BAB VII
PENGUAT
Penguat orde-1 linear merupakan system linear yang sering kali dipakai dalam system komunikasi. Secara konsep, penguat linear dapat berupa apa saja (penguat, filter, saluran, peredam, mixer dll) asalkan mempunyai penguatan linear. Hal-hal yang perlu dievaluasi dalam system penguatan meliputi :
Sinyal yang dikuatkan (sinyal dan noise) System penguat (dan noise internalnya) 7.1. Kesepakatan Model Penguat
Pernyataan Double sided
⊕
G
BW = BW
N_DSTi
~
η
i/2
Si
E E/2
~
T
η
So=GSi
)
T
G(Ti
To
~
2
η
2
η
G
2
ηο
E E i=
+
⎥⎦
⎤
⎢⎣
⎡ +
=
o 2oη = rapat daya noise output
oTo = termal ekuivalen noise output oSi = daya input
oSo = daya output o
2 i
η = rapat daya noise input
oTi = thermal ekuivalen noise input o
2E
η = rapat daya noise internal
oTE = termal ekuivalen noise internal oG = gain
Pernyataan single sided :
Ti
~
η
i
E E~
T
η
~ToG.G(.(T T) ) E i E i o + = η + η = η E η ηi ηopada frekuensi daerah HF (3-30) MHz: ηi > ηE pada frekuensi daerah VHF (30-300) MHz : ηi < ηE
7.2. Bandwith Ekuivalensi Noise (BWN)
Perhitungan daya noise dapat dilakukan dengan mengetahui BWN (band-with Ekuivalensi noise /yang dilalui noise.
f
( )
f
G
μ
BS-SS BS-SS 0 dB -3dB asumsi : G(f) = G.Gμ(f) G ≡ G(f)maxNormalisasi G adalah = Gμ(f) [besarnya = 1 kali]
Daya noise pada input belum bias dihitung, karena tidak terdefinisi dalam lingkup BW tertentu. Baru setelah melalui penguat, definisi BW ada, yaitu noise output.
Daya sinyal biasanya dihitung dalam definisi BWs⏐3 dB, yaitu ketika terjadi level -3 dBterhadap max. Tetapi daya noise, karena level kecepatannya sangat rendah, tetap dihitung pada cakupan BWN diseluruh kawasan frekuensi yang masih berpengaruh penguatannya terhadap noise tersebut.
Perhitungan Daya Noise Output Penguat
( )
DS N BW G E i df f G G E i df No O ∞∫ Δ + − ∞ − + = ∫ ∞ ∞ − = ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ . 2 2 . 2 2 . 2 η η μ η η η ⇒ double sided( )
GBWN SS E i df f G G E i df o No=∞∫ =⎡⎢⎣ + ⎤⎥⎦ ∞∫ . Δ⎢⎣⎡ + ⎤⎥⎦ . − 0 . 0η
η
μ
η
η
η
⇒ single sided DS N BW o No o E i G Dengan + = ⇒ = − ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ 2 2 2 2 : η η η η ; N DS BWN SS BW − = − 2SS
N
BW
o
No
o
E
i
G
⎢⎣⎡η
+
η
⎥⎦⎤=
η
⇒
=
η
−
DimanaG
( )
f
df
DS
N
BW
∞
∫
.
∞
−
=
−
μ
atauBW
N
SS
G
( )
f
.
df
0
∫
∞
=
−
μ
Terlihat adanya ekuivalensi antara No (daya noise) dengan BN (bandwith noise). Sehingga juga biasa jika suatu noise pada suatu kerapatan daya tertentu dinyatakan dayanya dengan BN (bandwith ekuivalensinya).
Contoh: ( ) RC j C j R C j H ω ω ω ω = + + = 1 1 1 1 ( ) ( ) ( ) ( ) 2 ) ( 1 1 2 * . RC H H H G ω ω ω ω ω + = = = atau
( )
2 ) 2 ( 1 1 fRC f G π + = Penentuan BWs⏐3dB(
)
RC fco fRCπ
π
2 1 1 2 2 = ⇒ =± = ⇒ BWs⏐3dB DS = RC . 1 π ⇒ BWs⏐3dB SS = 2 .RC 1 πmerupakan BW-sinyal ! BW-signal ~ BW-filter Penentuan BWN (untuk dapat dianggap ideal/persegi)
( )
( )
f(
fRC)
df RC G df f G BWNDS 2 1 . . 2 1 1 max . 2 = + = =∫
∫
∞ ∞ − ∞ ∞ − −π
RC
BW
BW
NSS N DS4
1
2
1
=
=
− − merupakan BWnoise! ⇒ BWN=π2.BWS3dB( )
f Gμ S N BW BW > jika BW ideal (disederhanakan) :Gμ(f) = 1;⏐f⏐< fco dan Gμ(f) =0; f yang lain maka:
BW
=
BW
R
C
7.3. Ukuran Kualitas Sinyal dan Sistem(Catatan: akan digunakan besaran single-sided)
7.3.1 Kualitas Sinyal
(1) S/N (signal to noise ratio)
Si So BW G O η E η ηi 9nilai : 10log [dB] N S N S dB
= S≡daya sinyal (rata-rata) 9 N≡daya noise (rata-rata)
9pada input Ni
Si
sebenarnya tidak dapat ditentukan karena ηi belum terdefinisi
dalam BW-N tertentu [BW antenna tidak terdefinisi]. Disepakati : BWN input
= BWN penguat sehingga setara dengan definisi BWN output
(2). ≡
η
S
signal to noise density ratio
⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ = Hz Hz watt watt /
Nilai : ηS dBHz=10logηS
[
dBHz]
, pada input dan output terdefinisi secara absolute tetapi memberikan gambaran interpretasi kurang jelas.(3).
≡
T
S
signal to noise thermal ratio [watt/°K] ≡ S to T
Si
So
G
OT
ET
η
i
Nilai :[
dBW
K
]
T
S
T
S
K dBW/°=
10
log
/
°
η = k.T, Pada input : ikSi
Ti
Si
η
=
Pada output : E E i E i oiTi
T
Si
Si
k
G
G
Si
k
kSo
To
So
+
=
+
=
+
=
=
η
η
η
η
η
.
)
(
.
.
7.3.2 Kualitas Sistem (1). Noise Figure [F/NF]
Si/Ni
So/No
G
T
O ET
Ti
F
NB
Tio
k
G
No
F
.
.
.
Δ
Noise figure ≡ perbandingan antara daya derau output actual(sebenarnya) terhadap daya derau output jika system noiseless(ideal), dengan asumsi:
9Derau input pada Tio = 290 °K
9Lebar pita BW signal= BW 3dB sistem
Pemilihan Ti=Tio= 290 °K sebagai referensi hanya untuk kesepakatan yang memberi kemudahan :
Hz
/
dBm
234
Hz
watt
10
.
400
K
290
.
K
Hz
watt
10
.
38
,
1
Tio
.
k
23°
=
23=
°
=
− − Bentuk turunan I:K
Te
Tio
Te
F
B
Tio
k
G
B
Te
Tio
k
G
B
Tio
k
G
No
F
N N N°
+
=
+
=
⇒
+
=
=
290
1
1
.
.
.
].
.[
.
.
.
.
Nilai : F⏐dB= 10 log F disepakati pada Ti = 290°K. merupakan standar kuantitatif yang menjelaskan mutu peralatan/system, karena menunjukkan tingkat/derajat penurunan kualitas sinyal input.
Secara alamiah mudah dipahami F ≥1 atau selalu F ≥ 0 dB.F disepakati terdefinisi pada Ti=Tio=290°K(referensi) terlepas bahwa peralatan sistem akan diaplikasikan untuk Ti actual berapapun.
Bentuk turunan II:
K
k
F
k
k
X
K
Te
F
E°
+
=
⇒
°
+
=
290
.
1
290
1
η
(2). Dengan Menyebut Harga Te [°K] dari Sistem
karena hanya disebut Te saja, berarti juga perlu didasari anggapan Ti=Tio=290°K.
contoh : Si=? G= 40 dB B=10 KHz F=? So/No=50 dB K Ti=100° K Te=50°
Asumsi : BW sinyal = BW 3dB sistem BW 3dB = BN ideal dB K K Tio Te F 0,69 290 50 1 1 = ° ° + = + =
7.4. Sistem Penguat Kaskade
4 3 2 1
B
B
B
B
>
>
>
S Te S S S B G F Si So Ti To Si Ti Tes 1 Te Te2 2 Te3 Te4 2 2 B G F 3 3 3 B G F 1 1 1 B G F 4 4 4 B G F So To≈
4 3 2 1 4 3 2 1 . .GGGG SiG Gs GGGG Si So= = S⇒ = No = k(Ti+Tes).Bs.Gs = k.To.Bs =k{
[
{
{
Ti + Te1}
.G1 +Te2}
G2 + Te3]
G3 + Te4}
G4.B4 =k[
TiG1G2G3G4+Te1.G1G2G3G4+Te2G2G3G4+Te3G3G4+Te4G4]
.B4 = 4 3 2 1 4 2 1 3 1 2 1 ]Gs.B G G G Te G G Te G Te Te Ti [ k + + + + , min 4 3 2 1 4 2 1 3 1 2 1 dan,Bs B G G G Te G G Te G Te Te Tes= + + + = No So Ni Si F / / = ⇒ 0,69 dB = Si/Ni – 50 dB Si/Ni = (50+0,69) dB = 50,69 dBdBm
watt
Hz
K
B
Ti
k
Ni
−
.
.
N=
1
,
38
.
10
−23.
100
°
.
10
4=
13
,
8
.
10
−18=
−
143
,
61
Si/Ni = Si – Ni Si – Si/Ni + Ni = (50,69-148,61) dBm Si = -87,92 dBmÎJANGAN GUNAKAN DEFINISI NOSE FIGURE TSB JIKA Ti≠2900 K Î SOLUSI YANG SALAH
K Tes Ti Tes Fs Gs B Ti K Gs B Tes Ti k Gs Bs Ti K No Fs ° + = + = ⇒ + = Δ 290 1 1 . . ). .( . . . 4 4 Sehingga didapatkan : 3 2 1 4 2 1 3 1 2 1 G G G 1 F G G 1 F G 1 F F Fs= + − + − + − Rumus FRISS SiGs Gs . B ). Tes Ti ( k . B . Ti . k Si No So . Ni Si Fs No / So Ni / Si Fs NO NI + = = ⇒ =
=
+
⇒
Ti
Tes
BAB VIII
SISTEM PRADETEKSI
Sistem Pradeteksi pada suatu pesawat penerima komunikasi meliputi bagian-bagian yang melakukan pengolahan sinual terimaan, sampai menjelang siap dideteksi. Dalam komunikasi radio, biasanya antena tidak dimasukkan sebagai bagian pradeteksi. Karena antena mempunyai fungsi utama sebagai transformator dari kawasan elektromagnetik menuju kawasan elektronik.
Sistem Pradeteksi (analog) akan diperlukan baik pada system komunikasi analog [AM,FM] maupun pada system komunikasi digital [ASK,FSK,PSK,……]. Sehingga perbedaan antara kedua system terletak pada system deteksinya sendiri. Yang harus disesuaikan dengan tipe modulasi yang digunakan.
Perhitungan kinerja system pradeteksi akan dapat didekati sebagai system penguat kaskade, setelah diyakini bahwa seluruh bagian dapat dianggap sebagai system/penguat linear.
DEMOD ANT
AMP
LNA SAL.T RANS
OSC 1 OSC n MIX 1 MIX n IF 1 IFn AMP AMP DET
Sesuai dengan rumus FRISS sebagai prinsip perhitungan kinerja kaskade. bahwa yang sangat menentukan kinerja system gabungan kaskade adalah kinerja bagian yang terdepan. Maka bagian terdepan tersebut haruslah berkualitas sangat baik (noise figure harus kecil), jika diinginkan kinerja keseluruhan baik.
Pada sistem pradeteksi diatas yang telah diyakini sebagai penguat adalah LNA, IF-1 Amp, IF-2 Amp,…….IF-n Amp. Sehingga berikut ini akan dinbahas peninjauan tentang saluran transmisi dan mixer sebagai suatu siatem linear yang juga akan dpat dianggap sebagai penguat. Kemudian akan diberikan contoh persoalan yang cukup representatif.
8.1 Saluran Transmisi
Perhitungan kinerja terhadap saluran transmisi dapat diberlakukan untuk bagian bagian lain dari system yang sifatnya meredam (peredam), dengan model :
Ti Te To BN G=1/L Ti Te To BN G=1/L F=?
Asumsi :
9Sesuatu yang akan meredam daya/menghambat gerakan muatan akan menghasilkan derau ⇒sal.transmisi;peredam.
9Saluran transmisi dan peredam pada umumnya dapat dianggap terdiri dari rangkaian mengandung elemen-elemen resistif yang berada dalam
kesetimbangan thermal. Sehingga memberikan derau keluaran yang ekuivalen dengan suhu To = T = Tio = 290°K
Penurunan sifatnya dari perhitungan daya derau No: No = k.(Ti + Te).BN.G = Ni = k.Ti.BN
jika G = 1/L dan Ti = 290 °K = Tio = To, maka : k.(290 °K + Te).BN.1/L = k.290°K.BN K 290 Te 1 L F L K 290 Te 1 ° + = = → = ° + ⇒ Te = (F-1) 290 °K = (L-1) 290°K F dan L tidak dalam satuan dB
8.2 Mixer Model : θ) ot VCos(ϖ + θ
[
0,2π]
o(f) φ (f) x φ φz(f)( )
⎯⎯→ℑe xx R τ( )
⎯⎯→ℑe zz R τ (f) x φ(f)
z
φ
Asumsi:9X(t) dan Y(t) saling bebas
9Derau internal diabaikan sementara Proses “perkalian” :
Z(t) = X(t).Y(t) = V.X(t) .cos (ωot + θ)
Rzz(τ) = E[Z(t).Z(t+τ)] =E[X(t).Y(t).X(t+τ).Y(t+τ)]
= E[X(t).X(t+τ)] .E[Y(t).Y(t+τ)] = XX
( )
τ
ω
oτ
V R cos 2 . 2
( )
[
( )
]
∫
∞ ∞ − −=
=
τ
τ
ω
τ
τ
φ
ωτd
e
R
V
R
TF
f
ZZ xx o j z(
).
cos
.
.
2
2 ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ + =∫
∞∫
∞ − ∞ ∞ − + − − −τ
τ
τ
τ
ω ω τ ω ωτ d e R d e R V o j o xx j xx( ). . ( ). . 4 ) ( ) ( 2 =V[
φX(f− fo)+φX(f + fo)]
4 2Proses dalam filter :
Menghilangkan salah satu side band, untuk tujuan down- converter
φo(f) = GM. φx(f+fo) ⇒φo(f-fo) = GM. φx(f)
Perhitungan daya output :
∫
∞( )
∫
(
)
∞ − ∞ ∞ − + = = f .df GM. f fo.df; Po φo φX substitusi f+fo = s∫
∞( )
∞ − = ⇒ =GM. s .ds Po GM.Px Po φXKesimpulan:Proses di dalam mixer identik dengan penguat yang mempunyai gain GM (gain mixer).
Catatan: Untuk selanjutnya, jika perlu derau internal (Te) dapat disertakan dalam ` perhitungan, seperti pada penguat biasa.
Contoh Perhitungan Kinerja Sistem Pradeteksi
K TA =40° m dB/ 3 , 0 = α MHz B dB F dB G 70 6 40 3 3 3 = = = MHz B dB F dB G 70 3 40 2 2 2 = = = dB F dB G 5 6 4 4 = = MHz B dB F dB G 5 3 20 5 5 5 = = = Ditanyakan :
a). Hitunglah Si agar So/No=50 dB !
b). Jika Si tetap (seperti jawaban a), Hitunglah S/N output, jika kedudukan saluran transmisi dan Amp. RF-1 dipertukarkan sehingga urutan dari kiri ke kanan:
Amp RF-1ÎSaluran TransÎ Amp RF-2Îmixer+BPF ÎAmp.IF c). Susunan/urutan lebih bagus mana? Jelaskan!