• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum dan Stratifikasi Sosial dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hukum dan Stratifikasi Sosial dan "

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

SOSIOLOGI HUKUM

HUKUM & STRATIFIKASI SOSIAL

OLEH KELOMPOK III:

- AMIRSYAM MARSUKI

PASCA SARJANA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan atas nikmat yang Allah Swt limpahkan kepada kami, nikmat yang berupa kesehatan, ilmu pengetahuan, serta nikmat kesempatan dalam menyelesaikan tugas makalah sosiologi hukum. Begitupula shalawat dan salam tidak lupa kami kirimkan kepada baginda Rasulullah Saw, karena dengan risalahnya yang berupa hadits menjadi penyempurna dari al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman hidup, terutama dalam menuntut ilmu pengetahuan.

Terima kasih yang tak terhingga kami sampaikan kepada semua pihak yang turut andil dalam penyelesaian tugas ini. Terkhusus kami sampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pengajar sosiologi hukum yang telah memberikan tugas makalah ini, sehingga dengan tugas ini, ilmu pengetahuan kami dapat bertambah khususnya kajian sosiologi hukum.

Tentulah kami sebagai penulis makalah ini sadar akan keterbatasan dan kekurangan dari makalah kami. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah-makalah atau tulisan serta kesempurnaan ilmu pengetahuan kami kedepannya.

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. RUMUSAN MASALAH ... 2

C. TUJUAN ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

A. STRATIFIKASI SOSIAL ... 3

B. UNSUR-UNSUR STRATIFIKASI SOSIAL... 5

a. Kedudukan (Status) ... 5

b. Peranan (Role) ... 7

C. HUKUM DAN STRATIFIKASI SOSIAL... 8

BAB III PENUTUP ... 14

A. KESIMPULAN ... 14

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap masyarakat mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal terntetu dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan yang tinggi terhadap hal-hal tenrtentu, akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dati hal-hal lainnya. Misalnya jika masyarakat menghargai kekayaan material dari pada kehormatan maka mereka yang memiliki kekayaan yang tinggi akan menempati kedudukan yang tinggi dibandingkan pihak-pihak yang lainnya. Gejala tersebut akan menimbulkan lapisan masyarakat yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam kedudukan berbeda-beda secara vertikal.

Sebagaimana folosof Aristoteles mangatakan bahwa zaman dahulu di dalam negara terdapat tiga unsure yaitu mereka yang kaya sekali, yang melarat dan yang berada di tengah-tengah. Membuktikan bahwa zaman itu dan sebelumnya orang telah mengakui adanya lapisan masyarakat yang mempunyai kedudukan bertingkat-tingkat dari bawah ke atas. Barang siapa yang mempunyai sesuatu yang berharga dalam jumlah yang banyak, dianggap masyarakat berkedudukan dalam lapisan di atas. Meraka yang hanya sedikit sekali atau tidak memiliki sesuatu berharga dalam pandangan masyarakat mempunyai kedudukan yang rendah.

System lapisan dalam masyarakat dalam sosiologi dikenal sebutan stratifikasi sosial. Ini merupakan pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. Kelas sosial tersebut dibagi dalam tiga kelas yaitu kelas atas, kelas mengengah dan kelas bawah.

Adanya lapisan sosial sangat berperan penting dalam aktivitas sosial atau kelompok dalam suatu organisasi sosial. Tanpa lapisan sosial dalam masyarakat maka masyarakat itu akan menarik untuk dilihat, dikenal dan dipelajari.

(5)

Bentuk-bentuk kongkrit lapisan masyarakat berbeda-beda dan sangat banyak. Namun secara prinsip bentuk-bentuk lapisan sosial tersebut dapat diklasifikasi ke dalam tiga kelas yaitu ekonomi, politis, dan didasarkan pada jabatan-jabatan tertentu dalam masyarakat. Ketiga bentuk pokok tadi memiliki keterkaitan yang erat satu sama lainnya, dimana ketiganya saling mempengaruhi.

Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat, namun dalam realitanya hal tersebut tidak demikian adanya. Pembedaan atas lapisan merupakan gejala universal yang merupakan bagian sistem sosial setiap masyarakat. Sistem lapisan dengan sengaja dibentuk dan disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Sehingga suatu organisasi masyarakat tidak akan pernah lepas dari terbentuknya lapisan sosial dalam masyarakat tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud stratifikasi sosial? 2. Apa unsur-unsur stratifikasi sosial?

3. Bagaiaman hubungan stratifikasi sosial dan hukum? C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui stratifikasi sosial.

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

A. STRATIFIKASI SOSIAL

Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya. Stratifikasi berasal dari kata stratum yang berarti strata atau lapisan dalam bentuk jamak. Sebagaimana Pritin A. Sorokin mendefinisikan stratifikasi sebagai pembedaan penduduk atau anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas secara hirarki. Sedangkan menurut Bruce J. Cohen sistem stratifikasi akan menempatkan setiap individu pada kelas sosial yang sesuai berdasarkan kualitas yang dimiliki. Sementara Max Weber mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarki menurut dimensi kekuasaan previllege dan prestise.

Adanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu. Tetapi adapula yang dengan sengaja untuk mengejar suatu tujuan bersama. Factor yang menyebabkan stratifikasi sosial dapat tumbuh dengan sendirinya adalah kepandaian, usia, sistem kekerabatan, dan harta dalam batas-batas tententu.

(7)

Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.

Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan sosial adalah kekayaan (materi atai kebendaan), ukuran kekuasaan dan kewenangan, ukuran kehormatan, dan ukuran ilmu pengetahuan.

Hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan sosial masyarakat adalah kedudukan dan peranan. Kedudukan dan peranan merupakan dua unsur baku dalam lapisan sosial dan mempunyai arti penting dalam bagi sistem sosial. Yang diartikan sebagai sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal-balik antara individu dalam masyarakat dan tingkah laku individu-individu tersebut.

Kedudukan adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan itu dibedakan atas tiga macam yaitu pertama, kedudukan seseorang di dalam masyarakat diperoleh karena kelahiran tanpa memperhatikan perbedaan rohaniah dan kemampuan, misalnya kedudukan anak bangsawan adalah bangsawan pula. Kedua, kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja, misalnya profesi guru yang diperoleh karena telah memenuhi persyaratan tertentu dengan usaha dan kemampuan yang dimilikinya. Ketiga, kedudukan yang diberikan, mempunyai hubungan erat dengan kedudukan yang diperoleh karena usaha, bahwa kelompok atau golongan memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.

Peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam hal ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Disamping itu peranan merupakan sesuatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan individu dalam masyarakat sebagai organisasi. Serta peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial.

(8)

Stratifikasi sosial terdiri dari dua unsur, yaitu kedudukan (status) dan peranan (role). Kedudukan dan peranan merupakan dua unsur yang memiliki arti penting bagi sistem sosial.

a. Kedudukan (Status)

Status sosial menurut Ralp Linton adalah sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang dalam masyarakat. Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.

Ada tiga macam status sosial dalam masyarakat: 1. Ascribed Status.

Ascribed status merupakan status yang diperoleh seseorang secara alamiah, artinya posisi yang melekat dalam diri seseorang diperoleh tanpa melalui serangkaian usaha. Latara belakang ras, gender, dan usiaw dapat dikategorikan sebagai ascribed status.

Contohnya, seseorang yang dilahirkan dari keluarga bangsawan secara otomatis akan mendapatkan gelar bangsawan begitu ia dilahirkan.

2. Achieved Status.

Achieved status merupakan status sosial yang disandang melalui perjuangan. Pola-pola ini biasanya banyak terjadi distruktur sosial yang telah mengalami perubahan dari pola-pola tradisional kearah modern. Lebih-lebih dari masyarakat kapitalis liberal dengan menekan pada kebebasan individu untuk mencapai tujuan masing-masing yang sarat dengan persaingan, dalam struktur seperti itu, biasanya struktur sosial lebih terbuka sehingga membuka peluang kepada siapa saja untuk meraih status sosial ekonomi sesuai dengan tujuan masing-masing. Beberapa contoh model ini adalah:

1) Stratifikasi berdasarkan jenjang pendidikan (education stratification).

Jenjang seseorang biasanya mempengaruhi status sosial seseorang di dalam struktur sosial. Seseorang yang berpendidikan tinggi hingga bergelar Doktor tentunya akan berstatus lebih tinggi dibandingkan dengan yang lulusan SD.

2) Stratifikasi dibidang senioritas.

(9)

jabatan seseorang dalam suatu pekerjaan ditentukan oleh tingkat keahlian dan tingkat pendidikanya, artinya semakin tinggi tingkat pendidikan dan keahlian seseorang, maka akan semakin tinggi juga jabatan yang disandangnya. Karena sistem lapisan sosial seperti ini bersifat terbuka, maka bagi siapa saja bisa menempati status sosial yang relative dianggap lebih mapan asal mereka mempunyai kemampuan dan usaha yang gigih.

3) Stratifikasi dibidang pekerjaan.

Berbagai jenis pekerjaan juga berpengaruh pada sistem pelapisan sosial. Anda tentu sering memiliki penilaian bahwa, orang yang berpropesi sebagai penarik becak, kuli bangunan, buruh pabrik, dan para pekerja kantoran yang berpakaian bersih, berpenampilan rapi beradasi dan mengendarai mobil, selalu membawa HP, tentu memiliki perbedaan status sosial dalam masyarakat. Para pekerja kantoran akan memiliki status sosial yang relative lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang berprofesi sebagai penarik becak. Pola seperti ini juga bersifat terbuka artinya sistem pelapisan sosial seperti ini membuka peluang bagi siapa saja yang memiliki kegigihan dalam usaha untuk meraihnya.

4) Stratifikasi dibidang ekonomi.

Gejala ini hampir ada diseluruh penjuru dunia. Yang paling mudah diidentifikasi di dalam struktur sosial adalah didasarkan pada besar kecilnya penghasilan dan kepemilikan benda-benda materi yang sering disebut harta benda. Indikator antara kaya dan miskin juga mudah sekali diidentifikasi, yaitu melalui pemilikan sarana hidup. Orang kaya perkotaan dapat dilihat dari tempat tinggalnya seperti dikawasan Bolevard dengan rumah mewahnya yang dilengakapi dengan taman, kolam renang, memiliki mobil mewah dan benda-benda berharga lainnya. Sedangkan kelompok masyarakat miskin berada dikawasan marginal (pinggiran), hidup dipemukiman kumuh, tidak sehat, kotor, dan sebagainya. Adapun orang kaya pedesaan biasanya diidentifikasi dengan pemilikan jumlah lahan pertanian, binatang ternak, kebun yang luas dan sebagainya.

(10)

Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang atau kelompok orang dari pemberian. Akan tetapi status berasal dari pemberian ini sebenarnya juga tidak luput dari usaha-usaha seseorang atau sekelompok orang sehingga dengan usaha-usaha tersebut ia memperoleh penghargaan.

b. Peranan (Role)

Sedangkan peran sosial merupakan aspek yang lebih dinamis dibandingkan dengan kdudukan. Status sosial merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu dalam masyarakat. Peran lebih menjurus pada fungsi seseorang dalam masyarakat. Meskipun demikian keduanya tidak dapat dipisahkan karena satu dengan yang lainnya saling berhubungan.

Berdasarkan cara memperolehnya, peran dibedakan menjadi dua:

1. Peranan bawaan yaitu peranan yang diperoleh secara otomatis, bukan karena usaha, misalnya peranan sebagai nenek, anak, ketua RT, dan sebagainya.

2. Peranan pilihan yaitu peranan yang diperoleh atas keputusan sendiri, misalnya memutuskan untuk memilih Fakultas Tarbiyah UIN Alauddin Makassar. Berdasarkan pelaksanaannya, peranan sosial dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1) Peranan yang diharapkan yaitu cara ideal dalam pelaksanaan peranan menurut

penilaian masyarakat. Masyarakat menghendaki peranan tersebut dilaksanakan secermat-cermatnya dan tidak dapat ditawar dan harus dilaksanakan seperti yang telah ditentukan. Misalnya, peranan hakim, diplomatik, dan sebagainya.

2) Peranan yang disesuaikan yaitu cara bagaimana sebenarnya peranan tersebut dijalankan. Peranan ini pelaksanaannya lebih dinamis, dapat disesuaikan dengan situasi dan keadaan tertentu.

Suatu peranan dapat membimbing seseorang dalam berperilaku, karena peran dapat berfungsi sebagai, pertama, memberi arah pada proses sosialisasi.

Kedua, pewarisan tradisi, kepercayaan nilai, norma, dan pengetahuan. Ketiga,

dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat. Keempat, menghidupkan sistem pengendali dan control sehingga dapat melestarikan kehidupan masyarakat.

C. HUKUM DAN STRATIFIKASI SOSIAL

(11)

masyarakat tersebut. Dengan kata lain, sesuatu yang dihargai dalam sebuah komunitas masyarakat akan menciptakan pemisahan lapisan atau kedudukan seseorang tersebut di dalam masyarakat. Pada kajian yang dibahas dalam makalah ini, yaitu Hukum dan stratifikasi sosial adalah sesuatu yang menarik dimana menurut Lawrence M.Friedmann, stratifikasi sosial ini merupkan kunci bagi penjelasan, mengapa hukum itu bersifat diskriminatif, baik pada peraturan-peraturannya sendiri, maupun melalui penegakannya.

Pengaruh atau dampak stratifikasi sosial pada kehidupan masyarakat sangat besar dan berpengaruh. Karena dengan kelas sosial yang ada akan menyediakan masyarakat dengan apa yang mereka butuhkan. Stratifikasi sosial dalam masyarakat digambarkan mengerucut atau seperti piramida, Hal ini disebabkan semakin tinggi kelas sosial, semakin sedikit pula jumlah yang menempatinya. Lebih jauh Davis dan Moore menguraikan, bahwa posisi yang tinggi tingkatannya dalam sistem stratifikasi dianggap kurang menyenagkan untuk diduduki, tetapi hal tersebut menurutnya penting untuk kelangsungan hidup masyarakat, masyarakat harus memberikan reward yang memadai bagi posisi ini, dan hanya segelintir orang yang menduduki posisi puncak dalam masyarakat. Sebaliknya posisi tingkat rendah dalam sistem stratifikasi dianggap lebih menyenagkan, namun menurutnya posisi seperti ini kurang penting dan diisi oleh kebanyakan masyarakat.

Kemudian Robert K.Merton menguraikan tipe perilaku yang diakibatkan dengan adanya struktur sosial dia mencontohkan misalnya, dalam masyarakat Amerika, kulturnya menekankankan pada kesuksesan material, tetapi karena posisi mereka di dalam struktur sosial, banyak orang tercegah dari upaya mencapai sukses material. Jika seseorang terlahir dalam kelas sosioekonomi yang lebih rendah, dan sebagai akibatnya hanya mampu mencapai tingkatan pendidikan terbaik di sekolah menegah, maka peluang orang itu untuk mencapai kesuksesan ekonomi menurut cara yang diterima secara umum (misalnya, melalui kesuksesan di lapangan kerja konvesional) adalah tipis atau tidak ada sama sekali.

(12)

Dari uraian di atas, sehingga dapat disimpulkan bahwa dampak stratifikasi sosial pada dalam kehidupan masyarakat adalah:

a. Orang yang menduduki kelas sosial yang berbeda akan memiliki kekuasaan, privelese, dan prestise yang bebeda pula, dalam artian akan menciptakan sebuah perbedaan status sosial.

b. Kemungkinan timbulnya proses sosial yang disosiatif berupa persaingan, kontraversi, maupun konflik.

c. Penyimpangan perilaku karena kegagalan atau ketidak mampuan mencapai posisi tertentu. Kejahatan tersebut dapat berupa prostitusi, perdagangan narkotika, alkoholisme, korupsi, kenakalan remaja dan lain sebagainya.

d. Konsentrasi elit status, yaitu pemusatan kedudukan yang penting pada golongan tertentu, misalnya kolusi.

Stratifikasi sosial adalah institusi yang menyentuh begitu banyak ciri kehidupan seperti, kekayaan, politik, karir, keluarga, klub, komunitas, gaya hidup. Dengan demikian hal-hal yang kompleks seperti di atas membutuhkan hukum sebagai alat pengendali sosial, yang menurut Ronny Hantijo Soemitro, kontrol sosial merupakan aspek normative dari kehidupan sosial atau dapat disebut sebagai pemberi defenisi dari tingkah laku yang menyimpang serta akibat-akibatnya seperti larangan-larangan, tuntutan-tuntutan, pemidanaan dan pemberian ganti rugi. Walaupun kita ketahui bahwa hukum bukan satu-satunya alat pengendali sosial, namun fungsi hukum disini dapat dikatakan untuk menetapkan tingkah laku mana yang dianggap penyimpangan terhadap aturan hukum, dan apa sangksi atau tindakan yang dilakukan oleh hukum jika terjadi penyimpangan tersebut.

Rescoe Pound mengemukakan bahwa masyarakat itu terdiri dari kelompok-kelompok dimana di dalamnya sering terjadi konflik antara kepentingan satu dengan kepentingan lainnya, dan disinilah fungsi hukum sebagai rekonsiliasi dan sekaligus diharapkan dapat menciptakan keharmonisan terhadap berbagai tuntutan dan kebutuhan yang saling bertentangan diantara sesama warga masyarakat.

(13)

alat penindak, sehingga dengan demikian harmonisasi antara semua lapisan sosial yg ada dimasyarakat dapat terjaga.

Keadilan adalah milik setiap orang. Setiap orang berhak merasakan sebuah keadilan termasuk juga keadilan hukum. Sebagaimana juga yang terdapat dalam sebuah asas hukum yang menyatakan bahwa setiap orang memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum (equality before the law). Hukum tidak memandang kaya atau miskinnya seseorang. Setiap orang baik kaya ataupun miskin punya hak yang sama untuk merasakan keadilan hukum. Namun, pada kenyataanya, tidak demikian. Terkadang terkesan bahwa hukum lebih berpihak pada kaum strata atas. Lapisan kelas atas masih dianggap sebagai personifikasi dari sebuah struktur dalam masyarakat. Termasuk juga struktur hukumnya. Yang menentukan hukum adalah kaum kalangan atas dan kaum strata bawah dianggap sebagai alat struktur dan pelaksana dari struktur.

Hukum berlaku top-down. Artinya bahwa hukum ditentukan oleh kalangan atas kemudian diterapkan pada masyarakat kalangan bawah. Pada posisi inilah kaum strata bawah mulai tertekan. Tertekan oleh sebuah aturan yang ditetapkan oleh strata atas. Hukum yang dibuat oleh kaum strata atas dimasuki oleh kepentingan-kepentingan mereka sendiri. Keadaan ini diperparah lagi dengan pengetahuan kaum miskin yang terbatas tentang hukum. Oleh karena itu, saat hukum menghadapkan antara kaum strata atas dengan kaum strata bawah kaum strata atas secara tidak langsung lebih unggul.

Bahasan mengenai keadilan hukum bagi masyarakat miskin memang perlu untuk diungkapkan. Realita yang ada sekarang ini adalah hukum tidak berpihak pada kaum miskin, Masyarakat mempunyai struktur yang bertingkat. Tingkatan-tingkatan di dalam masyarakat ini desebut dengan stratifikasi sosial. Perwujudannya adalah kelas-kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah. Selanjutnya menurut Sorokin, dasar dan inti lapisan masyarakat tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiba, kewajiban dan tanggung jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya di antara anggota-anggota masyarakat. Stratifikasi berdampak pada diskriminasi antara kelas sosial satu dengan kelas sosial yang lain. Kelas sosial yang lebih tinggi akan diperlakukan lebih istimewa dari pada kelas sosial yang tingkatannya lebih rendah.

(14)

kedudukan setiap orang adalah sama di hadapan hukum. Hukum tidak membedakan status, kedudukan, kasta, dan kelas sosial. Semua sama dihadapan hukum. Namun stratifikasi tetap saja muncul. Oleh karena itu, antara hukum dan realita sosial terjadi sebuah kesenjangan yang biasa disebut dengan legal gap. Terjadi perbedaan antara apa yang seharusnya terjadi menurut hukum dengan apa yang terjadi di dalam masyarakat.

Masyarakat merupakan struktur organisasi kehidupan bersama. Dalam struktur, setiap orang memainkan perannya masing-masing. Suatu peran berhubungan dengan peran yang lain. Hal tersebutlah yang membuat stratifikasi sosial tetap ada walaupun hukum berusaha untuk menghilangkannya. Setiap peran mempunyai tugasnya masing-masing. Aktivitas kerja seseorang berkaitan dengan peran yang dimainkannya disebut denganOcupation. Keanekaragaman peran yang ada dalam masyarakat menimbulkan apresiasi yang berbeda terhadap pemegang peran. Ada profesi yang dianggap ada pada struktur lapisan atas seperti contohnya presiden, menteri, pengusaha, dosen, guru, dan profesi lain yang dipandang oleh masyarakat baik. Namun ada juga kelompok profesi yang menurut masyarakat dianggap berada pada struktur lapisan masyarakat tingkat bawah seperti tukang becak, kuli, dan profesi yang lain yang dianggap masyarakat kurang terpandang. Walaupun secara moral pekerjaan tersebut tidak tercela, namun tetap saja oleh masyarakat dipandang rendah.

Hal yang terjadi kemudian adalah disfungsi hukum bagi masyarakat kalangan bawah. Hukum tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Seharusnya hukum tidak membeda-bedakan dan berlaku adil bagi semua kalangan. Namun hal tersebut tidak terjadi dalam struktur ini. Hukum tidak berpihak pada rakyat miskin. Keadaan ini membuat berlakunya diskriminasi hukum di dalam masyarakat. Bagi masyarakat lapisan atas, hukum terkesan amat menguntungkan. Hal ini disebabkan karena memang merekalah yang menentukan hukum. Bagi masyarakat lapisan bawah, dirasakan banyaknya ketidak adilan dalam hukum yang berlaku. Akibatnya, masyarakat strata bawah akan lebih cenderung untuk menyelesaikan perkara-perkara lewat caranya sendiri dari pada cara-cara formal menurut prosedur Hukum.

(15)

berprofesi sebagai pengacara mencoba membantu mengatasi persoalan kesenjangan kaya-miskin ini dengan cara memberikan bantuan hukun secara cuma-cuma kepada golongan miskin, apabila golongan miskin ini harus berperkara dan beracara di sidang-sidang pengadilan. Bantuan ini desebut dengan legal aid. Menurut pendapat para ahli hukum yang peduli terhadap rakyat miskin tanpa bantun hukum yang serius dari pihak-pihak yang mengerti hukum modern, orang miskin akan terdiskriminasi oleh hukum. Bantuan hukum macam ini akan membantu kaum miskin untuk diperlakukan sama di hadapan hukum. Dengan bantuan hukum yang diberikan, kepercayaan kalangan miskin terhadap hukum tidak akan hilang. Bentuk inilah yang kemudian disebut dengan bantuan secara konvensional.

Menurut pandangan kaum kritisi, bantuan hukum yang terbatas pada bantuan hukum dalam persidangan saja belum cukup untuk melepaskan kaum miskin dari diskriminasi yang disebabkan oleh stratifikasi. Bantuan hukum juga dilakukan dengan memperjuangkan kaum miskin pada rancangan undang-undang yang akan diberlakukan. Pada bentuk bantuan ini, para ahli hukum akan berusaha agar hak-hak kaum miskin tidak terpinggirkan, Perjuangan semacam ini disebut dengan legal service. Bantuan model ini juga disebut dengan bantuan secara struktural. Pada dasarnya, kebijakan dalam bantuan hukum struktural ditempuh untuk merealisasikan apa yang disebut dengan kebijakan diskriminasi terbalik atau yang sering disebut juga kebijakan diskriminatif positif. Dikatakan demikian karena diskriminasi yang diputuskan untuk dilakukan itu demi hukum akan memberikan kesempatan dan hak yang lebih kepada mereka yang berada pada strata bawah dibanding dengan strata atas. Langkah-langkah legislatif untuk membuat undang-undang baru dilakukan dengan sadar untuk memajukan kepentingan sosial ekonomi mereka yang ada pada strata bawah. Hukum perundang-undangan yang dibuat atas dasar kebijakan seperti itu dikenal secara luas sebagai hukum perundang-undangan sosial. Contoh dari kebijakan sosial adalah kebijakan pajak yang diberlakukan secara progresif. Bagi kalangan atas, ia akan membayar pajak yang jumlahnya lebih besar. Pendapatan pajak dari kalangan strata atas tersebut pada akhirnya akan disalurkan kepada kaum yang berada pada strata bawah dengan cara pembagian subsidi dan penyediaan layanan umum.

(16)

masyarakat lapisan bawah yang ditempati masyarakat miskin. Hal tersebut tidak dapat dihilangkan. Hukum berusaha menghilangkan perbedaan ini dengan mengusung asas equality before the law yang artinya bahwa kedudukan setiap orang adalah sama di hadapan hukum tidak memandang kaya atau miskin. Namun pelapisan sosial tetap saja tidak dapat dihilangkan karena di dalam masyarakat terdapat peranan yang dimainkan masing-masing individu. Setiap peran yang dimainkan memiliki prestige yang berbeda. Ada peran yang dianggap oleh masyarakat baik, ada pula yang dianggap tidak baik.

Stratifikasi sosial ini pada akhirnya akan melahirkan sebuah stratifikasi hukum. Hal ini disebabkan karena ada asumsi yang mengatakan bahwa yang menentukan hukum yang berlaku adalah masyarkat kalangan atas. Masyarakat kalangan atas berusaha memasukkan kepentingannya pada aturan yang ditetapkan. Hal ini membuat kaum miskin semakin terpojok. Hal ini membuat kaum elite yang idealis berpikir bagaimana caranya untuk memberikan bantuan hukum bagi kalangan msikin. Bantuan diberikan dengan dua cara. Cara yang pertama melalui proses yuridis yaitu pendampingan hukum terhadap kasus yang menimpa kaum miskin atau biasa disebut dengan legal aid dan proses legislatif yang dilakukan dengan cara memperjuangkan hak-hak kaum miskin dalam pembuatan suatu undang-undang yang biasa disebut dengan legal service. Stratifikasi sosial memang tidak dapat dihilangkan. Namun sebenarnya hal tersebut tidak perlu dihilangkan. Hal tersebut adalah sebuah dinamika dalam masyarakat. Stratifikasi dengan system yang terbuka akan menimbulkan sebuah persaingan yang sehat. Kaum strata atas akan berusaha meraih strata atas, sedangkan masyarakat strata atas akan mempertahankan kedudukannya.

(17)

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

a. Stratifikasi sosial adalah pembedaan masyarakat atau penduduk berdasarkan kelas-kelas yang telah ditentukan secara bertingkat berdasarkan dimensi kekuasaan, previllege dan prestise. Stratifikasi sosial terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu stratifikasi tertutup, terbuka maupun campuran. Stratifikasi tertutup yaitu seseorang ketika sudah tergolong menjadi kelas tinggi, dia tidak akan menjadi kelas bawah dan sebaliknya. Stratifikasi terbuka yaitu seseorang yang berada dikelas bawah bisa naik ke kelas atas dengan usahanya yang bersungguh-sungguh. Sedangkan stratifikasi campuran yaitu seseorang awalnya dihormati karena terdapat di dalam kelas atas, namun tiba-tiba berbalik arah karena harus menyesuaikan tempat ia tinggal.

b. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial: a) Bertambah atau berkurangnya penduduk. b) Penemuan-penemuan baru.

c) Pertentangan.

d) Terjadinya revolusi dalam masyarakat.

e) Sebab-sebab yang beerasal dari lingkungan alam fisik yang ada disekitar manusia. f) Pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

Faktor yang mempengaruhi jalannya perubahan sosial: a) Kontak dengan kebudayaan lain.

b) Sistem pendidikan formal yang maju.

c) Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju.

d) Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang yang bukan

i) Nilai bahwa manusia senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya. c. Hukum dan stratifikasi sosial:

(18)

b) Hukum sebagai variabel kuantitatif, dimana banyak terjadi proses hukum apabila frekuensi gugatan di suatu pengadilan terbilang tinggi dan menyebabkan terjadinya perubahan ataupun pembaharuan hukum.

c) Struktur sosial dan hukum, struktur sosial adalah kumpulan individu-individu yang membentuk suatu kelompok yang terkadang disebabkan karena adanya persamaan baik itu kebudayaan, ras, mata pencaharian maupun sebuah organisasi, dalam hal inilah hukum memiliki fungsi sebagai social control dalam kelompok tersebut.

d) Dalam penegakan hukum stratifikasi sosial sangat berpengaruh walaupun dalam konsep hukum menyatakan bahwa setiap orang memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum (equality before the law) namun dapat dilihat uarain di atas keadilan hanya berpihak pada orang-orang yang berada dalam kelas-kelas elite dan menyebabkan terjadinya diskriminasi terhadap orang-orang yang berada dalam kelas-kelas menengah ke bawah.

e) Hukum selalu dijadikan alat bagi pihak-pihak yang berkepentingan secara pribadi dalam mewujudkan kehendak dan ambisi pribadi dan golongan.

B. SARAN

a. Stratifikasi sosial bukan halangan bagi kita untuk menjadi lebih baik. Maka sifat optimis dan merasa cukup dalam hal ini diperlukan.

b. Stratifikasi sosial adalah hal yang sulit terhindarkan dalam masyarakat, maka optimalisasi peran adalah yang terbaik.

(19)

DAFTAR PUSTAKA Ali, Zainuddi. 2010. Sosiologi Hukum. Sinar Garfika: Jakarta.

Rahardjo, Satjipto. 2009. Penegak Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis. Genta Publising: Yogyakarta. Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2008. Teori Sosiologi Modern. Kencana: Jakarta.

Soekanto, Soerjono dan Mustafa Abdullah. 1982. Sosiologi Hukum dalam Masyarakat. Rajawali Pers: Jakarta.

Soekanto, Soerjono. 2005. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. Rajawali Grapindo: Jakarta. Utsman, Sabian. 2010. Dasar-dasar Sosiologi Hukum. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

STRATIFIKASI/Stratifikasi Sosial dan Hukum _ Syailendra Wisnu's Blog.htm (diakses tanggal 19 Januari 2015, www.google.com).

STRATIFIKASI/hukum-dan-stratifikasi-sosial-suatu.html (diakses tanggal 19 Januari 2012, www.google.com).

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu di sektor perikanan, peternak ikan yang masih menggunakan pelet sebagai pakan ikan, mengingat harga pelet yang meningkat peternak harus mencari

karena adanya masyarakat dan hubungan antar individu dalam bermasyarakat. Hubungan antar individu dalam bermasyarakat merupakan suatu hal yang hakiki sesuai kodrat

Untuk mendapatakan hasil yang memuaskan dalam melaksanakan perawatan kulit berjerawat, maka anda harus menguasai kemampuan merawat kulit wajah sehari-hari dan perawatan secara

Pada penelitian ini, akan menganalisis pelaksanaan zakat melalui panitia pengelola zakat di Masjid Baitussala>m Desa Banyuputih Kecamatan Banyuputih Kabupaten

Dalam rangka menggali informasi awal, peneliti melakukan observasi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab FAI di Universitas Muhammadiyah Malang semester 6

Saya lebih mudah berteman dengan orang dewasa daripada dengan orang – orang yang seumur

Guna sarat sosial kerjasama sane kapanggihin ring pupulan satua bawak Mekel Paris mangda prasida ngicen sesuluh majeng ring para jana ri kala maurip ring jagate

Optimalisasi waktu pengamatan GPS dengan metode rapid static untuk memperoleh waktu optimal yang bisa digunakan dalam penentuan KKH orde 4 pada pengamatan GPS