• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Bengkulu memiliki banyak daya tarik wisata mulai dari alam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Bengkulu memiliki banyak daya tarik wisata mulai dari alam"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Provinsi Bengkulu memiliki banyak daya tarik wisata mulai dari alam sampai budaya, salah satunya adalah Perayaan Festival Tabot yang dilakukan setiap satu tahun sekali. Perayaan Festival Tabot merupakan salah satu pesta rakyat terbesar yang dirayakan di Bengkulu. Banyak pihak yang terlibat dalam suksesi perayaan akbar setiap satu tahun sekali ini, mulai dari anak – anak muda Bengkulu, sampai pihak sponsor dan dinas terkait. Perayaan Tabot sejauh ini menjadi agenda tetap di dua daerah di Pulau Sumatera, yaitu Bengkulu dan

Padang. Perayaan Tabot di Padang dikenal dengan sebutan Tabui’k, dan perayaan

Tabot di Bengkulu merupakan perayaan terbesar di antara keduanya.

Dalam dunia pariwisata, budaya dan adat istiadat yang masih hidup dan berkembang ditengah masyarakat telah menjadikan daya tarik tersendiri bagi bagi wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah. Kebudayaan dan tradisi yang berkembang di masyarakat merupakan aset wisata budaya yang memiliki nilai dan keunggulan tersendiri dan sebagai mata rantai warisan serta kekayaan budaya bangsa Indonesia. Potensi budaya adat dan istiadat yang dimiliki hendaknya dijaga dan dilestarikan. Salah satu dari sekian banyaknya kebudayaan yang berkembang di Indonesia adalah Tabot yang berada di Bengkulu. Tabot Bengkulu merupakan suatu perayaan tradisional dengan berbagai macam runtunan acara

yang sebagian bertemakan heroism. Bangunan fisik Tabot Bengkulu terbuat dari

(2)

warni dihiasi dengan motif batik Bengkulu atau Kaligrafi dirangkai menjulang tinggi mulai dari 3 meter sampai dengan 9 meter dan diletakkan diatas gerobak atau sejenisnya sehingga memungkinkan untuk dipindahtempatkan.

Tabot sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu Tabut yang secara harfiah

berarti kotak atau peti, asal mula perayaan Tabot terkait pada kisah perjuangan cucu Nabi Muhammad SAW yang bernama Husein (anak dari Siti Fathimah Az-zahroh binti Muhammad), dimana Husein gugur dalam peperangan di Padang Karbela melawan kaum Kawarij.

Tradisi perayaan Tabot Bengkulu sudah menjadi sebuah event pariwisata

budaya daerah Provinsi Bengkulu yang tercatat dalam kalender pariwisata Nasional sejak tahun 1990, seiring lahirnya kebijakan Promosi pariwisata nasional melalui tahun kunjungan wisata indonesia maka Tabot Bengkulu mempunyai nilai

jual tersendiri bagi para wisatawan1. Perayaan Tabot di Bengkulu menjadi salah

satu daya tarik wisata yang selalu diminati oleh wisatawan lokal maupun asing sehingga menuntut setiap pihak yang terkait untuk mempersiapkannya sebaik mungkin.

Sebagai sebuah asset Budaya dengan segala keunikannya, Tabot Bengkulu

perlu dilestarikan dan dimanfaatkan secara kepariwisataan, dikelola sedemikian rupa sehingga menjadi obyek wisata budaya andalan Bengkulu dengan tetap memperhatikan nilai – nilai sakral perayaan Tabot Bengkulu.

Perayaan Festival Tabot Bengkulu yang berlangsung selama 10 hari

memiliki potensi besar untuk kegiatan pariwisata terlepas dari nilai religious yang

(3)

terkandung dalam Tabot Bengkulu, belum lagi perayaannya yang dimeriahkan oleh beberapa acara lainnya sehingga memeriahkan perayaan Festival Tabot Bengkulu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjabaran latar belakang tersebut maka terdapat beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apa saja prosesi yang terkandung dalam Tabot Bengkulu sebagai

sebuah bentuk daya tarik wisata budaya?

2. Bagaimana Festival Tabot Bengkulu bisa menjadi Daya Tarik Wisata

Budaya utama di Bengkulu ?

3. Bagaimana pengelolaan Festival Tabot Bengkulu dan apa saja kendala

yang ditemui ? 1.3 Tujuan

1 Untuk mengetahui prosesi yang terkandung dalam Tabot Bengkulu

sebagai sebuah bentuk atraksi wisata budaya.

2. Untuk mengetahui keutamaan daya tarik Festival Tabot Bengkulu

sebagai wisata budaya

3. Untuk mengetahui pengelolaan Festival Tabot Bengkulu dan kendala –

kendala yang ditemui dalam pengelolaannya. 1.4 Manfaat

Ada 2 jenis manfaat yang diharapkan oleh penulis setelah penulisan ini adalah sebagai berikut :

(4)

a. Manfaat Praktis

Tulisan ini diharapkan sebagai dapat dijadikan sebagai sarana informasi kepada seluruh masyarakat khusunya wisatawan tentang perayaan Tabot di Provinsi Bengkulu. Lebih khususnya laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai:

1. Makna yang terkandung dalam Tabot Bengkulu sebagai sebuah

bentuk kekayaan budaya.

2. Daya Tarik Festival Tabot sebagai Wisata Budaya Utama di

Bengkulu.

3. Pengelolaan pelaksanaan Festival Tabot dan Kendala yang ditemui

dalam mensukseskan Festival Tabot Bengkulu dan solusinya.

b. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan bagi penulis sendiri selain dapat menerapkan ilmu yang sudah diajarkan sebelumnya, dapat juga dijadikan masukan bagi pihak terkait khususnya untuk lebih mesukseskan perayaan Festival Tabot di Provinsi Bengkulu.

1.5 Tinjauan Pustaka

Beberapa karya tulis dan atau buku acuan yang dapat mendukung secara langsung maupun tidak langsung karya tulis ini adalah sebagai berikut:

1. Tradisi Budaya Tabut Karbala Buku yang diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bengkulu ini membahas tentang budaya Tabot serta makna yang terkandung di dalamnya dan seluk beluk sejarah perkembangan tabot di Bengkulu. Penjelasan dalam buku tersebut

(5)

hanya sebatas gambaran tentang Tabot Bengkulu secara fisik dan perkembangannya dalam lingkungan keluarga keturunan Tabot, tanpa membahas perkembangan festival Tabot Bengkulu sebagai sebuah daya tarik wisata.

2. Dalam penulisan laporan ini penulis mengkaji buku yang membahas

buku yang berjudul Informasi Pariwisata Nusantara Kementrian

Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia (2004). Buku setebal 518 halaman ini membahas tentang ODTW yang dimiliki oleh setiap provinsi yang ada di Indonesia mulai dari Sabang sampai Marauke.

3. Tulisan karya Agus Salim W yang membahas tentang Pengembangan

Pariwisata Bengkulu yang terbit pada 2005 dalam tulisan ini membahas berbagai macam kendala yang menghambat perkembangan pariwisata Bengkulu.

4. Jurnal yang berjudul Experiential Tourism around the World and at

Home: Definitions and Standards yang ditulis oleh William L Smith

membahas tentang trend pariwisata yang bersifat experiential yang

melibatkan pengunjung wisata secara langsung kedalam suatu event

pariwisata.

1. Skripsi yang berjudul Ritual Budaya Tabot Sebagai Media Penyiaran Dakwah

Islam di Bengkulu yang ditulis oleh Bambang Indarti UIN Yogyakarta pada tahun 2006 membahas tentang pemanfaatan Tabot Bengkulu sebagai media dakwah keagamaan, bawasannya dengan memadukan seni budaya daerah setempat dengan unsur unsur keagamaan dengan tetap memperhatikan nilai

(6)

nilai keagamaan yang dipadukan dengan seni budaya sehingga jauh dari kesan syiri’mampu menarik minat masyarakat setempat untuk berperan serta dalam suksesi perayaan tabot Bengkulu.

2. Skripsi yang berjudul “Tabot Sebagai Upacara Tradisional Masyarakat

Bengkulu (Tinjauan Antropologis)” disusun oleh Risky Astrian Universitas Negeri Semarang pada tahun 2008.

Dari tinjauan pustaka tersebut, belum ditemukan pembahasan mengenai Festival Tabot sebagai Daya Tarik Wisata Bengkulu.

1.6 Landasan Teori

Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan,dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Terdapat 3 aspek yang perlu diperhatikan berkaitan dengan daya tarik wisata,yaitu:

1. Something to see

Obyek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang bisa dilihat atau dijadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain obyek tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke obyek tersebut.

2. Something to do

Wisatawan yang melakukan pariwisata di obyek wisata tersebut bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan rasa senang, bahagia, santai, berupa fasilitas rekreasi baik itu arena bermain atau

(7)

tempat makan, terutama makanan khas dari daerah tersebut sehingga mampu membuat wisatawan merasa betah tinggal disana.

3. Something to buy

Fasilitas bagi wisatawan untuk berbelanja yang pada umumnya adalah cirri khas atau ikon dari daerah tersebut sehingga bisa dijadikan oleh oleh atao cinderamata (Yoeti,1985)

Pariwisata menurut daya tariknya dibedakan menjadi 3 jenis daya tarik wisata (Fandeli,1995), yaitu:

1. Daya Tarik alam

Wisata yang dilakukan dengan mengunjungi daerah tujuan wisata yang memiliki keindahan alam.

2. Daya Tarik Budaya

Suatu wisata yang dilakukan dengan mengunjungi tempat – tempat yang memiliki keunikan atau kekhasan budaya seperti Tana Toraja, Kampung Adat Cina, Keraton Yogyakarta, dan perayaan – perayaan khas suatu daerah yang hanya terjadi di daerah tersebut, dan objek wisata budaya lainnya.

3. Daya Tarik Minat Khusus

Kegiatan wisata dengan mengunjungi objek wisata sesui dengan minat dan ketertarikan.

Daya tarik wisata budaya merupakan suatu produk wisata yang memiliki daya tarik yang bersifat kesenian dan kebudayaan suatu daerah atau komunitas

(8)

Intangible (abstrak) dalam bentuk living culture (Budaya yang masih berlanjut) dan Cultural Heritage sebagai atraksi utama untuk menarik wisatawan. Daya tarik

yang menjadi unsur dari living culture adalah seni pertunjukan, upacara dan ritual

keagamaan, dan tradisi suatu suku bangsa tertentu.yang dalam culture heritage

daya tarik yang ditawarkan berupa benda – benda peninggalan sejarah, purbakala, dan lansekap budaya (Cahyadi,2010).

Tabot adalah upacara tradisional masyarakat Bengkulu untuk mengenang tentang kisah kepahlawanan dan kematian cucu Nabi Muhammad SAW, Hasan dan Husein bin Ali bin Abi Thalib dalam peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid di padang Karbala, Irak pada tanggal 10 Muharam 61 Hijriah (681 M).

Tabot Bengkulu meupakan sebuah bentuk kesatuan seni, seni marakit bambu, seni memahat kertas kaligrafi Tabot dan hiasan lainnya, seni memainkan alat musik, seni tari ekspresi, seni memainkan kesenian Ikan – Ikan (Syiafril,2012).

Pengelolaan Wisata Budaya dan pengembangannya bertujuan untuk melestarikan, menjaga memperkaya khasanah budaya bangsa, di sisi lain kekayaan budaya bisa menjadi daya tarik tersendiri dan mendakangkan keuntungan yang bersifat ekonomis. Pengelolaan dan pengembangan budaya tetap berpijak pada kearifan lokan tanpa menjadikan sebuah kebudayaan sebagai sebuah

Komoditas (R. Adiwidjaja, Strategic sustainable tourism development in

Indonesia).

Sadar Wisata dapat didefinisikan sebagai sebuah konsep yang menggambarkan partisipasi dan dukungan segenap komponen masyarakat dalam

(9)

mendorong terwujudnya iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan di suatu wilayah dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat2.

Experiential tourism3yang didalamnya terdapat beberapa aspek sebagi berikut :

1. Pengalaman secara langsung

2. Pengalaman yang di dalamnya terdapat pertemuan dengan orang

orang tertentu, tempak yang dikunjungi, ikut berpartisipasi dalam beberapa aktifitas tertentu, sebagi sarana penciptaan kenangan.

3. Pengalaman yang termasuk perencanaan sebelum perjalanan dimulai

dan kegiatan lanjutan setelah perjalanan berakhir.

4. Experiential tourism menarik wisatawan ke dalam budaya lokal, sejarah lokal, dan kearifan lokal.

5. Sasaran dari experiential tourism adalah untuk mencapai pengalaman

partisipasi yang unik dan sebuah pengalaman yang otentik dan juga mampu menambah pengetahuan.

6. Experential tourism menuntut wisatawan untuk datang langsung ke daya tarik wisata.

Pengelolaan pariwisata harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut :

       2

Panduan Pelaksanaan Sadar Wisata, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia 3

(10)

1. Pembangunan dan pengembangan pariwisata haruslah didasarkan pada

kearifan lokal dan special local sense yang merefleksikan keunikan

peninggalan budaya dan keunikan lingkungan

2. Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya yang

menjadi basis pengembangan kawasan pariwisata

3. Pengembangan atraksi wisata tambahan yang mengakar pada khasanah

budaya lokal

4. Pelayanan kepada wisatawan yang berbasis keunikan budaya dan

lingkungan lokal

5. Memberikan dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan

pengembangan pariwisata jika terbukti memberikan manfaat positif, tetapi sebaliknya mengendalikan dan/atau menghentikan aktivitas

pariwisata tersebut jika melampui ambang batas (carrying capacity)

lingkungan alam atau akseptabilitas sosial walaupun di sisi lain mampuningkatkan pendapatan masyarakat (Dowling dan Fennel, 2003). 1.7 METODE PENELITIAN

1. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data atau informasi yang digunakan sebagai bahan kajian dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

 Studi Pustaka

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang diinginkan berdasarkan bukti-bukti tertulis.

(11)

Teknik ini digunakan untuk mengetahui keadaan obyek secara langsung di lapangan.

 Interview atau wawancara :

Teknik ini digunakan untuk mengetahui data atau informasi berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber yang dipilih dengan mempertimbangkan tujuan penilitian.

2. Metode Analisis

Metode analisis terbagi 5 macam yaitu : Pertama, studi

kepustakaan, pengumpulan data diambil dari perpustakaan, berupa

buku-buku, booklet dan lain-lain yang bertujuan untuk memperoleh keterangan

yang lengkapterhadap objek yang ditulis.

Kedua, observasi, pengumpulan data menggunakan catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.

Ketiga, metode dokumentasi, pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data yang sudah ada berupa laporan-Iaporan serta catatan-catatan dari Dinas Pariwisata Bengkulu.

Keempat, metode wawancara, pengumpulan data didapat dari informasi yang jelas terhadap kondisi yang ada dilapangan dan dilakukan secara tidak terstruktur. Hal ini dilakukan untuk mencari informasi yang lebih dalam mengenai Perayaan Festival Tabot Bengkulu.

Dari semua data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif yaitu penggambaran keadaan kemudian

(12)

dianalisis komponen – komponen perayaan Tabot Bengkulu dengan pemikiran yang logis sesuai dengan data yang dapat dipertanggung jawabkan.

3. Sistematika Penulisan

 Komposisi penulisan :

Sistematika penulisan laporan ini dibagi menjadi empat bab yang disusun berdasarkan urutan permasalahan.

 Penjabaran komposisi penulisan

BAB I Pendahuluan

Berisi latarbelakang penulisan mengenai arti penting Tabot Bengkulu sebagai warisan budaya bangsa yang menjadi sebuah acara tahunan dalam bentuk festival Tabot Bengkulu yang memiliki potensi pariwisata dan perlu dipersiapkan sebaik mungkin, beserta Identifikasi kendala – kendala yang muncul dalam pelaksanaan festival Tabot Bengkulu.

BAB II Gambaran Umum

Membahas tentang kepariwisataan Bengkulu secara umum serta potensi – potensi daya tarik wisata yang dimiliki. Tabot Bengkulu salah satunya yang akan dibahas perkembangannya mulai dari pembawa budaya Tabot hingga bentuk fisik Tabot tersebut.

BAB III Pembahasan

Pada Bab ini membahas tentang Prosesi Ritual Tabot yang berlangsung selama 10 hari sebagai sebuah daya tarik wisata beserta

(13)

nilai – nilai makna yang terkandung dalam Tabot sebagai bentuk kekayaan Budaya Bengkulu dan membahas kegiatan yang menjadi penunjang Festival Tabot Bengkulu. beserta pembahasan tentang sistem pengelolaan Festival Tabot Bengkulu serta pihak – pihak pendukung yang mensukseskan perayaan Festival Tabot Bengkulu dan pembahasan mengenai kendala – kendala yang ditemui dalam pelaksanaan Festival Tabot Bengkulu.

BAB IV Penutup

Berisi tentang kesimpulan dari penjelasan sebelumnya dan solusi – solusi yang bisa dilakukan oleh pihak – pihak pendukung kegiatan Festival Tabot Bengkulu dalam menghadapi Kendala – kendala yang ditemui dalam pelaksanaan Festival.

Pada bagian terakhir terdapat Daftar Pustaka yang memuat sumber – sumber yang dijadikan acuan dalam penulisan skripsi dan Lampiran – lampiran.

Referensi

Dokumen terkait

Dimana penulisan ini diharapkan dapat berguna bagi para user yang ingin mempelajari matakuliah Sistem Basis Data khususnya tentang SQL. E-Learning mata kuliah Sistem Basis Data

The research aims to find out whether clinico- pathologic factors and examination of the expres- sion of caspase-3 before administration of neoad- juvant chemotherapy could be used as

Salah satu hal yang membuat Amerika Serikat lebih berhati hati dan penuh pertimbangan dalam menentukan kebijakan politik luar negerinya terhadap pengembangan nuklir Korea Utara

kuliah kepada Staf Akademik Fakultas. 2) Dosen mengambil Formulir Permohonan Penggantian Jadwal di Staf Akademik Fakultas. 3) Dosen mengisi dan menyerahkan formulir tersebut ke

(1) Struktur dan besarnya tarif retribusi adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran II dan ditambah struktur dan besarnya tarif retribusi pada Balai Benih

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian atas kualitas pelayanan suatu perusahaan terhadap kepuasan konsumen, dengan topik penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah web server pada jaringan intranet sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengguna sistem yang menginginkan agar sistem

Berdasarkan apa yang telah dijabarkan dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 93/PUU-XV/2017, maka dapat dianalisis bahwasannya permohonan yang dimohonkan oleh para