• Tidak ada hasil yang ditemukan

Histocytoma Pangkal Penis Pada Anjing lokal Bali.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Histocytoma Pangkal Penis Pada Anjing lokal Bali."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

STUDI KASUS

HISTIOCYTOMA PANGKAL PENIS PADA ANJING LOKAL BALI

Oleh :

I Wayan Gorda

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

(4)
(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(6)

iv

KATA PENGANTAR

Pujidansyukur kami panjatkankehadiratTuhan Yang MahaEsa, karena atas berkatdan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan studi kasus Histiocytoma Pangkal Penis Pada Anjing Lokal Bali dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Kejadian TumorHistiocytoma Pangkal Penis Pada Anjingmemang merupakan kasus yang amat jarang terjadi. Maka dar iitu suatu kebanggan bagi kami karenapernahmenemukankasusini. Untuk itu mudah-mudahan laporan kasus Histiocytoma Pangkal Penis Pada Anjing dapat disimak sebaga iacuan bagi yang gemar melakukan atau membuat karya tulis. Demikian agar dapat dimanfaatka nuntuk sebuah karya ilmiah. Dalam kesempatan yang berbahagia ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih.

Denpasar, 24 Januari 2016

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anjing merupakan hewan yang sangat dekat dengan menusia dan merupakan salah satu satwa liar yang telah mengalami poses domestikasi sejak ribuan tahun lalu. Menurut analisis para ahli, proses domestikasi anjing telah berlangsung sekitar 14.000-15.000 tahun yang lalu (Soeharsono, 2005) Hingga terbentuklah berbagai jenis ras anjing yang sesuai dengan kebutuhan manusia. Fungsi anjing dalam kehidupan manusia selain sebagai hewan peliharaan, dapat juga dimanfaatkan sebagai penjaga rumah, anjing pelacak yang digunakan oleh pihak kepolisian, bahkan anjing terkadang menjadi bagian dari regu penolong untuk mencari korban dari sebuah musibah, serta anjing menjadi sahabat setia dan penunjuk jalan bagi mereka yang tuna netra. Dengan berbagai macam manfaat yang diberikan oleh anjing tentu kita juga harus memberikan perhatian yang terbaik untuk anjing peliharaan kita (Nurhidayati, 2008). Memelihara anjing tidaklah mudah karena banyak kendala dalam pemeliharaannya, Salah satunya adalah penyakit. Banyak jenis penyakit dapat menyerang anjing dari penyakit yang ringan sampai yang mematikan salah satunya adalah penyakit tumor.

Secara klinik istilah tumor digunakan untuk semua tonjolan atau pembengkakan baik karena radang, perdarahan ataupun neoplasma (Sudiono dkk., 2003). Tumor adalah adanya pertumbuhan yang tidak terkendali pada suatu jaringan di dalam tubuh individu atau suatu masa jaringan yang abnormal dimana pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinasi dengan jaringan normal di sekitarnya (Dharma dan Putra, 1997).

Tumor ada dua macam yaitu tumor jinak (Benigna) dan tumor ganas (Maligna) (Sudiono dkk., 2003). Menurut Dharma dan Putra, dkk. (1997), tumor jinak (Benigna)

(8)

2

metastatik, sulit diambil, sering menyebabkan nekrosis pada jaringan sekitarnya, bila diangkat cenderung tumbuh lagi, pertubuhannya cepat dan menyebabkan kematian.

Salah satu tumor jinak yang dapat menyerang hewan anjing adalah

Histiocytoma. Menurut Moulton, 1978, menyatakan bahwa Histiocytoma adalah pertumbuhan abnormal yang jinak (Benigna) pada anjing. Penanganan tumor

Histiocytoma ini dapat dilakukan dengan pengangkatan masa tumor melalui pembedahan. Operasi pengangkatan ini mungkin diperlukan jika tumor tidak sembuh atau berkembang menjadi besar sehingga dapat mengganggu pertumbuhan jaringan sekitarnya serta menggangu metabolisme dan fungsi umum organ yang terinisiasi oleh tumor tersebut.

1.1 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini yaitu untuk mengetahui penanganan dan pencegahanHistiocytoma pada anjing jantan.

1.2 Manfaat

(9)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Histiocytoma

Histiocytoma merupakan tumor jinak pada semua jenis anjing. Tumor ini tidak memiliki kecenderungan berdasarkan kelamin (Moulton, 1978). Histiocytoma paling sering diamati pada anjing muda (Woods, et al, 2004). Sekitar 50% kejadian

Histiocytoma ini khas mempengaruhi anjing muda dibawah umur 2 tahun (Moulton, 1978). Ras anjing yang mungkin lebih beresiko terhadap tumor ini diantaranya Bulldogs, Skotlandia Terriers, Boxer, Boston Terriers dan Dachshund serta jarang terjadi pada kambing dan sapi (Wikipedia, 2010). Keturunan anjing yang berasal dari perkawinan se-ras memiliki resiko yang tinggi terhadap perkembangan Histiocytoma

dibandingkan keturunan anjing yang berasal dari perkawinan silang (Taylor et. al,

1969). Histiocytoma paling sering ditemukan di daerah kepala, leher, telinga dan di bagian tubuh lainnya (Wikipedia, 2010). Tayloret. al, (1969), menyatakan bahwa dari 150 ekor anjing yang telah diobservasi, 3 ekor diantaranya mengalami Histiocytoma

pada bagian luar genital yaitu pada kulit peputium.Histiocytomaumumnya diamati oleh praktisi sebagai soliter, berwarna merah, berbentuk kubah, muncul dengan cepat dan terdapat ulser (Woodds,et. al,2004).

Histiocytomaumumnya memiliki sejarah pertumbuhan yang cepat dan biasanya tumor ini berkembang antara 1-4 minggu (Moulton, 1978). Potensi metastatik dari tumor ini belum diteliti secara langsung, namun laporan dari metastatik tumor ini jarang tejadi dan kematian akibat tumor ini belum pernah dilaporkan (Woods,et. al,2004). Hal ini dapat berlaku umum bahwa tumor ini tidak mudah bemetastatis dan harus dipertimbangkan jinak. Penyakit yang serupa pada manusia yaitu penyakit Hashimoto-Pritzker(Wikipedia, 2010).

2.2 Etiologi

(10)

4

dll. serta faktor ekstrinsik yang berasal dari bahan kimia (1,2,5,6-dibenzanthracence, 3-methyleholantherence, dll), hormon, iritasi kronis, sinar ultraviolet, iradiasi, parasit, virus, dll. Selain itu, kegagalan proses apoptosis pada sel dapat memicu terjadinya pertumbuhan sel yang abnormal dikarenakan oleh kecepatan pembelahan sel lebih tinggi dari pada kecepatan kematian sel sehingga akan terbentuk tumor. Wikipedia, (2010), menyatakan bahwa bila sel kehilangan kemampuan untuk melakukan apoptosis (misalnya karena mutasi), atau bila inisiatif untuk melakukan apoptosis dihambat (oleh virus), sel yang rusak dapat terus membelah tanpa terbatas yang akhirnya menjadi tumor.

Histiocytoma merupakan petumbuhan abnormal dari histiosit (histiositosis), sebuah sel yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh dan merupakan sel jaringan yang mengalami diferensiasi serta berasal dari dalam sumsum tulang (Wikipedia, 2010). Histiosit adalah turunan sel monosit dan merupakan makrofag matang yang berada pada jaringan ikat (Woods, et. Al, 2004). Monosit (ditemukan dalam darah) dan makrofag (ditemukan pada jaingan) bertanggung jawab untuk fagositosis bahan asing dalam tubuh. Sel histiosit pada jaringan kulit dikenal juga sebagai sel langerhans. Sel langerhans adalah sel dendritik yang berasal dari sel monosit dan ditemukan pada kulit serta berfungsi sebagai internalisasi antigen (partikel asing) yang kemudian menyajikan antigen asing tersebut kepada sel T (Wikipedia, 2010). Sebagian besar bukti menunjukkan bahwa Histiocytoma berasal dari populasi khusus yang berlebihan yang disebut sel langerhans (Woods,et. al, 2004).

(11)

2.3 Tanda klinis

Tanda klinis yang dapat diamati adalah keluarnya darah segar atau bersifat serous, pembengkakan, bentuk alat genital yang tidak normal dan muncul bau yang tidak sedap bila telah terjadi infeksi sekunder (Boscos,et. al, 2004).

2.4 Diagnosis

Diagnosa Histiocytoma ini dilakukan berdasarkan pemeriksaan fisik dan tanda klinis. Pemeriksaan histopatologik juga sangat diperlukan untuk peneguhan diagnosa (Boscos, et al., 2004). Berdasarkan hasil pemeriksaan histopatologi maka dapat diketahui gambaran dari sel tumor ini. Menurut Moulton, (1978), ciri dariHistiocytoma

ini terdiri dari lembaran sel yang seragam dengan bentuk sel bundar sampai oval dan nukleusnya besar. Pola kromatin yang bergranular halus dan inti yang mencolok dengan sitoplasma berlimpah, berwarna basofilik terang dan tidak memiliki vakuola atau ganula (Woods,et al.2004).

Gambar. Sel histiocytoma

2.5 Prognosis

(12)

6

umum pada tumor ini, dan ini dimediasi oleh infiltrasi sel CD8 yang menginduksi sel– T serta diikuti dengan pelepasan sitokin (seperti interferon-gamma) oleh sel-T helper tipe 1 dan kemudian penyembuhan kembali oleh sel–sel efektor antitumor (Wikipedia, 2010).

2.6 Treatmen

Menurut Sudisma, dkk. (2006), tumor dimanapun letaknya pada tubuh, penanganannya dengan melakukan eksisi (pengangkatan) secara total. Eksisi pada pembedahan awal biasanya adalah kuratif, namun eksisi pada pembedahan kedua mungkin diperlukan untuk kesempatan penyembuhan yang total (Woods,et. al, 2004). Walaupun tingkat kesembuhannya kecil tindakan pembedahan yang dilakukan adalah dengan melakukan insisi pada seluruh bagian yang tumbuh kemudian dipisahkan dengan jaringan normal untuk ditutup kembali dengan pola jahitan sederhana terputus menggunakan benang nonabsorbable (Mayer, 1959). Pada Histiocytoma, kemungkinan infeksi ulcerasi pada permukaan neoplasma yang menjadi indikasi utama untuk intervensi bedah (Woods,et. al, 2004). Operasi pengangkatan mungkin diperlukan jika tumor tidak sembuh atau berkembang menjadi besar.

Histiocytoma juga dapat diobati dengan suntikan kortikosteroid, tetapi ini tidak selalu berhasil (Wikipedia, 2010). Menurut Wendy, (2004), topical terapi dengan menggunakan produk yang mengandung DMSO dan derivat kortikosteroid adalah pertolongan dalam mengontrol gejala akibat iritasi. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka terapi yang dapat dilakukan dalam penanggulangan tumor diantaranya melalui kemoterapi. Kemoterapi dapat memberikan hasil yang lebih menjanjikan dengan tingkat kesembuhan mencapai 100%.

(13)

BAB III

MATERI DAN METODE

3.1 Materi

3.1.1 Hewan

Hewan terserang adalah anjing lokal jantan berwarna coklat putih dengan berat badan 15 kg dan berumur 2 tahun. Tanda klinis yang ditemukan adalah keluarnya darah dari penis dan adanya lesi neoplastik pada kasus ini yang ditemukan berlokasi pada bagian caudal penis. Setelah diinspeksi, palpasi dan preputiumnya dibuka terlihat adanya masa abnormal pada bagian pangkal ( cauda ) dari penis.

3.1.2 Alat-alat

Alat yang digunakan dalam pembedahan ini : scalpel, mata pisau, pinset

cirurgis, pinset anatomi, arteri clamp, jarum dengan ujung bulat dan segitiga, gunting bedah, gunting tumpul, gunting ujung benkok, cateter, I.V.Cat.

3.1.3 Bahan-bahan

Bahan-bahan dan obat yang dipersiapkan adalah tampon, alkohol 70%, RL(Lactat Ringer), antiseptikIodine(Betadine®), benangcromic cat gut 2/0,glovesdan spuite 3 ml. Obat-obat yang dipersiapkan adalah premedikasi yaitu Atropin Sulfat dan Xylazine, serta anastesi umum yaitu Ketamine, antibiotik yang digunakan adalah Ampicillin secara intramuskuler dan Ciprofloxacin diberikan secara per-oral, Asam Mefenamat yang diberikan peroral, Epinefrin untuk mengurangi perdarahan lokal pada daerah penis yang diinsisi dan vitamin K yang diberikan secara intamuskular. Adapun dosis yang diberikan telah disertakan dalam lampiran.

3.2 Metode

3.2.1 Pre Operasi

(14)

8 a. Persiapan Alat, Bahan, dan Obat

Semua alat harus disterilkan dengan menggunakan autoclave atau dengan alkohol 70%. Adapun tujuan dilakukan sterilisasi adalah untuk menghindari kontaminasi dari alat (infeksi nosokomial) pada luka operasi yang dapat menghambat kesembuhan luka (Sudisma dkk., 2006).

b. Persiapan Ruang Operasi

Ruang operasi dibersihkan menggunakan desinfektan. Ruang operasi mendapatkan penerangan yang cukup dari lampu operasi agar daerah /siteoperasi dapat terlihat dengan jelas.

c. Persiapan Pasien / Hewan Kasus

• Anjing penderita Histiocytoma yang akan dioperasi diperiksa terlebih dahulu pemeriksaan fisik meliputi : signalemen, berat badan, umur, pulsus, frekuensi nafas, suhu tubuh, dan pemeriksaan sistem tubuh lainnya (digestivus, respirasi, sirkulasi, saraf, reproduksi), perubahan anggota gerak, dan perubahan kulit, yang dicatat dalam ambulator atau kertas pemeriksaan hewan. Hasil pemeriksaan hewan kasus telah terlampir.

• Sebelum dilakukan operasi, hewan dipuasakan selama 12 jam agar hewan tidak muntah setelah dianaesthesi.

• Anjing diinjeksi dengan menggunakan atropin sulfat (dosis terlampir) secara subcutan.

• Setelah 10 menit, anjing dianastesi dengan kombinasi xylasin dan ketamin (dosis terlampir) secaraintramusculer.

• pembersihan daerah yang akan dioperasi, rambut disekitar tempat pembedahan dicukur.

• Anjing kemudian ditempatkan pada posisi ”dorsal recumbency”.

(15)

3.2.2 Fase Operasi

a. Setelah tahapan preoperasi selesai, hewan kemudian dibaringkan diatas meja operasi dengan posisi dorsal recumbency.

b. Selanjutnya tindakan yang dilakukan adalah menginsisi kulit pada bagian cranial preputium agar preputium dapat ditarik hingga ke bagian caudal penis sehingga bagian caudal penis yang berisi massa tumor dapat terlihat dan mudah untuk dieksisi.

c. Setelah itu masa tumor yang berada di bagian cauda dari penis diangkat. d. Adanya perdarahan pada saat proses pengangkatan massa tumor, dicegah

dengan pemberian epinefrin pada pembuluh darah di daerah yang diinsisi dengan cara diteteskan hingga tidak timbul perdarahan lagi.

e. Selanjutnya daerah yang diinsisi diberikan antibiotik ampicilin dengan cara disemprotkan sebelum dilakukan penjahitan pada daerah yang diinsisi.

f. Kemudian pada daerah cauda penis yaitu pada mukosa penis bekas insisi masa tumor dijahit dengan pola sederhana terputus menggunakan benang

chromic cat gut 2/0 dan pada bagian cranial preputium yang terinsisi dijahit dengan pola menerus sederhana dengan menggunakan benang

cromic cat gut 2/0.

g. Bekas jahitan (luka operasi) pada cranial preputium diberi BetadinTM kemudian ditutup denganhypavix .

3.2.3 Post Operasi

(16)

10 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan anamnesis dari pemilik diketahui bahwa anjing jantan ini telah dikastrasi, berumur 2 tahun dengan berat 15 kg dan ditemukannya leleran berdarah dari penis dimulai dari satu tahun yang lalu yang diikuti dengan adanya pertumbuhan masa tumor pada penis. Tindakan pembedahan yang dilakukan dalam operasi ini bertujuan untuk menghilangkan masa tumor yang ada di daerah caudal penis.

Operasi Histiocytoma pada anjing ini memperlihatkan hasil yang baik. Hasil observasi luka operasi anjing tersebut, yaitu : Pada hari pertama, anjing masih tampak lemah dan anoreksia, dari penis keluar sedikit darah. Pada hari kedua dan ketiga, anjing sudah mulai aktif, nafsu makan lebih baik dari hari pertama, masih sedikit terjadi perdarahan dari penis diamati darah tidak menetes lagi. Hari keempat hingga hari keenam, nafsu makan semakin membaik, dan tidak terjadi perdarahan lagi pada penis. Pada hari ketujuh dan delapan nafsu makan anjing membaik, kondisi anjing semakin membaik dan anjing mulai tampak aktif.

Penanganan Histiocytoma pada anjing ini adalah tindakan pengangkatan massa tumor dengan bantuan anastesi umum. Sebelum tindakan pembedahan dilakukan, daerah genital dan sekitarnya dibersihkan dengan menggunakan Iodine. Setelah itu massa tumor di eksisi, kemudian sebagian jaringan tumor di taruh dalam wadah yang berisi NBF untuk diperiksa di BBVet. Setelah melakukan pengangkatan massa tumor, kemudian dilakukan penjahitan lapisan muskulus pada bagian caudal penis yang terinsisi dengan menggunakan benangcromic cat gut2/0 dengan polasimple interupted

dan penjahitan pada kulit bagian cranial preputium dengan menggunakan benang

cromic cat gut 2/0dengan polasimple continous.

(17)
(18)

12 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Dari anamnesa, gejala klinis, dan hasil pemeriksaan laboratorium maka anjing tersebut didiagnosa menderitaHistiocytoma.

2. Histiocytoma merupakan tumor jinak yang potensi metastasisnya dan penularannya belum dapat diketahui secara pasti, jarang menyebabkan kematian, seta dapat sembuh/menghilang secara spontan.

3. Tindakan pengangkatan massa tumor dilakukan untuk menghindari resiko terjadinya perluasan jaringan sekitarnya menjadi tumor.

5.2 Saran

a. Untuk mencegah timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara selain dengan mengkandangkan hewan peliharaan dapat juga dengan memperhatikan kandungan nutrisi pada pakan yang diberikan (perbaikan nutrisi) , status kesehatan hewan.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Histiocytomas. http//www.bbmckee.com/client%20info/Neoplasia/ Histiocytomonas.html.[akses November 2010].

Boscos, C.M., H.N., Ververidis. 2004. Canine Tvt-Clinical Findings, Diagnosis And Treatmen. 29th Word Congress Of The Small Animal Veterinary Association. Greece.

Dharma, D.M.N., dan A.A.G., Putra. 1997. Penyidikan Penyakit Hewan. CV Bali Media. Denpasar.

Mariana, Yanti dan Setiabudy, R. 2005. Farmakologi dan Terapi. Hal : 595. Edisi ke-4. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Gaya Baru. Jakarta.

Martins., F. Ferriera de Souza and C. Gobello. 2005. The Canine Tansmissible Veneral Tumor. Etiology, Pathology Diagnosis And Treatment. International Veterinary Information Service, Ithaca NY(www.ivis.com)

Mayer Karl, B.S., Larcoix,.., and H.P. Hopskin, 1959. Canine surgery4thED.California Veterinary Publication, Santa Barbara.

Moulton, Jack.E. 1978. Tumor in Diagnostic Animal. Page : 24-26. Edition, Revised. University of California Press. Barkeley. Los Angeles. London.

Nurhidayati, E. 2008. Merawat Anjing Peliharaan Demi Kesehatan Bersama.

http://www.isaw.or.id/artikel/merawat-anjing.html. [akses Oktober 2010]. Soeharsono.2005. Penyakit Pada Hewan Kesayangan. Penerbit Kanisius. Jogjakarta. Sudiono, J, Kuniadi, B, A, Djimantoro, B. 2003. Ilmu Patologi. Buku Kedokteran. Sudisma, I.G.N.,G.A.G.Pemayun.,A.A.G.J.Wardhita.,I.W.Gorda. 2006. Ilmu Bedah

Veteriner dan Teknik Operasi Edisi I. Pelawa Sari. Denpasar.

Taylor, Dee O.N., Dorn, C. Richard and Luis, Osman H. 1969. Cancer Research : Morphologic and Biologic Characteristic of the Canine Cutaneus Histiocytoma.

(20)

14

Wikipedia. 2010. Histiocytoma (dog). http://en.m.wikipedia.org/wiki/Histiocytoma a (dog). html.[akses Oktober 2010].

Wilmana, P. Feddy. 2005. Farmakologi dan Terapi. Hal : 217. Edisi ke-4. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Gaya Baru. Jakarta. Woods, Josh R., D.V.M., Latimer, Kenneth S., D.V.M., Ph.D., Bain, Perry J. D.V.M.,

Ph.D. Canine Cutaneus Histiocytoma.

(21)

Lampiran Perhitungan Dosis

Atropin sulfat

Sediaan : 0,25 mg/ml

Dosis anjuran : 0,02–0,04 mg/kg bb

Berat badan : 15 kg

Jumlah Dosis diberikan: Berat badan x Dosis = 15 kg x 0,02–0,04 mg/kg= 1,2–2,4 ml

Sediaan 0,25 mg/ml

Dosis anjuran : 5-10 mg/kg bb

Berat badan : 15 kg

Jumlah Dosis diberikan : Berat badan x Dosis = 15 kg x 5-10 mg/kg = 0,75–1,5 ml

Sediaan 100 mg/ml

Mefenamic Acid:

Dosis anjuran : 20-30 mg/kg bb

Sediaan : 500 mg/ml

Berat badan : 15 kg

Jumlah Dosis diberikan : 15 kg x 20-30 mg/kg : 300–450 mg

Jumlah yang diberikan: 500mg ( 2 kali sehari ½ tablet) Cipofloxacine:

Dosis anjuran : 5-15 mg/kg bb

Sediaan : 250 mg/ml

Berat badan : 15 kg

Jumlah Dosis diberikan : 15 kg x 5-15 mg/kg : 75–125 mg

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Adapun ruang lingkup yang dibahas mencakup aspek-aspek perancangan Krematorium dan Rumah Duka Khusus Katolik di kota Palembang yang dibatasi dengan fungsi Krematorium dan Rumah

Dari hasil pra penelitian yang dilakukan di SMA MULIA PRATAMA MEDAN terkait dengan informasi kekerasan yang dilakukan oleh guru kepada siswa ternyata masih

Tujuan dari usaha ini adalah Jellow hadir sebagai produsen jelly buah siap saji yang fresh serta tanpa pemanis buatan.Untuk kedepannya, dapat mengembangkan industry gelling agent

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul: “ Pendekatan Supervisi Kepala Sekolah dalam Pembinaan Profesionalitas Guru Pada Lembaga Pendidikan Islam Terpadu"

Kekuatan militer Indonesia yang sangat besar pada saat itu berhasil dikendalikan oleh SBY untuk menghindari bentrok dengan Malaysia, yang mencoba untuk memprovokasi

Program utama pengembangan agribisnis komoditas unggas sangat terkait dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Guna menjamin penyediaan pasokan d.o.c. ayam ras yang

• Penelitian mengenai efek antipiretik etanol Dadap serep pada mencit jantan galur DDY perlu dilanjutkan dengan penelitian efek antipiretiknya terhadap binatang lainnya

Pengetahuan pegawai dan petugas kesehatan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru tentang pengelolaan limbah cair tinggi, tapi pada pengaturan kondisi proses dan operasi