UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS KEDOKTERAN / PRODI GIZI KESEHATAN
Jl. Farmako Sekip Utara YogyakartaBuku 2 : RKPM
(Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan)
Modul Pembelajaran Pertemuan Ke 2 dan 3
PENILAIAN STATUS GIZI
Semester III/ 3 SKS/KUG 2207
Oleh
dr. Emy Huriyati, M.Kes
Didanai dengan dana BOPTN P3-UGM
Tahun Anggaran 2012
Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RKPM) – PSG (2 SKS)
P e rt e m u a n ke Tujuan Ajar/Keluaran/ Indikator Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu)
Media Ajar1 Metode
Evaluasi dan Penilaian2 Metode Ajar (STAR)3 Aktivitas Mahasiswa Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar Sumber Ajar T e k s P re s e n ta s i G a m b ar A u d io /V id e o S o a l-tu g a s W e b 4 2 1) Dapat menjelaskan arti dan fungsi pemeriksaan fisik klinis yang berhubunga n dengan penilaian status gizi, 2) Dapat menjelaskan metode pemeriksaan fisik klinis dengan tepat, Anamnesis dan Penilaian Status Gizi secara Klinis : (1) Penilaian Status Gizi secara klinis, (2) Keunggulan dan keterbatasan pemeriksaan klinis, (3) Riwayat medis, (4) Anamnesis, 1 1 9 - 4 - Kuis : Anamnesis dan pemeriksa an fisik -klinis Tugas 1 : Tahapan metode pemeriksa an fisik klinis Tugas 2 : Anamnesis Tugas 3 : Interpretasi hasil pemeriksa Mahasiswa berkelomp ok dan berdiskusi didampingi dosen. (1) Baca bahan ajar sebelum kuliah, (2) Mengerjak an kuis dan tugas secara berkelompok, Menjelaska n materi di depan kelas, memandu jalannya diskusi dan merespon penyampai an dari mahasiswa Pengajar: dr. Emy Huriyati, M.Kes Pustaka : (1) Mahan, K, Escott-Stump, S. 2007. Krause’s Food Nutrition and Diet Therapy. 12thEd.. Elsevier Health Sciences. (2) Gleadle, J. 2007. At a glance : 1Masing-masing media ajar disertakan dalam bentuk handout setiap minggu/pertemuan.
2Evaluasi mahasiswa dapat berupa: Kuis, Tugas, Self-Test, Tes formatif, Tes sumatif. Evaluasi mahasiswa ditujukan untuk mengukur ketercapaian tujuan (pada Kolom 2). 3UGM menggunakan sistem pembelajaran STAR (Student Teacher Aesthetic Role-Sharing): kombinasi optimal antara SCL (Student Centered Learning) dan TCL (Teacher Centered
Learning).
3) Dapat Menginterpr etasikan hasil metode pemeriksaan fisik klinis (5) Pemeriksaan Fisik Waktu: 1x pertemuan @100 menit an fisik klinis Anamnesis dan Pemeriksa an Fisik. Erlangga. 3 Dapat menjelaskan arti, fungsi dan macam metode biofisik yang berhubungan dengan penilaian status gizi, Anamnesis dan Penilaian Status Gizi secara Fisik: (1) Pengertian metode biofisik, (2) Macam cara metode biofisik, (3) Pemeriksaan radiologi, (4) Tes fungsi fisik, (5) Tes sitologi Waktu: 1x pertemuan @100 menit 1 1 - - 3 - Kuis : Metode biofisik berdasarka n suatu contoh kasus Mahasiswa berkelomp ok dan berdiskusi didampingi dosen. (1) Baca bahan ajar sebelum kuliah, (2) Mengerjak an kuis secara berkelompok dan menyampaika n hasilnya Menjelaska n materi di depan kelas, memandu jalannya diskusi dan merespon penyampai an oleh mahasiswa Pengajar: dr. Emy Huriyati, M.Kes Pustaka : Gleadle, J. 2007. At a glance : Anamnesis dan Pemeriksa an Fisik. Erlangga.
BAB II
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA FISIK DAN KLINIS
dr. Emy Huriyati, M. KesA. Pendahuluan
Penilaian status gizi secara fisik meliputi antropometri dan biofisik. Antropometri akan dibahas dalam pokok bahasan tersendiri. Sedangkan untuk materi biofisik akan menjadi sub pokok bahasan dari bab ini. Penilaian status gizi secara klinis dengan riwayat medis dan pemeriksaan fisik yaitu melihat tanda (sign) dan gejala (symptom). Anamnesis menjadi bentuk penggalian data megenai segala keluhan, kondisi kesehatan pasien, hingga data sosioekonominya.
Pokok bahasan ini bermanfaat sebagai salah satu dari metode penilaian status gizi individu maupun kelompok dengan aspek peninjauan kondisi fisik dan keterangan lainnya yang diperoleh dari pasien. Pokok bahasan ini juga diharapakan mampu memenuhi kompetensi yang harus dicapai mahasiswa sebagai lulusan dietisien nantinya serta menjadi bagian persiapan materi bagi mahasiswa sebelum mengikuti praktikum. Setelah mengikuti pertemuan pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan arti dan fungsi pemeriksaan fisik dan klinis yang berhubungan dengan penilaian status gizi. Dapat menjelaskan tahapan metode pemeriksaan fisik dan klinis dan menginterpretasikan hasilnya. Pokok bahasan ini akan disampaikan dalam dua kali pertemuan.
B. Penyajian
1. Penilaian Status Gizi Secara Fisik dan Klinis
Penilaian Status Gizi secara Fisik :
o Antropometri artinya ukuran tubuh manusia, antropometri berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh dan pengukuran tubuh.
o Biofisik: melihat kemampuan fungsi dan melihat perubahan struktur jaringan misal kejadian buta senja, tes adaptasi gelap.
Penilaian Status Gizi secara Klinis :
o Pemeriksaan Klinis adalah metode untuk mengukur status gizi masyarakat yang didasarkan pada perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Dilihat dari jaringan ephitel seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral, atau organ misal kelenjar tiroid.
o Mengukur tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik tanda (sign) dan gejala (symptom).
Keunggulan pemeriksaan klinis
o Relatif murah, tidak perlu biaya besar.
o Dalam pelaksanaan, pemeriksaan tidak perlu tenaga khusus tetapi tenaga para medis bisa dilatih.
o Sederhana, cepat, mudah diinterpretasikan. o Tidak memerlukan peralatan rumit.
Keterbatasan pemeriksaan klinis
o Beberapa gejala klinis tidak mudah dideteksi.
o Gejala klinis tidak bersifat spesifik, gejala klinis yang sama ada kalanya bukan hanya disebabkan kekurangan satu macam zat gizi saja, misal :
Glossitis karena kekurangan riboflavin, niasin, asam folat,atau vitamin B-12.
Nasolabial seboroik disebabkan defisiensi vitamin b6, b2 atau niasin Bercak bitot tidak hanya disebabkan faktor gizi tetapi karena udara
atau herediter
o Gejala klinis bersifat multipel, penyakit kulit karena defisiensi satu macam vitamin tidak berdiri sendiri tetapi bagian dari defisiensi vitamin , mineral maupun zat gizi lain.
o Gejala klinis bisa timbul permulaan kekurangan zat gizi maupun masa penyembuhan misalnya hepatomegali.
o Adanya variasi gejala klinis yang dipengaruhi genetik, lingkungan, kebiasaan, dan lain-lain.
Pemeriksaan Klinis
Terdiri dari dua bagian, yaitu :
o Medical history (riwayat medis); catatan mengenai perkembangan penyakit
o Pemeriksaan fisik : melihat dan mengamati gejala gangguan gizi baik sign maupun symptom
Riwayat Medis (Medical History)
Kejadian-kejadian yang berhubungan dengan gejala yang timbul pada penderita dan faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit tersebut, meliputi :
Identitas penderita : umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, suku, dsb Lingkungan fisik dan sosial budaya
Sejarah timbulnya penyakit :RPS Data-data tambahan:RPD, RP Anamnesis
o Keluhan utama : lama, terjadinya gejala (mendadak, perlahan, terus-menerus), sifat : menetap, menjalar, menyebar, berpindah-pindah, berat ringannya keluhan dan perkembangannya, yg mendahului keluhan, keluhan pertama kali atau sebelumnya
o Demam, Batuk, Mencret, Kejang, Muntah, Edema, Sesak nafas, Sianosis, Ikterus, Perdarahan
o RPS, RPD, RPK, Anak (R.Kehamilan, Kelahiran, Pertumbuhan/peerkembangan, Imunisasi, Penyakit yang pernah diderita). o Data sosial ekonomi dan Perumahan
Pemeriksaan Fisik
o Dari ujung rambut sampai ujung kaki. o Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi. o Keadaan Umum
Kesan umum ; tampak sakit/ tidak.
Kesadaran : Compos mentis, apatis, somnolen, sopor, koma, delirium. Status Gizi : Baik/ckp, kurang, buruk.
o Tanda Vital/Vital sign : Tensi (T), Nadi (N), Respirasi (R), Suhu (t).
Materi Pengayaan
Pemeriksaan Fisik o Kelompok I :
tanda-tanda yang berhubungan dengan kurang gizi atau gizi lebih. o Kelompok II :
tanda yang perlu penyelidikan lebih lanjut, karena faktor lain. o Kelompok III :
tanda yang tidak berkaitan dengan malnutrisi walaupun mirip.
KEPALA
Ukuran, lingkar kepala Mikrocephal, makrocephal
craniotabes,
Ubun-ubun :menonjol, cekung
RAMBUT ( warna, kelebatan, distribusi pertumbuhan)
Kelompok I : kurang bercahaya (lack of clustee) rambut kusam, kering Rambut tipis dan jarang (thinness and aparsenes).
Rambut kurang kuat/mudah putus, kurang pigmen rambut (depigmentasi). Tanda bendera (flag sign) : episode selang seling KEP dan pengobatan.
WAJAH
Asimetri Bengkak lokal
Sindrome tertentu
Kelompok I : penurunan pigmentasi (defuse depigmentasi), moon face
MATA
(Visus, palpebrae, glandula lacrimalis/ductus nasolacrimalis, konjungtiva, sklera, kornea, pupil, lensa, eksoftalmus, strabismus).
Kelompok I : Selaput mata pucat Keratomalasia Angular palpebritis
pengeringan selaput mata (conjunctival xerosis) bintik bitot (bitot’s spot)
pengeringan kornea (cornea xerosis) Kelompok II : Corneal vascularization Conjunctival infection Corneal arcus Xanthomata Corneal scar
Kelompok III : Pterygium BIBIR
Kelompok I : Angular stomatitis Jaringan parut angular Kelompok II :
Depigmentasi kronis pada bibir bawah
LIDAH
Kelompok I : Edema lidah
Lidah mentah (scarlet) Lidah magenta
Atropi papila glositis
Kelompok II :
Papila hiperamic dan hipertropik fissures
Kelompok III : Geographic tongue Pigmented tongue GIGI
Kelompok I :
Mottled enamel- fluorosis Karies gigi Kelompok II : Pengikisan Enamel hipoplasia Erosi enamel GUSI Kelompok I :
Spongy, bleeding gums Kelompok II : Ressesion of gums Kelompok III : pyorrhoea LEHER Pengukuran JVP
Pembesaran Limfonodi leher
DADA DAN PERUT
Dada : Cor, Pulmo Perut : Hepar, Lien
EKSTERMITAS KELENJAR Kelompok I : Pembesaran tiroid Pembesaran parotid Kelompok II : gynecomastia KULIT Kelompok I : Xerosis Follicular hiperkeratosis Petechiae Pellagrous rash Flaky-paint rash
Scrotal and vulval dermatosis Kelompok II :
Mosaic dermatosis
KUKU
Kelompok I : koilonychia Kelompok II :
Tranverse ridging or grooving of nails
Pemeriksaan Sistemik Kardiovaskuler, gastrointestinal, pernafasan, vegetasi Kelompok I :
Sistem gastrointestinal, hepatomegali Sistem saraf : perubahan mental
Tes klinis sistem saraf pusat : kehilangan sensor, daya gerak lemah, hilangnya kepekaan indera posisi/indera vibrasi, hilangnya sentakan lutut dan tumit, kepayahan betis.
Sistem kardiovaskuler : pembesaran jantung dan takikardi penyebabnya anemia dan beri-beri,
Kelompok II :
Sistem kardiovaskuler : Tekanan darah Penilaian Status Gizi dengan Metode Biofisik
o Merupakan penialaian status gizi secara langsung
o Untuk melihat kemampuan fungsi jaringan dan perubahan struktur
o Tes kemampuan fungsi jaringan meliputi tes kemampuan kerja, energi ekspenditure dan adaptasi sikap
o Perubahan struktur dapat dilihat pengerasan kuku, pertumbuhan trambut tidak normal, menurunnya elastisitas kartilago, pemeriksaan yang tidak dpt dilihat secara klinis dilakukan pemeriksaan radiologi
o Sangat mahal, memerlukan tenaga profesional Penilaian Biofisik dilakukan 3 cara :
o Pemeriksaan radiologi : untuk melihat tanda fisik dan keadaan-keadaan tertentu seperti riketsia, osteomalacia, fluorosis, dan beri-beri.
o Tes fungsi fisik : mengukur perubahan fungsi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan gizi, misalnya tes ketajaman penglihatan, adaptasi mata pada suasana gelap, penampilan fisik, koordinasi otot. Tes adaptasi pada ruang gelap sering dilakukan untuk mengukur kelainan buta senja akibat kekurangan vitamin A, metode ini punya kelemahan :
Tidak spesifik untuk mengukur kekurangan vitamin A, karena ada faktor lain yang mempengaruhinya
Sulit dilakukan Tidak objektif
o Tes sitologi : Tes ini digunakan untuk menilai keadaan KEP berat dilakukan dengan melihat noda pada epitel (stained epithelial smears) dari mukosa oral.
Materi untuk latihan
a. Pengukuran Frekuensi Respirasi
Check List Pengukuran Frekuensi Respirasi
No Kriteria Skor
0 1 2
1 Mamberi salam kepada pasien dan memperkenalkan diri 2 Memposisikan diri di sisi kanan pasien, kecuali pada pasien
bertangan kidal
3 Menjelaskan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan kepada pasien
4 Meminta pasien untuk membuka pakaian dan duduk atau tidur terlentang
5 Mengisnpeksi atau melakukan palpasi (dengan kedua tangan) dada pasien. Hitung frekuensi respirasi per menit dengan menghitung pergerakan respirasi selama 15 detik kemudian dikali empat atau menghitung pergerakan respirasi selama 1 menit
6 Mencatat frekuensi respirasi per menit
b. Pemeriksaaan tanda-tanda malnutrisi
Check List Pemeriksaan Tanda-tanda Malnutrisi
No Kriteria Skor
0 1 2
1 Mamberi salam kepada pasien dan memperkenalkan diri 2 Memposisikan diri di sisi kanan pasien, kecuali pada pasien
bertangan kidal
3 Menjelaskan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan kepada pasien
4 Meminta pasien untuk duduk dan membuka pakaian. Apabila pasien tidak mampu duduk, pemeriksaan dilakukan pada posisi tidur.
5 Melakukan inspeksi penampakan skeletal pada region facialis, clavicula, thorax (costa), brachium (lengan atas), femur (paha) dan cruris (betis).
6 Melakukan pemeriksaan tonus otot triceps dengan meminta pasien untuk meluruskan lengan sejajar sumbu horizontal kemudian melipatnya hingga siku membentuk sudut 900. Otot triceps kemudian diraba dan dicubit dengan 3 jari (ibu jari, telunjuk dan jari tengah). Otot triceps yang kendor dan lemah menandakan adanya muscle wasting. Selain itu, tanda muscle wasting dapat dilihat dari adanya bagian kulit yang melayang (terpisah dari otot) yang mengecil.
7 Melanjutkan pemeriksaan cadangan lemak subcutan dengan meraba dan mencubit bagian kulit yang melayang tadi. Lapisan lemak subcutan yang tipis menandakan malnutrisi kronis.
8 Melakukan pemeriksaan 6 dan 7 pada otot paha. 9 Mencatat hasil pemeriksaan.
Skor Total
2. Aktivitas :
Sebelum perkuliahan dimulai, mahasiswa diharapkan telah membaca bahan ajar terlebih dahulu. Dosen akan memaparkan materi di depan kelas, kemudian memberikan kuis dan tugas kepada mahasiswa. Kuis dikerjakan secara individu sedangkan tugas dikerjakan berkelompok. Dosen akan memandu jalannya diskusi dan memberikan respon atas hasil diskusi mahasiwa. Kuis dapat pula diberikan di awal pertemuan, sebelum dosen memberikan materi.
3. Tugas :
Tugas 1 : Tahapan metode pemeriksaan fisik klinis Tugas 2 : Anamnesis
Tugas 3 : Interpretasi hasil pemeriksaan fisik klinis 4. Latihan :
Kuis : Anamnesis dan pemeriksaan fisik - klinis
Kuis : Metode biofisik berdasarkan suatu contoh kasus 5. Rangkuman
o Pemeriksaan klinis meliputi 2 hal : Riwayat medis dan pemeriksaan fisik
Riwayat medis bertujuan untuk mengetahui apakah malnutrisi disebabkan faktor primer (konsumsi makanan ) atau bukan
o Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua perubahan yang ada kaitannya dengan kekurangan gizi.
o Tanda klinis malnutrisi tidak spesifik, oleh karenanya harus dipadukan dengan pemeriksaan lain, seperti antropometri, laboratorium, dan survei konsumsi makanan sehingga penilaian status gizi lebih tepat.
C. Penutup
1. Tes formatif dan kunci tes formatif
o Keunggulan pemeriksaan klinis adalah : a. akurat
b. Pelaksanaannya mudah
c. Tidak memerlukan peralatan yang rumit d. Bisa dilakukan di lapangan
e. Memerlukan keterampilan
o Pemeriksaan klinis terdiri dari 2 bagian a. Mengetahui sign dan symptom
b. Medical record dan pemeriksaan klinis c. Mengukur antropometri dan tanda vital d. Menganalisis biokimiawi dan tanda fisik e. Medical history dan pemeriksaan fisik
2. Petunjuk penilaian dan umpan balik
Penilaian dilakukan dengan proporsional sesuai metode evaluasi meliputi diskusi kelompok, tugas individu, praktek keterampilan medik, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester. Sesuai pula dengan kriteria penilaian yang digunakan, antara lain dalam diskusi kelompok meliputi penyelesaian tugas, kontribusi dalam kelompok, keaktifan dan keterampilan berkomunikasi. Pada tugas individu terdiri dari penulisan, hasil analisa dan kesesuaian dengan materi. Pada praktek keterampilan medik meliputi keterampilan dalam mendiagnosa gizi, berkomunikasi dan praktek dalam menilai status gizi.
3. Tindak lanjut a. Tugas individu
Terdapat kuis yang diberikan saat perkuliahan berlangsung bagi mahasiswa sebagai bentuk tugas individu.
b. Diskusi kelompok
Terdapat tugas bagi mahasiswa untuk dikerjakan secara berkelompok dan menjadi bahan diskusi.
c. Praktikum
Dilakukan praktikum sesuai waktu yang teah dijadwalkan setelah penyampaian pokok bahasan oleh dosen.
d. Bahan bacaan :
Mahan, K, Escott-Stump, S. 2007. Krause’s Food Nutrition and Diet Therapy. 12thEd.. Elsevier Health
Gibson, RS, 2005. Nutritional Assessment, A Laboratory Manual, Oxford