• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYEBAB KEGAGALAN DALAM PERUBAHAN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENYEBAB KEGAGALAN DALAM PERUBAHAN (1)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

 Tidak mampu menumbuhkan perasaan

diantara anggota organisasi bahwa perubahan merupakan satu hal yang sangat mendesak dan sebuah

keharusan ( no sense of urgency )

 Tidak mampu menggalang kelompok

(3)

 Tidak ada visi atau visi yang kurang jelas.

 Tidak mengkomunikasikan visi secara

intensif dan dengan baik agar visi tersebut menjadi visi bersama dan menjadi

bermakna bagi anggota organisasi.

 Tidak menghilangkan hambatan terhadap

(4)

 Tidak ada perencanaan dan usaha

sistematik untuk mencapai keberhasilan jangka pendek.

 Terlalu cepat merasa berhasil

 Tidak berhasil

(5)

 Organizational Development Approach

(Richard Beckhard), dengan karakteristik :

 Terencana berdasarkan kesesuaian dengan

sumberdaya.

 Manajemen puncak berkomitmen pada proses

perubahan

 Ditujukan untuk meningkatkan efektivitas

organisasi dalam mencapai misi

 Berjangka panjang (2-3 tahun)  Berorientasi pada “action”

 Merubah sikap dan perilaku  Berbasis pada pengalaman

(6)

6

 Konten Visi yang bermakna

 Konteks mempengaruhi visi

 Proses melahirkan visi

 Kegagalan visi

(7)

Jick (1989) Kotter (1996)

Jelas dan ringkas Dapat dibayangkan Mudah diingat Diharapkan

Menarik dan menantang Layak dicapai

Terpusat pada keunggulan Fleksibel, mudah disesuaikan

(8)

8

 Organisasi kaku

 Organisasi berani berubah

 Organisasi “overmanaged” (gaya lama)

(9)

 Pendekatan Dominasi pemimpin :

Pemimpin menetapkan visi, anggota menjalankan proses kegiatan

 Pendekatan “Pump-priming”: Pimpinan

memberikan ide dasar,

kelompok/grup/tim dibiarkan mengembangkan visi

 Pendekatan Fasilitasi : Pengembangan

(10)

10

 Terlalu spesifik

 Terlalu samar-samar

 Kurang memadai

(11)

 Tiga perdebatan visi dikaitkan dengan

perubahan organisasi

Apakah visi menjadi penggerak proaktif perubahan atau muncul sebagai lawan perubahan

Apakah visi membantu perubahan atau menghalangi perubahan

(12)

12

Proses komunikasi

Pemodelan proses komunikasi

Pengaruh bahasa, kekuasaan, jender, dan

emosi

Strategi mengkomunikasikan

perubahan

Dapatkah berkomunikasi terlalu sering ? Batasi kata-kata, tingkatkan partisipasi Pendekatan Kontinjensi

Media Komunikasi

Media richness :

(13)

Content

Voice

Tone

Message

Audience Medium

Frequency

(14)

14

 Pesan terlalu banyak

Melebihi kapasitas kemampuan penerima pesan.

 Distorsi dalam pesan

Misinterpretasi karena beda keinginan

 Pesan membingungkan

Visi perubahan tidak secara jelas

(15)

Mengkomunikasikan untuk perubahan

Tips Pertanyaan untuk dicermati

Jelaskan perubahan apa Spesifikasikan maksud

perubahan Mengapa perlu berubah? Diskusikan kebutuhan untuk

berubah

Jelaskan mengapa Perubahan seperti apa ?

Buat kasus bisnis yang membutuhkan perubahan

Biarkan staff memahami lingkup perubahan, baik buruknya

Siapa yang akan terlibat ?

Tentukan rencana perubahan Gunakan bantuan gambar Bagaimana proses perubahan berjalan ?

Buat komunikasi dua arah Kapan perubahan dilaksanakan ? Supervisor-supervisor sasaran

Dukung perubahan dengan cara belajar yang baru

Menunjukkan kemajuan yang berasal dari perubahan

Jangan batasi komunikasi Pelembagaan aliran informasi

MENGKOMU

(16)

16

 Ketrampilan komunikasi untuk melibatkan

orang lain dalam proses perubahan

 Mendengarkan sebagai ketrampilan komunikasi :

 dialog, membangun komunitas, pemahaman bersama dalam pikiran dan perasaan, tidak mengadili,

mengidentifikasi asumsi (menghindari salah paham), bertanya dan bercermin (untuk membangun

pemahaman bersama yang baru).

 Menceritakan Kisah-kisah (perubahan)

 Menjual ide perubahan dari bawah ke atas  Toxic – Handlers

 Mengambil alih kekacauan, kesedihan, frustasi, kemarahan yang ada dalam organisasi

 Ketrampilan tanya-jawab tentang

(17)

 Langkah-langkah mengkonsolidasikan

perubahan

Desain ulang peran-peran

Desain ulang sistem penghargaan

(reward)Kaitkan keputusan seleksi pada tujuan perubahan

Bertindak konsisten melalui langkah advokasi

Berikan dukungan pada tindakan sukarela berinisiatif

Mengukur progres perubahan

(18)

18

 Beberapa hal perlu mendapat perhatian

 Mengharap hasil yang tak terduga. Hasil baik dan

hasil buruk bisa saja terjadi.

 Waspada dengan keterbatasan-keterbatasan

pengukuran.Cara-cara baru menuntut pengukuran baru. Pengukuran lama tidak lagi mampu

menjelaskan cara baru.

 Jangan menyatakan keberhasilan terlalu dini.

Merayakan keberhasilan, wajar. Menyatakan menang perang dapat mengakibatkan bencana.

 Hati-hati dengan meningkatnya komitmen. Tidak

semua perubahan berhasil. Jika hasilmya tidak baik, dapat dipertimbangkan kembali. Terlalu berkomitmen justru merugikan organisasi

 Kegagalan yang produktif lebih baik daripada

kesuksesan yang tidak produktif. Kegagalan yang mendorong perbaikan, lebih baik, dibanding

(19)

 Menurut Cummings & Worley diarahkan

untuk sebuah perubahan yang terencana (planned change) guna meningkatkan

keefektifan dan kapabilitas untuk melakukan perubahan itu sendiri

 Dilakukan oleh manajer, seringkali dibantu

praktisi OD dari dalam atau luar

Planned change ini dilakukan untuk :

memecahkan persoalan, belajar dari

pengalaman, membentuk dan men-shared

persepsi, beradaptasi dengan perubahan lingkungan, meningkatkan kinerja, dan

Referensi

Dokumen terkait

Reuse spent bleaching earth sebagai adsorben kembali pada proses pemucatan CPO pada industri minyak goreng tersebut (Wahyudi, 2000); Dengan proses aktivasi diharapkan

Dalam penelitian ini sistem pendukung keputusan digunakan untuk membantu dalam usaha pemilihan jenis perangkat lunak layanan pengolah pemungutan suara elektronik

PT Pertamina (Persero) dalam implementasi perubahan organisasi menerapkan Single Grade adalah sebuah keharusan. Single Grade merupakan salah satu bentuk perubahan terhadap

Mendidik manusia dengan akhlak yang mulia seperti cara menghormati ibu bapa oleh itu mereka akan dikasihi oleh Allah SWT3. Membimbing manusia kearah kehidupan yang diredai oleh

rendah dibandingkan nilai uji kepentingan. Ketiga kriteria tersebut diantaranya konten mudah diaplikasikan, penggunaan huruf, dan intensitas terjadi kesalahan

bahwa menurut Majelis, Surat Tergugat Nomor: S-8729/WPJ.07/KP.02/2013 tanggal 03 Oktober 2013 bukanlah objek gugatan sebagaimana dimaksud Pasal 23 ayat (2) huruf c

Guru dituntut untuk mampu menguasai semua materi pembelajaran yang tergabung dalam mata pelajaran IPS, guru juga harus mampu menggunakan metode pembelajaran yang dapat

Media pembelajaran Program Keahlian praktikum berupa trainer kit sensor ultrasonik merupakan salah satu potensi yang dapat digunakan siswa dalam mengenal lebih