• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SENAM BAYI TERHADAP KECEPATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA BAYI USIA 5 BULAN. Atik Swandari* ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH SENAM BAYI TERHADAP KECEPATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA BAYI USIA 5 BULAN. Atik Swandari* ABSTRAK"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Insan Cendekia. Volume 1 No 2 Mei 2015 PENGARUH SENAM BAYI TERHADAP KECEPATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA

BAYI USIA 5 BULAN Atik Swandari*

ABSTRAK

Latar Belakang : Banyaknya anak yang tumbuh kembangnya kurang optimal/ mengalami keterlambatan

tumbuh kembang karena kurangnya stimulasi, Sehingga diperlukan stimulasi untuk mengoptimalisasikan tumbuh kembang anak, salah satunya adalah senam bayi. Tujuan : untuk mengetahui pengaruh senam bayi terhadap kecepatan kemampuan motorik kasar pada bayi usia 5 tahun. Design : two group post test design.

Subyek: 18 bayi dibagi secara random menjadi 2 kelompok yaitu 9 bayi dengan perlakuan senam bayi selama

satu bulan, pagi dan sore selama 10-15 menit dan 9 bayi tanpa perlakuan senam bayi. Pengukuran : kemampuan motorik kasar usia 5 bulan. Analisis : Mannwhitney. Hasil : terdapat pengaruh senam bayi terhadap kecepatan kemampuan motorik kasar serta terdapat perbedaan kecepatan kemampuan motorik kasar antara kelompok perlakuan dan tanpa perlakuan (p=0,000) P < 0,05. Kesimpulan : terdapat pengaruh senam bayi terhadap kecepatan kemampuan motorik kasar serta terdapat perbedaan kecepatan kemampuan motorik kasar antara kelompok perlakuan dan kelompok tanpa perlakuan (p=0,000) P < 0,05.

Kata Kunci : senam bayi, kemampuan motorik kasar, bayi usia 5 bulan

ABSTRACT

Background: The number of children whose growth is less than optimal/ delayed growth and development due to the lack of stimulation, so that the necessary stimulation to optimize the development of the child, one of whom is a baby gymnastics . Objective: to determine the effect on the speed baby gymnastics gross motor skills in infants aged 5 years. Design: two group post-test design. Subjects: 18 infants were randomly divided into 2 groups, 9 infants with infant gymnastics treatment for a month, morning and evening for 10-15 minutes and 9 infant baby gymnastics without treatment. Measurements: gross motor skills age of 5 months. Analysis: Mann-Whitney. Results: There are baby exercises influence on the rate of gross motor skills and there are differences in the speed of gross motor skills between the treatment group and no treatment (p = 0.000) P <0.05. Conclusion: There are baby exercises influence on the rate of gross motor skills and there are differences in the speed of gross motor skills between the treatment group and the untreated group (p = 0.000) P <0.05.

Keywords: baby gymnastics, gross motor skills, infants aged 5 months

PENDAHULUAN

Konsep tumbuh kembang merupakan suatu yang mutlak pada anak, proses ini berlangsung sejak awal pembuahan sampai akhir masa remaja (Campbell, 2000). Sejak sel telur dibuahi, calon bayi tumbuh dan berkembang secara bertahap sampai pada masa persalinan dan tumbuh menjadi dewasa. Perkembangan bayi ini tergantung dari faktor bawaan dan rangsangan (stimulasi) dari luar.

Stimulasi merupakan hal yang sangat penting dalam proses perkembangan bayi terutama perkembangan motorik bayi(Widiastuti, 2005). Perkembangan motorik merupakan bertambahnya kemampuan keterampilan gerakan pada anak yang mana bukan hanya melibatkan otot saja tetapi juga melibatkan fungsi-fungsi otak di antaranya emosi, auditori, visual dan kognitif ( Kusyairi, 2006).

(2)

Jurna Insan Cendekia. Volume 2 No 1 Mei 2015

Stimulasi

Stimulasi yang bisa diberikan untuk meningkatkan perkembangan motorik pada anak meliputi ketukan (tapping), latihan penumpuan berat badan dan latihan gerak (Wahyono, 2002). Dalam penelitian ini senam bayi dipilih sebagai salah satu bentuk stimulasi gerak yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar pada bayi.

Senam bayi merupakan salah satu bentuk rangsangan/stimulasi yang bertujuan untuk mengoptimalisasikan tumbuh kembang motorik anak (Kusyairi, 2006). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Benyamis S, Bloom di Universitas Chicago (1982) dan Burthon L.White di Havard Pre School Project yang dikutip kembali oleh Kusyairi (2006) mengungkapkan bahwa bayi yang melakukan senam akan lebih cepat berbicara, nafsu makan lebih baik, tidur lebih lelap dan proses perkembangan geraknya lebih cepat dibandingkan dengan bayi yang tidak mengikuti senam.

Tumbuh Kembang Bayi Normal

Menurut campbell ( 2000), terdapat 3 teori dasar tumbuh kembang antara lain :

1. Teori maturitas neural

teori ini menjelaskan bahwa kemampuan organ manusia untuk berfungsi secara optimal tergantung pada kematangan sistem saraf dan tidak dipengaruhi lingkungan.

2. Teori kognitif

Teori ini terdiri dari 2 macam yaitu : a. Teori perilaku

Teori ini berpendapat bahwa kebiasaan atau perilaku bisa menjadi pendorong penting untuk mengasah pergerakan dan kepandaian. b. Teori piaget

Teori ini merupakan gabungan dari teori neural maturitas dengan kebiasaan lingkungan yang akan meningkatkan aktivitas, kepandaian dan keterampilan. 3. Teori sistem dinamik

Teori ini mengemukakan bahwa fungsi dinamika tumbuh kembang anak secara menyeluruh.

Kebutuhan Dasar Anak

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara garis besar digolongkan menjadi tiga kategori yaitu : (1) kebutuhan fisis biomedis(asuh), (2) kebutuhan emosi kasih saying(asih), (3) kebutuhan akan stimulasi mental(asah)(Soetjiningsih,2005).

Permasalahan pada Proses Tumbuh Kembang

permasalahan yang mungkin timbul, apabila anak tidak mendapatkan stimulasi adalah akan terjadi keterlambatan perkembangan motorik atau proses tumbuh kembang motorik anak menjadi kurang optimal (Kusyairi, 2006).

Dasar-dasar perkembangan gerak normal

1. Perkembangan motorik dimulai dari arah kepala ke kaki( cephalo-caudal).

2. Perkembangan motorik dimulai dari gerakan yang dekat dengan tubuh menuju ke arah gerakan yang menjauhi tubuh(proksimo-distal). 3. Dimulai dari gerakan otot-otot besar menuju

ke arah gerakan otot-otot halus

4. Dari gerakan yang simetris menjadi gerakan yang terpisah-pisah

5. Dari posisi yang stabil ke posisi yang bergerak 6. Dari gerakan yang bersifat refleks ke gerakan

otomatis, kemudian menjadi gerakan yang disadari

7. Dari posisi yang mudah untuk menahan keseimbangan ke posisi yang lebih sulit.

Perkembangan motorik kasar bayi usia 5 bulan

Pada dasarnya perkembangan motorik kasar pada usia 5 bulan( Pamela, 1993) terdiri atas :

1. Menumpu badan dengan kedua tangan lurus. 2. Melakukan gerakan seperti berenang (airplane

position),

3. Berguling dari telentang ke tengkurap dan sebaliknya.

4. Jika ditarik ke arah duduk sudah mampu mengatur sikap kepala dalam keadaan lurus (pull to sit).

Senam Bayi

Barbara(1996), Senam bayi adalah merupakan suatu tehnik stimulasi yang bertujuan untuk mengoptimalisasikan proses tumbuh kembang motorik anak, yang mana dalam tehnik ini terdapat

(3)

Jurna Insan Cendekia. Volume 2 No 1 Mei 2015

gerakan-gerakan yang dilakukan pada bayi, yang disesuaikan terhadap kemampuan bayi pada umur tersebut.

Manfaat senam bayi adalah :

1. Mendekatkan hubungan orang tua dan anak. 2. Melatih kekuatan dan ketahanan otot bayi agar

lebih elastis dalam mempersiapkan perkembangan gerakan selanjutnya.

3. Melatih koordinasi dan kemampuan reaksi serta stabilitas sendi-send.

4. , Mengajarkan anak untuk berinteraksi dengan lingkungan.

5. Memantau perkembangan dan mengenal otot-otot tulang serta berbagai variasi gerakannya. 6. Meningkatkan perkembangan motorik kasar

bayi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orang tuasaat melakukan senam bayi antara lain

1. senam bayi dilakukan di saat bayi dalam keadaan sehat.

2. senam bayi sebaiknya dimulai saat bayi berumur 3 bulan.

3. karena pada saat itu, reflek-reflek primitif atau reflek-reflek yang dibawa sejak lahir sudah mulai menghilang .

4. senam bayi sebaiknya jangan dilakukan jika bayi dalam keadaan lapar lelah, baru selesai makan atau baru bangun tidur.

5. lakukan observasi untuk mengerahui gerakan yang mudah dan masih sulit dilakukan oleh bayi.

6. gunakan kata-kata dan tindakan yang sama setiap melakukan aktivitas agar bayi mudah memahami.

7. senam dapat dilakukan dua kali sehari, pagi dan sore sebelum mandi selama kurang lebih 10-15 meni.

Prosedur senam bayi : Persiapan tempat dan alat, Persiapan orang tua, Persiapan bayi. Gerakan-gerakan senam bayi :

1.

Senam pada posisi tengkurap.

a. Posisi awal, bayi tengkurap di atas dada ibu, dan ibu posisi telentang. Pegang punggung bayi, maka bayi akan meluruskan lengan ke depan dan mengangkat kepalanya.

b. Posisi awal bayi diposisikan tengkurap di atas matras, dan ibu duduk dibelakang bayi. Tekan panggul bayi agar sejajar dengan lantai, bayi akan berusaha mengangkat perutnya dengan bertumpu pada kedua tangannya.

c. Posisi awal : sama dengan posisi nomor 2. Pegang panggul, perut dan pinggang bayi, bayi akan mencoba meluruskan lengan dan mempertahankan keseimbangan.

d. Posisi awal : posisi sama seperti nomor c, tetapi tingkatkan gerakan dengan mengurangi pegangan ibu ke arah panggul.

2.

Senam pada posisi duduk.

Posisi awal senam pada posisi duduk yaitu ibu duduk bersila dan bayi duduk di pangkuan ibu dengan posisi punggung bayi di perut ibu. Pada posisi ini gerakannya antara lain : a. Pegang lengan bawah bayi dengan lembut,

angkat lengan kiri ke atas. Lakukan bergantian dengan lengan kanan.

b. Pegang lengan bawah bayi dengan lembut, angkat lengan ke samping sejajar bahu. c. Ulur tangan bayi ke arah belakang sesuai

kemampuannya.

d. Pegang lengan bawah bayi, gerakkan ke atas dan lakukan gerakan memutar punggung kanan dan kiri sampai tangan lurus ke samping juga punggung bayi tetap lurus . Gerakan ini bertujuan untuk untuk mengulur otot-otot dada, meningkatkan kontrol kepala (head control), dan untuk meningkatkan gerakan rotasi punggung sebagai persiapan bayi untuk berguling.

3.

Senam pada posisi telentang,

a. Posisi awal bayi telentang di atas matras dan ibu duduk di depan bayi. Pegang tungkai bawah bayi gerakkan ke arah wajah , tahan posisi itu selama 2 detik lalu luruskan kedua kaki kembali.

b. Posisi awal : bayi telentang di atas matras dan ibu di depan bayi. Angkat tangan dan kepala bayi menuju ke wajah ibu, tepuk-tepukkan tangan bayi pada wajah ibu, lalu berikan ciuman pada kedua telapak bayi. c. Posisi awal : bayi telentang sama dengan

(4)

Jurna Insan Cendekia. Volume 2 No 1 Mei 2015

kakinya ke arah mulut, biarkan tangannya memegang kedua kaki dan menariknya ke arah mulut.

d. Posisi awal: bayi telentang di atas matras dan ibu di depan bayi. Miringkan bayi dengan bantuan pada tungkai dengan cara menekuk lutut dan paha pada sisi yang berlawanan (heterolateral) sedangkan tungkai yang searah (homolateral) diluruskan Gerakan senam pada tahap ini ditujukan untuk mempersiapkan agar bayi mampu berguling ke arah tengkurap dan membalik serta persiapan ke arah duduk.

BAHAN METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan two group post test design. Penelitian dilakukan di Posyandu Dahlia III, Rt 3 Rw 7, Karang Menjangan, Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng.Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 3 Desember 2007 sampai dengan 30 Januari 2008.

Populasi target

semua bayi sehat yang rutin menjalani timbangan di Posyandu Balita Dahlia III Rt 3 Rw 7 Karang Menjangan, Surabaya.

Populasi terjangkau

Semua bayi sehat dengan usia bekisar antara 107-122 hari, yang menjalani timbangan mulai awal desember 2007-akhir januari 2008.

Kriteria inklusi

1. Bayi yang lahir normal atau tidak premature. 2. Usia 107-122 hari.

3. Bayi dalam keadaan sehat atau belum pernah opname karena sakit.

4. Orang tua bersedia bayinya menjadi subyek penelitian.

5. Belum memiliki kemampuan gross motor

berupa : menumpu berat badan dengan kedua tangan lurus, melakukan gerakan seperti berenang (airplane position), berguling dari telentang ke tengkurap dan sebaliknya dan belum mampu mengatur sikap kepala dalam keadaan lurus jika ditarik ke arah duduk (pull to site).

Kriteria eksklusi

1. Bayi lahir prematu.

2. Mempunyai riwayat sakit / pernah opname. 3. Orang tua tidak bersedia anaknya menjadi

subyek penelitian.

Kriteria pengguguran(droup-out)

bayi sakit saat dilakukan penelitian.

PEMBAHASAN

Deskripsi Distribusi subyek berdasarkan umur, tinggi badandan berat badan

Distribusi subyek penelitian berdasarkan umur, berat badan dan tinggi badan/ panjang dapat dilihat pada tabel 1. Berdasarkan data tersebut subyek penelitian berusia antara 107 - 122 hari, mayoritas berusia antara 107-110 hari berjumlah 12 bayi (66,7%). Jumlah bayi berjenis kelamin perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Subyek mempunyai berat badan normal antara 5,0-6,5 kg dan tinggi badan antara 58-61 kg. Nilai rata-rata (mean) usia subyek adalah 111 hari. Rata- rata subyek mempunyai berat badan 5,65 kg.

Usia munculnya kemampuan motorik kasar pada kelompok perlakuan dan kelompok tanpa perlakuan dapat dilihat pada tabel 2. Dari tabel 2 di bawah dapat dilihat bahwa usia munculnya kemampuan motorik kasar berupa menumpu dengan kedua tangan lurus pada kelompok perlakuan didapatkan nilai rata-rata 141,44 hari, sedangkan pada kelompok tanpa perlakuan nilai rata-rata 149,11

(5)

Jurna Insan Cendekia. Volume 2 No 1 Mei 2015

hari. Berarti setelah diberi latihan senam 8 hari lebih cepat daripada kelompok tanpa perlakuan dalam melakukan kemampuan motorik tersebut. Pada kemampuan melakukan gerakan airplane position pada kelompok perlakuan didapatkan nilai rerata 140,56 hari dan kelompok tanpa perlakuanl

148,11 hari. Berarti pada kelompok perlakuan rata-rata lebih cepat 8 hari dalam melakukan kemampuan tersebut. Pada kemampuan berguling dan membalik pada kelompok perlakuan rata-rata 129,67 hari dan kelompok tanpa perkontrol 137,89 hari. Berarti lebih cepat 8 hari dari kelompok tanpa perlakuan, sedangkan pada kemampuan kepala lurus saat pull to sit pada kelompok perlakuan rata-rata 140,44 hari dan kelompok tanpa perlakuan nilai rata-rata. 148,22 hari. Berarti pada kelompok perlakuan rata-rata 8 hari lebih cepat dalam melakukan kemampuan tersebut dari pada kelompok tanpa perlakuan.

Uji normalitas data

Uji normalitas data usia munculnya kemampuan motorik kasar pada kelompok perlakuan dan tanpa perlakuan menggunakan Saphiro-Wilk dapat dilihat pada tabel 3. Nilai probabilitas pada semua item yang diukur lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), berarti data tersebut berdistribusi tidak normal

Uji beda kedua kelompok

uji beda statistik non parametrik dengan menggunakan i Mann Whitney dapat dilihat pada tabel 4. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa semua item yang diukur mempunyai nilai p<0,05, berarti terdapat perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Senam bayi dengan dosis latihan 2 kali sehari pagi dan sore dengan 6-8 kali hitungan 2 kali pengulangan untuk setiap gerakan, selama satu bulan pada bayi usia 107-122 hari berpengaruh terhadap perbedaan kecepatan kemampuan motorik kasar berupa kemampuan menumpu dengan kedua tangan lurus saat posisi tengkurap, kemampuan melakukan gerakan airplane position, kemampuan berguling dari telentang ke tengkurap dan sebaliknya serta kemampuan mengatur kepala dalam keadaan lurus saat pull to sit antara kelompok perlakuan dan kelompok tanpa perlakuan.

Saran

Dari hasil penelitian ini diharapkan diimplementasikan setiap hari pada bayi. agar perkembangan bayi dalam kemampuan berguling, terlentang dan tengkurap dapat maksimal

KEPUSTAKAAN

Barbara, 1996; Senam Bayi Modern; Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

(6)

Jurna Insan Cendekia. Volume 2 No 1 Mei 2015

Carrie, 2006; Mom And Baby Exercise; Diakses

tanggal 26/04/2008 dari

http://www.momyandbabyfitnes.com Champbell, S.K., 2000; The Child : Development of

Function Movement; edisi kedua, Philadelphia, WB Sanders.

Illingworth, R.S., 1983; The Normal Child; edisi delapan, Churcill Livingstone, New York.

Irwan, 2007; Stimulasi Motorik Kasar; Diakses tanggal 24/12/2007 dari http://www. dokteranakku.com

Kisner, C., and Colby, 1996; Therapeutik Exercise Foundation and Thecniques; Third Edition, F.A. Davis Company, Philadelphia.

Kusyairi, 2006; Panduan Senam Bayi; Puspa Swara, Anggota IKAPI, Jakarta

Lister, 2007; Exercising With Your Baby; Diakses

tanggal 13/1/2008 dari

http://www.suite101.com

Lovonne, M.A., 1987; Home Program Instructoon Sheets for Infant and Young Children; United States of America, America, hal. Markum, A.H., 1991; Buku Ajar Ilmu Kesehatan

Anak Jilid I; Fak. Kedokteran UI, Jakarta. Nasution, 2007; Bayi Juga Bisa Senam; Diakses

tanggal 9/9/2007 dari http://www.tabloid-nakita.com

Pamela, M.E., 1993; Elements of Pediatric Physioterapy; Churcill Livingstone, Edinburg, London, Madrid, New York, and Tokyo.

Rachel, B.D., 1992; Positioning for Play, Home Activities for Parent of Young Children ; United States of America, America, hal. 15-45.

Sameroff, A., and Chandler, M., 1975; Reproductive Risk and The Continum of Caretaking Casuality. Review of Child Development Research; (Vol.4), University of Chicago Press, Chicago. Shepherd, B.,1995; Physioterapy in Paediatrics;

third edition, Butterworth, Australia. Soetjiningsih, 1995; Tumbuh Kembang Anak;

Kedokteran EGC, Jakarta.

Soetini, 2005; Senam Bayi: Stimulasi Optimal di masa Pertumbuhan; Diakses tanggal

15/08/2007 dari

http://www.physiosby.com

Tobing, 2007; Senam Bayi Stimulasi Optimal di Masa Pertumbuhan; Diakses tanggal

15/10/ 2007 dari

http://www.buletinbisnis.com

Wahyono, 2002; Buku Petunjuk Stimulasi Perkembangan Motorik Kasar Bayi Normal; Materi Pendidikan Program Pasca Sarjana, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Widyani, 1996; Perkembangan Motorik Anak; Puspa Swara, Anggota IKAPI, Jakarta. Widyastuti, 1996; Perkembangan Motorik Anak;

Referensi

Dokumen terkait

Saran dalam penelitian ini adalah bagi para orang tua berserta pendidik di sekolah tetap memberikan senam irama untuk tetap mengoptimalkan kemampuan motorik

Dengan demikian simpulan penelitian ini adalah ada pengaruh pre-post test senam irama dan ada perbedaan pengaruh antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang

Berdasarkan pengamatan peneliti yang telah dilakukan pada bulan Juni-Juli bahwa pada setiap anak yang diberikan senam irama yang mengalami keterlambatan pada

bayi lebih dari 4 kali dalam sehari akan berpengaruh tidak baik pada bayi,.. karena bayi akan menderita malnutrisi, hal ini disebabkan karena

Menuurut Sakarnadi pada tahun 2014, terdapat tahapan kemampuan berjalan pada bayi, yaitu merambat (dimana bayi akan memegang perabot rumah dan mengangkat badannya hingga

Dengan demikian simpulan penelitian ini adalah ada pengaruh pre-post test senam irama dan ada perbedaan pengaruh antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang

Saran dalam penelitian ini adalah bagi para orang tua berserta pendidik di sekolah tetap memberikan senam irama untuk tetap mengoptimalkan kemampuan motorik

Analisis data untuk pertumbuhan menggunakan t-independen test dengan hasil terdapat perbedaan rerata berat badan bayi kelompok pijat dengan tidak pijat