (solids) harus diusap menggunakan kasa penyerap yang basah. Lalu dekontaminasi area menggunakan cairan khusus obat kemoterapeutik misalnya sodium carbonate selama 30 menit atau methanolic potassiumhydroxide (30% 1N KOH and 70% methanol) selama 5 menit.

b) Perhatian : KOH bersifat korosif sehingga pelindung mata dan sarung tangan yang resisten terhadapbahan kimia

c) Anggap barang atau material yang telah terkontaminasi obat/ kasa yang digunakan tadi sebagai material berbahaya karena telah kontak dengan obat kemoterapi.

d) Area yang terkena percikan atau tumpahan harus dibersihkan sebanyak tiga kali menggunakan cairan diterjen.

e) Setiap pecahan gelas (bila vial obat pecah) harus diambil menggunakan skop kecil jangan menggunakan tangan dan buang di tempat khusus untuk obat kemoterapi.

2) Membersihkan tumpahan obat yang volumenya > 5 ml

a) Ketika tumpahan luas atau yang banyak terjadi area harus diisolasi dan percikan harus dihindari. b) Semua anggota yang bertanggung jawab menumpahkan obat harus menggunakan gaun sekali pakai (disposable gowns), sarung tangan nitrile rangkap dua (double nitrile gloves), alat bantu nafas bila obat dalam kondisi bubuk dan untuk mencegah inhalasi.

c) Hubungi bagian khusus rumah sakit, untuk penanganan dan pembersihan tumpahan obat dengan alat khusus

(5)

d) Tutup area tumpahan dengan kasa penyerap khusus, jika obat dalam kondisi serbuk tutup menggunakan kasa basah.

e) Jika jumlah obat yang tumpah banyak (1 vial tumpah seluruhnya) masukkkan barang atau material yang terkontaminasi ke dalam biosafety cabinet atau fume hood dan bagian seluruh ruangan perlu di dekontaminasi.

I. PROSEDUR

Aksi

Point yang ditekankan

A.

Tindakan awal pada pemberian kemoterapi

1.

Cek kembali intruksi pemberian obat

a.

Intruksi pemberian obat meliputi rute

pemberian obat, dosis, kecepatan tetes

infus, durasi pemberian obat.

b.

Verifikasi kembali tinggi badan klien,

berat badan, dan perhitungan dosis,

c.

Pemberian obat kemoterapi harus di

verifikasi oleh dua orang perawat

2.

Penjelasan kepada keluarga:

a.

Rasional tindakan kemoterapi

b.

Efek samping yang mungkin muncul

c.

Tindakan untuk mencegah atau

mengurangi komplikasi

d.

Jadwal pemberian

3.

Monitoring hasil lab yang penting yang

berhubungan atau sesuai dengan jenis

pemberian obat kemoterapi

Laporkan hasil lab yang tidak normal

kepada dokter atau perawat utama.

4.

Atur atau siapkan peralatan suction,

oksigen dengan flowmeter, dan nasal kanul

di ruang pasien

Obat-obatan emergensi harus tersedia di

laci emergensi untuk jaga-jaga

5.

Berikan obat-obatan pre-kemoterapi sesuai

indikasi dokter

Obat-obatan pre-kemoterapi diberikan

awal untuk mengurangi efek samping dari

kemoterapi atau efek yang tidak diinginkan

6.

Pastikan pasien telah menerima hidrasi

Intravena yang sesuai, jika diindikasikan

dokter

Beberapa obat kemoterapi membutuhkan

pemberian cairan dahulu sebelum

pemberian

7.

Cek label pada alat suntik, botol obat

kemoterapi sesuai yg diresepkan dokter

Perawat harus mencek kembali (di

samping tempat tidur):

a.

Nama pasien

b.

Obat kemoterapi

c.

Dosis

d.

Rute

e.

Cairan Intra Vena

f.

Kecepatan infuse

g.

Tanggal pemasangan infus

h.

Kadaluarsa obat

(6)

1.

Cuci tangan

2.

Gunakan APD (sarung tangan nitrile

rangkap 2,

google

(kacamata), gaun

panjang khusus, masker, pelindung wajah,

dll) sebelum membuka obat kemoterapi

3.

Seluruh persiapan obat harus dilakukan

didalam ruang khusus seperti

fume

hood

atau

biosafety cabinet

.

B. PEMBERIAN KEMOTERAPI

Aksi

Point yang ditekankan

1.

Cuci tangan

2.

Gunakan sarung Tangan nitrile rangkap

dua.

a.

Sarung tangan nitrile telah di tes aman

digunakan saat melakukan tindakan

pemberian obataantineoplastik

b.

Buang Alat Pelindung Diri sekali pakai di

tempat pembuangan sampah yang

dirancang khusus untuk kemoterapi

3.

Verifikasi kembali rute pemberian obat

kemoterapi (apakah melalui

Central

line

atau

peripheral line)

4.

Pasang obat, dan gantungkan obat, lalu atur

tetes obat sesuai intruksi dokter.

setiap obat kemoterapi yang diberikan

harus melalui jalur infus yang berbeda

untuk masing-masing obat, kecuali jika di

intruksikan dokter.

5.

Observasi kondisi klien sesuai intruksi

dokter

Monitoring efek samping kemnoterapi,

keefektifan obat pre kemoterapi, hidrasi

pasien,dan keamanan pasien.

6.

Bila pemberian obat telah selesai buang

kantong/botol obat, selang infuse ke tempat

sampah khusus kemoterapi.

7.

Beritahukan segera kepada dokter jika

klien mengalami:

a)

Kegelisahan

b)

Nafas pendek

c)

Nyeri dada

d)

Mati rasa

e)

Dan efek samping pontesial yang mungkin

muncul dari pemberian obat kemoterapi.

Sumber :

for Chemotherapy Administration from John Dempsey Hospital Department of

Nursing The University of Connecticut Health Center

Clinical Procedure / Protocol Oncology Services - Unit Practice Manual Page 1 of 5

John Dempsey Hospital-Department of Nursing The University of Connecticut Health Center

(7)

Jakarta, Bagi para perawat, bekerja di klinik kanker butuh kehati-hatian ekstra. Sedikit saja kesalahan tidak hanya membahayakan pasien, tetapi juga diri sendiri karena kontak langsung dengan obat-obat kemoterapi dapat menyebabkan keracunan.

Para peneliti dari University of Michigan mengungkap, kontak langsung dengan kulit atau mata bisa membuat obat-obat kemoterapi atau obat kanker bisa terserap oleh tubuh. Bagi para perawat yang setiap hari menangani obat-obatan tersebut, hal ini bisa berdampak serius.

Paparan obat kemoterapi yang tidak disengaja bisa membuat para perawat mengalami gangguan sistem saraf dan reproduksi. Bahkan saat baru terserap dan masuk ke sistem peredaran darah, racun-racun tesebut juga sudah bisa memicu risiko kanker darah.

"Kontak apapun di permukaan kulit atau mata sama bahayanya dengan tertusuk jarum suntik. Untuk kecelakaan jarum suntik, perawat biasanya langsung mendapat pemeriksaan namun pada obat-obat kemoterapi jarang diperhatikan," ungkap salah seorang peneliti, Dr Christopher Friese seperti dikutio dari MSN Health, Rabu (24/8/2011).

Penelitian yang dilakukan Dr Friese dan timnya menunjukkan, 17 persen perawat yang bekerja di klinik kanker mengaku pernah terlibat kontak langsung dengan obat kemoterapi baik di kulit maupun mata. Data ini diperoleh setelah mensurvei 1.339 perawat di seluruh Amerika.

Lembaga keselamatan dan kesehatan kerja di Amerika Serikat sebenarnya sudah punya panduan tentang cara penanganan obat kanker yang aman. Namun karena sifatnya tidak diwajibkan, hanya sebagian saja perawat yang sudah menerapkan panduan tersebut sedangkan sisanya kurang mematuhinya.

Salah satu imbauan yang tercantum dalam panduan tersebut adalah, para perawat yang menangani obat-obat kemoterapi harus memakai perlengkapan tertentu untuk melindungi dirinya. Perlengkapan itu terdiri dari sarung tangan dan juga gaun khusus untuk melindungi tubuh dari tumpahan obat.

Chemotherapy Drugs and Side Effects

What is chemotherapy?

Chemotherapy is the use of anticancer drugs to treat cancerous cells. Chemotherapy has been used for many years and is one of the most common treatments for cancer. In most cases, chemotherapy works by interfering with the cancer cell's ability to grow or reproduce. Different groups of drugs work in different ways to fight cancer cells. Chemotherapy may be used alone for some types of cancer or in combination with other treatments such as radiation or surgery. Often, a combination of chemotherapy drugs is used to fight a specific cancer. Certain chemotherapy drugs may be given in a specific order depending on the type of cancer it is being used to treat.

While chemotherapy can be quite effective in treating certain cancers, chemotherapy drugs reach all parts of the body, not just the cancer cells. Because of this, there may be many side effects during treatment. Being able to

(8)

anticipate these side effects can help you and your caregivers prepare, and, in some cases prevent these symptoms from occurring.

How is chemotherapy administered?

Chemotherapy can be given:

 as a pill to swallow.

 as an injection into the muscle or fat tissue.

 intravenously (directly to the bloodstream; also called IV).

 topically (applied to the skin)

 directly into a body cavity

What are some of the chemotherapy drugs and their potential side effects?

There are over 50 chemotherapy drugs that are commonly used. The following table gives examples of some chemotherapy drugs and their various names. It lists some of the cancer types but not necessarily all of the cancers for which they are used, and describes various side effects. Side effects may occur just after treatment (days or weeks) or they may occur later (months or years) after the chemotherapy has been given. The side effects list provided below do not comprise an all-inclusive list. Other side effects are possible.

As each person's individual medical profile and diagnosis is different, so is his/her reaction to treatment. Side effects may be severe, mild, or absent. Be sure to discuss with your cancer care team any/all possible side effects of treatment before the treatment begins.

Chemotherapy Drug Possible Side Effects

(Not all side effects are listed. Some of those listed may be short-term side effects; others are long-term side effects.)

carboplatin (Paraplatin)

› usually given intravenously (IV)

› used for cancers of the ovary, head and neck, and lung

› decrease in blood cell counts › hair loss (reversible)

› confusion

› nausea, vomiting, and/or diarrhea (usually a › short-term side effect occurring the first 24 to › 72 hours following treatment)

cisplatin (Platinol, Platinol-AQ)

› usually given intravenously (IV)

› used for cancers of the bladder, ovary, and testicles

› decrease in blood cell counts

› allergic reaction, including a rash and/or labored breathing

› nausea and vomiting that usually occurs for 24 hours or longer

› ringing in ears and hearing loss › fluctuations in blood electrolytes › kidney damage

(9)

cyclophosphamide (Cytoxan, Neosar)

› can be given intravenously (IV) or orally › used for lymphoma, breast cancer, and ovarian carcinoma

› decrease in blood cell counts › nausea, vomiting, abdominal pain › decreased appetite

› hair loss (reversible) › bladder damage › fertility impairment

› lung or heart damage (with high doses) › secondary malignancies (rare)

doxorubicin (Adriamycin)

› given intravenously (IV)

› used for breast cancer, lymphoma, and multiple myeloma

› decrease in blood cell counts › mouth ulcers

› hair loss (reversible) › nausea and vomiting › heart damage

etoposide (VePesid)

› can be given intravenously (IV) or orally

› used for cancers of the lung, testicles, leukemia, and lymphoma

› decrease in blood cell counts › hair loss (reversible)

› nausea and vomiting › allergic reaction › mouth ulcers

› low blood pressure (during administration) › decreased appetite

› diarrhea and abdominal pain › bronchospasm

› flu-like symptoms

fluorouracil (5-FU)

› given intravenously (IV)

› used for cancers of the colon, breast, stomach, and head and neck

› decrease in blood cell counts › diarrhea

› mouth ulcers › photosensitivity › dry skin

gemcitabine (Gemzar)

› given intravenously (IV)

› used for cancers of the pancreas, breast, ovary, and lung

› decrease in blood cell counts › nausea and vomiting › fever and flu-like symptoms › rash

irinotecan (Camptosar)

› given intravenously (IV)

› used for cancers of the colon and rectum

› decrease in blood cell counts › diarrhea

› hair loss (reversible)

methotrexate

(Folex, Mexate, Amethopterin)

› may be given intravenously (IV), intrathecally (into the spinal column), or orally

› decrease in blood cell counts › nausea and vomiting › mouth ulcers

› skin rashes and photosensitivity › dizziness, headache, or drowsiness

(10)

› used for cancers of the breast, lung, blood, bone, and lymph system

› kidney damage (with a high-dose therapy) › liver damage

› hair loss (reversible) › seizures

paclitaxel (Taxol)

› given intravenously (IV)

› used with cancers of the breast, ovary, and lung

› decrease in blood cell counts › allergic reaction

› nausea and vomiting › loss of appetite › change in taste › thin or brittle hair › joint pain (short term)

› numbness or tingling in the fingers or toes

topotecan (Hycamtin)

› given intravenously (IV)

› used for cancers of the ovary and lung

› decrease in blood cell counts › diarrhea

› hair loss (reversible) › nausea and vomiting

vincristine

(Oncovin, Vincasar PFS)

› usually given intravenously (IV) › used for leukemia and lymphoma

› numbness or tingling in the fingers or toes › weakness

› loss of reflexes › jaw pain

› hair loss (reversible)

› constipation or abdominal cramping

vinblastine (Velban)

› given intravenously (IV)

› used for lymphoma and cancers of the testis and head and neck

› decrease in blood cell counts › hair loss (reversible)

› constipation or abdominal cramping › jaw pain

› numbness or tingling in the fingers or toes

http://cancer.stanford.edu/information/cancerTreatment/methods/chemotherapy.html

Pengertian Pengetahuan Menurut Para Ahli

Labels: pendidikan

Pengertian Pengetahuan - Pengetahuan ialah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Soekidjo, Notoadmodjo 2003). (Pengertian Pengetahuan Menurut Para Ahli)

(11)

Definisi Pengetahuan - Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran) (Tim penyusun Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 2002).

Tingkat Pengetahuan

Benjamin Bloom (1956), seorang ahli pendidikan, membuat klasifikasi (taxonomy) pertanyaan-pertanyaan yang dapat dipakai untuk merangsang proses berfikir pada manusia. Menurut Bloom kecakapan berfikir pada manusia dapat dibagi dalam 6 kategori yaitu :

 Pengetahuan (knowledge)

Mencakup ketrampilan mengingat kembali faktor-faktor yang pernah dipelajari.

 Pemahaman (comprehension)

Meliputi pemahaman terhadap informasi yang ada.

 Penerapan (application)

Mencakup ketrampilan menerapkan informasi atau pengetahuan yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru.

 Analisis (analysis)

Meliputi pemilahan informasi menjadi bagian-bagian atau meneliti dan mencoba memahami struktur informasi.

 Sintesis (synthesis)

Mencakup menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah ada untuk menggabungkan elemen-elemen menjadi suatu pola yang tidak ada sebelumnya.

 Evaluasi (evaluation)

Meliputi pengambilan keputusan atau menyimpulkan berdasarkan kriteria-kriteria yang ada biasanya pertanyaan memakai kata: pertimbangkanlah, bagaimana kesimpulannya.

(12)

(http://anakdankeluarga.blog.com)

Pengukuran Pengetahuan

Menurut Soekidjo (2003) pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian

atau responden.

Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Soekidjo (2005) cara untuk memperoleh pengetahuan ada 2 yaitu :

Cara Tradisional atau Non Ilmiah

a. Cara coba salah (Trial and error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi persoalan atau masalah, upaya

pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja.

Bahkan sampai sekarang pun metode ini masih sering dipergunakan, terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

b. Cara kekuasaan atau otoritas

Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintahan, tokoh agama maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama di dalam penemuan pengetahuan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang

ditemukannya adalah sudah benar.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

(13)

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

d. Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara pikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mempu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya.

Cara Modern atau Cara Ilmiah

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah

Daftar Pustaka - Pengertian Pengetahuan Menurut Para Ahli

Soekidjo, Notoadmodjo. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Yayasan Kanker Indonesia

Press Release TOT (1-5 Oktober 2013) Training of Trainers Pap Tes dan IVA Yayasan Kanker Indonesia

I. LATAR BELAKANG

Akhir-akhir ini insiden kanker sebagai salah satu jenis penyakit tidak menular semakin meningkat. Menurut WHO jumlah penderita kanker di dunia setiap tahun bertambah sekitar 7 juta orang, dan dua per tiga diantaranya berada di negara-negara yang sedang berkembang. Jika tidak dikendalikan, diperkirakan 26 juta orang akan menderita kanker dan 17 juta meninggal karena kanker pada tahun 2030. Ironisnya, kejadian ini akan terjadi lebih cepat di negara miskin dan berkembang (International Union Against Cancer /UICC, 2009).

Di Indonesia, tiap tahun diperkirakan terdapat 100 penderita baru per 100.000 penduduk. Ini berarti dari jumlah 237 juta penduduk, ada sekitar 237.000 penderita kanker baru setiap tahunnya. Sejalan dengan itu, data empiris juga menunjukkan bahwa kematian akibat kanker dari tahun ke tahun terus meningkat. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007, sekitar 5,7 % kematian semua umur disebabkan oleh kanker ganas. Menurut Prof. Tjandra Yoga, di Indonesia prevalensi tumor/kanker adalah 4,3 per 1000 penduduk. Kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%) setelah stroke, TB, hipertensi, cedera, perinatal, dan DM (Riskesdas, 2007).

(14)

Sedangkan berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%).

Faktor risiko yang menyebabkan tingginya kejadian kanker di Indonesia yaitu prevalensi merokok 23,7%, obesitas umum penduduk berusia ≥ 15 tahun pada laki-laki 13,9% dan pada perempuan 23,8%.

Prevalensi kurang konsumsi buah dan sayur 93,6%, konsumsi makanan diawetkan 6,3%, makanan berlemak 12,8%, dan makanan dengan penyedap 77,8%. Sedangkan prevalensi kurang aktivitas fisik sebesar 48,2% (data Riskesdas tahun 2007).

Tingginya tingkat kematian akibat kanker terutama di Indonesia antara lain disebabkan karena

terbatasnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya kanker, tanda-tanda dini dari kanker, faktor-faktor resiko terkena kanker, cara penanggulangannya secara benar serta membiasakan diri dengan pola hidup sehat. Tidak sedikit dari mereka yang terkena kanker, datang berobat ketempat

yang salah dan baru memeriksakan diri ke sarana pelayanan kesehatan ketika stadiumnya sudah lanjut sehingga biaya pengobatan lebih mahal.

Yayasan Kanker Indonesia (YKI) mengupayakan penanggulangan kanker dengan mengadakan berbagai program dan kegiatan dibidang promotif, preventif, kuratif dan suportif serta menekankan pentingnya deteksi kanker secara dini.

Saat ini ada 10 jenis kanker yang menjadi prioritas garapan dari program dan kegiatan YKI yaitu: 1. Kanker payudara

2. Kanker leher rahim 3. Kanker paru 4. Kanker kolorektal 5. Kanker nasofaring 6. Kanker hati 7. Kanker kulit

8. Limfoma malignum atau Kanker kelenjar getah bening 9. Kanker sel darah (leukemia)

10. Kanker prostat

II. KANKER SERVIKS / LEHER RAHIM

Terkait dengan peningkatan kapasitas Kanker Serviks merupakan jenis kanker terbanyak di Yayasan Kanker Indonesia setelah kanker payudara. Menurut WHO, 490.000 perempuan didunia setiap tahun didiagnose terkena kanker serviks dan 80 % berada di Negara Berkembang termasuk Indonesia. Setiap 1 menit muncul 1 kasus baru dan setiap 2 menit meninggal 1 orang perempuan karena kanker serviks. Di Indonesia diperkirakan setiap hari muncul 40-45 kasus baru, 20-25 orang meninggal, berarti setiap 1 jam diperkirakan 1 orang perempuan meninggal dunia karena kanker serviks. Artinya Indonesia akan

kehilangan 600-750 orang perempuan yang masih produktif setiap bulannya. Hal ini mungkin ada kaitannya dengan, sekitar sepertiga dari kasus-kasus kanker termasuk kanker serviks datang ketempat pelayanan kesehatan pada stadium yang sudah lanjut dimana kanker tersebut sudah menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh sehingga biaya pengobatan semakin mahal dan angka kematian semakin tinggi. Disisi lain kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang kanker termasuk faktor-faktor risiko dan upaya pencegahannya masih kurang. Padahal 90-95 % faktor risiko terkena kanker berhubungan dengan perilaku dan lingkungan. Karena itu perlu ada suatu gerakan bersama, menyeluruh dan berkesinambungan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kanker terutama kanker serviks.

Insiden kanker serviks sebenarnya dapat ditekan dengan melakukan upaya pencegahan primer seperti meningkatkan atau intensifikasi kegiatan penyuluhan kepada masyarakat untuk menjalankan pola hidup

(15)

sehat, menghindari faktor risiko terkena kanker, melakukan immunisasi dengan vaksin HPV dan diikuti dengan deteksi dini kanker serviks tersebut melalui pemeriksaan pap smear atau IVA (inspeksi visual dengan menggunakan asam acetat).

Saat ini cakupan “screening” deteksi dini kanker serviks di Indonesia melalui pap smear dan IVA masih sangat rendah (sekitar 5 %), padahal cakupan “screening” yang efektif dalam menurunkan angka kesakitan dan angka kematian karena kanker serviks adalah 85 %.

III. GNPCKS

Dalam rangka meningkatkan pemerataan dan cakupan pelayanan deteksi dini kanker serviks melalui pelayanan IVA (inspeksi visual dengan asam acetat) atau pap smear serta meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat YKI mencanangkan kegiatan “Gerakan Nasional Peduli dan Cegah Kanker Serviks” sejak 17 April 2012. Fokus dari kegiatan ini adalah menggerakan dan memotivasi masyarakat di seluruh Indonesia untuk peduli terhadap pencegahan kanker serviks. YKI Cabang yang berjumlah 68 terutama yang berlokasi di provinsi (cabang koordinator), diluar program rutinnya, telah bergerak bersama-sama secara terkoordinasi dan berkesinambungan meningkatkan gerakan penyuluhan, edukasi masyarakat, pelatihan dan pemeriksaan deteksi dini di masing-masing cabang dengan hasil yang sangat berguna bagi penanggulangan kanker Serviks.

Kegiatan deteksi dini kanker serviks melalui GNPCKS selama tahun 2012 sampai dengan akhir Maret 2013 telah menambah cakupan sebanyak 35.859 yang terdiri dari 33.043 pemeriksaan pap smear dan 2.816 IVA. Dari hasil didapatkan hasil positif 1,03% dengan hasil positif IVA lebih tinggi dari Pap Smear. Hasil pemeriksaan tersebut selain meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan masyarakat, telah memberi kesempatan kepada kita semua untuk membantu masyarakat yang ditemukan dengan hasil positif / pra kanker yang berarti menurunkan angka kesakitan dan angka kematian dan mengurangi risiko pembiayaan penyakit kanker yang sangat tinggi.

IV. TRAINING OF TRAINERS PAP TES DAN IVA PADA BIDANG PENYULUHAN DAN PENDIDIKAN Yayasan kanker Indonesia (YKI) sebagai mitra pemerintah dalam penanggulangan penyakit kanker mempunyai misi yang berkaitan dengan upaya promotif, preventif (pencegahan) dan suportif.

Melalui Training of Trainers ( TOT ) sebagai bagian dari GNPCKS yang dilaksanakan di Jakarta tanggal 2 – 5 Oktober 2013 di Jakarta adalah upaya YKI bekerjasama dengan SIKIB dan Pertamina untuk

meningkatkan kompetensi para SDM Kesehatan, dimulai dari YKI cabang tingkat propinsi dan akan terus bergulir dengan pelatihan yang sama hingga mencakup seluruh cabang YKI, dimaksudkan untuk

menambah tenaga kompeten dan trampil sebagai ujung tombak pelaksana deteksi dini kanker Serviks di Indonesia

Solidaritas Isteri Kabinet Bersatu (SIKIB) mempunyai visi dalam membantu pemerintah meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pilar Indonesia pintar, peduli sehat, hijau dan kreatif dengan motto “Indonesia sehat, Rakyat sehat, Negara kuat. Dalam bidang kesehatan SIKIB dan YKI memiliki visi dan misi yang sama yang salah satu upayanya adalah melalui peningkatan kualitas kesehatan masyarakat termasuk penanggulangan kanker, promosi kesehatan terutama kanker, peningkatan kompetensi tenaga medis dan para medis dalam penanggulangan kanker serta deteksi dini kanker seperti pemeriksaan Pap Smear atau IVA merupakan upaya penanggulangan kanker khususnya kanker serviks yang efektif dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian karena kanker serviks.

Disisi lain Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara juga memiliki kepedulian terhadap kualitas kesehatan masyarakat termasuk kepedulian terhadap penanggulangan kanker. Mengingat insiden kanker terutama kanker serviks yang semakin meningkat dengan angka kesakitan dan kematian yang cukup tinggi, Pertamina memberikan prioritas pemanfaatan CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan untuk mendukung upaya penanggulangan kanker serviks melalui program GNPCKS.

(16)

V. BIDANG PELAYANAN SOSIAL

Bidang Pelayanan Sosial di YKI selain mendanai pemeriksaan deteksi dini dan skrining beberapa jenis kanker seperti Pap Smear, Mammografi dan lain-lain, juga mendanai pelayanan kuratif-supportif seperti : pemberian cuma-cuma obat kemoterapi bagi pasien yang tidak mampu, menyalurkan obat kemoterapi dengan harga yang lebih rendah dari Apotik, bantuan biaya operasi dan radioterapi serta menyediakan fasilitas “Rumah Singgah” bagi pasien kanker yang berobat ke kota-kota besar. Termasuk pula dalam program Bidang Pelayanan Sosial adalah Hospice Home Care dimana perawatan di rumah sakit tidak dapat dilanjutkan lagi, maka pelayanan Home Care berupa konsep perawatan paliatif untuk pasien pada stadium terminal di rumah nya merupakan pilihan terbaik. Jadi tujuan Hospice Care adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien stadium terminal dengan memperhatikan kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritualnya. Hal – hal yang dapat mengurangi kualitas hidup seorang penderita kanker stadium terminal adalah rasa nyeri yang sangat mengganggu, prosedur pengobatan yang tidak nyaman, rasa takut, cemas, tidak berguna, terisolasi, dll. Selain itu tim Hospice Home Care juga memberikan dukungan dan petunjuk kepada keluarga pasien yang merawat pasien dan selama masa duka.

Pada akhirnya, motto “ Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati” sesuai dengan peran YKI kepada masyarakat yaitu lebih menitik beratkan pada kegiatan-kegiatan promosi hidup sehat, pencegahan faktor resiko dan memotivasi melakukan deteksi dini.

Jumlah orang yang didiagnosis menderita kanker di seluruh dunia meningkat

menjadi lebih 14 juta, kata organisasi kesehatan dunia WHO.

Data untuk 2012 menunjukkan dalam kurun waktu empat tahun sejak 2008, penderita kanker bertambah hampir 13 juta.

Selama kurun ini jumlah pasien yang meninggal akibat kanker juga baik dari 7,6 juta menjadi 8,2 juta.

Naiknya penderita kanker disebabkan oleh perubahan gaya hidup orang-orang di negara berkembang.

Angka perokok naik demikian juga dengan orang-orang yang mengalami kelebihan berat badan. Dari 14 juta penderita kanker di seluruh dunia, 1,8 juta di antaranya (atau sekitar 13%) adalah kanker paru-paru yang biasanya disebabkan oleh kebiasaan merokok.

WHO juga mengumumkan kenaikan tajam penderita kanker payudara, yang sekarang diketahui sebagai jenis kanker yang paling paling ditemui di kalangan perempuan di 140 negara.

"Kanker payudara juga penyebab utama kematian akibat kanker di negara-negara berkembang," kata Dr David Forman, pejabat WHO yang aktif di lembaga internasional untuk kanker.

"Ada dua penyebabnya, yang pertama perubahan gaya hidup dan kedua kemajuan teknologi belum sepenuhnya diterapkan untuk menangani kanker di negara-negara tersebut," katanya.

(17)

Statistik Penderita Kanker di

Indonesia

 Written by Maureen M. Magdalena

 Published in Kanker

 Read 21090 times

 font size decrease font sizeincrease font size

 Print

 Email

inShare

Jumlah penderita kanker di Indonesia sangat tinggi. Hal ini terlihat dari berbagai data kanker yang dipublikasikan baik oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga kanker.

Bahkan menurut WHO pada tahun 2030 akan terjadi lonjakan penderita kanker di Indonesia sampai tujuh kali lipat. Jumlah penderita kanker yang meninggal juga kian memprihatinkan.

Untuk penderita kanker serviks, jumlahnya juga sangat tinggi. Setiap tahun tidak kurang dari 15.000 kasus kanker serviks terjadi di Indonesia. Itu membuat kanker serviks disebut sebagai penyakit pembunuh wanita nomor 1 di Indonesia.

Label itu tidak berlebihan karena tiap hari di Indonesia dari 40 wanita yang terdiagnosa menderita kanker serviks, 20 wanita diantaranya meninggal karena kanker serviks.

Tingginya kasus kanker serviks di Indonesia membuat WHO menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penderita kanker serviks terbanyak di dunia.

Sementara kanker payudara, merupakan penyakit dengan kasus terbanyak kedua setelah kanker serviks. Penderita kanker payudara di Indonesia pada tahun 2004 (sebagaimana dikutip dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008) sebanyak 5.207 kasus.

(18)

Setahun kemudian pada 2005, jumlah penderita kanker payudara meningkat menjadi 7.850 kasus. Tahun 2006, penderita kanker payudara meningkat menjadi 8.328 kasus dan pada tahun 2007 jumlah tersebut tidak jauh berbeda meski sedikit mengalami penurunan yakni 8.277 kasus.

Yang perlu diketahui data penderita kanker payudara tersebut merupakan pasien yang keluar rawat inap dengan diagnosis kanker. Jadi penderita kanker payudara sebenarnya sangat mungkin jauh lebih besar lagi.

Kanker hati juga menjadi jenis kanker dengan penderita yang banyak. Penderita kanker hati umumnya laki-laki. Penyakit kanker hati ini merupakan jenis penyakit kanker dengan jumlah penderita nomor lima terbanyak di dunia dan menjadi penyebab kematian nomor tiga.

Besarnya jumlah penderita kanker di suatu negara biasanya berhubungan dengan jumlah penderita hepatitis. Sebab penderita hepatitis umumnya berpotensi mengarah pada kanker hati.

Sementara pada anak, leukemia merupakan jenis kanker yang paling banyak menyerang. Leukemia atau kanker darah menduduki peringkat tertinggi kasus kanker pada anak karena masih lemahnya penanganan kanker pada anak.

Tidak heran untuk kasus penderita kanker darah pada anak yang ditemukan, umumnya sudah memasuki stadium lanjut. Terlambatnya penanganan terhadap penderita kanker darah bisa berakibat fatal dan dapat menyebabkan kematian. Umumnya penderita kanker darah ditemukan pada anak berusia di bawah 15 tahun.

Untuk daerah dengan penderita kanker terbanyak di Indonesia adalah di Yogyakarta. Di daeerah tersebut, tingkat prevalensi tumor mencapai 9,6 per 1000 orang. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari nilai rata-rata prevalensi nasional yang sebesar 4,3 per 1.000 orang.

Sementara jika dibandingkan dengan penyakit-penyakit non-kanker yang mengakibatkan kematian, kanker menempati posisi ke-tujuh. Data menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 tersebut menempatkan stroke, TBC, hipertensi, cedera, perinatal dan diabetes melitus di atas jumlah kematian akibat kanker.

Besarnya jumlah penderita kanker di Indonesia ini sebenarnya bisa dikurangi jika membiasakan hidup sehat. Seperti dengan rajin berolahrga, makan buah dan sayuran, menghindari makanan berpengawet dan menjauhi alkohol serta rokok.

(19)

Namun, jika sudah terlanjur menderita kanker, tak ada hal lain yang bisa dilakukan selain melakukan pengobatan. Pengobatan kanker selain lewat medis, juga bisa dilakukan secara alternatif.

Pengobatan alternatif bagi penderita kanker bisa dilakukan dengan minum obat herbal antikanker yang berkhasiat menumpas habis sel kanker sampai ke akar-akarnya seperti Sarang Semut yang kini dikenal sebagai herbal antikanker dengan reaksi tercepat.

Hanya 1-2 bulan penggunaan, efek positif sudah dapat dirasakan oleh penderita kanker. Penderita kanker tidak perlu cemas akan efek samping yang ditimbulkan karena sejauh ini tidak ada efek samping negatif yang dilaporkan oleh para penggunanya. Penderita kanker dapat sembuh tanpa perlu menjalani berbagai macam pengobatan yang rumit dan menyakitkan.

Pengetahuan – Menurut Notoatmodjo 2007, Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini

setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telingan. Dalam wikipedia dijelaskan; Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.

Menurut pendekatan kontruktivistis, pengetahuan bukanlah fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.

Pesan Sponsor

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, diantaranya:

 Pendidikan

 Informasi/Media Massa

 Sosbud dan Ekonomi

 Lingkungan

 Pengalaman

 Usia

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN DALAM DIRI SESEORANG

1. Pendidikan [Kembali ke atas]

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun

(20)

dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut .

2. Informasi / Media Massa [Kembali ke atas]

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

3. Sosial budaya dan ekonomi [Kembali ke atas]

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4. Lingkungan [Kembali ke atas]

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

5. Pengalaman [Kembali ke atas]

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

6. Usia [Kembali ke atas]

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup :

 Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.

(21)

 Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan beberapa tinjauan pustaka dari penelitian terdahulu yang telah dijabarkan, maka penulis akan membangun sistem pakar yang dapat mendiagnosa kelainan sistem ortopedi

Berdasarkan hasil penelitian Hubungan Strata Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tatanan rumah tangga dan kondisi sanitasi lingkungan dengan status BTA pada suspek TB Paru studi

Dukungan pemerintah dan pemda—termasuk oleh mitra pembangunan—dalam pengembangan sistem data dan informasi harus difokuskan untuk mendukung pelaksanaan kedua kebijakan umum

telah sepakat, bahwa apabila seorang suami mempunyai istri lebih dari empat. maka hukumnya

Contoh: Kristus disimbolisasikan oleh seekor ikan, sebuah salib, atau seekor domba, atau oleh kombinasi huruf-huruf Yunani chi dan rho (cΡ = C dan R, dua huruf

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jumlah lalu lintas harian rata-rata yang melalui jalan perkerasan lentur Simpang Fajar – Lintas Bono Kabupaten

Dalam teks-teks fiqh klasik tidak terdapat pembahasan secara transparan tentang hukum mendonorkan anggota badan manusia untuk tujuan dicangkokkan ke dalam tubuh