• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA E-FLASHCARD BILINGUAL TERHADAP KEMAMPUAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS PADA ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA E-FLASHCARD BILINGUAL TERHADAP KEMAMPUAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS PADA ANAK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA

E-FLASHCARD BILINGUAL TERHADAP KEMAMPUAN

KOSAKATA BAHASA INGGRIS PADA ANAK

Ristauli Pintu Batu

1

, I Ketut Ardana

2

, Luh Ayu Tirtayani

3 1,3

Jurusan PG PAUD,

2

Jurusan PGSD

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: ristaulipintubatu@yahoo.co.id

1

, ketut_ardana55@yahoo.co.id

2

,

ayu.tirtayani@undiksha.co.id

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi melalui media E-Flashcard Bilingual terhadap kemampuan kosakata Bahasa Inggris pada anak kelompok B4 di TK Indra Prasta kuta Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan penelitian pre-experimental Designs. Desain eksperimen yang digunakan yaitu “one-group pretest-posttest design” Subjek penelitian adalah anak kelompok B4 di TK Indra Prasta Kuta, Objek penelitian adalah kemampuan kosakata Bahasa Inggris. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode observasi yang dilengkapi rubrik penilaian. Data observasi didapatkan dari pre-test dan post-test kelompok sampel sebelum dan sesudah diterapkannya media E-Flashcard Bilingual. Hasil analisis data pada penelitian ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan kemampuan kosakata Bahasa Inggris anak. Berdasarkan hasil analisis dapat diperoleh thitung = 17,82 pada taraf signifikansi 5% dengan dk = 44, sedangkan nilai ttabel = 2,074,

sehingga thitung = 17,82 > ttabel = 2,074. Berdasarkan kriteria penghitungan, maka thitung

adalah signifikan. Dengan demikian Ho ditolak. Adapun nilai rata-rata kemampuan

kosakata Bahasa Inggris anak pada kelompok B4 yang dibelajarkan dengan media E-Flashcard Bilingual adalah 80,8, sedangkan pada kelompok yang dibelajarkan dengan media pembelajaran konvensional adalah 64,4. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode demonstrasi melaui media E-Flashcard Bilingual terhadap kemampuan kosakata Bahasa Inggris pada anak kelompok B4 di TK Indra Prasta kuta Tahun Pelajaran 2016/2017.

Kata-kata kunci: demonstrasi, e-flashcard bilingual,kosakata Bahasa Inggris

Abstract

This study aims to determine the effect of demonstration methods through E-Flashcard Bilingual media on the ability of English vocabulary in children group B4 in Indra Prasta Kindergarten Kuta Lesson 2016/2017. This research is a research of Pre-experimental Designs. The experimental design used is "one-group pretest-posttest design" The subject of research is the child of group B4 in Indra Prasta Kindergarten Kuta, The object of research is the ability of English vocabulary. The data collection in this research is done by observation method with the assessment rubric. Observational data were obtained from the pre-test and post-test sample groups before and after the application of E-Flashcard Bilingual media. The results of data analysis in this study showed that there is an increase in the English language vocabulary skills of children. Based on the results of the analysis can be obtained tcount = 17.82 at 5% significance level with dk = 44, while the value ttabel = 2.074, so thitung = 17.82> table = 2.074. Based on the calculation

(2)

criteria, thitung is significant. Thus Ho is rejected. The average value of English children's vocabulary abilities in the B4 group that were taught by E-Flashcard Bilingual media was 80.8, while in the group taught by conventional learning media was 64.4. Thus it can be concluded that there is influence of E-Flashcard Bilingual media on the ability of English vocabulary in children group B4 in Indra Prasta Kindergarten Kuta Lesson 2016/2017.

Keywords: demonstrasi, bilingual e-flashcard, English vocabulary

PENDAHULUAN

Dalam era globalisasi ini bahasa mempunyai peran yang sangat penting, terlebih fungsi Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi dan sebagai bahasa internasional, baik lisan maupun tulisan. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah yakni

kemampuan memahami dan

menghasilkan teks lisan dan tulisan yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca, menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat.

Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional sangat penting untuk dikuasai di era globalisasi ini. Ini menjadi kebutuhan untuk mengajarinya sedini mungkin, mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak (Bee & Boyd, 2007). Mengingat kebutuhan belajar Bahasa Inggris sejak usia dini, penting bagi sekolah untuk memikirkannya persiapan dan juga perbaikan dalam menghadapi era globalisasi. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengajar secara

bilingual siswa dari tingkat taman kanak-kanak.

Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan pada tanggal 3 Februari 2017 khususnya di TK Indra Prasta Kuta, pembelajaran Bahasa Inggris pada umumnya masih bersifat konvensional. Hasil observasi data menunjukan hampir semua anak tidak memiliki kemampuan kosakata Bahasa Inggris. Dalam melakukan suatu kegiatan pembelajaran jarang sekali guru menggunakan media

yang menarik bagi anak, sehingga anak terlihat bosan dan kemampuan kosakata Bahasa anak kurang optimal serta dalam pembelajaran guru juga kurang memanfaatkan media.

Metode demonstrasi dapat memberikan ilustrasi dalam menjelaskan suatu kejadian peristiwa pada anak. Dengan metode demonstrasi guru perlu meningkatkan pemahaman melalui penglihatan dan pendengaran. Anak dapat diminta untuk memperhatikan dan mendengarkan baik semua penjelasan guru, sehingga anak lebih paham dengan cara mengerjakan sesuatu. Latif dkk (2013), metode demonstrasi adalah perolehan pengalaman belajar yang dirancang secara khusus untuk menunjukan, mengerjakan, dan menjelaskan suatu objek atau proses dari suatu peristiwa yang sedang dilakukan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan adanya suatu inovasi pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dan membuat pembelajaran lebih menyenangkan sehingga pembelajaran tersebut bermakna bagi siswa. Salah satu inovasi pembelajaran yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan Metode demonstrasi melalui media e-flashcard bilingual.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Hotimah (2010) menunjukan bahwa kemampuan kosakata Bahasa Inggris anak kelas II MI AR-Rochman Semarang Garut meningkat setelah diterapkannya media e-flashcard.

Hal ini diketahui dari nilai rata-rata yang didapat siswa pada siklus I adalah 68 dan pada siklus II mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata yang didapat siswa pada siklus II adalah 84 dan penelitian yang dilakukan oleh Tirtayani, dkk (2017)

(3)

menunjukan bahwa adanya perkembangan bahasa anak melalui media e-flashcard.

Media sangat berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di TK, termasuk meningkatkan kemampuan kosakata Bahasa Inggris pada anak usia TK, media pendidikan dapat dipergunakan

untuk membangun pemahaman

penguasaan bahasa. Untuk meningkatkan perkembangan bahasa yang belum optimal maka diperlukan suatu media lain yang dapat mempermudah anak untuk menambah penguasaan kosakata Bahasa, salah satunya menggunakan metode demonstrasi melaui media e-flashcard bilingual, karena dengan adanya bahasa komunikasi menjadi lancar.

Media menurut Fadlillah (2012:205) “pembawa informasi atau pesan pengajaran kepada peserta didik, dengan adanya media, pembelajaran akan lebih menarik, interaktif, dan menyenangkan”. Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar anak dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya, berbagai penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan media dalam pembelajaran sampai pada kesimpulan, bahwa proses dan hasil belajar pada siswa menunjukan perbedaan yang signifikan antara pembelajaran tanpa media dengan pembelajaran menggunakan media. Oleh karena itu, penggunaan media sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pembelajaran.

Menurut Sannaky (2009:4) “media pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran”. Dengan istilah mediator media menunjukan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar mengajar. Disamping itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap system pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari pendidik sampai peralatan paling canggih,

dapat disebut media. Jadi dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan dalam pengantar pesan dari pengirim kepada penerima untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat anak sehingga dapat mencapai suatu tujuan pembelajaran.

Pengertian flashcard dijelaskan oleh Riyana (2009:95) yaitu, bahwa

flashcard merupakan media yang berbentuk kartu bergambar yang dibuat dengan menggunakan foto atau gambar, pada bagian belakang terdapat keterangan dari gambar yang ada pada pada flashcard tersebut. Gunning (2013) menyatakan, “flashcard are used to teach new vocabulary and concepts a teacher should introduce a concept for example myself then lets the children discus about it then later show the children picture of parts of the body with their names to read. Artinya flashcard ialah sebuah media yang digunakan untuk belajar kosakata baru dan konsep, seorang guru memperkenalkan sebuah konsep, misalnya diri sendiri dengan membiarkan anak-anak diskusi tentang hal itu kemudian menunjukan anak-anak gambar dari bagian-bagian tubuh dengan nama lalu memberikan mereka untuk membacanya.

Media e-flashcard tergolong dalam media visual (gambar), media e-flashcard

memiliki beberapa kelebihan, sebagaimana yang diungkapkan oleh Riyana (2009:94) antara lain sudah dibawa kemana-mana; yakni dengan ukuran yang kecil e-flashcard dapat disimpan di tas. Praktis, yakni dilihat dari cara pembuatannya dan penggunaannya, media e-flashcard sangat praktis, dalam menggunakan media ini guru tidak perlu memiliki keahlian, Gampang diingat; kombinasi antara gambar dan teks cukup memudahkan siswa untuk mengenali konsep sesuatu, untuk mengetahui nama sebuah benda dapat dibantu dengan gambarnya, begitu juga sebaliknya untuk mengetahui nama sebuah benda atau konsep dengan melihat hurufnya atau teksnya.

E-flashcard Bilingual Ini adalah media grafis yang berbasis teknologi.

(4)

Selanjutnya, Media ini dirancang untuk mempermudah para guru Memberikan materi bilingual bagi siswa di taman kanak-kanak dan mendapatkan perhatian siswa juga. Media ini Dapat memberikan kenyamanan bagi para guru baik dalam mempersiapkan dan mengelola pengajaran di kelas. Di era globalisasi dan informasi ini, perkembangan media pembelajaran juga menjadi cepat. Penggunaan informasi dan teknologi dalam media pembelajaran menjadi suatu tuntutan. Namun, merancang IT Media

berbasis media membutuhkan

kemampuan khusus, namun bukan berarti media berbasis IT harus dihindari untuk digunakan. Dalam penelitian ini, media yang dikembangkan adalah e-flashcards

Dan dikategorikan sebagai media audio visual statis.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan, media e-flashcard bilingual adalah sebuah alat atau media pembelajaran yang berupa audio/visual , dengan menggunakan bahasa lebih dari satu yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, biasanya dipasang dikomputer atau dilaptop yang berisi gambar, angka, atau huruf yang bertujuan untuk memberikan informasi atau sejumlah ilmu pengetahuan, yang dapat membantu dalam meningkatkan berbagai aspek seperti : mengembangkan daya ingat, melatih kemandirian dan meningkatkan jumlah kosakata.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh metode demonstrasi melalui media e-flashcard bilingual terhadap kemampuan kosakata Bahasa Inggris pada anak kelompok B4 di TK Indra Prasta Kuta. Secara umum tujuan dalam metode demonstrasi melalui media e-flashcard bilngual ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu pendidikan anak usia dini dalam perkembangan Bahasa Inggris anak melalui proses pembelajaran yang kondusif dan efektif sehingga dapat memberikan pendidikan yang tepat bagi anak.

Kemampuan Kosakata Bahasa Inggris Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut dengan kosakata adalah arti kata, perbendaharaan kata

atau kata yang sama artinya. Kosakata adalah “Himpunan kata yang diketahui oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu Bahasa tertentu. Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata yang dimengerti orang tersebut atau semua kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Kekayaan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran dari intelegensi atau tingkat pendidikannya” maka penguasaan kosakata merupakan suatu kemampuan yang ada dalam diri seseorang untuk dapat menguasai dan

Dalam kaitannya dengan cakupan kosakata, Tarigan (2011:3) mengutarakan bahwa kosakata dasar terdiri atas:

a) Istilah kekerabatan (family); misalnya: father, mother, brother, sister, grand father, grand mother;

b) Nama-nama bagian tubuh (part of body); misalnya: nose, eye, ears, mouth;

c) Kata ganti ( pronoun), misalnya I, you, we, they, she , he, it, that, this;

d) Kata bilangan pokok (numeral); misalnya: one, two, three, four, ten, one;

e) Kata kerja pokok (verb); misalnya:

drinking, eatimg, sleeping, watching;

f) Kata keadaan pokok (adjective); misalnya: rich, poor, clever, stupid, dirty, hungry, lazy, diligent.

g) Benda-benda universal; misalnya:

land, water, month, plant, animal.

Memahami mengenai suatu kata yang menjadi dasar dalam berkomunikasi yang telah diketahui oleh setiap orang. Kata-kata tersebut dipelajari, dihafalkan, dipahami dan digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional dan dijadikan sebagai alat untuk berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Kemampuan

(5)

O

1

X O

2

berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah yakni kemampuan memahami dan menghasilkan teks lisan dan tulisan yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca, menulis. Hal yang diukur dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan kosakata Bahasa Inggris pada anak. METODE

Penelitian ini dilaksanakan di TK Indra Prasta Kuta, Badung Bali di jalan By Pass Ngurah Rai. Pemilihan TK Indra Prasta Kuta sebagai tempat penelitian karena keterjangkauan dan kelayakan. Keterjangkauan dalam arti tempat penelitian mudah dijangkau oleh peneliti, serta kelayakan dalam arti di TK Indra Prasta Kuta belum pernah dilakukan penelitian yang sama dengan penelitian ini.

Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan penelitian Pre-experimental Designs, dikatakan Pre-experimental Designs, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variable kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.

Desain eksperimen yang digunakan yaitu “one-group pretest-posttest design” pada desain ini terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

Rancangan penelitian one-group pretest-posttest design

(Sugiyono, 2011:111)

Keterangan :

O1 = Nilai Pre test (sebelum diberi

perlakuan)

O2 = Nilai Post test (setelah diberi

perlakuan)

X = Treatment yang diberikan (Variabel Independen) Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini terdiri tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan dan akhir eksperimen. Adapun uraian dari setiap tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Tahap persiapan penelitian metode demonstrasi melalui media e-flashcard bilingual

2. Tahap pelaksanaan penelitian metode demonstrasi melalui media e-flashcard bilingual

3. Tahap pengakhiran penelitian metode demonstrasi melalui media e-flashcard bilingual

Dalam penelitian ini untuk menentukan subjek penelitian langkah awal dalam penelitian ini adalah menentukan populasi yang akan diteliti. Populasi merupakan keseluruhan dari objek, orang, peristiwa, atau sejenisnya yang menjadi perhatian dan kajian dalam penelitian. Setyosari (2015) menyatakan,

“A population is defined as all members of any well-defined class of people, events, or objects.” Atau, “The larger group about which the generalization is made is called a population.” Artinya, bahwa populasi itu merupakan kelompok yang lebih besar jumlahnya dan biasanya yang dipakai untuk menggeneralisasi hasil penelitian. Sedangkan Agung (2014:69) menyatakan, populasi adalah keseluruhan objek dalam suatu penelitian.

Setelah mengetahui populasi langkah selanjutnya adalah menentukan sampel penelitian. Perwakilan dari populasi yang mewakili seluruh populasi disebut sampel. Menurut Agung (2014:69), sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil, yang dianggap mewakili seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa sampel merupakan bagian dari jumlah dan ciri- ciri yang dimiliki oleh populasi.

(6)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang hendak diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah anak kelompok B4 yang berjumlah 23 orang, terdiri dari 15 orang anak laki-laki dan 8 orang anak perempuan di TK Indra Prasta Kuta Tahun Pelajaran 2016/2017, sampel bertujuan untuk menghemat waktu, tenaga, dan biaya dalam melakukan penelitian.

Dalam penelitian ini sampel yang dipilih adalah sampel jenuh. Dimana “sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang (Sugiyono, 2012:85).

Faktor yang dapat memengaruhi hasil penelitian adalah adanya validitas internal yang meliputi sejarah, kematangan, pemberian pre-test, pengaruh penggunaan instrumen, Regresi Statistik, dan mortalitas. Selain validitas internal, validitas lain yang memengaruhi hasil penelitian adalah validitas eksternal. “validitas eksternal (external validity)

merujuk pada generalisasi atau representasi temuan-temuan penelitian yang berkenaan dengan seberapa jauh kita dapat mengeneralisasi hasil penelitian diluar latar penelitian” (setyosari, 2013:192). Menurut Emzir (2012: 79) “ancaman terhadap validitas eksternal dapat memberikan hasil yang signifikan didalam suatu kelompok sampel, tetapi tidak dapat digeneralisasikan untuk populasi yang lebih luas”. Beberapa ancaman yang berkaitan dengan validitas eksternal meliputi interaksi antara perlakuan dan orang, interaksi antara perlakuan dan latar, serta interaksi antara perlakuan dan waktu. Validitas eksternal pada penelitian dapat dikontrol dengan cara melaksanakan pengamatan dan wawancara secara kualitatif yang menyatakan bahwa tidak ada orang-orang dan latar tertentu atau khusus dan peristiwa-peristiwa historis yang dapat menghambat generalisasi hasil penelitian. Selain itu agar lebih mudah mengontrol ancaman validitas eksternal dilakukan dengan membatasi populasi. Pada

penelitian ini menggunakan populasi anak TK Indra Prasta Kuta Kelompok B4.

Penelitian ini dilakukan sebanyak 8 pertemuan, masing-masing pertemuan 1x60 menit. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti bekerja sama dengan seluruh warga TK Indra Prasta Kuta. Penelitian ini dilaksanakan minggu ke dua dibulan Mei 2017.

Penelitian ini dilaksanakan dalam II perlakuan, yaitu pre-test dan post test. Tema yang digunakan pada saat penelitian ini berlangsung, mengikuti tema yang di terapkan oleh sekolah yaitu tema rekreasi dengan sub tema kendaraan. Data yang dikumpulkan adalah data tentang kemampuan kosakata Bahasa Inggris dengan menerapkan metode demonstrasi melalui media e-flashcard bilingual. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2017.

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini mencakup variabel terikat dan variabel bebas. “Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari” Sugiyono (2012: 38). “variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian” (Setyosary, 2015:60). Jadi dapat disimpulkan variabel adalah sesuatu yang dipilih oleh peneliti yang akan menjadi titik perhatian yang akan dipelajari oleh peneliti.

Untuk menggambarkan secara lebih operasional variabel dalam penelitian ini terdapat 2 variabel. Variabel terikat (Dependen) sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Menurut Sugiyono (2011:61) “variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan kosakata Bahasa Inggris anak. Menurut Sugiyono (2011:61) ”Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen”. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode demonstrasi melalui media e-flashcard bilingual.

(7)

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kemampuan kosakata Bahasa Inggris pada anak kelompok B4 di TK Indra Prasta Kuta Tahun Pelajaran 2016/2017. “Metode pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari dari penelitian adalah mendapatkan data” (Sugiyono, 2011:308). Selain metode tes, pengumpulan data dapat dilakukan dengan metode non tes. Dalam penelitian ini yang merupakan metode pengumpulan data melalui metode observasi. ”Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung dan sistematis” (Agung, 2014:94). Metode observasi digunakan untuk memperoleh data kemampuan kosakata Bahasa Inggris anak.

Data observasi didapatkan dari

pre-test dan post-test kelompok sampel sebelum dan sesudah diterapkannya metode demonstrasi melalui media E-Flashcard Bilingual. Data observasi kemampuan kosakata Bahasa Inggris pada anak merupakan jenis data yang bersifat kuantatif (menghasilkan data berupa angka). Kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan pada anak kelompok B4 di TK Indra Prasta Kuta Tahun Pelajaran 2016/2017

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian adalah teknik analisis statistik inferensial. Analisis statistik inferensial ialah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumus-rumus statistik inferensial untuk menguji suatu hipotesis penelitian yang diajukan peneliti dan kesimpulan ditarik berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis (Agung, 2014). Teknik analisis data yang dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis

Setelah perhitungan selesai kemudian dilakukan uji signifikasi yaitu dengan cara membandingkan antara thit

yang diperoleh dan ttab. Dengan kriteria

jika harga thitung dari harga ttabel, maka H0

diterima dan Ha ditolak, dan jika harga

thitung dari harga ttabel maka H0 ditolak dan

Ha diterima. Pada taraf signifikan 5%

dengan dk = n1+n2-2.

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah:

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan

kemampuan kosakata Bahasa Inggris anak sebelum dan sesudah diterapkan metode demonstrasi melaui media E-Flashcard Bilingual

pada anak kelompok B4 TK Indra Prasta Kuta Tahun Pelajaran 2016/2017.

H0 :Tidak terdapat pengaruh yang

signifikan kemampuan kosakata Bahasa Inggris anak sebelum dan sesudah diterapkan metode demonstrasi media E-Flashcard Bilingual pada anak kelompok B4 TK Indra Prasta Kuta Tahun Pelajaran 2016/2017.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Desain eksperimen yang digunakan yaitu “one-group pretest-posttest design” pada desain ini terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

Berdasarkan hasil analisis dan penelitian yang telah dilaksanakan dalam dua jenis penelitian yakni pre test dan post test menunjukan terjadinya peningkatan kemampuan kosakata Bahasa Inggris anak kelompok B4 TK Indra Prasta Kuta dengan menerapkan metode demonstrasi melalui media e-flashcard bilingual. Hal ini dapat dilihat dari skor sebelum diberikan perlakuan dan skor setelah diberi perlaku, sehingga terdapat peningkatan pada kemampuan kosakata Bahasa Inggris pada anak kelompok B4 TK Indra Prasta Kuta.

Secara umum pada kelompok B4 setelah diberi perlakuan mengalami peningkatan. Skor terendah saat pre-test

adalah 55, setelah diberi perlakuan skor

post test terendah menjadi 73. Skor tertinggi pre test adalah 80, setelah diberi perlakuan skor post test menjadi 95. Berdasarkan data hasil penelitian dapat

(8)

diketahui bahwa nilai siswa mengalami peningkatan.

Berdasarkan taraf signifikan 5% n1

= 23 n2 = 23 diperoleh harga ttabel = 2,074

sedangkan thitung = 17,82. Ini berarti bahwa

thitung > ttabel, berarti tob adalah signifikan.

Dengan demikian Hipotetis nol ditolak. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan wali kelas B4 di TK Indra Prasta Kuta, diketahui bahwa penguasaan kosakata Bahasa Inggris anak belum optimal. Pada proses pembelajaran di Kelompok B4 masih belum mengerti sama sekali bahasa inggris yang ada disekitarnya sehingga anak-anak merasa sulit pada saat pembelajaran Bahasa Inggris. Hal ini tentunya memberikan pengaruh terhadap pencapaian hasil belajar siswa.

Sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut yang dihadapi guru dan siswa dilapangan, perlu dipandang bahwa perlunya inovasi dalam pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa inggris agar tercipta suasana belajar yang bermakna serta membuat siswa menjadi aktif sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya. Salah satu inovasi yang diterapkan oleh peneliti yaitu dengan menerapkan metode demonstrasi melalui media e-flashcard bilingual dengan tujuan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran terhadap kemampuan kosakata Bahasa Inggris anak.

Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Media berasal dari Bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium. Sadiman, dkk (2011:7) menyatakan “media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya”. Media hendaknya dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca.

Media e-flashcard bilingual adalah sebuah alat atau media pembelajaran yang berupa audio/visual , dimana bahasa yang dipakai ialah bahasa lebih dari satu yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, biasanya dipasang dikomputer atau dilaptop yang berisi gambar, angka, atau huruf yang bertujuan untuk

memberikan informasi atau sejumlah ilmu pengetahuan, yang dapat membantu dalam meningkatkan berbagai aspek seperti : mengembangkan daya ingat, melatih kemandirian dan meningkatkan jumlah kosakata.

Berdasarkan hasil analisis dan penelitian yang telah dilaksanakan dalam dua jenis penelitian yakni pr- test dan post test menunjukan terjadinya peningkatan kemampuan kosakata Bahasa Inggris anak kelompok B4 TK Indra Prasta Kuta dengan menerapkan metode demonstrasi melalui media e-flashcard bilingual. Hal ini dapat dilihat dari skor sebelum diberikan perlakuan dan skor setelah diberi perlakuan, sehingga terdapat peningkatan pada kemampuan kosakata Bahasa Inggris pada anak kelompok B4 TK Indra Prasta Kuta.

Peningkatan ini dikarenakan dengan menerapkan media e-flashcard bilingual sehingga terjadi peningkatan kemampuan kosakata Bahasa Inggris anak. Hasil ini didukung oleh pendapat Riyana (2009:94) yang menyatakan kelebihan dari media pembelajaran e-flashcard adalah mudah dibawah kemana-mana, praktis, gampang diingat; kombinasi gambar dan teks cukup memudahkan siswa untuk mengenali konsep sesuatu, untuk mengetahui nama sebuah benda dapat dibantu dengan gambarnya, begitu juga sebaliknya untuk mengetahui nama sebuah benda atau konsep dengan melihat hurufnya atau teksnya.

Hal ini menunjukan bahwa penerapan media e-flashcard bilingual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan kosakata Bahasa Inggris pada anak Kelompok B4 TK Indra Prasta KutaTahun Ajaran 2016/2017.

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis dan penelitian di Bab IV yang telah dilaksanakan dalam dua jenis penelitian yakni pre-test dan post test menunjukan terjadinya peningkatan kemampuan kosakata Bahasa Inggris anak kelompok B4 TK Indra Prasta Kuta dengan menerapkan media pembelajaran

(9)

e-flashcard bilingual. Hal ini dapat dilihat dari skor sebelum diberikan perlakuan dan skor setelah diberi perlaku, sehingga terdapat peningkatan pada kemampuan kosakata Bahasa Inggris pada anak kelompok B4 TK Indra Prasta Kuta.

Secara umum pada kelompok B4 setelah diberi perlakuan mengalami peningkatan. Skor terendah saat pr- test

adalah 55, setelah diberi perlakuan skor

post test terendah menjadi 73. Skor tertinggi pre test adalah 80, setelah diberi perlakuan skor post test menjadi 95. Berdasarkan data hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai siswa mengalami peningkatan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode demonstrasi melaui media e-flashcard bilingual

terhadap kemampuan kosakata Bahasa Inggris pada anak kelompok B4 TK Indra Prasta Kuta. Hal ini terlihat dari skor sebelum diberikan perlakuan dan skor setelah diberi perlaku, sehingga terdapat peningkatan pada kemampuan kosakata

Bahasa Inggris pada anak kelompok B4 TK Indra Prasta Kuta, dengan taraf signifikan 5% n1 = 23 n2 = 23

diperoleh harga ttabel = 2,074 sedangkan

thitung = 17,82. Ini berarti bahwa thitung > ttabel,

berarti tob adalah signifikan. Dengan

demikian Hipotetis nol ditolak.

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dipaparkan maka saran dapat ditujukan pada pihak-pihak sebagai berikut. Kepada guru, agar dapat semakin kreatif dalam menerapkan media pembelajaran yang akan digunakan untuk dapat meningkatkan kemampuan kosakata Bahasa Inggris anak. Kepada kepala TK, agar dapat mengambil kebijakan yang paling tepat untuk membina guru-guru disekolah yang dipimpinya dalam menerapkan media pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan kosakata Bahasa Inggris anak. Kepada peneliti lain, yang akan melakukan penelitian lebih lanjut terkait perkembangan Bahasa Inggris dengan penelitian ini dapat menjadi acuan atau referensi untuk melaksanakan penelitian yang lebih kreatif dan inovatif serta dapat mengoptimalkan kemampuan kosakata Bahasa Inggris anak.

DAFTAR PUSTAKA

Agung. A. A. Gede. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Buku Ajar Metedologi Pendidikan. Singaraja: Undiksha.

Bee, H. & Boyd, D. 2007. The Developing Child. 11 edition. Boston: Allyn and Bacon

Empit Hotimah. 2010. Pengaruh Media Flashcard Terhadap Peningkatan Kosakata Bahasa Inggris Anak Kelas II Mi Ar-Rochman Semarang Garut. Fakultas Pendidikan Islam dan Kguruan, Universitas Garut Fadlillah, Muhammad. 2012. Desain

Pembelajaran PAUD. Jogjakarta: Ar. Ruzz Media.

Gunning Thomas G. 2013. Creative Literacy Instruction for All Students. New York NY: Pearson.

Latif, mukhtar, dkk 2013. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: kencana Prenada Media Group

Sadiman, dkk. 2006. Media Pendidikan: Pengertian, Pemgembangan, dan Pemanfaatannya.Jakarta: PT Raja Grafindo.

Sannaky, Hujar AH, 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press.

Setyosary, Punaji. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Prenamedia Group.

---,2015. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Prenamedia Group.

Susilana, R, dan Riyana, C. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

(10)

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

---,2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tarigan, H 2011. Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tirtayani, L.A., dkk. 2017. Teacher Friendly e-flashcards: Development of Bilingual Learning Media for Young Learner. Journal of education technology, Vol. 1(1).

Tersedia pada

https://ejournal.undiksha.ac.id/inde

Referensi

Dokumen terkait

Adapun hasil wawancara dengan manajer koperasi Tirta Dharma Khatulistiwa PDAM Kota Pontianak pada hari/tanggal : Rabu, 10 Mei 2017, Waktu : 09.25 WIB, Tempat :

Melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan menggali informasi dari berbagai sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah informasi, diharapkan siswa

8 tahun 2010 yang telah berdasarkan peraturan yang lebih tinggi tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, membawa perubahan besar dalam pemungutan Bea Perolehan Hak atas Tanah

Beberapa penelitian mengemukakan bahwa sumber pesan yang berasal dari operator atau instansi yang memiliki kredibilitas akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap SMS

Insomnia adalah suatu gangguan tidur yang dialami oleh penderita dengan gejala- gejala selalu merasa letih dan lelah sepanjang hari dan secara terus menerus

Untuk mengetahui atau menganalisis variabel bebas produk, harga, promosi, distribusi, orang, proses dan pelayanan yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap

Kaspersky Endpoint Security adalah solusi keamanan digital terpadu untuk bisnis, yang melindungi perangkat yang menjalankan Microsoft Windows, Mac OS X atau Linux

Independensi komite audit, independensi dewan komisaris, kepemilikan manajerial, jumlah rapat dewan komisaris, dan jumlah rapat komite audit tidak berpengaruh