KATA PENGANTAR ………... i DAFTAR ISI ………. ii PENDAHULUAN ……… iii BAB I TAHAP AWAL PROSES PENCAIRAN DANA …. 1
1) Pihak Dalam Proses Pencairan Dana ……… 2) Persyaratan Administrasi Untuk Pengajuan
SPM Awal Tahun ……….. 3) Bagaimana Proses Pembukaan dan Penutupan
Rekening? ………. BAB II MEKANISME PENCAIRAN DANA ………..
1) Mekanisme Pencairan Dana ..
2) Rencana Pencairan Dana ………. 3) Uang Persediaan/Tambahan Uang Persediaan ….. 4) Penerbitan SP2D Non Belanja Pegawai ………… 5) Penerbitan SP2D Belanja Pegawai ……… 6) SP2D Dengan Sumber Dana PNBP ……….. 7) Sumber Dana PHLN ……….. 8) SP3B BLU ………. 9) Sumber Dana Hibah ……… 10) Uraian Pembayaran ………. BAB III PERTANGGUNGJAWABAN ……….
1) Rekonsiliasi dan Penyampaian Laporan
Keuangan ………. 2) Laporan Pertanggungjawaban Bendahara ………… BAB IV LAIN-LAIN ……….
1) Retur SP2D oleh Bank Penerima ……… 2) Koreksi Data Keuangan ……….. 3) Cara Konfirmasi Surat Setoran ……… 4) Surat Keputusan Penghentian Pembayaran …………...
Pencairan dana merupakan tahapan penting dalam pelaksanaan APBN. Tanpa proses pencairan dana, APBN hanya sebatas angka yang tidak berdampak apapun pada pembangunan dan perekonomian. Kecepatan proses pencairan dana sejalan dengan peningkatan akselerasi pembangunan dan efek pengganda APBN terhadap perekonomian regional.
Pencairan dana pada KPPN Semarang I, khususnya belanja modal, cenderung tidak merata pada sepanjang tahun anggaran. Dari data realisasi APBN TA 2012, besaran pencairan belanja modal pada bulan Nopember - Desember 2012 mencapai 48,09 persen dari total belanja modal selama tahun 2012. Penumpukan pencairan semacam ini jelas tidak menguntungkan bagi kegiatan perekonomian regional Jawa Tengah, terlebih bila rendahnya pencairan ini disebabkan penundaan pelaksanaan kegiatan produktif.
Berdasar hasil kuesioner mengenai kendala pencairan dana terhadap beberapa satker di wilayah KPPN Semarang I, banyaknya pertanyaan melalui CSO, serta tingginya tingkat pengembalian SPM dapat disimpulkan bahwa masih banyak satker yang belum memahami proses pencairan dana dengan baik.
Penyusunan buku ini diharapkan mampu menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan pemahaman satker terhadap proses pencairan dana dan mampu menaikkan tingkat penyerapan dana. Pada akhirnya, APBN dapat memberi dampak positip pada perekonomian dan pembangunan di Jawa Tengah.
Pada awal tahun anggaran atau setelah satker menerima DIPA, PPK berkewajiban menyusun : 1)Rencana pelaksanaan kegiatan yang didasarkan pada tupoksi satker; 2) Rencana pelaksanaan pengadaan barang yang meliputi : spesifikasi teknis barang/jasa, Harga Perkiraan Sendiri (HPS), dan rancangan kontrak; serta 3) Rencana pencairan dana selama satu tahun anggaran.
Rencana-rencana ini ditetapkan KPA sebagai alat untuk memproyeksikan kegiatan beserta penyerapan dana satker. Di samping itu, perencanaan dapat sebagai alat untuk memonitor dan mengevaluasi kegiatan dan keuangan satker pada tahun bersangkutan.
PENDAHULUAN
BAB I
1) Pihak Dalam Proses Pencairan Dana
2) Persyaratan Administrasi Untuk Pengajuan SPM
Awal Tahun
Langkah adminsitratif yang diperlukan setiap satker sebelum pengajuan SPM awal tahun dan atau SPM pertama adalah :
Pihak Ketiga adalah suatu badan atau perorangan yang berhak menerima pembayaran dari pemerintah atas prestasi yang diberikan kepada negara dan atau atas bantuan tertentu yang diberikan pemerintah berdasar Surat Keputusan ataupun Kontrak/SPK.
Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayar,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam rangka
pelaksanaan belanja APBN.
Bank/Kantor Pos Penerima adalah bank umum/kantor pos yang ditunjuk Pihak Ketiga untuk menerima pembayaran sesuai yang tercantum pada SP2D.
Bank Operasional adalah bank operasional mitra kerja KBUN-D yang menyalurkan dana APBN kepada Pihak Ketiga melalui bank/kantor pos penerima.
Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PP-SPM) adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas Surat Permintaan Pembayaran dan menerbitkan Surat Perintah Membayar.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil keputusan dan atau tindakan yang dapat mengakibatkan
pengeluaran atas beban belanja negara.
Kuasa Bendahara Umum Negara di Daerah (KBUN-D) adalah pejabat yang diangkat oleh Bendahara Umum Negara untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan APBN dalam wilayah kerja yang telah ditetapkan, dalam hal ini Kepala KPPN Semarang 1.
Persoalannya bukan berapa kali kesempatan itu datang,
tetapi bagaimana kesiapan kita untuk meraihnya..
Permohonan pembukaan rekening disampaikan kepadaKepala KPPN sebagai KBUN-D dengan dilampiri : a) Copy dokumen pelaksanaan anggaran (DIPA). b) Surat pernyataan tentang pengunaan rekening.
Berdasarkan Surat Persetujuan Pembukaan Rekening dari Kepala KPPN, Satker dapat membuka rekening di bank penerima.
Satker wajib menyajikan Rekening Koran sebagai lampiran pada Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga/Kantor/ Satker.
Catatan Penting Rekening Kementerian/
Lembaga/Kantor/Satker
BUN/Kuasa BUN dapat memerintahkan penutupan dana atau pemindahan sebagian atau seluruh dana pada rekening.
Rekening yang tidak digunakan sesuai dengan tujuan pembukaannya harus ditutup oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dan saldonya dipindah ke Rekening Kas Umum Negara.
Penutupan dan atau pemindahbukuan harus dilaporkan kepada BUN/KBUN.
1) Mekanisme Pencairan Dana
BAB II
PROSES PENCAIRAN DANA
S P 2 D SPM Kontrak/SK Tagihan SPP 2 1 1 3 Transfer 6 5 4
LS Pihak Ketiga
S P 2 D SPM Kontrak/SK Tagihan SPP Perintah Bayar 3 1 1 8 7 2 4 Transfer 6 5UP, TUP, GUP Dan LS
2) Perencanaan Kas
Satker harus menyampaikan rencana pencairan dana ke KPPN Semarang 1 atas pencairan dengan nilai satu milyar ke atas per SPM. Ketentuan atas hal ini adalah sebagai berikut :
1) Rencana pencairan dana harus sudah diterima KPPN Semarang 1 paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum
tanggal jatuh tempo pencairan dana.
2) Apabila terjadi pembatalan pencairan dana, maka satker harus menyampaikan kembali rencana kas untuk dijadwalkan kembali penyediaan dananya.
3) Rencana pencairan menggunakan Aplikasi Perencanaan Kas Satker Generasi ke-2 (APS G2) yang dapat diunduh melalui website KPPN Semarang 1, kppnsemarang1.net atau langsung ke CSO KPPN Semarang 1.
4) ADK rencana pencairan disampaikan ke KPPN Semarang 1 melalui email dengan alamat cskppnsmg1@gmail.com atau disampaikan langsung ke CSO KPPN Semarang 1.
3) Uang Persediaan Dan Tambahan Uang Persediaan
Uang Persediaan
Untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari yang tidak dapat dilakukan melalui mekanisme pembayaran LS.
Pembayaran kepada 1 (satu) penerima/penyedia barang/jasa paling banyak sebesar Rp 50.000.000,-. Saldo kas tunai BP/BPP pd akhir hari kerja paling
banyak Rp 50.000.000,-.
Untuk pengeluaran Belanja Barang, Belanja Modal dan Belanja Lain-lain.
Penggantian UP dengan penerbitan SPM-GUP dapat dilakukan setelah UP dipergunakan paling sedikit 50%. Dalam 2 bulan sejak SP2D UP diterbitkan, jika satker
tidak mengajukan penggantian UP maka Kepala KPPN menyampaikan surat pemberitahuan kepada KPA (sesuai format).
Dalam 1 bulan sejak disampaikan surat pemberitahuan belum dilakukan pengajuan penggantian UP, maka Kepala KPPN memotong UP sebesar 25% .
Pada prinsipnya, Uang Persediaan adalah uang muka kerja dari Kuasa BUN kepada Bendahara Pengeluaran yang dapat dimintakan penggantiannya (revolving). Dasar : Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007
tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah, Pasal 32 ayat (4)
Tambahan Uang Persediaan
TUP dapat diajukan untuk membiayai kegiatan yang sifatnya mendesak/tidak dapat ditunda, sedang dana UP pada bendahara tidak mencukupi.
Syarat penggunaan TUP, yaitu :
a. Dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan .
b. Tidak untuk pembayaran LS.
Pengajukan permintaan TUP kepada Kepala KPPN selaku Kuasa BUN disertai :
a. rincian rencana penggunaan TUP.
b. surat yang memuat syarat penggunaan TUP (sesuai format).
TUP dapat dimintakan lagi, walau TUP sebelumnya belum dipertanggungjawabkan setelah mendapat persetujuan Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan.
Kepala KPPN menyampaikan surat teguran kepada KPA apabila selama 1 (satu) bulan sejak SP2D TUP diterbitkan belum dilakukan pengesahan dan pertanggungjawaban TUP. Sisa TUP yang tidak habis digunakan harus disetor ke Kas
Negara paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah batas waktu masa pertanggungjawaban TUP.
Untuk perpanjangan pertanggungjawaban TUP melampaui 1 (satu) bulan, KPA mengajukan permohonan persetujuan kepada Kepala KPPN.
Kepala KPPN memberikan persetujuan perpanjangan pertanggungjawaban TUP dengan pertimbangan:
a. Pertanggungjawaban TUP yang telah dipergunakan. b. Pernyataan kesanggupan dari KPA untuk
mempertanggungjawabkan sisa TUP tidak lebih dari 1 (satu) bulan berikutnya (sesuai format).
4) Kelengkapan Pengajuan Penerbitan Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D) Belanja Pegawai
1) ADK SPM.
2) ADK Kirim Perubahan Pegawai dan Lembar Perubahan. 3) ADK Kirim GPP.
4) Daftar Rekening Pegawai.
5) SSP (Surat Setoran Pajak).
Kekurangan Gaji
1) ADK SPM.
2) ADK Kirim Perubahan Pegawai. 3) Daftar Rekening Pegawai.
4) SSP (Surat Setoran Pajak).
Gaji Lainnya
Uang Makan Dan Lembur. 1) ADK SPM.
2) Daftar Rekening Pegawai.
3) SSP (Surat Setoran Pajak).
5) Syarat Pengajuan Penerbitan Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D) Non Belanja Pegawai
Kelengkapan Pengajuan SPM
Non Belanja Pegawai
SPM-UP : Surat pernyataan dari KPA
SPM-TUP : Surat persetujuan pemberian TUP dari Kepala KPPN
SPM GUP/GUP : Nihil
Tanpa lampiran
SPM-LS : SSP, dan/atau bukti setor lainnya, dan/atau daftar nominatif untuk penerima lebih dari 1(satu) penerima
SPM-LS :
Pembayaran Uang Muka
a. Asli surat jaminan uang muka b. Asli surat kuasa bermaterai dari PPK
kepada Kepala KPPN untuk mencairkan jaminan uang muka c. Asli konfirmasi tertulis dari pimpinan
penerbit jaminan uang muka SPM beban :
pinjaman/hibah luar negeri
Faktur pajak.
6) Pembayaran Tagihan Bersumber dana Pendapatan
Belanja Bukan Pajak (PNBP)
Belanja Negara hanya dapat dibiayai dari dana PNBP TA bersangkutan, kecuali PNBP di bidang pendidikan yang dapat melampaui satu TA sesuai satu tahun masa pendidikan.
Dana PNBP dapat digunakan sesuai jenis PNBP paling tinggi sebesar pagu DIPA dan atau Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP.
Pagu DIPA ditetapkan Menteri Keuangan, sedangkan MP Apabila terjadi perubahan data pegawai maka
daftar perubahan data pegawai harus disampaikan ke KPPN paling lambat bersamaan dengan
pengajuan SPM Belanja Pegawai.
Selambat-lambatnya 5 hari kerja setelah
penandatanganan kontrak, data kontrak beserta ADK harus disampaikan kepada KPPN, dapat secara langsung maupun melalui email dengan alamat cskppnsmg1@gmail.com.
Data kontrak ini akan dicatat ke dalam Kartu Pengawasan Kontrak di KPPN dan secara aplikasi akan mengurangkan pagu sebagai cadangan dana untuk keperluan kontrak bersangkutan.
Dasar : Perdirjen Perbendaharaan No. PER-17/PB/2011 tentang Ketentuan Lebih Lanjut Tata Cara Pembayaran PNBP Atas Beban APBN
merupakan dasar besaran dana PNBP dengan rumus :
MP : Maksimum Pencairan
PPP : Proporsi pagu pengeluaran terhadap pendapatan
JS : Jumlah setoran
JPS : Jumlah pencairan dana sebelumnya sampai dengan SPM terakhir diterbitkan
Penetapan MP
Satker ber-PNBP terpusat yang belum memperoleh penetapan besaran PNBP, maupun satker ber-PNBP tidak terpusat yang MP-nya belum mencapai 1/12 pagu DIPA PNBP, dapat memperolah UP sebesar 1/12 pagu DIPA PNBP.
Satker ber-PNBP berhak mendapat UP PNBP sebesar 20 persen dari realisasi PNBP maksimal Rp 500.000.000.-. Khusus PNBP Polri :
1) Satker Polri di kewilayahan/daerah dan satker di Mabes Polri, pencairan dana PNBP sebesar 1/12 setiap bulan dari pagu DIPA PNBP sesuai surat persetujuan pencairan dana dari Dirjen Perbendaharan
2) Khusus satker korlantas Polri, pencairan dana PNBP sesuai MP.
Kelengkapan pengajuan SPM ke KPPN 1. PNBP tidak terpusat
a. SPM
b. Bukti setor PNBP yang telah dikonfirmasi oleh KPPN
c. Daftar Perhitungan Jumlah MP
d. Dokumen Lain sesuai PMK 190/PMK.02/2012 2. PNBP secara terpusat
a. SPM
a. Dokumen Lain sesuai PMK 190/PMK.02/2012 MP = (PPP x JS) –
7) Tagihan Untuk Kegiatan Yang Bersumber Dari
Pinjaman Dan/Atau Hibah Luar Negeri
8) Hibah Langsung Dalam Bentuk Barang dan Uang
Dalam proses pengesahan hibah, perbedaan mendasar antara hibah langsung dalam bentuk uang dan hibah langsung dalam bentuk barang adalah pada proses revisi pagu DIPA.
Hibah langsung dalam bentuk uang harus dicantumkan pada DIPA melalui revisi DIPA, sedangkan hibah langsung dalam bentuk barang tidak perlu dicantumkan pada DIPA.
Tahapan Pengesahan Hibah Langsung
Bentuk Uang
3 Ketentuan mengenai kategori, porsi pembiayaan, tanggal
closing date serta persetujuan pembayaran dari pemberi pinjaman/hibah luar negeri sesuai petunjuk pelaksanaan oleh Dirjen Perbendaharaan.
Perjanjian/kontrak dalam valas tidak dapat dikonversi ke dalam rupiah dan pembayarannya melalui KPPN Khusus Pinjaman Dan Hibah.
UP/TUP diberikan dengan beban dana Rupiah Murni, GUP menjadi beban Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri berkenaan.
Dasar : Perdirjen Perbendaharaan No. PER-81/PB/2011 tentang Tata Cara Pengesahan Hibah Langsung Bentuk Uang dan Penyampaian Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang
Disampaikan Ke KPPN Semarang I Surat Pengesahan Hibah Langsung
(SP2HL) merupakan dokumen yang diterbitkan KPA untuk mengesahkan pendapatan dan belanja hibah langsung dalam bentuk uang.
Menyesali suatu tindakan salah adalah baik, akan lebih baik mengupayakan untuk tidak bertindak salah
Atas SP2HL ini, KPPN Semarang I menerbitkan Surat Pengesahan Hibah Langsung (SPHL) sebagai pengesahan pendapatan hibah langsung dan atau belanja yang bersumber dari hibah langsung.
Pengesahan pendapatan dan belanja hibah
Sisa uang yang tidak digunakan dapat dikembalikan kepada pemberi hibah. Dalam hal ini, Satker
menerbitkan Surat Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung (SP4HL) sebagai
pengesahan pengembalian saldo pendapatan hibah. SP4HL disampaikan ke KPPN Semarang I KPPN mengesahkan pengembalian pendapatan hibah dengan
menerbitkan Surat Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung (SP3HL)
Pengesahan Pengembalian Pendapatan
Mekanisme Pertanggungjawaban Hibah Langsung
Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga
Penandatanganan BAST dan penatausahaan
dokumen pendukung lainnya
Permohonan Nomor Register ke DJPU
Pengesahan Pendapatan Hibah ke DJPU
(SP3HL-BJS)
Memo Pencatatan ke KPPN (MPHL-BJS)
5
4
9) Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan
Belanja Badan Layanan Umum
10) Cara Penulisan Uraian Pembayaran
Dasar : Perdirjen Perbendaharaan NomorPER-30/PB/2011 tentang Mekanisme Pengesahan Pendapatan dan Belanja Satuan Kerja Badan Layanan Umum
Dasar : PMK Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara
Cara Penulisan Uraian Pembayaran Pada SPM Belanja Pegawai
Cara Penulisan Uraian Pembayaran Pada SPM Belanja Pegawai Lainnya
Gaji Induk
Pembayaran belanja pegawai gaji induk bulan … tahun … untuk … pegawai … jiwa
Gaji Susulan
Pembayaran belanja pegawai gaji susulan bulan … tahun … untuk … pegawai … jiwa
Pembayaran belanja pegawai gaji terusan ke …. a.n. … (…. Pegawai …. jiwa)
Pembayaran belanja pegawai kekurangan gaji bulan … tahun … untuk … pegawai … jiwa
Gaji Terusan Kekurangan Gaji
Uang Duka Wafat
Pembayaran belanja pegawai uang duka wafat a.n. … (…. Pegawai …. jiwa) meninggal tanggal ….
Uang Duka Tewas
Uang Muka Gaji
Uang Makan
Pembayaran belanja pegawai bulan….untuk….pegawai
Pembayaran belanja pegawai uang duka tewas a.n. … (…. Pegawai …. jiwa) meninggal tanggal ….
Pembayaran belanja pegawai uang muka gaji/persekot gaji untuk …. Pegawai …. jiwa
Uang Lembur
Pembayaran belanja pegawai bulan … sesuai SPK Lembur nomor … tanggal … untuk … pegawai
Cara Penulisan Uraian Pembayaran Pada SPM SPM LS Belanja Barang Kepada Ketiga
“Pembayaran belanja pegawai bulan … sesuai SK nomor … tanggal … untuk … pegawai
Pembayaran belanja pegawai sesuai SK nomor … tanggal … untuk … pegawai
Pembayaran belanja pegawai bulan … sesuai SK nomor … tanggal … untuk … pegawai Uang Vakasi Sertifikasi/ Tunjangan Profesi Tunjangan Lain-Lain (akun 51) Perjalanan Dinas
Pembayaran belanja barang sesuai Surat Tugas (ST)/Surat Perjalanan Dinas (SPD) /dokumen sejenis nomor … .tanggal ….
Honor Insidentil Honorarium (Bulanan)
Pembayaran belanja barang bulan …. sesuai SK nomor …. tanggal ….
Pembayaran belanja barang sesuai SK nomor …. tanggal ….
Sekali Bayar/ Sekaligus
Pembayaran belanja barang sesuai kontrak nomor …. tanggal …., BAST nomor …. tanggal …., BAP nomor …. tanggal …. nilai kontrak Rp ………..
Cara Penulisan Uraian Pembayaran Pada SPM Belanja Modal
Uang Muka Kerja
Pembayaran belanja barang sesuai kontrak nomor …. tanggal …. SPMK nomor …. tanggal …. jaminan uang muka nomor …. tanggal …. BAP nomor …. tanggal …. nilai kontrak Rp ………..
Bertahap
Tahap Terakhir
Pembayaran belanja barang tahap …. sesuai kontrak nomor …. Tanggal …. BAP nomor …. tanggal …. nilai kontrak Rp ………..
Pembayaran belanja barang tahap …. sesuai kontrak nomor …. Tanggal …. BAST nomor …. Tanggal …. BAP nomor …. tanggal …. nilai kontrak Rp………..
Pembayaran belanja barang sesuai (dokumen yang menjadi dasar pembayaran) nomor… tanggal …
Perjalanan Dinas
Pembayaran belanja modal sesuai Surat Tugas (ST)/Surat Perjalanan Dinas (SPD)/ dokumen sejenis nomor …. tanggal ….
Honor Untuk Perolehan Aset
Pembayaran belanja modal sesuai SK nomor….tanggal ….
Belanja Barang Lainnya (52)
Cara Penulisan Uraian Pembayaran Pada SPM LS Belanja Modal Kepada Pihak Ketiga
Sekali Bayar/ Sekaligus
Pembayaran lunas belanja modal sesuai kontrak nomor …. tanggal … BAST nomor …. tanggal … BAP nomor …. tanggal …. nilai kontrak Rp ………..
Uang Muka Kerja
Pembayaran Uang Muka belanja modal sesuai kontrak nomor…. Tanggal …. SPMK nomor …. Tanggal ….Jaminan UM nomor …. Tanggal ….BAP nomor….tanggal…. nilai kontrak Rp………..
Bertahap
Pembayaran fisik …..% belanja modal tahap …. sesuai kontrak nomor …. Tanggal …. BAP nomor …. Tanggal …. nilai kontrak Rp ………..
Tahap Akhir
Pembayaran fisik 100% belanja modal tahap …. sesuai kontrak nomor …. Tanggal …. BAST I nomor …. tanggal …. BAP nomor….tanggal …. nilai kontrak Rp ………..
Tahap Akhir Dan Retensi
Pembayaran fisik 100% dan retensi belanja modal sesuai kontrak nomor …. Tanggal …. BAST I nomor …. Tanggal … Jaminan pemeliharaan nomor …. Tanggal …. BAP nomor …. Tanggal …. nilai kontrak Rp ………..
Retensi
Pembayaran retensi belanja modal sesuai kontrak nomor …. Tanggal …. BAST I nomor …. Tanggal …. jaminan pemeliharaan nomor
….tanggal….BAP nomor….tanggal …. nilai kontrak Rp………..
Cara Penulisan Uraian Pembayaran Pada SPM UP/TUP/GUP
Untuk pertanggungjawaban UP/TUP setelah tahun anggaran berakhir maka penulisan uraian pembayarannya sebagai berikut :
SPM Uang Persediaan
Penyediaan Uang Persediaan Rupiah Murni/PNP/Pinjaman/Hibah Luar Negeri Satker …………. TA 2014 SPM Tambahan Uang Persediaan
Penyediaan Tambahan Uang Persediaan Rupiah
Murni/PNP/Pinjaman/Hibah Luar Negeri*) Satker …………. TA 2013
SPM GUP
Penggantian Uang Persediaan untuk keperluan belanja
barang/modal/lain-lain*)
SPM GUP Nihil
Pertanggungjawaban Uang
Persediaan untuk keperluan belanja barang/modal/ lain-lain*) senilai Rp ……….
SPM GU TUP
“Pertanggungjawaban Tambahan Uang Persediaan untuk keperluan belanja barang/Modal/lain-lain*) senilai Rp……….”
SPM GUP
Pertanggungjawaban Uang
Persediaan untuk keperluan belanja barang/Modal/lain-lain*) senilai Rp………. Sebagai pengesahan atas pertanggungjawaban UP tahun anggaran 2014
Di samping penulisan uraian pembayaran, hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan di SPM adalah penulisan Nama dan Nomor Rekening.
Dalam Sistem Pengelolaan Anggaran Negara (SPAN), Nama dan Nomor Rekening calon penerima pembayaran (supplier) dikirim terlebih dahulu ke KPPN Semarang I. Nama dan Nomor Rekening ini akan menjadi alat uji setiap SPM yang disampaikan ke KPPN. Perbedaan penulisan, walau hanya spasi, akan mengakibatkan penolakan sistem aplikasi terhadap SPM yang diajukan, misalnya pengiriman awal menggunakan nama Ki Mangunsarkoro, pada SPM yang diajukan menggunakan nama Ki Mangun Sarkoro. Terlebih bila perbedaan disebabkan adanya perbedaan penulisan, misal Ki Mangun Sarkoro pada SPM tertulis Ki Mangun.
1) Rekonsiliasi Dan Penyampaian Laporan Keuangan
Dasar : Perdirjen Perbendaharaan Nomor 36/PB/2009 tentang Pedoman Rekonsiliasi dan Penyusunan Laporan Keuangan Kuasa Bendahara Umum Negara
SPM GU TUP
Pertanggungjawaban Tambahan Uang Persediaan untuk keperluan belanja barang/Modal/lain-lain*) senilai Rp………. Sebagai pengesahan atas pertanggungjawaban TUP tahun anggaran 2014
BAB III
Periode Rekonsiliasi dan Penyampaian Laporan Keuangan • Dilaksanakan setiap bulan selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari kerja setelah bulan bersangkutan berakhir.
Hasil Rekonsiliasi
• Apabila Laporan Hasil Rekonsiliasi antara data KPPN (SAU) dan UAKPA/Satker (SAI) telah sama maka dibuatkan BAR (Berita Acara Rekonsiliasi).
• BAR yang ditandatangani Kepala Seksi Verifikasi dan Akuntansi selaku Kuasa BUN dengan Kepala Satker selaku Kuasa Pengguna Anggaran.
• BAR dan Laporan Hasil Rekonsiliasi dibuat 2 (dua) rangkap.
Kelengkapan Laporan Keuangan yang harus disampaikan
•
ADK•
Register KPPN•
Register pengiriman bulan sebelumnya ke UAPPA-W/E1•
Neraca SAKPA•
Neraca SIMAK BMN•
Laporan Realisasi Belanja•
Laporan Realisasi Pengembalian Belanja•
Laporan Realisasi Pendapatan•
Laporan Realisasi Pengembalian Pendapatan•
Neraca Percobaan (Semester dan Tahunan)•
Laporan Realisasi Anggaran (Semester dan Tahunan)•
CALK (Semester dan Tahunan)•
Informasi Pendapatan dan Belanja Akrual ( Semester dan Tahunan)Kelengkapan Laporan Keuangan yang harus disampaikan satker BLU, selain kelengkapan di atas
a. Paling lambat tanggal 5 hari kerja, Satker BLU mengirimkan
semua rekening koran yang dimiliki.
b. Menyajikan laporan rekonsiliasi bank yang memperlihatkan
penyesuaian terhadap saldo kas, baik menurut Rekening Koran Bank maupun menurut saldo buku KPPN (daftar penjelasan selisih)
c. Setelah dilakukan penyesuaian terhadap penyebab terjadinya
selisih maka jumlah saldo kas menurut Rekening Koran Bank harus sama dengan jumlah saldo kas menurut saldo Buku Bank KPPN (Saldo Kas Penyesuaian menjadi Saldo Akhir Kas BLU).
Sanksi jika satker terlambat/lalai melaksanakan rekonsiliasi dan menyampaikan laporan keuangan
a. Surat Peringatan Penyampaian Laporan Keuangan (SP2LK) apabila satker belum melaksanakan rekonsiliasi dan menyampaikan laporan keuangan dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja
b. Surat Pemberitahuan Pengenaan Sanksi/SP2S
Yaitu 5 (lima) hari sejak diterbitkan SP2LK berupa penundaan penerbitan SP2D UP/TUP/GUP maupun LS Bendahara
c. Surat Pemberitahuan Pencabutan Pengenaan Sanksi/SP3S d. Diterbitkan KPPN setelah Satuan kerja menyampaikan laporan
Keuangan setelah batas waktu SP2LK
REKONSILIASI ELEKTRONIK (VIA E-MAIL)
Alamat rekon email : verasemarang1@gmail.com
2) Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
(LPJ Bendahara)
Dasar : Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-47/PB/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/ Satuan Kerja
1) Retur SP2D
Pengembalian (Retur) SP2D adalah penolakan atau pengembalian pemindahbukuan dan/atau transfer pencairan dana APBN dari Bank/Kantor Pos Penerima kepada Bank Operasional.
Pada dasarnya, terjadinya pengembalian SP2D karena Bank/ Kantor Pos Penerima tidak mengenali nomor dan nama rekening yang tercantum atau terlampir pada SP2D. Dari evaluasi retur SP2D selama ini, dapat diidentifikasikan penyebab retur SP2D adalah sebagai berikut :
BAB IV
LAIN-LAIN
Dasar : Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-33/PB/2012 tentang Perubahan Atas Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-74/PB/2011 tentang Tata Cara Penyelesaian Dan Penatausahaan Pengembalian (Retur) SP2D
Untuk menampung dana retur SP2D tersebut, KPPN membuka Rekening rr di tiap Bank Operasional. Pembayaran kembali dana Retur kepada pihak yang berhak menggunakan Surat Ralat SP2D dan merupakan transaksi non anggaran, artinya tidak lagi membebani DIPA.
Tata cara permintaan dana Retur SP2D adalah sebagai berikut :
Penyelesaian SP2D Tahun Berjalan
• Berdasar Surat Pemberitahuan Retur SP2D dari KPPN, KPA/PP-SPM meneliti, memperbaiki kesalahan penyebab retur SP2D, dan menyampaikan surat ralat (sesuai format) ke KPPN Semarang 1.
• Dalam 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal penerbitan Surat Pemberitahuan Retur SP2D belum mengajukan surat ralat/koreksi, KPA/PP-SPM (an. KPA)/Satker harus memberitahukan secara tertulis alasan keterlambatan kepada KPPN
• Penyampaian surat ralat dilakukan oleh Petugas
Pengantar SPM satker atau melalui jasa pengiriman surat resmi.
Penyelesaian Retur SP2D Tahun Lalu (Dana Retur Sudah Disetor Ke Kas Negara)
• Satker menyampaikan Surat Permohonan Pembayaran Kembali (SPPK, sesuai format) atas dana retur SP2D yang telah disetorkan ke Kas Negara melalui Petugas Pengantar SPM atau jasa pengiriman surat, dengan dilampiri :
a) Koreksi resume kontrak, apabila perubahan data menyebabkan kontrak berubah.
b) SPTJM (sesuai format).
2) Koreksi Data
Dasar hukum :PMK Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Pelaksanaan APBN
Perdirjen Perbendaharaan No. PER-89/PB/2011 tentang Mekanisme Pengiriman dan Koreksi Data pada KPPN SE Dirjen Perbendaharaan Nomor SE-35/PB/2009 tentang
Apakah yang dimaksud dengan koreksi data?
Koreksi data merupakan proses perbaikan data transaksi tanpa mengubah data awal, dimana data tersebut membentuk data history.
Adapun koreksi dapat dilakukan terhadap data sebagai berikut :
Data setoran penerimaan Negara; Data pada SPM;
Data Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU (SP3B-BLU).
Koreksi Data Setoran Penerimaan Negara
Merupakan koreksi pembukuan setoran dilakukan atas kesalahan pembukuan penerimaan yang tidak mempengaruhi kas.
Pihak yang mengajukan permintaan koreksi data ke KPPN adalah :
1) Bank/PosPersepsi, KPP, KPBC atau Kantor Pusat
DJP/DJBC/Ditjen PBN/KPPN terkait dengan penerimaan perpajakan.
2) Satker/Kementerian/Lembaga, Bank/PosPersepsi, Kantor Pusat Ditjen PBN/KPPN terkait dengan PNBP.
3) Satker/Kementerian/Lembaga, Bank/Pos Persepsi, Kantor Pusat Ditjen PBN/KPPN atau Pihak Ketiga (PT. Taspen, PT. Askes, Bapertarum danpihak ketiga lainnya) terkait dengan penerimaan non-anggaran. 4) Khusus untuk koreksi data
yang diajukan oleh WP, maka pengajuan koreksinya harus melalui KPP/KPBC tempat WP terdaftar, untuk diteruskan ke KPPN.
Pada prinsipnya seluruh data pada setoran penerimaan dapat dikoreksi, bahkan satu bukti setor pun dapat dipecah menjadi beberapa bukti setor dengan Nomor Tanda Penerimaan Negara (NTPN) yang sama, sepanjang koreksi tersebut tidak berpengaruh pada perubahan nilai total dan kode NPWP.
Prosedur koreksi data setoran penerimaan negara
KPA/Kepala Bank/Kantor Pos/ Kepala KPP/KPBC menyampaikan surat permohonan koreksi data transaksi penerimaan Negara (sesuai format) kepada KPPN Semarang I, dilampiri :
1. Copy SSBP/SSPB yang ber- NTPN.
2. Daftar rincian koreksi transaksi penerimaan negara (sesuai format).
3. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (sesuai format).
Koreksi Data SPM/SP2D
Merupakan koreksi data pengeluaran atas kesalahan pembukuan penerimaan yang tidak mempengaruhi kas.
Koreksi/ralat SPP dan SP2D dapat dilakukan sepanjang tidak berakibat pada :
Perubahan jumlah uang yang tercantum pada kolom jumlah kotor, potongan, maupun jumlah netto pada SPP, SPM dan SP2D;
Sisa pagu anggaran pada DIPA/POK menjadi minus; Perubahan kode Bagian Anggaran, Eselon I, dan Satker.
Koreksi baru dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Perbendaharaan.
Bagaimana jika koreksi/ralat terkait kode BA, ES1, dan Satker?
Prosedur koreksi data SPP, SPM, dan SP2D
Satker menyampaikan surat permohonan koreksi data transaksi data SPM (sesuai format) kepada KPPN Semarang I, dilampiri :
1. Copy SPM dan SP2D sebelum dikoreksi.
2. SPM yang telah dikoreksi.
3. ADK SPM yang telah dikoreksi.
4. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (sesuai format).
Koreksi Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU (SP3-BLU)
Merupakan koreksi data pengeluaran atas kesalahan pembukuan penerimaan yang tidak mempengaruhi kas.
Satker BLU dapat mengajukan ralat SP3B BLU ke KPPN dengan melampiri:
Copy SP3B BLU yang akan diralat;
Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ) yang ditandatangani oleh KPA/Pemimpin BLU (sesuai format); ADK dan hard copy ralat SP3B BLU yang dihasilkan dari
aplikasi SPM;
Penjelasan penyebab terjadinya kesalahan yang ditandatangani KPA/Pimpinan BLU (sesuai format).
3) Konfirmasi Surat Setoran Penerimaan Negara
Konfirmasi Surat Setoran Penerimaan Negara adalah suatu kegiatan untuk memastikan bahwa setoran penerimaan Negara telah diterima di Kas Negara. Setiap surat setoran penerimaan Negara yang akan digunakan sebagai lampiran kelengkapan tagihan kepada Negara harus telah dikonfirmasi kebenarannya. Kesalahan SP3B BLU dapat berupa :
kesalahan administrasi (pencantuman kode kegiatan, output, jenis belanja, dan akun).
kesalahan pencantuman jumlah nominal pendapatan dan atau belanja BLU.
Bentuk Kesalahan ?
Dasar hukum :
Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-14/PB/2013 tentang Pelaksanaan Konfirmasi Surat Setoran
Proses konfirmasi penerimaan Negara harus menggunakan aplikasi yang terdiri atas 1) Aplikasi Konfirmasi pada Satker; dan 2) Aplikasi Konfirmasi pada KPPN.
Bagaimana cara satker menjalankan Aplikasi Konfirmasi? 1) Satker merekam data setoran penerimaan pada Aplikasi
Konfirmasi Satker yang meliputi : NTPN, NTB/NTP, Akun, dan Nilai Setoran;
2) Mencetak daftar setoran yang akan dikonfirmasi serta membentuk ke dalam ADK.
Bagaimana proses pada KPPN Semarang I?
1) Melakukan upload data ADK dari satker pada Aplikasi Konfirmasi.
2) Melakukan proses konfirmasi dan mencocokkannya dengan hardcopy surat setoran apabila terjadi perbedaan data konfirmasi.
3) Mencetak daftar hasil konfirmasi.
Bagaimana jika permintaan konfirmasi setoran penerimaan Negara oleh pihak lain selain Bendaharaproses pada KPPN Semarang I?
Bisa dilakukan dengan menyampaikan surat permohonan konfirmasi kepada KPPN.
Kapan konfirmasi penerimaan Negara dapat dikonfirmasi di KPPN Semarang I?
1) H+1 setelah Bank/Pos Persepsi menyampaikan Laporan Hasil Penerimaan dan telah divalidasi oleh KPPN.
2) H+2 setelah data Laporan Kas Posisi (LKP) KPPN divalidasi oleh Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan, apabila penyetorannya melalui Bank/Pos Persepsi bukan mitra kerja KPPN).
Bank /Pos Persepsi adalah Bank Umum atau Kantor Pos yang ditunjuk oleh BUN/Kuasa BUN untuk menerima setoran penerimaan negara bukan pajak bukan dalam rangka ekspor dan impor, yang meliputi penerimaan pajak, cukai dalam negeri dan penerimaan bukan pajak.
Daftar Bank/Kantor Pos Perepsi yang merupakan Mitra Kerja KPPN
Daftar Bank/Kantor Pos Persepsi Lingkup KPPN Semarang I
Bank Persepsi Kantor Pos Persepsi Bank Mandiri Cabang
Semarang Pemuda Bank Mandiri Cabang
Semarang Kepodang Bank Mandiri Cabang
Semarang Pandaran Bank Mandiri Cabang
Semarang Bangkong Plaza Bank Mandiri Cabang
Semarang Kariadi Bank Mandiri Cabang
Semarang Pahlawan Bank BNI Cabang MT
Haryono Semarang Bank BNI Cabang
Karangayu Semarang Bank BNI cabang Undip
Semarang
Bank BRI Cabang Kendal Bank BRI Semarang
Patimura
Bank BRI Semarang Pandaran
Kantor Pos Semarang Kantor Pos Ungaran Kantor Pos Kendal
Bank Persepsi Kantor Pos Persepsi Bank BRI Cabang Ungaran
Bank BTN Cabang Semarang
Bank Syari’ah Cabang Semarang
Bank Jabar Banten Cabang Semarang Cimb Niaga Semarang
Pemuda ex Niaga Cimb Niaga Semarang
Pemuda ex Lippo Bank Jateng Cabang
Semarang
Bank Jateng Cabang Utama Semarang
Kantor Pos Salatiga Kantor Pos Blora Kantor Pos Purwodadi
Kantor Pos Demak
4) Surat Keterangan Penghentian Pembayaran
Dasar hukum :Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-37/PB/2009 tentang Petunjuk Teknis Pengalihan Pengelolaan Administrasi Belanja PNS Pusat Kepada Satker Kementerian Negara/ Lembaga
Perdirjen Perbendaharaan Nomor Per-43/PB/2013 tentang Tata Cara Pembayaran Belanja Pegawai Pada Satuan Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia
Surat Keterangan Penghentian Pembayaran (SKPP) merupakan surat keterangan tentang penghentian pembayaran gaji mulai bulan tertentu yang diterbitkan dan ditandatangani PA/KPA berdasarkan surat keputusan yang diterbitkan pejabat berwenang dan diketahui oleh KPPN.
SKPP disampaikan ke KPPN dalam rangkap 4 (empat) disertai SK Mutasi/Pindah, untuk disahkan dan diberi keterangan bahwa data pegawai bersangkutan telah dinonaktifkan dari database pegawai pada KPPN asal. Selanjutnya didistribusikan :
Lembar 1 untuk pegawai sangkutan, untuk pengajuan gaji I di tempat baru. Lembar 2 untuk satker baru, dilampiri
dosir kepegawaian dan ADK pegawai pindah.
Lembar 3 untuk pertinggal KPPN. Lembar 4 untuk pertinggal satker. SKPP
Pegawai Pindah
SKPP disampaikan ke KPPN dalam rangkap 5 (empat) disertai SK Pensiun, untuk disahkan dan diberi keterangan bahwa data pegawai bersangkutan telah dinonaktifkan dari database pegawai pada KPPN asal.
Lembar 1 dan lembar 2 untuk PT. Taspen.
Lembar 3 untuk pegawai bersangkutan. Lembar 4 untuk pertinggal KPPN. Lembar 5 untuk pertinggal satker. SKPP Pegawai Pensiun Kapan SKPP terbit?
• Saat Pegawai pindah ke satker lain (KPPN pembayar berubah maupun tetap); atau
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati i Pada awal tahun anggaran atau setelah satker menerima DIPA, PPK berkewajiban menyusun : 1) Rencana pelaksanaan kegiatan yang didasarkan pada tupoksi satker dan ditetapkan oleh PA/KPA; 2) Rencana pelaksanaan pengadaan barang yang meliputi : spesifikasi teknis barang/jasa, Harga Perkiraan Sendiri (HPS), dan rancangan kontrak; serta 3) Rencana pencairan dana selama satu tahun anggaran.
Rencana-rencana ini ditetapkan PA/KPA sebagai alat untuk memproyeksikan kegiatan beserta penyerapan dana satker selama satu tahun anggaran. Di samping itu, perencanaan dapat dijadikan alat untuk memonitor dan mengevaluasi kegiatan dan keuangan satker pada tahun bersangkutan.
BAB I
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati ii
1) Pihak Dalam Proses Pencairan Dana
Pihak Ketiga adalah suatu badan atau perorangan yang berhak menerima pembayaran dari pemerintah atas prestasi yang diberikan kepada negara dan atau atas bantuan tertentu yang diberikan pemerintah berdasar Surat Keputusan ataupun Kontrak/SPK.
Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayar, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan belanja APBN.
Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PP-SPM) adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas Surat Permintaan Pembayaran dan menerbitkan Surat Perintah Membayar.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil keputusan dan atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban belanja negara.
Kuasa Bendahara Umum Negara di Daerah (KBUN-D) adalah pejabat yang diangkat oleh Bendahara Umum Negara untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka
pelaksanaan APBN dalam wilayah kerja yang telah ditetapkan, dalam hal ini Kepala KPPN Semarang 1.
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati iii
2) Persyaratan Administrasi Untuk Pengajuan SPM Awal
Tahun
Langkah adminsitratif yang diperlukan setiap satker sebelum pengajuan SPM awal tahun dan atau SPM pertama adalah :
Bank/Kantor Pos Penerima adalah bank umum/kantor pos yang ditunjuk Pihak Ketiga untuk menerima pembayaran sesuai yang tercantum pada SP2D.
Bank Operasional adalah bank operasional mitra kerja KBUN-D yang menyalurkan dana APBN kepada Pihak Ketiga melalui bank/kantor pos penerima.
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati vi Permohonan pembukaan rekening disampaikan kepada Kepala KPPN sebagai KBUN-D dengan dilampiri :
a) Copy dokumen pelaksanaan anggaran (DIPA). b) Surat pernyataan tentang pengunaan rekening.
Berdasarkan Surat Persetujuan Pembukaan Rekening dari Kepala KPPN, Satker dapat membuka rekening di bank penerima.
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati vii
Persoalannya bukan berapa kali kesempatan itu datang, tetapi bagaimana kesiapan kita untuk meraihnya..
Satker wajib menyajikan Rekening Koran sebagai lampiran pada Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga/Kantor/ Satker.
Catatan Penting Rekening Kementerian/
Lembaga/Kantor/Satker
BUN/Kuasa BUN dapat memerintahkan penutupan dana atau pemindahan sebagian atau seluruh dana pada rekening.
Rekening yang tidak digunakan sesuai dengan tujuan pembukaannya harus ditutup oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dan saldonya dipindah ke Rekening Kas Umum Negara.
Penutupan dan atau pemindahbukuan harus dilaporkan kepada BUN/KBUN.
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati viii
1) Mekanisme Pencairan Dana
BAB II
PROSES PENCAIRAN DANA
S P 2 D SPM Kontrak/SK Tagihan SPP 2 1 1 3 Transfer 6 5 4
LS Pihak Ketiga
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati ix S P 2 D SPM Kontrak/SK Tagihan SPP Perintah Bayar 3 1 1 8 7 2 4 Transfer 6 5
UP, TUP, GUP Dan LS
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati x
2) Perencanaan Kas
Satker harus menyampaikan rencana pencairan dana ke KPPN Semarang 1 atas pencairan dana dengan nilai Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) ke atas per SPM. Ketentuan atas hal ini adalah sebagai berikut :
1) Rencana pencairan dana harus sudah diterima KPPN Semarang I paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum tanggal jatuh tempo pencairan dana.
2) Apabila terjadi pembatalan pencairan dana, satker harus menyampaikan kembali rencana kas untuk penjadwalan kembali penyediaan dananya.
3) Untuk efektfitas perencanaan kas, sebaiknya perencanaan dikirimkan pada awal bulan dan dipastikan 5 (lima) hari kerja sebelum pencairan. Kepastian apakah perlu dikurang, ditambah, atau dibatalkan.
4) Rencana pencairan menggunakan Aplikasi Perencanaan Kas Satker Generasi ke-2 (APS G2) yang dapat diunduh melalui website KPPN Semarang 1, kppnsemarang1.net atau langsung ke CSO KPPN Semarang 1.
5) ADK rencana pencairan disampaikan ke KPPN Semarang 1 melalui email dengan alamat cskppnsmg1@gmail.com atau disampaikan langsung ke CSO KPPN Semarang 1.
Dasar : Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah, Pasal 32 ayat (4)
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xi
3) Uang Persediaan Dan Tambahan Uang Persediaan
Uang Persediaan
Untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari yang tidak dapat dilakukan melalui mekanisme pembayaran LS.
Pembayaran kepada 1 (satu) penerima/penyedia barang/jasa paling banyak sebesar Rp 50.000.000,-.
Saldo kas tunai BP/BPP pd akhir hari kerja paling banyak Rp 50.000.000,-.
Untuk pengeluaran Belanja Barang, Belanja Modal dan Belanja Lain-lain.
Penggantian UP dengan penerbitan SPM-GUP dapat dilakukan setelah UP dipergunakan paling sedikit 50%. Dalam 2 bulan sejak SP2D UP diterbitkan, jika satker tidak
mengajukan penggantian UP maka Kepala KPPN menyampaikan surat pemberitahuan kepada KPA (sesuai format).
Dalam 1 bulan sejak disampaikan surat pemberitahuan belum dilakukan pengajuan penggantian UP, maka Kepala KPPN memotong UP sebesar 25% .
Pada prinsipnya, Uang Persediaan adalah uang muka kerja dari Kuasa BUN kepada Bendahara Pengeluaran yang dapat
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xii
Tambahan Uang Persediaan
TUP dapat diajukan untuk membiayai kegiatan yang sifatnya mendesak/tidak dapat ditunda, sedang dana UP pada bendahara tidak mencukupi.
Syarat penggunaan TUP, yaitu :
a. Dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan .
b. Tidak untuk pembayaran LS.
Pengajukan permintaan TUP kepada Kepala KPPN selaku Kuasa BUN disertai :
a. rincian rencana penggunaan TUP.
b. surat yang memuat syarat penggunaan TUP (sesuai format). TUP dapat dimintakan lagi, walau TUP sebelumnya belum
dipertanggungjawabkan setelah mendapat persetujuan Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan.
Kepala KPPN menyampaikan surat teguran kepada KPA apabila selama 1 (satu) bulan sejak SP2D TUP diterbitkan belum dilakukan pengesahan dan pertanggungjawaban TUP.
Sisa TUP yang tidak habis digunakan harus disetor ke Kas Negara paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah batas waktu masa pertanggungjawaban TUP.
Untuk perpanjangan pertanggungjawaban TUP melampaui 1 (satu) bulan, KPA mengajukan permohonan persetujuan kepada Kepala KPPN.
Kepala KPPN memberikan persetujuan perpanjangan
pertanggungjawaban TUP dengan pertimbangan: a. Pertanggungjawaban TUP yang telah dipergunakan.
b. Pernyataan kesanggupan dari KPA untuk
mempertanggungjawabkan sisa TUP tidak lebih dari 1 (satu) bulan berikutnya (sesuai format).
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xiii
4) Kelengkapan Pengajuan Penerbitan Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D) Belanja Pegawai
Catatan Penting Belanja Pegawai :
Perubahan data pegawai harus disampaikan ke KPPN paling lambat bersamaan dengan pengajuan SPM Gaji Induk.
1) ADK SPM.
2) ADK Kirim Perubahan Pegawai dan Lembar Perubahan. 3) ADK Kirim GPP.
4) Daftar Rekening Pegawai. 5) SSP (Surat Setoran Pajak).
Kekurangan Gaji
1) ADK SPM.
2) ADK Kirim Perubahan Pegawai. 3) Daftar Rekening Pegawai. 4) SSP (Surat Setoran Pajak).
Gaji Lainnya
Uang Makan Dan Lembur. 1) ADK SPM.
2) Daftar Rekening Pegawai. 3) SSP (Surat Setoran Pajak).
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xiv
5) Syarat Pengajuan Penerbitan Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D) Non Belanja Pegawai
Kelengkapan Pengajuan SPM
Non Belanja Pegawai
SPM-UP : Surat pernyataan dari KPA
SPM-TUP : Surat persetujuan pemberian TUP dari Kepala KPPN
SPM GUP/GUP : Nihil
Tanpa lampiran
SPM-LS : SSP, dan/atau bukti setor lainnya, dan/atau daftar nominatif untuk penerima lebih dari 1(satu) penerima
SPM-LS : Pembayaran Uang Muka
a. Asli surat jaminan uang muka b. Asli surat kuasa bermaterai dari PPK
kepada Kepala KPPN untuk mencairkan jaminan uang muka
c. Asli konfirmasi tertulis dari pimpinan penerbit jaminan uang muka
SPM beban : pinjaman/hibah luar negeri
Faktur pajak.
Selambat-lambatnya 5 hari kerja setelah
penandatanganan kontrak, data kontrak beserta ADK harus disampaikan ke KPPN secara langsung maupun melalui email dengan alamat cskppnsmg1@gmail.com. Pencatatan data kontrak oleh KPPN akan
mengurangkan pagu sebagai cadangan dana untuk keperluan kontrak bersangkutan.
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xv
6) Pembayaran Tagihan Bersumber dana Pendapatan
Belanja Bukan Pajak (PNBP)
Belanja Negara hanya dapat dibiayai dari dana PNBP TA bersangkutan, kecuali PNBP di bidang pendidikan yang dapat melampaui satu TA sesuai satu tahun masa pendidikan.
Dana PNBP dapat digunakan sesuai jenis PNBP paling tinggi sebesar pagu DIPA dan atau Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP.
Pagu DIPA ditetapkan Menteri Keuangan, sedangkan MP merupakan dasar besaran dana PNBP dengan rumus :
MP : Maksimum Pencairan
PPP : Proporsi pagu pengeluaran terhadap pendapatan JS : Jumlah setoran
JPS : Jumlah pencairan dana sebelumnya sampai dengan SPM terakhir diterbitkan
MP = (PPP x JS) –
Dasar : Perdirjen Perbendaharaan No. PER-17/PB/2011 tentang Ketentuan Lebih Lanjut Tata Cara Pembayaran PNBP Atas Beban APBN
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xvi Penetapan MP
Satker ber-PNBP terpusat yang belum memperoleh penetapan besaran PNBP, maupun satker ber-PNBP tidak terpusat yang MP-nya belum mencapai 1/12 pagu DIPA PNBP, dapat memperolah UP sebesar 1/12 pagu DIPA PNBP.
Satker ber-PNBP berhak mendapat UP PNBP sebesar 20 persen dari realisasi PNBP maksimal Rp 500.000.000.-.
Khusus PNBP Polri :
1) Satker Polri di kewilayahan/daerah dan satker di Mabes Polri, pencairan dana PNBP sebesar 1/12 setiap bulan dari pagu DIPA PNBP sesuai surat persetujuan pencairan dana dari Dirjen Perbendaharan
2) Khusus satker korlantas Polri, pencairan dana PNBP sesuai MP.
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xvii Kelengkapan pengajuan SPM ke KPPN
1. PNBP tidak terpusat a. SPM
b. Bukti setor PNBP yang telah dikonfirmasi oleh KPPN c. Daftar Perhitungan Jumlah MP
d. Dokumen Lain sesuai PMK 190/PMK.02/2012 2. PNBP secara terpusat
a. SPM
a. Dokumen Lain sesuai PMK 190/PMK.02/2012
7) Tagihan Untuk Kegiatan Yang Bersumber Dari
Pinjaman Dan/Atau Hibah Luar Negeri
Ketentuan mengenai kategori, porsi pembiayaan, tanggal closing date serta persetujuan pembayaran dari pemberi pinjaman/hibah luar negeri sesuai petunjuk pelaksanaan oleh Dirjen Perbendaharaan.
Perjanjian/kontrak dalam valas tidak dapat dikonversi ke dalam rupiah dan pembayarannya melalui KPPN Khusus Pinjaman Dan Hibah.
UP/TUP diberikan dengan beban dana Rupiah Murni, GUP menjadi beban Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri berkenaan.
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xviii
8) Hibah Langsung Dalam Bentuk Barang dan Uang
Hibah Dalam Bentuk Uang harus melalui proses revisi DIPA dan dananya harus dicantumkan pada DIPA satker bersangkutan, sedangkan Hibah Dalam Bentuk Barang tidak perlu proses revisi DIPA.
Tahapan Pengesahan Hibah Langsung
Bentuk Uang
3
Dasar : Perdirjen Perbendaharaan No. PER-81/PB/2011 tentang Tata Cara Pengesahan Hibah Langsung Bentuk Uang dan Penyampaian Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xix Disampaikan Ke KPPN Semarang I
Surat Pengesahan Hibah Langsung (SP2HL) merupakan dokumen yang diterbitkan KPA untuk mengesahkan pendapatan dan belanja hibah langsung dalam bentuk uang.
Atas SP2HL ini, KPPN Semarang I menerbitkan Surat Pengesahan Hibah Langsung (SPHL) sebagai pengesahan pendapatan hibah langsung dan atau belanja yang bersumber dari hibah langsung.
Pengesahan pendapatan dan belanja hibah
Sisa uang yang tidak digunakan dapat dikembalikan kepada pemberi hibah. Dalam hal ini, Satker menerbitkan Surat Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung (SP4HL) sebagai
pengesahan pengembalian saldo pendapatan hibah.
SP4HL
disampaikan ke KPPN
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xx
Menyesali suatu tindakan salah adalah baik, dan mengupayakan untuk tidak bertindak salah adalah lebih baik
KPPN mengesahkan pengembalian pendapatan hibah dengan menerbitkan Surat Pengesahan Pengembalian
Pendapatan Hibah Langsung (SP3HL).
Pengesahan Pengembalian Pendapatan
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xxi
Mekanisme Pertanggungjawaban Hibah Langsung
Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga
Penandatanganan BAST dan penatausahaan
dokumen pendukung lainnya
Permohonan Nomor Register ke DJPU
Pengesahan Pendapatan Hibah ke DJPU
(SP3HL-BJS)
Memo Pencatatan ke KPPN (MPHL-BJS)
5
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xxiii
9) Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja
Badan Layanan Umum
Dasar : Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-30/PB/2011 tentang Mekanisme Pengesahan Pendapatan dan Belanja Satuan Kerja Badan Layanan Umum
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xxiv
10) Cara Penulisan Uraian Pembayaran
Dasar : PMK Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xxv Cara Penulisan Uraian Pembayaran Pada SPM Belanja Pegawai
Gaji Induk
Pembayaran belanja pegawai gaji induk bulan … tahun … untuk … pegawai … jiwa
Gaji Susulan
Pembayaran belanja pegawai gaji susulan bulan … tahun … untuk … pegawai … jiwa
Pembayaran belanja pegawai gaji
terusan ke …. a.n. … (…. Pegawai …. jiwa) Pembayaran belanja pegawai
kekurangan gaji bulan … tahun … untuk … pegawai … jiwa Gaji Terusan Kekurangan Gaji Uang Duka Wafat
Pembayaran belanja pegawai uang duka wafat a.n. … (…. Pegawai …. jiwa)
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xxvi Cara Penulisan Uraian Pembayaran Pada SPM Belanja Pegawai
Lainnya Uang Duka Tewas Uang Muka Gaji Uang Makan
Pembayaran belanja pegawai bulan….untuk….pegawai
Pembayaran belanja pegawai uang duka tewas a.n. … (…. Pegawai …. jiwa) meninggal tanggal ….
Pembayaran belanja pegawai uang muka gaji/persekot gaji untuk …. Pegawai …. jiwa
Uang Lembur
Pembayaran belanja pegawai bulan … sesuai SPK Lembur nomor … tanggal … untuk … pegawai
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xxvii “Pembayaran belanja pegawai bulan … sesuai SK nomor … tanggal … untuk … pegawai
Pembayaran belanja pegawai sesuai SK nomor … tanggal … untuk … pegawai
Pembayaran belanja pegawai bulan … sesuai SK nomor … tanggal … untuk … pegawai Uang Vakasi Sertifikasi/ Tunjangan Profesi Tunjangan Lain-Lain (akun 51) Perjalanan Dinas
Pembayaran belanja barang sesuai Surat Tugas (ST)/Surat Perjalanan Dinas (SPD) /dokumen sejenis nomor … .tanggal ….
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xxviii Cara Penulisan Uraian Pembayaran Pada SPM SPM LS Belanja
Barang Kepada Ketiga
Honor Insidentil Honorarium (Bulanan) Uang Muka Kerja
Pembayaran belanja barang bulan …. sesuai SK nomor …. tanggal ….
Pembayaran belanja barang sesuai SK nomor …. tanggal ….
Pembayaran belanja barang sesuai kontrak nomor …. tanggal …. SPMK nomor …. tanggal …. jaminan uang muka nomor …. tanggal …. BAP nomor …. tanggal …. nilai kontrak Rp ……….. Sekali Bayar/
Sekaligus
Pembayaran belanja barang sesuai kontrak nomor …. tanggal …., BAST nomor …. tanggal …., BAP nomor …. tanggal …. nilai kontrak Rp ………..
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xxix Cara Penulisan Uraian Pembayaran Pada SPM Belanja Modal
Bertahap
Tahap Terakhir
Pembayaran belanja barang tahap …. sesuai kontrak nomor …. Tanggal …. BAP nomor …. tanggal …. nilai kontrak Rp ………..
Pembayaran belanja barang tahap …. sesuai kontrak nomor …. Tanggal …. BAST nomor …. Tanggal …. BAP nomor …. tanggal …. nilai kontrak Rp………..
Pembayaran belanja barang sesuai (dokumen yang menjadi dasar pembayaran) nomor… tanggal …
Perjalanan Dinas
Pembayaran belanja modal sesuai Surat Tugas (ST)/Surat Perjalanan Dinas (SPD)/ dokumen sejenis nomor …. tanggal ….
Belanja Barang Lainnya (52)
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xxx Cara Penulisan Uraian Pembayaran Pada SPM LS Belanja
Modal Kepada Pihak Ketiga
Sekali Bayar/ Sekaligus
Honor Untuk Perolehan Aset
Pembayaran belanja modal sesuai SK nomor….tanggal ….
Pembayaran lunas belanja modal sesuai kontrak nomor …. tanggal … BAST nomor …. tanggal … BAP nomor …. tanggal …. nilai kontrak Rp ………..
Uang Muka Kerja
Pembayaran Uang Muka belanja modal sesuai kontrak nomor…. Tanggal …. SPMK nomor …. Tanggal ….Jaminan UM nomor …. Tanggal ….BAP
nomor….tanggal…. nilai kontrak Rp………..
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xxxi Bertahap
Pembayaran fisik …..% belanja modal tahap …. sesuai kontrak nomor ….
Tanggal …. BAP nomor …. Tanggal …. nilai kontrak Rp ………..
Tahap Akhir
Pembayaran fisik 100% belanja modal tahap …. sesuai kontrak nomor …. Tanggal …. BAST I nomor …. tanggal …. BAP nomor….tanggal …. nilai kontrak Rp ………..
Tahap Akhir Dan Retensi
Pembayaran fisik 100% dan retensi belanja modal sesuai kontrak nomor …. Tanggal …. BAST I nomor …. Tanggal … Jaminan pemeliharaan nomor …. Tanggal …. BAP nomor …. Tanggal …. nilai
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xxxii Cara Penulisan Uraian Pembayaran Pada SPM UP/TUP/GUP
Retensi
Pembayaran retensi belanja modal sesuai kontrak nomor …. Tanggal …. BAST I nomor …. Tanggal …. jaminan pemeliharaan nomor ….tanggal….BAP nomor….tanggal …. nilai kontrak Rp………..
SPM Uang Persediaan
Penyediaan Uang Persediaan Rupiah Murni/PNP/Pinjaman/Hibah Luar Negeri Satker …………. TA 2014
SPM Tambahan Uang Persediaan
Penyediaan Tambahan Uang Persediaan Rupiah Murni/PNP/Pinjaman/Hibah Luar Negeri*) Satker …………. TA 2013
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xxxiii
SPM GUP
Penggantian Uang Persediaan untuk keperluan belanja barang/modal/lain-lain*)
SPM GUP Nihil
Pertanggungjawaban Uang Persediaan untuk keperluan belanja barang/modal/ lain-lain*) senilai Rp ……….
SPM GU TUP
“Pertanggungjawaban Tambahan Uang Persediaan untuk keperluan belanja barang/Modal/lain-lain*) senilai Rp……….”
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xxxiv Untuk pertanggungjawaban UP/TUP setelah tahun anggaran berakhir maka penulisan uraian pembayarannya sebagai berikut :
Di samping penulisan uraian pembayaran, hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan di SPM adalah penulisan Nama dan Nomor Rekening.
Dalam Sistem Pengelolaan Anggaran Negara (SPAN), Nama dan Nomor Rekening calon penerima pembayaran (supplier) dikirim terlebih dahulu ke KPPN Semarang I. Nama dan Nomor Rekening ini akan menjadi alat uji setiap SPM yang disampaikan ke KPPN.
SPM GUP
Pertanggungjawaban Uang Persediaan untuk keperluan belanja
barang/Modal/lain-lain*) senilai Rp………. Sebagai pengesahan atas
pertanggungjawaban UP tahun anggaran 2014
SPM GU TUP
Pertanggungjawaban Tambahan Uang Persediaan untuk keperluan belanja barang/Modal/lain-lain*) senilai Rp………. Sebagai pengesahan atas
pertanggungjawaban TUP tahun anggaran 2014
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xxxv Perbedaan penulisan, walau hanya spasi, akan mengakibatkan penolakan sistem aplikasi terhadap SPM yang diajukan, misalnya pengiriman awal menggunakan nama Ki Mangunsarkoro, pada SPM yang diajukan menggunakan nama Ki Mangun Sarkoro. Terlebih bila perbedaan disebabkan adanya perbedaan penulisan, misal Ki Mangun Sarkoro pada SPM tertulis Ki Mangun.
1) Rekonsiliasi Dan Penyampaian Laporan Keuangan
Dasar : Perdirjen Perbendaharaan Nomor 36/PB/2009 tentang Pedoman Rekonsiliasi dan Penyusunan Laporan Keuangan Kuasa Bendahara Umum Negara
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xxxvi Periode Rekonsiliasi dan Penyampaian Laporan Keuangan
• Dilaksanakan setiap bulan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah bulan bersangkutan berakhir.
Hasil Rekonsiliasi
• Apabila Laporan Hasil Rekonsiliasi antara data KPPN (SAU) dan UAKPA/Satker (SAI) telah sama maka dibuatkan BAR (Berita Acara Rekonsiliasi).
• BAR yang ditandatangani Kepala Seksi Verifikasi dan Akuntansi selaku Kuasa BUN dengan Kepala Satker selaku Kuasa Pengguna Anggaran.
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xxxvii Kelengkapan Laporan Keuangan yang harus disampaikan
•
ADK•
Register KPPN•
Register pengiriman bulan sebelumnya ke UAPPA-W/E1•
Neraca SAKPA•
Neraca SIMAK BMN•
Laporan Realisasi Belanja•
Laporan Realisasi Pengembalian Belanja•
Laporan Realisasi Pendapatan•
Laporan Realisasi Pengembalian Pendapatan•
Neraca Percobaan (Semester dan Tahunan)•
Laporan Realisasi Anggaran (Semester dan Tahunan)•
CALK (Semester dan Tahunan)•
Informasi Pendapatan dan Belanja Akrual ( Semester dan Tahunan)Kelengkapan Laporan Keuangan yang harus disampaikan satker BLU, selain kelengkapan di atas
a. Paling lambat tanggal 5 hari kerja, Satker BLU mengirimkan semua rekening koran yang dimiliki.
b. Menyajikan laporan rekonsiliasi bank yang memperlihatkan penyesuaian terhadap saldo kas, baik menurut Rekening Koran Bank maupun menurut saldo buku KPPN (daftar penjelasan selisih)
c. Setelah dilakukan penyesuaian terhadap penyebab terjadinya selisih maka jumlah saldo kas menurut Rekening Koran Bank harus sama dengan jumlah saldo kas menurut saldo Buku Bank KPPN (Saldo Kas Penyesuaian menjadi Saldo Akhir Kas BLU).
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xxxviii Sanksi jika satker terlambat/lalai melaksanakan rekonsiliasi dan menyampaikan laporan keuangan
a. Surat Peringatan Penyampaian Laporan Keuangan (SP2LK) apabila satker belum melaksanakan rekonsiliasi dan menyampaikan laporan keuangan dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja
b. Surat Pemberitahuan Pengenaan Sanksi/SP2S
Yaitu 5 (lima) hari sejak diterbitkan SP2LK berupa penundaan penerbitan SP2D UP/TUP/GUP maupun LS Bendahara
c. Surat Pemberitahuan Pencabutan Pengenaan Sanksi/SP3S d. Diterbitkan KPPN setelah Satuan kerja menyampaikan laporan
Keuangan setelah batas waktu SP2LK
REKONSILIASI ELEKTRONIK (VIA E-MAIL)
Alamat rekon email : verasemarang1@gmail.com
2) Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
(LPJ Bendahara)
Dasar : Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-47/PB/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/ Satuan Kerja
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xli
1) Retur SP2D
Pengembalian (Retur) SP2D adalah penolakan atau pengembalian pemindahbukuan dan/atau transfer pencairan dana APBN dari Bank/Kantor Pos Penerima kepada Bank Operasional.
Pada dasarnya, terjadinya pengembalian SP2D karena Bank/ Kantor Pos Penerima tidak mengenali nomor dan nama rekening yang tercantum atau terlampir pada SP2D. Dari evaluasi retur SP2D selama ini, dapat diidentifikasikan beberapa penyebab terjadinya retur SP2D adalah sebagai berikut :
BAB IV
LAIN-LAIN
Dasar : Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-33/PB/2012 tentang Perubahan Atas Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-74/PB/2011 tentang Tata Cara Penyelesaian Dan Penatausahaan Pengembalian (Retur) SP2D
KPPN Semarang I MMMMelayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hatielayani dengan hati xlii Untuk menampung dana retur SP2D tersebut, KPPN membuka Rekening rr di tiap Bank Operasional. Pembayaran kembali dana Retur kepada pihak yang berhak menggunakan Surat Ralat SP2D dan merupakan transaksi non anggaran, artinya tidak lagi membebani DIPA.