• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Shofi PENDIDIKAN MENURUT PANDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Shofi PENDIDIKAN MENURUT PANDANG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN MENURUT PANDANGAN ISLAM A. Pendahuluan

Pendidikan merupakan hak hidup bagi semua orang pada setiap tahap umur (anak-anak, remaja, dan dewasa), yang dapat diperoleh baik dalam keluarga, lingkungan, maupun disekolah. Semenjak dalam kandungan, seorang anak sudah mendapat ajaran dan pendidikan dasar dari keluarganya, terutama dari seorang ibu. Dari ibu pendidikan pertama berasal, karena beliaulah yang lebih banyak menghabiskan waktu bersama anaknya. Segala tingkah laku/ perbuatan dan sifat-sifat seorang anak ditiru dan diperoleh dari kedua orangtuanya, dia akan menyerap serta mengingat apa yang dilihatnya tanpa mengetahui apakah yang dilihatnya itu baik atau buruk baginya kelak. Pendidikan merupakan investasi terpenting yang dilakukan orang tua bagi masa depan anaknya. Sejak anak lahir ke dunia, ia memiliki banyak potensi dan harapan untuk berhasil di kemudian hari. Pendidikanlah yang menjadi jembatan penghubung anak dengan masa depannya itu. Dapat dikatakan, pendidikan merupakan salah satu pembentuk pondasi bagi tumbuh dan berkembangnya seorang anak untuk memperoleh masa depan yang lebih baik.

Dalam Islam pendidikan tidak hanya dilaksanakan dalam batasan waktu tertentu saja, melainkan dilakukan sepanjang usia (long life education), dan juga menekankan akan pentingnya membaca, menelaah, meneliti segala sesuatu yang terjadi di alam raya ini. Membaca, menelaah, meneliti hanya bisa dilakukan oleh manusia, karena hanya manusia makhluk yang memiliki akal dan hati. Selanjutnya dengan kelebihan akal dan hati, manusia mampu memahami fenomena-fenomena yang ada di sekitarnya, termasuk pengetahuan. Dan sebagai implikasinya kelestarian dan keseimbangan alam harus dijaga sebagai bentuk pengejawantahan tugas manusia sebagai khalifah fil ardh.

B. Rumusan Masalah.

1. Pengertian Pendidikan dalam islam 2. Prinsip Pendidikan Islam

3. Konsep Pendidikan Seumur hidup

(2)

C. Pembahasan

1. Pengertian pendidikan

a. Secara Etimologi

Pengertian pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam konteks Islam berhubungan erat dengan konotasi istilah “At-Tarbiyah, Ta’lim, dan At-ta’dib”. Kata tarbiyah berasal berasal dari kata rabba, yarubbu, rabban1 yang berarti mengasuh, memimpin, mengasuh (anak). Penjelasan atas kata At-Tarbiyah ini lebih lanjut dapat dikemukakan sebagai berikut. rabba, yarubbu tarbiyatan yang mengandung arti memperbaiki (ashlaha), menguasai urusan, memelihara dan merawat, memperindah, memberi makna, mengasuh, memiliki, mengatur, dan menjaga kelestarian maupun eksistensinya. Dengan menggunakan kata yang ketiga ini, meka terbiyah berarti usaha memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki dan mengatur kehidupan peserta didik, agar dapat survive lebih baik dalam kehidupannya.2 Dengan demikian, pada kata At-Tarbiyah tersebut mengandung cakupan tujuan pendidikan, yaitu menumbuhkan dan mengembangkan potensi; dan proses pendidikan, yaitu memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki dan mengaturnya.

Sedangkan At-Ta’lim menurut Mahmud Yunus dengan singkat mengartikan hal yang berkaitan dengan mengajar dan melatih.3 Sementara itu Muhammad Rasyid Ridha mengartiakan At-Ta'lim sebagai proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu.4 Adapun H.M Quraisy Shihab, ketika mengartikan kata yu’allimu sebagaimana terdapat pada surah al-Jumu'ah (62) ayat 2, dengan arti mengajar yang intinya tidak lain kecuali mengisi benak anak didik dengan pengetahuan yang berkaitan dengan alam metafisika serta fisika.5

1. Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, Jakarta : PT Mahmud Yunus Wa Dzuriyyah, 2007, hal 136

2. Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir,Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media,2010, hal 11

3. Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, hal 278

4. Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir,Ilmu Pendidikan Islam, hal 19

(3)

Kata At-Ta’dib berasal dari kata addaba, yuaddibu, ta'diban yang berarti pendidikan. Kata At-Ta’dib berasal dari kata adab yang berarti beradab. Bersopan santun, tata krama, adab, budi pekerti, akhlak, moral, dan etika.6

b. Secara Terminologi7

Istilah atau terminologi pada dasarnya merupakan kesepakatan yang dibuat para ahli dalam bidangnya masing-masing terhadap pengertian tentang sesuatu. Dengan demikian dalam istilah tersebut terdapat visi, misi, tujuan yang diinginkan oleh yang merumuskannya, sesuai dengan latar belakang pendidikan, keahlian, kecenderungan, kepentingan, kesenangan dan sebagainya. Berikut pengertian menurut para ahli ;

Menurut Ahmad Fuad al Ahwaniy : “Pendidikan adalah pranata yang bersifat sosial yang tumbuh dari pandangan hidup tiap masyarakat. Pendidikan senantiasa sejalan dengan pandangan falsafah hidup masyarakat tersebut, atau pendidikan itu pada hakikatnya mengaktualisasikan falsafah dalam kehidupan nyata.”

Menurut Muhammad Athiyah al Abrasyi : “Pendidikan Islam tidak seluruhnya bersifat keagamaan, akhlak, dan spiritual, namun tujuan ini merupakan landasan bagi tercapainya tujuan yang bermanfaat. Dalam asas pendidikan Islam tidak terdapat pandangan yang bersifat materialistis, namun pendidikan Islam memandang materi, atau usaha mencari rezeki sebagai masalah temporer dalam kehidupan, dan bukan ditujukan untuk mendapatkan materi semata-mata, melainkan untuk mendapatkan manfaat yang seimbang. Di dalam pemikiraan al Farabi, Ibnu Sina, Ikhwanul as Shafa terdapat pemikiran, bahwa kesempurnaan seseorang tidak akan tercapai, kecuali dengan mensinergikan antara agama dan ilmu.”

Menurut rumusan Konferensi Pendidikan Islam sedunia yang ke-2, pada tahun 1980 di Islamabad: “Pendidikan harus ditujukan untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan personalitas manusia secara menyeluruh, dengan cara melatih jiwa, akal, perasaan, dan fisik manusia. Dengan demikain

(4)

pendidikan diarahkan untuk mengembangkan manusia pada seluruh aspeknya ; spiritual, intelektual, daya imajinasi, fisik, keilmuan dan bahasa, baik secara individual maupun kelompok serta dorongan seluruh aspek tersebut untuk mencapai kebaikan dan kesempurnaan. tujuan akhir pendidikan diarahkan pada upaya merealisasikan pengabdian manusi kepada Allah ta’ala, baik pada tingkat individual, maupun masyarakat dan kemanusiaan secara luas.”

2. Prinsip Pendidikan Islam

Pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS memiliki arti yaitu: “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”

Pendidikan dalam Islam dilaksanakan berdasarkan beberapa prinsip, antara lain:8 1. Berlangsung seumur hidup

Menuntut ilmu itu hukumnya fardhu ‘ain, yaitu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim selama hidupnya, karena itulah mencari ilmu atau pendidikan itu berlangsung seumur hidup, yakni semenjak dilahirkan sampai meninggal.

2. Tidak dibatasi ruang dan jarak

Pendidikan dalam Islam dapat dilaksanakan dimana saja, tidak hanya di dalam ruang kelas saja, tapi juga bisa di alam terbuka. Bukan hanya di dalam negeri bahkan kalau mau ke luar negeri juga bisa. Sabda Rasulullah Saw ;

”Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri China, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu diwajibkan atas tiap orang Islam, dan bahwasanya malaikat itu akan merendahkan sayapnya kepada orang yng menuntut ilmu karena rela (senang) pada orang-orang yang menuntut ilmu” (HR. Ibnu Barri).

3. Berakhlakul karimah

Menuntut ilmu haruslah memperhatikan adab atau tata tertib, baik ketika berlangsung proses pembelajaran, maupun sebelum dan sesudahnya; misalnya

(5)

murid/peserta didik menghormati gurunya, dan guru juga menghargai serta mengasihi muridnya.

4. Bersungguh-sungguh dan rajin

Setiap pengalaman ibadah dalam Islam (termasuk pendidikan) harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan rajin (berkesinambungan) karena hanya dengan demikian akan terwujud harapan serta akan diridhai Allah Swt.

5. Harus diamalkan

Setiap ilmu yang telah dimiliki, dipahami dan diyakini kebenarannya haruslah diamalkan. Manfaat ilmu baru dirasakan dan lebih berkah setelah diamalkan. Orang yang mempunyai banyak ilmu tapi tidak pernah diamalkan ibarat pohon rindang tapi tak berbuah, jadi kurang atau tidak bermanfaat, akibatnya mereka juga akan sangat menyesal di akhirat kelak. Sabda Rasulullah Saw.:

“Perumpamaan orang yang menuntut ilmu, lalu tidak mengajarkan, menyebarkan, dan mengamalkannya adalah seperti orang yang menyimpan (menimbun) hartanya tapi tidak pernah membelanjakannya” (HR. Thabrani). 6. Guna mewujudkan kemaslahatan/kebaikan hidup

Setiap ilmu yang didapat selain harus diamalkan juga harus membawa manfaat, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Misalnya ada perubahan perilaku dirinya menuju ke arah yang lebih baik, setelah ia mendapatkan ilmu. Sabda Rasulullah Saw.:

“Orang yang paling berat penderitaannya di hari kiamat ialah orang pandai yang pengetahuannya tak memberi manfaat baginya” (HR. Thabrani).

3. Konsep Pendidikan Seumur Hidup

Istilah konsep berasal dari bahasa latin yaitu conceptum, artinya sesuatu yang dipahami.9 Di dalam memahami konsep pendidikan seumur hidup, harus dipahami dulu bahwa setiap individu selalu berusaha untuk dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan di sekitarnya. Proses penyesuaian diri ini dilakukan dengan cara mengubah dirinya, dalam arti berusaha memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan atau mengubah lingkungannya. Karena lingkungan tempat hidup individu tersebut selalu dan terus berubah serta

(6)

berlangsung dengan cepat, sehingga proses penyesuaian diri ini juga akan berlangsung terus selama individu tersebut hidup.

Berdasarkan proses tersebut diatas, maka pendidikan tidak dipandang sebagai persiapan untuk hidup di dalam masyarakat yang berlangsung hanya sementara, melainkan suatu bagian dari hidup manusia. Karena itulah proses pendidikan adalah proses yang berlangsung seumur hidup, yaitu sejak manusia lahir sampai meninggal dan berlangsung di lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, maupun di lingkungan pekerjaan. Sehingga dapat dimengerti bahwa sekolah hanyalah salah satu sumber pendidikan dalam pendidikan seumur hidup. Jadi pendidikan erat sekali hubungannya dengan belajar. Belajar ialah suatu proses, dan melalui proses ini terjadi pendidikan. Konsep pendidikan seumur hidup sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan oleh para pakar pendidikan. Jauh sebelum PBB pada tahun 1970-an memprakarsai “Pendidikan Seumur Hidup / PSH” (Life Long Integrated Education), apalagi bagi umat Islam, sebelum orang barat mengusungnya, pada abad ketujuh Islam sudah mengenalnya seperti yang dinyatakan oleh Nabi Muhammad Saw.:

ِد ْحّلا ىَلِإ ِدْهَمْلا َنِم َمْلِعْلا ُبُلْطُا Artinya:

“ Tuntutlah ilmu dari buaian sampai meninggal dunia”

Sayangnya, kepopuleran ajaran pendidikan seumur hidup dari Rasulullah SAW itu tidak sempat menggugah perhatian kita untuk memprakarsainya menjadi world program. Dalam Al-Qur’an sendiri telah memberi isyarat bahwa permasalahan pendidikan sangat penting, jika Al-Qur’an dikaji lebih mendalam maka kita akan menemukan beberapa prinsip dasar pendidikan, yang selanjutnya bisa kita jadikan inspirasi untuk dikembangkan dalam rangka membangun pendidikan yang bermutu. Ada beberapa indikasi yang terdapat dalam Al-Qur’an yang berkaitan dengan pendidikan, antara lain; menghormati akal manusia, bimbingan ilmiah, fitrah manusia, penggunaan cerita (kisah) untuk tujuan pendidikan dan memelihara keperluan sosial masyarakat.10

(7)

Salah satu ayat Al-Qur’an yang membicarakan hal ini yaitu dalam surat Al-Mujaadilah ayat 11;

َ اا ِعَفْرَي اوُزُشْناَف اوُزُشْنا لْيِقاَذِأَو ْمُكَل ُ َاا ِحَسْفَي اوُحَسْفاَف ِسِلاَجَمْلا يِف اْوُحّسَفَت ْمُكَل لْيِق اَذِا اْوُنَمآ نْيِذالا َاههيَا اَي رْيِبَخ َنْوُلَمْعَت اَمِب ُ ّاَو ِتاَجَرَد َمْلِعْلا اوُتْوُأ َنْيِذالاَو ْمُكْنِم اوُنَمَآ َنْيِذالا.

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Menurut konsep life long education, pendidikan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Pendidikan akan selalu berlangsung dalam totalitas kehidupan, di dalam keluarga, suku bangsa, melalui agma, mesjid, gereja, sekolah formal, organisasi-organisasi kerja, organisasi pemuda, dan organisasi masyarakat pada umumnya, dengan membaca buku, mendengarkan radio, memperhatikan televisi, dan sebagainya.11

4. Tujuan dan Urgensi Pendidikan Seumur hidup

a. Tujuan

Ada dua tujuan untuk pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup, yaitu:12

 Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin. Sehingga secara potensial keseluruhan potensi manusia diisi kebutuhannya agar berkembang secara wajar.

11. Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik (Dasar-dasar Ilmu Mendidik), cet. I, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), hal. 217.

(8)

 Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dan dinamis, maka pendidikan wajib belajar berlangsung selama manusia hidup.

Di dalam UU nomor 2 tahun 1989, penegasan tentang pendidikan seumur hidup dikemukakan dalam pasal 10 ayat (1) yang berbunyi:

“Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah. Jalur pendidikan luar sekolah dalam hal ini termasuk di dalamnya pendidikan keluarga. Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral, dan

keterampilan.”

Sementara dalam Pasal 26 dinyatakan bahwa peserta didik berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan dirinya dengan belajar pada setiap saat dalam perjalanan hidupnya sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan masing-masing.

Dasar pendidikan seumur hidup bertitik tolak atas keyakinan bahwa proses pendidikan dapat berlangsung selama manusia hidup, baik di dalam maupun di luar sekolah

b. Urgensi

Islam menekankan akan pentingnya pendidikan dalam kehidupan manusia. Karena tanpa pendidikan niscaya manusia akan berjalan mengarungi kehidupan ini bagaikan orang tersesat, yang implikasinya akan membuat manusia semakin terlunta-lunta kelak di hari akhirat.

Rasulullah SAW bersabda:

(9)

Dari sini, sudah seyogyanya manusia selalu berusaha untuk menambah kualitas ilmu pengetahuan dengan terus berusaha mencarinya hingga akhir hayat.

Fuad Ihsan13 menulis beberapa dasar pemikiran, ditinjau dari beberapa aspek- tentang urgensi pendidikan seumur hidup, antara lain:

 Aspek ideologis, setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan, meningkatkan pengetahuan dan menambah keterampilannya. Pendidikan seumur hidup akan membuka jalan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi diri sesuai dengan kebutuhan hidupnya.

 Aspek ekonomis, pendidikan merupakan cara yang paling efektif untuk dapat keluar dari “lingkungan setan kemelaratan” akibat kebodohan, pendidikan seumur hidup akan memberi peluang bagi seseorang untuk meningkatkan produktivitas, memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya, hidup di lingkungan yang sehat dan menyenangkan, serta memiliki motivasi dalam mendidik anak-anak secara tepat sehingga pendidikan keluarga menjadi penting.

 Aspek sosiologis, di negara berkembang banyak orang tua yang kurang menyadari pentingnya pendidikan sekolah bagi anak-anaknya, ada yang putus sekolah bahkan ada yang tidak sekolah sama sekali. Pendidikan seumur hidup bagi orang tua merupakan problem solving terhadap fenomena tersebut.

 Aspek teknologis, pendidikan seumur hidup sebagai alternatif bagi para sarjana, teknisi dan pemimpin di negara berkembang untuk memperbaharui pengetahuan dan keterampilan seperti dilakukan negara-negara maju.

 Aspek Politis, tugas pendidikan seumur hidup menjadikan seluruh rakyat menyadari pentingnya hak-hak pada negara demokrasi. Selain itu, pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada seluruh

(10)

rakyat untuk memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR, dan lembaga-lembaga negara lainnya. Tugas pendidikan seumur hidup menjadikan seluruh rakyat menyadari pentingnya hak-hak pada negara demokrasi.

 Aspek Psikologis dan Pedagogis, untuk memberikan keterampilan secara cepat dan mengembangkan daya adaptasi maka pendidikan seumur hidup memerlukan suasana yang kondusif.

D. Penutup

a. Kesimpulan

Proses pendidikan merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, yaitu sejak manusia lahir sampai meninggal dunia dan berlangsung di lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, serta di lingkungan pekerjaan.

Benih-benih pandangan tentang proses pendidikan seumur hidup ini telah lama ada dalam sejarah pemikiran tentang pendidikan, bahkan waktu Nabi Muhammad Saw. masih hidup, namun penerapannya baru muncul sebagai asas pelaksanaan pendidikan pada abad 20.

Penerapan konsep pendidikan seumur hidup pada isi program pendidikan dimasyarakat ada berbagai macam dengan berbagai variasi, antara lain dengan cara: pendidikan baca tulis fungsional, pendidikan vokasional, pendidikan profesional, pendidikan ke arah perubahan dan perkembangan, pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik, serta pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang.

(11)
(12)

Daftar Pustaka

 Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, Jakarta : PT Mahmud Yunus Wa

Dzuriyyah, 2007

 Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir,Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media,2010

 Abudddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta: Kencana Prenada Media,2012

 Heri Jauhar Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005)

 Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik (Dasar-dasar Ilmu Mendidik), cet. I,

(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997)

 Hasbullah. 2008. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Umum dan Agama Islam). Edisi Revisi 6. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996)

 https://id.wikipedia.org/wiki/Konsep

Referensi

Dokumen terkait

“Persediaan adalah suatu aktiva meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha normal, atau persediaan barang yang

Nurdiansyah, “Karakteristik Metode Pembelajaran Dalam Hadits Tentang Air Laut” , (Skripsi S1 Program Studi Pendidikan Agama Islam, STIT Al Marhalah Al „Ulya, 2013), h.. memberi

berkontribusi pada daya saing bangsa, (4) menyelenggarakan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang pendidikan dan non-kependidikan yang diperlukan dalam

Dalam penelitian ini, memahami isi bacaan dilihat dari bagaimana kemampuan peserta didik dalam menjawab pertanyaan yang telah diberikan oleh guru sesuai dengan

Resiko injuri berhungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan untuk mencegah terjadinya

Memperluas pengetahuan tentang perspektif obat pelengkap seperti terapi komplementer, dilakukan oleh sebagian orang-orang dalam beberapa budaya di dunia yaitu sangat penting

Penelitian yang telah dilakukan memberikan ke- simpulan bahwa gambaran komunikasi interperson- al guru mata pelajaran dengan guru BK di SMP Neg- eri  masuk pada kategori

Adapun untuk data-data yang akan dijadikan ukuran seberapa akurat hasil perhitungan awal bulan Qamariah dengan menggunakan metode yang terdapat dalam kitab al-Dūrr