• Tidak ada hasil yang ditemukan

Internet dan Masalah Sosial dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Internet dan Masalah Sosial dan "

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

HALAMAN 1 DARI 3 (C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

Internet dan Masalah Sosial

oleh Prof. Richardus Eko Indrajit - indrajit@post.harvard.edu

EKOJI

999

Nomor 167, 22 Februari 2013

(2)

Kebanyakan orang  Indonesia  melihat  kemajuan  teknologi  internet  sebagai  sebuah peluang  bisnis  dibandingkan dengan  potensinya sebagai  sarana  untuk  meningkatkan  kesejahteraan  sosial masyarakat. Hal tersebut wajar‐wajar saja melihat bahwa perkembangan internet tidak  dapat  dipisahkan  dari  majunya  industri  komputer  dan  telekomunikasi  untuk  menunjang  kebutuhan bisnis. Namun kalau dicermati lebih lanjut, sebenarnya banyak sekali aspek‐aspek  dari internet yang dapat dimanfaatkan untuk menangani beberapa permasalahan yang ada di  Indonesia. Di bidang kesehatan misalnya. Lihatlah apa yang biasa dilakukan oleh masyarakat  ketika  di  sekitar  kediamannya  dijumpai  seorang  pasien  dengan  penyakit  langka  yang  nampaknya  sudah  sangat  parah.  Yang  kerap  dilakukan  adalah  mengambil  foto  dari  orang  tersebut dan menghubungi beberapa majalah yang memiliki program “Dompet Sosial” untuk  mengetuk  hati  para  pembaca  yang  ingin  menyisihkan  sebagian  pendapatannya  untuk  disumbangkan demi kesembuhan yang bersangkutan. Tidak jarang terjadi bahwa ketika uang  yang diperlukan telah selesai  dikumpulkan  untuk  biaya operasi  atau rumah sakit misalnya,  yang bersangkutan telah meninggal dunia. Belum lagi terhitung penyakit yang membutuhkan  biaya sangat besar yang terasa mustahil dapat diperoleh melalui  cara tersebut dalam jangka 

waktu cepat. Apa yang dapat dilakukan internet? Scan‐lah foto pasien tersebut dan kirimlah 

melalui  email  ke berbagai  universitas terkemuka di dunia  yang memiliki School  of Medicine 

(jurusan  kedokteran)  semacam  John  Hopkins  University,  Harvard  University,  Princeton  University,  dan  lain‐lain.  Mengapa?  Karena  institusi  pendidikan  tersebut  mencari  berbagai  jenis  penyakit  langka  yang  terjadi  di  dunia  untuk  diteliti.  Mereka  tidak  segan‐segan  mengeluarkan biaya besar untuk membawa si pasien dari negara berkembang ke tempat riset  mereka,  menelitinya,  dan  bahkan  menyembuhkannya.  Proses  pengiriman  foto  melalui  internet tersebut selain murah juga merupakan usaha yang nothing to lose, artinya siapa tahu  satu dari universitas tersebut “tertarik” terhadap penyakit yang diderita pasien tersebut. Contoh lain adalah di  bidang pendidikan.  Tengoklah bagaimana  sulitnya seorang guru  atau  dosen  mendapatkan  buku‐buku  yang  dibutuhkan  untuk  menambah  ilmu  pengetahuannya  karena  selain mahal,  keberadaannya  pun  terbatas  di  kota‐kota besar  saja.  Apa  yang  dapat  dilakukan internet? Dengan sedikit mengetahui teknik pencarian informasi melalui situs‐situs 

portal  (searching  engine),  sebuah  Sekolah  Dasar  maupun  Sekolah  Menengah  Pertama  di 

sebuah kecamatan dapat memiliki “perpustakaan” yang sangat lengkap. Perpustakaan virtual  ini  tidak  hanya  dapat  dimanfaatkan  oleh para guru,  namun siswa‐siswi  dan  masyarakat  di  sekitarnya  pun  dapat  menikmati  tambahan  pengetahuan ini.  Bayangkan  jika  seorang  guru  atau  siswa  menyebarkan  pengetahuan  yang  didapatkan  tersebut  melalui  media‐media  semacam  majalah  sekolah,  artikel  media  massa,  diskusi  panel,  dan  lain  sebagainya  secara  kontinyu.  Intinya  di  sini  adalah  bahwa  informasi  dan  pengetahuan  yang  biasanya  hanya  dimonopoli oleh kota‐kota besar, dengan mudahnya dapat dikonsumsi oleh siapa saja di tanah  air ini dengan syarat memiliki akses ke internet.

Kasus  ketiga  adalah  di  agama  dan  budaya.  Beberapa  situs  belakangan  ini  memberitakan  bahwa ribuan umat Hindu di seluruh dunia kini dapat “beribadah” di kuil paling suci di India 

via  internet.  Dengan  mudah  umat  Hindu tinggal  mengakses  situs www.saranam.com  yang 

berbasis di Madras‐India untuk melakukan pemujaan. Dalam hal lain, untuk pertama kalinya  di  dunia,  seseorang  dapat  melakukan  komunikasi  langsung  untuk  keperluan  diskusi,  tukar  pikiran,  mohon nasehat,  dan lain sebagainya  dengan berbagai  tokoh besar agama  maupun  budaya di  dunia tanpa harus membuang banyak  waktu, biaya, dan tenaga.  Kebanyakan dari  mereka saat  ini dapat  dihubungi  melalui  email  pribadi.  Di  Indonesia  misalnya,  ratio  antara  jumlah  pemuka  agama  dan  populasi  penduduk  yang  sedemikian  kecil  membuat  sulitnya  masyarakat  mendapatkan  siraman rohani  dari  pemukanya  dalam  jumlah  yang  cukup.  Para  rohaniwan  tersebut  tidak  jarang  harus  membagi  waktunya  yang  sangat  terbatas,  24  jam  sehari,  untuk  mengunjungi  berbagai  kalangan  yang  membutuhkan  nasehat  mereka  sehari‐ harinya. 

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

(3)

Sarana  semacam  email,  mailing  list,  discussion  board,  workgroup,  ataupun  website  yang  merupakan  bagian  tak  terpisahkan  dari  internet  sedikit  banyak  telah  membantu  para  rohaniwan dan umat untuk dapat berkomunikasi secara lebih e�isien dan efektif.

Pada  akhirnya,  perkembangan  teknologi  internet  harus  dapat  dimanfaatkan  untuk  meningkatkan  kualitas  kehidupan  manusia  secara  langsung  maupun  tidak  langsung.  Peningkatan  kualitas  kesejahteraan tidak  berarti  adanya  perbaikan  dari  segi  ekonomi  saja  namun  lebih  jauh  lagi  bagaimana  manusia  dapat  memenuhi  kebutuhan‐kebutuhan  dan  memecahkan  permasalahan‐permasalahan  sosial  yang  dihadapinya.  Dengan  sedikit  kreativitas dan kerja  keras,  banyak  sekali  kontribusi  internet  yang  dapat  diterapkan  untuk  menjawab  berbagai  kendala  yang  dihadapi  masyarakat,  tidak  hanya  sebatas  bidang  kesehatan,  pendidikan,  agama,  dan budaya seperti  yang  dicontohkan  di  atas,  namun  dapat  lebih  jauh  lagi  dimanfaatkan  untuk  menjawab  permasalahan  di  bidang  ideologi,  politik,  pertahanan, keamanan, kesenian, dan lain sebagainya.

‐‐‐ akhir dokumen ‐‐‐

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Referensi

Dokumen terkait

Konsentrasi TSP pemodelan jauh lebih kecil dibandingkan dengan konsentrasi TSP pengukuran dikarenakan beberapa faktor, salah satunya adalah asumsi pemodelan

Langkah selanjutnya yaitu megumpulkan warga dan memulai perencanaan untuk perubahan dalam hal tersebut sudah ada kesepakatan, dengan cara masyarakat berpendapat

Kursi Penunggu Pasien Warna Coklat Muda.. Kursi Rapat Warna

Secara umum dari data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Jember, produksi beberapa sayuran mengalami kenaikan produksi dibandingkan dengan tahun

Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa secara umum tingkat kesejahteraan psikologis siswa SMK Muhammadiyah 2 Malang masuk dalam kategori sedang.Kategori sedang

Hal ini dapat dilihat dari observasi yang menunjukkan bahwa siswa mampu berpartisipasi dalam kelompok, berinteraksi secara tatap muka dengan kelompoknya, menerima tanggung jawab,

Karena disana pun ada yang berdakwah kepada Allah dan menyeru kepada Aqidah ini, akan tetapi itu adalah perjuangan perorangan, berbeda dengan perjuangan disini