PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
Volume 4, Nomor 1, Mei-Oktober 2017
REDAKSI
Penanggung jawab :
1. Dr. Munawaroh, M.Kes
2. Dr. Heny Sulistyowati, M.Hum
3. Dr. Nurwiani, M.Si
4. Dr. Nanik Sri Setyani, M.Si
Redaksi:
Ketua
: Ir. Slamet Boediono, M.Si
Sekretaris
: Abd. Rozak, S.Pd., M.Si
Safiil Maarif, M.Pd
Reviewer
:
1. Dr. Faridatul Masruroh, M.Si
2. Nahlia Rahmawati, M.Si
3. Esty Saraswati Nur Hartiningrum, M.Pd
Mitra Bestari
:
Dr. Warly, M.Pd (Universitas Ronggolawe Tuban)
Dr. Iis Holisin, M.Pd (Universitas Muhammadiyah Surabaya)
Penerbit :
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Jombang
Alamat :
Program Studi Pendidikan Matematika
Kampus STKIP PGRI Jombang
Jln. Pattimura III/20 Jombang, Telp : (0321)861319
[email protected]
PENGANTAR REDAKSI
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menerbitkan jurnal “eduMATH” volume 5
Nomor 1 edisi Mei-Oktober 2017.
Penerbitan jurnal “eduMATH” ini untuk memfasilitasi dosen program studi pendidikan
matematika, guru matematika, dan mahasiswa pendidikan matematika agar dapat
mempublikasikan hasil karya yang dihasilkan. Jurnal ini berisikan tentang artikel yang
membahas pendidikan matematika.
Kami menyadari bahwa jurnal “eduMATH” ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat konstruktif selalu kami harapkan demi
kesempurnaan jurnal ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada Mitra Bestari dan semua pihak yang
telah berperan serta dalam penerbitan jurnal “eduMATH” ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
DAFTAR ISI
PEMBELAJARAN KONSEP OPERASI HITUNG (PENJUMLAHAN DAN
PENGURANGAN) BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR
Umi Hanik
Universitas Trunojoyo Madura
1-8
PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMK MENGGUNAKAN
COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER DENGAN
COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
Ririn Febriyanti
1, Riris Arifatur Rini
21,2
STKIP PGRI Jombang
9-15
KEMAMPUAN PROBLEM POSING OF TOPOLOGY MAHASISWA BERJENIS
KELAMIN PEREMPUAN STKIP PGRI JOMBANG
Syarifatul Maf’ulah
1, Safiil Maarif
21,2
STKIP PGRI Jombang
17-23
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK SEKOLAH DASAR MARGINAL
Zuhri D
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau
25-35
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA
SEKOLAH DASAR BERDESAIN KAWASAN PESISIR PANTAI PADA
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
,
,
1,2,3
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
MATERI POKOK OPERASI BENTUK ALJABAR
,
1,2
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 45-51
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGURUTKAN BERBAGAI JENIS PECAHAN
MELALUI PENGGUNAAN METODE PENGELOMPOKAN TUTOR SEBAYA BAGI
SISWA KELAS VI SDN WATES V KOTA MOJOKERTO
Umiyati
SDN Wates V Kota Mojokerto
53-58
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS
KURIKULUM 2013 PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DAN
LINGKARAN UNTUK SISWA KELAS VIII TINGKAT SMP/MTS
,
,
1,2,3
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau
59-66
EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI DALAM
PEMBELAJARAN GEOMETRI DIMENSI TIGA
,
1,2
STKIP PGRI Jombang
67-76
PENGARUH PENGGUNAAN SYSTEMATIC APPROACH TO PROBLEM SOLVING
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MTS SALAFIYAH SYAFI’IYAH
TEBUIRENG
,
1,2
67
PENDAHULUAN
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam mengembangkan kurikulum Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) telah mengadaptasi pembelajaran abad 21 dalam menyikapi tuntutan zaman yang semakin kompetitif. Keterampilan yang harus ditumbuhkan pendidik melalui pembelajaran abad 21 adalah (1) life and career skills, (2)
learning and innovationskills, dan (3)
information media and technology skills.
Ketiga keterampilan tersebut dirangkum dalam
sebuah skema yang disebut dengan pelangi keterampilan pengetahuan abad 21 (21st
century knowledge-skills rainbow)(Trilling dan
Fadel, 2009). Life and Career skills
(keterampilan hidup dan berkarir) meliputi (a) fleksibilitas dan adaptabilitas/Flexibility and
Adaptability, (b) inisiatif dan mengatur diri
sendiri/Initiative and Self-Direction, (c) interaksi sosial dan budaya/Social and CrossCultural Interaction, (d) produktivitas
dan akuntabilitas/Productivity and Accountabilitydan (e) kepemimpinan dan
tanggungjawab/Leadership and Responsibility.Learning and innovation skills Abstrak: Pada artikel ini, penulis mendeksripsikan efektifitas model pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam pembelajaran geometri dimensi tiga dan mengetahui ada atau tidak ada perbedaan hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran kooperatif tipe TAI. Indikator keefektifan pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam penelitian ini meliputi (1) mencapaian ketuntasan hasil belajar peserta didik, (2) aktivitas belajar peserta didik selama pembelajaran, dan (3) kemampuan pendidik dalam mengelola pembelajaran. Penelitian ini termasuk peneltian eksperimen, sedangkan rancangan penelitian ini menggunakan one qroup
pretest-posttest design. Hasil penelitian ini adalah menunjukkan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe TAI efektif dalam pembelajaran geometri dimensi tiga dan terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran kooperatif tipe TAI.
Kata kunci: Efektifitas, Kooperatif, TAI,Geometri, Dimensi Tiga.
EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI
DALAM PEMBELAJARAN GEOMETRI DIMENSI TIGA
,
1,2
STKIP PGRI Jombang 1)
[email protected] 2)[email protected]
EduMath
68
(keterampilan belajar dan berinovasi) meliputi (a) berpikir kritis dan mengatasi masalah/Critical Thinking and Problem
Solving, (b) komunikasi dan
kolaborasi/Communication and Collaboration, (c) kreativitas dan inovasi/Creativity and
Innovation. Sedangkan information media and technology skills (keterampilan teknologi dan
media informasi) meliputi (a) literasi informasi/information literacy, (b) literasi media/medialiteracy dan (c) literasi ICT/Information and Communication Technology literacy(Murti, 2015).
Hal yang perlu dilakukan pendidik dalam pembelajaran abad 21 adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik secara bebas dan bertanggung jawab untuk mengemukahkan pendapat dan pemikirannya. Melalui pembelajaran secara berkelompok dan kooperatif, pendidik harus melatih peserta didik untuk berkolaborasi dan bekerjasama. Sehingga pendidik dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif untuk mewujudkan pelangi keterampilan pengetahuan abad 21. Tristanti (2017) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat memacu semangat peserta didik untuk saling membantu dalam memecahkan masalah matematika.
Terdapat beberapa tipe model pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team
Assisted Individualization (TAI). Ciri khas pada
model pembelajaran TAI ini adalah setiap peserta didik secara individual belajar materi
pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh pendidik. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan model pembelajaran yang inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa (Asriningsih, Renda, & Wibawa, 2014). Model pembelajaran TAI memiliki delapan komponen (Tricahyo, 2012:32). Kedelapan komponen tersebut disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1 Komponen Model Pembelaran Koperatif Tipe TAI
Komponen Tindakan Pendidik
Placement Test
Pendidik memberian pre-test kepada peserta didik atau melihat rata-rata nilai harian agar pendidik mengetahui kelemahan peserta didik pada bidang tertentu
Teaching Group
Pendidik memberikan materi secara singkat sebelum pemberian tugas kelompok
Teams Pendidik membentuk kelompok
heterogen yang terdiri dari 4 sampai 5 peserta didik
Team Study Pendidik meminta peserta didik
untuk bekerja secara berkelompok dan pendidik memberikan bantuan secara individual kepada peserta didik yang membutuhkan
Student Creative
Pendidik meminta peserta didik untuk melaksanakan tugas dalam suatu kelompok, dimana keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya
Team Score and Team Recognition
Pendidik memberikan score
terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria
69
penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.
Fact test Pendidik melaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh pesertadidik
Whole-Class Units
Pendidik memberikan materi diakhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah
Memecahkan masalah matematika juga dapat terdapat pada materi geometri dimensi tiga. Bangun dimensi tiga diantaranya balok, kubus, bola, tabung, prisma, dan limas. Pada tingkat SMA, peserta didik tidak lagi belajar unsur-unsur, luas permukaan dan volume bangun tersebut, namun peserta didik mulai menggambar bangun tersebut dengan penggaris dan busur. Pengetahuan menggambar bangun ruang dimensi tiga dapat digunakan untuk membuat desain suatu bangunan yang indah dan kuat seperti candi Borobudur dan gedung-gedung pencakar langit.
Pada artikel ini, penulis akan mendeksripsikan efektifitas model pembelajaran TAI dalam pembelajaran geometri dimensi tiga dan mengetahui ada atau tidak ada perbedaan hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran kooperatif tipe TAI. Efektifitas dalam penelitian ini mengacuh pada pandapat Eggen dan Kauchak (dalam Fithriani,2005:27) bahwa pembelajaran dikatakan efektif apabila siswa secara aktif dilibatkan dalam pengorganisasian dan penemuan informasi (pengetahuan). Siswa
tidak hanya secara pasif menerima pengetahuan yang diberikan guru. Dengan demikian dalam pembelajaran sangat perlu diperhatikan bagaimana keterlibatan siswa dalam pengorganisasian pelajaran dan pengetahuannya. Semakin aktif siswa maka ketercapaian ketuntasan pembelajaran semakin besar, sehingga semakin efektif pula pembelajaran. Oleh karena itu, indikator keefektifan pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam penelitian ini, meliputi:
a. Pencapaian ketuntasan hasil belajar peserta didik
Pencapaian ketuntasan hasil belajar yang dimaksud adalah peserta didik mampu menggambar bangun ruang dengan tepat dan benar
b. Aktivitas belajar peserta didik selama pembelajaran
Aktivitas belajar peserta didik/ kegiatan yang dilakukan peserta didik selama pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe
TAI, meliputi
mendengarkan/memperhatikan penjelasan pendidik atau teman dengan aktif, berdiskusi/bertanya antara peserta didik dan pendidik, berdiskusi/bertanya antara sesama peserta didik.
c. Kemampuan pendidik dalam mengelola pembelajaran
Kemampuan pendidik mengelola pembelajaran adalah keterampilan pendidik dalam melaksanakan setiap tahap pembelajaran kooperatif tipe TAI
70
yang telah direncanakan dalam pembelajaran.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keefektifan pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam pembelajaran geometri dimensi tiga. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk penelitian tentang pembelajaran matematika pada materi/pokok bahasan yang lain, dan menawarkan suatu bentuk pembelajaran kooperatif tipe TAI sebagai alternatif membantu peningkatan hasil belajar peserta didik.
METODE PENELITIAN
1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk peneltian eksperimen, sedangkan rancangan penelitian ini menggunakan one qroup
pretest-posttest design, sebagaimana disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Rancangan Penelitian Tes awal Perlakuan Tes akhir T1 X T2 Keterangan:
T1 : tes awal, tes sebelum perlakuan T2 : tes akhir, tes setelah perlakuan X : pembelajaran kooperatif tipe TAI 2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah 20 siswa MA Ismailiyah Mojodanu Jombang kelas XII. Pembelajaran kooperatif tipe TAI dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Materi di setiap pertemuan meliputi menggambar balok, kubus dan limas segi empat.
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 5 Juni 2017 di MA Ismailiyah Mojodanu Jombang. 4. Data, Intrumen dan Teknik Pengumpulan
Data
a. Data Hasil Belajar
Data ini berupa skor yang menggambarkan kemampuan peserta didik dalam menggambar bangun ruang meliputi menggambar bidang frontal, menggambar sudut surut, menggambar setiap sisi bangun ruang yang panjangnya sesuai dengan informasi. Intrumen untuk mengumpulkan data tersebut berupa lembar observasi hasil belajar.
b. Data Aktivitas Belajar Peserta Didik Data ini berupa skor yang
menggambarkan kemampuan peserta didik selama pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TAI, meliputi mendengarkan/memperhatikan
penjelasan pendidik atau teman dengan aktif, berdiskusi/bertanya antara peserta didik dan pendidik, berdiskusi/bertanya antara sesama peserta didik. Intrumen untuk mengumpulkan data tersebut
71
berupa lembar observasi aktivitas belajar peserta didik.
c. Data Kemampuan Pendidik dalam Mengelola Pembelajaran
Data ini berupa skor yang menggambarkan kemampuan pendidik dalam mengelola pembelajaran kooperatif tipe TAI. Intrumen untuk mengumpulkan data tersebut berupa lembar observasi kemampuan pendidik dalam mengelola pembelajaran.
5. Teknik Analisis Data
Pencapaian keefektifan pembelajaran kooperatif tipe TAI ditentukan berdasarkan ketuntasan belajar peserta didik, kemampuan pendidik dalam mengelola pembelajaran, aktivitas belajara peserta didik.
a. Analisis Data Hasil Belajar Peserta Didik
Data yang dianalisis untuk mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar adalah data rata-rata hasil tes di setiap pertemuan. Peserta didik diberikan skor 2 ketika memperlihatkan kemampuan menggambar dengan benar dan tepat, diberikan skor 1 ketika memperlihatkan kemampuan menggambar tidak benar dan tidak tepat, dan diberikan skor 0 ketika tidak memperlihatkan kemampuan menggambar. Seorang peserta didik dikategorikan tuntas belajar jika
memperoleh skor minimal 1,5 di setiap pertemuan.Keefektifan hasil belajar peserta didik ditentukan oleh tercapai jika paling sedikit 85% peserta didik di kelas tersebut
menampakkan kemampuan
menggambar bangun ruang dimensi tiga.
b. Data kemampuan pendidik dalam mengelola pembelajara
Data kemampuan pendidik dalam mengelola pembelajaran dianalisis dengan menggunakan skor rata-rata tingkat kemampuan guru (TKG). Untuk mendeskripsikan skor rata-rata TKG digunakan pengkategorian berikut.
Tabel 3Pengkategorian Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran TKG Kriteria TKG = 4.00 Sangat baik 3.00 TKG< 4,00 Baik 2,00 TKG 3,00 Cukup 1,00 TKG 2,00 Kurang baik 0,00 TKG 1,00 Tidak baik
Kemampuan pendidik mengelola pembelajaran dikatakan baik jika rata-rata skor dari setiap aspek yang dinilai untuk setiap pertemuan (RP) berada pada kategori baik atau sangat baik.
c. Data aktivitas belajar peserta didik
Data aktivitas belajar peserta didikdianalisis dengan menggunakan persentase. Persentase
72
aktivitas peserta didik ditentukan berdasarkan alokasi waktu yang direncanakan dalam rencana pembelajaran. Keefektifan aktivitas belajar peserta didik ditentukan oleh kesesuaian terhadap aktivitas ideal yang diindikasikan dengan waktu ideal yang ditetapkan. Tabel 4 menyajikan kriteria batasan waktu ideal dan toleransi keefektifan aktivitas belajar peserta didik.
Tabel 4Kriteria Batasan Waktu Ideal untuk Aktivitas Belajar Peserta Didik
Aktivitas Belajar Peserta Didik Waktu Ideal (%) Toleransi Keefektifan (%) 1. Mendengarkan/me mperhatikan penjelasan pendidik atau teman dengan aktif
15 10 – 20
2. Berdiskusi/
bertanya antara peserta didik dan pendidik 15 10 – 20 3. Berdiskusi/bertanya sesama peserta didik 20 15 – 25
4. Perilaku yang tidak relevan dengan kegiatan
pembelajaran
0 0 – 5
Aktivitas belajar peserta didik dikatakan efektif bila waktu yang digunakan untuk melakukan
setiap kategori aktivitas dari setiap pertemuan (RP) sesuai dengan alokasi waktu yang termuat dalam rencana pembelajaran dengan toleransi 5%.
Sedangkan untuk melihat perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan menggunakan data pretest dan data pertemuan ketiga. Sedangkan untuk analasis datanya sebagai berikut.
a. Uji Prasyarat
Sebelum uji hipotesis, terlebih dahulu data harus diuji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas bertujuan untuk memastikan data yang diperoleh berdistribusi simetris atau normal. Untuk menguji normalitas menggunakan
kolomogrov smirnov, jika nilai sig lebih
besar 0,05 maka data dinyatakan berdistribusi normal. Selanjutnya data diuji homogenitasnya, uji homogenitas bertujuan untuk memastikan bahwa varian dari dua kelompok (sebelum dan sesudah pembelajaran kooperatif tipe TAI) sama atau sejenis. Jika nilai sig lebih besar 0,05 maka data memiliki varian yang sama (homogen)
b. Uji Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah ada perbedaan hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TAI. Sehingga analisis data yang digunakan adalah uji-tpaired sample test. Jika nilai
73 sig kurang dari 0,05, maka hipotesis
diterima.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Deskriptif
a. Analisis Data Hasil Belajar Peserta Didik
Hasil pengamatan terhadap kemampuan peserta didik dalam menggambar bangun ruang dimensi tigadapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Hasil Kemampuan Peserta Didik dalam Menggambar Bangun Ruang Dimensi Tiga
Keterangan a: menggambar bidang frontal b : menggambar sudut surut
c : menggambar setiap sisi bangun ruang
Dari Tabel 5, terlihat bahwa pertemuan pertama ketuntukasan klasikal sebesar 85%, dan ketuntasan klasikal pertemuan kedua sebesar dari 85% sedangkan ketuntusan klasikal pertemuan ketiga sebesar 90%. Hal tersebut menunjukkan hasil belajar peserta
didik secara klasikal pada pokok bangun ruang dimensi tiga tuntas.
b. Analisis Data Kemampuan Pendidik Mengelola Pembelajaran
Hasil pengamatan terhadap kemampuan pendidik mengelola pembelajaran kooperatif tipe TAIdapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Hasil Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran
Dari Tabel 6, terlihat bahwa rata-rata nilai setiap aspek yang diamati dalam mengelola pembelajaran dari tiga kali pertemuan termasuk pada kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa pendidik dalam mengelola pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah efektif.
c. Analisis Data Aktivitas Belajar Peserta Didik
74
Hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran selama tiga kali pertemuan dinyatakan dalam persentase. Kesimpulan hasil pengamatan disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar
Peserta Didik
Berdasarkan Tabel 7, jika dibandingkan dengan kriteria keefektifan yang telah diuraikan pada bab III, maka seluruh aspek aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran adalah
efektif. Sehingga aktivitas belajar peserta didik
selama pembelajaran pokok bangun ruang dimensi tiga yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat disimpulkan efektif.
Pencapaian keefektifan pembelajaran kooperatif tipe TAI yang ditentukan berdasarkan ketuntasan belajar peserta didik, kemampuan pendidik dalam mengelola pembelajaran dan aktivitas belajar peserta didik.Berdasarkan kriterian keefektifan pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TAI efektif untuk mengajarkan bangun ruang dimensi tiga. 2. Analisis Deskriptif
Hasil belajarpeserta didiksebelum dan sesudah pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Hasil belajarpeserta didiksebelum dan sesudah pembelajaran kooperatif tipe TAI
No Nama Pretest Postest
1 AB 1.33 1.67 2 AD 1.33 2.00 3 ADA 1.00 1.67 4 AF 1.33 1.67 5 AG 1.00 1.67 6 CT 1.33 1.67 7 DP 1.00 2.00 8 FM 1.00 2.00 9 HS 1.00 1.67 10 IDA 1.33 1.33 11 IM 1.33 1.67 12 IS 1.33 2.00 13 MA 1.33 2.00 14 MB 1.00 1.67 15 MBA 1.33 2.00 16 MZ 1.00 1.67 17 PA 0.33 2.00 18 PES 0.33 1.33 19 YDP 0.33 1.67 20 ZN 1.33 2.00
Berdasarkan data pada Tabel 8, dapat ditentukan normalitas data. Hasil normalitas data disajikan dalam Tabel 9.
Nilai sig pada pretest sebesar 0.092 dan besarnya sig pada postest sebesar 0.102. Nilai sig pada pretest dan postets lebih besar 0,05, sehingga data pretest dan postest berdistribusi normal. Sedangkan homogenitas data disajikan dalam Tabel 10.
75
Tabel 10 Test of Homogeneity of Variances
Hasil_Belajar
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
2.084 1 38 .157
Berdasarkan Tabel 10, nampak nilai sig sebesar 0,157 yang lebih besar dari 0,05. Hal tersebut berarti data hasil belajar pretest dan postest memiliki varian yang sama (homogen). Selanjutnya uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Hasil output SPSS yang menampakkan hasil uji-t disajikan dalam Tabel 11.
Berdasarkan Tabel 11 nampak bahwa nilai sig sebesar 0,000 yang kurang dari 0,05. Hal tersebut berarti ada perbedaan hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI.
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Hasil penelitian Tristanti (2017), Farnika, Ikhsan & Sofyan (2015) dan Syaifuddin (2013) menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model
kooperatif tipe TAI lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Perbedaan yang signifikan antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan Kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional disebabkan karena perbedaan perlakuan pada langkah-langkah pembelajaran dan proses penyampaian materi (Asriningsih, Renda, & Wibawa, 2014).
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
1. model pembelajaran kooperatif tipe TAI efektif dalam pembelajaran geometri dimensi tiga
2. terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran kooperatif tipe TAI.
Saran
Karena efektif dan lebih baik sebagaimana diuraikan di atas, maka peneliti menyarankan kepada pendidik dan yang bertanggung jawab dalam bidang pembelajaran matematika agar:
1. menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam mengajarkan materi bangun ruang dimensi tiga
2. pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat dikembangkan untuk mata pelajaran lain, hal ini dikarenakan pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat mengaktifkan siswa untuk menemukan konsep-konsep yang harus
76
dipelajarinya sendiri dengan bekerja sama dalam kelompoknya demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Ucapan Terima kasih
Penelitian ini didanai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sesuai dengan kontrak penelitian nomor : 086/SP2H/P/K7/KM/2016 dalam program Penelitian Dosen Pemula (PDP) tahun 2017. Oleh karena itu, ucapan terima kasih disampaikan kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang telah mendanai penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
Asriningsih, K., Renda, N, T., & Wibawa, I, M, C. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif TipeTeam
Assisted Individualization (TAI) terhadapHasil Belajar IPA Siswa Kelas Iv Sd Gugus VKecamatan Banjar.Jurnal Mimbar PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014).
Farnika, N., Ikhsan, M., & Sofyan, H. 2015. Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan PemecahanMasalah Matematis Siswa Sekolah Menengah Atasdengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TeamAssisted Individualization. Jurnal
Elemen. Vol. 1 No. 2, Juli2015, hal.
67–75.
Fithriani, S. 2005. Pendekatan Problem
Posing Berlatar Pembelajaran
Kooperatif untuk Topik Sudut Di Kelas VII SMP Muhammadiyah Limbung.
Tesis. PPs Unesa Surabaya.
Murti, K, E. 2015. Pendidikan Abad 21 danAplikasinya dalamPembelajaran di SMK.
Syaifuddin, M, W. 2013. Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif
TipeTeams Assisted Individualization
(TAI) Pada Pokok Bahasan Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa. Magistra No. 83 Th. XXV Maret 2013 11. ISSN 0215-9511. Hal 11- 21.
Tricahyo, G. (2012). Keefektifan Penggunaan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team
Assisted Individualization (TAI) dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa dalamPembelajaran PKM Kelas XI
Mesin di SMK PIRI Sleman.
Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta
Trilling, Bernie and Fadel, C. 2009. 21st
Century Skills: Learning for Life in Our Times, John Wiley & Sons,
978-0-47-055362-6.
Tristanti, L B. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran KooperatifTipe Team
Assisted Individualizationterhadap
Hasil Belajar Siswa Domain Afektif, Psikomotor dan KognitifPada Materi Geometri Dimensi Tiga. Prosiding
Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran. ISSN