TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMP KELAS 2 TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMP NEGERI 1 NGRAMPAL
Danik Dwiyanti, Aprilica Manggalaning Murti Akademi Kebidanan YAPPI Sragen
ABSTRAK
Latar Belakang: Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 tercatat 4,2% dari remaja telah melakukan hubungan seks sebelum mereka menikah dan data menunjukkan bahwa para remaja melakukan seks untuk pertama kali dalam usia relatif muda. Sebagian besar atau 70,2% dilakukan oleh remaja berusia antara 15-19 tahun dan 24,4%, remaja usia 20-24 tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMP kelas 2 tentang perilaku seksual di SMP Negeri 1 Ngrampal.
Metode: Desain penelitian ini adalah deskriptif menggunakan kuesioner. Teknik sampel yang di gunakan yaitu random sampling dengan jumlah sampel 154 responden dengan analisa data menggunakan analisis univariat.
HasiL: Penelitian menunjukan dari 125 responden diketahui tingkat pengetahuan siswa SMP kelas 2 di SMP Negeri 1 Ngrampal yang mempunyai tingkat pengetahuan cukup berjumlah 114 responden (91,2%), baik 0 responden (0%) dan kurang 11 responden (8,8%).
Kesimpulan: Tingkat pengetahuan siswa SMP kelas 2 di SMP Negeri 1 Ngrampal yang paling banyak dalam kategori tingkat pengetahuan cukup.
Kata Kunci : pengetahuan, perilaku seksual, remaja
PENDAHULUAN
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun, adalah suatu periode pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan dan masa anak ke masa dewasa (Widyastuti Y,et al.2009).
Perilaku seks mencakup segala bentuk ekspresi seks yang dilakukan orang mulai dari hubungan heteroseksual, homoseksual, ragam teknik dan gaya, seperti seks oral,
anal, dan masturbasi untuk mencapai kepuasan. Faktor-faktor penyebab ketidakmampuan remaja membina perilaku seks adalah merasa kurang menarik dihadapan lawan jenis, perasaan tidak senang pada lawan jenis, kurang matang, terputusnya hubungan sosial, menolak peran seks yang diakui, senang membahas masalah-masalah seks. (Pieter Z. H dan Lubis L. N 2010).
Meningkatnya minat seksual membuat remaja selalu berusaha mencari lebih banyak informasi mengenai seks. Hanya sedikit sekali remaja yang memperoleh informasi
mengenai seks dari orang tuanya. Oleh karena itu, mereka selalu terdorong untuk mencari informasi seks melalui higienis seks, buku-buku seks dari temannya, internet, mengadakan eksperimen seksual, masturbasi, bercumbu, atau melakukan senggama. Minat utama seks remaja adalah pada hubungan seks, konteks, dan perilaku seksual. (Pieter Z. H dan Lubis L. N 2010).
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 tercatat 4,2% dari remaja telah melakukan hubungan seks sebelum mereka menikah dan data menunjukkan bahwa para remaja melakukan seks untuk pertama kali dalam usia relatif muda. Sebagian besar atau 70,2% dilakukan oleh remaja berusia antara 15-19 tahun dan 24,4%, remaja usia 20-24 tahun. (Hayana, 2013)
Berdasarkan studi pendahuluan didapatkan informasi dari salah satu guru pengajar di SMP Negeri 1 Ngrampal bahwa pada tahun 2011 sampai tahun 2013 ada 3 kasus hamil diluar nikah. Sehingga peneliti memilih SMP Negeri 1 Ngrampal sebagai tempat penelitian.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan secara
Cross Sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah remaja kelas 2 smp di SMP NEGERI 1 Ngrampal. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel penelitian yaitu 154 responden dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan Simple random sampling.
Uji validitas yang dipakai adalah teknik korelasi product moment. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan cronbach’s alpha. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis univariat yaitu data yang diperoleh dari hasil pengumpulan dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, ukuran tendensi sentral atau grafik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Diagram 1. Tingkat pengetahuan responden tentang perilaku seksual
Berdasarkan diagram 1. dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan siswa SMP kelas 2
tentang perilaku seksual sebagian besar mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup sebanyak 120 responden (82,7%).
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Penggindraan terjadi melalui pancaindra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperbolehkan melalui mata dan telinga (Notoatmojo, 2007).
Pengetahuan seseorang di pengaruhi oleh banyak faktor. faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain: Pendidikan, pekerjaan, umur, minat, kebudayaan lingkungan sekitar (Mubarak, 2011) dan informasi (Notoatmodjo, 2010).
Dari hasil penelitian tersebut menunjukan tingkat pengetahuan remaja dalam kategori cukup, keadaan ini dikarenakan semua masih kurang mendapatkan pendidikan kesehatan dan informasi – informasi tentang perilaku seksual
Diagram 2. Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi
Pada diagram 2. Karakteristik responden berdasarkan cara memperoleh sumber informasi menunjukan bahwa siswa SMP kelas 2 di SMP Negeri 1 Ngrampal mendapatkan sumber informasi paling banyak dari internet sebanyak 40 responden (31%). Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru (Mubarak, 2011).
Pada penelitian ini responden yang di teliti adalah siswa SMP kelas 2 SMP Negeri 1 Ngrampal dimana responden sebagian besar belum sepenuhnya mengetahui tentang perilaku seksual. Hasil dari penelitian ini paling banyak mendapatkan informasi dari internet karena semakin berkembangnya teknologi yang semakin canggih dapat digunakan mencari ilmu - ilmu yang mereka belum dapatkan sebelumnya di sekolah, sehingga mereka dapat mendapatkannya di internet.
Tabel 1. Tingkat pengetahuan siswa SMO kelas 2 tentang perilaku seksual berdasarkan sumber informasi
Berdasarkan table 1. kriteria sumber informasi paling banyak melalui teman, keluarga, guru, televisi, Koran atau majalah dan internet paling banyak adalah keluarga dan memiliki tingkat pengetahuan Cukup yaitu sebanyak 3 responden ( 100%).
Hasil penelitian ini sesuai teori yang menyatakan bahwa seseorang yang dapat menguasai informasi tentang ilmu pengetahuan, maka sesungguhnya telah menguasai dunia ini. Karena informasi lahir dan berkembang sejalan dengan majunya ilmu pengetahuan modern (Moch Imron, 2014).
Walaupun mereka bisa memperoleh informasi dari guru, teman, koran atau majalah dan internet tetapi responden lebih banyak memperoleh informasi dari keluarga karena mungkin sebagian dari mereka lebih banyak menghabiskan waktu bersama
keluarga sehingga informasi yang mereka dapatkan dari keluarga adalah cukup.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan siswa SMP kelas 2 tentang perilaku seksual di SMP Negeri 1 Ngrampal sebagian besar termasuk dalam katagori cukup sebanyak 120 responden (82,7%).
Berdasarkan simpulan disarankan beberapa berikut: responden dapat lebih aktif dalam mencari informasi tentang perilaku seksual baik dari keluarga, televisi dan lain-lain. Serta bagi guru di sekolah dapat memberikan informasi tentang perilaku seksual kepada siswa dan umumnya tentang kesehatan reproduksi.
DAFTAR PUSTAKA
Hanaya 2013. Kesehatan Reproduksi Remaja.
http://yannawari.wordpress.c
om/2013/05/16/kuliah- kesehatan-reproduksi-remaja/. Accessed on 2017 . Imron, Moch. 2014. Metode Penelitian
Bidang Kesehatan. Jakarta : Sagung Seto.
. 2012. Buku Ajar Psikologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Mubarak, I. W. 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan
Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Salemba Medika. Notoatmodjo, S . 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S . 2012. Promosi
Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Pieter, Z. H dan Lubis, N. L. 2010. Psikologi Untuk Kebidanan Edisi Revisi. Jakarta : Prenada Media Group.
Saryono dan Anggraeni D Mawar. 2011. Metodologi Penelitian
DIII, DIV, S1, dan S2.
Yogyakarta : Nuha Medika. Sugiyono. 2014. Statistika Untuk
Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Widyastuti, Y., Rahmawati, A. dan Purnamaningrum, Y. E. 2009.
Kesehatan Reproduksi.