HUKUM KETENAGAKERJAAN
Pengantar
Istilah :
1. Buruh
2. Pekerja
3. Karyawan
Pengertian hukum ketenagakerjaan
Secara yuridis
Pengertian buruh:
1. Buruh: setiap orang yg bekerja pd majikan
diperusahaan yg diwajibkan memberi tunjangan dgn upah ( UU No. 33/1947 Ttg Kecelakaan
kerja).
2. Buruh: barangsiapa bekerja pada majikan dgn menerima upah ( UU No. 22/1957 Ttg Panitya Penyelesaian Perselisihan Perburuhan/P4)
Pengertian Tenaga Kerja
1. Tenaga kerja : setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang/jasa utk memmnuhi kebutuhan masyarakat ( UU No. 14/1969 Ttg Pokok-pokok tenaga kerja)
Jadi berdasarkan pengertian ketenagakerjaan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa:
Hukum Ketenagakerjaan adalah keseluruhan peraturan hukum yang berkaitan dengan tenaga kerja baik sebelum bekerja, selama dalam hubungan kerja dan sesudah putus hubungan kerja.
Berdasarkan pengertian hukum
ketenagakerjaan tersebut:
Hukum ketenagakerjaan memuat unsur-unsur :
1. Himpunan peraturan
2. Berkenaan dgn suatu kejadian
3. Pemberi kerja
Sifat
–
Sifat Hukum Ketenagakerjaan
1. Hukum ketenagakerjaan bersifat Imperatif
(Dwingendrecht)
artinya
harus
ditaati.
Misalnya pengusaha akan mem PHK harus
memohon izin lebih dahulu pada instansi yg
berwenang, kalau tidak melakukan PHK batal
demi hukum.
Pembagian Tenaga Kerja
1. Angkatan kerja
golongan yg mencari kerja
dan yang bekerja.
2. Bukan angkatan kerja
golongan yg
Pihak-pihak Dlm Hukum Ketenagakerjaan
1. Pekerja/buruh
2. Pengusaha
3. Organisasi pekerja/buruh ( SPSI, FBSI dsb)
4. Orgaisasi pengusaha ( Kadin, Apindo)
HUBUNGAN KERJA
Pengertian hubungan kerja
•
Hubungan Kerja adalah hubungan antara
pengusaha
dengan
pekerja/buruh
berdasarkan perjanjian kerja yang mempunyai
unsur pekerjaan, upah dan perintah.
Pengertian perjanjian kerja
• Perjanjian kerja yaitu suatu perjanjian antara
pekerja/buruh dan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan
kewajiban kedua belah pihak.
• Unsur-unsur dalam perjanjian kerja: 1. Pekerjaan
2. Perintah 3. Upah
Syarat sahnya perjanjian kerja
1. Kesepakatan kedua pihak
2. Kecakapan melakukan perbuatan hukum
3. Adanya pekerjaan yang dijanjikan
4. Pekerjaan yang dijanjikan tidak boleh
bertentangan dengan ketertiban umum,
Bentuk dan jangka waktu perjanjian
kerja:
Bentuk perjanjian kerja menurut Pasal 54 UU No.
13/2003 dibuat secara tertulis dan sekurang-kurangnya memuat :
a. Nama, alamat perusahaan dan jenis usaha; b. Nama, jenis kelamin, umur, alamat pekerja c. Jabatan atau jenis pekerjaan
d. Tempat kerja
e. Besarnya upah dan cara membayarnya
Kewajiban para pihak dalam perjanjian kerja
Kewajiban pekerja/buruh: 1. Melakukan pekerjaan
2. Mentaati peraturan perusahaan
3. Membayar ganti rugi dan denda apabila melakukan perbuatan yang merugikan perusahaan
Sedang kewajiban pengusaha: 1. Membayar upah
2. Memberikan istirahat/cuti
Perjanjian Perburuhan/Kesepakatan Kerja
Bersama(KKB)
• Istilah perjanjian perburuhan dikenal dalam UU No. 21/1954 ttg perjanjian perburuhan antara serikat kerja dgn majikan/pengusaha
• UU No. 13/2003 menggunakan istilah Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)
Masa berlakunya KKB dan isi KKB
• Masa berlakunya KKB dua tahun dan dapat
diperpanjang satu kali untuk paling lama satu tahun berdasarkan kesepakatan tertulis para pihak.
• Isi KKB ;
1. Hak dan kewajiban pengusaha
2. Hak dan kewajiban serikat kerja/serikat buruh serta pekerja/buruh
3. Jangka waktu dan tanggal mulai berlaku perjanjian kerja bersama
Peraturan perusahaan
• Berdasarkan UU No. 13/2003 ttg ketenagakerjaan menyatakan bahwa Peraturan perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh
pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan.
• Peraturan perusahaan dibuat secara sepihak oleh pengusaha.