Sistem
Sistem
Tenaga
Tenaga
Listrik
Listrik
Paparan
Paparan
# 1
# 1
Pengantar
Sistem tenaga listrik dibangun guna menyalurkan kebutuhan energi listrik kepada pengguna akhir. Paparan mengenai sistem tenaga listrik ini akan diberikan dalam suatu seri. Pokok bahasan hanya menyangkut teknik kelistrikan saja, mulai dari mesin
pembangkit listrik ke arah pengguna akhir. Instalasi konversi energi sebelum mesin pembangkit listrik yang
berperan mengubah energi primer, tidak termasuk dalam pembahasan.
Sistem Tenaga Listrik
bertugasmemasok energi listrik sesuai dengan kebutuhan pengguna akhir
TRANSFORMATOR BOILER
TURBIN
GENERATOR
GARDU DISTRIBUSI
Konversi Energi Transmisi Distribusi
TRANSFORMATOR BOILER
TURBIN
GENERATOR
GARDU DISTRIBUSI
Sistem Tenaga dan Berbagai Persoalannya
Operasional Teknis a.l:
Aliran Daya ke Beban, Operasi & Pengendalian, Kesalahan, Dinamika Sistem, Keandalan, Kualitas Daya, Pemeliharaan, Dampak Lingkungan.
Operasional Manajerial a.l:
Visi, Misi, Kebijakan, Strategi, Operasi, Manajemen, Administrasi, Finansial, Bisnis, Pendidikan dan Pembinaan SDM, Dampak Ekonomi.
Pendahuluan
Sistem Proteksi dan Koordinasi Isolasi Transmisi
Pembangkitan Generator Tansformator Distribusi Beban
Pendahuluan
Pengelompokan persoalan-persoalan dalam Sistem Tenaga Listrik yang penulis lakukan bukanlah berarti bahwa persoalan-persoalan
tersebut saling terpisah.
Pembahasan memang dapat dilakukan untuk masing-masing persoalan namun dalam praktik
mereka saling bertautan.
Pengelompokan tersebut dilakukan agar kita mengetahui pada tataran mana kita sedang
#1 Besaran dalam Sistem Tenaga Listrik #2 Saluran Transmisi
#3 Mesin Sinkron #4 Transformator #5 Aliran Daya
#6 Kesalahan Seimbang dan Tak-Seimbang #7 Proteksi
#8 Dinamika Sistem Tenaga
Cakupan Bahasan
Pendahuluan
Keseluruhan pokok bahasan tentang Sistem Tenaga Listrik akan disampaikan dalam satu seri paparan. Pokok bahasan
hanya akan mencakup instalasi sistem tenaga listrik saja yang akan meliputi
Dalam paparan #1 ini akan kita bahas:
FasorImpedansi Diagram Fasor
Daya
Sistem Tiga Fasa Seimbang Komponen simetris
Daya dalam Komponen Simeris Sistem Per-unit
Fasor
Sinyal Sinus di kawasan waktu :
v
=
A
cos(
ω
t
+
θ
)
Besaran
Besaran
dalam
dalam
Sistem
Sistem
Tenaga
Tenaga
Listrik,
Listrik
,
FasorFasorhanya amplitudo A dan sudut fasa θ yang diperhatikan, karena ω diketahui sama untuk
seluruh sistem; ω = 2 π f
Inilah yang disebut Fasor ditulis dalam bentuk fasor :
V
=
Ae
jθDalam penurunan fasor ini A adalah amplitudo sinyal
sinus. Dalam pemanfaatan fasor selanjutnya A
adalah nilai efektif (nilai rms) yang untuk sinyal sinus
2
maks
rms
A
Penulisan dan Penggambaran Fasor
θ
∠
=
=
θA
Ae
jV
V
dituliskan
jb a jA A A + = θ + θ = θ ∠ = sin cos V
∠
+
=
+
=
−a
b
b
a
jb
a
2 2tan
1V
Karena hanya amplitudo dan sudutfasa saja yang diperhatikan maka
Bentuk polar
Bentuk sudut siku
Mengubah bentuk sudut siku menjadi bentuk polar
|A| θ Im Re a jb V
Besaran
Contoh-1.1:
penulisan sinyal sinus dalam bentuk fasor)
30
sin(
07
,
7
)
30
cos(
07
,
7
)
30
sin(
2
10
)
30
cos(
2
10
atau
30
2
10
o o o o 1 o 1−
+
=
−
+
−
=
−
∠
=
j
j
V
V
)
30
314
cos(
10
)
(
o 1t
=
t
−
v
menjadi:Pada frekuensi ω = 314 rad/sec f = 50 Hz
Besaran
Fasor Negatif dan Fasor Konjugat
Jika
A
= A
∠
θ
θ
−
∠
= A
*
A
(
)
(
180
)
180
o o−
θ
∠
=
+
θ
∠
=
−
A
A
A
negatif dariA
: konjugat dariA
: jb a − − = − A jb a − = * Ajb
a +
=
A
Jika
θ Im Re −θ a jb − a −jbA
A
−
A
*
Besaran
• Perkalian
(
)
2 1+
θ
θ
∠
=
×
B
AB
A
)
(
1 2 2 1=
∠
θ
−
θ
θ
∠
θ
∠
=
B
A
B
A
B
A
• Pembagian Operasi-Operasi Fasor 2θ
∠
= B
B
1θ
∠
= A
A
(
) (
)
(
cos
11cos
22) (
sin
11sin
22)
sin
sin
cos
cos
θ
−
θ
+
θ
−
θ
=
−
θ
+
θ
+
θ
+
θ
=
+
B
A
j
B
A
B
A
j
B
A
B
A
B
A
• Penjumlahan dan Pengurangan
Jika diketahui : maka :
Besaran
Impedansi suatu elemen rangkaian di kawasan fasor adalah perbandingan antara
fasor tegangan dan fasor arus elemen tersebut
x
x
x
Z
I
V
=
impedansi fasor tegangan fasor arusImpedansi Di Kawasan Fasor
Besaran
Resistor :
V =
RRI
RZ
R
R R R=
=
I
V
Induktor :
V
L=
j
ω
L
I
LZ
j
L
L L L=
=
ω
I
V
Kapasitor :
I
C=
j
ω
C
V
CC
j
C
j
Z
C C Cω
−
=
ω
=
=
1
1
I
V
Perhatikan: relasi-relasi ini adalah relasi linier. Dengan bekerja di kawasan fasor kita
terhindar dari perhitungan diferensial.
Besaran
•
Perhatian : Walaupun impedansi merupakan pernyataan
yang berbentuk kompleks, akan tetapi impedansi bukanlah
fasor. Impedansi dan fasor merupakan dua pengertian dari
dua konsep yang berbeda.
– Fasor adalah pernyataan dari sinyal sinus
– Impedansi adalah pernyataan elemen.
Besaran
Diagram
Contoh-1.2:
Arus Dan Tegangan Pada InduktorL
L
L
L
L
L
j
Z
L
j
Z
I
I
V
=
=
( ω
)
ω
=
Di kawasan waktu:
-200 -150 -100 -50 0 50 100 150 200 0 0,002 0,004 0,006 0,008 iL(t)v
L(t)
detik V ARe
Im
Arus
90
odi belakang
tegangan
LV
LI
Besaran
Contoh-1.3:
Arus Dan Tegangan Pada Kapasitor C C C C CC
j
Z
C
j
C
j
Z
I
I
V
ω
−
=
=
ω
−
=
ω
=
1
Di kawasan waktu:
-10 -5 0 5 10 0 0,0005 0,001 0,0015 0,002 iC(t) V A vC(t) detikRe
Im
arus
90
omendahului
tegangan
CI
CV
Besaran
Contoh-1.4:
Beban KapasitifA
40
5
dan
V
10
120
∠
o=
∠
o=
I
V
Ω
−
=
−
+
−
=
Ω
−
∠
=
∠
∠
=
=
12
8
,
20
)
30
sin(
24
)
30
cos(
24
30
24
40
5
10
120
o o oj
j
Z
BI
V
Re
Im
arus
mendahului
tegangan
V
I
Besaran
Contoh-1.5:
Beban InduktifΩ
+
=
+
=
Ω
∠
=
−
∠
∠
=
=
8
,
20
12
)
60
sin(
24
)
60
cos(
24
60
24
40
5
20
120
o o o o oj
j
Z
BI
V
A
40
5
dan
V
20
120
∠
o=
∠
−
o=
I
V
Re
Im
arus
tertinggal dari
tegangan
V
I
Besaran
Ω − ∠ = − ∠ + = Ω − = + − = − 87 , 36 125 100 75 tan ) 75 ( ) 100 ( 75 100 25 100 100 o 1 2 2 j j j Ztot A 36,87 2 87 , 36 125 0 250 o o o ∠ = − ∠ ∠ = = tot s Z V I
Beban RLC seri ini bersifat kapasitif |ZC| > |ZL| arus mendahului tegangan
Contoh-1.6:
Beban : RLC seri kapasitif100Ω −j100Ω
j25
Ω
+
−
o 0 250∠ = s VRe
Im
I s VBesaran
Contoh-1.7:
Beban : RLC seri, induktif V 0 250 100 25 100 o ∠ = Ω = Ω − = Ω = s L C R j Z j Z Z VΩ
∠
=
∠
+
=
Ω
+
=
+
−
=
−87
,
36
125
100
75
tan
)
75
(
)
100
(
75
100
100
25
100
o 1 2 2j
j
j
Z
tot A 36,87 2 87 , 36 125 0 250 o o o − ∠ = ∠ ∠ = = tot s Z V I100Ω −j25Ω
j100
Ω
V
s=
250∠0
oV
+
−
Pada beban kapasitif |ZL| > |ZC| arus tertinggal dari tegangan
Re
Im
I V
Besaran
Contoh-1.8:
Beban : RLC paralel . 0 250 01 . 0 04 . 0 01 . 0 o ∠ = Ω − = Ω = Ω = s L C R j Y j Y Y V03
.
0
01
.
0
01
.
0
04
.
0
01
.
0
j
j
j
Y
tot+
=
Ω
−
+
=
100Ω −j25Ω j100Ω Vs= 250∠0oV+
−
I o 1 2 26
.
71
9
.
7
5
.
2
5
.
7
tan
5
.
7
2.5
5
.
7
5
.
2
)
03
.
0
01
.
0
(
250
∠
=
+
=
+
=
+
×
=
=
−j
j
Y
V
I
Re
Im
I
V
Besaran
V 26,87 1 0 5 0 250 87 , 36 125 90 25 V ,13 3 5 200 0 250 87 , 36 125 90 100 V 36,87 200 0 250 87 , 36 125 100 o o o o o o o o o o o ∠ = ∠ − ∠ ∠ = − ∠ = ∠ − ∠ − ∠ = ∠ = ∠ − ∠ = L C R V V V A 36,87 2 87 , 36 125 0 250 o o o ∠ = − ∠ ∠ = = tot s Z V I 87 , 36 125 75 100− = ∠− o Ω = j Ztot
Contoh-1.9:
Fasor Tegangan Tiap Elemen100Ω −j100Ω
j25
Ω
+
−
V 0 250∠ o = s VRe
Im
Fasor tegangan rangkaian mengikuti hukum Kirchhoff
L C R s
V
V
V
V
=
+
+
I VR = R I I VC = −jXC I VL = jXL s VBesaran
t
I
i
t
V
v
b=
mcos(
ω
+
θ
)
;
b
=
mcos
ω
(
)
(
t
)
V
I
t
I
V
t
I
V
t
I
V
I
V
t
t
t
I
V
t
t
I
V
vi
p
m m m m m m m m m m m m m m bω
θ
−
ω
+
θ
=
ω
θ
−
ω
θ
+
θ
=
ω
θ
ω
−
θ
ω
=
ω
θ
+
ω
=
=
2
sin
sin
2
2
cos
1
cos
2
2
sin
sin
2
2
cos
cos
2
cos
2
cos
sin
sin
cos
cos
cos
)
cos(
Di kawasan waktu:
Nilai rata-rata
= V
rmsI
rmscos
θ
Nilai rata-rata
= 0
-1 1 0 15t
p
b Komponen ini memberikan alih energi netto; disebutdaya nyata: P
Komponen ini tidak
memberikan alih energi
netto; disebut
daya reaktif:
Q
Besaran
*
I
V
=
S
rms rmsI
V
S =
θ
=
θ
=
θ
=
θ
=
+
=
sin
sin
cos
cos
rms rms rms rmsI
V
S
Q
I
V
S
P
jQ
P
S
θ
−
∠
=
∠
=
V
rmsI
I
rmsV
0
odan
Di Kawasan Fasor:
• Daya Kompleks :Faktor Daya
S
P
=
ϕ
cos
Re
Im
ϕ
P jQSegitiga daya
*
I
V
=
S
*
I
I
V
Besaran
S
P
=
θ
= cos
f.d.
Faktor Daya dan Segitiga Daya:
jQ
P Re
Im
θ
Faktor daya lagging
*
I
V
=
S
(lagging) Re Im θ*
I
I
V
V (leading) Re Im θI
*
I
−
jQ P Re Im θFaktor daya leading
*
I
V
=
S
Besaran
Daya Kompleks dan Impedansi Beban
I
V
I
V
B BZ
Z
=
atau
=
(
)
2 2 2 2 * *rms B rms B rms B B B B
I
jX
I
R
I
jX
R
Z
Z
S
+
=
+
=
=
=
=
I
I
I
I
V
2 2R
BI
rmsjX
BI
rmsjQ
P
S
+
=
+
=
2 2dan
rms B rms B
I
X
Q
I
R
P
=
=
Besaran
• COTOH
seksi sumber seksi beban A B I A(rms) 105 75 , 8 dan V(rms) 75 480 o o AB = ∠ + I = ∠ + V VAR 2100 dan W 3640 = = Q P 866 , 0 ) 30 cos( daya faktor = − = VA 2100 3640 30 sin 4200 30 cos 4200 30 4200 105 75 , 8 75 480 o o o o o * j j S − = − = − ∠ = − ∠ × + ∠ = = VI Ω = = = 47 ,5 ) 75 , 8 ( 3640 2 2 rms B I P R Ω − = − = = 27,4 ) 75 , 8 ( 2100 2 2 rms B I Q XContoh-1.10:
Besaran
Perbaikan faktor daya dilakukan pada beban induktif dengan menambahkan kapasitor yang diparalel dengan beban, sehingga
daya reaktif yang harus diberikan oleh sumber menurun tetapi daya rata-rata yang diperlukan beban tetap dipenuhi
Im Re jQ beban (induktif) −−−−jQ kapasitor P beban kVA beban tanpa kapasitor kVA beban dengan
kapasitor Daya yang harus diberikan oleh sumber kepada beban turun dari |S| menjadi |S1|.
|S| |S1| kapasitor paralel dengan beban
Besaran
Re Im S12 jQ12 P12 -jQ12C S12C jQ12C 10 kW f.d. 0,8 lagging 8 kW f.d. 0,75 lagging 380 V rms 50 Hz
C
kVA
5
,
14
18
12j
S
=
+
cos
θ
12=
0
.
78
lagging
kVA
9
,
5
18
)
95
.
0
tan(arccos
18
18
12j
j
S
C=
+
=
+
lagging
C0
.
95
cos
θ
12=
kVAR 58 , 8 5 , 14 9 , 5 12 j j j jQ C = − = − − F 190 380 100 8580 2µ
π
× = = C(
C)
X Q C C C C = = −ω 2 2 V VCONTOH-1.11:
diinginkan
kVA
5
,
7
10
)
8
,
0
tan(arccos
10
10
1j
j
S
=
+
=
+
kVA
7
8
)
75
,
0
tan(arccos
8
8
2j
j
S
=
+
=
+
2 C C Q C V ω − =Besaran
Sistem
Sistem
Tiga
Tiga
Fasa
Fasa
Seimbang
u
s
v
s(t)
u
s
v
s(t)
v
s(t)
v
s(t)
Sebuah kumparan dipengaruhi oleh medan magnet yang berputar dengan
kecepatan perputaran konstan
B
A
C
!
V
A!V
B!V
C!∼
∼
∼
Tegangan imbas yang muncul di kumparan memberikan sumber tegangan bolak-balik,
sebesar Vs
Tiga kumparan dengan posisi yang berbeda 120o satu sama lain berada dalam medan
magnet yang berputar dengan kecepatan perputaran konstan
Tegangan imbas di masing-masing kumparan memberikan sumber tegangan bolak-balik. Dengan hubungan tertentu dari tiga kumparan
tersebut diperoleh sumber tegangan tiga fasa
Sumber
R
1/jωC
jωL
Vs∼
Besaran
B
A
C
!
V
A!V
B!V
C!− +
+
−
−
+
Dalam pekerjaan analisis rangkaian kita memerlukan referensi sinyal. Oleh karena itu tegangan bolak balik kita
gambarkan dengan tetap menyertakan referensi sinyal Untuk sumber tiga fasa, referensi sinyal tegangan
adalah sebagai berikut
A, B, C
: titik fasa!
: titik netralV
A!, V
B!,V
C!besar tegangan fasa ke netral
dituliskan pula sebagai
V
fnatauV
fbesar tegangan antar fasa adalah
V
AB, V
BC,V
CA dituliskan pula sebagaiV
ff≈≈
Simbol sumber tiga fasa:
Besaran
Diagram fasor sumber tiga fasa
Sumber terhubung Y
Keadaan Seimbang
B
A
C
!
V
A!V
B!V
C!− +
+
−
−
+
Besaran
Besaran
dalam
dalam
Sistem
Sistem
Tenaga
Tenaga
Listrik,
Listrik
,
SistemSistem 3 3 FasaFasa SeimbangSeimbangDiagram fasor tegangan
120
o120
oIm
Re
C! V B! V o o o 240 120 0 − ∠ = − ∠ = ∠ = C! C! B! B! A! A! V V V V V V C! B! A! V V V = =Sumber tiga fasa dan saluran menuju beban
C
B A ! − + + − − + Tegangan fasa-netralTegangan
fasa-fasa
Arus
saluran
Sumber Tiga Fasa
Terhubung Y
Saluran ke beban
Besaran
Besaran
dalam
dalam
Sistem
Sistem
Tenaga
Tenaga
Listrik,
Listrik
,
SistemSistem 3 3 FasaFasa SeimbangSeimbangC! V A! V B! V IA C I B I BC V VCA AB V
Hubungan fasor-fasor tegangan
B! A! !B A! ABV
V
V
V
V
=
+
=
−
o o o 210 3 90 3 30 3 − ∠ = − ∠ = ∠ = fn CA fn BC fn AB V V V V V V Tegangan fasa-fasa:fasa
-fasa
tegangan
nilai
:
3
netral
-fasa
tegangan
nilai
:
fn ff CA BC AB fn C! B! A!V
V
V
V
V
V
V
V
V
=
=
=
=
=
=
=
C! B! !C B! BCV
V
V
V
V
=
+
=
−
A! C! !A C! CAV
V
V
V
V
=
+
=
−
Dalam keadaan seimbang:
Besaran
Besaran
dalam
dalam
Sistem
Sistem
Tenaga
Tenaga
Listrik,
Listrik
,
SistemSistem 3 3 FasaFasa SeimbangSeimbangRe
Im
30
o30
o30
o Tegangan Fasa-netral120
o C! V AB V BC V B! V CA V A! V B! V −Arus saluran dan arus fasa
Besaran
Besaran
dalam
dalam
Sistem
Sistem
Tenaga
Tenaga
Listrik,
Listrik
,
SistemSistem 3 3 FasaFasa SeimbangSeimbangB
A
C
!
− +
+
−
−
+
N
A
B
C
Beban terhubung Y Beban terhubung ∆ Sumber terhubung YA
B
C
Arus di penghantar netral
dalam keadaan seimbang bernilai nol Arus saluran Arus fasa Arus fasa C! V A! V B! V C I A I B I
Beban terhubung Y
θ − ∠ = θ − ∠ = θ ∠ ∠ = = A! A! A! f A Z Z Z I V V V I o 0 3 3 * * * 3 θ ∠ = θ ∠ = + + = f ff A A! C C! B B! A A! f S I V I V I V I V I V 0 = + + B C A I I IKeadaan seimbang
) 120 ( ) 120 ( 120 o o o − θ − ∠ = θ − − ∠ = θ ∠ − ∠ = = B! B! B! f B Z Z Z I V V V I ) 240 ( ) 240 ( 240 o o o − θ − ∠ = θ − − ∠ = θ ∠ − ∠ = = C! C! C! f C Z Z Z I V V V IBesaran
Besaran
dalam
dalam
Sistem
Sistem
Tenaga
Tenaga
Listrik,
Listrik
,
SistemSistem 3 3 FasaFasa SeimbangSeimbangN A B C Z Z Z B I A I C I ! I Re Im θ θ θ
referensi
C! V A! V B! V C I A I B IContoh-1.12:
V 220 3 380 3 = = = ff fn V V V 240 220 V 120 220 referensi) sebagai ( V 0 220 o o o − ∠ = − ∠ = ∠ = C! B! A! V V V A 44 A 8 , 276 44 A 8 , 156 44 ) 120 8 , 36 ( 44 A 8 , 6 3 44 8 , 36 5 0 220 4 3 0 220 o o o o o o o o = − ∠ = − ∠ = − − ∠ = − ∠ = ∠ ∠ = + ∠ = = I I I V I C B A! A j Z kVA 8 , 36 29 8 , 36 44 0 220 3 3 o o o * 3 ∠ = ∠ × ∠ × = × = A! A f S V I kW 2 , 23 8 . 36 cos 29 o 3f = = P kVAR 4 , 17 8 . 36 sin 29 o 3f = = Q Z = 4 + j 3 Vff = 380 V (rms) VA! referensi N A B C Z Z ZBesaran
Besaran
dalam
dalam
Sistem
Sistem
Tenaga
Tenaga
Listrik,
Listrik
,
SistemSistem 3 3 FasaFasa SeimbangSeimbangB I A I C I ! I Re Im θ θ θ C! V A! V A I B! V B I C I
Beban Terhubung Y, Penggambaran Lebih Sederhana
Vff = 380 V (rms) N A B C Z = 4 + j 3 Z = 4 + j 3 Z = 4 + j 3 !I
AI
BI
CI
Besaran
Beban terhubung ∆
Z AB AB V I = CA AB A I I I = − Z V Z V Z ff ff AB AB ∠θ = ∠−θ ∠ = = o 0 V I ) 270 ( 3 ) 270 ( 3 ) 150 ( 3 ) 150 ( 3 ) 30 ( 3 ) 30 ( 3 o o o o o o − θ − ∠ = − θ − ∠ = − θ − ∠ = − θ − ∠ = − θ − ∠ = − θ − ∠ = f CA C f BC B f AB A I I I I I I I I I θ ∠ = θ ∠ × ∠ × = × =3 * 3 0o 3 3f AB AB Vff I f Vff IA S V I sin sin 3 cos cos 3 3 3 3 3 θ = θ = θ = θ = f A ff f f A ff f S I V Q S I V P Z Z CA CA BC BC V I V I = ; = o o ; 240 120 = ∠−θ− − θ − ∠ = AB CA AB BC I I I I BC CA C AB BC B I I I I I I = − ; = −Besaran
Besaran
dalam
dalam
Sistem
Sistem
Tenaga
Tenaga
Listrik,
Listrik
,
SistemSistem 3 3 FasaFasa SeimbangSeimbangB C A Z Z Z B I A I C I BC I CA I AB I Re Im θ θ θ −−−−ICA IA CA V CA I AB V BC V BC I AB I
Contoh-1.13:
o o o o 240 220 ; 120 220 ; 0 220 0 3 380 − ∠ = − ∠ = ∠ = ∠ = B! C! A! V V V o o 30 380 ) 30 ( 3∠ θ + = ∠ = A! A! AB V V A 8 , 6 76 8 , 36 5 30 380 3 4 30 380 o o o o − ∠ = ∠ ∠ = + ∠ = = j Z AB AB V I A 8 , 36 6 . 131 8 , 36 3 76 ) 30 8 , 6 ( 3∠− o− o = ∠− o = ∠− o = AB A I I kVA 52 3 , 69 8 . 36 64 . 86 8 . 6 76 30 380 3 3 o o o * 3 j S f AB AB + = ∠ = + ∠ × ∠ × = = V I kVAR 52 ) 76 ( 3 3 3 kW 3 , 69 ) 76 ( 4 3 3 2 2 3 2 2 3 = × × = × × = = × × = × × = AB f AB f X Q R P I I o o 210 380 ; 90 380∠− = ∠− = CA BC V V A 8 , 246 76 240 8 , 6 76 A 8 , 126 76 120 8 , 6 76 o o o o o o − ∠ = − − ∠ = − ∠ = − − ∠ = CA BC I I A 8 . 276 6 , 131 ) 240 8 , 36 ( 6 . 131 A 8 , 156 6 , 131 ) 120 8 , 36 ( 6 . 131 o o o o o o − ∠ = − − ∠ = − ∠ = − − ∠ = C B I IBesaran
Besaran
dalam
dalam
Sistem
Sistem
Tenaga
Tenaga
Listrik,
Listrik
,
SistemSistem 3 3 FasaFasa SeimbangSeimbangA B C Z = 4 + j 3 Vff = 380 V (rms) referensi B I A I C I A! V AB I BC I CA I Re Im AB V A! V C! V B! V CA I BC I IAB
Beban Terhubung
∆
∆
∆
∆, Penggambaran Lebih Sederhana
Vff = 380 V (rms) A B C Z = 4 + j 3 Z = 4 + j 3 Z = 4 + j 3 AI
BI
CI
Besaran
Secara Umum dalam sistem tiga fasa kita berhadapan dengan paling sedikit 6 peubah sinyal, yaitu 3 tegangan dan 3 arus.
Dalam keadaan seimbang: 3 3 * * 3f f f A A S = V I = V I S3f = 3Vf I f =VLLIL 3 f C B A = V = V =V V IA = IB = IC = IL I! = 0 C B A = ϕ = ϕ ϕ = ϕ 3 f LL CA BC AB = V = V =V =V V ϕ = ϕ = ϕ = ϕ = ϕ = ϕ = sin 3 sin 3 cos cos 3 cos 3 cos 3 3 3 3 L LL f f f f L LL f f f f I V I V S Q I V I V S P jQ P S3f = 3f + 3f
Besaran
Besaran
dalam
dalam
Sistem
Sistem
Tenaga
Tenaga
Listrik,
Listrik
,
SistemSistem 3 3 FasaFasa SeimbangSeimbangA B C Jaringan X Jaringan Y A I B I C I CA V AB V BC V A V VB VC ! I
Komponen
Sistem tiga fasa tidak selalu dalam keadaan seimbang. Pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada waktu terjadi hubung singkat satu fasa ke tanah, sistem menjadi tidak seimbang. Analisis sistem tiga fasa tidak seimbang, dilakukan dengan
memanfaatkan komponen simetris.
Pada 1918, C.L. Fortesque memaparkan dalam papernya, bahwa tegangan (ataupun arus) dalam sistem tak seimbang
dapat dinyatakan sebagai jumlah dari tegangan-tegangan (atau arus-arus) yang seimbang. Tegangan-tegangan (atau
arus-arus) yang seimbang ini disebut komponen simetris. Dengan menggunakan komponen simetris, tegangan dan
arus tiga fasa yang dalam keadaan tak seimbang di-transformasikan ke dalam komponen-komponen simetris. Setelah analisis dilaksanakan pada setiap komponen simetris,
dilakukan transformasi balik dan kita dapatkan solusi dari keadaan tak seimbang.
Besaran
Hanya ada 3 kemungkinan fasor seimbang yang bisa menjadi komponen simetris yaitu: o o o 240 120 0 − ∠ = − ∠ = ∠ = f C f B f A V V V V V V o o o 240 120 0 + ∠ = + ∠ = ∠ = f C f B f A V V V V V V θ ∠ = θ ∠ = θ ∠ = f C f B f A V V V V V V C B A V V V = =
Urutan Positif Urutan Negatif Urutan Nol 120o 120o VA VB VC Im Re 120o 120o VA VC VB Im Re VA= VB= VC Im Re
Besaran
Besaran
dalam
dalam
Sistem
Sistem
Tenaga
Tenaga
Listrik,
Listrik
,
KomponenKomponen SimetrisSimetrisA B C Jaringan X Jaringan Y A I B I C I A V VB VC ! I
Operator
a
o120
1∠
=
a
Besaran
Besaran
dalam
dalam
Sistem
Sistem
Tenaga
Tenaga
Listrik,
Listrik
,
KomponenKomponen SimetrisSimetrisRe 120o 120o Im A aV A a V2 A V
Badingkan dengan operator j yang sudah kita kenal
o
90
1
1
=
∠
−
=
j
Im Re A V A jV A j V2 A j V3Uraian fasor
yang tak seimbang ke
dalam komponen-komponen simetris
C B A
V
V
V
,
,
2 2 1 0 2 1 0 2 1 2 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V a a a a C C C C B B B B A A A A + + = + + = + + = + + = + + = + + = Urutan nol Urutan positif Urutan negatif 0 1 1 2 1 + V + V = V a a V2 +aV2 +a2V2 = 0 0 3V V V VA + B + C =(
)
/3 0 VA VB VC V = + +Besaran
Besaran
dalam
dalam
Sistem
Sistem
Tenaga
Tenaga
Listrik,
Listrik
,
KomponenKomponen SimetrisSimetrisIm Re 0 V 120o 120o Im 1 V 1 V a 1 2 V a 120o 120o Im Re 2 2 V a 2 V 2 V a
2 2 1 0 2 1 2 0 2 1 0 V V V V V V V V V V V V a a a a C B A + + = + + = + + = +
(
2) (
1 2)
2 0 1 1 3V V V V V VA + B + C = + +a +a + +a+a 0 0(
)
/3 0 VA VB VC V = + + 2 1 0 2 2 4 1 3 0 2 2 2 2 1 0 2 2 1 3 0 2 1 0 V V V V V V V V V V V V V V V V V V a a a a a a a a a a a a C B A + + = + + = + + = + + = + + = +(
2)
0 1(
2)
2 2 1 3 1 V V V V V VA +a B +a C = +a+a + + +a +a V1 =(
VA +aVB +a2VC)
/3 + 2 1 2 0 2 3 1 2 0 2 1 0 2 2 3 1 4 0 2 2 2 1 0 V V V V V V V V V V V V V V V V V V + + = + + = + + = + + = + + = a a a a a a a a a a a a C B A(
2) (
0 2)
1 2 2 3 1 1 V V V V V VA +a B +a C = +a +a + +a+a + V2 =(
VA +a2VB +aVC)
/3Besaran
Contoh-1.14:
Carilah komponen simetris dari tiga fasor arus tak seimbang berikut ini.0 ; 60 9 ; 60 9∠ o = ∠− o = = B C A I I I o o o o o o 2 1 60 6 60 3 60 3 3 / ) 0 ) 60 120 ( 9 60 9 ( 3 / ) ( ∠ = ∠ + ∠ = + − ∠ + ∠ = + + = IA aIB a IC I o o o o o o 2 2 120 3 3 ) 60 sin 60 (cos 3 180 3 60 3 3 / ) 0 ) 60 240 ( 9 60 9 ( 3 / ) ( ∠ = − + = ∠ + ∠ = + − ∠ + ∠ = + + = j a a B C A I I I I o o o o o 0 0 3 60 3 60 3 3 / ) 0 60 9 60 9 ( 3 / ) ( ∠ = − ∠ + ∠ = + − ∠ + ∠ = + + = IA IB IC I
Besaran
Transformasi fasor tak seimbang ke dalam komponen simetrisnya dapat
dituliskan dalam bentuk matriks
sebagai:
=
2 1 0 2 21
1
1
1
1
V
V
V
V
V
V
a
a
a
a
C B A
=
C B Aa
a
a
a
V
V
V
V
V
V
1
1
1
1
1
3
1
2
2 2 1 0Dengan cara yang sama, kita peroleh untuk arus:
[
~
]
[ ]
[ ]
~
012V
T
V
ABC=
[ ]
V
~
012=
[ ]
T
−1[
V
~
ABC]
[ ]
~
[ ]
[ ]
~
012I
T
I
ABC=
[ ]
I
[ ]
T
[ ]
I
ABC~
~
1 012=
− Fasor tak seimbangFasor tak seimbang Fasor komponen simetris
komponen simetris komponen simetris Fasor tak seimbang ditulis ditulis
Besaran
Karena fasor tak seimbang ditransformasi ke dalam komponen simetrisnya maka impedansi harus disesuaikan. Sesuai dengan konsep Impedansi di
kawasan fasor, kita dapat menuliskan relasi :
[ ]
V
~
ABC=
[
Z
ABC]
[ ]
~
I
ABCIni adalah matriks impedansi 3×3
yang memberikan induktansi sendiri dan induktansi bersama antar fasa
[
~
]
[ ]
[ ]
~
012V
T
V
ABC=
[ ]
~
[ ]
[ ]
~
012I
T
I
ABC=
[ ]
[ ]
~
012[
][ ]
[ ]
~
012I
T
V
T
=
Z
ABC[ ]
[ ] [
1][ ]
[ ]
012 012~
~
I
T
T
V
=
−Z
ABC[ ]
~
012[
012]
[ ]
~
012I
V
=
Z
didefinisikan sebagi
[
Z
012] [ ] [
=
T
−1Z
ABC][ ]
T
relasi komponen simetris
Besaran
C m B m A s C C C m B m A s B B C m B m A s A A j jX jX I j jX jX j jX jX I X I I V V X I I V V I X I I V V + + = ′ − + + = ′ − + + = ′ −
Contoh-1.15:
• • • Xm Xm Xm A V VB VC A I B I C I C B A I I I + + A V′ B V′ C V′ Tentukan Z012 = ′ ′ ′ − C B A s m m m s m m m s C B A C B A X X X X X X X X j I I I X V V V V V V[
V~ABC] [
− V~ABC′]
= j[
ZABC]
[
~IABC]
Transformasi:[ ] [ ]
V~012 − V~012′ =[
Z012]
[ ]
~I012Besaran
[
] [ ] [
][ ]
− − + = − − + + = + + + + + + + + + + + + + + + = = = − ) ( 0 0 0 ) ( 0 0 0 ) 2 ( 3 3 0 0 0 ) ( 3 3 0 0 0 ) 2 ( 3 3 1 1 1 1 1 1 ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 2 ( ) 2 ( ) 2 ( 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 012 m s m s m s m s m s m s s m m m s m m m s s m m m s m m m s m s m s m s s m m m s m m m s ABC X X X X X X j X X X X X X j a a a a j aX X a X aX X a X aX X a X X a aX X X a aX X X a aX X X X X X X X a a a a X X X X X X X X X j a a a a Z Z T T = ′ ′ ′ − C B A s m m m s m m m s C B A C B A X X X X X X X X j I I I X V V V V V V[
V~ABC] [
− V~ABC′]
= j[
ZABC]
[
~IABC]
Transformasi:
[ ] [ ]
V~012 − V~012′ =[
Z012]
[ ]
~I012 ) 2 ( 0 j Xs Xm Z = + Z1 = j(Xs − Xm) Z2 = j(Xs − Xm)Impedansi urutan nol Impedansi urutan positif Impedansi urutan negatif
Besaran
) 2 (
0 j Xs Xm
Z = + Z1 = j(Xs − Xm) Z2 = j(Xs − Xm)
Impedansi urutan nol Impedansi urutan positif Impedansi urutan negatif
0 Z 0 V V′0 1 Z 1 V V′1 2 Z 2 V V′2
Hasil transformasi merupakan 1 set rangkaian seimbang. Pecahkan persoalan rangkaian seimbang.
Transformasi balik memberikan pemecahan rangkaian tak seimbang
Besaran
∗ ∗ ∗
+
+
=
A A B B C C fS
3V
I
V
I
V
I
Secara umum relasi daya kompleks 3 fasa adalah:
Dalam bentuk matriks jumlah perkalian ini
dinyatakan sebagai:
[
]
=
∗ ∗ ∗ C B A C B A fS
I
I
I
V
V
V
3Besaran
Besaran
dalam
dalam
Sistem
Sistem
Tenaga
Tenaga
Listrik,
Listrik
,
DayaDaya padapada KomponenKomponen SimetrisSimetrisA B C Jaringan X Jaringan Y A I B I C I A V VB VC ! I
maka :
∗
=
ABCt ABCf
S
3V
~
~
I
Jika fasor tegangan dinyatakan dalam bentuk vektor kolom:
=
C B A ABCV
V
V
V
~
dan fasor arus dinyatakan
dalam bentuk vektor kolom:
=
C B A ABCI
I
I
I
~
[
]
=
∗ ∗ ∗ C B A C B A fS
I
I
I
V
V
V
3 dituliskan menjadi:Besaran
[ ]
~
012~
V
T
V
ABC=
karena[ ]
{
}
{
[ ]
}
[ ] [ ]
* 012 * 012 * 012 012 3~
~
~
~
~
~
I
T
T
V
I
T
V
T
I
V
t t t ABC ABCt fS
=
=
=
∗[ ]
~
012~
I
T
I
ABC=
maka dan[ ] [ ]
= = = ∗ 1 0 0 0 1 0 0 0 1 3 3 0 0 0 3 0 0 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 a a a a a a a a t T T sehinggaS
3 f=
3
V
~
012 t~
I
012* atauS
3 f=
3
[
V
0I
0∗+
V
1I
1∗+
V
2I
∗2]
Besaran
Contoh-1.16:
Tentukan daya kompleks 3 fasa dalam keadaan tak seimbang dimana fasor tegangan fasa dan arus saluran diberikan dalam bentuk matriks sbb: − = 0 100 100 ~ ABC V − − = 10 10 10 ~ j ABC I Perhatikan bahwa: = C B A ABC V V V V~ dan = C B A ABC I I I I ~
[
]
[
]
1000 1000 0 1000 1000 10 10 10 0 100 100 10 10 10 0 100 100 ~ 3 j j j j I S f TABC ABC − = + + − = − − − − = − − − = = ∗ ∗ VBesaran
Contoh-1.17:
Tentukan daya kompleks 3 fasa dalam Contoh-2.17. dengan menggunakan komponen simetris
[ ]
+ ∠ − ∠ = + ∠ + + ∠ − + − = − = = − o o o o 2 2 1 012 30 3 100 30 3 100 0 3 1 0 240 100 100 0 120 100 100 0 100 100 3 1 0 100 100 1 1 1 1 1 3 1 ~ ~ a a a a ABC V T V[ ]
+ + − = − ∠ + ∠ + ∠ + − ∠ + − − = − − = = − 10 10 10 10 20 10 3 1 60 10 60 10 10 60 10 60 10 10 10 10 10 3 1 10 10 10 1 1 1 1 1 3 1 ~ ~ o o o o 2 2 1 012 j j j j j j j a a a a ABC I T IBesaran
[
1 75 1 15]
1000 1000 3 2 1000 45 2 10 45 2 10 20 10 30 3 100 30 3 100 0 ~ ~ 3 o o o o o o 012 012 3 j j S f − = − ∠ + − ∠ = − ∠ − ∠ − − ∠ − ∠ = = V I∗Hasil perhitungan pada Contoh-2.17 ini sama dengan hasil pada Contoh-2.16.
Besaran
Sistem per-unit merupakan sistem penskalaan atau normalisasi guna mempermudah kalkulasi.
basis nilai ya sesungguhn nilai unit -per Nilai =
Nilai basis selalu memiliki satuan sama dengan nilai sesungguhnya sehingga nilai per-unit tidak berdimensi.
Di samping itu nilai basis merupakan bilangan nyata sedangkan nilai sesungguhnya bisa bilangan kompleks.
Kita ambil contoh daya kompleks
* I V = S α ∠ = V V
Jika dan I = I∠β maka
) ( ) (α−β = ∠ α−β ∠ =VI S S
Kita ambil nilai basis sembarang Sbase maka = ∠(α−β)
base pu S S S
Besaran
Salah satu Vbaseatau Ibase dapat ditentukan sembarang, namun
tidak ke duanya. Dengan cara itu maka
base base base V I S = Basis impedansi base pu V V V =
Basis tegangan dan basis arus untuk menentukan nilai per-unit tegangan harus memenuhi relasi
base pu I I I = base base base I V Z = base base base base pu Z X j Z R Z jX R Z Z Z = = + = +
tidak diperlukan menentukan basis untuk R dan X secara terpisah
Besaran
Contoh-1.18:
3Ω
−j4 Ω
j8 Ω
∼
V 0 100∠ o = s VJika kita tentukan Sbase = 500 VA dan Vbase= 100 V maka A 5 100500 = = = base base base V S I dan = = = 20Ω 5 100 base base base I V Z
Dalam per-unit, nilai elemen rangkaian menjadi: pu 1 100 100 = = = base pu V V V 0,15pu 203 = = = base pu Z R R pu 2 , 0 204 = = pu C X pu 4 , 0 208 = = pu L X pu 1 , 53 25 , 0 2 , 0 15 , 0 4 , 0 2 , 0 15 , 0 +− + = + = ∠ o = j j j Zpu
Besaran
pu 1 , 53 4 1 , 53 25 , 0 0 1 o o o − ∠ = ∠ ∠ = = pu pu pu Z V I
Penggambaran rangkaian dalam per-unit menjadi
0,15
−j0,2
j0,4
∼
o 0 1∠ = s VBesaran
Diagram satu garis digunakan untuk menggambarkan rangkaian sistem tenaga listrik yang sangat rumit. Walaupun demikian diagram
satu garis harus tetap memberikan informasi yang diperlukan mengenai hubungan-hubungan piranti dalam sistem.
Y Z Y
∆
load load Generator Pentanahan netral melalui impedansi Y∆
∆
CB 1 3 2 4 5 6 Hubungan Y ditanahkan Hubungan ∆ Transformator tiga belitan Transformator dua belitan Saluran transmisi Nomor busHubungan Y sering dihubunhkan ke tanah. Pentanahan melalui impedansi berarti ada impedansi (biasanya induktif atau resistif) diselipkan antara titik netral dan tanah. Titik netral juga mungkin
dihubungkan langsung ke tanah.