• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Sosial dan Stratifikasi Sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perubahan Sosial dan Stratifikasi Sosial"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Yung Sutrisno Jusuf / 2015510014 Clemens Mario Sarkol / 2015510015 Ricki Johannes Tampubolon / 2015510016 Adolpus Otoper / 2015510017

Adventus Caesario / 2015510018

Perubahan Sosial

A. Perubahan sosial dalam kehidupan sehari-sehari

Apakah perubahan itu? Perubahan itu suatu proses. Kita dapat mendefinisikan perubahan sebagai apa yang terjadi bila suatu hal menjadi hal lain yang berbeda. Pada umumnya manusia yang mengalami perubahan sosial pasti menganggapnya sebagai masalah ataupun sebaliknya. Perubahan adalah peralihan sesuatu hal dari keadaannya (sekarang) menjadi bukan keadaannya, dan dari bukan keadannya menjadi keadannya (sekarang).

Perubahan sosial dapat dikatakan sebagai suatu perubahan dari gejala-gejala sosial yang ada pada masyarakat, dari yang bersifat individual sampai yang lebih kompleks. Perubahan ini meliputi struktur, fungsi, nilai, norma, pranata(sistem tingkah laku sosial yang bersifat resmi serta adat-istiadat dan norma yang mengatur tingkah laku itu) dan semua aspek yang dihasilkan dari interaksi antar manusia, organisasi atau komunitas, termasuk perubahan dalam hal budaya.

Pada umumnya, manusia yang mengalami perubahan menganggapnya sebagai suatu masalah. Hal ini disebabkan oleh kuatnya suatu nilai yang dipegang sehingga ketika dihadapkan pada suatu nilai yang baru, memunculkan masalah baru. Dalam proses pencarian peluang baru dalam berbagai hal, manusia dapat terjebak untuk melakukan penyimpangan (mencapai tujuan dengan segala cara) karena tidak adanya norma yang dapat menyesuaikan dengan perubahan sosial.

B. Definisi Perubahan Sosial

Menurut Gillin & Gillin :

o Suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima dan perubahan terjadi karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideology, adanya digusi, dan penemuan baru.

Menurut Farley :

o Perubahan pola perilaku, hubungan sosial, lembaga, dan struktur sosial pada waktu tertentu.

(2)

o Perubahan sosial adalah perbedaan keadaan yang berarti dalam unsure masyarakat dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.

o Proses perkembangan unsure sosio-budaya dari waktu ke waktu yang membawa perbedaan yang berarti dalam struktur dan fungsi masyarakat.

C. Model perubahan sosial

Banyak ahli sosiologi berusaha untuk mengembangkan model perubahan sosial yang dapat digunakan untuk memprediksi masa depan suatu kelompok masyarakat atau peradaban. Dan banyak, diantara pelopor sosiologi yang lebih memilih model evolusioner, yang memandang perubahan sosial sebagai suatu yang natural dan konstan: model semacam ini juga dikenal denagn istilah unilinear (mengikuti satu garis arah).

Selain itu ada juga model multilinear yang menekankan bahwa tiap studi harus dilakukan secara terpisah untuk mengetahui tahapan evolusioner yang terjadi, karena sifatnya unik dan tidak sama untuk semua kelompok masyarakat. Sehingga karena ketidaksamaan (tujuan) itulah yang menyebabkan terjadinya konfilk dan dapat menghancurkan atau mungkin juga membawa perbaikan, baik dalam kelompok sendiri maupun diluar kelompok.

Maka dari itu muncullah teori konflik : teori ini dikemukakan oleh Marx yang merasa kecewa pada sistem ekonomi kapitalis yang dianggapnya mengeksploitasi buruh. Marx berpendapat bahwa proses perkembangan yang akan menyudahi konflik adalah melalui konflik.

Dalam teori ini, Marx tidak menyinggung tentang agama yang sebagai candu pengahantar manusia pada halusinasi kosong dan menipu. Namun pada, zaman sekarang, hal itu tidak menutup kemungkinan, bahwa agama dapat memicu terjadinya perubahan sosial yang dapat merugikan orang lain ataupun menguntungkan. Dan konflik ini dapat menimbulkan perubahan sosial. Contohnya: kelompok ISIS.

Jika dilihat dari sudut pandang fungsionalis perubahan sosial terjadi atau timbul karena adanya pertumbuhan populasi, perkembangan teknologi, kesenjangan, dan usaha grup-grup tertentu untuk memenuhi kebutuhan pribadi di tengah keterbatasannya.

D. Komponen yang ada di perubahan sosial:

1. Unsur – unsur pokok, cth : jumlah dan jenis individu serta tindakan mereka. 2. Hubungan antarunsur, cth : ikatan sosial, loyalitas, hub antarindividu.

3. Berfungsinya unsur-unsur dalam sistem, cth : peran masyarakat yang dapat berjalan. sesuai status di masyarakat.

(3)

Jika dilihat dari berbagai komponen ini, dapat dijelaskan beberapa kemungkinan perubahan sosial menurut cara pandang teori sistem: (perubahan)

1. Komposisi, Cth : perpindahan penduduk dari suatu daerah 2. Struktur, Cth : terciptanya hubungan kerja sama

3. Fungsi, Cth : spesialisasi dan diferensiasi pekerjaan 4. Batas, Cth : penggabungan beberapa kelompok sosial

5. Hubungan antar subsistem, Cth : pengendalian rezim atas ekonomi negara 6. Lingkungan, Cth : kerusakan ekologi, bencana alam

Pada kenyataan perub sosial kadang hanya terjadi pada satu jenis komponen saja, tapi tidak tutup kemungkinan bahwa terjadi atas gabungn beberapa komponen. Yang hanya satu komponen bersifat mempengaruhi dalam wilayah yang cukup kecil saja. Namun kalau sudah gabungan antar beberapa komponen, dapat dalam efek yang cukup besar pula.

E. Bentuk perubahan sosial

a. Unilinear theories of evolitionperkembangan manusia dari tahap sederhana ke bentuk yang kompleks

b. Universal theories of evolutionperkembangan tidak secara bertahap, tapi mengikuti satu garis revolusi

c. Multilined theories of evolution  menekankan pada penelitian terhadap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat

1. Perubahan lambat:

 Disebut evolusi, yaitu perubahan yang memakan waktu lama dan terdiri dari rentetan perubahan kecil-kecil yg saling mengikuti dengan lambat. Tanpa perencanaan juga.

 Evolusi bergerak secara beriringan dengan penyesuaian diri masyarakat terhadap kebutuhan dan keadaannya.

2. Perubahan cepat:

 Disebut revolusi, yaitu perubahan yang berlangsung secara cepat dan perubahan tersebut menyangkut dan mengenai sendi-sendi yang pokok kehidupan masyarakat.

 Perubahan ini bisa terencana dan tidak terencana.

 Bahkan perubahan cepat ini berangkat dari pemberontakan dan menjelma jadi revolusi.

 Syarat revolusi dapat berjalan menurut sosiologi adalah:

- Ada ketidakpuasan terhadap apa yang terjadi, sehingga timbul pemberontakan.

- Ada sosok yang punya jiwa kepemimpinan (berkharisma).

(4)

- Melihat saat yang tepat, yaitu saat keadaan dan situasi serta berbagai faktor sehingga mendukung perubahan.

3. Perubahan besar:

 Perubahan yang berpengaruh besar berarti perubahan yang berpengaruh langsung, berarti dan mendalam, dan mengenai berbagai lembaga kemasyarakatan. Contoh industrialisasi, demografi di Pulau Jawa.

4. Perubahan Kecil

 Tidak membawa pengaruh langsung. Misalnya perubahan mode pakaian yang tidak akan membawa pengaruh langsung dan bersifat menyeluruh bagi masyarakat.

F. Arus Perubahan Sosial

 Arus perubahan sosial mengacu pada perubahan order ekologis yang terjadi pada sebuah populasi atau kelompok masyarakat berkaitan dengan peran, interaksi sosial dan budaya.

 Perubahan sosial dapat terjadi karena tak di sengaja ataupun tidak disengaja ataupun diarahkan untuk mencapai suatu perubahan. Bagi yang mengalami perubuahan ini adapula yang mungkin melihat perubahan yang terjadi bukan merupakan suatu progres atau suatu kemajuan dari masyarakat yang mengalami perubahan.

 Ada 2 faktor penyebab terjadinya perubahan sosial, yaitu faktor dorongan internal (endogenous force) dan faktor dorongan eksternal (exogenous force).

 Penyebab perubahan yang bersumber dari masyarakat itu sendiri (endegenous force)

a. Bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk.: bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk akan berpengaruh terhadap struktur dalam masyarakat, terutama lembaga-lembaga kemasyarakatan.

b. Penemuan-penemuan baru.:

 Inovasi : proses sosial dan kebudayaan yang besar terjadi dalam kurung waktu yang tidak terlalu lama dalam masyarakat yang meliputi penemuan baru. Bagaimana unsur kebudayaan ini diterima, dipelajari dan dipakai dalam masyarakat,

 Discovery : penemuan unsur kebudayaan baru baik berupa alat ataupun gagasan yang diciptakan oleh seorang individu atau rangkaian beberapa individu.

 Invetion :tahapan proses ketika penemuan baru itu diakui, diterima, diakui dan diterapkan oleh masyarakat dalam kehidupanya.

(5)

c. Pertentangan atau konflik masyarakat.

 Konflik sosial yang mungkin terjadi antar individu dengan kelompok atau antar kelompok.

 Konflik antar golongan mendorong terjadi perubahan dan penemuan baru.

 Secara historis diketahui bahwa konflik memainkan peranan penting dalam perubahan masyarakat. Perubahan struktur, ekonomi, ataupun nilai dan norma dalam masyarakat.

d. Terjadinya pemberontakan atau revolusi.

 Revolusi dapat menyebabkan terjadinya perubahan dalam segenap lembaga kemasyarakatan yang ada dalam masyaraikat.

 Penyebab perubahan yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri (exogenous force) a. Peristiwa yang berkaitan dengan lingkungan alam di sekitar manusia.

 Gempa bumi, gunung meletus, banjir besar, taufan, kebakaran dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan. Beberapa peristiwa itu dapat memaksa masyarakat melakukan perpindahan dan kemudian harus penyesuaikan baru yang membawa perubahan-perubahan dalam diri masyarakat mereka.

b. Terjadinya peperangan.

 Peperangan umumnya membawa akibat berupa perubahan yang berarti karena negara yang menang akan memaksakan budaya mereka terhadap yang kalah. Efek ekologi utamanya adalah keterikatan antara casual ties (korban) dan conquest (penaklukan).

c. Pengaruh budaya masyarakat lain.

 Kontak dengan masyarakat lain dapat menyebabkan terjadinya perubahan. Misalnya kontak antar sosial budaya antara 2 masyarakat dapat menimbulkan pengaruh yang searah maupun timbal balik.

 Faktor lainnya adalah Modernisasi:

 Perubahan yang timbul akibat industrialisasi, urbanisasi, dan perkembangan keonsep negara-banga.

 Perubahan ini mencakup pergeseran penggunaan teknik sederhana menjadi penerapan ilmu pengetahuan. (evolusi agraria-industri).

 Cultural leg : akulturasi dengan proses dan hasil yang didapat dalam waktu yang lama dikarenakan adanya institusi sosial yang memegang erat suatu ideologi.

(6)

2. Sistem pendidikan formal yang maju.

3. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju. 4. Sistem terbuka lapisan masyarakat.

5. Penduduk yang heterogen.

6. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu. Orientasi hidup ke masa depan.

7. Nilai bahwa manusia harus senantiasa berusaha memperbaiki hidupnya.

Faktor penghambat perubahan sosial.

1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain. 2. Perkembangan pendidikan yang lambat. 3. Sikap masyarakat yang sangat tradisional.

4. Adanya kepentingan-kepentingan yang tertanam kuat (vested interest). 5. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan. 6. Prasangka terhadap hal-hal yang baru atau asing atau sikap tertutup. 7. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.

8. Adat istiadat atau kebiasaa yang begitu yang begitu kokoh.

Stratifikasi Sosial

A. Pengertian Dasar Stratifikasi Sosial

 Menurut Pitirim A. Sorokin :

 Stratifikasi Sosial adalah perbedaan penduduk dalam suatu masyarakat dalam sejumlah tingkatan atau lapisan (stratum) secara hierarkis, dari lapisan yang tertinggi sampai lapisan yang terbawah.

 Faktor utamanya adalah

 Tidak adanya pemerataan atau keseimbangan dalam pembagian hak, kewajiban.

 Juga terkait dengan pembagian kesejahteraan dalam masyarakat.

 Cara memperoleh kedudukan sosial dibedakan adanya 3 status sosial :

 Asribed Status (digariskan)

 Achieved Status (diusahakan)

 Assigned Status (dihadiahkan)

(7)

Stratifikasi sosial mengacu pada sebuah sistem, yang bertujuan untuk meranking anggota masyarakat secara hirarkis berdasarkan atribut-atribut tertentu seperti kekayaan, kekuasaan, dan prestige.

C. Sistem Stratifikasi Sosial :

Stratifikasi tertutup

Pembatasan terhadap kemungkinan pindahnya kedudukan seseorang dari suatu lapisan sosial ke lapisan sosial yang lain.

Stratifikasi terbuka

Sistem stratifikasi yang memberikan kesempatan kepada seseorang untuk berusaha dengan kemampuannya sendiri masuk ke kelas tertentu.

D. Proses Terbentuknya Stratifikasi Sosial

Secara sengaja, yang didasari oleh kesadaran untuk membagi kekuasaan agar tidak terjadi kekacaubalauan dalam masyarakat (konflik, saling mengklaim wewenang dan kekuasaan) untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Dengan Sendirinya, terbentuk dalam proses pertumbuhan masyarakat.

o Disebabkan oleh perkembangan struktur sosial-ekonomi/politik masyarakat.

 Agraris tradisional: lapisan elit (tuan tanah) dan massa (petani), berkembang menjadi masyarakat industrialisasi: lapisan borjuis(pemilik modal) dan proletar (pekerja).

E. Dasar sistem stratifikasi sosial

 Tolok ukur stratifikasi dalam sebuah masyarakat berbeda-beda dan dapat berubah dari waktu ke waktu. Alasannya :

o Cultural-focus dalam masyarakat: sesuatu yang sedang dianggap bernilai karena dihargai, diminati, diinginkan oleh masyarakat.

o Stratifikasi sosial itu dipengaruhi oleh nilai yang menjadi pegangan hidup suatu masyarakat dalam waktu tertentu.

o Contoh:

o Stratifikasi pada masyarakat tradisional didasarkan pada : keturunan, luas pemilikan tanah, senioritas, jenis kelamin, usia, besar keilnya jasa yang dibaktikan kepada masyarakat, kedudukan dalam agama. Karena perkembangan zaman stratifikasi itu kini didasarkan pada : pendidikan formal, pekerjaan, pendapatan, dan keterampilan khusus.

o Karl Marx menggunakan tolak ukur ekonomi (capital), untuk membedakan lapisan sosial: borjuis & proletar

(8)

Berdasarkan hal ini, sistem stratifikasi menurut Weber: stratifikasi ekonomi, politik, sosial.

F. Teori Stratifikasi

 Teori Fungsionalisme (pendekatan integrasi)

 Penempatan para anggota masyarakat pada berbagai kedudukan dalam struktur masyarakat, dengan peranan hak, kewajiban yang berbeda-beda, dapat meningkatkan kehidupan masyarakat karena adanya usaha untuk mengkonsentrasikan diri menurut kedudukannya masing-masing.

 Pemberian imbalan jasa (distribusi reward), yang nilainya berbeda-beda sesuai berat-ringannya tanggung-jawab dan persyaratan yang harus diraih untuk hal tersebut. Yang menempati posisi di atas lebih besar insentifnya daripada yang menempati posisi di bawah.

 Teori Strukturalisme (pendekatan konflik)

 Menyatakan bahwa yang dikemukakan teori fungsionalisme itu hanya dapat dicapai dalam struktur masyarakat yang demokratis (ideal/sempurna), yang secara nyata memberi peluang bagi setiap warganya untuk mencapai kedua hal yang diungkapakan teori fungsionalisme itu.

 Pada kenyataan yang terjadi, peluang yang diharapkan tidak terwujud, sehingga stratifikasi sosial menjadi polarisasi yang tajam antara minoritas (kaya-kuasa) dengan mayoritas (miskin-jelata). Diantara keduanya tidak ada lubang peluang untuk terjadinya mobilitas sosial vertikal (mengalami kenaikan status dari yang lebih rendah ke yang lebih tinggi). Hal inilah yang menyebabkan terjadinya konflik antar kelas.

 Karl Marx, mengemukakan bahwa kapitalisme membagi-bagi masyarakat ke dalam kelas-kelas yang berbeda, dimana antar kelas itu dapat terjadi konflik (kaum pekerja menuntut kesamaan hak terhadap pemilik modal).

 Teori Interaksionisme

o Sistem stratifikasi bukanlah suatu sistem yang paten atau pasti, tetapi suatu sistem yang dihasilkan dari perilaku sehari-hari.

G. Stratifikasi Sosial Sebagai Gejala Sosial

 Kenyataan bahwa adanya pelapisan sosial dalam masyarakat merupakan gejala sosial yang bersifat universal.

 Gejala ini dapat menjadi masalah apabila:

(9)

o Pelapisan tersebut tidak memungkinkan bahwa si miskin-jelata ini mampu memperoleh perbaikan-perbaikan hidup dan juga mampu menempati posisi si kaya-kuasa (stratifikasi sosial tertutup).

 Dalam kondisi yang demikian, sangat sulit untuk menciptakan suasana yang diwarnai rasa setia kawan, tenggang rasa dalam masyarakat, sebaliknya yang terjadi adalah kecemburuan sosial yang berujung pada terjadinya konflik.

 Suatu gejala umum yang didapati, bahwa stratifikasi sering didasarkan pada lingkup ekonomi yang berhimpitan dengan lingkup kekuasaan politik.

 Dengan demikian, lapisan teratas (minoritas elite) memiliki kedudukan yang bersifat kumulatif. Sehingga mereka dapat mengkonsentrasikan berbagai hal yang dihargai dan diinginkan masyarakat ke dalam diri mereka, serperti : kekuasaan, harta, pendidikan, kesehatan, penghargaan dan harga diri, sambil meninggalkan lapisan terbawah (minoritas masyarakat) dalam keadaan kejelataan, kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan dan kurang terhormat.

 Situasi demikian berlawanan dengan apa yang dicita-citakan dalam kehidupan demokratis yang dapat membuka peluang bagi rakyat untuk memperbaiki hidupnya (stratifikasi sosial terbuka), dalam arti dapat mencapai nilai-nilai yang dihargai dan diinginkan tersebut.

Stratifikasi sosial merupakan sarana eksistensi sosial. Usaha individu atau kelompok tertentu untuk mewujudkan perannya dalam suatu masyarakat sesuai dengan kedudukannya. Pada masyarakat industrial modern ditandai dengan adanya mobilitas struktural. Hal ini merupakan eksistensi individu atau kelompok dalam usahanya mencapai status atau posisi yang lebih tinggi dimana mereka berusaha untuk memainkan perannya dalam masyarakat sesuai kedudukannya. Ini juga terkait bagi individu atau kelompok yang mengalami perpindahan lokasi (desa-kota), dimana mereka juga harus berusaha untuk menunjukan eksistensinya sebagai “yang ada” dalam usahanya untuk memperoleh status yang baik.

(10)

Stratifikasi di era modern menitikberatkan pada pengelompokan berdasarkan kemampuan ekonomi dan pendidikan, lebih jelasnya dalam bentuk spesialisasi pekerjaan. “yang memiliki kekuatan ekonomi dan pekerjaan yang besar” akan menempati tempat teratas pada lapisan kasta. Sedangkan yang rendah kekuatannya hanya ditempatkan di bawah.

 Stratifikasi pada era modern menekankan beberapa element: o modal yang mendukung pada aspek bisnis

o hubungan kedekatan emosional dan darah kadang bisa digantikan dengan hubungan yang berlandaskan pekerjaan saja

o kepentingan bisnis menggantikan keluarga dan pertaliaan darah o masyarakat rural yang miskin memilih jadi kaum urban

o meningkatnya kesetaraan dalam hukum dan kesempatan

 Sehingga pada masa kini Stratifikasinya menjadi : o Kelas profesional

o Kelas sub-profesional o Kelas buruh

Referensi

Dokumen terkait

Strategi ini ditempuh untuk mencapai sasaran pembangunan: Terciptanya aktivitas pembangunan yang sesuai dengan potensi dan karateristik wilayah. Strategi pengembangan wilayah

its valence shell; a chemical bond formed by sharing electrons is called a covalent bond covalent bond.. Bonds may be partially ionic or partially covalent; these bonds are

Dari penelitian tersebut terlihat bahwa suatu pembelajaran harus diperhatikan, baik itu proses pembelajarannya, maupun tingkat kemampuan siswa terhadap suatu aspek

Pada motor axial flux BLDC fungsi pengaturan terhadap inputan arus yang harus diberikan ke kumparan stator untuk dapat menimbulkan medan elektro magnet yang tepat guna

Nilai tersebut dapat diinterpretasikan sebagai tingkat kecocokan antara hasil sistem dan data testing dari proses percobaa identifikasi jenis kelamin pada diameter

Kesimpulan memuat hasil rangkuman jawaban pertanyaan pada butir nomor 6 diatas dan beri pernyataan menurut Anda, apakah gaya hidup yang dilakukan oleh partisipan

Menurut Ismaun sedikitnya terdapat empat langkah atau tahapan yang ditempuh oleh peneliti sejarah dalam mengembangkan metode historis, yakni: (1) heuristik, (2)

huruf g Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Timur Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Timur Nomor 17 Tahun 2008