RPI2-JM V - 1
Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPI2-JM pada dasarnya bertujuan untuk :
a. Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya
b. Mengidentifikasi alternatif sumber pembiyaan antara lain dari masyarakat dan sektor swasta untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya,
c. Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya.
5.1. Potensi Pembiayaan APBD
Pemerintah Kabupaten Rote Ndao dalam upaya pembangunan bidang Cipta Karya hanya mencatat data di tahun 2011 saja, sedangkan tahun 2010 tidak terdata alokasi dana bidang cipta karya. Di tahun 2012 tercatat alokasi dana cipta karya namun belum terdata APBD kabupaten Rote Ndao. Untuk jelasnya terlihat pada tabel di bawah ini.
Pada tahun 2011, porsi bidang CK dari dari Total APBD terlihat sangat kecil sekali, hanya 0,00018% tidak sampai 1% pun. Itupun sektor PBL dan PPLP tidak mendapat alokasi dana. Pada tahun 2012, justru porsi APBD untuk bidang CK hanya untuk sektor Air Minum saja . Melihat pembagian porsi yang sangat kecil ini, menunjukan kurangnya perhatian pemerintah kabupaten terhadap pembangunan di bidang Cipta karya.
P
RPI2-JM V - 2
Tabel 5.1.
Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya Tahun 2010-1013
Sektor
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 2013
Alokasi % APBD Alokasi % APBD Alokasi % APBD Alokasi % APBD
Pengembangan Air minum - - 275.000 0,00007 500.000 0,000134 -
Pengembangan PPLP - - - -
Pengembangan Permukiman
- - 380.495 0,00010 - - 137.500
Penataan Bangunan
dan Lingkungan - - - -
Total Belanja APBD
Bidang Cipta Karya - - 655.495 0,00018 500.000 0,000134 137.500 Total Belanja APBD 327.719.834.919 - 368.177.353.961 374.041.995.459
Selain itu, pemerintah daerah juga didorong untuk mengalokasikan Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) sebagai dana pendamping kegiatan APBN di kabupaten Rote Ndao. DDUB ini menunjukan besaran komitmen pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan bidang Cipta Karya.
DDUB kabupaten Rote Ndao periode 2013-2015 tidak ada alokasi dana APBD I. Namun ada alokasi APBD II. Di tahun 2013 sebesar 137.500 Juta, menurun di tahun 2014 menjadi 331.050 juta, namun di tahun 2015 meningkat menjadi 445.241 juta. Alokasi DDUB APBD II ini semuanya untuk kegiatan pemberdayaan PPIP.
Sedangkan DDUB untuk Pendamping DAK selama periode 2013-2015 terus meningkat. Di tahun 2013 sebesar 366.119 juta, tahun 2014 meningkat menjadi 336.956 juta dan tahun 2015 meningkat lagi menjadi 547.921 Juta. Dan alokasi dana Perndamping DAK ini lebih besar untuk sanitasi. Perkembangan DDUB dijabarkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 5.2.
Perkembangan DDUB Kabupaten Rote Ndao Tahun 2013-2015
TAHUN KEGIATAN APBD I APBD II PENDAMPING DAK
2013 BANKIM PBL PLP 189.358 AIR MINUM 176.761 PPIP 137.500 P2KP PAMSIMAS Total 137.500 366.119 2014 BANKIM PBL PLP 214.661 AIR MINUM 122.295 PPIP 111.050 P2KP PAMSIMAS 220.000 TOTAL 331.050 336.956 2015 BANKIM PBL PLP 348.154
RPI2-JM V - 3
TAHUN KEGIATAN APBD I APBD II PENDAMPING DAK
AIR MINUM 199.767
PPIP 222.575
P2KP
PAMSIMAS 222.666
TOTAL 445.241 547.921
Sumber : Profil bidang Cipta Karya NTT 2016
5.2. Potensi Pendanaan APBN
Pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda dan Ditjen Cipta Karya dalam melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku (PermenPU No. 14 Tahun 2011).
Alokasi pembiayaan Bidang keciptakaryaan yang dibiayai melalui APBN dan DAK di Kabupaten Rote Ndao dari tahun 2013 sampai tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut. Untuk tahun 2013 alokasi pembiayaan untuk bidang keciptakaryaan mencapai 24.7 Milyar rupiah, untuk tahun 2014 alokasinya 9,7 Milyar rupiah dan tahun 2015 alokasinya 29,9 Milyar rupiah. Untuk sektor yang mendapatkan dana (pembiayaan) terbesar dari tahun 2013 -2015 adalah sektor Air Minum.
Tabel 5.3
Pendanaan bidang Cipta Karya di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2013-2015
Tahun Kegiatan APBN CSR DAK
RM PHLN 2013 BANKIM 3.433.960 PBL PLP 1.893.580 AM 5.719.520 1.767.610 PPIP 8.250.000 P2KP PAMSIMAS 400.000 3.300.000 TOTAL 17.803.480 3.300.000 0 3.661.190 2014 BANKIM PBL PLP 739.340 4.032.240 AM 2.416.780 PPIP 600.000 P2KP PAMSIMAS 841.000 1.100.000 TOTAL 2.180.340 1.100.000 0 6.449.020 2015 BANKIM PBL PLP 400.000 5.108.550 AM 18.168.924 3.220.730 PPIP 900.000
RPI2-JM V - 4
Tahun Kegiatan APBN CSR DAK
RM PHLN
P2KP
PAMSIMAS 385.000 1.760.000
TOTAL 19.853.924 1.760.016 0 8.329.280
Sumber : Profil bidang Cipta Karya NTT 2016
Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah, untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus.
DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.
Prioritas nasional yang terkait dengan sektor Cipta Karya adalah pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan.
Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah diperkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. DAK untuk kabupaten Rote Ndao periode 3 tahun terakhir (2013-2015) terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 DAK sebesar 3.661.190 M. Kemudian meningkat lagi pada tahun 2014 menjadi 6.449.020 M dan meningkat lagi di tabun 2015 menjadi 8.329.280M.
Alokasi DAK periode ini lebih besar dana untuk sanitasi. Dan total DAK Am untuk periode ini sebesar 7.405.120 M dan total DAK untuk sanitasi periode ini sebesar 11.034.370 M.
Rekapan Pagu dana periode 2013-2015 terbesar oleh sektor air minum sebesar 23.888.444 M, diikuti sektor pemberdayaan sebesar 17.536.000M, berikut sektor DAK sanitasi 11.034.370M. Total keseluruhan dana tahun 2013-2015 adalah sebesar 64.437.234. Ada juga Sektor yang tindak mendapat anggaran selama periode ini yakni sektor PBL.
Peningkatan kenaikan alokasi dana ini menunjukan perhatian pemerintah terhadap kebutuhan dasar masyarakat akan air minum dan sanitasi. Dan kemungkinan besar perhatian pemerintah terus ditingkatkan di tahun-tahun mendatang hingga mencapai target yang telah direncanakan. Rekapan pagu dana tahun 2013-2015 di kabupaten Rote Ndao di sajikan pada tabel dibawah ini:
RPI2-JM V - 5
Tabel 5.4. : Rekapan Pagu Dana Tahun 2013-2015
NO Sektor 2013 (Rp)x1000 2014 (Rp)x1000 2015 (Rp)x1000 Total (Rp)x1000 1 Air Minum 5.719.520 0 18.168.924 23.888.444 2 Permukiman 3.433.960 0 0 3.433.960 3 Penyehatan Lingkungan 0 739.340 400.000 1.139.340 4 Penataan Bangunan 0 0 0 0 5 Pemberdayaan 11.950.000 2.541.000 3.045.000 17.536.000 6 DAK Sanitasi 1.893.580 4.032.240 5.108.550 11.034.370 7 DAK Air Minum 1.767.610 2.416.780 3.220.730 7.405.120
Total 24.764.670 9.729.360 29.943.204 64.437.234
Sumber : Profil CK NTT 2016
5.3. Alternatif Sumber Pendanaan Lain
Potensi alternatif pembiayaan pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya di luar APBN dan APBD seperti KPS, CSR dan sejenis lainnya di kabupaten Rote Ndao, belum terdata sehingga belum dapat diuraikan lebih lanjut.
5.4. Ketersediaan Dana Dan Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang meliputi sumber pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan daerah, serta dunia usaha dan masyarakat. Kemudian, dirumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya dengan mendorong pemanfaatan pendanaan dari berbagai sumber.
5.4.1 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah
Pembiayaan dana APBN untuk bidang keciptakaryaan di Kabupaten Rote Ndao lebih mengarah pada sektor pengembangan permukiman, sektor air minum dan pemberdayaan. Sedangkan dana PHLN hanya dikhususkan bagi sektor pemberdayaan PAMSIMAS, dimana tahun 2013 alokasi 3.300.000,- M, tahun 2014 menjadi 1.100.000,- M dan tahun 2015 mendapat alokasi 1.760.000,- M
Untuk pembiayaan Rupah Murni dari tahun 2013 sampai 2013 menunjukan fluktuasi. Dimana tahun 2013 total RM adalah 17.803.480,- M, namun ditahun 2014 menurun drastis 700% menjadi 2.180.340,- M . kemudian di tahun 2015 meningat drastis lagi 800% menjadi 19.835.924,-M. , Ini menunjukan bahwa setiap tahun selalu ada dana stimulan dari APBN untuk merangsang keuangan daerah. Dana APBN inipun selalu berubah naik sesuai usulan kebutuhan dan kesiapan daerah menyiapkan readiness criteria.
RPI2-JM V - 6
Sedangkan Perusahaan Daerah belum bisa berbuat banyak dalam mendukung dana bagi pembangunan ke-ciptakarya-an. Begitu juga dengan CSR dan KPS belum berperan dalam membantu membiayai pembangunan Infrastruktur permukiman.
5.4.2. Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya
Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPI2JM, maka Pemerintah Daerah menyusun strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman. Oleh karena itu Satgas RPI2JM daerah merumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya, sebagai berikut :
Pada pelaksanaan pembiayaan, semua sumber pembiayaan yang sudah disepakati antara Pemerintah Kabupaten Rote Ndao dengan Pemerintah Pusat (termasuk dana bantuan luar begeri) dirumuskan dalam dokumen project Memorandum (Kesepakatan Pelaksanaan Program). Strategi ini untuk mengoptimalkan Sumber-Sumber Pendanaan dan menganalisis perkembangan sumber pendanaan baik eksternal maupun internal. Strategi ini dimaksudkan agar sumber-sumber pendanaan yang ada dapat dimaksimalkan terutama dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan pembangunan dan pengembangan program infrastruktur.
APBD merupakan sumber pendanaan utama dalam pembangunan dan pengembangan infrastruktur di Kabupaten Rote Ndao. Secara umum APBD merupakan penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi yang terdiri dari Pendapatan Daerah, Belanja, dan Pembiayaan. Berdasarkan kondisi dan kecenderungan pengalokasian anggaran, maka diperlukan strategi dalam Pengoptimalan penggunaan APBD dengan menetapkan kebutuhan program pembangunan dan pengembangan infrasrtuktur dengan mengintegrasikan langkah-langkah pembangunan infrastruktur di Kabupaten Rote Ndao yang ditetapkan berdasarkan target-target pembangunan infrastruktur sebagaimana telah ditetapkan didalam RPJMD, RAD 100-0-100 Kabupaten dan SPM.