• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNAIR dan Kampus Nomor Satu di Asia Bahas Konsep Smart City

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNAIR dan Kampus Nomor Satu di Asia Bahas Konsep Smart City"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

UNAIR dan Kampus Nomor Satu

di Asia Bahas Konsep Smart

City

UNAIR NEWS – Penerapan kota cerdas (smart city) saat ini

sedang menjadi perbincangan di berbagai belahan kota di dunia. Berbagai langkah untuk mewujudkan kota cerdas dilakukan dengan cara yang berbeda-beda. Hal itulah yang menjadi salah satu landasan diadakannya kegiatan Indonesia Leg of 2nd

ASIAN Undergraduate Summit “Smart Education in Community Health”. Indonesia Leg of 2nd

ASIAN Undergraduate Summit berlangsung selama enam hari. Salah satu rangkaian kegiatannya yaitu memberikan gambaran mengenai konsep kota cerdas yang diterapkan di Surabaya. Sembilan mahasiswa National University of Singapore (NUS) dan sepuluh mahasiswa UNAIR terpilih berkesempatan mengikuti diskusi mengenai konsep kota cerdas yang diadakan di Aula Kahuripan UNAIR, Senin (13/6).

Prof. Djoko Santoso, dr., Ph.D., Sp.PD., K-GH., FINASIM., selaku Wakil Rektor I menuturkan, dengan dilaksanakannya kegiatan ini, mahasiswa yang hadir nantinya dapat lebih memahami beragam permasalahan yang terjadi di Indonesia, khusunya Surabaya. Bagi Prof Djoko, konsep kota cerdas yang diterapkan di Surabaya merupakan langkah berkelanjutan untuk m e n a n g a n i b e r a g a m m a s a l a h , s e p e r t i t r a n s p o r t a s i , infrastrukutur, dan kesehatan. Prof. Djoko juga mengatakan bahwa beragam solusi yang telah diterapkan untuk menangani beragam masalah yang ada di Suarabaya ini bisa menjadi media belajar bagi para peserta.

“Setelah ini kalian akan banyak belajar. Saya percaya kedepan kalian bisa melakukan hal lebih,” tegasnya.

(2)

Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Agus Imam Sonhaji. Pihaknya mengatakan, langkah kota cerdas yang diterapkan Surabaya berangkat dari prakiraan tahun 2035 mendatang yang mana 70% penduduk dunia akan tinggal di kota. Ia menambahkan, masalah hari ini seperti air dan kemacetan sudah cukup membuat resah warga.

“Bisa dibayangkan, kalau kita tidak melakukan langkah kota cerdas mulai hari ini apa jadinya nanti?,” jelasnya.

Senada dengan ketua Bappeko, Prof. Johan Silas selaku pakar Planalogi Surabaya mengatakan, konsep kota cerdas meliputi banyak aspek dan tidak sekedar menggunakan kecanggihan teknologi saja. Langkah terobosan dalam dunia kesehatan, kelengkapan transportasi, dan berbagai hal yang menunjang perekonomian menjadi bagian penting kota cerdas.

“Kemampuan yang kalian miliki bisa untuk mewujudkan kota cerdas. Apapun, lakukan dan berikan bagi yang membutuhkan,” tegasnya.

Selepas acara, Anis Wulandari mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat menuturkan bahwa keikutsertaannya dalam acara tersebut selain memang merupakan bagaian dari studinya juga ingin semakin memahami makna dari konsep kota cerdas.

“Materinya sangat membuka pikiran, sehingga kami tahu apa makna kota cerdas yang sebenarnya. Dengan begitu kami tahu bagaimana harus menempatkan diri sesuai dengan kemampuan yang dimiliki,” jelasnya.

Senada dengan Anis, Dexter Thing selaku mahasiswa NUS mengatakan, selain sesuai dengan jurusannya, ia juga bisa mengetahui hal-hal yang sudah diimplementasikan di Surabaya dalam bidang kesehatan. Pengetahuan tersebut nantinya bisa ia bawa ke Singapura.

“Yang sudah disampaikan dalam materi ini memberikan arti yang s e b e n a r n y a d a r i m a k n a c e r d a s . H a l - h a l y a n g b i s a

(3)

diimplementasikan di Surabaya nantinya memang tidak serta-merta langsung kami aplikasikan di Singapura. Kami lihat dulu. Sehingga bisa cocok untuk masyarakat di sana,” jelasnya.

Ditemui di ruang kerjanya, Ketua International Office and Partnership (IOP) UNAIR Dian Ekowati, Ph.D., menuturkan, program kerjasama IOP dan Direktorat Pendidikan ini diadakan untuk memfasilitasi mahasiswa agar bisa mengasah kemampuan kearah global. Hal tersebut juga sebagai upaya mewujudkan visi UNAIR menuju kampus kelas dunia. Ia juga menambahkan, dengan adanya kegiatan tersebut mahasiswa UNAIR dan NUS bisa saling memahami konsep kota cerdas menurut negara mereka masing-masing.

“Pemahaman kota cerdas mereka memang berbeda. Dengan kegiatan seperti ini, kan jadi tahu konsep kota cerdas di Surabaya, begitu juga sebaliknya,” pungkasnya. (*)

Penulis : Nuri Hermawan

Editor : Binti Q. Masruroh

Wakili UNAIR, Jadi

Satu-satunya Mahasiswa S1 di Ajang

Ners Internasional

UNAIR NEWS – Tiga mahasiswa Fakultas Keperawatan (FKp) UNAIR

berhasil menembus seleksi abstrak pada ajang The second Asian

Congress in Nursing Education (ACINE). Kegiatan yang menjadi

ajang berkumpulnya ners dunia berlangsung di kampus National Cheng Kung University Tainan, Taiwan. Ketiga mahasiswa yang berhasil mengikuti ajang yang dilaksanakan pada pada tanggal 26 – 29 Januari 2016 adalah Nusrotud Diana, Lukman Handoyo,

(4)

dan Ni Kadek Dwi Kristiani.

Ketiga mahasiswa angkatan tahun 2013 tersebut mempresentasikan penelitiannya yang berjudul “PjBL (Project Based Learning) as

a Learning Innovation to Increase Sense of Community and Professionalism”. Saat diwawancarai reporter UNAIR NEWS di

ruang redaksi, Nusrotud Diana menjelaskan bahwa tekadnya untuk mengirim abstrak dengan timnya berawal dari informasi dari rekannya, selain itu penelitian yang dipresentasikan sendiri merupakan bentuk inovasi pembelajaran yang sudah menjadi bagian dari kurikulum FKp UNAIR.

“Jadi penelitian kami ini mengarah pada mata kuliah bagi mahasiswa semester lima, yakni PJBL yang diaplikasikan dengan turun ke masyarakat, hal ini dilakukan guna meningkatkan kepekaan terhadap masyarakat dan profesionalitas bagi perawat,” jelasnya.

Dijumpai dalam waktu yang sama, Ni Kadek Dwi Kristiani juga menjelaskan bahwa ajang yang diikuti oleh hampir 600 peserta dari 15 negara tersebut, mayoritas pesertanya adalah akademisi, praktisi klinik, profesor, mahasiswa S3 dan S2.

“Jadi hanya kami bertiga yang masih menempuh S1 di konferensi tersebut, ya banyak yang heran juga kepada kami, kok bisa sampai disana,” jelasnya bangga.

Tiga sekawan yang mendapat apresiasi dari berbagai peserta yang hadir tersebut juga bertemu dengan dosen FKp yang tengah menempuh studi di kampus yang menempati ranking 224 dunia dan 36 di Asia versi QS tahun 2015.

“Kami juga sempat bertemu dengan dosen kami Ferry Efendi, Ns., MSc, beliau sekarang masih kuliah disana dan waktu itu juga mengikuti ajang yang sama dengan kami,” pungkas Kadek.

(5)

Delapan Makalah Hasil Riset

UNAIR Diterima dalam ‘20 Th

APSR Congress

UNAIR NEWS – Ada yang istimewa bagi Universitas Airlangga

(UNAIR) dalam penyelenggaraan “20 Th Congress of the Asian Pacific Society of Respirology (APSR)” di Kuala Lumpur, Malaysia, 3-6 Desember 2015 lalu. Kenangan manis itu masih membekas hingga kini, karena pada forum ilmiah internasional itulah sebanyak delapan makalah hasil penelitian Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UNAIR, semua diterima untuk ditampilkan dalam Kongres APSR 2015 tersebut.

”Biasanya dalam kegiatan tahunan APSR yang dihadiri hampir 10.000 peserta seperti ini, hanya 2-3 makalah saja dari satu perguruan tinggi yang diterima. Sedang ini delapan makalah dari UNAIR diterima dan ditampilkan semua,” kata Prof. Dr. Muhammad Amin, dr., Sp.P(K), ketua tim Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UNAIR, Selasa (2/2) di kantornya.

Menurut Prof. Muh Amin, kongres APSR ini diselenggarakan oleh organisasi professi dalam lingkup respirologi, dengan lokasi tempat penyelenggaraan berpindah-pindah di lingkungan negara-negara di Asia Pasifik. Sedangkan Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga juga selalu berpartisipasi pada setiap kongres.

Setiap kali penyelenggaraan pesertanya hampir mencapai sepuluh ribuan yang datang dari seluruh penjuru dunia, dengan pembicara para pakar, baik dari Asia Pasifik sendiri dan pakar

(6)

respirasi di seluruh dunia. Selain presentasi para pakar juga diberikan kesempatan bagi para peserta kongres untuk berpartisipasi membawakan hasil risetnya dalam bentuk oral

presentation maupun poster.

“Dengan diterimanya delapan makalah dari UNAIR yang dipresentasikan di Kongres APSR 2015 ini sekaligus merupakan jumlah terbanyak diantara peserta dari universitas di Indonesia yang mengikuti kongres ini,” tambah Prof. Muh Amin, yang juga Ketua Senat Akademik UNAIR ini., seraya menyebut dari UNAIR hadir dengan sepuluh peserta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa PPDS Pulmonologi.

Judul makalah dan peneliti dari UNAIR yang tampil pada Kongres APSR tahun 2015 adalah seperti dibawah ini:

No Nama 1. Prof. Dr. Muhammad Amin, dr., Sp.P(K), Bintang Bestari, dr., Adhari Ajipurnomo, dr.

1. MersCo-V Screening for Indonesian Hajj Pilgrims Returning Home from Mecca. 2. Factors Associated with Asthma Control in Soetomo

Hospital Surabaya. 2. Winariani Koesoemoprodjo, dr., Sp.P(K), MARS, FCCP

Correlations between Blood Level and Lung Function Test on

Surabaya-Sidoarjo Highway Workers. 3. Isnu Pradjoko, dr., Sp.P(K) – peserta 4. Resti Yudhawati Meliana, dr., Sp.P(K)

The Relationship of Il-4 Level with Chest X-Ray and Sputum

Positioning in Pulmonary Tuberculosis Patients.

5. Arief Bakhtiar, dr., Sp.P

Chronic Foreign Body Aspiration Presenting as Intrabronchial

(7)

6. Wiwin Is Effendi, dr., Sp.P Pathogenesis of Benign Papillaty Mesothelioma 7. Desilia Atikawati, dr

Sequele of Tuberculosis with Recurrent Hemoptysis.

8. Mokhammad Muklis, dr

Pulmonary Embolism and Thrombosis of Superior Vena

Cava Mimiching Mediastinal Tumor.

Disamping membawakan makalah, lanjut Dekan FK UNAIR periode 2006-2010 ini, seluruh peserta dari UNAIR juga mengikuti secara penuh acara ilmiah kongres sampai penutupan. Hal ini dimaksudkan agar peserta dapat mengetahui perkembangan ilmu yang terbaru yang dipresentasikan oleh para pakar respirasi yang berasal dari berbagai negara di dunia. (*)

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang kini tengah dihadapi oleh pengajar TK dalam memahami status gizi anak balita adalah: (a) Apakah dengan menggunakan Pita LILA sebagai cara

f Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang i selanjutnya disingkat SKPKD adalah perangkat daerah ; pada Pemerintah Kabupaten Pacitan selaku Pengguna I Anggaran/Pengguna

Eutiroidisme adalah suatu keadaan hipertrofi pada kelenjar tiroid yang disebabkan stimulasi kelenjar tiroid yang berada di bawah normal sedangkan kelenjar

Diagram peningkatan aspek keterampilan berpikir kritis siswa Dari Diagram 1 dapat diketahui bahwa peningkatan aspek klarifikasi dasar, dasar dalam mengambil keputusan,

2.2 Bagi memperkemaskan lagi kaedah perlantikan Skim Perkhidmatan Perjawatan Akademik UPSI, Bahagian Sumber Manusia telah menyediakan garis panduan Skim Perkhidmatan

Che Guevara memerintahkan Gerakan 26 Juli untuk mundur dari medan pertempuran dan menunggu waktu yang tepat untuk menyerang pasukan Fulgencio Batista sesuai

Pencucian cover, pengecatan tiang dan stang ornamen pada jalan lokal dan jalan lingkungan di wilayah Kelurahan Gandaria Selatan. Pencucian cover, pengecatan tiang dan stang ornamen

Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan di SD Negeri 18 Banda Aceh tepatnya di kelas VI, penulis melihat kurangnya respon siswa terhadap materi pelajaran yang