• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku 2 : RKPM PENILAIAN STATUS GIZI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Buku 2 : RKPM PENILAIAN STATUS GIZI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS KEDOKTERAN / PRODI GIZI KESEHATAN

Jl. Farmako Sekip Utara Yogyakarta

Buku 2 : RKPM

(Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan)

Modul Pembelajaran Pertemuan Ke 4 dan 5

PENILAIAN STATUS GIZI

Semester III/ 3 SKS/KUG 2207

Oleh

Susetyowati, DCN, M.Kes

Didanai dengan dana BOPTN P3-UGM

Tahun Anggaran 2012

Januari 2013

(2)

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RKPM) – PSG (2 SKS)

P e rt e m u a n k

e Tujuan Ajar/Keluaran/

Indikator Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu)

Media Ajar1 Metode

Evaluasi dan Penilaian2 Metode Ajar (STAR)3 Aktivitas Mahasiswa Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar Sumber Ajar T e k s P re s e n ta s i G a m b ar A u d io /V id e o S o a l-tu g a s W e b 4 4 1) Dapat menjelaskan arti dan fungsi dari penilaian konsumsi makanan individu dan rumah tangga yang berhubunga n dengan penilaian status gizi, 2) Dapat menjelaskan metode penilaian konsumsi makanan individu dan Penilaian Konsumsi Makanan Individu dan Rumah Tangga : (1) Tujuan penilaian konsumsi makanan individu, (2) Macam metode penilaian konsumsi makanan individu, (3) Macam metode penilaian konsumsi 1 1 5 - 3 - Kuis : Konsumsi makan individu dan rumah tangga Tugas 1 : Tahapan metode penilaian konsumsi makan individu dan rumah tangga Mahasiswa berkelompo k dan berdiskusi didampingi dosen. (1) Baca bahan ajar sebelum kuliah, (2) Mengerjak an kuis dan tugas secara berkelompok dan menyampaika n hasilnya Menjelaskan materi di depan kelas, memandu jalannya diskusi dan merespon penyampaia n oleh mahasiswa Pengajar : Susetyowati, DCN, M.Kes Pustaka : 1) Nutrition Asessmen t : Rosalind Gibson, edisi tahun 2005 2) Mahan, K, Escott-Stump, S. 2007. Krause’s Food Nutrition and Diet Therapy. 12thEd.. Elsevier Health Sciences.

1Masing-masing media ajar disertakan dalam bentukhandoutsetiap minggu/pertemuan.

2Evaluasi mahasiswa dapat berupa: Kuis, Tugas, Self-Test, Tes formatif, Tes sumatif. Evaluasi mahasiswa ditujukan untuk mengukur ketercapaian tujuan (pada Kolom 2). 3UGM menggunakan sistem pembelajaranSTAR(Student Teacher Aesthetic Role-Sharing): kombinasi optimal antaraSCL(Student Centered Learning) danTCL(Teacher

Centered Learning).

(3)

rumah tangga dengan tepat, makan rumah tangga, (4) Macam metode penilaian konsumsi makan tingkat nasional. Waktu: 1x pertemuan @100 menit 5 Dapat menginterpreta sikan hasil metode penilaian kosumsi makanan individu dan rumah tangga Validitas Penilaian Konsumsi Makanan : (1) Penilaian konsumsi makan secara observasional , (2) Kesalahan penilaian konsumsi makanan dan interpretasi, (3) Pengolahan, analisis, dan inerpretasi data konsumsi makanan. Waktu: 1x pertemuan @100 menit 3 3 6 - 3 - Tugas : Interpretasi hasil penilaian konsumsi makanan individu berdasarka n kasus. Mahasiswa berkelompo k dan berdiskusi didampingi dosen. (1) Baca bahan ajar sebelum kuliah, (2) Mengerjak an kuis secara berkelompok dan menyampaika n hasilnya Menjelaskan materi di depan kelas, memandu jalannya diskusi dan merespon penyampaia n oleh mahasiswa Pengajar: Susetyowati, DCN, M.Kes Pustaka : 1) Nutrition Asessmen t : Rosalind Gibson, edisi tahun 2005 2)Mahan, K, Escott-Stump, S. 2007. Krause’s Food Nutrition and Diet Therapy. 12thEd.. Elsevier Health Sciences.

(4)

BAB III

PENILAIAN KONSUMSI MAKANAN

INDIVIDU DAN RUMAH TANGGA

A. Pendahuluan

Penilaian konsumsi makan atau dietary merupakan salah satu metode penilaian status gizi. Metode ini sangat khas dan penting untuk dikuasai oleh ahli gizi. Pokok bahasan ini meliputi penerapannya pada sasaran individu maupun rmah tangga. Membahas mulai dari tujuan, metode, pengolahan hingga interpretasi data dari penilaian konsumsi makanan. Selain itu juga terdapat penjabaran mengenai kesalahan atau bias yang sering terjadi sehingga perlu diperhatikan saat melakukan penilaian konsumsi makan.

Pokok bahasan ini akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa sebagai calon ahli gizi karena penilaian konsumsi makan akan sangat bermanfaat dalam melakukan konseling gizi maupun dalam rangka kepentigan penelitian. Materi ini sangat diperlukan dalam mencapai kompetensi mahasiswa sebagai ahli gizi nantinya. Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan arti dan fungsi penilaian konsumsi makan individu dan rumah tangga yang berhuungan dengan penilaian status gizi. Dapat menjelaskan tahapan metode penilaian konsumsi makan dan menginterpretasikan hasilnya. Pokok bahasan ini akan disampaikan dalam dua kali pertemuan.

B. Penyajian

1. Penilaian Konsumsi Makan Tujuan Survei Konsumsi Makan

Mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga, dan perorangan serta faktor-faktor yang berpengaruh.

Tujuan Khusus

o Mengetahui tingkat kecukupan konsumsi pangan nasional dan kelompok masyarakat

o Menentukan status kesehatan dan gizi keluarga

o Pedoman kecukupan makanan dan program pengadaan pangan

o Dasar perencanaan dan program pengembangan gizi

o Sarana pendidikan gizi masyarakat

(5)

Metode Penilaian Makanan Kualitatif

Tujuannya untuk mengetahui frekuensi makan, kebiasaan makan, serta cara memperolehnya

o Metode frekuensi makanan

o Metode dietary history

o Metode telepon

o Metode pendaftaran makanan

Metode Penilaian Makanan Kuantitatif

Tujuannya untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi dan menghitung konsumsi zat gizi

o Recall 24 jam

o Perkiraan makanan

o Penimbangan makanan

o Food account

o Metode inventaris

o Pencatatan (household food records

Penilaian Konsumsi Makanan Tingkat Individu

o Tujuan :

 Untuk konsultasi

 Untuk penelitian diit dan penyakit

o Metode kuantitatif (food recall, food record, penimbangan makanan)

o Metode kualitatif (metode frekuansi makanan dan dietary history)

Single Food Recall 24 jam

o Memberikan informasi mengenai makanan dan minuman yang dikonsumsi responden selama 24 jam terakhir termasuk metode memasak dan suplementasi nutrien

o Mengetahui rata-rata intake zat gizi populasi (jumlah sampel mewakili populasi & hari dalam seminggu proporsional)

o Tidak untuk penilaian individu

o Untuk konsultasi dapat menggambarkan pola makan secara kasar Kelemahan Metode Recall 24 jam

o The Flat Slope Syndrome

o Tidak dapat menggambarkan intake makanan sehari-hari bila hanya recall sehari

o Ketepatan tergantung daya ingat tidak cocok untuk anak < 7 thn, usila

o Petugas harus trampil menggunakan URT, mengenal cara pengolahan makanan (penggunaan saus, kecap, dll), dan pola pangan daerah

o Tidak tepat dilakukan saat hari pasaran, panen, dll.

(6)

Keunggulan Metode Recall 24 jam

 Mudah dilaksanakan serta tidak terlalu membebani responden

 Biaya relatif murah dan relatif cepat

 Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf

 Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi individu, sehingga dapat dihitung zat gizi sehari

Repeated 24 Hours Recall

 Recall 24 jam dapat diulang selama musim yang berbeda untuk memperkirakan rata-rata intake individu

 Jumlah pengulangan hari tergantung dari zat gizi yang akan diteliti dan jumlah populasi

 “The United states Committee”pengulangan recall 4 hari pada individu yang sama dalam setahun (diambil secara sampling) dapat memperkirakan intake makanan individu

Langkah-Langkah Food Recall

 Responden diminta mengingat dan mendeskripsikan makanan dan minuman yang dikonsumsi dlm 24 jam terakhir

 Responden mengestimasikan ukuran makanan/minuman yang dikonsumsi, misalnya dengan menggunakan food models, foto, dll

 Pengambil data mereview kembali data yang disebutkan responden

 Pengambil data mengonversi URTgram

Tempat Waktu Nama

Masakan Metode Pemasakan Bahan Makanan Jumlah Konsumsi URT Gram Food Records

 Responden mencatat semua makanan dan minuman dalam URT (periode waktu tertentu) termasuk cara persiapan dan pengolahan.

 Memperkirakan intake aktual individu

 Penelitian hubungan diit dan penyakit

 Konsultasi untuk perubahan diit

Kelemahan dan Keunggulan Food Records

Kelemahan :

1. Membebani responden

2. Tergantung kejujuran dan kemauan responden mencatat 3. Akurasi menurun setelah 2-3 hari pencatatan

(7)

4. Dapat mengubah perilaku makan respondentidak menggambarkan intake sesungguhnya

Keunggulan :

1. Murah dan sederhana

2. Menjangkau sampel dalam jumla besar 3. Tidak tergantung memori responden 4. Pola makan dapat diketahui lengkap

Langkah-Langkah Food Record

 Responden diminta untuk mencatat makanan/minuman yang dikonsumsi

 Responden harus mendeskripsikan secara jelas, mulai dari nama masakan, metode memasak, brand name, asal makanan, bumbu dan pelengkapnya

 Catat ukuran yang dikonsumsi (menggunakan URT)

 Pengambil data mengonversi URTgram

Waktu Makan Nama Masakan Metode Pemasakan Merk Asal

Makanan Jumlah Konsumsi

URT Gram

Penimbangan Makanan

 Responden menimbang dan mencatat semua makanan sebelum dikonsumsi selama periode tertentu

 Cara persiapan makanan, jenis makanan dan makanan dicatat

 Jumlah hari pengamatan tgt zat gizi yang diteliti dan jumlah populasi

 Digunakan sbggold standar

 Mengukur intake individu secara aktual Keunggulan dan Kelemahan Penimbangan Makanan

Keunggulan :

1. Data Lebih Akurat

2. Tidak Tergantung Laporan Responden Kelemahan :

1. Waktu lama 2. Biaya Mahal

3. Membebani Responden

4. Tenaga Pengumpul Data Harus Terlatih 5. Butuh Kerja Sama Dengan Responden

(8)

Langkah-Langkah Food Weighing

 Responden diminta untuk mencatat makanan/minuman yang dikonsumsi sepanjang waktu

 Responden harus mendeskripsikan secara jelas, mulai dari nama masakan, metode memasak, brand name, asal makanan, bumbu dan pelengkapnya

 Catat ukuran yang dikonsumsi (menggunakan gram)

Waktu Makan Nama Masakan Metode Pemasakan

Berat Lab Use Only

BDD Yg tdk dimakan Berat yg dikonsumsi Kode makanan Frekuensi Makanan

 Memperoleh data frekuensi konsumsi sejumlah makanan atau makanan jadi selama periode ttt (hari, mg, bulan, thn)

 Kuisioner berisi 2 komponen : daftar bahan makanan dan frekuensi penggunaan BM

 Daftar bahan makanan difokuskan pada kelompok makanan tertentu

 Data semi kuantitatif diperoleh bila dicantumkan besar porsi tiap item BM

 Mengestimasi intake makanan individu

 Memberikan gambaran pola konsumsi bahan makanan

 Menilai secara kualitatif dan semi kuantitatif

 Lebih menganalisis makanan dari pada zat gizi

Tipe FFQ

 Kualitatif FFQ  hanya menanyakan jenis bahan makanan dan frekuensi konsumsi bahan makanan

 Semi-kuantitatif FFQselain menanyakan jenis dan frekuensi, juga ditanyakan jumlah yang biasa dikonsumsi

Makanan

Ukuran Porsi Frekuensi Konsumsi

Ket. Porsi

Ukuran Gram Daily Weekly Monthly Year

Daging 1 ptg 50 1x

Telur ayam I btr 60 2x

Sayuran 1 gls 100 3x

Langkah-langkah FFQ

(9)

 Mengkonversi seluruh katagori dalam hari: - nasi 3 x sehari = 3

- telur 5 x seminggu = 5/7 = 0.71 - tomat 4 x/bulan = 4/30 = 0.13 - Mangga 15 x (tahun/musim) = 15/365

 Mengalikan berat (g) setiap BM dengan frekuansi : telur (50 g) = 0.71 x 50 = 35.5 g

 Menghitung nilai gizi Keunggulan dan Kelemahan FFQ

Keunggulan :

1. Murah dan sederhana

2. Tidak membutuhkan latihan khusus 3. Responden tidak kesulitan

Kelemahan :

1. Validitas tergantung bahan makanan 2. Cukup menjemukan bagi pewawancara 3. Tergantung keterbukaan responden

Metode Dietary History

 Informasi retrospektive intake makanan dan pola makan dari seseorang berdasarkan pengamatan dalam waktu cukup lama (1 bulan, 6 bulan, 1 thn)

 Metode ini tdd : recall 24 jam, frekuensi makanan (mengecek recall 24 jam) dan food record selama 3 hari

 Dapat mengetahui kualitatif dan kuantitatif Kegunaan

 Mengetahui pola makan

 Intake zat gizi dapat dihitung

 Penelitian defisiensi zat gizi dan hubungan penyakit

Keunggulan dan Kelemahan Dietary History Keunggulan :

 Dapat memberikan gambaran konsumsi makanan pada periode yang panjang

 Dapat mengumpulkan data untuk semua zat gizi Kelemahan :

 Terlalu membebani pihak pengumpul data dan responden

 Membutuhkan pengumpul data yang terlatih

 Tidak cocok dipakai untuk survei2 besar

 Validitas tergantung pada daftar makanan

Penilaian Konsumsi Makanan Tingkat Rumah Tangga

 Food Account

(10)

 Metode Inventaris

 House Hold Food Record

Metode Food Account

 Pencatatan seluruh makanan yang masuk dalam keluargadalam URT/vol./berat

 Lama pencatatan umumnya 7 hari

 Mengetahui ketersediaan bahan makanan keluargaperiode tertentu

 Mengetahui daya beli keluarga terhadap bahan makanan

 Kurang telititidak dapat menggambarkan tingkat konsumsi RT

Metode ”Food List”

 Mencatat seluruh BM yang digunakan keluarga dari dalam atau luar rumah (biasanya 1 – 7 hari)dalam URT

 Tidak memperhitungkan BM rusak/terbuang

 Mencatat jumlah anggota keluarga

 Menghitung rata2 perkiraan konsumsi BM sehari untuk keluarga

 Memperkirakan komsumsi perkapitadibagi jumlah anggota keluarga

Metode Inventaris

 Log Book Method

 Menghitung/mengukur persediaan makan di RT (berat dan jenis)

 Makanan yang tersisa/terbuangdihitung

 Mencatat jumlah anggota kel. & umur

 Menghitung rata2 perkiraan konsumsi keluarga atau konsumsi perkapita

Household Food Record

 Responden mencatat dan mengukur semua makanan yang dibeli/diterima

 Mencatat semua makanan yang dimakan

 Mencatat makanan yang dimakan di luar rumah

 Menghitung rata2 konsumsi keluarga atau per kapita

Metode Telepon

 Wawancara melalui teleponpersediaan makanan yang dikonsumsi keluarga dalam periode survei

 Menentukan pola konsumsi keluarga

Metode Penilaian Makan Tingkat Nasional

 Metode : Food Balance Sheet (FBS)

o Menghitung kapasitas produksi makanan dalam setahun

o Dikurangi pengeluaran untuk biit, kerusakan pascapanen dan transportasi dll

o Jumlah makanan dibagi dengan jumlah penduduk

o Ketersediaan perkapita pertahun (nasional)

 Metode lain : Total Diet Study (TDS)

(11)

 Tidak dipakai untuk menentukan status gizi masyarakat negara/wilayah

 Menentukan kebijakan

 Memperkirakan pola konsumsi masyarakat

 Mengetahui perubahan pola konsumsi masyarakat

Penilaian Konsumsi Makan secara Observ Pengertian

 Metode taksiran visual (comstok)

penaksir (estimator) menaksir secara visual

setiap golongan makanan atau jenis

 Hasil estimasi tersebut bisa dalam bentuk :

 Berat makanan yang

 Skor bila menggunakan skala pengukuran.

Metode taksiran visual dikembangkan oleh Comstock dengan menggunakan skala 6

point (persen sisamakanan), dengan kriteria sebagai berikut:

1. Skala 0dikonsumsi seluruhnya oleh pasien (100% habis) 2. Skala 1tersisa ¼ porsi (75% habis)

3. Skala 2tersisa ½ porsi (50% habis) 4. Skala 3tersisa ¾ porsi (25% habis)

5. Skala 4hanya dikonsumsi sedikit ± 1 sdm (5%habis) 6. Skala 5tidak dikonsumsi sama sekali/ utuh (0% habis)

Untuk memperkirakan berat sisa makanan yang sesungguhnya, hasil pengukuran dengan skala Comstock dalam persen (%) akan dikalikan dengan berat awal (Murwani, 2001).

Kelebihan :

 Waktu yang singkat

 Tidak memerlukan alat yang banyak dan rumit

 Menghemat biaya

 dapat mengetahui sisa makanan

Kekurangan :

 Diperlukan penaksir (

 Memerlukan kemampuan dalam menaksir ( menaksir (under estimate)

Tidak dipakai untuk menentukan status gizi masyarakat negara/wilayah Menentukan kebijakanproduksi bahan makanan dan distribusi Memperkirakan pola konsumsi masyarakat

Mengetahui perubahan pola konsumsi masyarakat

Penilaian Konsumsi Makan secara Observasional (Visual Comstoc

Metode taksiran visual (comstok) metode penilaian konsumsi makan dengan cara

estimator) menaksir secara visualbanyaknya sisa makanan yang ada untuk setiap golongan makanan atau jenis hidangan.

si tersebut bisa dalam bentuk :

Berat makanan yang dinyatakan dalam gram Skor bila menggunakan skala pengukuran.

Metode taksiran visual dikembangkan oleh Comstock dengan menggunakan skala 6 makanan), dengan kriteria sebagai berikut:

dikonsumsi seluruhnya oleh pasien (100% habis) tersisa ¼ porsi (75% habis)

tersisa ½ porsi (50% habis) tersisa ¾ porsi (25% habis)

hanya dikonsumsi sedikit ± 1 sdm (5%habis) tidak dikonsumsi sama sekali/ utuh (0% habis)

Untuk memperkirakan berat sisa makanan yang sesungguhnya, hasil pengukuran dengan skala Comstock dalam persen (%) akan dikalikan dengan berat awal (Murwani,

Waktu yang singkat

alat yang banyak dan rumit dapat mengetahui sisa makanan menurut jenisnya

Diperlukan penaksir (estimator) yang terlatih, teliti, terampil

emerlukan kemampuan dalam menaksir (over estimate) atau

under estimate)

Tidak dipakai untuk menentukan status gizi masyarakat negara/wilayah produksi bahan makanan dan distribusi

asional (Visual Comstock)

metode penilaian konsumsi makan dengan cara banyaknya sisa makanan yang ada untuk

Metode taksiran visual dikembangkan oleh Comstock dengan menggunakan skala 6

Untuk memperkirakan berat sisa makanan yang sesungguhnya, hasil pengukuran dengan skala Comstock dalam persen (%) akan dikalikan dengan berat awal (Murwani,

(12)

Pengolahan, Analisis dan Interpretasi Data Konsumsi Makanan 1. Faktor Konversi

A. Bagian yang dapat dimakan

 Refuse : bagian yg tidak dapat dimakan (biji, kulit)  refuse diperhitungkan saat konversi dari bentuk BM ke dalam zat gizi

 Waste : sisa makanan yang sebenarnya dapat dimakan tapi tidak dimakan. Banyaknya waste diperhitungkan dalam menentukan banyaknya konsumsi makanan responden

B. Konversi berat mentah masak

 Makanan dalam olahan (masak) dan tidak ada dalam daftar komposisi makanan jajanan dapat digunakan konversi mentah masak (puslitbang gizi Bogor, 1974)

 BMj = Fj x BOj

Fj = faktor konversi (tabel DMM) BMj = Berat BM j dalam bentuk mentah BOj = Berat BM j dalam bentuk masak

2. Ukuran Rumah Tangga

 Daftar URT digunakan dalam menaksir jumlah BM

 Koreksi untuk URT (ptg, iris, batang, ikat)

3. Analisis Zat gizi

 Analisa dg menggunakan DKBM, daftar kandungan zat gizi makanan jajanan, pedoman komposisi ASI

Dietary Reference Intakes (DRIS)

 Nilai “Reference Values” zat-zat gizi  yang digunakan oleh tenaga profesional kesehatan dan gizi

 Dasar untuk :

 Penilaian dan perencanaan diet orang sehat

 Program gizi pemerintah Tujuan DRIS

 Mempertahankan kecukupan gizi

 Promosi kesehatan

 Menurunkan risiko penyakit kronik

 Mengukurmengevaluasi ketidakcukupan / kelebihan zat gizi

 Menilaiintakeindividu / populasi

 Merencanakan diet

Dietary Reference Intakes (DRIs) adalah istilah kolektif yang meliputi nutrisi berbasis nilai acuan diet :

(13)

 Recommended Dietary Allowance (RDA)

 Adequate Intake (AI)

 Tolerable Upper Intake Level (UL) EAR (Estimated Average Requirement)

Requirement  level asupan dengan kriteria kecukupan spesifik dan mencegah risiko kekurangan / kelebihan zat gizi

 Intake zat gizi untuk memenuhi setengah dari populasi sehat pada kelompok umur dan jenis kelamin

 MEDIAN dari requirement distributionEAR

 Dasar penetapan RDA

RDA (Recomended Dietary Allowance)

 Intake zat gizi untuk memenuhi hampir seluruh (97-98%) populasi sehat pada kelompok umur dan jenis kelamin

 Didapat dari EAR

 EAR + 2 standard deviations

AI (Adequate Intake)

 Intake zat gizi dari orang sehat yang diasumsikan cukup

 Digunakan bila RDA tidak ada

 Data tidak cukup untuk menentukan EAR

 Based on observed intakes, experimental data, dan lain-lain

Tolerable Upper Intake Level

 Asupan gizi tertinggi sehari-hari mungkin tidak menimbulkan risiko efek kesehatan yang merugikan pada hampir semua penduduk/populasi secara umum

 Berlaku untuk penggunaan sehari-hari

 Bukan tingkat yang direkomendasikan

o Tidak dibentuk manfaat tingkat yang lebih tinggi

o Peningkatan risiko pada intake lebih tinggi

Interpretasi Hasil

(14)

 Baik = > 80 % AKG

 Cukup = 70 – 79 % AKG

 Sedang = 60 – 69 % AKG

 Buruk = < 60 % AKG

Interpretasi dari Informasi Makanan

 Rencana kelompok makanan

Jumlah porsi dari setiap jenis makanan dari kelompok makanan dibandingkan dengan pedoman makanan harian.

Misalnya :

1. kelompok daging,ikan, kacang-kacangan (protein) : 2-4 sajian 2. Kelompok roti, sereal, beras : 6-11 sajian

Keuntungan dan Kerugian

 Keuntungan : masukan protein, zat besi, vitamin C, vitamin A, dan kalsium mudah dideteksi. Metode ini mudah dan cepat dikerjakan

 Kerugian : makanan kombinasi sulit dikatagorikan

Healthy Eating Index (HEI)Kennedy, et al (1995); Bowman et al (1998)

HEI Scores

 > 80 : diet baik

 51-80 : diet yang membutuhkan perbaikan

 < 51 : diet buruk

Component of The Healthy Eating Index

Component Criteria for score 10 Criteria for score of 0

1. Grain 2. Vegetables 3. Fruits 4. Milk 5. Meat 6-11 servings 3-5 servings 2-4 servings 2-3 servings 2-3 servings 0 servings 0 servings 0 servings 0 servings 0 servings 6. Total fat 7. Saturated fat 8. Cholesterol 9. Sodium

10. Variety over 3 d period

30% or less < 10% energy < 300 mg < 2400 mg 16 different food item 40% 15% > 450 mg > 4800 mg

6 or fewer different food item

Kesalahan Penilaian Konsumsi Makanan dan Interpretasi Kesalahan dalam Penilaian

1. Bias secara Acak

 Terjadi karena kesalahan pengukuran  hasilnya tidak mempengaruhi nilai rata-rata

(15)

 Dapat dikurangi dengan menambah jumlah pengamatan  tidak dapat dihilangkan

 Dapat terjadi pada seluruh responden dan seluruh hari 2. Bias Sistematik

 Tidak dapat dikurangi dengan menambah jumlah pengamatan

 Bias terjadi pada responden tertentu (obes , usila) dan pengumpul data tertentu

 Kesalahan kuisionerBM penting tidak ada

 Kesalahan pewawancara  sengaja dan berulang melewatkan pertanyaan BM tertentu

 Kesalahan alat ukur yang tidak akurat

 Kesalahan dari DKBM

Sumber Bias

1. Bias non-respon

 Disebabkan karena kurangnya respon atau kerja sama dari responden

 Dapat diminimalisasi dengan :

o Menyederhanakan metode pengukuran konsumsi makan

o Mengingatkan responden melalui email atau telepon

o Pelatihan pengambil data agar lebih hangat, mengerti, dan membangun kepercayaan dengan responden

2. Bias dari Responden

 Tidak memahami pertanyaan interviewer

 Terbatasnya daya ingat

 Makanan yang baik dilaporkan berlebihan

 Makanan tidak baik tidak dilaporkan

 Membesarkan konsumsi makanan yang bernilai sosial tinggi

 Keinginan untuk menyenangkan pewawancara

 Kesalahan dalam mencatat (food record) 3. Bias dari Pengumpul Data

 Pengaruh sikap dalam bertanya  mengarahkan jawaban, mencatat hasil wawancara, sengaja membuat catatan sendiri

 Kesalahan dalam melakukan konversi makanan masak ke mentah dan URT ke berat (gram)

4. Kesalahan Estimasi dari Ukuran Porsi

 Merupakan sumber terbesar kesalahan pengukuran bahan makanan

 Responden tidak dapat dengan akurat mengukur jumlah porsi

 Asumsi interviewer bahwa jawaban responden adalah seperti rata-rata “serving size”

(16)

5. The Flat Slope Syndrome

 Kecenderungan over estimate untuk intake yang rendah

 Kecenderungan under estimate untuk intake yang tinggi 6. Penggunaan Suplemen

 Tidak dicantumkan penggunaan suplemen zat gizi dalam food recall dan record

hasilnya tidak benar saat menghitung nilai gizi 7. Kesalahan dalam Koding dan Perhitungan

 Kesalahan penentuan nama bahan makanan yang digunakan

 Perbedaan kandungan zat dari makanan yang sama karena tingkat kematangan, tanah dan pupuk yang dipakai tidak sama

 Tidak adanya informasi mengenai komposisi makanan jadi atau jajanan

Upaya Mengurangi Bias

 Pemilihan tenaga pelaksana  mempunyai pengalaman dan latar belakang dalam penyelenggaraan makanan

 Pelatihan petugas pengumpul data (penjelasan tujuan survei, teknik wawancara)

 Standarisasi kuisioner

 Uji coba kuisioner

 Menggunakan bantuan visual (food model, foto BM)

 Menggunakan bantuan audio (tape, telepon)

 Pelatihan responden (URT dan besar porsi)

 Menempatkan responden & interviewer dg acak

Validasi Data Hasil Pengkuran Konsumsi Makanan

 Sulit dilakukan  Gold standar yang dapat mengukur konsumsi sebenarnya responden

 Menguji validitas  membandingkan satu metode dg metode yg lebih baik (food recalldg penimbangan BM)

Cara Menguji Validitas Metode Survei DIIT (Willet, 1990)

 Observasi langsung terhadap makanan yang dikonsumsi

 Menimbang semua BM

 Melakukan pemeriksaan biokmia thd variabel yang berhubungan secara fisiologis dg zat gizi, misalnya konsumsi protein dg kadar nitrogen urin 24 jam

Materi Pengayaan

Food Recall 24 Jam

Tujuan dari recall 24 jam adalah memperoleh informasi asupan makan dari klien selama 24 jam yang lalu atau pada hari yang sedang berjalan. Prinsip dari metode recall 24 jam dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada

(17)

periode 24 jam yang lalu. Dalam metode ini responden diminta menceritakan semua yang dimakan dan diminum selama 24 jam yang lalu. Biasanya dimulai sejak ia bangun pagi kemarin hingga dia istirahat (tidur di malam harinya). Atau dapat juga dilakukan dari waktu saat melakukan wawancara mundur ke belakang hingga 24 jam penuh.

Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Metode Food Recall 24 Jam :

 Metode recall 24 jam sangat tergantung daya ingat responden, maka pewawancara harus memiliki kesabaran, ketelitian, kejujuran, dan kesungguhan dalam melakukan wawancara dengan responden.

 Pewawancara harus menunjukkan sikap keterbukaan dan sikap menyenangkan, seperti sikap akrab, diplomatis, empatetik, dan meyakinkan.

 Pewawancara harus mulai dengan menciptakan suasana yang nyaman bagi responden dan menjelaskan maksud dan tujuan dari wawancara tersebut, untuk mengetahui semua konsumsi makanan dan minuman selama 24 jam.

 Ditekankan bahwa semua data / informasi yang diperoleh adalah bersifat rahasia dan ditekankan pula bahwa kebenaran informasi yang diperoleh sangatlah diharapkan.

 Pewawancara harus memberikan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat netral seperti : “Saya ingin mengetahui apa saja yang telah Bapak/Ibu/Sdr/Sdri makan dan minum setelah bangun pagi kemarin?” “Kapan waktunya?” atau “Jam berapa itu dimakan/diminum?” “Dimana makanan itu dimakan?’ atau “Apakah makanan itu dimakan di rumah?” “Setelah itu, apa yang Bapak/Ibu makan dan kapan waktunya?”. Pertanyaan dilanjutkan sampai memperoleh data 24 jam dengan mengulangi pertanyaan tersebut jika diperlukan.

 Hindari semua reaksi muka yang menunjukkan terkejut, setuju, atau tidak setuju terhadap pola makan responden.

 Responden tidak boleh tahu waktu pelaksanaan recall 24 jam akan dilakukan. Hal itu untuk menghindari terjadinya perubahan pola makan dan minum dari subjek.

 Pada akhir wawancara, jangan lupa menanyakan tentang penggunaan makanan suplemen seperti vitamin, mineral, protein, makanan diet, minuman diet, dan minuman beralkohol.

 Sebagai pengecekan akhir, pewawancara dengan sopan sekali lagi mengingatkan apakah ada makanan yang terlupa seperti susu, sirup, dll. Kemudian pewawancara menanyakan apakah hari itu berjalan seperti hari-hari sebelumnya (sedang tidak ada peringatan apa-apa). Jangan lupa mengucapkan terima kasih pada responden.

(18)

Materi untuk Latihan

Langkah-Langkah Food Recall

 Responden diminta mengingat dan mendeskripsikan makanan dan minuman yang dikonsumsi dalam 24 jam terakhir.

 Responden mengestimasikan ukuran makanan/minuman yang dikonsumsi, misalnya dengan menggunakan food models, foto, URT, dll.

 Responden diminta menyebutkan cara pemasakan makanan/minuman yang dikonsumsi, tempat dan waktu mengonsumsi, dan jika memungkinkan merk dari produk tersebut (khusus untuk makanan yang dibuat di rumah harus ada resep masakan tersebut dan bahan-bahan yang digunakan dan jumlah yang dimakan responden).

 Pengambil data mereview kembali data yang disebutkan responden.

 Pengambil data mengonversi URT menjadi gram.

Pengambil data menganalisis bahan makanan menjadi zat gizi.

 Pengambil data membandingkan dengan standar kecukupan / kebutuhan responden FORMULIRFOOD RECALL24 JAM

Nama Responden : Tanggal Pelaksanaan :

Waktu Nama Masakan Bahan Makanan URTJumlah KonsumsiGram*

Sarapan

Selingan Pagi

Makan Siang

Selingan Sore

Makan Malam

*Diisi oleh pengambil data

Keterangan Total Pemenuhan Kebutuhan % Pemenuhan Energi (kcal)

Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)

Kesimpulan : Pewawancara:

(19)

2. Aktivitas :

Sebelum perkuliahan dimulai, mahasiswa diharapkan telah membaca bahan ajar terlebih dahulu. Dosen akan memaparkan materi di depan kelas, kemudian memberikan kuis dan tugas kepada mahasiswa. Kuis dikerjakan secara individu sedangkan tugas dikerjakan berkelompok. Dosen akan memandu jalannya diskusi dan memberikan respon atas hasil diskusi mahasiwa. Kuis dapat pula diberikan di awal pertemuan, sebelum dosen memberikan materi.

3. Tugas :

Tugas 1 : Tahapan metode penilaian konsumsi makan individu dan rumah tangga Tugas 2 : Interpretasi hasil penilaian konsumsi makanan individu berdasarkan kasus.

4. Latihan :

Kuis : Konsumsi makan individu dan rumah tangga

C. Penutup

1. Tes formatif dan kunci tes formatif

o Salah satu keunggulan metodefood weightingadalah :

a. Tidak membebani responden d. Tidak tergantung laporan responden b. Biaya relatif murah e. Mudah dilakukan

c. Waktu relatif cepat

o Bias acak dapat terjadi karena :

a. Kesalahan pengukuran d. Alat yang tidak akurat b. Kesalahan DKBM e. Kesalahan Pewawancara c. Kesalahan dari kuesioner

2. Petunjuk penilaian dan umpan balik

Penilaian dilakukan dengan proporsional sesuai metode evaluasi meliputi diskusi kelompok, tugas individu, praktek keterampilan medik, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester. Sesuai pula dengan kriteria penilaian yang digunakan, antara lain dalam diskusi kelompok meliputi penyelesaian tugas, kontribusi dalam kelompok, keaktifan dan keterampilan berkomunikasi. Pada tugas individu terdiri dari penulisan, hasil analisa dan kesesuaian dengan materi. Pada praktek keterampilan medik meliputi keterampilan dalam mendiagnosa gizi, berkomunikasi dan praktek dalam menilai status gizi.

3. Tindak lanjut

a. Tugas individu

Terdapat kuis yang diberikan saat perkuliahan berlangsung bagi mahasiswa sebagai bentuk tugas individu.

b. Diskusi kelompok

Terdapat tugas bagi mahasiswa untuk dikerjakan secara berkelompok dan menjadi bahan diskusi.

(20)

c. Praktikum

Dilakukan praktikum sesuai waktu yang teah dijadwalkan setelah penyampaian pokok bahasan oleh dosen.

d. Bahan bacaan :

Gibson, RS, 2005. Nutritional Assessment, A Laboratory Manual, Oxford Universitlaff Press, New York

Referensi

Dokumen terkait

Pola makan remaja yang terdiri dari frekuensi makan, jumlah makanan, jenis bahan makanan serta asupan serat yang dikonsumsi akan berpengaruh terhadap kecukupan gizi

 Tulis nama masakan/ menu 1 hari yang lalu sesuai dengan waktu makan yang dikonsumsi oleh seluruh anggota keluarga.  Tulis seluruh jenis bahan makanan yang dikonsumsi oleh

Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui apakah rumah tangga tersebut dalam 24 jam terakhir (24-hour recall) mengkonsumsi 12 jenis kelompok pangan dengan menggali

Gambaran jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berdasarkan food recall 24 jam pada makanan pokok sering makan adalah nasi sebesar 100%.. Penelitian Simarmata

Pola makan remaja yang terdiri dari frekuensi makan, jumlah makanan, jenis. bahan makanan serta asupan serat yang dikonsumsi akan berpengaruh

Sedangkan berdasarkan perhitungan frekuensi konsumsi makanan dengan metode  food kuantitatif didapatkan hasil: sumber pangan  pokok yang paling sering dikonsumsi adalah nasi,

Selain itu, dikumpulkan data perilaku konsumsi anak sekolah dasar mencakup jenis dan jumlah makanan yang biasa dikonsumsi anak sehari-hari, baik makanan utama yang biasa

Jumlah rata-rata makanan sumber vitamin C yang dikonsumsi sehari-hari, diukur dengan jumlah bahan makanan yang masuk ke dalam tubuh dan diperoleh melalui recall 3 x 24 jam,