UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS KEDOKTERAN / PRODI GIZI KESEHATAN
Jl. Farmako Sekip Utara Yogyakarta
Buku 2 : RKPM
(Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan)
Modul Pembelajaran Pertemuan Ke 4 dan 5
PENILAIAN STATUS GIZI
Semester III/ 3 SKS/KUG 2207
Oleh
Susetyowati, DCN, M.Kes
Didanai dengan dana BOPTN P3-UGM
Tahun Anggaran 2012
Januari 2013
Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RKPM) – PSG (2 SKS)
P e rt e m u a n ke Tujuan Ajar/Keluaran/
Indikator Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu)
Media Ajar1 Metode
Evaluasi dan Penilaian2 Metode Ajar (STAR)3 Aktivitas Mahasiswa Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar Sumber Ajar T e k s P re s e n ta s i G a m b ar A u d io /V id e o S o a l-tu g a s W e b 4 4 1) Dapat menjelaskan arti dan fungsi dari penilaian konsumsi makanan individu dan rumah tangga yang berhubunga n dengan penilaian status gizi, 2) Dapat menjelaskan metode penilaian konsumsi makanan individu dan Penilaian Konsumsi Makanan Individu dan Rumah Tangga : (1) Tujuan penilaian konsumsi makanan individu, (2) Macam metode penilaian konsumsi makanan individu, (3) Macam metode penilaian konsumsi 1 1 5 - 3 - Kuis : Konsumsi makan individu dan rumah tangga Tugas 1 : Tahapan metode penilaian konsumsi makan individu dan rumah tangga Mahasiswa berkelompo k dan berdiskusi didampingi dosen. (1) Baca bahan ajar sebelum kuliah, (2) Mengerjak an kuis dan tugas secara berkelompok dan menyampaika n hasilnya Menjelaskan materi di depan kelas, memandu jalannya diskusi dan merespon penyampaia n oleh mahasiswa Pengajar : Susetyowati, DCN, M.Kes Pustaka : 1) Nutrition Asessmen t : Rosalind Gibson, edisi tahun 2005 2) Mahan, K, Escott-Stump, S. 2007. Krause’s Food Nutrition and Diet Therapy. 12thEd.. Elsevier Health Sciences.
1Masing-masing media ajar disertakan dalam bentukhandoutsetiap minggu/pertemuan.
2Evaluasi mahasiswa dapat berupa: Kuis, Tugas, Self-Test, Tes formatif, Tes sumatif. Evaluasi mahasiswa ditujukan untuk mengukur ketercapaian tujuan (pada Kolom 2). 3UGM menggunakan sistem pembelajaranSTAR(Student Teacher Aesthetic Role-Sharing): kombinasi optimal antaraSCL(Student Centered Learning) danTCL(Teacher
Centered Learning).
rumah tangga dengan tepat, makan rumah tangga, (4) Macam metode penilaian konsumsi makan tingkat nasional. Waktu: 1x pertemuan @100 menit 5 Dapat menginterpreta sikan hasil metode penilaian kosumsi makanan individu dan rumah tangga Validitas Penilaian Konsumsi Makanan : (1) Penilaian konsumsi makan secara observasional , (2) Kesalahan penilaian konsumsi makanan dan interpretasi, (3) Pengolahan, analisis, dan inerpretasi data konsumsi makanan. Waktu: 1x pertemuan @100 menit 3 3 6 - 3 - Tugas : Interpretasi hasil penilaian konsumsi makanan individu berdasarka n kasus. Mahasiswa berkelompo k dan berdiskusi didampingi dosen. (1) Baca bahan ajar sebelum kuliah, (2) Mengerjak an kuis secara berkelompok dan menyampaika n hasilnya Menjelaskan materi di depan kelas, memandu jalannya diskusi dan merespon penyampaia n oleh mahasiswa Pengajar: Susetyowati, DCN, M.Kes Pustaka : 1) Nutrition Asessmen t : Rosalind Gibson, edisi tahun 2005 2)Mahan, K, Escott-Stump, S. 2007. Krause’s Food Nutrition and Diet Therapy. 12thEd.. Elsevier Health Sciences.
BAB III
PENILAIAN KONSUMSI MAKANAN
INDIVIDU DAN RUMAH TANGGA
A. Pendahuluan
Penilaian konsumsi makan atau dietary merupakan salah satu metode penilaian status gizi. Metode ini sangat khas dan penting untuk dikuasai oleh ahli gizi. Pokok bahasan ini meliputi penerapannya pada sasaran individu maupun rmah tangga. Membahas mulai dari tujuan, metode, pengolahan hingga interpretasi data dari penilaian konsumsi makanan. Selain itu juga terdapat penjabaran mengenai kesalahan atau bias yang sering terjadi sehingga perlu diperhatikan saat melakukan penilaian konsumsi makan.
Pokok bahasan ini akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa sebagai calon ahli gizi karena penilaian konsumsi makan akan sangat bermanfaat dalam melakukan konseling gizi maupun dalam rangka kepentigan penelitian. Materi ini sangat diperlukan dalam mencapai kompetensi mahasiswa sebagai ahli gizi nantinya. Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan arti dan fungsi penilaian konsumsi makan individu dan rumah tangga yang berhuungan dengan penilaian status gizi. Dapat menjelaskan tahapan metode penilaian konsumsi makan dan menginterpretasikan hasilnya. Pokok bahasan ini akan disampaikan dalam dua kali pertemuan.
B. Penyajian
1. Penilaian Konsumsi Makan Tujuan Survei Konsumsi Makan
Mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga, dan perorangan serta faktor-faktor yang berpengaruh.
Tujuan Khusus
o Mengetahui tingkat kecukupan konsumsi pangan nasional dan kelompok masyarakat
o Menentukan status kesehatan dan gizi keluarga
o Pedoman kecukupan makanan dan program pengadaan pangan
o Dasar perencanaan dan program pengembangan gizi
o Sarana pendidikan gizi masyarakat
Metode Penilaian Makanan Kualitatif
Tujuannya untuk mengetahui frekuensi makan, kebiasaan makan, serta cara memperolehnya
o Metode frekuensi makanan
o Metode dietary history
o Metode telepon
o Metode pendaftaran makanan
Metode Penilaian Makanan Kuantitatif
Tujuannya untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi dan menghitung konsumsi zat gizi
o Recall 24 jam
o Perkiraan makanan
o Penimbangan makanan
o Food account
o Metode inventaris
o Pencatatan (household food records
Penilaian Konsumsi Makanan Tingkat Individu
o Tujuan :
Untuk konsultasi
Untuk penelitian diit dan penyakit
o Metode kuantitatif (food recall, food record, penimbangan makanan)
o Metode kualitatif (metode frekuansi makanan dan dietary history)
Single Food Recall 24 jam
o Memberikan informasi mengenai makanan dan minuman yang dikonsumsi responden selama 24 jam terakhir termasuk metode memasak dan suplementasi nutrien
o Mengetahui rata-rata intake zat gizi populasi (jumlah sampel mewakili populasi & hari dalam seminggu proporsional)
o Tidak untuk penilaian individu
o Untuk konsultasi dapat menggambarkan pola makan secara kasar Kelemahan Metode Recall 24 jam
o The Flat Slope Syndrome
o Tidak dapat menggambarkan intake makanan sehari-hari bila hanya recall sehari
o Ketepatan tergantung daya ingat tidak cocok untuk anak < 7 thn, usila
o Petugas harus trampil menggunakan URT, mengenal cara pengolahan makanan (penggunaan saus, kecap, dll), dan pola pangan daerah
o Tidak tepat dilakukan saat hari pasaran, panen, dll.
Keunggulan Metode Recall 24 jam
Mudah dilaksanakan serta tidak terlalu membebani responden
Biaya relatif murah dan relatif cepat
Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf
Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi individu, sehingga dapat dihitung zat gizi sehari
Repeated 24 Hours Recall
Recall 24 jam dapat diulang selama musim yang berbeda untuk memperkirakan rata-rata intake individu
Jumlah pengulangan hari tergantung dari zat gizi yang akan diteliti dan jumlah populasi
“The United states Committee”pengulangan recall 4 hari pada individu yang sama dalam setahun (diambil secara sampling) dapat memperkirakan intake makanan individu
Langkah-Langkah Food Recall
Responden diminta mengingat dan mendeskripsikan makanan dan minuman yang dikonsumsi dlm 24 jam terakhir
Responden mengestimasikan ukuran makanan/minuman yang dikonsumsi, misalnya dengan menggunakan food models, foto, dll
Pengambil data mereview kembali data yang disebutkan responden
Pengambil data mengonversi URTgram
Tempat Waktu Nama
Masakan Metode Pemasakan Bahan Makanan Jumlah Konsumsi URT Gram Food Records
Responden mencatat semua makanan dan minuman dalam URT (periode waktu tertentu) termasuk cara persiapan dan pengolahan.
Memperkirakan intake aktual individu
Penelitian hubungan diit dan penyakit
Konsultasi untuk perubahan diit
Kelemahan dan Keunggulan Food Records
Kelemahan :
1. Membebani responden
2. Tergantung kejujuran dan kemauan responden mencatat 3. Akurasi menurun setelah 2-3 hari pencatatan
4. Dapat mengubah perilaku makan respondentidak menggambarkan intake sesungguhnya
Keunggulan :
1. Murah dan sederhana
2. Menjangkau sampel dalam jumla besar 3. Tidak tergantung memori responden 4. Pola makan dapat diketahui lengkap
Langkah-Langkah Food Record
Responden diminta untuk mencatat makanan/minuman yang dikonsumsi
Responden harus mendeskripsikan secara jelas, mulai dari nama masakan, metode memasak, brand name, asal makanan, bumbu dan pelengkapnya
Catat ukuran yang dikonsumsi (menggunakan URT)
Pengambil data mengonversi URTgram
Waktu Makan Nama Masakan Metode Pemasakan Merk Asal
Makanan Jumlah Konsumsi
URT Gram
Penimbangan Makanan
Responden menimbang dan mencatat semua makanan sebelum dikonsumsi selama periode tertentu
Cara persiapan makanan, jenis makanan dan makanan dicatat
Jumlah hari pengamatan tgt zat gizi yang diteliti dan jumlah populasi
Digunakan sbggold standar
Mengukur intake individu secara aktual Keunggulan dan Kelemahan Penimbangan Makanan
Keunggulan :
1. Data Lebih Akurat
2. Tidak Tergantung Laporan Responden Kelemahan :
1. Waktu lama 2. Biaya Mahal
3. Membebani Responden
4. Tenaga Pengumpul Data Harus Terlatih 5. Butuh Kerja Sama Dengan Responden
Langkah-Langkah Food Weighing
Responden diminta untuk mencatat makanan/minuman yang dikonsumsi sepanjang waktu
Responden harus mendeskripsikan secara jelas, mulai dari nama masakan, metode memasak, brand name, asal makanan, bumbu dan pelengkapnya
Catat ukuran yang dikonsumsi (menggunakan gram)
Waktu Makan Nama Masakan Metode Pemasakan
Berat Lab Use Only
BDD Yg tdk dimakan Berat yg dikonsumsi Kode makanan Frekuensi Makanan
Memperoleh data frekuensi konsumsi sejumlah makanan atau makanan jadi selama periode ttt (hari, mg, bulan, thn)
Kuisioner berisi 2 komponen : daftar bahan makanan dan frekuensi penggunaan BM
Daftar bahan makanan difokuskan pada kelompok makanan tertentu
Data semi kuantitatif diperoleh bila dicantumkan besar porsi tiap item BM
Mengestimasi intake makanan individu
Memberikan gambaran pola konsumsi bahan makanan
Menilai secara kualitatif dan semi kuantitatif
Lebih menganalisis makanan dari pada zat gizi
Tipe FFQ
Kualitatif FFQ hanya menanyakan jenis bahan makanan dan frekuensi konsumsi bahan makanan
Semi-kuantitatif FFQselain menanyakan jenis dan frekuensi, juga ditanyakan jumlah yang biasa dikonsumsi
Makanan
Ukuran Porsi Frekuensi Konsumsi
Ket. Porsi
Ukuran Gram Daily Weekly Monthly Year
Daging 1 ptg 50 1x
Telur ayam I btr 60 2x
Sayuran 1 gls 100 3x
Langkah-langkah FFQ
Mengkonversi seluruh katagori dalam hari: - nasi 3 x sehari = 3
- telur 5 x seminggu = 5/7 = 0.71 - tomat 4 x/bulan = 4/30 = 0.13 - Mangga 15 x (tahun/musim) = 15/365
Mengalikan berat (g) setiap BM dengan frekuansi : telur (50 g) = 0.71 x 50 = 35.5 g
Menghitung nilai gizi Keunggulan dan Kelemahan FFQ
Keunggulan :
1. Murah dan sederhana
2. Tidak membutuhkan latihan khusus 3. Responden tidak kesulitan
Kelemahan :
1. Validitas tergantung bahan makanan 2. Cukup menjemukan bagi pewawancara 3. Tergantung keterbukaan responden
Metode Dietary History
Informasi retrospektive intake makanan dan pola makan dari seseorang berdasarkan pengamatan dalam waktu cukup lama (1 bulan, 6 bulan, 1 thn)
Metode ini tdd : recall 24 jam, frekuensi makanan (mengecek recall 24 jam) dan food record selama 3 hari
Dapat mengetahui kualitatif dan kuantitatif Kegunaan
Mengetahui pola makan
Intake zat gizi dapat dihitung
Penelitian defisiensi zat gizi dan hubungan penyakit
Keunggulan dan Kelemahan Dietary History Keunggulan :
Dapat memberikan gambaran konsumsi makanan pada periode yang panjang
Dapat mengumpulkan data untuk semua zat gizi Kelemahan :
Terlalu membebani pihak pengumpul data dan responden
Membutuhkan pengumpul data yang terlatih
Tidak cocok dipakai untuk survei2 besar
Validitas tergantung pada daftar makanan
Penilaian Konsumsi Makanan Tingkat Rumah Tangga
Food Account
Metode Inventaris
House Hold Food Record
Metode Food Account
Pencatatan seluruh makanan yang masuk dalam keluargadalam URT/vol./berat
Lama pencatatan umumnya 7 hari
Mengetahui ketersediaan bahan makanan keluargaperiode tertentu
Mengetahui daya beli keluarga terhadap bahan makanan
Kurang telititidak dapat menggambarkan tingkat konsumsi RT
Metode ”Food List”
Mencatat seluruh BM yang digunakan keluarga dari dalam atau luar rumah (biasanya 1 – 7 hari)dalam URT
Tidak memperhitungkan BM rusak/terbuang
Mencatat jumlah anggota keluarga
Menghitung rata2 perkiraan konsumsi BM sehari untuk keluarga
Memperkirakan komsumsi perkapitadibagi jumlah anggota keluarga
Metode Inventaris
Log Book Method
Menghitung/mengukur persediaan makan di RT (berat dan jenis)
Makanan yang tersisa/terbuangdihitung
Mencatat jumlah anggota kel. & umur
Menghitung rata2 perkiraan konsumsi keluarga atau konsumsi perkapita
Household Food Record
Responden mencatat dan mengukur semua makanan yang dibeli/diterima
Mencatat semua makanan yang dimakan
Mencatat makanan yang dimakan di luar rumah
Menghitung rata2 konsumsi keluarga atau per kapita
Metode Telepon
Wawancara melalui teleponpersediaan makanan yang dikonsumsi keluarga dalam periode survei
Menentukan pola konsumsi keluarga
Metode Penilaian Makan Tingkat Nasional
Metode : Food Balance Sheet (FBS)
o Menghitung kapasitas produksi makanan dalam setahun
o Dikurangi pengeluaran untuk biit, kerusakan pascapanen dan transportasi dll
o Jumlah makanan dibagi dengan jumlah penduduk
o Ketersediaan perkapita pertahun (nasional)
Metode lain : Total Diet Study (TDS)
Tidak dipakai untuk menentukan status gizi masyarakat negara/wilayah
Menentukan kebijakan
Memperkirakan pola konsumsi masyarakat
Mengetahui perubahan pola konsumsi masyarakat
Penilaian Konsumsi Makan secara Observ Pengertian
Metode taksiran visual (comstok)
penaksir (estimator) menaksir secara visual
setiap golongan makanan atau jenis
Hasil estimasi tersebut bisa dalam bentuk :
Berat makanan yang
Skor bila menggunakan skala pengukuran.
Metode taksiran visual dikembangkan oleh Comstock dengan menggunakan skala 6
point (persen sisamakanan), dengan kriteria sebagai berikut:
1. Skala 0dikonsumsi seluruhnya oleh pasien (100% habis) 2. Skala 1tersisa ¼ porsi (75% habis)
3. Skala 2tersisa ½ porsi (50% habis) 4. Skala 3tersisa ¾ porsi (25% habis)
5. Skala 4hanya dikonsumsi sedikit ± 1 sdm (5%habis) 6. Skala 5tidak dikonsumsi sama sekali/ utuh (0% habis)
Untuk memperkirakan berat sisa makanan yang sesungguhnya, hasil pengukuran dengan skala Comstock dalam persen (%) akan dikalikan dengan berat awal (Murwani, 2001).
Kelebihan :
Waktu yang singkat
Tidak memerlukan alat yang banyak dan rumit
Menghemat biaya
dapat mengetahui sisa makanan
Kekurangan :
Diperlukan penaksir (
Memerlukan kemampuan dalam menaksir ( menaksir (under estimate)
Tidak dipakai untuk menentukan status gizi masyarakat negara/wilayah Menentukan kebijakanproduksi bahan makanan dan distribusi Memperkirakan pola konsumsi masyarakat
Mengetahui perubahan pola konsumsi masyarakat
Penilaian Konsumsi Makan secara Observasional (Visual Comstoc
Metode taksiran visual (comstok) metode penilaian konsumsi makan dengan cara
estimator) menaksir secara visualbanyaknya sisa makanan yang ada untuk setiap golongan makanan atau jenis hidangan.
si tersebut bisa dalam bentuk :
Berat makanan yang dinyatakan dalam gram Skor bila menggunakan skala pengukuran.
Metode taksiran visual dikembangkan oleh Comstock dengan menggunakan skala 6 makanan), dengan kriteria sebagai berikut:
dikonsumsi seluruhnya oleh pasien (100% habis) tersisa ¼ porsi (75% habis)
tersisa ½ porsi (50% habis) tersisa ¾ porsi (25% habis)
hanya dikonsumsi sedikit ± 1 sdm (5%habis) tidak dikonsumsi sama sekali/ utuh (0% habis)
Untuk memperkirakan berat sisa makanan yang sesungguhnya, hasil pengukuran dengan skala Comstock dalam persen (%) akan dikalikan dengan berat awal (Murwani,
Waktu yang singkat
alat yang banyak dan rumit dapat mengetahui sisa makanan menurut jenisnya
Diperlukan penaksir (estimator) yang terlatih, teliti, terampil
emerlukan kemampuan dalam menaksir (over estimate) atau
under estimate)
Tidak dipakai untuk menentukan status gizi masyarakat negara/wilayah produksi bahan makanan dan distribusi
asional (Visual Comstock)
metode penilaian konsumsi makan dengan cara banyaknya sisa makanan yang ada untuk
Metode taksiran visual dikembangkan oleh Comstock dengan menggunakan skala 6
Untuk memperkirakan berat sisa makanan yang sesungguhnya, hasil pengukuran dengan skala Comstock dalam persen (%) akan dikalikan dengan berat awal (Murwani,
Pengolahan, Analisis dan Interpretasi Data Konsumsi Makanan 1. Faktor Konversi
A. Bagian yang dapat dimakan
Refuse : bagian yg tidak dapat dimakan (biji, kulit) refuse diperhitungkan saat konversi dari bentuk BM ke dalam zat gizi
Waste : sisa makanan yang sebenarnya dapat dimakan tapi tidak dimakan. Banyaknya waste diperhitungkan dalam menentukan banyaknya konsumsi makanan responden
B. Konversi berat mentah masak
Makanan dalam olahan (masak) dan tidak ada dalam daftar komposisi makanan jajanan dapat digunakan konversi mentah masak (puslitbang gizi Bogor, 1974)
BMj = Fj x BOj
Fj = faktor konversi (tabel DMM) BMj = Berat BM j dalam bentuk mentah BOj = Berat BM j dalam bentuk masak
2. Ukuran Rumah Tangga
Daftar URT digunakan dalam menaksir jumlah BM
Koreksi untuk URT (ptg, iris, batang, ikat)
3. Analisis Zat gizi
Analisa dg menggunakan DKBM, daftar kandungan zat gizi makanan jajanan, pedoman komposisi ASI
Dietary Reference Intakes (DRIS)
Nilai “Reference Values” zat-zat gizi yang digunakan oleh tenaga profesional kesehatan dan gizi
Dasar untuk :
Penilaian dan perencanaan diet orang sehat
Program gizi pemerintah Tujuan DRIS
Mempertahankan kecukupan gizi
Promosi kesehatan
Menurunkan risiko penyakit kronik
Mengukurmengevaluasi ketidakcukupan / kelebihan zat gizi
Menilaiintakeindividu / populasi
Merencanakan diet
Dietary Reference Intakes (DRIs) adalah istilah kolektif yang meliputi nutrisi berbasis nilai acuan diet :
Recommended Dietary Allowance (RDA)
Adequate Intake (AI)
Tolerable Upper Intake Level (UL) EAR (Estimated Average Requirement)
Requirement level asupan dengan kriteria kecukupan spesifik dan mencegah risiko kekurangan / kelebihan zat gizi
Intake zat gizi untuk memenuhi setengah dari populasi sehat pada kelompok umur dan jenis kelamin
MEDIAN dari requirement distributionEAR
Dasar penetapan RDA
RDA (Recomended Dietary Allowance)
Intake zat gizi untuk memenuhi hampir seluruh (97-98%) populasi sehat pada kelompok umur dan jenis kelamin
Didapat dari EAR
EAR + 2 standard deviations
AI (Adequate Intake)
Intake zat gizi dari orang sehat yang diasumsikan cukup
Digunakan bila RDA tidak ada
Data tidak cukup untuk menentukan EAR
Based on observed intakes, experimental data, dan lain-lain
Tolerable Upper Intake Level
Asupan gizi tertinggi sehari-hari mungkin tidak menimbulkan risiko efek kesehatan yang merugikan pada hampir semua penduduk/populasi secara umum
Berlaku untuk penggunaan sehari-hari
Bukan tingkat yang direkomendasikan
o Tidak dibentuk manfaat tingkat yang lebih tinggi
o Peningkatan risiko pada intake lebih tinggi
Interpretasi Hasil
Baik = > 80 % AKG
Cukup = 70 – 79 % AKG
Sedang = 60 – 69 % AKG
Buruk = < 60 % AKG
Interpretasi dari Informasi Makanan
Rencana kelompok makanan
Jumlah porsi dari setiap jenis makanan dari kelompok makanan dibandingkan dengan pedoman makanan harian.
Misalnya :
1. kelompok daging,ikan, kacang-kacangan (protein) : 2-4 sajian 2. Kelompok roti, sereal, beras : 6-11 sajian
Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan : masukan protein, zat besi, vitamin C, vitamin A, dan kalsium mudah dideteksi. Metode ini mudah dan cepat dikerjakan
Kerugian : makanan kombinasi sulit dikatagorikan
Healthy Eating Index (HEI)Kennedy, et al (1995); Bowman et al (1998)
HEI Scores
> 80 : diet baik
51-80 : diet yang membutuhkan perbaikan
< 51 : diet buruk
Component of The Healthy Eating Index
Component Criteria for score 10 Criteria for score of 0
1. Grain 2. Vegetables 3. Fruits 4. Milk 5. Meat 6-11 servings 3-5 servings 2-4 servings 2-3 servings 2-3 servings 0 servings 0 servings 0 servings 0 servings 0 servings 6. Total fat 7. Saturated fat 8. Cholesterol 9. Sodium
10. Variety over 3 d period
30% or less < 10% energy < 300 mg < 2400 mg 16 different food item 40% 15% > 450 mg > 4800 mg
6 or fewer different food item
Kesalahan Penilaian Konsumsi Makanan dan Interpretasi Kesalahan dalam Penilaian
1. Bias secara Acak
Terjadi karena kesalahan pengukuran hasilnya tidak mempengaruhi nilai rata-rata
Dapat dikurangi dengan menambah jumlah pengamatan tidak dapat dihilangkan
Dapat terjadi pada seluruh responden dan seluruh hari 2. Bias Sistematik
Tidak dapat dikurangi dengan menambah jumlah pengamatan
Bias terjadi pada responden tertentu (obes , usila) dan pengumpul data tertentu
Kesalahan kuisionerBM penting tidak ada
Kesalahan pewawancara sengaja dan berulang melewatkan pertanyaan BM tertentu
Kesalahan alat ukur yang tidak akurat
Kesalahan dari DKBM
Sumber Bias
1. Bias non-respon
Disebabkan karena kurangnya respon atau kerja sama dari responden
Dapat diminimalisasi dengan :
o Menyederhanakan metode pengukuran konsumsi makan
o Mengingatkan responden melalui email atau telepon
o Pelatihan pengambil data agar lebih hangat, mengerti, dan membangun kepercayaan dengan responden
2. Bias dari Responden
Tidak memahami pertanyaan interviewer
Terbatasnya daya ingat
Makanan yang baik dilaporkan berlebihan
Makanan tidak baik tidak dilaporkan
Membesarkan konsumsi makanan yang bernilai sosial tinggi
Keinginan untuk menyenangkan pewawancara
Kesalahan dalam mencatat (food record) 3. Bias dari Pengumpul Data
Pengaruh sikap dalam bertanya mengarahkan jawaban, mencatat hasil wawancara, sengaja membuat catatan sendiri
Kesalahan dalam melakukan konversi makanan masak ke mentah dan URT ke berat (gram)
4. Kesalahan Estimasi dari Ukuran Porsi
Merupakan sumber terbesar kesalahan pengukuran bahan makanan
Responden tidak dapat dengan akurat mengukur jumlah porsi
Asumsi interviewer bahwa jawaban responden adalah seperti rata-rata “serving size”
5. The Flat Slope Syndrome
Kecenderungan over estimate untuk intake yang rendah
Kecenderungan under estimate untuk intake yang tinggi 6. Penggunaan Suplemen
Tidak dicantumkan penggunaan suplemen zat gizi dalam food recall dan record
hasilnya tidak benar saat menghitung nilai gizi 7. Kesalahan dalam Koding dan Perhitungan
Kesalahan penentuan nama bahan makanan yang digunakan
Perbedaan kandungan zat dari makanan yang sama karena tingkat kematangan, tanah dan pupuk yang dipakai tidak sama
Tidak adanya informasi mengenai komposisi makanan jadi atau jajanan
Upaya Mengurangi Bias
Pemilihan tenaga pelaksana mempunyai pengalaman dan latar belakang dalam penyelenggaraan makanan
Pelatihan petugas pengumpul data (penjelasan tujuan survei, teknik wawancara)
Standarisasi kuisioner
Uji coba kuisioner
Menggunakan bantuan visual (food model, foto BM)
Menggunakan bantuan audio (tape, telepon)
Pelatihan responden (URT dan besar porsi)
Menempatkan responden & interviewer dg acak
Validasi Data Hasil Pengkuran Konsumsi Makanan
Sulit dilakukan Gold standar yang dapat mengukur konsumsi sebenarnya responden
Menguji validitas membandingkan satu metode dg metode yg lebih baik (food recalldg penimbangan BM)
Cara Menguji Validitas Metode Survei DIIT (Willet, 1990)
Observasi langsung terhadap makanan yang dikonsumsi
Menimbang semua BM
Melakukan pemeriksaan biokmia thd variabel yang berhubungan secara fisiologis dg zat gizi, misalnya konsumsi protein dg kadar nitrogen urin 24 jam
Materi Pengayaan
Food Recall 24 Jam
Tujuan dari recall 24 jam adalah memperoleh informasi asupan makan dari klien selama 24 jam yang lalu atau pada hari yang sedang berjalan. Prinsip dari metode recall 24 jam dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada
periode 24 jam yang lalu. Dalam metode ini responden diminta menceritakan semua yang dimakan dan diminum selama 24 jam yang lalu. Biasanya dimulai sejak ia bangun pagi kemarin hingga dia istirahat (tidur di malam harinya). Atau dapat juga dilakukan dari waktu saat melakukan wawancara mundur ke belakang hingga 24 jam penuh.
Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Metode Food Recall 24 Jam :
Metode recall 24 jam sangat tergantung daya ingat responden, maka pewawancara harus memiliki kesabaran, ketelitian, kejujuran, dan kesungguhan dalam melakukan wawancara dengan responden.
Pewawancara harus menunjukkan sikap keterbukaan dan sikap menyenangkan, seperti sikap akrab, diplomatis, empatetik, dan meyakinkan.
Pewawancara harus mulai dengan menciptakan suasana yang nyaman bagi responden dan menjelaskan maksud dan tujuan dari wawancara tersebut, untuk mengetahui semua konsumsi makanan dan minuman selama 24 jam.
Ditekankan bahwa semua data / informasi yang diperoleh adalah bersifat rahasia dan ditekankan pula bahwa kebenaran informasi yang diperoleh sangatlah diharapkan.
Pewawancara harus memberikan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat netral seperti : “Saya ingin mengetahui apa saja yang telah Bapak/Ibu/Sdr/Sdri makan dan minum setelah bangun pagi kemarin?” “Kapan waktunya?” atau “Jam berapa itu dimakan/diminum?” “Dimana makanan itu dimakan?’ atau “Apakah makanan itu dimakan di rumah?” “Setelah itu, apa yang Bapak/Ibu makan dan kapan waktunya?”. Pertanyaan dilanjutkan sampai memperoleh data 24 jam dengan mengulangi pertanyaan tersebut jika diperlukan.
Hindari semua reaksi muka yang menunjukkan terkejut, setuju, atau tidak setuju terhadap pola makan responden.
Responden tidak boleh tahu waktu pelaksanaan recall 24 jam akan dilakukan. Hal itu untuk menghindari terjadinya perubahan pola makan dan minum dari subjek.
Pada akhir wawancara, jangan lupa menanyakan tentang penggunaan makanan suplemen seperti vitamin, mineral, protein, makanan diet, minuman diet, dan minuman beralkohol.
Sebagai pengecekan akhir, pewawancara dengan sopan sekali lagi mengingatkan apakah ada makanan yang terlupa seperti susu, sirup, dll. Kemudian pewawancara menanyakan apakah hari itu berjalan seperti hari-hari sebelumnya (sedang tidak ada peringatan apa-apa). Jangan lupa mengucapkan terima kasih pada responden.
Materi untuk Latihan
Langkah-Langkah Food Recall
Responden diminta mengingat dan mendeskripsikan makanan dan minuman yang dikonsumsi dalam 24 jam terakhir.
Responden mengestimasikan ukuran makanan/minuman yang dikonsumsi, misalnya dengan menggunakan food models, foto, URT, dll.
Responden diminta menyebutkan cara pemasakan makanan/minuman yang dikonsumsi, tempat dan waktu mengonsumsi, dan jika memungkinkan merk dari produk tersebut (khusus untuk makanan yang dibuat di rumah harus ada resep masakan tersebut dan bahan-bahan yang digunakan dan jumlah yang dimakan responden).
Pengambil data mereview kembali data yang disebutkan responden.
Pengambil data mengonversi URT menjadi gram.
Pengambil data menganalisis bahan makanan menjadi zat gizi.
Pengambil data membandingkan dengan standar kecukupan / kebutuhan responden FORMULIRFOOD RECALL24 JAM
Nama Responden : Tanggal Pelaksanaan :
Waktu Nama Masakan Bahan Makanan URTJumlah KonsumsiGram*
Sarapan
Selingan Pagi
Makan Siang
Selingan Sore
Makan Malam
*Diisi oleh pengambil data
Keterangan Total Pemenuhan Kebutuhan % Pemenuhan Energi (kcal)
Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)
Kesimpulan : Pewawancara:
2. Aktivitas :
Sebelum perkuliahan dimulai, mahasiswa diharapkan telah membaca bahan ajar terlebih dahulu. Dosen akan memaparkan materi di depan kelas, kemudian memberikan kuis dan tugas kepada mahasiswa. Kuis dikerjakan secara individu sedangkan tugas dikerjakan berkelompok. Dosen akan memandu jalannya diskusi dan memberikan respon atas hasil diskusi mahasiwa. Kuis dapat pula diberikan di awal pertemuan, sebelum dosen memberikan materi.
3. Tugas :
Tugas 1 : Tahapan metode penilaian konsumsi makan individu dan rumah tangga Tugas 2 : Interpretasi hasil penilaian konsumsi makanan individu berdasarkan kasus.
4. Latihan :
Kuis : Konsumsi makan individu dan rumah tangga
C. Penutup
1. Tes formatif dan kunci tes formatif
o Salah satu keunggulan metodefood weightingadalah :
a. Tidak membebani responden d. Tidak tergantung laporan responden b. Biaya relatif murah e. Mudah dilakukan
c. Waktu relatif cepat
o Bias acak dapat terjadi karena :
a. Kesalahan pengukuran d. Alat yang tidak akurat b. Kesalahan DKBM e. Kesalahan Pewawancara c. Kesalahan dari kuesioner
2. Petunjuk penilaian dan umpan balik
Penilaian dilakukan dengan proporsional sesuai metode evaluasi meliputi diskusi kelompok, tugas individu, praktek keterampilan medik, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester. Sesuai pula dengan kriteria penilaian yang digunakan, antara lain dalam diskusi kelompok meliputi penyelesaian tugas, kontribusi dalam kelompok, keaktifan dan keterampilan berkomunikasi. Pada tugas individu terdiri dari penulisan, hasil analisa dan kesesuaian dengan materi. Pada praktek keterampilan medik meliputi keterampilan dalam mendiagnosa gizi, berkomunikasi dan praktek dalam menilai status gizi.
3. Tindak lanjut
a. Tugas individu
Terdapat kuis yang diberikan saat perkuliahan berlangsung bagi mahasiswa sebagai bentuk tugas individu.
b. Diskusi kelompok
Terdapat tugas bagi mahasiswa untuk dikerjakan secara berkelompok dan menjadi bahan diskusi.
c. Praktikum
Dilakukan praktikum sesuai waktu yang teah dijadwalkan setelah penyampaian pokok bahasan oleh dosen.
d. Bahan bacaan :
Gibson, RS, 2005. Nutritional Assessment, A Laboratory Manual, Oxford Universitlaff Press, New York