Minggu, 01 Januari 2012 Minggu, 01 Januari 2012
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR-NUTRITION CARE PROSES (NCP) PADA KASUS PENYAKIT PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR-NUTRITION CARE PROSES (NCP) PADA KASUS PENYAKIT DALAM DEWASA DENGAN DM, TB PARU, DAN HHD
DALAM DEWASA DENGAN DM, TB PARU, DAN HHD
1
1 Judul KasusJudul Kasus
Proses Asuhan Gizi Terstandar Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2,
Proses Asuhan Gizi Terstandar Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2, Tb Paru, Hipertensi HeartTb Paru, Hipertensi Heart Desease (HHD), Di Ruang Dewasa Gayatri Rs Dr. Marzoeki Mahdi 2011
Desease (HHD), Di Ruang Dewasa Gayatri Rs Dr. Marzoeki Mahdi 2011 2
2 Gambaran Umum PasienGambaran Umum Pasien 1.
1. Nama Pasien Nama Pasien : Tn. TJ: Tn. TJ 2.
2. Umur Umur : : 56 56 tahuntahun 3.
3. Jenis Jenis Kelamin Kelamin : : Laki-lakiLaki-laki 4.
4. Suku Suku Bangsa Bangsa : : SundaSunda 5.
5. Status Status Perkawinan Perkawinan : : menikahmenikah 6.
6. Tanggal Tanggal masuk masuk RS RS : : 20 20 November November 20112011 7.
7. Diagnosa Diagnosa Medis Medis : : DM DM 2, 2, HHD, HHD, TB TB ParuParu 8.
8. Terapi Terapi diet diet yang yang diberikan diberikan : : Diet Diet DM DM 17001700 9.
9. Tanggal Tanggal menjadi menjadi kasus kasus : : tanggal tanggal 25 25 November November 20112011 3.
3. Proses Asuhan GiziProses Asuhan Gizi 3.1
3.1 Assesment GiziAssesment Gizi 1.
1. Riwayat PersonalRiwayat Personal
Pasien adalah seorang ayah dari 5 orang anak dan mempunyai 1 orang istri. Pernah bekerja di Pasien adalah seorang ayah dari 5 orang anak dan mempunyai 1 orang istri. Pernah bekerja di labor
laboratoriatorium um hama tanaman dan hama tanaman dan terkaterkadang terjun ke dang terjun ke lapanglapangan. an. Saat masih bekerja BB Saat masih bekerja BB mencapmencapai 80ai 80 kg. Setelah pensiun aktifitasnya lebih banyak di rumah dengan mengurus tanaman di rumahnya. kg. Setelah pensiun aktifitasnya lebih banyak di rumah dengan mengurus tanaman di rumahnya. Pasien merupakan pensiunan dari sebuah lembaga penelitian hama tanaman bagian laboretorium, Pasien merupakan pensiunan dari sebuah lembaga penelitian hama tanaman bagian laboretorium, Balitro, Bogor. Istri pasien juga bekerja di tempat yang sama dan masih aktif.
Balitro, Bogor. Istri pasien juga bekerja di tempat yang sama dan masih aktif. 2.
2. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat Penyakit Dahulu Pas
Pasien ien tidtidak ak perpernah nah perperiksiksa a keskesehaehatan tan sebsebeluelumnymnya, a, barbaru u pada pada tahtahun un 2009 2009 PasPasien ien diddidiagiagnosnosaa mengidap Diabetes Melitus, Hipertensi, jantung bermasalah, dan Tuberculosis Paru. Pasien pernah mengidap Diabetes Melitus, Hipertensi, jantung bermasalah, dan Tuberculosis Paru. Pasien pernah diraw
dirawat di at di RS Marzoeki Mahdi sebelumRS Marzoeki Mahdi sebelumnya sebanyak 3 nya sebanyak 3 kali dengan keluhan yang sama, yaitu kali dengan keluhan yang sama, yaitu sesak sesak nafas dan lemas akibat gula dara
nafas dan lemas akibat gula darah dan h dan tekanatekanan darah meningkat. Saat masuk RS MM yang ke n darah meningkat. Saat masuk RS MM yang ke 2 kali2 kali pasien dirujuk untuk melakukan pembedahan ginjal karena terdapat batu endapan sepanjang 6
pasien dirujuk untuk melakukan pembedahan ginjal karena terdapat batu endapan sepanjang 6 cm.cm. 3.
3. Riwayat Penyakit SekarangRiwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengalami sesak nafas dan lemas hingga
Pasien mengalami sesak nafas dan lemas hingga tidak mampu berdiri H-1 MRStidak mampu berdiri H-1 MRS 4.
4. Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat Penyakit Keluarga
Pasien tidak memiliki riwayat Hipertensi dan Diabetes Melitus di keluarganya Pasien tidak memiliki riwayat Hipertensi dan Diabetes Melitus di keluarganya 5.
5. Riwayat GiziRiwayat Gizi a.
a. Sebelum SakitSebelum Sakit
Pasien memiliki kebiasaan makanan yang teratur dan tepat waktu dalam minum obat. Pasien juga Pasien memiliki kebiasaan makanan yang teratur dan tepat waktu dalam minum obat. Pasien juga memi
memiliki kebiasaan banyak minum liki kebiasaan banyak minum air, tidak merokok, dan air, tidak merokok, dan tidak minum kopi. Sebelum tidak minum kopi. Sebelum di diagnosadi diagnosa mengidap penyakit, saat masih bekerja, Pasien menyukai makanan manis, masakan yang digoreng mengidap penyakit, saat masih bekerja, Pasien menyukai makanan manis, masakan yang digoreng atau bersantan dan serta porsi nasi 3 k
atau bersantan dan serta porsi nasi 3 kali porsi makan orang biasa, sekitar 3-4 penukar ali porsi makan orang biasa, sekitar 3-4 penukar nasi.nasi.
Pada tahun 2009, setelah didiagnosa dokter, pasien mulai mengurangi makanan-makanan manis, Pada tahun 2009, setelah didiagnosa dokter, pasien mulai mengurangi makanan-makanan manis, namun porsi nasi tiap kali makan masih sama seperti biasanya. selain itu, pasien juga masih suka namun porsi nasi tiap kali makan masih sama seperti biasanya. selain itu, pasien juga masih suka jajan makanan
jajan makanan lain yang lain yang berat seperti baso berat seperti baso atau mie atau mie ayam berdekatan ayam berdekatan dengan makan dengan makan nasi. Anamnesanasi. Anamnesa asupan sebelum sakit dalam 1 hari yaitu, nasi 9p, lauk hewani 5p, sayur 3p, nabati 2p, buah 2p, asupan sebelum sakit dalam 1 hari yaitu, nasi 9p, lauk hewani 5p, sayur 3p, nabati 2p, buah 2p, minyak 7p, santan 2p, ditambah dengan jajanan berupa mie ayam dan bakso masing-masing 1 porsi. minyak 7p, santan 2p, ditambah dengan jajanan berupa mie ayam dan bakso masing-masing 1 porsi. Asupan total per hari ialah Energi 3037 kkal, protein 112g (15%), lemak 66g (20%), dan KH 481 g Asupan total per hari ialah Energi 3037 kkal, protein 112g (15%), lemak 66g (20%), dan KH 481 g (63%).
b.
b. Pada Saat SakitPada Saat Sakit
Proses asuhan gizi pada pasien TJ dilakukan setelah pasien dirawat 5 hari di RS. Awal masuk RS, Proses asuhan gizi pada pasien TJ dilakukan setelah pasien dirawat 5 hari di RS. Awal masuk RS, nafsu makan pasien masih tergolong baik
nafsu makan pasien masih tergolong baik meski sedikimeski sedikit t berkurberkurang akibat ang akibat sesasesak k nafasnafas. . Nafsu makanNafsu makan pasien
pasien meurun meurun sejak sejak 2 2 hari hari lalu lalu atau atau 3 3 hari hari setelah setelah masuk masuk RS. RS. Penurunan Penurunan nafsu nafsu makan makan ini ini berawalberawal dari adanya sesak nafas saat akan makan sehingga pasien menjadi malas makan. Lama kelamaan dari adanya sesak nafas saat akan makan sehingga pasien menjadi malas makan. Lama kelamaan pasien yang kurang asupan menjadi lemas dan nafsu makan menurun.
pasien yang kurang asupan menjadi lemas dan nafsu makan menurun. Hasil anamnesa asupan hari keHasil anamnesa asupan hari ke 6 setelah masuk Rumah Sakit, tanggal 25 November 2011, dibandingkan dengan kebutuhan adalah 6 setelah masuk Rumah Sakit, tanggal 25 November 2011, dibandingkan dengan kebutuhan adalah Energi = 495 kkal (18.5%), Protein 18g (13.5%), Lemak = 22 g (29.7%), Karbohidrat= 54 g (14.7%). Energi = 495 kkal (18.5%), Protein 18g (13.5%), Lemak = 22 g (29.7%), Karbohidrat= 54 g (14.7%). 6.
6. Pengkajian Data Antropometri :Pengkajian Data Antropometri : a.
a. BB BB saat saat masuk masuk RS RS = = 70 70 kgkg b. b. BB BB aktual aktual = = 69 69 kgkg c. c. BBI BBI = = 56 56 kgkg d. d. BB BB nyaman nyaman = = 62 62 kgkg e. e. TB TB = = 156 156 cmcm f. f. LLA LLA = = 32 32 cmcm g. g. TL TL = = 47 47 cmcm h.
h. Status Gizi :Status Gizi :
•
• IMT : 27.9 kg/mIMT : 27.9 kg/m22 (overweight)(overweight)
Penilaian
Penilaian : : Status Status Gizi Gizi pasien pasien adalah adalah kelebihan kelebihan berat berat badanbadan 7.
7. Pengkajian Data Biokimia :Pengkajian Data Biokimia : No No 201111201111 211111211111 221111221111 231111231111 241111241111 251111251111 0 066..0000 -- 116655 116666 112233 116600 112233 1 111..0000 -- 112211 111177 111199 111199 111133 1 166..0000 118877 112277 116600 115599 111144 113366 Penilaian
Penilaian:: Gula darah tinggiGula darah tinggi 8.
8. Pengkajian Data Pemeriksaan Klinis Fisik:Pengkajian Data Pemeriksaan Klinis Fisik: a.
a. Hasil Pemeriksaan klinik adalah sebagai berikut :Hasil Pemeriksaan klinik adalah sebagai berikut : adalah sebagai berikut :
adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Tabel 2.
Hasil Pemeriksaan Klinik (29-11-2011) Hasil Pemeriksaan Klinik (29-11-2011)
JJeenniis s PPeemmeerriikkssaaaann HHaassiill Niillaai N i RRuujjuukkaann IInntteerrpprreessttaassii 1.Tekanan darah 1.Tekanan darah 2. Nadi 2. Nadi 3. Suhu 3. Suhu 4. Respirasi 4. Respirasi 140/100 mmHg 140/100 mmHg 84 x/menit 84 x/menit 36.9 36.900CC 28 x/menit 28 x/menit 120/80 mmHg 120/80 mmHg 80-100x/menit 80-100x/menit 36-37,2 36-37,200CC 19-36 x/menit 19-36 x/menit Tinggi Tinggi Normal Normal Normal Normal Cepat Cepat Penilaian : Hipertensi, respirasi cepat
Penilaian : Hipertensi, respirasi cepat
b.
b. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik Keadaan
Keadaan Umum Umum : : Compos Compos Mentis, Mentis, lemas, lemas, sesak sesak nafas, nafas, kehilangan kehilangan lemak lemak subkutan, subkutan, badan badan masihmasih gemuk.
gemuk.
Penilaian : lemas, sesak nafas, terjadi penurunan BB Penilaian : lemas, sesak nafas, terjadi penurunan BB 3.2
3.2 Diagnosa GiziDiagnosa Gizi 1.
1. Domain Asupan:Domain Asupan: Inadequate
Inadequate oral oral intakeintake berhubberhubungan dengan ungan dengan penurupenurunan nafsu nan nafsu makan ditandai dengan asupan makan ditandai dengan asupan energienergi 18.5% dari kebutuhan aktualnya.
18.5% dari kebutuhan aktualnya. 2.
2. Domain Klinis:Domain Klinis: a.
a. Penurunan berat badan tidak diharapkan berhubungan dengan kurangnya asupan ditandai denganPenurunan berat badan tidak diharapkan berhubungan dengan kurangnya asupan ditandai dengan penurunan 1 kg BB setelah 2 hari menolak makanan RS.
penurunan 1 kg BB setelah 2 hari menolak makanan RS. b.
b. PeningkPeningkatan kadar atan kadar gula darah gula darah berhubberhubungan dengan ungan dengan penyakipenyakit t DiabetDiabetes es MelitMelitus us ditandditandai dengan ai dengan gulagula darah sewaktu mencapai 160 g/dl.
3. Domain Behaviour:
Kekeliruan pola makan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai gizi dan penyakitnya ditandai dengan makan 3p nasi tiap kali makan.
3.3 Intervensi Gizi 1. Tujuan Diet
a. Memberikan makanan yang adequate sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien untuk menjaga BB klien agar tidak terjadi penurunan secara cepat dan menjaga kondisi pasien agar tidak lemas. b. Memberikan edukasi dan konseling gizi sesuai dengan diet yang diberikan.
c. Menjaga kadar gula darah pasien.
d. Mengembalikan kemauan pasien untuk makan makanan yang diberikan RS. 2. Preskripsi Diet
a. Jenis Diet : Diet DM 1700 kkal
b. Bentuk makanan : Lunak
c. Frekuensi Pemberian : 3 kali makanan utama dan 2 kali makanan selingan.
d. Rute makanan : oral
3. Prinsip dan Syarat
a. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan BB normal. Kebutuhan basal psien 30 kkal/kgBB nyaman, yaitu 30kkal/kg x 56kg= 1680 kkal – FU= 1680 kkal – 5%= 1680-84= 1596 kkal, kemudian dikalikan FA dan FS menjadi 2490 kkal.
b. Makanan dibagi dalam 3 porsi besar, yaitu makan pagi 498 kkal (20%), siang 747 kkal (30%), dan sore 623 kkal (25%), serta porsi kecil untuk selingan (masing-masing 10%, 249 kkal)
c. Protein diberikan tinggi terkait infeksi TB paru, yaitu 20% dari Energi Total, 124 gram
d. Lemak diberikan sedang, yaitu 25% dari Energi Total, 69 gram, dalam bentuk <10% dari kebutuhan berasal dari lemak jenuh, 10% dari lemak jenuh ganda, dan sisanya lemak jenuh tunggal
e. Karbohidrat 55% dari Energi Total, 342 gram
f. Vitamin dan mineral sesuai RDA ( Recomennended Dietary allowance) 4. Perhitungan Kebutuhan
Perhitungan kebutuhan Energi menggunakan REE (Recommended Energi Expenditure) dengan rumus Diet DM: BMR = 30 kkal/kg x BB nyaman = 30 kkal/kg x 56 kg = 1680 kkal BMR = 1680- 5%= 1800-90= 1596 kkal Energi total = BMR x FA x FS = 1596 x 1,2 x 1,3 =2490 kkal Kebutuhan Protein
20% dari Energi Total = 124 gram Kebutuhan Lemak
25% dari Energi Total = 69 gram Kebutuhan Karbohidrat
55% dari Energi Total = 342 gram 5. Rancangan Diet
Diit yang dirancang untuk pasien TJ adalah diit DM 1700 kkal diberikan secara bertahap dimulai dari 1300 kkal melihat kemampuan makan pasien. Rincian perencanaan diit pasien tahap awal, ialah sbb: Energi 1300 kkal; protein 65 g (20% E.tot); Lemak 36 g (25% E.tot); dan KH 179 g (55% E.tot). Karena kondisi penyakit, selain mendapat nutrisi secara oral, dokter yang menangani pasien TJ memberikan nutrisi mineral secara parenteral berupa infus ringer laktat yang tidak mengandung
energi. Dalam diit juga dimasukkan susu DM untuk menambah asupannya. Rancangan diet nya adalah sbb:
Tabel 3.
Jumlah Kebutuhan Energi dan Karbohidrat Berdasarkan Route Pemberian
Rute Pemberian Energi (Kkal) Karbohidrat (gram)
Oral 1300 179
Jumlah Kebutuhan 1300 179
Adapun rancangan diet yang akan diberikan kepada pasien, dapat dilihat pada table berikut ini : Tabel 4
Rancangan Diit tanggal 26 November 2011 Jenis Makanan Penukar Energi (Kkal) Protein (gram) Lemak (gram) KH (gram) Tim 1 3/4 306 7 - 70 L.Hewani 3 175 21 9 -L.Nabati 3 225 15 9 21 Sayur 3 75 3 - 15 Buah 2 100 - - 24 Minyak 2 100 - 10 -Snack 2 100 6 1 10 Susu DM 1 250 9 7 39 JUMLAH 1331 62 36 179 Toleransi (+/-) +2% -5% 0% 0%
Berikut ini adalah tabel Distrubusi makanan sehari: Tabel 5
Distribusi Makanan Sehari
Waktu Makan Jenis Makanan Ukuran(Penukar)
Pagi Tim L.Hewani Sayur Minyak ½ 1 1 ½ Snack Pagi Bolu 1 Siang Tim L.Hewani L.Nabati Sayur Minyak Buah ¾ 1 1 1 1 1
Snack sore Pudding DM 1
Susu DM Nutren Diabetik 1
Sore Tim L.Hewani L.Nabati Sayur Minyak Buah ½ 1 1 1 ½ 1 6. Rencana Monitoring dan Evaluasi
Indikator yang dimonitor untuk melihat perkembangan pasien meliputi : a. Monitoring asupan makanan
b. Monitoring perkembangan berat badan/Status Gizi c. Monitoring kadar gula darah
d. Monitoring perkembangan fisik dan klinis: Tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu tubuh, dan keluhan lain seperti sesak
Tema : Diet DM
Media :Leaflet DM dan Daftar Bahan Makanan Penukar Sasaran : Pasien dan Istri
Tempat : Ruang Gayatri kelas II Waktu : ± 20 menit
Metode : Bed Side Teaching , Tanya Jawab dan motivasi Isi Materi :
• Penjelasan tentang penyakit
• Penjelasan tentang tujuan pemberian diet
• Penjelasan tentang prinsip dan syarat pemberian makana n sesuai kondisi pasien
• Penjelasan tentang pengaturan dan pemilihan bahan makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan. • Motivasi makan
8. Implementasi
Berikut ini adalah implementasi dalam proses asuhan gizi terstandar pada pasien TJ:
a. Mencatat menu makanan.
b. Memporsi makanan dengan cara menimbang makanan berupa bubur, sumber hewani, nabati, sayur dan buah serta snack pada saat makan pagi, snack pagi, makan siang, dan makan sore. Kemudian, mencatat hasil penimbangan masing-masing jenis bahan makanan sebelum disajikan kepada pasien. c. Melakukan penimbangan sisa makanan yang tidak termakan pasien dan mencatat hasil
penimbangan tersebut, jika ada sisa makanan sore yang tidak dikonsumsi pasien, sisa tersebut disimpan dalam plastik untuk kemudian ditimbang esok pagi atau ditanyakan secara kualitatif berdasarkan perkiraan jumlah.
d. Menghitung dan mencatat selisih penimbangan awal dan penimbangan sisa makanan pasien juga mencatat makanan lain yang dikonsumsi pasien diluar diet yang diberikan rumah sakit. Hasilnya merupakan asupan makanan pasien secara keseluruhan pada 1 hari pengamatan.
e. Mencatat makanan lain dari luar yang dikonsumsi oleh pasien dan memasukkannya dalam perhitungan asupan.
f. Mengganti makanan sesuai daya terima pasien
g. Memberikan motivasi dan edukasi gizi berupa penatalaksanaan diet sesuai dengan kondisi pasien dan penyakitnya pada saat pasien akan pulang dan menyarankan pasien untuk melakukan konsultasi gizi
ulang di poliklinik gizi guna memantau perkembangan status gizi selama menjalani terapi gizi di rumah.
3.4 Monitoring Evaluasi
1. Hari Ke-1 Tanggal 26/11/2011)
Tabel 6
Hasil Monitoring Asupan Makanan
Rute Makanan Energi Protein Lemak KH
Kkal % Gram % Gram % Gram %
Oral 425 32 11 18 5 14 83 46
JUMLAH 425 32 11 18 5 14 83 46
Penilaian: asupan kurang hanya 32%
Evaluasi Asupan makanan: pasien menolak makanan yang diberikan RS sehingga pasien terpaksa diberikan makanan dari luar ,oleh istrinya, berupa lontong isi sayuran dan susu sapi murni.
Diagnosa Gizi:
Kejadian anoreksia berhubungan dengan adanya trauma ditandai dengan penolakan terhadap makanan dari RS
Evaluasi: sejak pasien mendapatkan ikan bumbu kuning pada hari sebelumnya, pasien menolak makanan dari rumah sakit. Pasien mengalami diare 1 jam setelah minum susu DM.
Rencana Intervensi: karena masih sesak jadi pasien tetap diberikan makanan lunak berupa Tim dengan rancangan diet tetap DM 1300 kkal tanpa susu DM, serta memberikan motivasi kepada pasien untuk mau mencoba makan makanan RS lagi.
Tabel 7
Rancangan Diit tanggal 27 November 2011 Jenis Makanan Penukar Energi (Kkal) Protein (gram) Lemak (gram) KH (gram) Tim 1 3/4 306 7 - 70 L.Hewani 3 175 21 9 -L.Nabati 3 225 15 9 21 Sayur 3 75 3 - 15 Buah 2 100 - - 24 Minyak 2 100 - 10 -Snack 2 350 16 8 50 JUMLAH 1331 62 36 180 Toleransi (+/-) +2% -5% 0% +0.5%
Berikut ini adalah tabel Distrubusi makanan sehari: Tabel 8
Distribusi Makanan Sehari
Waktu Makan Jenis Makanan Ukuran(Penukar)
Pagi Tim L.Hewani Sayur Minyak ½ 1 1 ½
Snack Pagi Bubur kacang ijo DM 1
Siang Tim L.Hewani L.Nabati Sayur Minyak Buah ¾ 1 1 1 1 1
Snack sore Pudding DM 1
Sore Tim L.Hewani L.Nabati Sayur Minyak Buah ½ 1 1 1 ½ 1
Hasil monitoring evaluasi pemeriksaan fisik dan klinis serta obat-obatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel 9
Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik dan Klinis
Jenis Pemeriksaan Hasil Interprestasi
Keadaan Umum Compos Mentis, Lemas, terkadang sesak nafas
Lemas dan terkadang sesak
Tekanan darah 130/90 mmHg Normal tinggi
Nadi 84 x/mnt Normal
Respirasi 20x/mnt Normal
Suhu 366C Normal
GDS Pagi 124g/dl, sore 230 g/dl Meningkat
Penilaian : tensi normal tinggi, Kadar gula darah meningkat, lemas dan terkadang sesak Tabel 10
Obat-obat yang digunakan :
Jenis Obat Frekuensi Pemberian
Suntikan insulin 1 jam setelah makan Obat anti hipertensi
Tabel 11
Hasil Monitoring Asupan Makanan
Rute Makanan Energi Protein Lemak KH
Kkal % Gram % Gram % Gram %
Oral 744 56 21 34 11 31 137 77
JUMLAH 744 56 21 34 11 31 137 77
Penilaian : Asupan makanan pasien meningkat dari hari sebelumnya Evaluasi:
Asupan pasien meningkat namun asupan tersebut bukan seluruhnya dari Rumah Sakit. Asupan terdiri dari asupan dari luar pagi dan siang hari berupa roti gandum isi selai strawberry dan dari rumah sakit pada saat makan malam setelah Tim diganti dengan kentang.
Rencana Intervensi: Setelah Tim diganti kentang, pasien mulai mau makan makanan dari RS jadi untuk hari berikutnya menu sumber karbohidrat Tim diganti dengan kentang rebus dengan rancangan diet tetap DM 1300 kkal. Karena setelah makan roti gandum dengan selai strawberry biasa yang diberikan istrinya gula darah pasien meningkat drastis, oleh karena itu, perlu adanya edukasi mengenai penggunaan selai tersebut.
Tabel 12
Rancangan Diit tanggal 28 November 2011 Jenis Makanan Penukar Energi (Kkal) Protein (gram) Lemak (gram) KH (gram) Kentang 1 3/4 306 7 - 70 L.Hewani 3 175 21 9 -L.Nabati 3 225 15 9 21 Sayur 3 75 3 - 15 Buah 2 100 - - 24 Minyak 2 100 - 10 -Snack 2 350 16 8 50 JUMLAH 1331 62 36 180 Toleransi (+/-) +2% -5% 0% +0.5%
Berikut ini adalah tabel Distrubusi makanan sehari: Tabel 13
Distribusi Makanan Sehari
Waktu Makan Jenis Makanan Ukuran(Penukar)
Pagi Kentang L.Hewani Sayur Minyak ½ 1 1 ½
Snack Pagi Bubur kacang ijo DM 1
Siang Kentang L.Hewani L.Nabati Sayur Minyak Buah ¾ 1 1 1 1 1
Snack sore Pudding DM 1
Sore Kentang L.Hewani L.Nabati Sayur Minyak Buah ½ 1 1 1 ½ 1 Tabel 14
Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik dan Klinis
Jenis Pemeriksaan Hasil Interprestasi
Keadaan Umum Compos Mentis, Lemah Lemah
Tekanan darah 120/90 mmHg Normal
Nadi 84 x/mnt Normal
Respirasi 20x/mnt Normal
Suhu 366C Normal
GDS Pagi 90 g/dlsiang 224 g/dl sore 130 g/dl Hipohiper turun Penilaian : Hipotensi, lemah, Kadar gula darah tinggi
Tabel 15
Obat-obat yang digunakan :
Jenis Obat Frekuensi Pemberian
Suntikan insulin 1 jam setelah makan Obat anti hipertensi
3. Hari Ke-3 (Tanggal 28/11/2011)
Tabel 16
Hasil Monitoring Asupan Makanan
Rute Makanan Energi Protein Lemak KH
Kkal % Gram % Gram % Gram %
Oral 629 47 26 42 8 22 101 56
JUMLAH 629 47 26 42 8 22 101 56
Penilaian : Total asupan pasien menurun, namun asupan dari RS meningkat Evaluasi :
Meski asupan total pasien menurun, namun hampir semua asupan tersebut berasal dari makanan rumah sakit. Dengan tambahan roti gandum sebelum sarapan pagi datang.
Rencana Intervensi :
Pasien meminta kentang untuk diganti makanan lain karena merasa bosan, jadi kentang diganti dengan roti tawar ditambah selai DM untuk sarapan dan Nasi biasa DM untuk makan siang dan malam karena kondisi pasien juga sudah membaik (tidak sesak dan nafsu makan mulai membaik), serta memberi motivasi kepada pasien untuk mau meningkatkan asupannya melalui makanan yang diberikan oleh Rumah Sakit.
Tabel 17
Rancangan Diit tanggal 29 November 2011
Jenis Makanan Penukar Energi
(Kkal) Protein (gram) Lemak (gram) KH (gram) Rotitawar 1/2 87.5 2 - 20 Selai tropicana 1 25 - - 6 Nasi putih 1.5 262.5 6 - 60 L.Hewani 3 175 21 9 -L.Nabati 3 225 15 9 21 Sayur 3 75 3 - 15 Buah 2 100 - - 24 Minyak 2 100 - 10 -Snack 2 200 16 8 30 JUMLAH 1250 63 36 176 Toleransi (+/-) -4% -3% 0% -2%
Berikut ini adalah tabel Distrubusi makanan sehari: Tabel 18
Distribusi Makanan Sehari
Waktu Makan Jenis Makanan Ukuran(Penukar)
Pagi
Roti tawar putih Selai tropicana L.Hewani Sayur Minyak ½ 1 1 1 ½ Snack Pagi PudingDM 1 Siang Nasi L.Hewani L.Nabati Sayur Minyak Buah 1 1 1 1 1 1
Snack sore propertjes 1
Sore Nasi L.Hewani L.Nabati Sayur Minyak Buah 1 1 1 1 ½ 1 Tabel 19
Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik dan Klinis
Jenis Pemeriksaan Hasil Interprestasi
Keadaan Umum Compos Mentis, lemas sedikit Membaik
Tekanan darah 130/80 mmHg Normal
Nadi 86 x/mnt Normal
Respirasi 24x/mnt Normal
Suhu 36.5C Normal
GDS Siang 135 g/dlsore 110 g/dl Normal
Penilaian: Pasien membaik
Tabel 20
Obat-obat yang digunakan :
Jenis Obat Frekuensi Pemberian
Suntikan insulin 1 jam setelah makan Obat anti hipertensi
4. Hari Ke-4 (Tanggal 29/11/2011)
Tabel 21
Hasil Monitoring Asupan Makanan
Rute Makanan Energi Protein Lemak KH
Kkal % Gram % Gram % Gram %
Oral 630 50 25 40 4 11 99 56
JUMLAH 630 50 25 40 4 11 99 56
Keterangan: Pasien pulang setelah makan siang
Penilaian: Asupan total pasien hingga makan siang mencapai 50% yang berasal dari makanan Rumah Sakit.
Rencana Intervensi:
Dilakukan penimbangan Berat Badan pasien sebelum pulang dan memberikan motivasi serta edukasi terkait penyakit DM dan HHD
Tabel 22
Jenis Pemeriksaan Hasil Interprestasi
Keadaan Umum Compos Mentis membaik
Tekanan darah 120/80 mmHg Rendah
Nadi 86 x/mnt Rendah Respirasi 24x/mnt Normal Suhu 36.7C Normal GDS 110 dl Normal Penilaian : Membaik 3.2.2.3.5 Pembahasan
Pada tahun 2009 pasien Tn.TJ divonis oleh dokter mengidap penyakit Diabetes mellitus. Penyakit Diabetes Mellitus (DM) atau yang dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu
memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.
Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.
Penyakit diabetes yang diderita Tn.Tj bukanlah penyakit keturunan dari keluarganya melainkan karena gaya hidup Tn.Tj yang memiliki kebiasaan konsumsi karbohidrat berlebih, yaitu 3-4 penukar nasi tiap kali makan ditambah jajanan karbohidrat berupa mie ayam. Pasien Tn.Tj juga sempat memiliki berat badan 80 kg pada saat sebelum pension, dengan tinggi badan 156 cm Tn.Tj saat itu memiliki IMT 32.9 kg/m2 yang berarti tergolong obesitas. Diabetes mellitus dapat ipicu dengan obesitas karena insulin yang dihasilkan tidak mampu mengatasi glukosa yang berlebih dalam darah orang obesitas.
Hasil monitoring gula darah sewaktu Tn.Tj ialah sebagai berikut:
No 201111 211111 221111 231111 241111 251111 261111 271111 281111 291111 06.0 0 - 165 166 123 160 123 124 90 135 -11.0 0 - 121 117 119 119 113 - 224 110 110 16.0 0 187 127 160 159 114 136 230 130 -
-Dari keterangan tabel tersebut tertera bahwa gula darah sewaktu Tn.Tj mengalami naik turun, terutama meningkat pada pagi hari. Normalnya kadar gula dalam darah berkisar antara 70 - 150 mg/dL. Diagnosa Diabetes dapat ditegakkan jika hasil pemeriksaan gula darah puasa mencapai level 126 mg/dl atau bahkan lebih, dan pemeriksaan gula darah 2 jam setelah puasa (minimal 8 jam) mencapai level 180 mg/dl. Sedangkan pemeriksaan gula darah yang dilakukan secara random (sewaktu) dapat membantu diagnosa diabetes jika nilai kadar gula darah mencapai level antara 140 mg/dL dan 200 mg/dL, terlebih lagi bila dia atas 200 mg/dl. Dari keterangan tabel gula darah sewaktu Tn.Tj pada pagi hari rata-rata 160mg/dL yang tergolong tinggi. peningkatan kadar gula darah pada pagi hari biasa terjadi, hal ini disebabkan akibat hasil metabolism makanan pada malam hari
Berdasarkan keterangan pasien Tn.Tj, gejala Diabetes Melitus yang dialami ialah jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria), sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia), lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia), kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya (terlihat saat ini berat badan Tn.Tj 69 kg, turun dari 80 kg selama 2 tahun), cepat lelah dan lemah setiap waktu, mudah terkena infeksi terutama pada kulit. Oleh karena penderita penyakit DM mudah terkena komplikasi penyakit lain, Tn.Tj juga mengalami DM yang disertai komplikasi berupa infeksi bakteri tuberculosis pada paru-paru nya dan komplikasi gangguan pada jantungnya.
Komplikasi TB dan jantung yang dialami Tn.Tj ini menyebabkan adanya gejala sesak nafas dan kondisi yang lemah. Hal ini menyebabkan Tn.Tj sempat dirawat di rumah sakit yang sama sebelumnya 3 kali dengan keluhan yang sama.
pada saat Tn.Tj dirawat ke-2 kalinya di rumah sakit, Tn.Tj dirujuk untuk melakukan pembedahan atau operasi batu ginjal karena terdapat endapan batu oksalat sepanjang 6 cm di dalam saluran ginjalnya. Namun, saat ini sudah tidak ada keluhan mengenai hal tersebut.
Dengan kondisi pasien seperti ini pasien diberikan diet DM dengan tinggi protein namun rendah karbohidrat dan lemak. Diet DM dengan karbohidrat rendah (tanpa karbohidrat sederhana) diberikan karena penyakit DM pasien, protein tinggi diberikan karena infeksi TB paru yang diderita pasien, lemak rendah karena DM dan gangguan jantungnya. Diet yang diberikan dengan kalori 1700 kkal mengingat kemampuan makan pasien belum stabil. Diet DM 1700 ini pun diberikan secara bertahap mulai 1300 kkal.
Bentuk makanan yang diberilkan dalam bentuk lunak karena pasien mengalami sesak.
Saat ini Tn.Tj dirawat di rumah sakit lagi dengan keluhan yang sama, terutama sesak dan lemasnya. Pada awal perawatan pasien masih mau makan makanan yang diberikan rumah sakit, meskipun sedikit. Namun, karena pasien sering sesak nafas saat jam makan yang menyebabkan pasien tidak nafsu makan beberapa hari, pasien mengalami lemas yang menambah penurunan nafsu makan.
Perbandingan asupan oral H-1 sebelum pengamatan dengan saat pengamatan:
Dari keterangan bagan di atas terlihat bahwa pada hari ke-6 perawatan atau hari pertama pengamatan, pasien mengalami trauma makanan rumah sakit akibat lauk yang tidak disukainya. Trauma ini
menyebabkan terjadinya anoreksia atau penolakan makanan yang diberikan oleh rumah sakit sehingga asupan pasien menurun. Oleh karena Tn.Tj mengalami anoreksia. Dengan kondisi pasien yang mengalami anoreksia tersebut perencanaan diet yang diberikan pada Tn.TJ tetap Diet DM 1300 kkal dengan tinggi protein serta rendah karbohidrat dan lemak, namun jenis makanan disesuaikan dengan keinginan dan daya terima pasien. Hal ini dilakukan agar pasien tetap ada asupan sehingga memiliki energi dan mencegah terjadinya hipoglikemik atau kadar gula menurun drastis.
Hipoglikemik ini dapat berakibat fatal karena kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Tn.Tj sempat mengalami hipoglikemik beberapa kali akibat tidak mau makan, namun dapat pulih setelah diberikan ½-1 gelas teh manis. Bahkan, pernah mengalami hiperglikemik langsung akibat teh manis tersebut. Menu yang diberikan kepada Tn.Tj sempat berganti-ganti beberapa kali demi Tn.Tj mau mengkonsumsi atau menerima makanan dari rumah sakit lagi.
Pada hari ke-2 pengamatan makanan lunak yang diberikan diganti dengan kentang. Sebelum bubur diganti dengan kentang pasien sempat diberikan asupan tambahan susu DM. namun, setelah diberikan susu pasien Tn.Tj mengalami diare sehingga pemberian susu dihentikan. Setelah diganti kentang pasien mau makan makanan dari rumah sakit namun kentangnya saja. Penggantian bubur dengan
kentang dan asupan susu menyebabkan asupan pasien meningkat dari sebelumnya.
Pada hari berikutnya kentang masih diberikan, namun divariasi dengan roti agar pasien tidak merasa bosan dan diganti Tim pada siang harinya. Asupan pada hari ke-3 pengamatan masih baik, namun
turun bila dibandingkan dengan asupan hari sebelumnya karena tidak diberikan susu.
Setelah menu beberapa kali diganti, akhirnya pasien mulai mau makan makanan yang diberikan rumah sakit kembali dan menu pun sudah dapat diganti nasi biasa, namun pada pengamatan hari ke-4 pasien diperbolehkan pulang setelah makan siang.
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2010. Penyakit Diabetes Melitus (DM). Diunduh dari http://www.infopenyakit.com, pada tanggal 31 Desember 2011, 22.00 WIB
Anita. 2009. Diabetes Melitus. Diunduh dari www.rumahdiabetes.com , pada tanggal 31 Desember 2011, 22.15 WIB
Ratnayuli, Diah. 2010. Tinjauan Pustaka: Diabetes Melitus. Diunduh dari http://usupress.usu.ac.id , pada tanggal 31 Desember 2011, 23.05 WIB
Moore, Mary Courtney. 1997. Pocket Guide to Nutrition and Diet Therapy II Edition. Jakarta: Hipokrates Almatsier, Sunita. 2005. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR-NUTRITION CARE PROSES (NCP)
PADA KASUS ANAK DHF DI RS H.MARZOEKI MAHDI BOGOR
3.1.2.2 Gambaran Umum Pasien
1. Nama Pasien : An. RV
2. Tanggal lahir : 4 Desember 2000
3. Umur : 11 tahun
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Suku Bangsa : Jawa
6. Status Perkawinan : Belum menikah
7. Tanggal masuk RS : 28 November 2011
8. Diagnosa Medis : DHF
9. Terapi diet yang diberikan : Diet TKTP
10. Tanggal menjadi kasus : tanggal 29 November 2011
3.1.2.3 Proses Asuhan Gizi 3.1.2.3.1 Assesment Gizi
1. Riwayat Personal
Pasien adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya dan kakak dari ayahnya. Saat ini pasien masih duduk di bangku kelas V SD. Kedua orang tua pasien bekerja. Ibu bekerja sebagai buruh di pabrik dan Ayahnya bekerja serabutan.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami sakit parah sebelumnya, hanya batuk dan flu. Tidak ada riwayat penyakit dari keluarga. Sejak bayi, pasien selalu dibawa ke posyandu dan menerima imunisasi
lengkap.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien merasakan demam sejak 5 hari yang lalu, namun orang tua tidak mengetahui penyebabnya. Saat itu, pasien dibawa ke puskesmas terdekat dan 5 hari kemudian baru di bawa ke RS. Pasien sempat muntah sebanyak 2 kali sebelum dibawa ke RS. Pasien juga mengeluhkan nyeri di perut dan uluh hati, mencret, pusing, dan lemas.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keluarga
5. Riwayat Gizi a. Sebelum Sakit
Pola makan pasien sebelum sakit adalah 1 kali sehari dengan porsi kecil. Di sekolah suka jajan mie instan dan es yang dijual di kantin sekolah. Pasien jarang sarapan. Makan siang selalu pulang ke rumah karena dekat dengan sekolah. Pasien menyukai ikan lele dan buah, namun tidak menyukai makanan yang lembek dan tidak hangat lagi. pasien juga kurang menyukai sayuran.
Pada saat sakit SMRS asupan makan pasien lebih sedikit karena kondisi penyakit dan ada keluhan mual dan muntah 2x. Sedangkan recall makanan pada 1 hari sebelum masuk RS tapi sudah dalam kondisi sakit yaitu pasien tidak sarapan. Siang hari makan nasi ½ piring dan telur dadar. Malamnya, makan sate ayam 2 tusuk dengan bumbu kacangnya tanpa nasi. Hasil anamnesa asupan makanan sebelum sakit dibandingkan dengan kebutuhan idealnya adalah Energi = 482 kkal (29,5%), Protein 20 gr (42%), Lemak = 18,5 gr (68%), Karbohidrat = 47 gr (15,8%).
6. Pengkajian Data Antropometri : a. BB=24 kg; BBI=38 Kg b. TB= 138cm c. LILA= 17 cm d. Status Gizi : • IMT : 12.6 kg/m2 (underweight) • BB/TB= -3 s.d -4 SD (Gizi Buruk) • BB/U= -1 s.d -2 SD (normal bawah) • TB/U= -1 s.d -2 SD (normal bawah)
Penilaian : Status Gizi pasien adalahKEP 1
7. Pengkajian Data Biokimia :
No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Interprestasi
1. Haemoglobin 16,5 11,5-15,5 gr/dl Normal
2. Leukosit 9.160 4.000-10.000 /mm3 Normal
3. Trombosit 36.000 150rb-400rb mm3 Rendah
4. Hemotokrit 47 40-54 % Normal
8. Pengkajian Data Pemeriksaan Klinis Fisik:
a. Hasil Pemeriksaan klinik adalah sebagai berikut :
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Interprestasi
1.Tekanan darah 2. Nadi 3. Suhu 4. Respirasi 90/60 mmHg 98 x/menit 37.90C 24 x/menit 120/80 mmHg 80-100x/menit 36-37,2 0C 19-36 x/menit Rendah Normal tinggi Normal b. Pemeriksaan Fisik
an Umum: Compos Mentis, nyeri perut bagian uluh hati, demam, lemah, mual, diare (naik turun), dan terlihat kurus
Penilaian : Pasien lemah, mual, diare, kurus
3.1.2.3.2 Diagnosa Gizi
1. Domain Asupan:
Inadequat oral intake berhubungan dengan penurunan nafsu makan, mual, dan muntah ditandai dengan asupan energi 29,5%, Protein 42%, Lemak 68%, Karbohidrat 15,8%.
2. Domain Klinis:
KEP I berhubungan dengan kebiasaan makan yang salah ditandai dengan BB/TB= -3,87; BB/U= -1,85; IMT=12,6 kg/m2.
3. Domain Behaviour:
Kekeliruan pola makan berhubungan dengan kurangnya monitoring orangtua ditandai dengan makan pokok 1 kali sehari dengan porsi kecil.
3.1.2.3.3 Intervensi Gizi
1. Tujuan Diet
a. Memberikan makanan yang adequate sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien untuk meningkatkan status gizi.
b. Memberikan edukasi dan konseling gizi sesuai dengan diet yang diberikan
2. Preskripsi Diet
a. Jenis Diet : Diet TKTP
b. Bentuk makanan : Lunak
c. Frekuensi Pemberian : 3 kali makanan utama dan 1 kali makanan selingan.
d. Route makanan : oral.
3. Prinsip dan Syarat
a. Energi diberikan sesuai usia dan kebutuhan pasien dengan mempertimbangkan factor stress dan pertumbuhan
b. Protein diberikan tinggi, yaitu 2 g/kg BB
c. Lemak diberikan tinggi, yaitu 30% dari Energi Total, diutamakan 50% berasal dari lemak Medium Chain Tigliserida (MCT) agar mudah diserap.
d. Karbohidrat diberikan 59% dari Energi Total.
e. Vitamin dan mineral sesuai RDA ( Recomennended Dietary allowance) f. Cairan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yaitu 85ml/kg BB/hari
4. Perhitungan Kebutuhan
Perhitungan kebutuhan Energi menggunakan REE (Recommended Energi Expenditure) dengan rumus schofield : BMR = (12,2 x kg) + 746 = (12,2 x 38) + 746 = 1210 kkal = BMR x FA x FS = 1210 x 1,2 x 1,3 =1887 kkal Kebutuhan Protein 2 g/kg BB x 38= 76 gram (16%) Kebutuhan Lemak
15% dari Energi Total = 32 gram Kebutuhan Karbohidrat
5. Rancangan Diet
Diit yang dirancang untuk pasien RV adalah diit TKTP yang dilakukan secara bertahap, dimulai dengan pemberian 1000 kkal hingga mencapai 2000 kkal. Rincian perencanaan diit pasien tahap awal, ialah sbb:
Energi 1000 kkal; protein 48 g (12% E.tot); Lemak 32 g (29% E.tot); dan KH 148 g (59% E.tot), kemudian ditingkatkan bertahap menuju diet TKTP 2000 kkal.
Karena kondisi penyakit, selain mendapat nutrisi secara oral, dokter yang menangani pasien RV memberikan nutrisi mineral secara parenteral berupa infus ringer laktat dan infuse untuk menaikan trombosit yang tidak mengandung energi. Kebutuhan cairan RV juga diperhatikan. Cairan melalui oral 85 ml/kg BB/hari. Sehingga rancangan diet nya adalah sbb:
Tabel 3.
Jumlah Kebutuhan Energi dan Karbohidrat Berdasarkan Rute Pemberian Rute Pemberian Energi (Kkal) Karbohidrat (gram)
Oral 1000 148
Jumlah Kebutuhan 1000 148
Adapun rancangan diet yang akan diberikan kepada pasien, dapat dilihat pada table berikut ini :
Table 4. Rancangan Diit Jenis Makanan Penukar Energi (Kkal) Protein (gram) Lemak (gram) KH (gram) Bubur 1 175 4 - 40 L.Hewani 4 250 28 14 -L.Nabati 2 150 10 6 14 Sayur 3 75 3 - 15 Buah 1 50 - - 12 Minyak 2 100 - 10 -Snack 1 200 1 3 70 JUMLAH 1000 46 33 151 Toleransi (+/-) +5% -4% +3% +2%
Berikut ini adalah tabel Distrubusi makanan sehari:
Tabel 5.
Distribusi Makanan Sehari
Waktu Makan Jenis Makanan Ukuran(Penukar)
Pagi Bubur L.Hewani Sayur Minyak ¼ 1 1 ½
Snack Pagi bolu 1
Siang Bubur L.Hewani L.Nabati Sayur Minyak Buah 3/8 1 1 1 1 1
Ekstra telur telur 1
Sore Bubur L.Hewani L.Nabati Sayur Minyak ¼ 1 1 1 ½
Indikator yang dimonitor untuk melihat perkembangan pasien meliputi :
a. Monitoring asupan makanan
b. Monitoring perkembangan berat badan/Status Gizi
c. Monitoring perkembangan fisik dan klinis: Tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu tubuh, dan keluhan lain seperti sesak dan mual.
7. Rencana Konsultasi Gizi Tema : Diet pada TKTP
Media :Leaflet TKTP dan Daftar Bahan Makanan Penukar Sasaran : Pasien dan Orangtua
Tempat : Ruang Parikesit Kelas III Waktu : ± 20 menit
Metode : Bed Side Teaching , Tanya Jawab Isi Materi :
• Penjelasan tentang penyakit
• Penjelasan tentang tujuan pemberian diet
• Penjelasan tentang prinsip dan syarat pemberian makana n sesuai kondisi pasien
• Penjelasan tentang pengaturan dan pemilihan bahan makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan. • Motivasi makan
8. Implementasi
Berikut ini adalah implementasi dalam proses asuhan gizi terstandar pada pasien RV: a. Mencatat menu makanan.
b. Memporsi makanan dengan cara menimbang makanan berupa bubur, sumber hewani, nabati, sayur dan buah serta snack pada saat makan pagi, snack pagi, makan siang, dan makan sore. Kemudian, mencatat hasil penimbangan masing-masing jenis bahan makanan sebelum disajikan kepada pasien. c. Melakukan penimbangan sisa makanan yang tidak termakan pasien dan mencatat hasil penimbangan
tersebut, jika ada sisa makanan sore yang tidak dikonsumsi pasien, sisa tersebut disimpan dalam plastik untuk kemudian ditimbang esok pagi atau ditanyakan secara kualitatif berdasarkan perkiraan jumlah.
d. Menghitung dan mencatat selisih penimbangan awal dan penimbangan sisa makanan pasien juga mencatat makanan lain yang dikonsumsi pasien diluar diet yang diberikan rumah sakit. Hasilnya merupakan asupan makanan pasien secara keseluruhan pada 1 hari pengamatan.
e. Mencatat makanan lain dari luar yang diasup oleh pasien dan memasukkannya dalam perhitungan asupan.
f. Memberikan motivasi dan edukasi gizi berupa penatalaksanaan diet sesuai dengan kondisi pasien dan penyakitnya pada saat pasien akan pulang dan menyarankan pasien untuk melakukan konsultasi gizi
ulang di poliklinik gizi guna memantau perkembangan status gizi selama menjalani terapi gizi di rumah.
3.1.2.3.4 Monitoring Evaluasi
1. Hari Ke-1 (Tanggal 29/11/2011)
Tabel 6
Hasil Monitoring Asupan Makanan
Rute Makanan Energi Protein Lemak KH Kkal % Gram % Gram % Gram %
Oral 677 67.7 31 79 24 71 82 55
JUMLAH 677 67.7 31 79 24 71 82 55
Penilaian: asupan total kurang 32% dari total kebutuhan
Evaluasi Asupan makanan: nafsu makan pasien belum meningkat dan pasien merasa tidak enak makan karena mulut terasa pahit. Pasien juga tidak memakan sayur karena tidak suka. Pasien juga tidak menyukai makanan bertekstur lembek seperti bubur sehingga bentuk makanan bubur diganti dengan tim saat makan malam.
Rencana Intervensi: karena masih demam jadi pasien tetap diberikan makanan lunak berupa tim dengan rancangan diet ditingkatkan menjadi 1400 kkal.
Table 7
Rancangan Diit Tanggal 30 November 2011 Jenis Makanan Penukar Energi (Kkal) Protein (gram) Lemak (gram) KH (gram) Tim 3 525 12 - 120 L.Hewani 3 200 21 12 -L.Nabati 2 150 10 6 14 Sayur 3 75 3 - 15 Buah 1 50 - - 12 Minyak 4 200 - 20 -Snack 1 200 10 5 80 JUMLAH 1400 56 43 241 TOTAL 1400 56 43 241 Tabel 8
Rencana Distribusi Diit Tanggal 30 November 2011
Waktu Makan Jenis Makanan Ukuran(Penukar)
Pagi Tim L.Hewani Sayur Minyak 1 1 1 1
Snack Pagi Bolu 1
Siang Tim L.Hewani L.Nabati Sayur Minyak Buah 1 1 1 1 2 1 Malam Tim L.Hewani L.Nabati Sayur Minyak 1 1 1 1 1
Hasil monitoring evaluasi pemeriksaan fisik dan klinis serta obat-obatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel 9
Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik dan Klinis
Jenis Pemeriksaan Hasil Interprestasi
Keadaan Umum Compos Mentis, Lemah, nyeri perut, mual, demam, diare (naik turun)
Lemah, mual, nyeri perut, demam, diare
Tekanan darah 100/90 mmHg Rendah
Nadi 84 x/mnt Normal
Respirasi 20x/mnt Normal
Suhu 366C Normal
Penilaian : Hipotensi, lemah, mual, nyeri perut, demam sudah turun
Tabel 10
Obat-obat yang digunakan :
Jenis Obat Frekuensi Pemberian
Trolit Adlib
Auralis 2x1
Bactesyn 3x500mg
2. Hari Ke-2 (Tanggal 30/11/2011)
Tabel 11
Hasil Monitoring Asupan Makanan
Rute Makanan Energi Protein Lemak KH Kkal % Gram % Gram % Gram %
Oral 680 49 21 38 24 56 101 42
JUMLAH 680 49 21 38 24 56 101 42
Penilaian : Asupan makanan pasien meningkat dari hari sebelumnya
Evaluasi: setelah diganti tim, makan pasien meningkat namun belum dapat menghabiskan makanannya karena mulut masih terasa pahit. Pasien juga sama sekali tidak memakan sayur yang diberikan.
Rancangan Diit: Rancangan diit selanjutnya masih diberikan sama 1400 kkal dengan perencanaan sebelumnya. Memberi motivasi pasien untuk mau makan lebih banyak dan memakan sayurnya.
Tabel 12
Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik dan Klinis
Jenis Pemeriksaan Hasil Interprestasi
Keadaan Umum Compos Mentis, Lemah Lemah
Tekanan darah 90/60 mmHg Rendah
Nadi 84 x/mnt Normal
Respirasi 20x/mnt Normal
Suhu 366C Normal
Penilaian : Hipotensi, lemah
Tabel 13
Obat-obat yang digunakan :
Jenis Obat Frekuensi Pemberian
Trolit adlib
Auralis 2x1
Bactesyn 3x500mg
3. Hari Ke-3 (Tanggal 1/12/2011)
Tabel 14
Hasil Monitoring Asupan Makanan
Rute Makanan Energi Protein Lemak KH Kkal % Gram % Gram % Gram %
JUMLAH 1345 96 55 98 38 88 192 80 Penilaian : Asupan makanan pasien meningkat signifikan mendekati target asupan.
Diagnosa Intake:
Adequate oral intake berhubungan dengan nafsu makan sudah kembali ditandai dengan asupan 96% dari target
Evaluasi :
Nafsu makan pasien sudah membaik. Pasien merasa mulutnya tidak pahit lagi. Pasien mulai makan sayur.
Rencana Intervensi :
Karena pasien sudah tidak demam dan nafsu makan membaik, serta hampir mampu menghabiskan makanan. Diit Tim diganti dengan nasi biasa dengan energy tetap 1400 kkal.
Table 15
Rancangan Diit Tanggal 2 Desember 2011 Jenis Makanan Penukar Energi (Kkal) Protein (gram) Lemak (gram) KH (gram) Nasi biasa 3 525 12 - 120 L.Hewani 3 200 21 12 -L.Nabati 2 150 10 6 14 Sayur 3 75 3 - 15 Buah 1 50 - - 12 Minyak 4 200 - 20 -Snack 1 200 10 5 80 JUMLAH 1400 56 43 241 TOTAL 1400 56 43 241 Tabel 16
Rencana Distribusi Diit Tanggal 2 Desember 2011
Waktu Makan Jenis Makanan Ukuran(Penukar)
Pagi Nasi L.Hewani Sayur Minyak 1 1 1 1
Snack Pagi Bolu 1
Siang Nasi L.Hewani L.Nabati Sayur Minyak Buah 1 1 1 1 2 1 Malam Nasi L.Hewani L.Nabati Sayur Minyak 1 1 1 1 1 Tabel 17
Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik dan Klinis
Keadaan Umum Compos Mentis Membaik
Tekanan darah 100/70 mmHg Rendah
Nadi 84 x/mnt Normal
Respirasi 20x/mnt Normal
Suhu 366C Normal
Penilaian : Hipotensi
Tabel 18
Monitoring Berat Badan Pasien:
Berat Badan IMT Status Gizi
27 kg 14.2 kg/m2 Underweight
Penilaian: Berat badan meningkat 3 kg pada hari ke 3 di RS, namun status gizi masih kurang
Tabel 19
Obat-obat yang digunakan :
Jenis Obat Frekuensi Pemberian
Trolit adlib
Auralis 2x1
Bactesyn 3x500mg
4. Hari Ke-4 (Tanggal 8/12/2011)
Tabel 20
Hasil Monitoring Asupan Makanan
Rute Makanan Energi Protein Lemak KH Kkal % Gram % Gram % Gram %
Oral 839 60 28 50 13 30 155 64
JUMLAH 839 60 28 50 13 30 155 64
Keterangan : Pasien pulang setelah makan siang
Penilaian : Asupan total pasien setengah hari mencapai 60%
Evaluasi : kondisi makan pasien sudah sangat membaik, setiap makanan yang diberikan RS dimakan habis.
Tabel 21
Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik dan Klinis
Jenis Pemeriksaan Hasil Interprestasi
Keadaan Umum Compos Mentis Sembuh
Tekanan darah 100/90 mmHg Rendah
Nadi 84 x/mnt Rendah
Respirasi 20x/mnt Normal
Suhu 360C Normal
Penilaian : Hipotensi, Sembuh
Tabel 22
Monitoring Berat Badan Pasien:
Berat Badan IMT Status Gizi
27,5 kg 14.4 kg/m2 Underweight
Penilaian: Berat badan meningkat ½ g disbanding hari sebelumnya, namun status gizi masih kurang
Tabel 23
Obat-obat yang digunakan :
Jenis Obat Frekuensi Pemberian
Trolit adlib
Auralis 2x1
3.1.2.3.5 Pembahasan
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau dalam bahasa umumnya disebut Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan atau infeksi pada pembuluh
darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.
Penyakit DHF ini memiliki gejala-gejala seperti demam tinggi yang mendadak 2-7 hari, terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi), demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian, munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah, dan pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni) seperti yang dialami oleh pasien.
Trombosit termasuk bagian vital dalam tubuh. Trombosit merupakan bagian terpenting dalam proses pembekuan darah. Pembuluh darah dan faktor pembekuan diperlukan untuk menjaga supaya darah
tetap dalam bentuk cair dan berada dalam pembuluh darah sehingga pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan dapat tercukupi.
Trombosit memiliki 3 fungsi penting, yaitu menutup luka dengan jalan membentuk gumpalantrombosit pada tempat kerusakan pembuluh darah, membentuk faktor pembekuan, dan mengeluarkan sitokinin untuk konsentrasi pembuluh darah dan untuk mempercepat pembentukan gumpalan trombosit. Sehingga pada penyakit DHF gangguan pada trombosit dapat berakibat tidak terjadinya pembekuan darah saat terjadi infeksi atau kerusakan pada pembuluh darah akibat virus dengue tersebut, yang berakibat terjadi perdarahan-perdarahan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Ganguan pada trombosit dapat berupa gangguan dalam jumlah atau gangguan dalam fungsi. Gangguan trombosit yang dialami pasien ialah gangguan dalam jumlah, yaitu trombositopeni atau jumlah trombosit yang kurang dari 100.000/mm3. Oleh karena pasien mengalami trombositopeni yaitu 36.000/mm3, pasien diberikan tambahan trombosit melalui transfusi trombosit. Transfusi trombosit diberikan dalam bentuk konsentrat trombosit. Transfusi trombosit diberikan agar pasien tidak mengalami penurunan jumlah trombosit secara drastis atau < 20.000/mm3, karena apabila trombosit turun hingga kira-kira 20.000/mm3 biasanya menyebabkan perdarahan otak yang dapat berakibat fatal (Prof. DR. Imam Supandiman, DSPD.H, 1997)
Penambahan cairan tubuh melalui infus (intravena) diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Oleh karena itulah pasien juga diberikan tambahan cairan berupa infuse Ringer Laktat (RL) yang membantu menjaga agar pasien tidak mengalami dehidrasi.
Oleh karena penyakit DHF merupakan sebuah infeksi, pasien diberikan diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP). Tinggi kalori diberikan untuk meningkatkan status gizi pasien yang memiliki status
gizi underweight dan tinggi protein diberikan untuk membantu mempercepat proses penyembuhan infeksi yang terjadi akibat virus dengue.
Selain itu, pada penderita DHF juga timbul beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan, sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala. Dengan adanya gejala-gejala klinik tersebut, dat yang diberikan kepada pasien ialah diet lunak dan mengikuti selera pasien untuk memenuhi asupan pasien. Pemberian diet pada pasien diberikan secara bertahap menyesuaikan kemampuan daya terima pasien.
Penyebaran penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, sehingga pada wilayah yang sudah diketahui adanya serangan penyakit DBD akan mungkin ada penderita lainnya. Menurut keterangan pasien, pasien merasakan adanya gejala penyakit DHF ini setelah pulang dari sekolah, jadi kemungkinan pasien mendapatkan penyakit DHF ini dari nyamuk Aedes aegypti yang berasal dari sekolahnya. Penularan penyakit pada pasien juga didukung dengan
sistem imun pasien yang kurang. Pola makan yang tidak teratur dan asupan yang kurang memungkinkan daya tahan tubuh pasien kurang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2011. Demam Berdarah Dengue. Diunduh dari http://medicastore.com, pada tanggal 30 Desember 2011, 22.00 WIB
Admin. 2010. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Diunduh dari http://www.infopenyakit.com , pada tanggal pada tanggal 30 Desember 2011, 23.00 WIB
Anonim. 2011. Dengue Hemoragic Fever (DHF). Diunduh dari digilib.unimus.ac.id , pada tanggal 31 Desember 2011, 15.00 WIB
Moore, Mary Courtney. 1997. Pocket Guide to Nutrition and Diet Therapy II Edition. Jakarta: Hipokrates
Asuhan Gizi Pada Pasien Kanker Dengan Kemoterapi
Oleh :Triyani Kresnawan, DCN, MKes, Instalasi Gizi RSCM
K
anker adalah penyakit yang prevalensinya semakin tahun semakin meningkat. Salah satu pengobatan kanker adalah kemoterapi yang bertujuan membunuh sel-sel kanker dengan obat melalui oral atau langsung masuk ke dalamdarah/parenteral, tapi sayangnya sel-sel yang normal pun ikut rusak dengan obat kemo tersebut. Tubuh yang dimasuki obat kemo bereaksi dengan berbagai gejala diantaranya kelainan dari mulut, oesophagus, lambung, gastrointestinal sebagai berikut mulut terasa sakit, kehilangan cita rasa, mual, muntah, diare, perut penuh, kebiasaan buang air besar berubah, dll. Sebagian besar pasien merasa tidak nyaman selama menjalani kemoterapi yang menyebabkan problem
asupan makanan menjadi berkurang.
Selain pelayanan pengobatan yang diberikan oleh dokter, tenaga kesehatan lain juga berperan dalam membantu pasien diantaranya pelayanan keperawatan oleh perawat yang biasa disebut dengan asuhan keperawatan dan asuhan gizi oleh dietisien (ahli gizi) yang meliputi pengaturan pola makan yang baik akan mengurangi keluhan pasien dan memperbaiki keadaan umum sehingga memperlancar pengobatan kemoterapi. Tujuan mengatur makanan dan minuman (Diet) pada pasien kanker adalah Membuat status gizi optimal dengan cara: Memberikan makanan seimbang sesuai dengan kebutuhan
zat gizi dan daya terima pasien, mencegah penurunan berat badan serta mengurangi rasa mual, muntah dan diare.
Setiap pasien kanker harus mendapat terapi diet yang tepat, oleh karena itu perlu dilakukan asuhan gizi dengan langkah-langkah standar yaitu Assessment , Diagnosis, Intervensi, Monitoring Evaluasi (ADIME). Pada saat pasien awal datang dimulai dengan skrining gizi dilanjutkan dengan assessment gizi sebagai awal dari asuhan gizi dengan melakukan pengumpulan data sebagai berikut:
- Data antropometri (tinggi badan, berat badan, index masa tubuh, serta perubahan berat badan).
- Data Laboratorium terkait gizi (albumin, trasferin, CRP, gula darah, hemoglobin, elektrolit, profil lipid, tes kliren
kreatinin, tes fungsi hati, dan lain-lain).
- Data klinis/ fisik (Masa otot, lemak subkutan, gigi geligi, penampilan fisik).
- Data riwayat makan (pola makan, asupan makan, pengetahuan tentang makanan, pantang, ketersediaan makanan,
penurunan nafsu makan).
- Data riwayat personal (riwayat penyakit, konsumsi suplemen, riwayat keluarga).
Berdasarkan data assessment / pengkajian gizi pada pasien kanker, ditegakkan Diagnosis Gizi yang terdiri dari Problem Etiologi Sign/ symtom. Diagnosis yang sering muncul pada pasien dengan kanker setelah menjalani kemoterapi adalah
tidak adekuatnya asupan makanan berkaitan dengan tidak napsu makan, mual, muntah yang ditandai dengan asupan energi, protein kurang dari kebutuhan. Diagnosis gizi lain adalah malnutrisi berkaitan dengan asupan makan yang kurang ditandai dengan berat badan yang menurun, index masa tubuh dibawah standar normal dan terlihat keilangan masa lemak dan masa otot diseluruh tubuh. Kehilangan berat badan pada pasien kanker merupakan tanda prognosis yang kurang baik.
Langkah lanjut asuhan gizi setelah diagnosis gizi adalah Intervensi gizi yang terdiri dari perencanaan dan implementasi termasuk didalamnya konseling dan edukasi gizi. Pada pasien kanker dengan kemoterapi perencanaan dietnya adalah sebagai berikut :
- Energi sesuai dengan usia, TB, BB, berkisar 32-36 Kkal/kgBB. - Protein 1-1.5 g/kgBB.
- Lemak 20% dari total kalori.
- KH sisa dari protein & lemak kurang lebih 60%. - Vitamin & mineral diberikan cukup.
- Bila imunitas pasien menurun, pasien diberikan penjelasan agar selalu menjaga kebersihan individu, makanan dan
alat makan selalu dalam keadaan higienis, tidak terkontaminasi dengan kuman/bakteria. Makanan diajurkan yang dimasak matang sempurna, tidak dianjurkan mengkonsumsi telur setengah matang, makanan mentah lainnya atau susu tanpa dipasturisasi, biasa disebut neutropenic diet .
- Porsi kecil tapi sering, biasanya 6 kali sehari 3-4 x makan dan 2-3 x makanan selingan/ snack . Disajikan makanan
kesukaan dan jangan makan menunggu sampai kondisi lapar.
- Makanan dan snack disarankan yang mengandung tinggi kalori dan protein seperti hasil produk dari susu, telur,
daging, ikan, ayam.
- Bentuk makanan sesuai dengan kemampuan pasien mengkonsumsi, dapat berupa kombinasi oral (nasi, tim, bubur
dengan lauk pauknya, sayur dan buah) disertai makanan enteral berupa susu sapi, susu kacang hijau, susu kedele.
- Asupan air harus cukup 8 s/d 10 gelas sehari selain untuk mencukupi kebutuhan, agar fungsi ginjal tetap baik dan
sisa obat kemo dapat keluar bersama urine. Sebagian minuman dianjurkan yang tinggi kalori dan protein seperti milk shake, atau susu sebagai suplemen. Efek samping pengobatan kemoterapi dan solusinya diinformasikan pada pasien saat memberikan konseling gizi sebagai berikut, apabila terjadi:
o Anoreksia: Makanan yang dingin lebih baik dari panas, cair jernih, es krim, milkshake, gelatin, puding,
semangka, anggur. Hindari minum sebelum makan. Minuman dalam bentuk segar.
o Berat badan yang turun: menganjurkan mengkonsumsi makanan favorit. Bila tidak dapat mengkonsumsi
makanan oral dimodifikasi dengan kombinasi makanan enteral.
o Mual/ Muntah: Makanan kering, hindari bau yang merangsang, hindari makanan berlemak, anjurkan
makan perlahan, tidak tiduran setelah makan.
o Diare: Memberikan cairan cukup, dengan modifikasi diet berdasarkan kemampuan menelan, karena
kadang terjadi dysphagia. Hindari makanan terlalu panas/ dingin. Makanan lunak & saring lebih dapat diterima dari pada makanan biasa. Hindari makanan pedas dan asam.
o Malabsorpsi: Pada kasus ini digunakan makanan enteral rendah laktosa. Elemental diet/ oligomerik
formula digunakan bila fungsi penyerapan zat gizi sangat jelek. Na, K tinggi. Cair jernih berasal dari sirup atau kaldu 1X 24 jam dapat membantu.
Monitoring dan evaluasi merupakan langkah akhir dari asuhan gizi, yang harus dilakukan adalah mengumpulkan data sebagai berikut:
- Asupan makanan/ zat gizi yang dapat dikonsumsi. - Status gizi berdasarkan Antopometri, biokimia, fisik. - Kualitas hidup.
- Perilaku dan lingkungan (perubahan penget, perilaku mengenai makanan).
Sebagai penutup dapat disimpulkan mencegah kanker lebih baik dari pada mengibati yaitu dengan mengontrol faktor risiko yang dapat dikontrol diantaranya merubah gaya hidup dengan pola makan yang baik dan seimbang, menjaga IMT, olah raga, dan lain-lain.
Terapi diet kanker dengan kemoterapi disesuaikan dengan kondisi pasien, yang bertujuan optimalisasi status gizi. Cukup energi, protein, vitamin dan mineral, lemak tidak berlebihan. Porsi kecil tapi sering, bentuk makanan sesuai kemampuan.