• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Berbantuan Media Audio Visual pada Peserta Didik Kelas 5 SDN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Berbantuan Media Audio Visual pada Peserta Didik Kelas 5 SDN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan. Pendidikan IPA di sekolah dasar merupakan salah satu program

pembelajaran yang diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk

mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih

lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses

pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara

ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat

membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam

tentang alam sekitar. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk

memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat

diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak

berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada

penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan

masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan

membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja

ilmiah secara bijaksana. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan

pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan

pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. (Permendiknas: 2006)

Menurut Susanto (2013:165), mengatakan ilmu pengetahuan alam, yang

sering disebut juga dengan istilah pendidikan sains, disingkat menjadi IPA. IPA

merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di

Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Mata pelajaran IPA merupakan

(2)

mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah. Anggapan sebagian

besar peserta didik yang menyatakan bahwa pelajaran IPA ini sulit adalah benar

terbukti dari hasil perolehan Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang dilaporkan oleh

Depdiknas masih sangat jauh dari standar yang diharapkan. Ironisnya, justru

semakin tinggi jenjang pendidikan, maka perolehan rata-rata UAS pendidikan IPA

ini menjadi semakin rendah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan

saat ini adalah masalah melemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang

diterapkam para guru di sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini

kurang mampu mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik. Pelaksanaan

proses pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan

peserta didik untuk menghafal informasi, otak peserta didik dipaksa hanya untuk

mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami

infornasi yang diperoleh untuk menghubungkannya dengan situasi dalam

kehidupan sehari-hari.

Kondisi ini juga menimpa pada pembelajaran IPA, yang memperlihatkan

bahwa selama ini proses pembelajaran sains di sekolah dasar masih banyak yang

dilaksanakan secara konvensional.

Keberhasilan pembelajaran IPA ditentukan oleh guru dalam proses belajar

mengajar. Pembelajaran IPA di sekolah dasar masih ditemukan berbagai masalah

antara lain pembelajaran bersifat teoritis, model pembelajaran yang menoton tidak

bervariasi, membosankan yang menekankan pada mengingatkan dan memahami

saja. Abba (2002: 2) mengatakan bahwa kebanyakan guru menggunakan model

pembelajaran yang bersifat konvensional dan banyak didominasi guru, sehingga

mengakibatkan keaktifan peserta didik rendah. Akibatnya, banyak peserta didik

tidak dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan.

Permasalahan yang ada di kelas 5 SDN Cukil 01 Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang yaitu hasil belajar IPA kurang memuaskan berbagai pihak

terutama para peserta didik. Nilai yang diperoleh dari nilai ulangan terakhir

rata-rata hanya 65.45. Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA

kelas 5 adalah 70. Sebanyak 9 peserta didik dari total keseluruhan 22 peserta didik

(3)

yang berhasil tuntas dengan perolehan nilai di atas KKM 70. Meskipun jumlah

peserta didik yang mencapai KKM lebih banyak daripada jumlah peserta didik

yang mendapat nilai di bawah KKM tetapi nilai rata-rata yang diperoleh masih di

bawah KKM. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik pada mata

pelajaran IPA perlu ditingkatkan lagi, melihat dari prosentase 41% peserta didik

memperoleh nilai di bawah KKM.

Rendahnya hasil belajar IPA pada peseta didik dipengaruhi oleh berbagai

faktor antara lain:

a) Kurang aktifnya peserta didik mengikuti pelajaran, karena peserta didik

kurang tertarik pada cara penyajian materi yang banyak berpusat pada guru

yang menggunakan metode ceramah.

b) Kurangnya kesempatan berinteraksi antara guru dengan peserta didik, peserta

didik dengan peserta didik.

c) Informasi yang disampaikan guru saat pembelajaran terlalu cepat sehingga

peserta didik kurang bisa memaknai dan memahami.

d) Kurangnya waktu yang diberikan kepada peserta didik untuk berinteraksi

dengan media/ sumber belajar/ alat peraga.

Berdasarkan urian mengenai rendahnya hasil belajar IPA peserta didik kelas

5 SDN Cukil 01, penulis berinisiatif melakukan penelitian tindakan kelas yang

diharapkan dapat memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran

sebelumnya tersebut dapat mencapai suatu tujuan dari pembelajaran khususnya pada hasil belajar peserta didik. Penelitian yang dilakukan ini berjudul “Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Berbantuan Media Audio Visual pada Peserta

Didik Kelas 5 SDN Cukil 01 Tengaran Semarang Semester 2 Tahun Ajaran 2014/

2015”. Penulis memilih menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

berbantuan audio visual karena model ini memiliki kelebihan diantaranya:

(Hamdani, 2011: 89-90)

a) Setiap peserta didik menjadi siap semua.

b) Peserta didik dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. c) Peserta didik yang pandai dapat mengajari peserta didik yang

(4)

d) Peserta didik diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. Dalam pembelajaran, yang berperan aktif adalah peserta didik dan guru sebagai motivator. Peserta didik dituntut berperan aktif untuk menggunakan pendapatnya.

e) Dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik, baik secara kognitif maupun fisik.

Kelebihan yang dimiliki oleh model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini

akan lebih lengkap jika didukung dengan media audio visual. Sehingga peserta

didik akan lebih memahami materi yang disampaikan.

Harapan penulis dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT adalah dapat mengatasi masalah yang terjadi pada proses pembelajaran IPA,

khususnya peserta didik kelas 5 agar dapat meningkatkan proses pembelajaran

dan hasil belajar.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat

diidentifikasikan bahwa masalah-masalah yang dihadapi peserta didik kelas 5

khususnya pada mata pelajaran IPA adalah:

a. Berhubungan dengan proses pembelajaran yaitu peserta didik kurang aktif

dalam mengikuti pelajaran, karena peserta didik kurang tertarik pada cara

penyajian materi yang banyak berpusat pada guru yang menggunakan

metode ceramah.

b. Berhubungan dengan informasi atau materi yang disampaikan guru saat

pembelajaran terlalu cepat sehingga peserta didik kurang dapat memaknai

dan memahami.

c. Kurangnya waktu yang diberikan kepada peserta didik untuk berinteraksi

dengan media/ sumber belajar/ alat peraga.

d. Berhubungan dengan hasil belajar yang masih rendah yaitu hasil belajar

(5)

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, batasan masalahnya yaitu:

a. Hasil belajar IPA pada Standar Kompetensi menerapkan sifat-sifat cahaya

melalui kegiatan membuat suatu karya /model.

b. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media

audio visual pada pembelajaran IPA.

c. Objek yang diteliti hanya peserta didik kelas 5 SDN Cukil 01 Tengaran

Semarang semester 2 tahun ajaran 2014/2015.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan

media audio visual dalam meningkatkan proses pembelajaran pada peserta

didik kelas 5 SDN Cukil 01 Tengaran Semarang Semester 2 Tahun Ajaran

2014/2015?

b. Apakah peningkatan proses pembelajaran IPA melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual dapat

meningkatkan hasil belajar IPA pada peserta didik kelas 5 SDN Cukil 01

Tengaran Semarang Semester 2 Tahun Ajaran 2014/2015?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini

bertujuan:

a. Menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media

audio visual untuk meningkatkan proses pembelajaran IPA pada peserta

didik kelas 5 SDN Cukil 01 Tengaran Semarang Semester 2 Tahun Ajaran

2014/2015.

b. Meningkatkan hasil belajar IPA melalui peningkatan proses pembelajaran

dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio

visual pada peserta didik kelas 5 SDN Cukil 01 Tengaran Semarang

(6)

1.6 Manfaat Penelitian

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media

audio visual diharapkan dapat memberikan manfaat:

1.6.1 Manfaat Teoretis

Penelitian ini bermanfaat untuk membuktikan bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual dapat meningkatkan proses

pembelajaran dan hasil belajar IPA secara signifikan.

1.6.2 Manfaat Praktis a. Bagi Peserta Didik

Hasil belajar anak dapat ditingkatkan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual.

b. Bagi Guru

Guru terampil dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual.

c. Bagi Sekolah

1) Khususnya kepala sekolah, dapat menambah wawasan dalam menentukan

kebijakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio

visual.

2) Dapat menambah khasanah penelitian yang dimanfaatkan di perpustakaan

sekolah sebagai bahan bacaan untuk meningkatkan wawasan pengetahuan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian mengidentifikasi tingkat pencapaian variabel kecerdasan emosional (X 1 ) secara keseluruhan 67,82% dalam kategori kuat, variabel kecerdasan spiritual (X 2 )

Dalam penelitian ini, peneliti berperan mengumpulkan data dan menganalisis secara langsung melalui wawancara agar dapat mendeskripsikan alur berpikir siswa dalam

2.18 Noise Barrier Pada Daerah Milik Jalan (Damija) dengan Kombinasi Tanaman Bertingkat dan Pagar

Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan tinggi tentang pengertian terapi psikoreligius sebanyak 32 orang (54,2%), sebagian besar responden mempunyai

Hasil penelitianmuatan keilmuan integrasi interkoneksi terhadap ma- ta pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA kurikulum 2013 dapat dideskripsikan sebagai

LQSXW HNVWULP NHULQJ GL VLQL DNDQ WHUMDGL GHILVLW DLU SDGD EXODQ - EXODQ 0HL VDPSDL 1RYHPEHU GL PDQD T WXUELQ EHUQLODL QHJDWLI %HJLWX SXOD GDODP SHQJJXQDDQ WUD\HN YROXPH ZDGXN

Apakah terjadi pelanggaran prinsip pencegahan infeksi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di RSUD Dr M Ashari Pemalang.. Apa saja pelanggaran yang dilakukan berkaitan

Muhammad Hassan Massaty. PENGEMBANGAN CERITA INTERAKTIF DAN GAME EDUKASI SEJARAH KERAJAAN DI INDONESIA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID. Skripsi, Fakultas