• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONDISI KESEHTAN MASYARAKAT INDONESIA DI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONDISI KESEHTAN MASYARAKAT INDONESIA DI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Di susun oleh :

AFIF SUPRYADI

TEKNIK ELEKTROMEDIK SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014

(2)

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa yang telah menganugrahkan nikmatnya kepada kita semua berupa akal pikiran sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktu nya.

Penyusunan makalah ini kami lakukan bedasarkan observasi serta bantuan dari teman teman satu kelompok yang bersedia membantu sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing ibu “RESPATI WULANDARI, M.Kes.” yang telah memberikan arahan nya sehingga tugas yang diberikan dapat selesai dengan baik.

Kami menyadari bahwa tugas yang kami susun masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kepada pembaca khususnya dosen pembimbing agar memberikan kritik serta saran yang membangun sehingga tugas yang kami susun dapat lebih baik lagi.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Semarang 31 oktober 2013

Penyusun

Daftar isi

(3)

Daftar isi

Kondisi kesehatan masyarakat di suatu daerah

 Sekilas tentang provinsi papua  Masalah kependudukan

 Masalah lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi lingkungan

1. Masalah lingkungan 2. Masalah sosial budaya

3. Keadaan ekonomi lingkungan

 Derajat kesehatan masyarakat

 Upaya pelayanan kesehatan yang sudah ada

 Hal – hal yang menunjang pembangunan kesehatan

kesimpulan

Sekilas Tentang Provinsi Papua

(4)

(Irian Jaya). Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini atau East New Guinea.

Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat, sehingga sering disebut sebagai Papua Barat terutama oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri. Pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea). Setelah berada bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002.

Nama provinsi ini diganti menjadi Papua sesuai UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua. Pada tahun 2003, disertai oleh berbagai protes (penggabungan Papua Tengah dan Papua Timur), Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia; bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya menjadi Provinsi Irian Jaya Barat (setahun kemudian menjadi Papua Barat). Bagian timur inilah yang menjadi wilayah Provinsi Papua pada saat ini.

Peta papua

Hari jadi 1 Mei 1963 (direbut dari Belanda) Ibu kota Jayapura

Pemerintahan

• Gubernur : Lukas Enembe • Wakil Gubernur : Klemen Tinal

(5)

• Total : 2.831.381

• Kepadatan : 9.1/km2 (24/sq mi) Demograf

• Suku bangsa Papua (52%), Non Papua/Pendatang (48%) (2002) • Agama : Protestan, Katolik, Islam, Hindu, Budha.

• Bahasa

Bahasa Indonesia dan 268 Bahasa Daerah Lagu daerah : Apuse, Yamko Rambe Yamko

Masalah kependudukan

Masalah Kependudukan di Provinsi Papua sudah menjadi hal yang perlu di seriusi mengingat pertumbuhan penduduk sangat tinggi di provinsi ini.

(6)

Data berdasarkan survei tahun 2010

Laki laki 1.510.285 jiwa Perempuan 1.341.714 jiwa Jumlah 2.851.999 jiwa

Pemerintah pusat dan pemerintah provinsi papua dalam hal ini membuat kebijakan agar tingkat pertumbuhan penduduk dapat di tekan sehingga proses pembangunan sarana dan prasarana umum tidak tumpang tindih dengan laju pertumbuhan penduduk. Untuk itu, diperlukan adanya kebijakan pemerintah daerah guna menetapkan suatu regulasi (Perdasus) pengendalian pertumbuhan penduduk. Namun, harus terlebih dahulu mengadakan koordinasi bersama-sama dengan instansi terkait khusus nya dinas kesehatan provinsi, kabupaten/kota yang ada. maupun semua stake holder guna membangun kesepahaman maupun kesatuan pandangan tentang perlunya penyusunan regulasi pengendalian pertumbuhan penduduk tersebut.

Masalah lingkungan sosial budaya, ekonomi

pola hidup masyarakat di beberapa kampung lokal dan daerah pedalaman masih kurang memahami cara hidup sehat sehingga muncul penyakit antara lain : penyakit kulit, diare, batuk dan malaria

Masalah Lingkungan antara lain :

- Sering terjadi tanah longsor didaerah aliran sungai

- Jalan dari kabupaten rusak dan berlumpur apabila hujan - Rumah kurang layak (tidak ada MCK)

- tidak menjaga kebersihan (diri maupun lingkungan)

- bahkan masyarakat daerah pedalaman masih tidak memakai pakaian

(7)

karena sarana serta tenaga kesehatan hanya tersedia dan hanya ada di daerah perkotaan itu pun alat alat kesehatan masih terbatas dan bahkan rumah sakit setempat belum memilikinya.

Budaya juga dalam hal ini sering dipakai untuk sosialisasi atau pendekatan terhadap masyarakat pedalaman sehingga mereka tidak merasa canggung dan dapat menerima kehadiran tenaga kesehatan yang akan memeriksa kesehatan serta mensosisalisasikan penting nya pola hidup sehat bagi masyarakat pedalaman khusus nya

Keadaan ekonomi lingkungan

Pendapatan masyarakat papua menurut data statistik menunjukan peningkatan tapi di sisi lain masyarakat papua khusus nya di pedalaman papua masih di kategorikan sebagai masyarakat miskin dan tertinggal sehingga terjadi kelaparan di daerah kesejahteraan masyarakat di berbagai bidang khusus nya kesehatan.

Derajat kesehatan masyarakat

Kita tahu bahwa derajat kesehatan masyarakat di daerah papua adalah yang paling terendah di anatra daerah daerah lain di Indonesia. Contoh masalah yang sering terjadi pada masyarakat papua dan menjadi urutan tertinggi di Indonesia.

(8)

1. Jumlah rumah sakit dan Puskesmas di Provinsi Papua tahun 2012 adalah 29 rumah sakit, 360 puskesmas dengan 93 puskesmas perawatan dan 267 puskesmas non perawatan. Hampir semua kab/kota di Papua yang mempunyai puskesmas perawatan kecuali kab. Memberamo Tengah,dan Kab. Puncak.(Sumber: Pusdatin,Kemkes RI)

2. Rasio dokter umum di Indonesia tahun 2011 adalah 13,7 per 100.000 penduduk, dengan rentang 6,4- 39,7 per 100.000 penduduk. Di sebagian besar provinsi rasio dokter per 100.000 penduduk di atas angka nasional. Papua termasuk rasio dokter per 100.000 penduduk di atas angka nasional (21,8). Bila dilihat berdasarkan target rasio dokter per 100.000 penduduk yaitu 40, maka untuk tingkat nasional dan seluruh provinsi belum adayang mencapai target. Kabupaten/kota di Papua, rasio dokter per 100.000 penduduk tertinggi adalah di Kab. Boven Digoel, sedangkan yang paling rendah adalah di Kab. Intan Jaya. Ada 4 kabupaten/kota yang sudah memenuhi sasaran rasio dokter umum 40 per 100.000 penduduk yaitu: Kab. Boven Digoel, Kab. Sarmi, Kab. Asmat danKab. Jayapura. (Sumber:Badan PPSDMK, Kemkes RI, 72,4 per 100.000 penduduk atau di atas angka nasional. Bila dilihat berdasarkan target nasional rasio bidan per 100.000 penduduk yaitu 100 bidan per 100.000 penduduk, hanya ada2 provinsi yang sudah memenuhitargetyaitu Bengkuludan Aceh.

4. Cakupan peserta KB Aktif di Indonesia tahun 2011 adalah 75,96% dengan rentang 49,08%-89,79%. Papua berada di bawah angka nasional (49,08). Bila dilihat berdasarkan target SPM yaitu cakupan peserta KB aktif = 70%, nasional dan sebagian besar provinsi sudah mencapai target, hanya 6 provinsi yang belum memenuhi targetyaitu Provinsi SumateraUtara,Banten,Riau, Kepulauan Riau, Maluku Utaradan Papua.

(9)

Kab. Mappi dan terendah Kab. Paniai. Berdasarkan target Renstra 2011 (88%)belum ada kabupaten/kotayang mencapai target.

6. Pada tahun 2011 cakupan pemberian 90 tablet besi (Fe3) pada ibu hamil di Indonesia sebesar 83,25%. Salah satu syarat pelayanan ibu hamil K4 adalah mendapat 90 tablet besi, oleh karena itu minimal cakupan Fe3 yang harus dicapai adalah sama dengan cakupan K4. Target Renstra Kementerian Kesehatan 2011 untuk cakupan K4 yang harus dicapai tahun 2011 adalah 88%. Dengan demikian, capaian nasional tahun 2011 untuk cakupan Fe3 yaitu sebesar 83,25% masih belum mencapai target Renstra dan baru 33% Provinsi yang sudah mencapai target tersebut. Cakupan K4 Provinsi Papua sebesar 50,53% dan belum termasuk dalam provinsi yang mencapai target Renstra.

7. Pada tahun 2011 cakupan imunisasi campak di Indonesia sebesar 93,65%, dengan rentang 69,90%- 101,70%. Cakupan terendah adalah Papua dan tertinggi adalah DKI Jakarta. Cakupan imunisasi campak nasional sudah mencapai target WHO yaitu >90% dan 55% provinsi sudah mencapai target. Untuk Provinsi Papua cakupanimunisasi tampak ada masalah denominator padaenamkab/kota,dimana cakupanmelebihi 100%. (Sumber:DitjenPPPL, Kemkes RI)

8. Jumlah kasus baru penderita AIDS tertinggi di Indonesia tahun 2011 adalah DKI Jakarta (1.122 jiwa), sedangkan Provinsi Papua merupakan provinsi kedua tertinggi dari 10 provinsi tertinggi (601jiwa). Jumlah kumulatif kasus AIDS di Provinsi Papua menunjukkan peningkatan tajam sejak tahun 2003 sampai 2011. Tampak jumlah kasus baru AIDS cenderung meningkatdari tahun ketahun.

Upaya pelayanan kesehatan yang ada

(10)

1. Pemerintah Indonesia melalui kemenkes membuat kebijakan seperti BPJS “Badan Penyelenggara Jaminan Sosial”. bagi masyarakat yang tidak mampu bisa mendapatkan sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), di mana orang yang tidak mampu, tidak hanya miskin tapi fakir miskin juga harus mendapat Jamkesmas biar lebih adil, karena tidak hanya orang yang mampu saja yang mendapat akses kesehatan.

2. mengalokasikan anggaran kesehatan bagi provinsi Papua relatif lebih besar, dibanding daerah lainnya di Indonesia.

3. Penambahan jumlah serta peningkatan kualitas tenaga kesehatan yang ada.

4. Membangun sarana dan prasarana kesehatan seperti rumah sakit, poskesmas, posyandu. Dll

5. Sosialisasi kesehatan

(11)

7. Bekerja sama dengan instansi lain seperti TNI dan POLRI dalam membangun sarana prasarana serta meningkatkan kualitas SDM dan derajat kesehatan masyarakat

8. Bantuan dari stoke holder yang ada seperti PT. FREEFORT INDONESIA. 9. Dan berbagai kebijakan lain baik dari pemerintah Pusat maupun

Daerah.

Hal – Hal yang menunjang pembangunan kesehatan

Hal hal yang menujang antara lain :

1. Adanya upaya pemerintah pusat maupun daerah dalam menigkatkan kesejahteraan masyarakat seperti yang telah di uraikan dalam upaya pelayanan kesehatan yang ada

2. Adanya dukungan dari masyarakat setempat meskipun kita tahu bahwa masih ada pemberontakan yang dilakukan sebagian masyarakat papua di pedalaman yang masih kurang puas terhadap upaya pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat papua sehingga mereka melakukan pemberontakan seprti yang di lakukan OPM (organisasi papua merdeka)

3. Adanya kesadaran tenaga medis sehingga mereka tidak meninggalkan tugas di pedalaman dan hanya mementingkan tugas di wilayah perkotaan saja

(12)

Kesimpulan

kesehatan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi mahluk hidup khususnya bagi manusia tapi disisi lain kesahatan masih merupakan barang mahal bagi saudara saudara kita di provinsi papua khususnya, meskipun pemerintah melakukan upaya yang luar biasa dalam mensejahterakan masyarakat papua seperti dalam bidang kesehatan pemerintah berupaya mengalokasikan anggaran kesehatan, menambah sarana dan prasarana penunjang seperti rumah sakit, poskesmas, tenaga kesehatan yang kompeten, alat alat kesehatan, serta obat obatan dan lain lain.

Referensi

Dokumen terkait

Maka seluruh piutang tersebut akan menjadi jatuh tempo dan seluruh kewajiban Pihak II harus dibayarkan kepada BMT secara seketika dan sekaligus, dan BMT dapat mengambil

Mengatur Tata Usaha (kesekretariatan) Jemaat GKKA INDONESIA setempat. Bersama dengan Gembala Sidang Ketua MJ GKKA INDONESIA menandatangani surat menyurat yang mengatasnamakan

Bertitik tolak dari uraian di atas maka merupakan hal yang menarik bagi peneliti untuk di angkat menjadi suatu bahan penelitian dengan judul “Peranan Kantor Pertanahan

Mendeskripsikan proses penerapan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi keragaman suku bangsa dan budaya melalui metode guided note taking pada siswa

Beberapa faktor-faktor risiko yang dianggap berperan dalam mortalitas pada pasien traum tumpul abdomen adalah tidak memberikan resusitasi cairan prehospital, transport tme

Banyumas No 22 Tahun 2011dan Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah khususnya Pajak Air Tanah masih dalam tahap awal implementasinya, selanjutnya bahwa Pengelolaan

Ini berarti, luas kawasan hutan yang dimohon untuk pinjam pakai tidak sama dengan luas hutan dalam IUP/PKP2B pada priode tertentu, dan bahkan adanya perubahan status hukum

Dalam program ini, pemain tidak gambreng secara bersamaan seperti gambreng pada umumnya, melainkan satu per satu dengan pengaturan dari Semafor.Kemudian bandar akan menyerukan