• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Auditor Eksternal Dan Kasus Enron Dan Worldcom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan " Peran Auditor Eksternal Dan Kasus Enron Dan Worldcom"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

SAP 13

PERAN AUDITOR EKSTERNAL DALAM GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KASUS ENRON DAN WORLDCOM

KELOMPOK 13

NAMA ANGGOTA KELOMPOK: 1. I Made Adhi Wirayana 1406305094

2. Ni Putu Meiditya Ningsih 1406305126

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2016

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penerapan good corporate governance saat ini sangat digencar oleh banyak perusahaan dalam penerapannya. Hal ini disebabkan karena perusahaan dikatakan baik jika memiliki tata kelola perusahaan yang baik. Penerapan good corporate governance menurut KNKG terdiri dari lima prinsip yaitu transparency, accountability, responsibility, independent, dan fairness.

Dalam perjalanan sebuah perusahaan menerapkan prinsip-prinsip tersebut dipastikan ada pihak luar yang juga mengawasi perusahaan agar dapat mengungkapkan laporan keuangan maupun informasi-informasi lainnya agar lebih transparan sesuai dengan salah satu prinsip-prinsip good corporate governance. Ialah auditor eksternal yang merupakan salah satu komponen penting perusahaan agar dapat menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance dengan baik. Namun yang perlu diketahui adalah auditor eksternal harus bersifat independen dan tidak terikat oleh pihak perusahaan. Oleh karena itu, auditor eksternal memiliki posisi yang sangat strategis untuk membantu perusahaan dalam menegakkan Good governance dan sekaligus mendorong peningkatan pelayanan terhadap publik, salah satunya yaitu meneliti dan mengevaluasi bekerjanya sistem akuntansi, di samping menilai seberapa jauh kebijakan dan program kerja manajemen yang dijalankan memiliki peran yang penting dalam perusahaan.

Namun, dalam penerapannya, banyak penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada auditor eksternal itu sendiri. Salah satunya pada perusahaan Enron dan WorldCom yang mampu menyeret salah satu KAP terbesar di Amerika Serikat pada saat itu, yaitu KAP Arthur Andersen. Tindakan KAP yang melanggar prinsip-prinsip GCG tersebut mampu menyeret KAP Arthur Andersen kedalam kehancuran. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka disusunlah makalah yang berjudul “Peran Auditor Eksternal dalam Good Corporate Governance serta Kasus Enron dan WorldCom”.

1.2 Rumusan Masalah

(3)

1. Bagaimanakah peran auditor eksternal dalam penerapan good corporate governance?

2. Bagaimana pembahasan kasus Enron Corporation dan WorldCom?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui peran auditor eksternal dalam penerapan good corporate governance.

2. Untuk mengetahui pembahasan mengenai kasus Enron Corporation dan WorldCom.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Mengetahui peran auditor eksternal dalam penerapan good corporate governance. 2. Mengetahui pembahasan mengenai kasus Enron Corporation dan WorldCom.

BAB II

(4)

PEMBAHASAN

2.1 Auditor Eksternal

Tanggung jawab utama auditor eksternal adalah memberikan pendapat tentang laporan keuangan yang disiapkan manajemen keuangan. Disamping menganalisis pengungkapan dan metode akunting yang diterapkan manajemen dalam menyusun laporan keuangan, auditor eksternal wajib melaporkan potensi resiko yang mereka temukan selama audit kepada manajemen perusahaan dan komite audit, serta memberikan saran bagaimana mengelola resiko tersebut.

2.2 Peran Auditor Eksternal dalam Good Corporate Governance

Audit eksternal adalah audit terpisah dari perusahaan yang disewa oleh perusahaan untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan yang disusun telah mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor eksternal adalah orang yang melakukan audit eksternal pada sebuah organisasi/perusahaan. Audit eksternal pada perusahaan dilakukan dengan mengecek dokumen-dokumen dan catatan-catatan serta peralatan elektronik dan pengendalian komputer.

De Angelo (1981) dalam Lin dan Liu (2009) menyebutkan bahwa auditor eksternal memegang peranan di dalam menentukan kredibilitas suatu informasi laporan keuangan maka kualitas audit merupakan hal yang sangat penting. Kualitas audit merupakan faktor yang sangat sulit untuk diukur secara langsung, dimana salah satu proksi yang biasa digunakan untuk mengukur kualitas audit adalah ukuran dari kantor akuntan publik. Semakin besar ukuran suatu kantor akuntan publik, maka akan lebih baik pula kualitas audit yang disediakan oleh kantor akuntan publik tersebut. Kualitas dari audit yang independen memiliki pengaruh terhadap tata kelola perusahaan. Hal ini menyebabkan pemilihan auditor merupakan keputusan penting dan harus dipertimbangkan secara matang oleh perusahaan.

Beberapa fungsi auditor eksternal yaitu:

a. Membentuk dan menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

b. Mendokumentasikan semua penilaian dan simpulan yang telah dicapai.

(5)

c. Memastikan sifat cakupan tugas yang dilaksanakan oleh pemeriksa internal untuk manajemen dan memastikan apakah manajemen mempertimbangkan rekomendasi pemeriksaan internal dan bagaimana rekomendasi tersebut dibuktikan.

d. Memastikan bahwa pekerjaan pemeriksaan internal dilaksanakan oleh orang yang telah menjalani pelatihan yang cukup dan mempunyai keahlian sebagai auditor.

e. Memastikan apakah pekerjaan pemeriksa internal telah secara baik direncanakan, disupervisi, ditelaah, dan didokumentasikan.

f. Menguji pekerjaan pemeriksa internal, termasuk pengujian kembali item yang telah diuji sendiri oleh pemeriksa internal, pengujian item yang sama serta observasi dari prosedur yang diikuti oleh pemeriksa internal.

Tujuan pemeriksaan auditor eksternal adalah untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen perusahaan. Laporan Eksternal Auditor berisi opini mengenai kewajaran laporan keuangan, selain itu berupa management letter, yang berisi pemberitahuan kepada manajemen mengenai kelemahan dan pengendalian intern beserta saran-saran perbaikannya.

Pelaksanaan pemeriksaan berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Pemeriksaan ekstern dilakukan secara sampling, karena waktu yang terbatas dan akan terlalu tinggi audit fee jika pemeriksaan dilakukan secara rinci. Pemeriksaan ekstern dipimpin oleh (penanggung jawabnya adalah) seorang akuntan publik yang terdaftar dan mempunyai nomor register (registered public accountant). Sebelum menyerahkan laporannya, eksternal auditor terlebih dahulu harus meminta "Surat Pernyataan Klien"(Client Representation Letter). Eksternal Auditor hanya tertarik pada kesalahan-kesalahan yang material, yang bisa mempengaruhi kewajaran laporan keuangan.

(6)

Auditor Eksternal Good Corporate Governance menjadi dua bagian yaitu internal dan eksternal, dimana mekanisme internal dilakukan oleh dewan direksi perusahaan, dewan komisaris dan komite audit yang dimiliki oleh perusahaan serta struktur kepemilikan dalam suatu perusahaan. Sedangkan mekanisme eksternal dari mekanisme tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) menurut Dennis dan McConnell (2003) adalah lebih kepada pengaruh dari pasar untuk pengendalian pada perusahaan tersebut dan sistem hukum yang berlaku.

Dalam hubungan dengan eksternal auditor, perusahaan menetapkan kebijakan-kebijakan sebagai berikut:

a) RUPS berwenang menunjuk auditor eksternal dari calon yang diajukan oleh komisaris berdasarkan usulan dari komite audit (apabila ada);

b) Komite Audit (apabila ada) melalui komisaris wajib menyampaikan kepada RUPS alasan pencalonan tersebut dan besarnya honorarium yang diusulkan untuk auditor eksternal;

c) Auditor Eksternal harus bebas dari pengaruh komisaris, direksi maupun pihak yang berkepentingan di perusahaan;

(7)

2.3 Kasus Enron Corporation dan WorldCom 2.3.1 Enron Corporation

1. Profil Perusahaan Enron Corporation

Enron didirikan pada tahun 1985 oleh sebuah perusahaan “Houston Natural Gas” dengan “Internorth”, sebuah perusahaan lain dalam pemipaan minyak sebagai hasil merger yang diwajibkan oleh peraturan perundangan Pemerintah Federal Amerika. Di tahun 1997, Enron membeli perusahaan pembangkit listrik “Portland General Electric Corp” senilai $ 2 milyar. Masih di tahun yang sama, manajemen mengubah nama perusahaan menjadi “Enron Capital and Trade Resources” yang menjadi perushaan Amerika terbesar yang komoditas utamanya adalah gas alam dan listrik. Pendapatan Enron meningkat tajam dari $ 2 milyar menjadi $ 7 milyar dengan jumlah karyawan sebanyak 2.000 tenaga kerja, yang awalnya hanya 200 tenaga kerja.

(8)

Tidak cukup hanya dengan prestasi tersebut, Enron kemudian membentuk Enron Online “EOL” pada bulan Oktober 1999. Dalam waktu sekejab, EOL berhasil melaksanakan transaksi sebesar $ 335 milyar pada tahun 2000. Januari 2000, Enron mengumumkan sebuah rencana yang sangat ambisius, yaitu membuat jaringan elektronik broadbrand yang berkecepatan tinggi (high speed broadbrand). Enron membiayai ratusan juta dollar guna melaksanakan program ini walaupun keuntungannya belum Nampak sama sekali, namun harga saham Enron di Wall Street melonjak menjadi $ 40, bahkan meningkat menjadi $ 90,56, sehingga Enron dinyatakan oleh majalah Fortune maupun media lain sebagai “One of the Most Admired and Innovative Companies in the World”.

Komoditas utama Enron adalah energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas hingga pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara lain future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan.

2. Kasus Enron Corporation

Pada tanggal 2 Desember 2001, dunia perekonomian dikejutkan dengan munculnya berita yang berasal dari Houston di Texas, Amerika. Enron, industry terbesar ketujuh di Amerika, yang sekaligus merupakan perusahaan energi perdagangan terbesar di Amerika menyatakan kebangkrutannya. Yang lebih memprihatinkan, kebangkrutan tersebut bukan dikarenakan perekonomian dunia yang sedang melemah, melainkan disebabkan oleh kesalahan fatal dalam sistem akuntan mereka. Selama tujuh tahun terakhir, Enron melebih-lebihkan laba dan menutupi hutang-hutang mereka. Hal ini dimaksudkan agar investor tetap melirik saham Enron yang sempat menjadi primadona perekonomian dunia.

Terjadinya penurunan nilai rating investasi perusahaan disebabkan hutangnya yang terlalu besar, yang sebelumnya tidak tercatat dalam neraca (off balance sheet) kemudian diklasifikasikan ulang sehingga tercatat dalam neraca (on balance sheet). Hutangnya tidak hanya sebesar $13 juta tetapi bertambah hingga sebesar $38 juta. Klasifikasi ulang dilakukan karena terdapat banyak special purpose entity (SPEs) dan kerjasama yang tidak tercatat dalam neraca yang memiliki banyak hutang.

(9)

Auditor independen, Arthur Andersen ikut berperan penting dalam menyusun pembukuan kreatif Enron. Begitu pula dalam penghancuran bukti-bukti berupa dokumen kertas kerja Enron. Kertas kerja adalah dukumen penting dalam dunia profesi akuntan yang berhubungan dengan laporan keuangan dari klien. Secara umum, setiap kertas kerja, komunikasi dan laporan keuangan harus di dokumentasikan dengan baik selama 6 tahun. Baru setelah 6 tahun, dokumen tersebut bisa dihancurkan. Peristiwa penghancuran dokumen ini memberi keyakinan pada publik dan kongres bahwa Arthur Andersen sebenarnya mengetahui bisnis buruk dari Enron, tetapi tidak mau mengungkapkannya dalam laporan audit mereka, karena takut kehilangan Enron sebagai klien.

Titik awal jatuhnya Enron adalah dibukanya partnership-partnership “special purpose vehicle” yang bertujuan untuk menambah keuntungan. Enron mendirikan kongsi dengan seorang partner dagang. Partner dagang biasanya hanya satu untuk setiap partnership dan kongsi dagang ini menyumbang modal yang sangat sedikit, sekitar 3% dari jumlah modal keseluruhan. Secara hukum perusahaan di Amerika, apabila induk perusahaan berpartisipasi dalam partnership dimana partner dagang menyumbang sedikitnya 3% dari modal keseluruhan, maka neraca partnership ini tidak perlu dikonsolidasi dengan neraca dari induk perusahaan, tetapi dijabarkan pada laporan tersendiri dan terbuka. Enron mendanai mereka dengan "meminjamkan" saham Enron (induk perusahaan) kepada Enron (anak perusahaan) sebagai modal dasar partnership-partnership tersebut. Secara singkat, Enron sebenarnya mengadakan transaksi dengan dirinya sendiri, namun secara tertutup.

Enron tidak pernah mengungkapkan operasi dari partnership-partnership tersebut dalam laporan keuangan yang ditujukan kepada pemegang saham dan Security Exchange Commission (SEC), badan tertinggi pengawasan perusahaan publik di Amerika. Lebih jauh lagi, Enron bahkan memindahkan utang-utang sebesar $ 690 juta yang ditimbulkan induk perusahaan ke partnership partnership tersebut. Akibatnya, laporan keuangan dari induk perusahaan terlihat sangat atraktif, menyebabkan harga saham Enron melonjak menjadi $ 90 pada bulan Februari 2001. Perhitungan menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tersebut, Enron telah melebih-lebihkan laba mereka sebanyak $650 juta.

(10)

Pihak-pihak yang terlibat didalam kasus Enron adalah:

1. Kenneth Lay adalah seseorang yang telah mendirikan Enron, tetapi dia membangun Enron dengan banyak hutang kepada pihak lain. Dia juga termasuk orang yang licik karena diam-diam telah menjual saham yang ia miliki.

2. Jeffrey Skilling (Mantan Presiden, dan COO). Jeffrey Skilling ini adalah seorang yang sangat pintar. Ia bersama Andrew Fastow memanipulasi laporan keuangan Enron. Skilling merekrut Andrew Fastow, seorang ahli keuangan, untuk bekerja sama membujuk Komisi Bursa Saham dan Surat Berharga (SEC) AS untuk membolehkan mereka memakai metode “menilai pada harga pasar” (mark to market) untuk diberlakukan untuk perusahaannya.

3. Andrew Fastow (Mantan CFO). Dia memanipulasi untuk membentuk anak perusahaan yang hanya dipakai oleh Enron untuk mendapatkan pinjaman dana dari bank. Sehingga dalam laporan keuangan yang dimiliki oleh Enron tidak mengalami penambahan hutang. Dia jugalah yang mencoba memecat Sherron Watkins karena mengutarakan apapun yang ia tahu tentang praktek akuntansi perusahaan.

4. Board of Directors. Dewan Direksi Enron telah gagal dalam melidungi pemegam saham Enron dan memberikan konstribusi pada kejatuhan perusahaan terbesar ketujuh di AS, dengan membiarkan Enron terlibat dalam praktik akuntansi beresiko. Padahal Dewan mengetahui hal ini tetapi lebih memilih untuk menutup mata dan merugikan pemegang saham, karyawan, dan bagian lain yang menyangkut didalam perusahaan Enron.

5. Karyawan Enron. Enron memaksa karyawannya untuk mengelola dana pensiun, dimana diharuskan pembelian saham perusahaan sebagai dana pensiun, karyawan percaya atas reputasi perusahaan. Tujuan Enron adalah menaikan harga saham perusahaan dengan cara ini. Banyak sekali kerugian yang dialami para karyawan. Baik financial maupun moral. Karyawan Enron juga banyak yang tidak diterima di perusahaan lain.

(11)

2.3.2 WorldCom

1. Profil Perusahaan WorldCom

WorldCom merupakan perusahaan penyedia layanan telepon jarak jauh. Sekitar tahun 1990an, perusahaan ini melakukan beberapa akuisisi terhadap perusahaan telekomunikasi lain. Akuisisi yang besar telah terjadi pada tahun 1998 pada saat WorldCom mengambil alih perusahaan MCI yaitu peruahaan kedua terbesar di Amerika yang bergerak pada bidang telekomunikasi jarak jauh yang mengukuhkan posisi Worldcom menjadi operator No. 1 dalam infrastruktur internet.

2. Kasus WorldCom

Pada awal tahun 2000 perusahaan komunikasi tersebut sudah mulai mengalami kemerosotan yang disebabkan oleh pendapatan yang mengalami penurunan dan utang yang semakin banyak. Nilai saham juga terus mengalami penurunan. Melihat kondisi tersebut Bernard Ebbers sebagai CEO, Scott Sullivan sebagai CFO dan David Myers sebagai auditor senior memutuskan mengambil langkah keluar dengan cara mengubah laporan keuangan. Ada dua cara yang mereka tempuh. Yang pertama, mereka membukukan ‘line cost‘ sebagai pemasukan, padahal pada kenyataannya merupakan pengeluaran. Kedua, mereka meningkatkan pendapatan dengan entri akun palsu yang ditulis sebagai “akun pendapatan perusahaan yang tidak teralokasi”. Dan dilaporkan sekitar $3,005 milyar telah salah diklasifikasi pada tahun 2001, sementara sisanya sekitar $797 juta pada triwulan pertama tahun 2002. Berdasarkan data WorldCom $14,7 milyar pada tahun 2001 disajikan sebagai biaya. Dengan memindahkan akun beban kepada akun modal, WorldCom mampu menaikkan pendapatan atau laba. WorldCom mampu menaikan laba karena akun beban dicatat lebih rendah, sedangkan akun aset dicatat lebih tinggi karena beban kapitalisasi disajikan sebagai beban investasi. Dalam laporannya pada 25 Juni Worldcom mengakui bahwa perusahan mengklasifikasikan lebih dari $3,8 milyar untuk beban jaringan sebagai pengeluaran modal. Beban jaringan adalah beban yang dibayar oleh Worldcom kepada perusahaan lain untuk jaringan telekomunikasi, seperti biaya akses dan biaya pengiriman pesan bagi Worldcom. Dilaporkan sekitar $ 3,005 milyar telah salah diklasifiksi pada tahun 2001, sementara sisanya sekitar $ 797

(12)

juta pada triwulan pertama tahun 2002. Berdasarkan data Worldcom $14,7 milyar pad tahun 2001 disajikan sebagai biaya.

Jika hal tersebut tidak terdeteksi praktek ini akan berakibat pendapatan bersih yang lebih rendah dalam tahun-tahun brikutnya. Karena beban kapitalisasi jaringan tersebut akan didepresiasikan.secara esensi beban kapitalisasi jaringan akan memungkinkan perusahaan untuk mengalokasikan biyanya dalam beberapa tahun dimasa depan, mungkin antara 10 tahun bahkan lebih. Staf akuntan Worldcom telah diwawancara sebelum tanggal 25 Juni.

Analisis ekspektasi pendapatan saham WC Pada tanggal 1 Juli 2002 worldcom mengumumkan bahwa akun cadangan di Worldcom juga diinvestigasi atau diperiksa. Perusahaan membuat akun ini untuk mengantisipasi kejadian-kejadian luar biasa yang tidak dapat diprediksi. Seperti utang pajak tahun depan. Seharusnyaakun ini tidak boleh dimanipulasi untuk memperoleh pendapatan. Pada 8 Agustus, Worldcom mengakui bahwa mereka telah menggunakan akun cadangan secara tidak benar. Dakwaan yang dilaporkan pada tanggal 28 agustus adalah bahwa akun cadangan dikurangi untuk menutupi biaya jaringan yang telah dikapitalisasi.

Sebagai Auditor Eksternal Independen KAP Arthur Andersen merupakan pihak yang seharusnya menjunjung tinggi independensi, dan profesionalisme, telah melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar dari tanggungjawab terhadap profesi maupun masyarakat dengan tidak melaporkan temuan audit yang dimanipulasi oleh WorldCom. Arthur Andersen sebagai Auditor Eksternal Worldcom. Dia menyetujui tindakan manipulasi karena:

a. Tidak adanya integritas dalam praktik audit Arthur Andersen, sehingga kecurangan yang dilakukan tidak diungkapkan dalam opini auditor.

b. Adanya hubungan antara Arthur Andersen dengan Sullivan dan Myers yang merupakan pekerja di KAP Arthur Andrsen sebelum bergabung dengan WorldCom.

Arthur Andersen menyulap biaya sewa yang seharusnya merupakan biaya operasional rutin yang akan mengurangi pendapatan pada tahun yang sama menjadi biaya investasi, sehingga bisa disebar untuk jangka 10 tahun. Biaya yang

(13)

disulap oleh WorldCom per kuartalnya sebesar US$ 500-800 juta. Dengan manipulasi data seperti ini, WorldCom bisa melaporkan laba bersih US$ 1,4 miliar pada kuartal I/2001 dan US$ 172 juta pada kuartal I/2002. Padahal, jika manajemen WorldCom melaporkan apa adanya, selama lima kuartal rapornya akan merah.

Pengumuman oleh WorldCom tentang manipulasi laba akuntansi secara besar-besaran telah memukul pasar modal, media dan juga politisi. Maka pada 30 Juli 2002 disahkanlah Sarbanes-Oxley Act, yaitu undang-undang baru yang mengatur reformasi tata kelola. Nama Sarbanes-oxley sendiri diambil dari dua orang politisi.

SOX adalah hukum keamanan AS yang paling jauh jangakauannya, yang berlaku semenjak US security Act of 1933 dan Securities Exchange Act of 1934, yang mendorong SEC pada tahun 1934 untuk menjalankan undang-undang tersebut. Banyak ketentuan SOX memerlukan implementasi tindakan SEC, dan studi lebih lanjut untuk memperoleh jalan yang terbaik sebagai pedoman masa depan.

SOX telah menciptakan sebuah kerangka kerja peraturan internasional bagi perusahaan dalam mencari akses ke pasar modal AS dan auditornya. SOX menetapkan standar baru pada tata kelola yang akan diterapkan pada semua perusahaan perusahaan yang telah terdaftar di SEC, yaitu yang terdaftar di bursa saham AS termasuk perusahaan-perusahaan asing besar yang terdaftar di bursa AS. Lebih dari 200 perusahaan terbesar di Kanada, dan banyak perusahaan internasional besar lainnya, harus mematuhi peraturan ini.

Demikian juga SOX menetapkan kerangka kerja baru untuk profesi akuntansi AS yang menggantikan pengaturan diri oleh profesi dengan Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB). PCAOB akan mengawasi semua KAP yang mengaudit perusahaan yang telah terdaftar di SEC, seperti halnya perturan akuntansi dan pengungkapan perusahaan-perusahaan tersebut.

Bencana keuangan sebelumnya, termasuk kegagalan tata kelola Enron, Arthur Andersen, dan WorldCom, meningkatkan kesadaran di AS, Kanada, Australia dan Inggris bahwa kerangka tata kelola harus diperbaiki. Secara khusus,

(14)

dalam rangka menghadapi krisis kredibilitas tata kelola dan mengembalikan kepercayaan dalam system pasar modal perusahaan saat ini.

Perusahaan saat ini, tindakan yang dibutuhkan untuk memenuhi harapan masyarakat mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Klarifikasi peran, tanggung jawab dan akuntabilitas dari dewa direksi, subkomitenya, diri para direktur pribadi dan auditor.

b. Memastikan bahwa para direktur memiliki informasi yang cukup mengenai rencana dan kegiatan perusahaan, kecukupan kebijakan dan pengendalian internal untuk memastikan kepatuhan, dan kepatuhan actual, termasuk keprihatinan para whistle-blower.

c. Memastikan bahwa para direktur memiliki kompetensi keuangan yang memadai dan keahlian lainnya yang diperlukan.

d. Memastikan bahwa laporan keuangan akurat, lengkap, dapat dpahamidan transparan.

e. Memastikan bahwa standar akuntansi memadai untuk melindungi kepentingan para investor.

2.4 Analisis Kasus Enron Corporation dan WorldCom

Secara umum atau garis besar di dalam kasus ini, penyebab Enron Corporation bangkrut adalah kesalahan dalam sistem akuntansi yang di sengaja, yaitu melebih – lebihkan laba dan menutup–nutupi hutang–hutang mereka. Ini dilakukan dengan cara memindahkan utang-utang sebesar $690 juta yang ditimbulkan induk perusahaan ke partnership partnership tersebut. Akibatnya, laporan keuangan dari induk perusahaan terlihat sangat atraktif, menyebabkan harga saham Enron melonjak menjadi $90 pada bulan Februari 2001. Perhitungan menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tersebut, Enron telah melebih-lebihkan laba mereka sebanyak $650 juta.

Begitu pula dengan Kasus WorldCom yang pada awal tahun 2000 perusahaan komunikasi tersebut sudah mulai mengalami kemerosotan yang disebabkan oleh pendapatan yang mengalami penurunan dan utang yang semakin banyak. Nilai saham juga terus mengalami penurunan. Melihat kondisi tersebut WorldCom memutuskan mengambil langkah keluar dengan cara mengubah laporan keuangan. Ada dua cara yang mereka tempuh. Yang pertama, mereka membukukan ‘line cost‘ sebagai pemasukan,

(15)

padahal pada kenyataannya merupakan pengeluaran. Kedua, mereka meningkatkan pendapatan dengan entri akun palsu.

Dalam kedua kasus di atas, tak lepas juga ada campur tangan dari KAP Arthur Andersen sebagai Auditor Eksternal dari kedua perusahaan. Dalam kasus Enron person, Arthur Andersen ikut berperan penting dalam menyusun pembukuan kreatif Enron, Arthur juga berperan sebagai konsultan yang menyarankan Enron untuk memindahkan utang–utangnya ke partnership–partnershipnya, dan begitu pula dalam penghancuran bukti-bukti berupa dokumen kertas kerja Enron. Peristiwa penghancuran dokumen ini memberi keyakinan pada publik dan kongres bahwa Arthur Andersen sebenarnya mengetahui bisnis buruk dari Enron, tetapi tidak mau mengungkapkannya dalam laporan audit mereka, karena takut kehilangan Enron sebagai klien.

Dalam kasus WorldCom peran Arthur Andersen adalah tidak melaporkan temuan audit yang dimanipulasi oleh WorldCom. Arthur Andersen sebagai Auditor Eksternal Worldcom. Dia menyetujui tindakan manipulasi karena adanya hubungan antara Arthur Andersen dengan Sullivan dan Myers yang merupakan pekerja di KAP Arthur Andrsen sebelum bergabung dengan WorldCom.

2.5 Analisis Kasus Berdasarkan Sudut Pandang Corporate Governance

Dari kedua kasus di atas, Enron Corporation, WorldCom dan KAP Arthur Andersen sama–sama melanggar beberapa prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang dikeluarkan oleh beberapa institusi, diantaranya seperti The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), dan menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-117/M-MBU/2002.

(16)

ini dapat membuat para investor menjadi senang karena kinerja perusahaannya dinilai baik. Sehingga Enron dan WorldCom sama-sama tidak bisa melindungi hak-hak yang dimiliki perusahaan. Enron dan WorldCom sama-sama menyembunyikan informasi mengenai keuangan dan operasi bisnis perusahaan mereka agar pemegang saham tidak menjual saham dan menyebabkan saham mengalami penurunan. Ini juga melanggar prinsip Corporate Governance yang di terbitkan oleh OECD yaitu prinsip hak pemegang saham dan fungsi pokok kepemilikan perusahaan dan prinsip pengungkapan informasi perusahaan secara transparan.

b. Dalam kasus ini, KAP Andersen ikut membantu menutup-nutupi manipulasi laporan keuangan Enron dan WorldCom dan tidak melaporkan ketidakwajaran laporan keuangan serta menghancurkan bukti-bukti berupa kertas kerja Enron yang merupakan bukti-bukti kebangkrutan Enron. Selain itu, KAP Andersen ikut masuk ke dalam perusahaan sebagai fungsi internal audit pada perusahaan Enron. Di lihat dari kasus tersebut KAP Andersen melanggar prinsip kemandirian (independensi) menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-117/M-MBU/2002. Kemandirian (independensi) merupakan suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. KAP Andersen dikatakan melanggar prinsip ini karena adanya pengaruh atau tekanan akan kehilangan klien yang besar, KAP Andersen juga melanggar prinsip Profesionalisme menurut KNKG karena tidak melakukan profesi auditor dengan baik dengan melanggar kode etik profesi.

(17)

karyawan perusahaan dirugikan akibat pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan ini. Fungsi adanya auditor eksternal sendiri adalah mengawasi pekerjaan dalam internal perusahaan dan memberikan pernyataan atas pemeriksaan laporan keuangan perusahaan yang diaudit. Dalam kasus ini, KAP Andersen melanggar fungsi auditor eksternal itu sendiri dengan tidak membuat pernyataan mengenai manipulasi laporan keuangan perusahaan. Disamping itu, KAP Andersen telah mengetahui operasi bisnis terlarang yang dilakukan oleh kedua perusahaan ini. Hal ini dilakukan agar KAP Andersen tidak kehilangan klien besar seperti perusahaan WorldCom dan Enron.

d. Prinsip Pertanggungjawaban menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-117/M-MBU/2002. Pertanggungjawaban merupakan kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Dalam kasus ini, KAP Andersen telah melanggar kode etik profesi yang berlaku karena KAP ini tidak independen dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Selain itu, perusahaan Enron dan WorldCom ini menyusun laporan keuangan dengan melanggar standar-standar yang berlaku. Seperti pada Enron yang meningkatkan laba dengan melakukan transaksi off-balance sheet dan pada WorldCom yang melakukan line cost serta meningkatkan pendapatan dengan menggunakan akun entry palsu. Sehingga baik itu perusahaan Enron maupun WorldCom sama–sama tidak mampu mempertanggungjawabkan hasil dari laporan keuangan yang telah diterbitkan.

e. Prinsip Kewajaran menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-117/M-MBU/2002. Kewajaran merupakan keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam kasus ini, ketidakadilan pendiri perusahaan Enron, Kenneth Lay yang telah menjual saham yang ia miliki karena telah mengetahui apa yang akan terjadi di masa mendatang di perusahaan Enron tersebut.

f. Prinsip Pengawasan yang diterbitkan oleh KNKG. Pada kasus ini, board of directors pada perusahaan Enron telah gagal dalam mengawasi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh manajemen, bahkan setelah mengetahui hal-hal yang tidak

(18)

wajar yang dilakukan oleh pihak manajemen Enron, mereka malah ikut menutup mata dan membiarkan hal-hal yang tidak wajar yang dilakukan oleh pihak manajemen. Pada kasus perusahaan WorldCom, Bernard Ebbers sebagai CEO, Scott Sullivan sebagai CFO dan David Myers sebagai auditor yang malah ikut serta dalam pemanipulasian laporan keuangan.

g. Prinsip Daya Tanggap yang diterbitkan oleh KNKG. Dalam kaitannya dengan kasus ini, perusahaan Enron sempat mengalami penurunan saham yang sangat tajam. Namun pihak dari Enron tidak menanggapi dengan cepat penurunan saham yang tajam ini sehingga saham perusahaan tak bernilai lagi.

h. Prinsip Kesetaraan menurut KNKG dan Prinsip Perlakuan yang adil terhadap para pemegang saham menurut OECD. Perusahaan wajib menjamin perlakuan yang adil terhadap semua pemegang saham perusahaan dengan menjamin mendapatkan perlakuan yang sama baik antara pemegang saham minoritas maupun mayoritas. Dalam kasus ini, pendiri perusahaan Enron, Kenneth Lay melakukan hal yang tidak adil terhadap pemegang saham yang lain dengan cara menjual saham yang ia miliki karena telah mengetahui apa yang akan terjadi di masa mendatang di perusahaan Enron tersebut (insider trading).

i. Prinsip Wawasan ke Depan yang diterbitkan oleh KNKG. Terkait dengan kasus ini, perusahaan Enron dan WorldCom merupakan dua perusahaan besar di Amerika. Enron berusaha dengan berbagai macam cara untuk menaikkan laba perusahaan agar kinerja keuangannya tetap dinilai baik dimata investor dan pemegang saham. WorldCom juga melakukan hal yang tidak wajar agar pendapatannya dianggap baik oleh pemegang saham dan juga investor. Namun, hal ini malah membawa perusahaan bukan menuju kesuksesan namun menuju kehancuran perusahaan itu sendiri.

j. Prinsip Partisipasi yang diterbitkan oleh KNKG. Dalam kasus ini, perusahaan Enron memiliki utang-utang yang besar dan WorldCom yang memiliki pendapatan perusahaan yang mengalami penurunan dan utang yang meningkat. Kedua perusahaan ini seharusnya bisa melakukan RUPS untuk mendiskusikan terkait masalah utang-utang yang dimiliki kedua perusahaan ini. Namun, kedua perusahaan ini lebih memilih untuk bungkam dan menutup-nutupi informasi

(19)

kepada pemegang saham dan memutuskan untuk menyelesaikan masalah utang-utang tersebut sendiri.

k. Prinsip Penegakan Hukum yang diterbitkan oleh KNKG. Dalam kasus ini, KAP Andersen menghancurkan bukti-bukti audit perusahaan Enron berupa kertas audit, namun bukti-bukti tersebut telah dihancurkan bahkan sebelum mencapai 6 tahun. Hal ini dianggap salah dalam hukum, karena penghancuran bukti dilakukan setelah 6 tahun, sehingga KAP Andersen dianggap melanggar hukum.

l. Prinsip GCG yang diterbitkan oleh OECD, Landasan hukum yang diperlukan untuk menjamin penerapan good corporate governance secara efektif. Jika pemerintah di suatu negara menginginkan prinsip good corporate governance efektif diterapkan, maka pemerintah wajib membangun landasan hukum yang baik kuat agar hal tersebut terjadi. Terkait mengenai kasus ini, landasan hukum untuk mengatur penerapan good corporate governance di Amerika Serikat belum kuat sehingga banyaknya pelanggaran-pelanggaran yang terjadi seperti kasus diatas. Namun, setelah adanya kasus WorldCom mulai diberlakukannnya hukum yang dinamakan SOX (Sarbanes-Oxley Act) yang dibuat oleh SEC.

m. Prinsip Peranan the stakeholders dalam corporate governance yang diterbitkan oleh OECD. Perlindungan hak dan kepentingan para anggota stakeholders non-pemegang saham sangat diperlukan karena keberhasilan operasi bisnis perusahaan ditentukan oleh kerjasama para anggota stakeholders. Dalam kasus ini, perusahaan Enron tidak berhasil melindungi hak-hak dari karyawan Enron ini sendiri. Akibat kecurangan yang dilakukan oleh Enron, berdampak pula pada karyawan Enron. Awalnya karyawan Enron dipaksa untuk membeli saham untuk dana pensiun dan mempercayakan reputasi perusahaan namun karyawan Enron hanya dimanfaatkan oleh pihak perusahaan demi keuntungan semata perusahaan. Namun, karyawan pun dirugikan akibat tindakan perusahaan Enron sendiri.

n. Prinsip Tanggung jawab Dewan Pengurus yang diterbitkan oleh OECD. Board of Directors bertanggung jawab atas kepatuhan perusahaan yang mereka kelola terhadap undang-undang atau ketentuan hukum yang berlaku. Dalam hal ini, dewan pengurus perusahaan Enron telah mengetahui apa yang telah dilakukan oleh manajemennya dalam memanipulasi laporan keuangan. Namun, dewan pengurus Enron tidak menghentikan pemanipulasian laporan keuangan tersebut

(20)

oleh manajemen perusahaan. Sehingga dewan pengurus tidak bertanggungjawab terhadap perusahaan yang mereka kelola dengan melanggar hukum-hukum yang ada.

(21)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Auditor eksternal merupakan orang yang melakukan audit eksternal pada sebuah organisasi/perusahaan. Audit eksternal pada perusahaan dilakukan dengan mengecek dokumen-dokumen dan catatan-catatan serta peralatan elektronik dan pengendalian komputer. Tujuan pemeriksaan auditor eksternal adalah untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen perusahaan. Laporan Eksternal Auditor berisi opini mengenai kewajaran laporan keuangan, selain itu berupa management letter, yang berisi pemberitahuan kepada manajemen mengenai kelemahan dan pengendalian intern beserta saran-saran perbaikannya.

Dalam kasus Enron dan WorldCom, selain terdapat pelanggaran dari dua perusahaan besar ini juga terdapat pelanggaran pada KAP Arthur Andersen yang dimana KAP dan dua perusahaan ini sama-sama melanggar prinsip-prinsip good corporate governance baik yang dikeluarkan oleh KNKG, OECD, maupun menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-117/M-MBU/2002. Setelah kasus ini menghebohkan publik akan kelemahan penerapan prinsip-prinsip GCG, yang pada awalnya pemerintah Amerika Serikat tidak memiliki hukum yang jelas dalam mengatur pelaksanaan good corporate governance, kemudian diciptakan hukum yang dikeluarkan oleh SEC yang diberi nama SOX (Sarbanes-Oxley Act).

3.2 Saran

Dalam hal ini kami menyarankan bahwa diharapkan baik perusahaan maupun auditor eksternal dapat menjalankan prinsip-prinsip GCG dengan baik terutama dalam independensi dan transparansi agar terwujudnya perusahaan yang memiliki tata kelola yang baik.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Sutojo, Siswanto dan E. John Aldridge. 2008. Good Corporate Governance. Jakarta: PT Damar Mulia Pustaka

www.scribd.com

http://www.academia.edu/14931240/Makalah_Pemeriksaan_Akuntansi_-_WorldCom_

Referensi

Dokumen terkait

Kasus Enron, Arthur andersen, dan WorldCom memberikan kesadaran yang "ah lebih besar  dari masalah-masalah dan tren etika yang sedang ber"alan, termasuk kon!lik kepentingan

membangun kepercayaan masyarakat justru menjadi sesuatu yang tidak dianggap. Contoh pelanggaran Etika pada kasus Enron adalah dilakukan oleh pihak perusahaan dan pihak

Auditor independen Arthur Enderson di tuding ikut berperan dalam menyusun pembukuan kreatif Enron dan yang lebih mengejutkan lagi kantor hokum yang menjadi penasehat Enron juga

Bursa Saham Dunia Masih Trauma Efek Domino Skandal Enron dan WorldCom?. SIAPA yang bisa membuat bursa-bursa saham bergairah atau

Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah mempertanyakan praktek akuntansi perusahaan yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan kekhawatiran berkaitan

Agar kasus serupa dengan kasus Enron Corporation tidak terulang kembali dalam perusahaan dan kemudian merugikan berbagai pihak yang terlibat, maka penulis

penghancuran dokumen ini memberi keyakinan pada publik dan kongres bahwa Arthur Andersen sebenarnya mengetahui bisnis buruk dari Enron, tetapi tidak mau mengungkapkannya dalam

•Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan publik tidak hanya melakukan manipulasi laporan keuangan, Andersen juga telah melakukan tindakan yang tidak etis, dalam kasus Enron