Penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkotika meluas di seluruh dunia.
Zaman semakin modern, peredaran
narkotika tidak hanya di kota besar
namun sampai kota kecil, bahkan juga
pelosok desa.
Masyarakat terancam bahaya !!
Jumlah penyalah guna narkotika terus
meningkat:
- tahun 2008: 3,8 jt orang,
- tahun 2013: 4,5 juta orang,
- tahun 2015 naik menjadi 5 juta orang.
Oleh karena itu perlu adanya upaya penanggulangan
maksimal dan terpadu.
LATAR BELAKANG:
N
A
RK
OT
IKA
DIMA
NA-MA
NA
peredaran narkotika tidak hanya di kota besar namun
sampai kota kecil, bahkan juga pelosok desa
2008
2013 2015
4,2 jt
4,5 jt
diperkirakan
5,8 jt
PROYEKSI PENYALAH GUNA NARKOTIKA
LATAR BELAKANG:
2011
3,3 jt
upaya maksimal
pencegahan
dan rehabilitasi
terpadu akan
menekan jumlah
penyalahgunaan
Anggapan masyarakat bahwa penyalah
gunaan narkotika sebagai perbuatan
kriminal dan juga menjadi aib keluarga
serta dikucilkan, ternyata tidak
menyelesaikan masalah.
Pemahaman yang benar, adalah
penyalahgunaan narkotika
menyebabkan fungsi otak terganggu
(penyakit otak kronis dan kambuhan), menyebabkan gangguan prilaku sehingga
memerlukan pertolongan.
Upaya penanganannya melalui proses Rehabilitasi secara menyeluruh dan
berkelanjutan sampai pulih.
Tindakan memenjarakan penyalah guna/pecandu tanpa mendapat layanan
rehabilitasi medis dan sosial mengakibatkam penyalah guna/pecandu masih
mengulangi perbuatannya karena penyakitnya belum pulih (tidak terjadi efek jera).
Penyalah guna/pecandu yang melaporkan diri untuk mendapat
rehabilitasi tidak dipidana.
Latar Belakang:
Anggapan yang tidak
menyelesaikan masalah:
Penyalah guna narkotika adalah
perbuatan kriminal sehingga
menjadi aib keluarga dan
dikucilkan.
Pengguna Narkotika lebih baik
direhabilitasi daripada dipenjara
yuk! Rehab.
Yang benar adalah:
Penyalahgunaan Narkotika mempengaruhi fungsi otak
dan menyebabkan gangguan prilaku yang memerlukan
pertolongan (merupakan penyakit otak kronis dan
kambuhan).
berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun
semi sintetis.
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi/
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
sehingga mengganggu daya pikir, daya ingat, konsentrasi, persepsi,
perasaan dan perilaku.
APA ITU
NARKOTIKA ?
zat/obat
dari alami
(tanaman)
atau
sintetis
(bukan
tanaman)
gangguan
kesadaran
apa itu Narkotika ?
mengganggu
daya pikir,
daya ingat,
konsentrasi,
daya ingat,
persepsi
perasaan dan
perilaku
minta lagi.!
menimbulkan
ketergantungan
JENIS NARKOTIKA BERDASARKAN EFEK
TERHADAP TUBUH
Jenis
Contoh
Istilah Gaul
Efek
Stimultan
Amfetamin,
Metamfetamin
Shabu, Kristal
Gangguan sistem saraf (termasuk
stroke), serangan jantung
Depresan
Alkohol,
Brem, Oplosan, Bopeng,
Boti, Mumbul
Mengantuk dan kelelahan,
penurunan fungsi kognitif dan
memori
Opioid
Opium, Heroin,
Putaw, Si Putih, Etep
Berkeringat, perasaan panas
dan dingin, sulit tidur dan sulit
konsentrasi
Halusinogen
Ekstasi, Mushroom,
bunga kecubung
Inex, Magic mushroom
Mengubah fungsi saraf panca indra
Lainnya
Ganja, Miraa (Khat),
Inhalan (lem, bensin),
Ketamin
Cimeng, Gelek, Chat
Mata merah dan mengantuk,
paranoia dan halusinasi,
kejang-kejang hingga kematian
Efek: Mengubah fungsi
saraf panca indra.
Magic mushroom
Efek: Mata merah dan mengantuk, paranoia dan halusinasi, kejang-kejang
hingga kematian.
Ganja, Miraa (Khat), Inhalan (lem, bensin)
Cimeng, Gelek, Chat, Ketamin. Efek: Gangguan sistem saraf (termasuk stroke), serangan jantung. Shabu, Kristal
Efek: Mengantuk dan kelelahan,
penurunan fungsi kognitif dan memori. Bopeng, Boti, Mumbul.
Efek: Berkeringat,
perasaan panas dan dingin, sulit tidur dan sulit konsentrasi. Opioid: Opium, Heroin, Kodein. Inex
stimulan
halusinogen
depr
esan
ganja
ekstasi
Ketamin
Golongan III: (dituntut 1 tahun)
Berpotensi ringan menyebabkan
ketergantungan dan digunakan
dalam pengobatan.
Termasuk dalam golongan ini
adalah kodein, bufrenorfin.
PENGGOLONGAN NARKOTIKA
BERDASARKAN HUKUM
UU No. 35/2009, PASAL 127
Golongan I: (dituntut 4
tahun)
Dilarang digunakan
untuk kepentingan
pelayanan kesehatan
Dalam jumlah
terbatas dapat
digunakan untuk
kepentingan
penelitian atas
rekomendasi
Kemenkes.
Termasuk narkotika
golongan I adalah
opium, heroin, kokain,
ganja, metakualon,
metamfetamin,
amfetamin, MDMA,
STP, fensiklidin.
Golongan II: (dituntut 2
tahun)
Berpotensi tinggi
menyebabkan
ketergantungan dan
digunakan dalam
pengobatan sebagai
pilihan terakhir.
Termasuk dalam
golongan ini adalah
morfin, petidin, metadon.
New
Psychoactive Substances) yang belum masuk
golongan di atas: tercantum pada lampiran
PENGGOLONGAN NARKOTIKA BERDASARKAN
HUKUM UU No. 35/2009, PASAL 127
Golongan I :
pengobatan/layanan
kesehatan.
untuk penelitian atas
rekomendasi Kemenkes.
Golongan II :
Digunakan dalam
pengobatan sebagai
pilihan terakhir.
Bisa menyebabkan
ketergantungan.
Sanksi pidana 2 tahun.
Golongan III :
Digunakan dalam
pengobatan.
Bisa menyebabkan
ketergantungan ringan.
Sanksi pidana 1 tahun.
BAGAIMANA SESEORANG
BISA MENJADI PENYALAH
GUNA NARKOTIKA/
KETERGANTUNGAN ?
Adanya keterkaitan dari
beberapa faktor yaitu :
Faktor keturunan (DNA):
Sifat genetik ketergantungan diturunkan dari orang tua
kepada anaknya (kembar identik/satu telur).
Faktor lingkungan: Keluarga, tetangga, sekolah dan sosial.
6
BAGAIMANA SESEORANG BISA MENJADI
PENGGUNA NARKOTIKA/KETERGANTUNGAN ?
faktor keturunan
faktor lingkungan
faktor
kemudahan
mendapatkan
KATEGORI PENGGUNA
NARKOTIKA:
1. Penyalah guna: adalah orang
yang menggunakan narkotika
tanpa hak atau melawan
hukum.
2. Pecandu: adalah orang yang menggunakan atau
menyalahgunakan narkotika dan dalam keadaaan ketergantungan
pada narkotika, baik secara fisik maupun psikis.
3. Korban penyalahgunaan: adalah seseorang yang tidak sengaja
menggunakan narkotika karena dibujuk, diperdaya, ditipu, dipaksa,
dan/atau diancam untuk menggunakan narkotika.
minta lagi !
Aku sakaw...
Pecandu: Orang yang menggunakan atau
menyalahgunakan narkotika dan dalam
keadaaan ketergantungan fisik dan/atau psikis.
KATEGORI PENGGUNA NARKOTIKA:
Korban penyalahgunaan:
Tidak sengaja memakai
narkotika karena dibujuk/
dipaksa.
sst,
ada nih.
mau?
Penyalah guna: Orang
yang menggunakan
narkotika tanpa hak/
melawan hukum.
BAGAIMANA MENGENALI
PENYALAH GUNA NARKOTIKA ?
EMOSI
Emosional/lebih agresif.
Sering curiga tanpa sebab
yang jelas.
Sulit konsentrasi, prestasi di
sekolah menurun.
Hilang minat pada hobi/
kegiatan yang disenangi.
FISIK
Jalan sempoyongan,
bicara pelo, apatis,
mengantuk.
Kebersihan dan
kesehatan tidak
terawat.
Banyak bekas
suntikan/sayatan.
Ditemukan alat bantu
penggunaan (jarum
suntik, bong, pipet,
aluminium foil, botol
minuman dll).
TINGKAH LAKU
Pola tidur berubah.
Suka berbohong dan
mencuri.
Sering mengurung
diri di kamar, kamar
mandi, menghindar
bertemu keluarga.
Sering bepergian, menerima
telepon atau didatangi orang
tidak dikenal.
Membelanjakan uang secara
tidak wajar.
jalan
sempoyongan,
bicara pelo,
apatis
mengantuk
kebersihan
dan kesehatan
tidak terawat
ditemukan
alat bantu
penggunaan
narkotika
banyak bekas
sayatan/
suntikan
sering
mengurung
diri di kamar,
kamar mandi,
menghindar
bertemu
keluarga
emosional/
agresif
KRITERIA DAN TAHAP
PENGGUNAAN NARKOTIKA
Tahap A (Ringan):
Penggunaan coba-coba (Experimental use) adalah
penggunaan sekedar untuk memenuhi rasa
ingin tahu, biasanya dipicu oleh tawaran teman.
Sebagian besar berhenti sampai pada tahap ini.
Penggunaan Sosial/Rekreasi (Recreational use)
adalah penggunaan dengan tujuan sosialisasi,
pada saat berkumpul bersama teman-temannya.
Tahap B (sedang):
Penggunaan Situasional (Situational use)
psikoaktif lain untuk menghilangkan rasa tidak nyaman seperti rasa nyeri, kecewa, cemas dan depresi.
Tahap C (berat):
Penggunaan Intensif Bermasalah (Intensive use) adalah mereka yang menggunakan narkotika
gangguan fungsi sosial dan pekerjaan.
Ketergantungan (Compulsive dependent use) adalah mereka yang bila tidak menggunakan
withdrawl/
jarum suntik).
penggunaan coba-coba:
ditawari/dipaksa teman
sst,
ada nih.
mau?
hmm,
boleh nggk
ya?
penggunaan sosial/rekreasi:
dipakai saat berkumpul
bersama teman
penggunaan situasional:
pelampiasan depresi, cemas,
kecewa
minta lagi.!
KETERGANTUNGAN
penggunaan Intensif: sudah
berulang-ulang dan mengganggu
kehidupan sosial
TAHAP PENGGUNAAN NARKOTIKA ?
A
B
C
KONDISI AKIBAT
PENGGUNAAN DAN NARKOTIKA
Adaptasi tubuh (toleransi) : Dibutuhkan dosis
yang semakin meningkat untuk memperoleh efek
yang diinginkan.
Intoksikasi akut/Overdosis: Suatu kondisi yang
organ-organ tubuh terganggu yang mengancam
jiwa.
meningkat, tensi turun atau meningkat, kulit terasa dingin sampai syok, kematian.
Putus zat/sakaw: Kumpulan gejala yang timbul sebagai akibat berhenti atau mengurangi jumlah
Ciri-cirinya: mata & hidung berair, menguap terus menerus, diare, sakit seluruh tubuh (putaw),
kejang (pil koplo), lemas, murung berkepanjangan (stimulan).
Sugest/Craving:
tidak menggunakan karena ada pemicu orang/barang/tempat/situasi (yang mengingatkan
pemakaian terdahulu).
Penyakit Penyerta dan Komplikasi: Psikosis (paranoid, halusinasi, agitasi),
Putus zat/Sakaw: Kumpulan
gejala yang timbul sebagai
akibat berhenti atau mengurangi
digunakan.
KONDISI AKIBAT PENGGUNAAN NARKOTIKA
Dapat
menimbulkan
Penyakit:
Gangguan
Jiwa, TBC,
Hepatitis B/C,
HIV/AIDS.
Overdosis: Kondisi akibat
gangguan kesadaran, pola pikir,
persepsi, perasaan dan perilaku.
Adaptasi tubuh: Dibutuhkan dosis yang
semakin meningkat untuk memperoleh
efek yang diinginkan.
Sugest/Craving:
Dorongan yang
sangat kuat
untuk memakai
meskipun sudah
lama tidak
menggunakan.
APA YANG HARUS DILAKUKAN
BILA ADA KELUARGA, KERABAT/
TETANGGA SEBAGAI
PENYALAH GUNA NARKOTIKA ?
narkotika, pengurus RT/RW setempat,
IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor)
Kemenkes, IPWL Kemensos, IPWL BNN.
- Penyalah guna dapat dipulihkan.
- Membawa penyalah guna ke fasilitas pelayanan rehabilitasi terdekat.
- Dengan memenuhi proses wajib lapor, penyalah guna akan mendapatkan
rehabilitasi dan Kartu Wajib Lapor sehingga tidak dipidanakan/proses hukum.
- Kesempatan wajib lapor berlaku 2 kali; apabila tertangkap tangan
menyalahgunakan lagi akan diproses hukum.
keluarga
petugas
IPWL
Ibu, kami
mau lapor.
Anak kami
ternyata
pemakai
NARKOTIKA
ayo kita
bawa
ke IPWL
harus
segera di
REHABILITASI
APA YANG HARUS DILAKUKAN BILA ADA
KELUARGA,KERABAT/ TETANGGA SEBAGAI
PENYALAH GUNA NARKOTIKA ?
IPWL
LAPORKAN PADA IPWL
KARTU
PENERIM
A
WAJIB
LAPOR
REHABILITASI
ketergantungan penyalahgunaan narkotika
(pecandu) secara komprehensif meliputi
aspek biopsikososial dan spiritual
sehingga memerlukan waktu lama,
kemauan keras, kesabaran, konsistensi
dan pembelajaran terus menerus.
SASARAN LAYANAN
REHABILITASI:
TUJUAN REHABILITASI:
dari masalah hukum.
SASARAN LAYANAN
REHABILITASI:
TUJUAN REHABILITASI:
Meningkatkan
kemampuan kontrol
emosi yang lebih baik.
Hidup lebih sehat
dan produktif.
Berhenti total dari
ketergantungan narkotika.
METODE
REHABILITASI:
Rehabilitasi Rawat Inap:
Detoksifikasi dan pengobatan.
Pendekatan psikososial dan
spritual.
Jangka pendek.
Jangka panjang.
Rehabilitasi Rawat Jalan:
Terapi obat-obatan (Farmakoterapi).
Terapi singkat.
Konseling adiksi.
Psikoedukasi keluarga.
Kelompok bantu diri antara sesama
pecandu.
Metode rehabilitasi berbeda sesuai kondisi
Detoksifikasi
Psikososial
dan
Spiritual
Konseling dan Edukasi
Terapi
obat-obatan
PROSES REHABILITASI:
Penjangkauan
ASSESMEN: Pemeriksaan Medis Pemeriksaan Psikologis Tes Urin/LabRencana
terapi
selama 2
minggu
(bila perlu)
RAWAT JALAN( 3 bulan)
Konseling
KIE
VCT
Pasca
Rehabilitasi
RAWAT INAP (6 bulan - 1 tahun) Konseling individu dan kelompok KIE dan VCT Psikoterapi Cek Kesehatan rutinpenyalahguna datang
sendiri/melalui
penjangkauan
Asesmen Medis
Rencana Rehabilitasi
Rehabilitasi
Rawat Inap atau
Rawat Jalan
PROSES REHABILITASI:
RENCANA
REHABILIT
ASI
(ya) (tidak)
(ya) (tidak)
(ya) (tidak)
Program
Pasca
Rehabilitasi
JADWAL KEGIATAN
SEHARI-HARI
05.00 - 06.00
Ibadah
06.00 - 07.00
Mandi
07.00 - 08.00
Sarapan pagi
08.00 - 10.00
Bersih kamar dan lingkungan
10.00 - 12.00
Kelas (belajar)
12.00 - 13.00
Ibadah
13.00 - 14.00
Makan siang
14.00 - 15.00
Istirahat siang
15.00 - 16.00
Konseling
16.00 - 17.00
Waktu bebas/olahraga
17.00 - 18.00
Mandi
18.00 - 19.00
Ibadah
19.00 - 20.00
Makan malam
20.00 - 21.00
Curah pendapat/sharing
21.00 - 22.00
Renungan
22.00 - 05.00
Tidur
15
05.00 - 06.00 :
ibadah
06.00 - 07.00 :
mandi
07.00 - 09.00:
sarapan pagi
08.00 - 10.00:
membersihkan
kamar dan lingkungan
10.00-12.00:
kelas (belajar)
12.00-13.00:
ibadah
KEGIATAN YANG DILAKUKAN SELAMA REHABILITASI
13.00 - 14.00:
makan siang
istirahat siang
14.00 - 15.00:
15.00 - 16.00:
konseling
17.00 - 18.00:
mandi
18.00 - 19.00 :
ibadah
19.00 -20.00:
makan
malam
21.00 - 22.00:
renungan
20.00 - 21.00:
curah pendapat/
sharing
22.00 - 05.00:
tidur
16.00 - 17.00:
olahraga/waktu bebas
PASCA REHABILITASI
1. Bertujuan untuk membantu mantan pecandu mampu
hidup normal, berfungsi sosial dan diterima oleh
masyarakat (hidup mandiri serta tidak mengulangi
perbuatannya menyalahgunakan narkoba).
Program berlangsung selama minimal 6 bulan.
2. Diawali oleh asesmen untuk mengetahui
minat-bakat dan menentukan penempatan program pasca
rehabilitasi sesuai kriteria yang terdiri dari:
a. Fase Awal/Live in-work in (lamanya 2 bulan).
Tinggal dan bekerja di tempat yang sama
dengan pengawasan penuh.
Melaksanakan kegiatan produktif sesuai
fasilitas yang tersedia,
Pembekalan tentang cara mengenali
diri, cara mengatasi masalah dan cara
menghindari godaan penggunaan narkoba.
Menyiapkan keluarga agar dapat menerima
kembali dalam lingkungannya.
b. Fase Menengah/Live in-work out (lamanya 2
bulan).
Mantan pecandu tinggal di rumah tertentu
(Rumah Dampingan), yang diawasi oleh
konselor adiksi dan berkesempatan bekerja
di luar.
Melaksanakan kegiatan produktif yang dipilih
(a.l. peternakan, pertanian, perbengkelan,
seni, teknologi informasi, dll).
c. Fase Lanjut/Live out-work out (lamanya 2-4
bulan).
Mantan pecandu berkumpul di rumah
tertentu (Rumah Mandiri), yang masih
diawasi secara berkala untuk pembinaan
lanjut.
Tetap melanjutkan pekerjaan di luar sesuai
kemampuan dan keterampilan.
Tahap akhir proses pasca rehabilitasi.
3. Sebagai penyakit menahun dan kambuhan (chronic
relapsing), kemungkinan dapat terjadi kekambuhan/
relaps akibat berbagai pengaruh/pemicu (trigger).
Bila terjadi kekambuhan, maka pecandu mengikuti
program rehabilitasi ulang, baik rawat jalan maupun
rawat inap sesuai tingkat kekambuhannya.
PASCA REHABILITASI
Tujuan: membantu mantan pecandu mampu hidup normal, berfungsi sosial dan diterima masyarakat. Asesmen ulang: Untuk mengetahui minat-bakat dan menentukan penempatan program pasca rehabilitasi sesuai kriteria.Fase Awal (2 bulan) Kegiatan produktif sesuai fasilitas yang
tersedia. Keluarga dapat menerima kembali. Fase Menengah (2 bulan) Tempat tinggal mantan pecandu. Diawasi oleh konselor adiksi. ekerja di luar. Melaksanakan kegiatan produktif
yang dipilih (a.l. peternakan,
pertanian, perbengkelan, seni, teknologi informasi,
dll).
Fase Lanjut (2 - 4 bulan)
Tempat berkegiatan mantan pecandu, diawasi berkala oleh konselor adiksi. Tetap melanjutkan pekerjaan di luar sesuai
kemampuan dan keterampilan. Tahap akhir proses pasca rehabilitasi.
BAGAIMANA BILA
PENYALAH GUNA
TERTANGKAP ?
dibawa ke BNN/BNNP/BNNK/BNN Kab untuk
ditangani oleh Tim Asesmen Terpadu yang
akan melakukan asesmen (Tim Dokter dan Tim
Hukum) atas permintaan penyidik.
Asesmen Tim Dokter/Medis: Memeriksa
untuk menentukan status pengguna (apakah sebagai penyalah guna, pecandu, atau korban
penyalahgunaan), berat ringannya penggunaan dan rencana rehabilitasi.
Asesmen Tim Hukum: Memeriksa untuk menentukan ada tidaknya keterkaitan pidana, riwayat
kepemilikan dan jumlah barang bukti serta analisa alat komunikasi (apakah sebagai kurir/
pengedar/bandar).
berhak mendapatkan rehabilitasi selama menjalani proses hukum.
Penyalah guna/
pecandu tertangkap
(PERATURAN BERSAMA 11 MARET 2014)
ditangani oleh
Tim Asesmen Terpadu di BNN/
BNNP/BNNK/BNN Kab
Tim
Dokter
Tim
Hukum
Terbukti kurir,
pengedar, bandar:
Ditahan di Lapas
(tidak direhabilitasi).
Penyalah guna juga sebagai kurir,
pengedar, bandar
(Rehabilitasi di Lapas/Rutan).
Penyalah guna untuk diri sendiri
tanpa keterkaitan jaringan
(Rehabilitasi Medis/Sosial).
BAGAIMANA BILA PENYALAH GUNA TERTANGKAP ?
Menanam, memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai, atau
menyediakan Psl 111 (Gol 1; tanaman)
Pidana penjara 4 -12 th/>1kg />5 btg phn: seumur hidup/5 – 20 th
Memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan
Psl 112 (Gol 1; bukan tanaman) pidana penjara 4 -12 th/> 5gr: seumur
hidup/5 - 20 th
Psl 117 Gol 2
Pidana penjara 3 - 10 th/> 5 gr: 5 - 15 th
Psl 122 Gol 3
Pidana penjara 2 - 7 th/> 5 gr: 3 - 10 th
Memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan
Psl 113 Gol 1
Pidana penjara 5 - 15 th/>1kg/5 btg pohon/ > 5 gr: mati/seumur hidup/5 - 20 th
Psl 118 Gol 2
Pidana penjara 4 - 12 th/> 5gr: mati/ seumur hidup/5 - 20 th
Psl 123 Gol 3
Pidana penjara 3 - 10 th/>5gr: 5 - 15 th
Menggunakan narkotika terhadap orang lain atau memberikannya untuk digunakan orang lain
Psl 116 (Gol 1)
Pidana penjara 5 th s.d.15 th.
Mengakibatkan kematian/cacat permanen: mati/penjara seumur hidup/penjara 5 th s.d. 20 th
Psl 121 (Gol 2)
Pidana penjara 4 th s.d 12 th.
Mengakibatkan kematian/cacat permanen: mati/ penjara seumur hidup/penjara 5 th s.d. 20 th)
Psl 126 (Gol 3)
Pidana penjara 3 th s.d. 10 th.
Mengakibatkan kematian/cacat permanen: Penjara 5 th s.d. 15 th.
Psl 103 Ayat 1
Hakim yg memeriksa pecandu Narkotika dapat: - Memutus untuk memerintahkan ybs menjalani
pengobatan/perawatan melalui rehabilitasi jika terbukti bersalah melakukan tindak pidana Narkotika.
- Menetapkan untuk memerintahkan ybs menjalani pengobatan/perawatan jika tidak terbukti bersalah
melakukan tindak pidana Narkotika.
Ayat 2
Masa menjalani pengobatan/perawatan (pd huruf a) diperhitungkan sebagai masa menjalani hukuman.
Menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara,
menukar, atau menyerahkan
Psl 114 (Gol 1)
Penjara seumur hidup/penjara 5 th s.d. 20 th
>1kg/>5btg pohon/>5 gr:
mati/penjara seumur hidup/Penjara 6 th s.d. 20 th.
Psl 119 (Gol 2)
Pidana penjara Min 4 th s.d. 12 th >5 gr: mati/penjara seumur hidup/
Penjara 5 th s.d.20 th
Psl 124 (Gol 3)
Pidana penjara 3 th s.d. 10 th >5 gr: 5 th s.d. 15 th
Membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito Psl 115 (Gol 1) Pidana penjara 4 th s.d. 12 th >1kg/>5 btg/>5 gr: mati/seumur hidup/ penjara 5 th s.d. 20 th Psl 120 (Gol 2) Pidana penjara: 3 th s.d. 10 th >5 gr: 5 th s.d. 15 th Psl 125 (Gol 3) Pidana penjara: 2 th s.d. 7 th > 5 gr: 3 th s.d. 10 th
18
WAJIB REHAB (Pasal 54)
Menanam, memelihara, memiliki,
menyimpan, menguasai, atau menyediakan
Psl 111 (Gol 1; tanaman)
Pidana penjara 4 -12 th/>1kg />5 btg phn: seumur hidup/5 – 20 th
Memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan
Psl 112 (Gol 1; bukan tanaman) pidana penjara 4 -12 th/> 5gr: seumur hidup/5 - 20 th
Psl 117 Gol 2
Pidana penjara 3 - 10 th/> 5 gr: 5 - 15 th
Psl 122 Gol 3
Pidana penjara 2 - 7 th/> 5 gr: 3 - 10 th Memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan
Psl 113 Gol 1
Pidana penjara 5 - 15 th/>1kg/5 btg pohon/ > 5 gr: mati/seumur hidup/5 - 20 th
Psl 118 Gol 2
Pidana penjara 4 - 12 th/> 5gr: mati/ seumur hidup/5 - 20 th Psl 123 Gol 3 Pidana penjara 3 - 10 th/>5gr: 5 - 15 th
KLASIFIKASI
SUBJEK HUKUM
(UU 35 TH 2009) Penganiaya dengan Narkotika Pengedar/ Kurir Pemilik/ Produsen Korban penyalah gunaan WAJIB LAPOR (IPWL) Psl. 55 & PP.25/2011 Pecandu Penyalah gunaUU No.35
th. 2009
SEMA Nomor: 4/2010 & Nomor: 3/2011
ASESMEN HUKUM: Analisa Barang Bukti (Jumlah/ Jenis). Analisa IT. Data base Jaringan Pengedar/Bandar. Riwayat Kepemilikan Barang Bukti.
Menggunakan narkotika terhadap orang lain atau memberikannya untuk digunakan orang lain
Psl 116 Gol 1 (5 -15 th; Bila cacat/meninggal: mati, seumur hidup/5 - 20 th) Psl 121 Gol 2 (4 -12 th; Bila cacat/meninggal: mati, seumur hidup/5 - 20 th) Psl 126 Gol 3 (3 -10 th; Bila cacat/meninggal: mati, seumur hidup/5 - 15 th)
Psl 103 Ayat 1
Hakim yg memeriksa pecandu Narkotika dapat:
- Memutus/memerintahkan rehabilitasi (pengobatan/perawatan) jika terbukti bersalah.
- Menetapkan memerintahkan rehabilitasi (pengobatan/perawatan) jika tidak terbukti bersalah.
Ayat 2
Masa menjalani pengobatan/perawatan diperhitungkan sebagai masa menjalani hukuman.
Penyalah Guna: Orang yang menggunakan narkotika tanpa hak atau melawan hukum.
Korban penyalahgunaan: Seseorang yang tidak sengaja menggunakan narkotika karena dibujuk, diperdaya, ditipu,
dipaksa, dan/atau diancam untuk menggunakan narkotika.
Pecandu:
Orang yang menggunakan atau menyalahgunakan narkotika dan dalam keadaaan ketergantungan maupun psikis.
Pasal 127 Gol I maks 4 th Gol II maks 2 Tth Gol III maks 3 Th
Menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara, menukar, atau menyerahkan
Psl 114 (Gol 1)
Penjara seumur hidup/penjara 5 th s.d. 20 th >1kg/>5btg pohon/>5 gr:
mati/penjara seumur hidup/Penjara 6 th s.d. 20 th.
Psl 119 (Gol 2)
Pidana penjara Min 4 th s.d. 12 th >5 gr: mati/penjara seumur hidup/ Penjara 5 th s.d.20 th
Psl 124 (Gol 3)
Pidana penjara 3 th s.d. 10 th >5 gr: 5 th s.d. 15 th Membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito
Psl 115 (Gol 1) Pidana penjara 4 th s.d. 12 th
>1kg/>5 btg/>5 gr: mati/seumur hidup/penjara 5 th s.d. 20 th Psl 120 (Gol 2) Pidana penjara: 3 th s.d. 10 th >5 gr: 5 th s.d. 15 th Psl 125 (Gol 3) Pidana penjara: 2 th s.d. 7 th > 5 gr: 3 th s.d. 10 th ASESMEN MEDIS: Analisa umur. Pemeriksaan Riwayat penggunaan. Riwayat wajib lapor. Analisa derajat keparahan. Rencana rehabilitasi.
1. UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, MENGATUR UPAYA REHABILITASI
NARKOTIKA PADA: PSL 54, 55, 56, 57, 58, 59 dan 127.
2. PP 25 Tahun 2011 Tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika.
3. Peraturan Bersama dari Mahkamah agung, Menkumham, Menkes, Mensos, Jaksa agung, POLRI dan BNN ttg penanganan pecandu narkotika dan
korban penyalahgunaan narkotika kedalam lembaga rehabilitasi yang diundangkan perber/01/III/2014/BNN.
-PSL
54-Pecandu Narkotika dan korban
penyalahgunaan Narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
-PSL
55-(1) Orang tua atau wali dari pecandu Narkotika yang belum cukup umur wajib melaporkan kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. (2) Pecandu Narkotika yang sudah cukup
umur wajib melaporkan diri atau
dilaporkan oleh keluarganya kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial (3) Ketentuan mengenai pelaksanaan wajib lapor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
-PSL
56-(1) Rehabilitasi medis pecandu narkotika dilakukan di rumah sakit yang ditunjuk oleh Menteri.
(2) Lembaga rehabilitasi tertentu yang
diselenggarakan oleh instansi pemerintah atau masyarakat dapat melakukan
rehabilitasi medis pecandu Narkotika setelah mendapat persetujuan Menteri.
-PSL
58-Rehabilitasi sosial mantan Pecandu Narkotika diselenggarakan baik oleh instansi pemerintah maupun oleh masyarakat.
-PSL
59-(1) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 dan Pasal 57 diatur dengan Peraturan Menteri.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 58 diatur dengan peraturan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial.
-PSL
127-(1) Setiap penyalah guna:
a. Narkotika Golongan I bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun;
b. Narkotika Golongan II bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun ;
c. Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun.
(2) Dalam memutus perkara sebagaimana dimaksdua pada ayat (1), hakim wajib memperhatikan ketentuan sebagiaman dimaksud dalam Pasl 54, Pasal 55 dan Pasal 103.
(3) Dalam hal Penyalah Guna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dibuktikan atau terbukti sebagai korban penyalahgunaan Narkotika Penyalah Guna tersebut wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.