• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP DASAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONSEP DASAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERB"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I negara yaitu UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab dan Pengelolaan Keuangan Negara.

Sesuai dengan amanat UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Pemerintah telah menetapkan PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Standar Akuntansi Pemerintahan tersebut menganut basis kas menuju akrual (cash toward accrual) yaitu menggunakan basis kas untuk pengakuan transaksi pendapatan, belanja dan pembiayaan, dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana.

Namun, penerapan PP No. 24 Tahun 2005 masih bersifat sementara sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 36 ayat (1) UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang menyatakan bahwa selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas.

Pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual menurut Pasal 36 ayat (1) UU No. 17 Tahun 2003 dilaksanakan paling lambat 5 (lima) tahun. Oleh karena itu, PP No. 24 Tahun 2005 perlu diganti. Diterbitkannya PP No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menganut basis akrual secara penuh, yang menggantikan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Kas Menuju Akrual menurut PP No. 24 Tahun 2005 tersebut dimulai pada tahun 2015.

(2)

1.2 Maksud dan Tujuan

(3)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual

Konsep Dasar Akuntansi adalah prinsip-prinsip akuntansi yang menerapkan kapan pengaruh atas transaksi atau kejadian harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan. Konsep Dasar Akuntansi pada umumnya ada 2 (dua) yaitu basis kas dan basis akrual. Akuntansi berbasis kas adalah transaksi ekonomi dan kejadian lain diakui ketika kas diterima oleh kas pemerintah atau dibayarkan dari kas pemerintah. Sedangkan akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Dalam akuntansi berbasis akrual, waktu pencatatan (recording) sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya, sehingga dapat menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat.

Dengan pelaporan berbasis akrual, pengguna dapat mengidentifikasi posisi keuangan pemerintah dan perubahannya, bagaimana pemerintah mendanai kegiatannya sesuai dengan kemampuan pendanaannya sehingga dapat diukur kapasitas pemerintah yang sebenarnya. Akuntansi pemerintah berbasis akrual juga memungkinkan pemerintah untuk mengidentifikasi kesempatan dalam menggunakan sumber daya masa depan dan mewujudkan pengelolaan yang baik atas sumber daya tersebut. PP No. 71 2010 Pasal 1 ayat (8) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan SAP Berbasis Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN atau APBD. 2.2 Tujuan dan Manfaat Penggunaan Basis Akrual

Adapun tujuan penggunaan basis akrual yaitu:

1. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas (penganggaran, akuntansi dan pelaporan) 2. Meningkatkan pengendalian fiskal, manajemen asset

3. Meningkatkan akuntanbilitas dalam program penyediaan barang dan jasa oleh pemerintah

4. Informasi yang lebih lengkap bagi pemerintah untuk pengambilan keputusan 5. Mereformasi sistem anggaran belanja

6. Transparansi yang lebih luas atas biaya pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah Manfaat yang diperoleh dari penerapan basis askrual adalah :

1. Gambaran yang utuh atas posisi keuangan pemerintah 2. Informasi yang sebenarnya kewajiban pemerintah

(4)

4. Standar yang dapat diterima umum

5. Memperkuat pengelolaan dan pengembangan anggaran, khususnya melalui pengakuan dan pengendalian asset dan kewajiban pemerintah

6. Sesuai Statistik Keuangan Pemerintah (GFS) yang dipraktekkan secara internasional 2.3 Persamaan Dasar Akuntansi

Dalam akuntansi dikenal persamaan akuntansi. Kekayaan, utang, dan modal yang dimiliki perusahaan dapat tercermin dalam persamaan akuntansi. Setiap transaksi yang terjadi dianalisis dalam persamaan dasar akuntansi. Persamaan akuntansi diperlukan untuk mengenalkan awal pemikiran akuntansi dalam melakukan pencatatan transaksi keuangan. Hal penting yang dipegang dalam persamaan dasar akuntansi adalah adanya prinsip keseimbangan antara harta dengan aktiva.

Hubungan antara aset, kewajiban, dan ekuitas dapat dinyatakan dalam persamaan berikut ini:

Aset = Kewajiban + Ekuitas

1. Aset, adalah sumber daya ekonomis yang dimiliki dan atau dikuasai dan dapat diukur dengan satuan uang. Dalam persamaan dasar akuntansi tersebut, Aset merupakan wujud kekayaan yang mempunyai nilai uang yang sama dengan sumber (darimana wujud kekayaan tersebut diperoleh), yaitu Kewajiban ditambah Ekuitas Dana. Artinya, bertambahnya Aset dapat diperoleh dari (penambahan) Kewajiban dan/atau (penambahan) Ekuitas Dana. Demikian pula sebaliknya, berkurangnya Aset dapat digunakan untuk (pengurangan) Kewajiban dan/atau (pengurangan) Ekuitas Dana.

2. Kewajiban, sebagai utang kepada pihak ketiga sebagai akibat transaksi keuangan masa lalu (tahun-tahun anggaran sebelumnya), atau berupa penerimaan yang perlu dibayar kembali. Dalam persamaan dasar akuntansi, menunjukkan bahwa bertambahnya Kewajiban dapat menyebabkan bertambahnya Aset dan/ atau berkurangnya Ekuitas Dana. Demikian pula sebaliknya, berkurangnya Kewajiban dapat menyebabkan berkurangnya Aset dan/atau bertambahnya Ekuitas Dana.

3. Ekuitas dana, adalah jumlah kekayaan bersih yang merupakan selisih antara jumlah Aset dengan jumlah Kewajiban. Dalam persamaan dasar akuntansi, menunjukkan bahwa bertambahnya Ekuitas Dana dapat menyebabkan bertambahnya Aset dan/atau berkurangnya Kewajiban. Demikian pula sebaliknya, berkurangnya Ekuitas Dana dapat menyebabkan berkurangnya Aset dan/atau bertambahnya Kewajiban.

(5)

a. Pendapatan LRA vs Belanja

Pendapatan-LRA diakui pada saat uang diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah, yang mana pencatatan pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu mencatat jumlah bruto penerimaan, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran), namun ketika biaya atas pendapatan tersebut bersifat variabel dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka dapat mencatat nilai netonya.

Sedangkan Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Belanja termasuk transfer pengeluaran kepada entitas pelaporan lainnya (misalnya bagi hasil pajak atau bantuan keuangan provinsi ke kabupaten/kota).

Selisih antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit-LRA. Surplus-LRA terjadi jika jumlah pendapatan-LRA selama suatu periode lebih besar daripada jumlah belanja pada periode tersebut, begitupula sebaliknya, defisit-LRA terjadi jika jumlah pendapatan-LRA lebih kecil dari jumlah belanja selama satu periode pelaporan tersebut.

b. Pendapatan LO vs Beban

Pendapatan-LO adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali. Sedangkan beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi asset atau timbulnya kewajiban.

Surplus dari kegiatan operasional adalah selisih lebih antara pendapatan-LO dan beban selama satu periode pelaporan. Defisit dari kegiatan operasional adalah selisih kurang antara pendapatan-LO dan beban selama satu periode pelaporan. Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan beban selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit dari Kegiatan Operasional.

2.4 Implementasi PUSAP (BAS Daerah)

(6)

Ketentuan PUSAP bertujuan untuk memberikan pedoman bagi Pemerintah dalam rangka:

 Penyusunan Sistem Akuntansi Pemerintahan yang mengacu pada SAP berbasis Akrual; dan

 Penerapan statistik keuangan Pemerintah untuk penyusunan konsolidasi fiskal dan statistik keuangan Pemerintah secara nasional.

 Laporan keuangan disusun melalui suatu sistem akuntansi pemerintahan yang mengacu pada pedoman umum sistem akuntansi pemerintahan.

 Pemerintah pusat menyusun laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN.

 Pemerintah daerah menyusun laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD.

Bagan Akun Standar (BAS) adalah suatu daftar akun yang disusun secara sistematis berdasarkan struktur akun yang telah ditetapkan. Akun yang dimaksud disini adalah kode yang digunakan dalam sistem pengelolaan keuangan negara, termasuk kode dan nama akun yang digunakan dalam akuntansi suatu transaksi. Dengan demikian, Bagan Akun Standar memuat seluruh kode yang digunakan dalam pengelolaan keuangan negara.

Bagan Akun Standar (BAS) sebagai pedoman dalam menyusun perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan perintah. BAS yang efektif dapat mengakomodasi hal-hal berikut:

 Sebagai dasar penyusunan laporan keuangan dan laporan manajerial

 Merupakan jantung dari sistem di mana modul dan interface mengalir

 Mendukung disiplin anggaran melalui pengaturan klasifikasi anggaran dan framing kepada struktur pelaporan.

 Membantu proses pengambilan keuangan yang efektif

2.5 Konsep HOBO

Struktur hubungan entitas dalam akuntansi yang diimplementasikan di Pemerintah Daerah adalah Home Office & Branch Office (HOBO). Struktur hubungan HOBO lebih tepat untuk menggambarkan hubungan transaksi antara PPKAD (Pejabat Pengelola Keuangan dan Aset Daerah) sebagai Entitas Pelaporan, yaitu unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi atau entitas pelaporan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan dengan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) sebagai Entitas Akuntansi, yaitu unit pemerintahan pengguna anggaran/ pengguna barang yang wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Dengan beberapa alasan yaitu:

1. PPKD-SKPD bukan entitas yang masing-masing berdiri sendiri, melainkan satu kesatuan;

(7)

3. SKPD dimiliki 100% oleh Pemerintah Daerah.

PPKAD sebagai Home Office bertugas membuat laporan keuangan yang berdasarkan PP No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), Komponen-komponen yang terdapat dalam satu set laporan keuangan berbasis akrual terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports) dan laporan finansial, yang jika diuraikan adalah sebagai berikut:

1. Laporan Realisasi Anggaran

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih 3. Laporan Operasional dimulai pada saat anggaran (APBN/APBD) disahkan dan dialokasikan.

Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan. Akuntansi anggaran diselenggarakan sesuai dengan struktur anggaran yang terdiri dari anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

2.7 Siklus Akuntansi Pemerintah

Laporan keuangan yang akurat dapat dihasilkan hanya jika hasil kejadian dan aktivitas bisnis dicatat dengan baik. Kejadian-kejadian tertentu, yang dikenal dengan istilah transaksi, melibatkan pemindahan dan pertukaran barang atau jasa antara dua entitas atau lebih. Setidaknya ada empat tahapan dalam siklus akuntansi pemerintahan, yaitu:

1. Pencatatan, 2. Penggolongan, 3. Peringkasan

4. Penginterpretasian laporan (hasil pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi).

Keempat tahapan dalam siklus akuntansi tersebut tidak berbeda dengan siklus akuntansi pada perusahaan bisnis. Proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi atau peristiwa keuangan, khususnya dalam rangka menyusun laporan realisasi anggaran.

a. Jenis Transaksi Keuangan

Transaksi atau peristiwa keuangan dalam rangka pelaksanaan APBD, pada dasarnya terdiri dari:

(8)

2. Transaksi Pengeluaran Kas, yaitu semua pengeluaran Kas Daerah dalam periode tahun anggaran tertentu.

3. Transaksi Selain Kas, adalah semua transaksi keuangan selain penerimaan Kas Daerah dan pengeluaran Kas Daerah dalam periode tahun anggaran tertentu. Misal: transaksi koreksi kesalahan atas pencatatan sebelumnya atau pemberian atau penerimaan donasi dalam bentuk barang.

b. Media Akuntansi

Transaksi keuangan dalam rangka pelaksanaan APBD yang terdiri dari: penerimaan kas, pengeluaran kas, dan selain kas dalam proses akuntansi dicatat, digolongkan, dan diringkas ke dalam Catatan Akuntansi berdasarkan Dokumen atau Bukti Transaksi yang sah. Dokumen Transaksi merupakan dokumen tertulis sebagai bukti terjadinya suatu transaksi keuangan; sedangkan Catatan Akuntansi, terdiri dari: Buku Jurnal, Buku Besar dan Buku Pembantu. Berdasarkan uraian tersebut, media untuk melaksanakan proses akuntansi meliputi: Dokumen atau Bukti Transaksi, Buku Jurnal, Buku Besar dan Buku Pembantu.

c. Dokumen Transaksi

Dokumen atau Bukti Transaksi adalah formulir-formulir yang digunakan sebagai tanda bukti terjadinya suatu transaksi atau adanya suatu peristiwa keuangan yang menjadi dasar pencatatan dalam akuntansi.

2.8 Pencatatan Transaksi

Pada dasarnya basis akrual untuk akuntansi pemerintahan memunculkan dua proses pencatatan, yaitu pencatatan transaksi pada unit akuntansi finansaial dan pencatatan transaksi pada unit akuntansi pelaksanaan anggaran. Unit akuntansi finansial melakukan proses pencatatan menggunakan persamaan dasar akuntansi sebagai berikut:

Aset + Beban = Kewajiban + Ekuitas Dana dan Pendapatan LO

Persamaan tersebut diaplikasikan dengan disiapkan Rekening/akun untuk mendukung sistem akuntansi yaitu akun aset, akun kewajiban, akun ekuitas, akun pendapatan LO serta akun beban LO.

(9)

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis Akrual merupakan pelaksanaan amanat UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Namun mengingat kesiapan berbagai perangkat yang ada pada unit kerja diseluruh tingkatan pemerintahan, maka pelaksanaannya dilakukan secara bertahap yaitu dengan penerapan SAP berbasis Kas Menuju Akrual berdasarkan PP No. 24 Tahun 2005 dan selanjutnya akan dilaksanakan SAP berbasis Akrual secara penuh sesuai PP No. 71 Tahun 2010 mulai tahun 2015.

Apabila diperbandingkan antara SAP Kas menuju Akrual (PP No. 24 Tahun 2005) dengan SAP Akrual (PP No. 71 Tahun 2010) terdapat beberapa perbedaan. Perbedaan yang paling memerlukan perhatian adalah pada jenis/komponen laporan keuangan, khususnya mengenai Laporan Operasional. Entitas pemerintah melaporkan secara transparan besarnya sumber daya ekonomi yang didapatkan, dan besarnya beban yang ditanggung untuk menjalankan kegiatan pemerintahan. Surplus/defisit operasional merupakan penambah atau pengurang ekuitas/kekayaan bersih entitas pemerintahan bersangkutan.

3.2 Saran

Dalam mengimplementasikan SAP Akrual terdapat beberapa tantangan yang memerlukan perhatian bagi seluruh pihak yang terkait agar implementasinya dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan serta manfaat yang diharapkan. Oleh karena itu, disarankan untuk:

1. Diperlukan langkah-langkah yang penuh dengan kehati-hatian dalam menerapkan basis akrual.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

https://mochram.files.wordpress.com/2014/10/4-materi-bas-150414.pdf

http://anisoerya.blogspot.co.id/2012/12/siklus-akuntansi-pemerintah.html

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan yang tercantum dalam Lembaran Data Keselamatan Bahan ini tidak mewakili kesepakatan pada kualitas bahan /. campuran atau penggunaan yang tercantum sesuai

[r]

Entitas Pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan

Entitas Pelaporan adalah unit Pemerintah Daerah yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi atau entitas pelaporan yang menurut ketentuan peraturan

Uraian tersebut memberikan petunjuk bahwa arca berwahana Nandi yang tersimpan di Pura Puseh Batubulan merupakan arca perwujudan yang memiliki simbol magis dari seorang tokoh

Jumlah total produk yang paling sering digunakan oleh pelanggan dalam pengiriman.. Total tipe barang Jumlah total tipe barang yang paling sering muncul

Metode low pressure injection (LPI) dengan spesifikasi material material solvent free epoxy binder dan structural adhesive yang telah terbukti berhasil dengan baik

Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayar menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat balasan kembali, yang langsung