• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSPLORASI MATERIAL RITSLETING PADA PRODUK FASHION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EKSPLORASI MATERIAL RITSLETING PADA PRODUK FASHION"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Tingkat Sarjana bidang Seni Rupa dan Desain

EKSPLORASI MATERIAL RITSLETING PADA

PRODUK FASHION

Dinda Pertiwi

Dr.Ratna Panggabean, M.Sn.

Program Studi Sarjana Kriya Tekstil, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: dindapertiwi11@gmail.com

Kata Kunci: eksplorasi, fashion, ritsleting, zipper

Abstrak

Retsleting merupakan terobosan yang sangat inovatif dalam sejarah perkembangan fastener dan penemuan ini cukup berpengaruh pada produk fashion secara umum. Namun, melalui observasi di lapangan, penulis menemukan bahwa limbah ritseling dari sisa produksi maupun konsumsi seringkali diabaikan dan tidak dipandang. Padahal material tersebut memiliki potensi yang cukup besar untuk terus dikembangkan. Eksplorasi material ritsleting pada produk fashion ini bertujuan untuk meningkatkan potensi dari material ritsleting, khususnya limbah ritsleting, agar dapat meningkatkan daya tarik, nilai jual, nilai estetis, dan memaksimalkan pemanfaatan ritsleting. Sementara desain yang dipilih adalah desain yang kontemporer, yang berlandaskan pada tren yang ada saat ini. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam meningkatkan popularitas ritsleting sehingga dapat lebih dikenal oleh masyarakat umum, agar masyarakat umum dapat mengapresiasi karya tersebut dan diharapkan berujung pada peningkatan nilai secara keseluruhan dari material ritsleting.

Abtract

Zipper is a highly innovative breakthrough in the history of the fastener, and quite influental on fashion products in general. However, through some observations, the author found that residual waste of zipper from production and consumption are often overlooked and not being considered. Though, those materials have considerable potential to be developed. Exploration of zipper material in fashion products aims to increase the potency the zipper material, zipper waste in particular, in order to increase appeal, the commercial value, aesthetic value, and maximize the utilization of the zipper. While the selected design is a contemporary design, based on current trends. By implementing exploration of zipper in current trends, it is expected to facilitate the increasing popularity of the zipper. So it can be recognize by the public, so the public can appreciate the work and is expected to lead to an increase in the overall value of zipper material.

1. Pendahuluan

Setiap benda tentunya mengalami proses produksi sebelum benda tersebut dapat memenuhi persyaratan secara fungsional menjadi sebuah poduk yang layak jual ataupun layak guna. Dan setelah benda tersebut menjadi sebuah produk yang layak, tentunya produk tersebut akan disalurkan melalui berbagai alternatif hingga ke pengguna akhir yang disebut konsumen.

Semua proses tersebut tentunya meninggalkan sisa dari produk yang disebut sampah atau limbah, sisa-sisa tersebut dapat berupa sisa produk dari proses produksi, yaitu ; produk yang tidak memenuhi standar fungsi, standar bentuk, ataupun kualitas tertentu sehingga produk tersebut tidak dapat dipasarkan. Juga produk sisa dari hasil konsumsi yaitu ; produk yang telah rusak dan tidak dapat dipergunakan sesuai fungsinya.

Dalam hal ini, sebuah produk yang bernama „ritsleting‟ atau zipper pun mengalami proses yang serupa. Proses produksi ritsleting, misalnya, menghasilkan limbah berupa produk ritsleting yang tidak layak jual. Juga dalam industri pakaian yang banyak menggunakan material risleting, seperti jaket, juga pasti menghasilkan limbah ritsleting sisa produksi. Proses konsumsi pun menghasilkan sampah berupa benda-benda yang sudah tidak layak pakai namun dengan ritsleting yang masih layak guna, ataupun benda-benda dengan dengan ritsleting-ritsleting yang sudah tidak dapat dipergunakan lagi sesuai fungsinya.

Melalui observasi di daerah Cigondewa ,Bandung, masyarakat lokal memperjual-belikan limbah ritsleting tersebut dengan harga yang relatif lebih rendah dan tidak sedikit dari limbah ritsleting tersebut yang tidak terjual karena kondisi pita / mata kait ritsleting yang rusak dan tidak dapat digunakan karena fungsinya sebagai fastener telah hilang.

(2)

Karena keadaan tersebutlah, kemudian terlintas ide tentang bagaimana cara mengembangkan produk dengan memaksimalkan pemanfaatan dari material ritsleting. Sehingga meskipun ritlseting tersebut telah hilang fungsinya sebagai fastener terutama pada produk fashion, namun bagian-bagian yang masih baik dari ritsleting tersebut tetap dapat dipergunakan dan dapat diwujudkan ke dalam bentuk produk. Produk yang dihasilkan tentunya diharapkan memiliki unsur craftmanship, memiliki nilai estetis, fungsional dan atau nilai jual yang lebih.

Terlepas dari fungsinya sebagai pengikat pada produk fashion, ritsleting itu sendiri memiliki bagian-bagian yang menarik. Umumnya ritsleting terdiri dari 2 material utama yaitu bagian pita yang menggunakan material tekstil, serta bagian mata kait dan penarik yang biasanya menggunakan material berupa metal atau plastik. Dan ritsleting memiliki beberapa bagian yang memiliki tingkat ketahanan yang lebih lama dari bagian yang lain, seperti pada bagian mata kait (hooker) dan penariknya (slider). Dan pada limbah ritsleting, kedua bagian tersebut itulah yang biasanya masih dalam kondisi baik, sementara pada bagian pita biasanya sudah sangat kotor ataupun lapuk dan sobek.

Bagian hooker pada ritsleting merupakan bagian utama yang sifatnya fital pada ritsleting karena bagian inilah yang menjadi bagian penting dari prinsip kerja ritsleting. Sekaligus merupakan bagian dari ritsleting yang paling menarik secara visual karena memiliki konsistensi jarak dan bentuk, juga memiliki tingkat kelenturan atau tingkat fleksibelitas tersendiri yang juga dipengaruhi oleh material dasar pembentuk ritsleting itu sendiri.

Dalam usaha mengembangkan pemanfaatan ritsleting tentunya pengetahuan dasar tentang karakteristik material itu sendiri harus diketahui dan dipelajari. Proses eksplorasi pun sangat perlu dilakukan untuk membuka segala kemungkinan yang dapat dicapai dengan menggunakan material ritsleting.

Eksplorasi yang telah dilakukan kemudian akan dipergunakan dalam mengaplikasikan ritsleting pada produk fashion, khususnya pakaian. Karena pakaian dianggap dapat lebih memaksimalkan penerapan dan aplikasi ritsleting dari hasil eksplorasi yang telah dilakukan.

Masyarakat sekarang ini dilihat masih belum terlalu akrab dengan material ritsleting sebagai material utama pada produk fashion, sehingga dalam pembuatan karya ini selain mengembangkan nilai dan manfaat ritsleting juga diharapkan membuka wacana dan sudut pandang masyarakat mengenai keberagaman material yang dapat dikembangkan dalam berekplorasi di bidang kriya. Dengan ekplorasi pengembangan manfaat ritsleting ini juga tentunya diharapkan material ritsleting dapat menjadi sebuah terobosan baru dan dapat diterapkan dengan baik pada produk

fashion, menjadi salah satu pemecahan masalah tentang pemanfaatan limbah ritsleting. Selain itu juga diharapkan dapat memberikan nuansa baru pada produk kriya fashion, memiliki nilai craftmanship yang tinggi, sehingga ekslusifitas dari produk tersebut dapat membentuk image yang kuat yang kemudian berujung pada meningkatnya daya tarik sekaligus nilai jual produk dari material tersebut

Adapun rumusan masalah yang menjadi pertimbangan dalam berkarya antara lain :

a. Bagaimana cara untuk mengembangkan material ritsleting baik dari segi estetis, ekonomis, dan fungsional? b. Dapatkah ekplorasi ritsleting diterapkan pada produk sebagai material utama?

c. Apakah dengan pengolahan ritsleting tersebut ke dalam bentuk produk fesyen dapat meningkatkan nilai material ritsleting secara ekonomis, fungsional, maupun estetis?

d. Apa saja manfaat yang dapat diperoleh masyarakat, khususnya dalam lingkup kriya, dengan pengembangan produk dengan material ritsleting ini?

Ruang lingkup yang dibahas pada tugas akhir ini pada dasarnya adalah mengenai pengembangan manfaat material ritsleting, khususnya limbah ritsleting, dengan melakukan eksplorasi dan aplikasi ritsleting, sebagai material utama pada produk fashion. Produk akhir yang akan dihasilkan adalah sebuah koleksi pakaian dengan beberapa aksesori pendukung, yang semuanya menggunakan material ritsleting sebagai material utama yang ditonjolkan.

Material yang digunakan dalam perancangan ini adalah material ritsleting. 1. Jenis Material : Ritsleting

2. Teknik : Pengolahan structure design dan surface design.

(3)

Adapun tujuan dan manfaat dari karya tulis dan penelitian ini adalah sebagai berikut: TUJUAN :

1.

Untuk memberikan suatu inovasi baru pada industri tekstil dengan pemanfaatan material ritsleting sebagai material utama pada produk fashion.

2.

Memaksimalkan manfaat dan kegunaan dari material ritsleting secara estetis maupun fungsional.

3.

Meningkatkan nilai estetis dan ekonomis dari material ritsleting.

4.

Membentuk suatu image baru pada material ritsleting melalui pemanfaatanya pada produk fashion.

MANFAAT :

1. Dengan eksplorasi material ritsleting ini, diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan ritsleting, khususnya pemanfaatan ritsleting sisa produksi ataupun konsumsi, sehingga dapat diolah kembali menjadi produk-produk yang memiliki nilai jual lebih tinggi. 2. Dengan mengembangkan material ritsleting ini menjadi suatu bentuk material yang

modern, diharapkan dapat membuka lebih banyak ide-ide segar menuju perkembangan dalam industri kriya dan tekstil.

3. Memberi kontribusi yang berguna bagi dunia kriya, khususnya dunia kriya tekstil Indonesia, kriyawan tekstil, designer fashion, dan masyarakat umum.

4. Media berkarya sekaligus pembuktian bahwa material ritsleting dapat dikembangkan, digunakan kembali (reuse), dan didaur ulang (recycle)dengan mengembangkan manfaat dan fungsinya melalui beragam eksplorasi.

2. Proses Studi Kreatif

Pada dunia entertainment khususnya di bidang musik, setiap genre musik pasti memiliki ciri khas tersendiri terkait dalam bidang fashion. Contohnya musik hip-hop yang seringkali diidentefikasikan dengan pakaian kaos oversized yang dipadukan dengan celana jeans, serta aksesori “bling-bling” sepeti kalung dengan rantai yang panjang dan biasanya diserasikan dengan bandul besar yang berbentuk Inisial si penyanyi, contoh lain yaitu musik metal atau rock yang sering diidentikan dengan tata rias yang gothic, pakaian gelap dengan banyak studs serta aksesoris berbahan metal, serta musik punk yang juga identik dengan gaya rambut yang ekstrim, gaya busana yang unik, penggunaan warna-warna yang berani, dan lain sebagainya.

Dan untuk sekarang ini dunia musik tengah mengalami perubahan baik di Indonesia sendiri hingga ke lingkup internasional. Maraknya boy-band dan girl-band asal Korea membawa perubahan yang cukup terlihat terutama dalam hal fesyen. Gaya berpakaian ala Korea ini pun mulai menjadi tren khususnya di kalangan remaja.

Dari fenomena tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa musik dan fashion memang saling terkait. Para penyanyi yang juga sebagai public figure dilihat, dipandang, dan ditiru oleh masyarakat sehingga secara tidak langsung juga menjadi

trend-setter dengan masyarakat tersebut sebagai trend-folower.

Oleh karena itulah pada konsep perancangan ini diambillah tema music-couture. Tema ini kemudian dibagi lagi menjadi dua judul tema, yaitu; Junk to Funk yang terinspirasi dari gaya punk yang ekspresif dan eksentrik, serta Lady Rocker yang trinspirasi dari musik Rock yang lebih keras. Musik sebagai latar belakang pemilihan image dan judul karya, serta

couture sebagai landasan sekaligus inspirasi dalam teknik pengerjaan dan desain.

Perpaduan tema dan konsep tersebut diharapkan dapat memaksimalkan ekplorasi ritsleting yang ekspresif dan eksentrik pada Junk to Funk, serta menonjolkan karakter material dari gerigi ritsleting pada Lady Rocker. Dengan target market khususnya adalah para entertainer seperti artis, MC, penyanyi, atau siapapun yang bekerja dalam dunia pertunjukkan, diharapkan dapat mempopulerkan ritsleting sebagai material yang patut diperhitungkan dan memiliki potensi untuk terus dikembangkan dalam dunia fashion.

(4)

Tinjauan Trend

Gambar 1. 2NE1, girlband asal korea. Referensi trend musik K-Pop serta gaya berpakaiannya.

Gambar 2. Lady Gaga, penyanyi yang gaya fashion-nya unik, namun seringkali menuai kontroversi.

3. Hasil Studi dan Pembahasan

3.1. Image

Gambar 3. Mood board untuk tema judul Junk to Funk (kiri) dan Lady Rocker (kanan)

Untuk Junk to Funk, terinspirasi dari gaya fashion punk-rocker yang terkesan enerjik, eksentrik, dan brutal yang kemudian di visualisasikan dengan penggunaan warna-warni yang funky untuk kesan lebih eksentrik dan enerjik, bentuk-bentuk ritsleting dengan prinsip nirmana untuk kesan yang abstrak dan bebas, namun tetap enak dilihat.

Pada karya ini menonjolkan keindahan perpaduan dan beragam warna yang dimiliki oleh material ritsleting dengan mengkomposisikan material tersebut sedemikian rupa hingga tercipta efek gradasi dan perpaduan dengan unsur garis yang secara alami dimiliki oleh material ritsleting sehingga memberikan efek visual tersendiri.

(5)

3.2. Sketsa

(6)

3.3. Eksplorasi

Gambar 5. Kumpulan eksplorasi ritsleting.

(7)

Gambar 7. Kumpulan produk Lady Rocker.

4. Penutup / Kesimpulan

Setelah melakukan eksplorasi terhadap material ritsleting dengan eksperimen reka latar dan reka rakit dengan produk fashion sebagai media, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan:

1. Dalam proses eksplorasi ini telah diterapkan beberapa teknik pengolahan material dengan mengenali karakteristik material tersebut sebelumnya, untuk memanfaatkan potensi material yang belum terolah dengan maksimal.

2. Dari eksplorasi material ritsleting ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa karakter material ritsleting yang unik akan menjadi lebih kaya apabila diolah kembali dengan beberapa teknik reka latar dan reka rakit seperti yang saya kemukakan di atas. Setiap teknik yang dilakukan akan memberikan efek yang berbeda pada setiap material.

3. Beberapa eksperimen dengan menggunakan teknik aplikasi akan menciptakan imej yang berbeda-beda pada setiap karakter material yang berbeda. Baik pengaplikasian dengan tambahan material lain pada karya. 4. Penerapan teknik tertentu pada material ritsleting cenderung berhasil membantu perwujudan teknik 3

dimensi. Ketika penyatuan material-material tersebut pada suatu media produk fashion dilakukan, maka akan didapat efek 3 dimensi yang sangat menarik pada produk fashion tersebut.

5. Keserasian penerapan dan peletakan hasil eksplorasi dari berbagai teknik pengolahan ritsleting tersebut pada karya akhir akan meningkatkan nilai ekonomis sekaligus memeberikan nilai estetis pada material ritsleting yang sebelumnya merupakan bukan material utama yang ditonjolkan pada produk fashion, sehingga meluaskan ruang lingkup fungsi material ritsleting.

6. Penerapan material mix media tekstil maupun non tekstil sebagai material alternatif ketika disatukan dan dikomposisikan dengan baik maka akan melebur dan menjadi lebih menarik.

7. Analisis karakteristik, analisis material, proses eksplorasi dan proses perancangan menghasilkan perupaan material dengan fungsi yang menjadi jauh lebih luas dengan nilai estetis yang lebih baik serta jauh lebih unik apabila dibandingkan dengan material-material yang sudah tersedia dipasaran. Hal ini juga berpengaruh pada tingkat eksklusifitas yang tinggi, karena proses pengerjaannya yang bersifat manual sehingga produksinya hanya sedikit dan dikerjakan secara detail dan jauh dari industrialisasi.

Ucapan Terimakasih

Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam MK Tugas Akhir Program Studi Sarjana Kriya Tekstil FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akkhir ini disupervisi oleh Dr.Ratna Panggabean, M.Sn.

(8)

Daftar Pustaka

Abdullah, Farid. Teknik Produksi Rajut dan Bordir, Penerbit ITB.

Al-Firdaus, Iqra. 2010. Inspirasi-inspirasi Menakjubkan Ragam Kreasi Busana, Diva Press ; Jogjakarta. Baugh, Gail. 2011. The Fashion Designer‟s Textile Directory. Thames & Hudson ; London.

Fashion Pro. 2010. Kamus Mode. Penerbit Dian Rakyat ; Jakarta. Frings, Gini Stephen. Fashion From Concept To Customer.

Hann, M.A and K.C Jackson. 1987. Fashion; An Interdisciplinary Review. The Textile Institute. Haldani D, Achmad, M.Sn. Diktat Kuliah Manajemen Fashion.

Larsen, Jack Lenor. 1975. Fabric For Interior.

Martono, John, S.Sn.M.Sn. Diktat kuliah Aksesoris Fashion.

Nakamichi, Tomoko. 2005. Pattern Magic. Laurence King Publishing ; United Kingdom Nakamichi, Tomoko. 2007. Pattern Magic 2. Laurence King Publishing ; United Kingdom Stone, Elaine. The Dynamics Of Fashion Second Edition.

Wiley, John and Sons. 1978. Encyclopedia Of Textile. USA.

Gambar

Gambar 1. 2NE1, girlband asal korea. Referensi trend musik K-Pop serta gaya berpakaiannya
Gambar 4. Kumpulan sketsa produk.
Gambar 5. Kumpulan eksplorasi ritsleting.
Gambar 7. Kumpulan produk Lady Rocker.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menjawab rumusan masalah diatas, penulis mencoba menggunakan konsep serta teori yang erat kaitannya dengan krisis finansial yang terjadi di Irlandia serta pengaruhnya

Yang dimaksud dengan “sertifikat pengoperasian Pesawat       Udara” dikenal dengan istilah operating

permainan kecil dengan alat dalam penelitian tindakan melalui 2 siklus yang di.. sesuaikan dengan kondisi dan hasil refleksi ketercapaian peningkatan

Kemgian klien akibat projek yang gagal disiapkan mengikut kualiti dan spesifikasi kontrak telah mencetuskan kontroversi kerana klien tidak mendapat produk sistem

Setelah penulis melakukan penelitian berdasarkan prosedur perancangan sistem informasi akuntansi purchase order yang berjalan pada pt.dirgantara Indonesia maka penulis dapat

Pemagangan merupakan bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan dengan terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan

Berbagai asumsi penelitian yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Mata pelajaran mikroprosesor merupakan salah satu pokok bahasan

6) Saya/Kami mengetahui bahwa BMAI sangat menjaga kerahasiaan dari semua proses penanganan kasus persengketaan dan saya/kami menyatakan bahwa saya/kami harus